Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teorema Binomial


Pada mata pelajaran saat sekolah menengah kita telah mempelajari kombinasi.
Sebelumnya, kita harus mengingat kembali pengertian kombinasi dari n objek yang diambil r
objek.
Kombinasi r objek yang diambil dari n objek diimbalkan dengan C (n,r) atau (𝑛𝑟) dan
dirumuskan sebagai berikut :
𝑛!
(𝑛𝑟) = (𝑛−𝑟)!𝑟!

Contoh soal:
1. Misalkan terdapat 5 objek, yaitu a, b, c, d dan e. Apabila dari 5 objek tersebut diambil 3
objek, maka banyaknya cara pengambilan 3 objek terebut adalah ?
Penyelesaian :
 Mula-mula kita masukan “apabila dari 5 objek tersebut diambil 3 objek” ke dalam
pengertian dari kombinasi itu sendiri, sehingga menjadi C (5,3) atau (53)
Sehingga :
5! 5.4.3.2.1 120
(53) = 2!3! = (2.1)(3.2.1)
= 12
= 10 cara

Jadi, ada 10 cara yang dapat dilakukan apabila 5 objek diambil 3 objek. Sepuluh
cara tersebut adalah : abc, abd, abe, ace, bcd, bce, bde, cde dan acd.

2. Misalkan ada 6 kelereng yang terdiri atas 3 kelereng merah dan kelereng putih.
a. Apabila diambil 3 kelereng merah dari 6 kelereng tersebut, maka banyaknya cara
pengambilan ada?
Penyelesaian:
3!
(33) = 0!3! = 1 cara
b. Jika dari 6 kelereng tersebut diambil 3 kelereng yang terdiri atas 2 kelereng merah
dan lainnya putih, maka banyaknya cara pengambilan ada ?
Jawab :
(32)(31)= 3.3 = 9 cara

1
c. Jika tiga kelereng yang diambil tersebut terdiri atas sebuah kelereng merah dan
lainnya putih, maka banyaknya cara pengambilan ada?
Jawab :
(33)(33)= 3.3 = 9 cara
d. Jika tiga kelereng yang diambil tersebut tidak ada satu pun yang bewarna merah,
maka banyaknya cara pengambilan ada?
Jawab :
(30) = 1 cara

3. Misalkan ada 3 kotak masing-masing berisi satu bola merah dan satu bola putih. Dari
tiap-tiap kotak diambil satu bola, sehingga mendapat 3 bola. Banyaknya cara
pengambilan 3 bola tersebut agar:
a. Terambil bola bewarna merah semua?
b. Terambil dua bola bewarna merah?
c. Terambil satu bola bewarna merah?
d. Tidak tidak terambil bola bewarna merah?
e.
Penyelesaian :
a. Banyaknya cara pengambilan 3 bola agar terambil bola bewarna merah semua dapat
dituliskan :
3!
(33) = 0!3! = 1 cara
b. Banyaknya cara pengambilan 3 bola agar terambil dua bola bewarna merah dapat
dituliskan :
3!
(32) = 1!2!
= 3 cara
c. Banyanya cara pengambilan 3 bola agar didapat satu bola bewarna merah dapat
dituliskan :
3!
(31) = 2!1!
= 3 cara

d. Banyaknya cara pengambilan 3 bola agar tidak terambil 3 bola bewarna merah dapat
dituliskan :
3!
(30) = 3!0!
= 1 cara

Contoh 3. Akan digunakan untuk menyatakan suku banyak yang brasal dari (a + x)3.
Perpangkatan ini dapat dinyatakan sebagai perkalian berulang dengan 3 faktor yang sama, yaitu
(a + x) (a + x) (a + x) = aaa + aax + axa + axx + xaa + xax +xxa + xxx.

2
Tiap suku dari ruas kanan kesamaan tersebut terdiri dari 3 faktor dan masing-masing faktor
diambil dari faktor pertama, faktor kedua danfaktor ketiga dari ruas pertama. Dengan
memperhatikan contoh 2. Maka banyaknya suku dengan dua a dan satu x ada (31), banyaknya suku

dengan satu a dan dua x ada (32), banyaknya suku tanpa x ada (30) dan banyaknya suku dengan

tiga x ada (33).


Dengan mengumpulkan suku-suku sejenis, maka kesamaan diatas dapat ditulis:
(a + x)3 = a3 + 3a2x + 3ax2 + x3
Koefisien-koefisien dalam ruas kanan kesamaan tersebut dapat dinyatakan dengan
kombinasi-kombinasi banyaknya dalam tiap sukunya, sehingga kesamaan tersebut dapat ditulis
sebagai berikut :
(a + x)3 = (30) a3 + (31) a2x + (32) ax2 + (33) x3 ...( kesamaan. 1)

Demikian dalam hal ini juga berlaku :


(a + x)1 = (10) a + (11) x ...( kesamaan. 2)

(a + x)2 = (20) a2 + (21) ax + (22) x2 ...( kesamaan. 3)

(a + x)4 = (40) a4 + (41) a3x + (42) a2x2 + (43) ax3 + (44)x4 ...( kesamaan. 4)

(a + x)5 = (50) a5 + (51) a4x + (52) a3x2 + (53) a2x3 + (54) ax4 + (55) x5 ...( kesamaan. 5)
(a + x)n = (𝑛0) an + (𝑛1) an-1x + (𝑛2) an-2x2 + … + (𝑛𝑘) an-kx3 + … + (𝑛𝑛) xn ...(kesamaan. 6)

Apabila, pada kesamaan. 6 a = 1, maka diperolah teorema binomial sebagai berikut :


(1 + x)n = (𝑛0) + (𝑛1) x + (𝑛2) x2 + (𝑛3) x3 +… + (𝑛𝑘) xk + … + (𝑛𝑛) xn
Koefisien-koefisien x pada ruas kanan dari teorema ini dinamakan koefisien binomial . teori
binomial ini dapat dibuktikan dengan induksi matematik. Tapi untuk membuktikannya diperlukan
beberapa sifat kombinasi.
Apabila x pada teorema binomial tersebut diganti dengan 1, maka diperpleh :
(1 + 1)n = (𝑛0) + (𝑛1) + (𝑛2) + (𝑛3) +… + (𝑛𝑛)

Sehingga disimpulkan bahwa:


(𝑛0) + (𝑛1) + (𝑛2) + (𝑛3) +… + (𝑛𝑛) = 2n

2.2 Teorema-Teorema yang Berlaku pada Terorema Binomial


 Teorema 1.1
Jika n suatu bilangan asli, maka :

3
(𝑛0) + (𝑛1) + (𝑛2) + (𝑛3) +… + (𝑛𝑛) = 2n

Sifat-sifat dasar lainnya dari koefisien Binomial sebagai berikut :


Menurut rumus kombinasi berlaku bahwa
𝑛! 𝑛!
(𝑛𝑘) = (𝑛−𝑘)!𝑘!
𝑛
dan (𝑛−𝑘 )= 𝑘!(𝑛−𝑘)!

Sehingga diperoleh :
(𝑛𝑘) = (𝑛−𝑘
𝑛
)

 Teorema 1.2 (Sifat Simetrik dari Koefisien Binomial)


(𝑛𝑘) = (𝑛−𝑘
𝑛
)
Bukti :
𝑛 𝑛!
(𝑛−𝑘 ) = (𝑛−𝑛+𝑘)!(𝑛−𝑘)!
𝑛!
= 𝑘!(𝑛−𝑘)!

= (𝑛𝑘) (Terbukti)
Contoh :
8! 8!
1. (83) = (8−3)!3!
= 5!3! ;
8! 8!
(85) = (8−5)!5! = 3!5!

Jadi, (83) = (85)


2. Misalkan ada 10 orang dan akan dipilih 6 orang sebagai utusan. Maka banyaknya
pilihan 6 orang dari 10 orang tersebut ada (10
6
) pilihan. Sekarang, apabila pemilihan
6 orang tersebut tidak menyertakan seorang tertentu dari 10 orang. Berarti 6 orang
itu dipilih dari 9 orang. Maka banyaknya pilihan 6 orang itu ada (69) pilihan.
Selanjutnya, apabila seorang tertentu yang tidak diikutsertakan dalam pemilihan tadi
harus ikut pada setiap pemilihan, berarti untuk memilih 6 orang itu kita tinggal 5
orang dari 9 orang. Maka banyaknya pilihan 6 orang tersebut ada (59)pilihan. Dari
argument diatas, kita memperoleh hubungan bahwa :
Jadi, (10
9
)= (69) + (59)

 Teorema 1.3
𝑛 𝑛−1 𝑛−1
Jika n dan k adalah bilangan-bilangan asli dan n > k, maka ( ) =( )+( )
𝑘 𝑘 𝑘−1
Bukti :

4
𝑛−1 𝑛−1 (𝑛−1)! (𝑛−1)!
( )+( ) = (𝑛−1−𝑘)!𝑘! + (−1−𝑘+1)!(𝑘−1)!
𝑘 𝑘−1
(𝑛−1)!(𝑛−𝑘) (𝑛−1)!𝑘
= (𝑛−𝑘)!𝑘!
+ (𝑛−𝑘)!𝑘!

(𝑛−1)!(𝑛−𝑘+𝑘)
= (𝑛−𝑘)!𝑘!

(𝑛−1)!𝑛
= (𝑛−𝑘)!𝑘!

𝑛!
= (𝑛−𝑘)!𝑘!

𝑛
=( )
𝑘
Contoh :
10 10 109
1) ( )=( ) = 1.2 = 45, sedangkan
8 2
9 9 9 9 9.8
( ) + ( ) = ( ) + ( ) = 9 + 1.2 = 9 + 36
8 7 1 2
10 9 9 10 9 9
Jadi ( ) = ( ) + ( ) dan ( )=( )+( )
8 8 7 2 2 1

2) Suatu perkumpulan terdiri dari 15 orang. Akan dibentuk suatu pengurus perkumpulan
itu yang terdiri 7 orang dan 2 orang diantaranya sebagai pengurus inti. Maka
banyaknya piliohan pengurus yang terdiri dari 7 orang dan 2 orang sebagai pengurus
15 7
inti tersebut ada ( ) ( ) pilihan. Pemilihan tersebut dapat pula dilakukan dengan
7 2
memilih 2 orang pengurus inti dari 15 orang. Selanjutnya untuk melengkapi pengurus
inti tersebut dipilih 5 orang pengurus dari 13 orang ( sebab 2 orang telah dipilih
15 13
sebagai pengurus inti ). Jadi banyaknya pilihan pengurus tersebut ada ( )( )
2 5
15 7
pilihan. Dari argumentasi pada contoh ini dapat disimpulkan bahwa : ( )( ) =
7 2
15 13
( )( )
2 5
Contoh ini merupakan ilustrasi dari teorema berikut

 Teorema 1.4
Jika n, m, k bilangan-bilangan asli dan n > k > m, maka
𝑛 𝑘 𝑛 𝑛−𝑚
( )( )=( )( )
𝑘 𝑚 𝑚 𝑘−𝑚

 Teorema 1.5
Jika n dan k bilangan-bilangan asli dengan n ≥ k, maka
𝑛 𝑛−1
k( )=n( )
𝑘 𝑘−1

Koefisien-koefisien Binomial dapat disusun secara rekrusif dalam baris-barisnya dan


sering disebut segitiga Pascal, sebagai berikut :

5
n k=0
0 1 k=1
1 1 1 k=2
2 1 2 1 k=3
3 1 3 3 1 k=4
4 1 4 6 4 1 k=5
5 1 5 10 10 5 1

dan seterusnya
Tabel 1. Tabel Koefisien-Koefisien Binomial

Tabel koefisien-koefisien Binomial tersebut dapat dibangun tanpa proses rekursif, tetapi
dengan menggunakan notasi kombinasi sebagai berikut :
0
( )
0
1 1
( ) ( )
0 1
2 2 2
( ) ( ) ( )
0 1 2
3 3 3 3
( ) ( ) ( ) ( )
0 1 2 3
4 4 4 4 4
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
0 1 2 3 4
5 5 5 5 5 5
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
0 1 2 3 4 5
dan seterusnya
𝑛
Tabel 2. Koefisien-Koefisien Binomial ( )
𝑘

Sebagai salah satu cara pembuktian masalah kombinastik. Kita dapat menggabungkan
dua tabel koefisien-koefisien Binomial tersebut dan memandangnya sebagai suatu rute
perjalanan. Rute perjalanan itu tergambar pada gambar sebagai berikut.

6
(0.0)
(1.0)
(2.1)
(3.2)
A A (4.2)
(5.2) B D D
C (6.3) v
(7.4)

Gambar 1
Rute pada gambar dimulai dari tempat pemberangkatan (start), yaitu (0,0). Setiap
persimpangan jalan merupakan suatu tujuan diberi simbol dengan pasangan berurutan
(a,b), menunnjukkan jarak yang telah ditempuh dari tempat berangkat (start) sampai di
(a,b) dengan menganggap jaral antara dua persimpangan yang berurutan adalah 1.
Sedangkan b menyatakan banyaknya arah rute ke kanan bahwa yang telah ditempuh dari
(0,0) ke (a,b) dengan memperhitungkan setiap arah ke kanan bawah yang berurutan
adalah 1. Arah rutr perjalanan hanya ke kiri bawah atau ke kanan bawah saja.
Pada gambar, (7,4) menunjukkan bahwa jarak dari start (0,0) ke (7,4) adalah 7 dan
banyaknya arah rute ke kanan bawah dari start (0,0) ke (7,4) adalah 4. Sedangkan nilai
7
dari = 35 menyatakan banyaknya rute yang ditempuh dari (0,0) ke (7,4).
4
Perhatikan gambar, pasangan-pasangan bilangan pada persimpangan A, B, C dan D
berturut-turut adalah (4,1), (5,3), (6,3), dan (5,4).
Dengan memperhatikan gambar rute perjalanan tersebut dapat dimengerti bahwa
banyaknya rute perjalann dari (3,2) ke (7,4) sama dengan banyaknya rute perjalanan dari
4
(3-3,2-2) ke (7-3, 4-2) yaitu (0,0) ke (4,2) adalah ( ) = 6 rute.
2
Perhatikan lagi gambar, dan periksalah rute perjalanan bahwa
2 3 4 5 6
( )+( )+( )+( )=( )
2 2 2 2 3
2 3
Terlihat bahwa ( ) adalah banyaknya rute perjalanan dari (0,0) ke (2,2), ( ) adalah
2 2
banyaknya rute perjalanan dari (0,0) ke (3,2).
2 3 2 3
( ) + ( ) sama dengan banyaknya rute perjalanan dari (0,0) ke (4,3), jadi ( ) + ( ) =
2 2 2 2
4
( ).
3

7
4 4 5
Dengan memperhatikan gambar lagi mudah dimengerti bahwa ( ) + ( ) = ( ).
3 2 3
5 5 6
Selanjutnya ( )+( )= ( )
3 2 3
2 3 4 5 6
Jadi ( )+( )+( )+( )=( )
2 2 2 2 3
Dengan memerhatikan lagi rute perjalanan pada gambar, dapat ditunjukkan bahwa :
2 3 4 5 6 7
( )+( )+ ( )+( )+( )=( )
0 1 2 3 4 4
2 3 4
( )+( )=( )
0 1 1
4 4 5
( )+( )=( )
1 2 2
5 5 6
( )+( )=( )
2 3 3
6 6 7
( )+( )=( )
3 4 4
Argumentasi pada contoh-contoh rute perjalanan tersebut merupakan ilustrasi dari
teorema berikut :

 Teorema 1.6
𝑘 𝑘+1 𝑘+2 𝑛 𝑛+1
a. ( ) + ( )+( )+…+( )=( )
𝑘 𝑘 𝑘 𝑘 𝑘+1
𝑘 𝑘+1 𝑘+2 𝑘+𝑟 𝑘+𝑟+1
b. ( ) + ( )+( ) + … +( )=( )
0 1 2 𝑟 𝑟+1
Bukti teorema ini selain bukti dengan argumentasi rute perjalanan dapat dibuktikan pula
dengan menerapkan berulang teorema 1.3 dengan mengingat pula bahwa
𝑘 𝑘+1 𝑘+1 𝑘+1 𝑘+2
( )+( )=( )+( )=( )
𝑘 𝑘 𝑘+1 𝑘 𝑘+1
Perhatikan lagi Gamba 1. Banyaknya rute perjalanan dari (3,2) ke (6,3) sama dengan
banyaknya rute perjalanan (0,C) ke (3,1). Maka banyaknya rute perjalanan dari (0,0) ke
(3,2) dan diteruskan ke (6,3) adalah
3 3 3 3 3
( ) . ( ) = ( )2 sebab ( ) = ( )
2 1 2 1 2
Bersesuaian dengan hal tersebut, maka banyaknya rute perjalanan dari (0,0) ke (2n,n)
𝑘
yang harus melalui (n,k) adalah ( )2. Sehingga jumlah banyaknya rute perjalanan dari
𝑘
(0,0) ke (2n,n) yang harus melalui (n, 0),(n, 1),(n, 3), … dan (n,n) sama dengan banyaknya
2𝑛
rute dari (0,0) ke (2n,n) yaitu ( ). Maka diperoleh
𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 2𝑛
( )2 + ( )2 + ( )2 + ( )2 + … + ( )2 = ( )
0 1 2 3 𝑛 𝑛
Hal ini dinyatakan sebagai teorema berikut ini.

8
 Teorema 1.7
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 2𝑛
( )² + ( )2 + ( )2 + ( )2 + … + ( )2 = ( )
0 1 2 3 𝑛 𝑛
Contoh :
Hitunglah penjumlahan berikut ini!
1.2.3 + 2.3.4 + 3.4.5 + … + n(n+1)(n+2)
Jawab :
(𝑛+2)!
Perhatikan bahwa n(n+1) (n+2) = (𝑛−1)!
3!(𝑛+2)!
=
3!(𝑛−1)!
𝑛+2
= 3! ( )
3
Maka penjumlahan tersebut dapat dituliskan sebagai
3 4 5 𝑛+2 3 4 5 𝑛+2
3! ( ) + 3! ( ) + 3! ( ) + … + 3! ( ) = 3! {( ) + ( ) + ( ) + ⋯ + ( )}
3 3 3 3 3 3 3 3
𝑛+3
= 3! ( )
4

 Teorema 1.8 (Teorema Binomial)


𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
(1 + 𝑥)n = ( ) + ( )x + ( )x2 + … + ( )xk + … + ( )xn
0 1 2 𝑘 𝑛
berlaku untuk setiap bilangan asli.
Bukti :
1 1
1) n = 1 diperoleh (1+x)1 = ( ) + ( )x = 1+x yang merupakan suatu pernyataan yang
0 1
benar.
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
2) Diasumsikan bahwa (1+x)n = ( ) + ( )x + ( )x2 + … + ( )xn
0 1 2 𝑛
benar untuk suatu bilangan asli n dan ditunjukkan bahwa
𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 2 𝑛 + 1 n+1
(1+x) n+1 = ( )+ ( )𝑥 + ( )𝑥 + … + ( )𝑥
0 1 2 𝑛+1
Hal ini ditunjukkan sebagai berikut:
(1+x)n+1 = (1+x)n (1+x)
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
= {( ) + ( ) 𝑥 + ( ) 𝑥 2 + ⋯ + ( ) 𝑥 𝑛 } (1 + 𝑥)
0 1 2 𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
= ( ) + {( ) + ( )} 𝑥 + {( ) + ( )} 𝑥 2 + ⋯ + {( ) + ( )} 𝑥 𝑛 +
0 0 1 1 2 𝑛−1 𝑛
𝑛
( ) 𝑥 𝑛+1
𝑛
𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 2 𝑛+1 𝑘 𝑛 + 1 𝑛+1
=( )+ ( )𝑥 + ( )𝑥 + ⋯+ ( )𝑥 + ( )𝑥
0 1 2 𝑛 𝑛+1
Dari (1) dan (2) disimpulkan bahwa teorema benar.

9
Tes Formatif 2

1) Apabila n dan r bilangan-bilangan asli dan n ≥ r, maka (𝑛𝑟) =


Jawab : (B)
Penyelesaian :
 Sifat simetris koefisien binomial
Jika n dan r ϵ N dan n ≥ r maka :
(𝑛𝑟) = (𝑛−𝑟
𝑛
)

Bukti :
𝑛 𝑛!
(𝑛−𝑟 ) = (𝑛−𝑛+𝑟)!(𝑛−𝑟)!
𝑛!
= 𝑟!(𝑛−𝑟)!

= (𝑛𝑟) ( Terbukti)

2) Dengan notasi kombinatorik (n-1)n (n+1) (n+2) ditulis


Jawab : (C)
Penyelesaian :
(𝑛+2)!4!
(n − 1) (n + 1) (n + 1) =(𝑛−2)!4!

3) (73) + (74) =
Jawab : (D)
Penyelesaian :
𝑛!
(𝑛𝑘) = (𝑛−𝑘)!𝑘!
, maka :
7! 7!
(73) + (74) = (7−3)!3! + (7−4)!4!
7! 7!
= 4!3! + 3!4!

= 70
8!
(84)= (8−4)!4!
= 70
Jadi, (73) + (74) = (84)

4 5 6 7 8 9
4) ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) = ...
4 4 4 4 4 4
Jawab : (A)

10
Penyelesaian:
Menggunakan Teorema 1.6 (a)
𝒌 𝒌+𝟏 𝒌+𝟐 𝒏 𝒏+𝟏
( )+( )+( ) + ... + ( ) = ( )
𝒌 𝒌 𝒌 𝒌 𝒌+𝟏
4 5 6 7 8 9 9+1 10
( )+( )+( )+( )+( )+( )=( )=( )
4 4 4 4 4 4 4+1 5

4 5 6 7 8 9
5) ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) = ...
0 1 2 3 4 5
Jawab : (B)
Penyelesaian :
Menggunakan Teorema 1.6 (b)
𝒌 𝒌+𝟏 𝒌+𝟐 𝒌+𝒓 𝒌+𝒓+𝟏
( )+( )+( ) + ... + ( )=( )
𝟎 𝟏 𝟐 𝒓 𝒌+𝟏
4 5 6 7 8 9 4+5+1 10
( )+( )+( )+( )+( )+( )=( )= ( )
0 1 2 3 4 5 5+1 6
6) Koefisien dari 𝑥 7 dari (𝑥 + 1)12 adalah...
Jawab : (A)
Penyelesaian:
𝑛
(𝑥 + 1)𝑛 = ( ) 𝑥𝑢
𝑛−𝑢
12
(𝑥 + 1)12 = ( ) 𝑥7
12 − 7
12 7
(𝑥 + 1)12 = ( )𝑥
5
12
Jadi kombinasinya adalah ( )
5
7) Jika (𝑎 + 𝑏)13 diekspansikan maka koefisien dari suku yang memuat 𝑏 5 adalah...
Jawab : ( D )
Penyelesaian :
Teorema Binomial
𝑛
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = ∑𝑛𝑘=0( ) 𝑎𝑛−𝑘 𝑏𝑘
𝑘
13
(𝑎 + 𝑏)13 maka koefisien yang memuat 𝑏 5 adalah ( ) dengan mensubtitusikan nilai n dan
5
k
𝑛 𝑛
8) ( ) + ( ) = ⋯
7 8
Jawab : ( C )

11
Penyelesaian :
𝑛!
(𝑛𝑘) = (𝑛−𝑘)!𝑘!
, maka :
𝑛 𝑛 𝑛+1
( )+( ) = ( )
7 8 8

1
9) 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + ⋯ + 𝑛 (𝑛 + 1) = ⋯
2
Jawab :
Penyelesaian: ( D )

1 𝑛+2
𝑛 (𝑛 + 1) = ( )
2 3
𝑛+2 1
Dapat dibuktikan bahwa ( )= 𝑛 (𝑛 + 1)
3 2
𝑛+2 (𝑛+1)!
( )=
3 ((𝑛+1)−2)!2!
(𝑛+1)!
= (𝑛−1)!2!
(𝑛+1) . (𝑛) . (𝑛−1)!
= (𝑛−1)!2!
1
= 2
𝑛 (𝑛 + 1)

8 8 8 8 8
10) ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ⋯ + ( ) = ⋯
0 1 2 3 8
Jawab : ( A )
Penyelesaian :

Dapat diselesaikan menggunakan segitiga pascal,

8 8 8 8 8
Jadi, ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ⋯ + ( ) = 1 + 8 + 28 + 56 + 70 + 56 + 28 + 8 + 1
0 1 2 3 8
= 256

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
1. Banyaknya kombinasi r objek dari n objek adalah
𝑛!
(𝑛𝑟) = (𝑛−𝑟)!𝑟!

2. Teorema Binomial
(1 + x)n = (𝑛0) + (𝑛1) x + (𝑛2) x2 + (𝑛3) x3 +… + (𝑛𝑘) xk + … + (𝑛𝑛) xn

3. (𝑛0) + (𝑛1) + (𝑛2) + (𝑛3) +… + (𝑛𝑛) = 2n


4. Sifat Simetrik
(𝑛𝑘) = (𝑛−𝑘
𝑛
)

5. (𝑛𝑘) = (𝑛−1
𝑘
) + (𝑛−1
𝑘−1
)

6. (𝑛𝑘) (𝑚
𝑘 𝑛
) = (𝑚 ) (𝑛−𝑚
𝑘−𝑚
) dan (𝑛𝑘) == n(𝑛−1
𝑘−1
)

7. (𝑘𝑘) (𝑘+1
𝑘
) + (𝑘+2
2
) +…+(𝑛𝑘) = (𝑛+1
𝑘+1
)

(𝑘0) + (𝑘+1
1
) + (𝑘+2
2
) +…+(𝑘+1
𝑟
) = (𝑘+𝑟+1
𝑟+1
)

8. (𝑛0)2 + (𝑛1)2+ (𝑛2)2+ (𝑛3)2 +…+(𝑛3)2 = (2𝑛


𝑛
)

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah mengenai materi Teorema Binomial masih banyak
terdapat kekurangan, diharapkan pembaca dapat menambah kekurangan tersebut.
Sehingga nantinya materi yang kami sampaikan pada makalah ini akan memberikan
manfaat banyak baik di dunia pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari.

13
Daftar Pustaka

Sukarman Herry. 1993. Meteri Pokok Teori Bilangan. Jakarta : Universitas Terbuka
Depdikbud

14

Anda mungkin juga menyukai