AGAMA ISLAM
THAHARAH
NAMA :
KELAS : 1 B ( SEMESTER I )
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Thaharah dengan baik. Shalawat serta salam kami
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat
beliau, serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah di jalan-Nya.
Terima kasih
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Thaharah ........................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Thaharah .............................................................. 7
2.1.2 Macam-macam Alat Thaharah .............................................. 8
3
2.7.1 Syarat dan Rukun Wudlu ...................................................... 18
4
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga tersebar di kalangan kaum muslim dan tidak pada selain mereka
kata-kata nazhafatu min al-iman (kebersihan adalah sebagian dari iman).
Padahal para pemuka agama di abad pertengahan, seperti pendeta di barat
melakukan taqarrub kepada Allah SWT dengan cara yang kotor dan
menghindari menggunakan air. Hingga diantara mereka ada yang
mengatakan : semoga Allah memberikan rahmatnya pada sang pendeta
fulan, sebab dia telah hidup selama 50 tahun dengan tidak pernah membasuh
kedua kakinya.
5
Sedangkan penyucian yang berkenaan dengan sesuatu yang dimaklumi
adalah dengan taubat dan kaffarat dan yang dirasakan (mahsusat) adalah
dengan cara disucikan dengan air dan yang serupa dengannya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Thaharah
Allah tidak menerima salat yang tudak dengan bersuci. (H.R. an-
Nasai dari Abi al-Malih dari Ayahnya: 139)
7
Orang-orang yang suci adalah orang yang membersihkan dirinya
dari segala najis, hadas, dan kotoran. Secara garis besar, bersuci ada
dua macam, yaitu bersuci dari najis dan hadas.
a. Bersuci lahiriah
b. Bersuci batiniah
8
memberi kemudahan alat atau benda yang dapat digunan untuk
bersuci menurt islam ada 2 macam, yakni benda padat dan benda cair.
a. Benda padat
b. Benda cair
Benda cair yang boleh di gunakan adalah air. Air ada yang
boleh di gunakan untuk bersuci, ada pula yang tidak boleh atau
tidah sah untuk bersuci.air yang dapat dipakai untuk bersuci,
diantaranya air mutlak.air mutlak adalah air yang tidak tercampuri
oleh suatu apapun dari najis, missal air sumur, air mata air, air
sungai, air laut, dan air salju.
2.2 Najis
Kata najis berasal dari bahasa arab : artinya najis. Najis menurut
istilah syariat Islam adalah suatu benda yang kotor yang mencegah sahnya
mengerjakan suatu ibadah yang dituntut harus dalam keadaan suci, seperti
shalat, thawaf dll.
9
Najis berat adalah suatu materi (benda) yang kenajisannya
di tetapkkan berdasarkan dalil yang pasti (qati). Yang
termasyk dalam kelompok ini adalah najis yang berasal dari
anjing dan babi. Cara mensucikannya adalah menghilangkan
terlebih dahulu wujud benda najis itu, kemudian di cuci dengan
air bersih sebanyak 7 kali dan salah satunya dengan tanah .
Rasulullah SAW. Bersabda:
10
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Berkata ; seorang badui
berdiri lalu kencing di masjid. Orang - orangpun sama berdiri
untuk menangkapnya. Maka bersabda Nabis saw. : Biarkan
dia, hanya tuangkan pada kencingnya setimba atau seember!
Kamu dibangkitkan adalah untuk memberi ketenangan, bukan
untuk menyukarkan (HR. Bukhari)
11
b. Najis yang di Maafkan (mafu)
12
d. Muntah
e. Kotoran manusia dan kotoran binatang
f. Arak (khamr)
13
2.4 Macam-macam Hadast
Menurut bahasa, kata hadast berasal dari bahasa arab yang artinya
sesuatu peristiwa / kotoran / tidak suci. Sedangkan menurut istilah ialah
keadaan tidak suci bagi seseorang, sehingga menjadikan tidak sah dalam
melakukan suatu ibadah tertentu. Agar bisa melakukan ibadah maka harus
suci dari hadast dan najis.
Artinya : Atau kembali salah seorang dari kamu dari tempat buang
air (WC) (Al-Maidah :6)
b. Hilangnya akal sebab mabuk, gila, tidur, buang air seni, buang air
besar, buang angin.
14
Artinya : atau bersentuh kamu sekalian dengan perempuan (yang
bukan mahram). (An Nisa :43)
d. Tidur tidak dengan duduk tegak.
e. Menyentuh kemaluan tanpa alas.
15
Adakah wajib mandi atas perempuan apabila bermimpi? Jawab
beliau,Ya, apabila ia melihat air (keluar mani). (HR. al-
Bukhari: 273)
c. Meninggal dunia.
16
Orang yang berhadast besar karena haid, nifas, wiladah, dilarang :
a. Shalat
b. Thawaf
c. Masuk masjid
d. Menyentuh dan membawa mushaf Alquran
e. Berpuasa
f. Beritikaf dan berhenti didalam masjid
g. Berhubungan suami istri (bersenggama)
h. Bercerai
17
2.6 Alat-alat Untuk Bersuci
Alat-alat yang dapat dipergunakan dalam bersuci terdiri dari dua macam,
yaitu air dan bukan air. Air yang dapat digunakan untuk bersuci terdiri dari 7
macam yaitu :
1) Air hujan
2) Air laut
3) Air sungai
4) Air sumur
5) Air dari mata air
6) Air salju (es)
7) Air embun
Adapun alat bersuci yang bukan dari air terdiri dari debu dan benda-
benda kesat yang lain seperti batu, kertas, kayu, dan lain sebagainya.
Menurut bahasa, kata wudlu berasal dari bahasa arab wadlawaa yang
artinya bersih atau indah. Sedangkan menurut istilah syariat Islam adalah
membersihkan anggota wudlu dengan air suci menyucikan berdasarkan
syarat dan rukun tertentu untuk menghilangkan hadast kecil.
Syarat-syarat wudlu :
1) Islam
2) Tamyiz/Mumayyiz artinya orang itu sudah dapat membedakan
antara yang baik dan yang buruk dari segala perbuatan manusia
3) Menggunakan air mutlak (suci dan menyucikan)
4) Tidak ada benda yang menghalangi sampainya air pada anggota
wudlu seperti cat, dll.
5) Tidak berhadast besar
18
Rukun wudlu :
1) Niat berwudlu ketika membasuh muka. Niatnya ialah sengaja
menghilangkan hadast kecil karena Allah SWT.
2) Membasuh muka, yaitu mulai dari tempat tumbuhnya rambut
kepala sampai dengan dagu dan mulai dari telinga kanan sampai
telinga kiri
3) Membasuh kedua belah tangan sampai dengan kedua siku
4) Mengusap sebagian rambut kepala
5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6) Tertib
1) Membaca Bismillahirrahmanirrahim
2) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan
3) Membersihkan sela-sela jari kedua tangan
4) Menggosok gigi dan berkumur
5) Intinsyaq dan Istinsyar (memasukkan air ke dalam hidung dan
mengeluarkannya kembali)
6) Menyela-nyela jenggot yang tebal sampai merata dan bersih
7) Membasahi rambut kepala sampai rata
8) Menyapu kedua telingan luar dan dalam
9) Membersihkan sela-sela jari kaki kanan dan kiri
10) Mendahulukan anggota wudlu yang kanan dari pada yang kiri
11) Membasuh anggota wudlu masing-masing 3 kali
12) Memelihara agar percikan air wudlu tidak terkena pada anggota
wudlu
13) Tidak berbicara selama berwudlu
14) Tidak meminta tolong pada orang lain dalam melaksanakan wudlu
15) Tidak menyeka/mengelap air wudlu setelah selesai wudlu
16) Menghadap qiblat ketika wudlu
17) Menghadap qiblat setelah selesai berwudlu dan membaca doa.
19
2.8 Pengertian Istinja
Menurut bahasa, kata istinja berasal dari bahasa arab asatanaja yang
artinya terlepas/selamat. Sedangkan menurut istilah syariat Islam adalah
bersuci sesudah buang air besar/kecil.
Beristinja hukumnya wajib bagi orang yang baru saja buang air
besar/kecil, baik dengan air atau dengan benda selain air (yang keras
dan kesat) seperti : batu, kertas, daun-daun yang sudah kering, tissue.
Tidak boleh menggunakan benda yang dihormati seperti roti dll.
Walaupun demikian yang lebih afdlal dan utama adalah dengan air,
karena air ini dapat menghilangkan wujud najis sekaligus
membersihkan bekasnya. Cara istinja dapat dilakukan dengan salah
satu dari tiga cara berikut ini:
a. Batu atau benda itu keras/kesat dan harus suci serata dapat dipakai
untuk membersihkan najis
b. Batu atau benda itu tidak termasuk benda yang dihormati
c. Sekurang-kurangnya dengan tiga kali usapan dan sampai bersih
d. Najis yang akan dibersihkan belum sampai kering
e. Najis itu tidak pindah dari tempat keluarnya
20
f. Najis itu tidak bercampur dengan benda lain, meskipun benda itu
suci tidak terpercik oleh air
21
b. Doa setelah keluar WC
2.9 Mandi
22
1) Syarat dan Rukun Mandi
Syarat-syarat mandi :
- Islam
- Tamyiz/Mumayyiz
- Menggunakan air mutlak (suci menyucikan)
- Tidak ada yang menghalangi sampainya air pada anggota
badan
- Tidak dalam keadaan haid/nifas
Rukun mandi :
- Niat
- Menghilangkan najis yang ada pada badan
- Meratakan air ke seluruh tubuh
2) Sunnah-Sunnah Mandi
- Membaca Bismillahirrahmanirrahim ketika mulai mandi
- Berwudlu sebelum mandi
- Menyegerakan mandi
- Menggosok-gosok seluruh tubuh dengan tangan
- Mendahulukan anggota badan yang kanan dari pada yang
kiri
- Menyela-nyela jari-jari kedua tangan dan kaki
- Beriring, yaitu antara membasuh anggota badan yang satu
dengan anggota badan yang lain tidak menunggu waktu
lama
- Menutup aurat/ditempat yang tertutup
3) Mandi Sunnah
- Mandi jumat, khusus bagi orang yang akan pergi
melaksanakan shalat jumat disunnahkan mandi terlebih
dahulu
- Mandi hari raya idul fitri dan adha, yaitu mandi sebelum
pergi mengerjakan shalat ied
- Mandi setelah memandikan jenazah
23
- Mandi seorang yang baru masuk Islam
- Mandi orang baru saja sembuh dari sakit gila
- Mandi ketika mengerjakan ihram
- Mandi ketika masuk kota Makkah Al Mukarromah, dan kota
Madinah
- Mandi ketika akan wukuf di Padang Arafah, bermalam di
Muzdalifah, melempar jumrah, tawaf, sai.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan, bahwa thaharah
menepati kedudukan yang penting dalam ibadah. Misalnya, setiap orang
yang akan mengerjakan sholat dan tawaf diwajibkan terlebih dahulu
berthaharah. Agar bisa melakukan ibadah maka harus suci dari hadast dan
najis.
Menurut bahasa, kata wudlu berasal dari bahasa arab wadlawaa yang
artinya bersih atau indah. Sedangkan menurut istilah syariat Islam adalah
membersihkan anggota wudlu dengan air suci menyucikan berdasarkan
syarat dan rukun tertentu untuk menghilangkan hadast kecil.
Beristinja hukumnya wajib bagi orang yang baru saja buang air
besar/kecil, baik dengan air atau dengan benda selain air (yang keras dan
kesat) seperti : batu, kertas, daun-daun yang sudah kering, tissue.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca yang budiman pada umumnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
26