Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK DAN METODE

FILSAFAT ILMU UNTUK


MENCARI KEBENARAN ILMIAH

Ana Fatwatush Sholichah


(S812002001)
Karakteristik Filsafat
Berfikir Secara Memburu
Radikal Mencari Asas Kebenaran
Tidak terpaku hanya pada Mencari asas yang paling Selalu terbuka dalam
fenomena suatu entitas hakiki dari seluruh menguji kebenaran demi
tertentu realitas. meraih kebenaran yang lebih
hakiki

Berfikir Secara
Mencari Kejelasan Rasional
Usaha keras demi meraih Berfikir rasional berarti
kejelasan intelektual berfikir logis, sistematis
dan kritis.
Pengertian Metode
● Arti harfiah, Bahasa Yunani: Methodos. Meta: menuju,
melalui, mengikuti. Hodos: jalan, perjalanan, cara, arah.
Methodos sendiri lalu berarti: penelitian, metode ilmiah,
hipotesa ilmiah, uraian ilmiah.

● Arti Luas: Metode ialah cara bertindak menurut sistem


aturan tertentu.

● Metode ilmiah: sistem aturan yang menentukan jalan untuk


mencapai pengertian baru pada bidang ilmu pengetahuan
tertentu.
Metode Filsafat Ilmu

● Metode Kritis : Sokrates, Plato ● Metode transendental: Kant, Neo-


skolastik
● Metode Intuitif : Plotinos, Henri
Bergson ● Metode dialektis: Hegel, Marx
● Metode Skolastik: Thomas ● Metode fenomenologis: Husserl,
Aquinas eksistensialisme.
● Metode eksperimentil
● Metode Geometris: Rene
Descartes ● Metode analitika bahasa:
Wittgenstein
● Metode Empiris: Hobbes, Locke,
Berkeley, Hume
Metode Kritis: Socrates,
Plato
Ciri metode kritis (Socrates)

• Socrates tidak menyelidiki fakta- • Dialektik: dilakukan oleh 2


fakta, melainkan ia menganalisis orang/lebih yang pro dan kontra
pendapat atau aturan-aturan yang
dikemukakan orang. • Konfersasi: percakapan atau
komunikasi lisan
• Socrates selalu memulai dengan
menganggap jawaban pertama • Tentatif dan Provisional: Bersifat
sebagai suatu hipotesis sementara/tidak mutlak, dan
terbuka untuk semua kemungkinan
• . Jika hipotesis pertama tidak dapat
dipertahankan maka hipotesis itu • Empiris dan Induktif: Bersumber
diganti dengan hipotesis kedua dan pada hal-hal empiris, dari umum-
seterusnya. khusus
Metode Intuitif : Plotinos,
Henri Bergson

Plotinos (205-207 SM)


Prinsip metode Plotinus adalah
• Hakikat segala kenyataan harmoni, mengumpulkan banyak
diperlukan intuisi; tenaga rohani bahan dari beberapa filsuf lain
yang terlepas dari akal kemudian dibanding-bandingkan
dan ditimbangkan-timbang
• Pemikiran intuisi bersifat dinamis kembali sehingga dapat diberi
tafsiran baru. Selanjutnya ia cari
• Bergson: dengan jalan pembauran kebenaran dengan jalan yang
antara kesadaran dan proses sangat rumit (kompleks).
perubahan tercapaikan
pemahaman langsung mengenai
kenyataan.
Metode Skolastik: Thomas
Aquinas
Filsafatnya bersifat
• Metode Skolastik bersifat sintetis-deduktif. sistematis-metodis,
penalaran logis-tegas,
• Bertitik tolak dari definisi atau prinsip yang jelas dengan dan bahasa tepat.
sendirinya, ditarik kesimpulan Hanya dicari
kebenaran, dan
• Metode filsafat Thomas Aquinas, pertama-pertama harus sedapat mungkin
diteliti cara berfikir, cara menguraikan dan membuktikan menghindari emosi
ajaran dan fantasi (Bekker,
1986: 54-55).
Metode Geometris: Rene
Descartes

• Pelopor filsafat modern, berusaha Metode itu membuat


lepas dari pengaruh filsafat klasik kombinasi dari dua hal:
1. Pemahaman intuitif
• Descartes menyebut metodenya akan pemecahan soal
sebagai metode analitis. 2. Uraian analitis,
memetakkan yang
• Geometris analitis ialah ilmu yang telah diketahui, dan
menyatukan semua disiplin ilmu mengasilkan
yang dikumpulkan dalam nama pengertian baru
‘ilmu pasti’
Metode Empiris: Hobbes,
Locke, Berkeley, Hume

• Empirisme: doktrin filsafat yang menekankan John Locke (1632-1704)


peranan pengalaman dalam memperoleh
pengetahuan dan mengecilkan peran akal. Berusaha menggabungkan teori-teori
empirisme yang diajarkan oleh Hobbes
• Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian dengan ajaran Rasionalisme Decartes.
benar; maka semua pengertian (ide-ide) Menerapkan metode empiris pada
dibandingkan dengan cerapan-cerapan persoalan tentang pengenalan dan
(impressi) dan kemudian disusun bersama pengetahuan.
secara geometris.
Metode transendental: Kant,
Neo-skolastik

Immanuel Kant • Dalam filsafat Kant tekanan


(1724-1804) tertama terletak pada (kegiatan)
pengertian dan penilaian manusia,
Dalam filsafat bukan menurut aspek psikologis
mengembangkan metode seperti dalam empirisme,
kritis transcendental. melainkan sebagai analisa kritis.
Kant berpikir tentang
unsur-unsur mana dalam
pemikiran manusia yang
berasal dari pengalaman
dan unsur-unsur mana
yang terdapat dalam
rasio manusia.
Metode dialektis: Hegel,
Marx

Hegel (1770-1831) • Dengan jalan mengikuti dinamis


pemikiran atau alam sendiri,
Disebut metode dialektis: menurut tride tesis, antitesis,
jalan untuk memahami sintesis dicapai hakikat kenyataan
kenyataan adalah
dengan mengikuti • Dialektis itu itu diungkap sebagai
gerakan/dinamika fikiran tiga langkah, yaitu dua pengertian
atau konsep. yang bertentangan, kemudian
Metode teori dan sistem didamaikan (tesis- antitesis-
tidak dapat dipisahkan sintesis).
karena saling
menentukan.
Metode fenomenologis:
Husserl, eksistensialisme

• Reduksi = Proses penyaringan Edmund Husserl (1859-1938)


dimana obyek harus disaring dari
beberapa hal tambahannya. Menurut Husserl dalam usaha
mencapai hakikat (pengertian
• Obyek penyelidikan adalah dalam aslinya) harus melalui
fenomena. proses reduksi.

• Fokus yang dicari adalah Fenomenologi adalah suatu aliran


kekhasan hakikat yang berlaku yang membicarakan tentang segala
bagi setiap fenomena. sesuatu yang menampakan diri,
atau suatu aliran yang
membicarakan tentang gejala.
Metode eksperimental

David Hume (1711-


• Hume memakai metode 1176)
eksperimental. Metode itu
bersukses dalam ilmu alam. Menurut Hume semua
ilmu berhubungan
• Mulai dengan intuisi akan hakekat dengan hakekat manusia.
manusia; perlu diambil jalan lebih Ilmu tentang manusia
induktif dari pada deduktif. merupakan satu-satunya
dasar kokoh bagi ilmu-
ilmu lain.

Filsafatnya terutama
bersifat psikologi
mengenai struktur
manusia, mengenai etik,
dan mengenai beberapa
Metode analitika bahasa:
Wittgenstein
Ludwig Von Wittgenstein (1889-1951)

• Analisa bahasa adalah metode netral, tidak mengendalikan epistimologi,


metafisika, atau filsafat.

• Keistimewaan dalam metode ini adalah semua kesimpulan dan hasilnya


senantiasa didasarkan kepada penelitian bahasa yang logis.

• Dengan jalan analisis pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau


tidaknya kegiatan filosofis
Kesimpulan

Karakteristik filsafat, yaitu: Berfikir Radikal,


Mencari Asas, Memburu Kebenaran, Mencari
Kejelasan, Berfikir Rasional, Memikirkan Sifat
Umum, Hidup dalam Sabar, Bersifat Toleransi,
Bersifat Subjektif. Terdapat 10 Metode filsafat
ilmu yang digunakan para filsuf untuk mencari
kebenaran.
Thanks!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai