Jurnal Penelitian Personalia
Jurnal Penelitian Personalia
Abstract. This study aimed to analyze the influence of the Big Five Personality Factors, which
consists of Neuroticism, Extraversion, Openness to Experience, Agreeableness and
Conscientiousness on the Creativity, and its implications to the performance of City Council
members of ‘S’ city within the period of 2009-2014. A total number of 36 legistators who were
still active became the subjects of the research. Linear Regression Analysis of the two phases
was used to analyze the collected data with SPSS 19. The results showed that for Extraversion,
t valued 2,340 with sig. 0.026, for Agreeableness, t valued 2.760 with sig. 0,010 and for
Conscientiousness, t valued 2,241 with sig. 0,033. Thus, all the three factors had significant and
positive effect on creativity. In the two-stage regression test, the value of t was 2.431 with a sig.
0,020. In general, the Big Five Personality traits have made positive and significant effect on
the creativity and performance of City Council members of the ‘S’ city.
Keywords: Big Five Personality, creativity, performance, council
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Big Five Personality yang
terdiri dari Faktor Neuroticism, Extraversion, Openness to Experience, Agreeableness, dan
Conscientiousness terhadap Kreativitas, dan implikasinya pada Kinerja anggota DPRD
Kota ‘S’ Periode 2009-2014, dengan subjek penelitian sejumlah 36. Analisis regresi linier
dua tahap digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini, dengan
menggunakan SPSS versi 19. Hasil uji regresi tahap satu menunjukkan bahwa tiga
faktor Big Five Personality yaitu Extraversion dengan t hitung sebesar 2,340 dengan sig.
0,026, Agreeableness nilai t hitung sebesar 2,760 sig. 0,010 dan Conscientiousness dengan t
hitung sebesar 2,241 dengan sig. 0,033. Dengan demikian ketiga faktor di atas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kreativitas. Sedangkan faktor Neuroticism, dan Openness
to Experience tidak berpengaruh terhadap kreativitas. Pada uji regresi tahap dua, hasil
yang didapat nilai t hitung sebesar 2,431 dengan sig. 0,020. Secara keseluruhan Big Five
Personality berpengaruh positif dan signifikan terhadap kreativitas dan berimplikasi
pada kinerja anggota Dewan Kota ‘S’.
Kata kunci: Big Five Personality, kreativitas, kinerja, anggota dewan
Tujuan1 organisasi akan berhasil apa- vinsi hingga kabupaten, Dewan Perwa-
bila ada kebersamaan dan komitmen dian- kilan Rakyat Daerah memegang peran
tara para pemegang kendali organisasi penting sebagai pengambil kebijakan.
tersebut. Negara merupakan organisasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
terbesar yang dikelola dengan komplek- (DPRD) merupakan bentuk lembaga
sitas yang tinggi. Selain kepala negara, perwakilan rakyat daerah (provinsi/kabu-
para menteri, pengelola daerah dari pro- paten/kota) di Indonesia yang berkedu-
dukan sebagai unsur penyelenggara
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat dila-
pemerintah daerah. Kedudukan DPRD
kukan melalui: dancerdas62@yahoo.com
rempak dan tidak semua anggota Dewan yang tercatat dalam agenda perusahaan
berperilaku seperti yang diberitakan, atau organisasi,tentang hasil yang dicapai
namun memberi dampak yang cukup dalam rentang waktu yang telah ditentu-
berarti dalam memandang turunnya peni- kan. Kinerja dapat diartikan dengan
laian terhadap kinerja anggota Dewan. outcome atau hasil sebuah pekerjaan atas
Penelitian ini bertujuan untuk meng- peran serta karyawan dalam suatu peru-
analisis Pengaruh Big Five Personality ter- sahaan atau organisasi. Dengan demikian,
hadap kreativitas, dan menganalisis kinerja lebih pada capaian tugas yang
pengaruh kreativitas terhadap kinerja terukur pada kurun waktu yang ditentu-
anggota Dewan melalui deteksi kepriba- kan, yang terdiri dari produktivitas kerja,
dian, dalam hal ini Big Five personality. komitmen, loyalitas, sikap dan perilaku,
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya serta usaha pengembangan diri.
meningkatkan kinerja anggota DPRD Kota Di sisi lain, kinerja di perusahaan
‘S’. Manfaat hasil penelitian ini adalah, maupun organisasi harus melalui tahap
selain untuk pengembangan ilmu Psiko- penilaian dalam rangka melihat capaian
logi Industri dan Organisasi juga untuk atau hasil kerja seseorang karyawan dalam
mendapatkan jalan keluar atau masukan menyelesaikan pekerjaannya. Penilaian
kepada calon maupun anggota Dewan atas kinerja tersebut perlu dilakukan seca-
mengenai faktor kepribadian Big Five ra efektif dan berkala agar mendapatkan
Personality yang dapat meningkatkan hasil instrumen umum untuk ukuran
kinerja melalui pengembangan Kreativitas. kinerja dalam memberi istimasi modal
Kebaruan dari penelitian ini, adalah untuk kinerja (Dunnette, Marvin, & Leaetta,
menelaah kinerja anggota Dewan kaitan- 1998).
nya dengan kreativitas melalui deteksi Beberapa penelitian memperlihatkan
kepribadian. hasil bahwa kinerja yang dilakukan oleh
karyawan dengan sudut pandang peni-
Kinerja laian dimensi individual, waktu, dan
Kinerja berkaitan erat dengan pola perbedaan situasi silang dalam pekerja-
dan perencanaan suatu organisasi atau annya dapat saling memengaruhi. Apabila
perusahaan. Dalam pelaksanaan sehari- penelitian tentang distribusi kinerja secara
hari, kinerja dapat menggambarkan ada- individu hasilnya akurat, dapat disimpul-
nya upaya penyelesaian suatu usaha kan bahwa antara teori dan hasil tidak
seseorang. Dengan upaya dan kreativitas banyak perbedaan. Dengan demikian, se-
tersebut secara tidak langsung akan cara teori diduga hasil penelitian ini tidak
tercapai target tugas yang diharapkan. banyak perbedaan (Yoo, 2002, Barrick &
Kinerja tinggi merupakan gambaran lebih Mount, 1991, dan Salgado, 1997)
pada perkembangan hasil tujuan apabila Greer, 1995; Kreitner & Angelo, 2001;
dibandingkan dengan kinerja yang lemah. Ivancevich, 2001; dan Simamora, 2005,
Perbedaan kinerja tinggi dan menengah sepakat bahwa kinerja yang efektif dapat
tidak hanya pada pola hasil, tetapi juga menunjang implementasi strategis bisnis.
pada tujuan yang mereka jalankan Apabila di antara karyawan memahami
(Sonnentag, 2000). dimensi-dimensi yang dievaluasi dan me-
Istilah kinerja menurut Ruky (2002) mahami manfaat dari aspek-aspek yang
lebih pada suatu prestasi seseorang yang dinilai dari pekerjaannya, bahwa mereka
telah dicapai sesuai dengan informasi
memandang secara fair dan valid penilaian yang dapat mengakibatkan perubahan
kinerja yang telah dilakukan. kinerja pada waktu tertentu, yaitu (1)
Teori tentang kinerja yang disampai- Konsistensi kinerja, kriteria ini terdiri dari
kan oleh tokoh-tokoh tersebut pada faktor-faktor perbedaan individu. (2) Kon-
umumnya lebih menekankan pada keter- sistensi evaluasi perubahan yang disebab-
kaitan antara kinerja dan unsur kepri- kan oleh konteks seseorang terhadap
badian. Kinerja merupakan salah satu organisasi seperti tujuan kerja dan desain
gambaran kemampuan seorang karyawan pekerjaan, dan (3) Reliabilitas pengukuran,
mengenai kualitas dan kuantitas yang dalam hal ini sangat tergantung pada tenik
dimiliki. Tanggung jawab, beban kerja, pengukuran yang dipakai pada waktu dan
strategi pengerjaan serta komitmen, tempat yang berbeda.
merupakan unsur dari kecenderungan Kreitner dan Angelo (2001) mengemu-
kepribadian termasuk kemampuan kecer- kakan bahwa komponen yang mempenga-
dasan karyawan. Dengan demikian, karya- ruhi penilaian kinerja adalah gaji, hasil
wan merasa dihargai dan dihormati saat kerja, dan identifikasi individu (keputus-
menghadapi penilaian kinerja karena kar- an, terminasi personel). Aspek-aspek
yawan sudah memahami dimensi maupun kinerja menurut Komaki dkk. (2000)
aspek-aspek apa saya dari kinerja yang dipergunakan dalam penelitiannya de-
akan dinilai. Penilaian kinerja diciptakan ngan judul “A Rich and Rigorous Exami-
oleh pihak manajemen dalam upaya men- nation of Applied Behavior Analysis Research
ciptakan pekerjaan yang efektif. Satu hal in The World of Work”, adalah sebagai
yang juga dibutuhkan agar penilaian berikut: (1) produksi, (2) ketelitian akan
kinerja tersebut berhasil adalah adanya waktu, (3) keamanan, (4) perhatian ke
peran komunikasi (Dessler, 1994). pelanggan ataupun klien, (5) pelayanan
Sharpley (1998), dalam kaitan antara pelanggan, (6) laporan hasil, (7) supervise,
kinerja dengan posisi tempat kerja (8) hasil setoran, dan (9) penjual. Pene-
karyawan, mengemukakan ada enam hal litian tersebut mendasarkan pada analisis
yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) Proses pendekatan terapan perilaku yang ber-
seleksi pribadi, yang berkaitan dengan fungsi untuk mengetahui harapan kinerja,
faktor kepribadian dan kemampuan. (2) khususnya hubungan perilaku dan konse-
Kualifikasi dan persyaratan pelatihan kuennya, dan kesempatan konsekuen
untuk berbagai profesi. (3) Norma dasar untuk mengambil tindakan, konsekuen
kelompok (kandidat, pelajar atau kelom- berpikir cermat sebagai suatu kesatuan
pok profesional). (4) Skor pemikiran kritik yang bersifat motivasional dalam kaitan-
dan karakteristik kepribadian yang meru- nya dengan kinerja secara keseluruhan.
pakan faktor risiko. (5) Perbedaan antara Simamora (2005) mengutarakan pen-
dua individu sebagai potensial terbaik dapat yang berbeda, menurutnya berhasil-
dibandingkan dengan kelompok lain, dan tidaknya kinerja seseorang tidak selama-
(6) Persepsi individu terhadap keseluruh- nya ditentukan oleh dimensi-dimensi
an dan ide-ide tentang konstitusi perilaku kinerja. Supaya organisasi berlaku secara
yang memberikan dampak pada kinerja optimal, ada tiga dimensi yang berkaitan
profesional dan pekerjaan manajerial. dengan kinerja seseorang, yaitu: (1)
Faktor-faktor yang merupakan kom- Memikat dan menahan orang-orang dalam
ponen penentu kinerja menurut Gatewood organisasi, dapat diartikan bahwa orga-
(2001) dibagi menjadi tiga tipe kriteria nisasi harus meminimalkan perputaran
Personality. Model Big Five Personality atau Agreeableness (A) atau Kesepakatan, dan
Model Lima Besar Kepribadian dibangun Conscientiousness (C) atau Ketelitian.
dengan pendekatan yang lebih sederhana. John (1990) membuat singkatan atas
Walaupun teori Big Five Personality terlihat kelima Faktor Kepribadian tersebut
begitu kompleks dibanding dengan teori dengan OCEAN, Sedangkan Digman dan
lain sebelumnya, beberapa pendekatan Hogan (1996) menyebutkan dengan istilah
yang dilakukan dalam penelitian-peneli- Neuroticism (N) mencakup perasaan-pera-
tian lebih sederhana. Prosedur yang diper- saan negatif, cemas, sedih, mudah tersen-
gunakan oleh para peneliti, yaitu mencoba tuh, nervous. Faktor Keterbukaan atas
menemukan unsur mendasar dari kepri- pengalaman (O) meliputi keterbukaan,
badian dengan menganalisis kata-kata kedalaman dan mental individual yang
dalam penyusunan aitem skala yang kompleks dan pengalaman hidup. Ekstra-
dipergunakan oleh subjek peneliti. Big Five versi (E) dan faktor Kesepakatan (A)
Personality memiliki reliabilitas dan validi- termasuk interpersonal bahwa seseorang
tas yang relatif stabil, hingga seseorang dapat bekerjasama dan bergaul dengan
menginjak dewasa (Pervin, Cervone, & orang lain. Terakhir adalah yang disebut
Oliver, 2012). dengan faktor Ketelitian (C), menyangkut
Pendekatan teori kepribadian sering tugas dan capaian serta kontrol yang
dipergunakan dalam rangka mencari solu- merupakan persyaratan sosial.
si mengenai kesulitan-kesulitan yang ber- Lima Faktor Kepribadian ini didesain
sifat personal. Contohnya adalah peneliti- untuk melihat karakter kepribadian
an Freud tentang introspeksi diri, peneliti- seseorang yang paling penting dalam
an Jung tentang kemampuan melakukan hidupnya. Hipotesis leksikal yang paling
visi dan ketertarikan terhadap pengala- mendasar adalah bahwa perbedaan indi-
man, Rogers meneliti dengan pendekatan vidu dalam transaksi manusia akan diko-
optimistik untuk menghadapi tantangan de sebagai terminologi tunggal atau semua
ke depan dan Erikson menemukan tentang dari bahasa di dunia (Goldberg, 1990).
identitas unik pada diri (Monte & Robert, Variasi dari perbedaan individu lebih pa-
2003). da suatu gabungan dari facet-facet tersebut.
Model perbedaan individu akan mu- Goldberg (Pervin, 2000) mengilustra-
dah ditunjukkan dengan beberapa level sikan arti dari faktor-faktor tersebut. Kepe-
yang disebut dengan “Lima Besar” dimen- kaan emosi yang merupakan bagian dari
si. Goldberg (Pervin, 2000) menyatakan Neuroticism (N) dengan sisi lain dari pera-
penemuan penelitiannya mengenai dimen- saan negatif termasuk kecemasan, sedih,
si bahwa “Besar” artinya ada beberapa mudah tersinggung, dan gugup. Faktor
sub-sub faktor yang lebih spesifik pada Keterbukaan atas pengalaman (O) digam-
sifat seseorang. “Lima Besar” hampir tidak barkan dengan keluasan, kedalaman dan
dapat dijangkau dan abstrak dalam hierar- kompleksitas dari mental individu dalam
ki kepribadian. Eysenck menyebut dengan pengalaman hidup. Faktor Ekstraversi (E)
“Faktor-faktor super”. Meskipun berbeda dan faktor Kesepakatan (A), kedua sifat
dalam terminologi untuk “Lima Besar“, tersebut lebih bersifat interpersonal, yang
faktor yang dimaksud, antara lain Neuro- berarti perbuatan seseorang dalam kaitan-
ticism (N) atau Neuroticism, Extraversion nya dengan orang lain. Faktor ketelitian
(E) atau Ekstraversi, Opennes to experience (C) telah dijelaskan di awal, lebih berkait-
(O) atau Keterbukaan atas pengalaman, an dengan tugas dan perilaku sebagai
tujuan akhir dan pengendalian diri sebagai Ketelitian (C) yang tinggi akan jarang
faktor sosial. melakukan absen dari pekerjaannya
dibanding dengan yang rendah tingkat
Pengaruh Big Five Personality terhadap ketelitiannya, sedangkan seseorang yang
Kinerja memiliki kemampuan Ekstraversi (E) ren-
dah, memiliki kecenderungan untuk kehi-
Penelitian Hogan (1996) menghasilkan
langan pekerjaan.
rangkaian yang lebih tinggi tingkatannya
yang menggambarkan kepribadian secara Berbeda dengan penelitian lain, pene-
unik sebagai instrumen yang terstandar, litian yang dilakukan oleh Barrick,
sehingga dapat memprediksi hubungan Piotrowski, dan Stewart, (2002) membuk-
dengan pendekatan kinerja dan beberapa tikan bahwa dari kelima Faktor Kepri-
kasus yang mengutamakan pada kemam- badian tersebut, hanya dua faktor yang
puan kognisi, khususnya dalam penelitian berhubungan signifikan dengan kinerja,
kepribadian yang berhubungan dengan yaitu Ketelitian (C) dan Ekstraversi (E).
model Lima Faktor Keribadian (Big Five Namun penelitian ini dilakukan pada level
Personality) yang sering disebut dengan manajer. Sementara itu penelitian yang
“Lima Besar”. dilakukan oleh Dunn, Mount, Barrick, dan
Ones (1995), daitemukan bahwa model
Barrick dan Mount (1991) meneliti
Lima Besar Kepribadian berisi kemajuan
tentang kaitan Lima Faktor Kepribadian
dalam memahami kepribadian dalam
dengan kinerja, dalam hal ini menggu-
kaitannya dengan kemungkinan kriteria
nakan korelasi terhadap Lima Faktor
pekerjaan. Manajer sebagai objek peneli-
Kepribadian sebagai prediktor dari kinerja
tian, bersama dengan supervisor melaku-
dan kecakapan dalam pelatihan pada lima
kan seleksi terhadap pelamar dengan
level pekerjaan. Hasilnya adalah faktor
enam tipe tugas. Hal ini dilakukan dalam
Ektraversi berpengaruh terhadap kinerja
rangka mengevaluasi potensi kinerja dan
untuk level pekerjaan manajer, faktor
integritas pelamar dari deskripsi kepri-
Kesepakatan berpengaruh terhadap kiner-
badian yang berbasis Lima Faktor Kepri-
ja untuk level pekerjaan manajer dan poli-
badian dan General Mental Ability (GMA).
si, sedangkan faktor Ketelitian berpenga-
ruh terhadap Kinerja untuk semua level
Pengembangan Kreativitas
pekerjaan, faktor Neuroticism berpengaruh
terhadap Kinerja polisi serta faktor Kreativitas sangat dibutuhkan untuk
Keterbukaan atas Pengalaman dan faktor mendukung pekerjaan atau tugas-tugas
Ekstraversi berpengaruh terhadap Kinerja tertentu, misalnya pekerjaan dibidang
untuk level pekerjaan kecakapan dalam iklan, pemasar, manajer, anggota dewan.
memberikan pelatihan. Kreativitas adalah suatu proses mental
Hasil penelitian lain menunjukkan yang melibatkan munculnya gagasan atau
bahwa tingkatan yang paling tinggi pada konsep baru, atau hubungan baru antara
faktor Ketelitian dan Stabilitas emosi, dia- gagasan dan konsep yang sudah ada.
sosiasikan dengan tingkatan yang tinggi Berdasarkan sudut pandang keilmuan
pada kinerja hubungannya dengan kelom- tersebut, hasil dari pemikiran kreatif
pok jabatan dan seluruh pengukuran (kadang disebut pemikiran divergen),
kinerja (Salgado, 1997). Pada penelitian biasanya dianggap memiliki keaslian dan
tersebut terdapat perbedaan bahwa ke- kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi
mungkinan setiap individu dengan tingkat
sehari-hari dari kreativitas adalah tindak- Wallace (2010) adalah salah satu tokoh
an membuat sesuatu yang baru. penemu teori tentang proses kreatif.
Dijelaskan dalam beberapa teori bah- Dalam bukunya “The Art of Thought”
wa kreativitas yang muncul disebabkan dijelaskan bahwa proses kreatif meliputi
seseorang harus berhadapan dengan empat tahap (1) Tahap Persiapan, yaitu
permasalahan. Semakin banyak permasa- seseorang mempersiapkan diri untuk
lahan yang dihadapi semakin tinggi memecahkan masalah dengan mengum-
tuntutan. Hal ini akan memunculkan ide- pulkan data/informasi, mempelajari pola
ide maupun kreativitas dalam penanganan berpikir dari orang lain, bertanya kepada
masalah maupun pencegahannya. Meka- orang lain, (2) Tahap Inkubasi, pada tahap
nisme pertahanan diri yang menghasilkan ini seseorang melakukan penghentian
pemikiran dan ide-ide baru tersebut meru- proses pengumpulan informasi, dalam arti
pakan produk kreatif seseorang, yang individu melepaskan diri untuk sementara
kadang disadari justru merupakan penye- masalah yang dialami. Ia tidak memikir-
bab utama munculnya kreativitas (Pervin, kan masalah tersebut secara sadar, tetapi
2012). “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar,
(3) Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan
Carl Jung (Pervin, 2012) mengemu-
tahap timbulnya “insight” atau “Aha
kakan bahwa peran dari ketidaksadaran
Erlebnis”, yaitu saat timbulnya inspirasi
pada ambang atas yang dialami seseorang
atau gagasan baru, dan (4) Tahap Verifi-
sangat berharga, khususnya berkaitan
kasi, tahap ini merupakan tahap pengujian
dengan kreativitas seseorang. Alam bawah
ide atau kreasi baru terhadap realitas.
sadar tersebut terbentuk di masa lalu.
Pada tahap ini diperlukan pemikiran kritis
Selama proses berlangsung, biasanya akan
dan konvergen, karena proses divergensi
muncul ide-ide, temuan-temuan, teori-
(pemikiran kreatif) harus diikuti proses
teori, juga karya-karya baru. Proses inilah
konvergensi (pemikiran kritis).
yang menyebabkan terbentuknya eksis-
tensi manusia dalam hal kreativitas. Menurut Sternberg (1999), kreativitas
seseorang muncul dari tiga atribut psiko-
Proses Kreatif logis yang umum kita jumpai, antara lain,
inteligensi atau gaya kognitif, kepribadian
Kreativitas seseorang selalu menjadi dan motivasi. Atribut psikologis tersebut
sorotan dalam berbagai sudut pandang, secara langsung akan membentuk dianta-
mengingat kreatif merupakan unsur uta- ranya adalah aspek dari Kreativitas, antara
ma seseorang melakukan suatu aksi. lain dalam bentuk (1) Aspek pribadi,
Dalam bidang apapun, kreativitas dapat aspek ini muncul dengan adanya interaksi
menentukan seseorang untuk melakukan yang dianggap unik dalam lingkungan-
suatu aksi yang bervariasi, sehingga nya. Berdasarkan lingkuang itulah, sese-
permasalahan yang dihadapi dapat terse- orang mengembangkan kreativitas. (2)
lesaikan dengan adanya kreativitas terse- Aspek pendorong, aspek ini muncul seba-
but. Di satu sisi, kreativitas harus mele- gai pendorong kreativitas untuk mewu-
wati suatu proses panjang dan pembela- judkan upaya mendorong sisi internal dan
jaran, sehingga walaupun melewati tahap- eksternal dari lingkungan, (3) Aspek
an tertentu yang relatif sama, jangkauan proses. Aspek ini merupakan aspek wujud
dan hasilnya akan berbeda satu dengan dari proses dan pengamatan adanya masa-
lain orang. lah, sehingga berdampak muncul dugaan
H1
Neuroticism
H2
Extraversion
H4
Agreeableness
H5
Conscientiousness
Tabel 1.
Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
No Variabel Bebas Keterangan
Tolerance VIF
1 Neuroticism .292 3.428 Bebas Multikol
2 Extraversion .632 1.582 Bebas Multikol
3 Open to Experience .323 3.093 Bebas Multikol
4 Agreeableness .438 2.281 Bebas Multikol
5 Conscientiousness .429 2.331 Bebas Multikol
Tabel 2
Regresi Tahap I
Standardized
Unstandardized Coefficients
Variabel Independen Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -8.050 9.631 -.836 .410
Neuroticism .059 .161 dan.063 .364 .718
Extraversion .229 .098 .273 2.340 .026
Open to Experience .023 .149 .025 .154 .879
Agreeableness .371 .134 .387 2.760 .010
Conscientiousness .382 .170 .317 2.241 .033
a. Dependen Variabel: Kreatifitas
Tabel 3
Regresi Tahap II
Standardized
Unstandardized Coefficients
Variabel Bebas Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.412 6.668 .212 .834
Predicted Value Kreativitas .216 .089 .385 2.431 .020
a. Dependent Variable: Kinerja Dewan
Dengan demikian, hasil analisis terse- vitas mampu menjelaskan variabel kinerja
but dapat dimasukkan dalam persamaan Dewan.
sebagai berikut:
Tabel 5
Kinerja Dewan =1,412 + 0,216 Kreativitas Uji Koefisein Determinasi Regresi Tahap II
& Ones, D. S. (1995). “Relative Impor- book of Personality: Theory & Research.
tanceof Personality and General (pp 66-100). Guilford Press. New
Mental Ability in Manager ’Judgments York.
of Applicant Qualifications”, Journal of Jauk,E., Mathios ,B.,Beate,D., and Aljoscha,
Applied Psychology, 4, 500-509. C.N.”, The relationship between
Ferdinand, A. (2011) Metode Penelitian Intelligence and Creativity; New
Manajemen. Badan Penerbit Univer- Support for The Tresshold Hypothesis
sitas Diponegoro Semarang. by Means ofEmpirical Breakpoint
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multi- Detection. Journal of Intelligence. July
variate Dengan Program IBM SPSS 19. 2013. 41(4):pp. 212-221.
Badan Penerbit UNDIP. Semarang. Komaki, J. L., Coobs, T., Redding, T. P., &
Gatewood, R. D., Field, H. S., & Barrick, M. Schepman, S. (2000).“A Rich and
(2011). Human Resource Selection 7th Ed. Rigorous Examination of Applied
South-Western. Cengage Learning. Behavior Analysis Research in The
USA. World of Work”. International Review
of Industrial and Organizational Psycho-
Goldberg, L. R. (1990). “An Alternative
logy, 15, 265-367.
Description of Personality: The Big
Five Factor Structure”, Journal of Kreitner, R., & Angelo, K. (2001). Orga-
Personality and Social Psychology, 59, nizational Behavior. McGraw-Hill Com-
1216-1229. panies. North America.
Greer, C. R. (1995). Strategy and Human Lazarus, A. (2004). Reality Check: Is Your
Resources, A General Managerial, Behavior Aligned With Organizational
Perspective. Prentice-Hall. Inc. New Goal”. Diunduh dari: http://www.
York. findarticles.com/p/articles.
Hakim, A. R., & Lataruva, E. (2011). Lucius. (2013). Rapor Kinerja DPR Periode
“Pengaruh kepribadian, Sikap, dan 2013 “Jeblok”. Republika.Co.Id. Diun-
kepemimpinan terhadap Kinerja duh dari: http://www.republika.co.id/
kreatif Dalam Organisasi”; Studi pada berita/nasional/umum/13/11/20/mwjjy
Organisasi kreatif di kota Semarang. r-rapor-kinerja-dpr-periode-2013-
Diunduh dari: http://eprints.undip. jeblok.
ac.id/28073/1/Jurnal.pdf. Media DPRD Kota Semarang. Edisi 01.
Hogan, R., HoganJ., & Robert, B.W. (1996). (2013). Semarang
Personality Measurement & Employment _______ .Edisi 02. (2013). Semarang
Decision: Quest on and Answers. _______ . Edisi 03. (2013). Semarang
American Psychologist, 51(5), pp.467-
_______ . Edisi 04. (2013). Semarang
477.
Pervin. L. A., & Oliver P. J. (2000).
Ivancevic, J. M. (2001). Human Resource
Personality Theory & Research.
Management, McGraw-HillCompanies,
8thedition. John Wiley & Sons Inc.
New York.
New York. p 256-271.
John, O. P. (1990). “The Big Five Factor
Pervin, L. A., Cervone, D., & Oliver, P. J.
Taxonomy: Dimension of Personality
(2012). Psikologi kepribadian: Teori dan
in The Natural Language & in Ques-
Penelitian (edisi ke-9). Kencana
tionaires”. in L. Pervin (Ed.). Hand-
Prenada Media Group. Jakarta.
Ruky, A. (2002). Sistem Manajemen Kinerja. Strenberg, R. J., & Lubart T. I. (1999).
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Handbook of Creativity. UK: Cambridge
Saut, P.D. (2014). Penilaian Kinerja DPR University Press.
Versi Formappi: Mayoritas Rapornya Supriadi. (2013). “Studi tentang Kinerja
Sangat Buruk. DetikNews. Diunduh Pegawai Puskesmas kecamatan Sesa-
dari: yap Hilir Kabupaten Tana Tidung”. E
http://news.detik.com/read/2014/04/03 Jurnal Pemerintah Integratif, 1(3), 304-
/130750/2544326/10/penilaian-kinerja- 318. ISSN 2337-8670.
dpr-versi-formappi-mayoritas- ejournal.pin.or.id@Copyright. 2013.
rapornya-sangat-buruk Sugiyanto. (2008). Pengaruh Kepribadian,
Sharpley, D. (1998). Personality Profiles, and Kemampuan dan Motivasi Terhadap
The Dynamicsof High Performance. Kinerja. Diunduh dari: http://jurnal.
Diunduh dari: http://www.david. utm.ac.id/index.php/ipi/article/view/15
co.uk/Pagefiles/pp%2022%20. pdf 8/156.
Salgado, J. F. (1997). “The Five Factor Sugiyono. (2003). Statistika Untuk peneliti-
Model of Personality and Job Perfor- an. Penerbit: CV. Alfa Beta. Bandung.
mance In The European Community”, Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indo-
Journal of Applied Psychology, 82(1), 30- nesia (Formappi). (2014). Penelitian:
43. “83 Persen Anggota DPR Berkinerja
Simamora, H. (2005). Manajemen Sumber Buruk”. Tempo.Co. Diunduh dari:
Daya Manusia. STIE YKPN. Yogya- http://pemilu.tempo.co/read/news/201
karta. 4/04/03/269567571/Penelitian-83-
Sonnentag, S. (2000). Expertise At Work: Persen-Anggota-DPR-Berkinerja-
Experienceand Excellent Performance. Buruk.
International Review of Industrial and Wallace, A. R. ( 2010). The Art of Thought.
Organizational Psychology, 15, 223-264. LIPI Press. Jakarta.
Staw, B. M. (1991). Psychologycal Demension Yoo, T. Y. ( 2002). A Meta-Analysis of The
of Organizational Behavior. Colliner Big Five and Performance in Korea,
Macmillan Canada Inc. New York. Department of Psychology. Michigan
State University. Michigan.