Anda di halaman 1dari 2

Studi Kasus Kontrak dan Tindakan Kolektif

Kontrak merupakan suatu peristiwa yang dimana satu orang membuat janji
terhadap orang lain atau dua orang yang saling terikat janji dalam melakukan sesuatu
yang telah disepakati. Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan maka harus ada
kontrak sosial yang terorganisir baik secara eksplisit maupun impilisit, dimana ada
kesempatan untuk melindungi kepentingan masing-masing. Kontrak sosial akan dibuat
dan dikembangkan, namun salah satu caranya adalah dengan memperjelas hubungan
antara perusahaan dan masyarakat. Sedangkan tindakan kolektif merupakan perilaku
yang dilakukan sekelompok orang dengan tujuan yang sama. Teori tindakan kolektif
merupakan kerangka konseptual yang berkembang dalam ilmu sosial dan ekonomi
untuk memahami bagaimana individu dalam kelompok atau masyarakat secara
bersama-sama berkontribusi dalam mencapai tujuan bersama.

a. Studi Kasus Kontrak


Dalam jurnal Hariyanto dan dkk (2024) dengan judul “Peran Teknologi
Informasi Dalam Mendukung Komunikasi Politik Melalui Media Digital Dalam
Industri Musik Dangdut”. Membahas bagaimana peran teknologi informasi dalam
mendukung komunikasi politik melalui media digital dalam industri musik dangdut di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan musik dangdut dalam
komunikasi politik memiliki dampak positif terhadap elektabilitas partai, namun
penggunaan dangdut hanya merupakan salah satu elemen dari strategi komunikasi
politik yang efektif. Seni, termasuk pantun dan musik, dapat menjadi alat kampanye
politik yang kuat dan efektif.
Komunikasi politik melalui musik dangdut ini merupakan fenomena yang
penting dalam menyampaikan pesan politik dan aspirasi sosial. Dalam jurnal ini
mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang digunakan untuk
memahami lebih dalam peran teknologi informasi dalam mendukung komunikasi
politik melalui media digital dalam industri musik dangdut. Penggunaan musik dangdut
dalam komunikasi politik telah menjadi strategi yang efektif dalam mempengaruhi
opini dan pandangan masyarakat terhadap partai politik atau kandidat tertentu.
b. Studi Kasus Tindakan Kolektif
Dalam jurnal Fauzi Akbar dan dkk (2024) dengan judul “Indentifikasi
Kompetensi Emosional dan Sosial Bagi Anggota DPR yang Secara Efektif Terpilih
Lebih dari Satu Kali oleh Rakyat: Studi Kasus pada Anggota DPR RI Periode 2019-
2024”. Yang menyatakan bahwa pentingnya kompetensi emosional dan sosial bagi
anggota DPR RI yang terpilih lebih dari satu kali dalam mencapai kinerja optimal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa anggota DPR RI yang memiliki kesadaran diri
emosional, kemampuan pengelolaan diri, manajemen hubungan, dan kesadaran sosial
yang baik cenderung mencapai kinerja yang lebih baik. Analisis SWOT yang dilakukan
dalam penelitian ini membantu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang dapat memengaruhi kinerja anggota DPR RI, sehingga langkah-langkah
strategis dapat diambil untuk memaksimalkan kinerja mereka.
Dalam konteks DPR RI, fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan menjadi
kunci dalam menjalankan tugas-tugasnya. Anggota DPR RI yang memiliki kompetensi
sosial dan emosional yang baik dapat lebih efektif dalam melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut. Selain itu, hubungan antar anggota DPR RI juga menjadi faktor penting dalam
keberhasilan lembaga tersebut. Dengan adanya kesadaran sosial dan kemampuan
manajemen hubungan yang baik, anggota DPR RI dapat bekerja secara kolaboratif,
mengelola konflik, dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi masyarakat.
Penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya
pengembangan kompetensi sosial dan emosional bagi anggota DPR RI dalam mencapai
kinerja optimal. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, DPR RI dapat meningkatkan
efektivitasnya dalam menjalankan tugas-tugas legislatif, anggaran, dan pengawasan,
serta memperkuat hubungan antar anggota untuk mencapai tujuan bersama yang lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai