RA Zita B Edit
RA Zita B Edit
Disusun oleh:
Nama : drg. Zita Aprillia
NIP : 198904272019032010
Golongan/Angkatan : IIIb / CCLVII
Nomor Presensi : 02
Jabatan : Dokter Gigi Ahli Pertama
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Boja II
Coach : Ir. Surata
Mentor : dr. Agus Pribadi
i
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI – NILAI DASAR,
PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA
Menyetujui
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui
Coach, Mentor,
Narasumber,
iii
PRAKATA
iv
7. Seluruh panitia pelatihan dasar CPNS atas waktu, bimbingan dan
pengarahan yang diberikan.
8. Suami tercinta Adiarto Suryo Kusumo, SH., M.Kn atas motivasi dan
doa selama pelatihan dasar CPNS.
9. Orang tua serta segenap keluarga yang telah memberi doa dan
dukungan selama pelatihan dasar CPNS berlangsung.
10. Teman-teman Angkatan 257 terima kasih untuk kerjasama dan
dukungannya salam “sedulur saklawase”
11. Serta semua pihak yang yang telah membantu dalam pelatihan
dasar CPNS dengan lancar hingga tersusunnya rancangan
aktualisasi dan habituasi ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA ........................ 37
A. Profil Organisasi ..................................................................... 37
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ................................................ 43
C. Role Model ............................................................................. 43
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ................................ 45
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
Dengan Nilai Aneka .............................................................. 45
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi ............................................. 61
C. Antisipasi Dan Strategi Menghadapi Kendala ....................... 64
BAB V PENUTUP .................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 69
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik
yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No 5 Tahun
2014).
Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur negara
memiliki kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia,
berintegritas tinggi non parsial dalam melaksanakan tugas, berbudaya
kerja tinggi non parsial dan kesejahteraan tinggi, serta di percaya
publik dengsan dukungan SDM.
Berdasarkan PP No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (PNS) untuk menjadi seoarang PNS melewati berbagai
proses yang panjang dimulai dari perencanaan, pengumuman
lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi,
pengangkatan calon PNS dan masa percobaan calon PNS, serta
pengangkatan menjadi PNS.
Sebelum calon PNS diangkat menjadi PNS, terdapat aturan baru
yang mengatur tentang masa percobaan CPNS yaitu Peraturan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegwai Negeri Sipil. Pelatihan dasar
CPNS ini dimaksudkan untuk membentuk nilai – nilai dasar profesi
PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Pubilk, Komitmen Mutu,
dan Anti korupsi atau yang sering dikenal dengan istilah ANEKA.
Selain untuk membentu nilai – nilai dasar profesi PNS adanya
Pelatihan Dasar CPNS juga dilakukan agar menghasilkan PNS yang
1
siap terjun di masyarakat serta dapat menjalankan fungsi PNS yaitu
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan serta perekat dan
pemersatu bangsa.
Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala
aspek, termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan
tekhnologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu
pelayanan kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang
bersifat preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitative hal ini
menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan
telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum
masyarakat tidak terkecuali kesehatan gigi yang mana hal
tersebut berdampak pada tercapainya derajat kesehatan yang
optimal. Maka dari itu perlu pelayanan kesehatan gigi yang tepat,
cepat dan akurat di puskesmas dengan berdasarkan nilai-nilai dasar
ANEKA.
Tenaga dokter gigi yang juga merupakan sebagai pelayan publik
mempunyai standar pelayanan kedokteran gigi yang diatur dalam
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran yang bertujuan untuk memberikan perlindungan
kepada pasien, mempertahankan mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh dokter gigi, dan memberikan kepastian hukum kepada
masyarakat dan dokter gigi. Seorang Dokter gigi juga mempunyai
uraian tugas yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
73 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional melaksanakan pelayanan
medis rawat jalan, melaksanakan pelayanan medis gigi dan mulut
spesialistik rawat jalan, melaksanakan pelayanan medis kegawat
daruratan medis gigi dan mulut, dan mengumpulkan data dalam
rangka penyelidikan epidemiologi gigi dan mulut.
Uraian tugas dokter gigi dan standar pelayanan kedokteran gigi
dijadikan sebagai dasar dalam pemilihan isu-isu di UPTD Puskesmas
Boja II. Isu tersebut bersumber dari kedudukan dan peran Aparatur
2
Sipil Negara (ASN) yaitu pelayanan publik, menejemen ASN dan
Whole of Goverment.Hasil pengamatan di UPTD Puskesmas Boja II
berupa isu-isu yang terjadi antara lain : belum optimalnya pelayanan
medis gigi dan mulut di UPTD Puskesmas Boja II, kurangnya
kesadaran masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Boja II
akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana di Poli Gigi UPTD Puskesmas
Boja II, belum optimalnya promosi kesehatan gigi mulut di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Boja II serta kurang optimalnya UKGS di
UPTD Puskesmas Boja II.
Untuk kebutuhan aktualisasi, dipilih satu core issue yang menjadi
prioritas untuk dipecahkan melalui gagasan-gagasan kegiatan kreatif
dan inovatif yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar PNS yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi (ANEKA) yang dituangkan dalam sebuah rancangan
aktualisasi. Dari beberapa isu yang ditemukan di UPTD Puskesmas
Boja II ditetapkan satu core issue yaitu belum optimalnya penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja UPTD Puskesmas Boja II.
Optimalisasi tersebut dilakukan karena dokter gigi di UPTD
Puskesmas Boja II adalah dokter gigi baru dan pada Puskesmas
tersebut belum ada dokter gigi sejak tahun 2009. Sehingga dengan
adanya optimalisasi tersebut, diharapkan pelayanan poli gigi
Puskesmas Boja II menjadi lebih terkoordinasi dan lebih baik.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral kesehatan
secara keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu dibudidayakan
ke seluruh masyarakat. Namun dewasa ini kesehatan gigi dan mulut
masyarakat Indonesia masih menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh
dokter gigi.
Menurut Riskesdas tahun 2018 sebanyak 57.6% masyarakat di
Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut dan hanya
10.2% masyarakat yang mendapatkan pelayanan. Tingginya masalah
kesehatan gigi dan mulut juga dimulai dari faktor cara menyikat gigi
3
dengan benar. Menurut Riskesdas 2018 didapatkan hanya 28% saja
masyarakat di Indonesia yang menyikat gigi dengan benar.Sekretaris
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Jawa Tengah memaparkan
bahwa berdasarkan hasil survey sebanyak 87% anak usia 5-6 Tahun
di Jawa Tengah sudah menderita karies gigi (Kemenkes RI, 2011).
Untuk itu, dokter gigi harus ikut andil dalam promosi dan sosialisasi
tentang kesehatan gigi dan mulut.
B. Identifikasi Isu
Identifikasi isu dibuat berdasarkan isu-isu yang ditemukan dalam
pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Boja II Kecamatan Boja,
Kabupaten Kendal. Isu-isu yang diangkat tidak lepas dari visi misi
UPTD Puskesmas Boja II serta berkaitan dengan tugas pokok penulis.
Pemilihan isu ini didasarkan dari Manajemen ASN, Whole of
Government dan Pelayanan Publik.
Isu-isu yang menjadi permasalahan dalam pelayanan kesehatan
di UPTD Puskesmas Boja II antara lain:
1. Belum optimalnya pelayanan medis gigi dan mulut di UPTD
Puskesmas Boja II
2. Kurangnya kesadaran masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Boja II akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut
3. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana di Poli Gigi UPTD
Puskesmas Boja II
4. Belum optimalnya promosi kesehatan gigi mulut di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Boja II
5. Kurang optimalnya UKGS di UPTD Puskesmas Boja II
4
Tabel 1,1 Identifikasi Isu
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
1. Belum optimalnya Pelayanan Pasien masih belum tahu adanya dokter gigi Masyarakat akan diberikan
pelayanan medis gigi dan Publik baru di UPTD Puskesmas Boja II, yang sosialisasi dan penyuluhan
mulut di UPTD Puskesmas Menejemen berdampak pada kurangnya kesadaran kesehatan gigi dan mulut
Boja II ASN masyarakat untuk memeriksakan kesehatan sehingga diharapkan
gigi dan mulut, sehingga pelayanan masyarakat mengetahui
kesehatan gigi dan mulut belum optimal. adanya dokter gigi baru di
UPTD Puskesmas Boja II.
Sehingga pasien
mendapatkan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
yang optimal jika
membutuhkan.
2. Kurangnya kesadaran Whole of Penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Dengan adanya sosialisasi
masyarakat di wilayah kerja Government, Boja II masih kurang peduli dengan tentang bagaimana
UPTD Puskesmas Boja II Menejemen kesehatan gigi mulutnya. Banyak dari pentingnya menjaga
akan pentingnya menjaga ASN dan masyarakat masih menggunakan cara kesehatan gigi dan
kesehatan gigi dan mulut Pelayanan tradisional untuk menjaga kesehatan gigi mulutnya, diharapkan
publik mulutnya. masyarakat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Boja II
dapat meningkatkan derajat
kesehatan giginya.
3. Kurangnya ketersediaan Menejemen Selama ini alat dan bahan pada poli gigi Alat dan bahan pada poli
sarana dan prasarana di Poli ASN dan UPTD Puskesmas Boja II masih sangat gigi dilengkapi agar dapat
Gigi UPTD Puskesmas Boja II Pelayanan terbatas sekali, sehingga pasien yang memberikan pelayanan
publik seharusnya bisa ditangani di Puskesmas yang prima kepada
sering dirujuk karena keterbatasan alat dan masyarakat di wilayah kerja
bahan. UPTD Puskesmas Boja II.
5
Tabel 1,1 Identifikasi Isu
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
4. Belum optimalnya Menejemen Selama ini tidak pernah dilakukan penyuluhan Dengan adanya sosialisasi/
penyuluhani kesehatan gigi ASN dan atau sosialisasi tentang kesehatan gigi dan penyuluhan kesehatan gigi
mulut di wilayah kerja UPTD Pelayanan mulut karena selama 10 tahun terakhir tidak dan mulut, diharapkan
Puskesmas Boja II publik ada tenaga Dokter Gigi di UPTD Puskesmas masyarakat mengetahui
Boja II. Sehingga pengetahuan tentang adanyaa Dokter Gigi di
kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja UPTD Puskesmas Boja II
UPTD Puskesmas Boja II masih kurang. dan tingkat pengetahuan
pasien tentang pentingnya
menjaga kesehatan gigi
dan mulut meningkat.
5. Kurang optimalnya UKGS di Menejemen Selama ini kegiatan UKGS diadakan tidak Dengan adanya
UPTD Puskesmas Boja II ASN dan rutin optimalisasi UKGS,
Pelayanan diharapkan sejak dini dapat
publik menekan angka kejadian
karies terutama pada anak,
mengingat karies
menempati urutan teratas
dalam penyakit gigi dan
mulut.
6
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan
alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk
menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat
untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu
APKL(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) dan USG
(Urgency,Seriousness, dan Growth).
Analisis APKL merupakan alat bantu dalam menganalisis ketepatan
dan kualitas isu yang berkaitan dengan tingkat aktual, problematika,
kekhalayakan dan layak atau tidaknya isu-isu di UPTD Puskesmas Boja II
untuk diangkat dalam rancangan aktualisasi habituasi. Kriteria tingkat
aktual menandakan bahwa permasalahan atau isu tersebut benar-benar
terjadi dan masih hangat. Problematika menandakan isu tersebut
mempunyai permasalahan yang rumit atau komplek. Sedangkan
kekhalayakan artinya isu tersebut berkaitan dan berdampak pada hidup
banyak orang. Layak berarti isu yang akan diangkat masuk akal dan
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Analisi APKL dilakukan dengan memberikan tanda positif (+) dan
tanda negatif (-) pada masing-masing kriteria.Tanda positif (+) artinya
membenarkan bahwa isu tersebut memenuhi kriteria APKL, sedangkan
tanda negatif (-) berarti isu tidak memenuhi kriteria APKL. Isu yang
memenuhi syarat pada semua kriteria dapat diangkat menjadi topik utama
dalam rancangan aktualisasi dan habituasi. Apabila terdapat lebih dari
satu isu yang memenuhi syarat maka harus dilakukan penilaian isu
menggunakan metode USG (Urgency,Seriousness, Growth) dapat dilihat
pada Tabel 1.2
7
Tabel 1.2 Analisis APKL
Prinsip Kriteria
No ISU Hasil
ASN A P K L
1. WoG, Belum optimalnya
Manajemen pelayanan medis gigi dan
mulut di UPTD Memenuhi
ASN, + + + +
Puskesmas Boja II Syarat
pelayanan
publik
2. Manajemen Kurangnya kesadaran
ASN, masyarakat di wilayah
Pelayanan kerja UPTD Puskesmas Tidak
Publik Boja II akan pentingnya + + + - Memenuhi
menjaga kesehatan gigi Syarat
dan mulut
8
1. Urgency atau Kegawatan, seberapa gawat atau mendesak isu
tersebut untuk dibahas atau dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness atau Serius, seberapa serius isu tersebut untuk
dibahas.
3. Growth atau Pertumbuhan, seberapa cepat memburuknya isu
apabila tidak segera ditindaklanjuti.
Masing-masing kriteria pada USG diberikan scoring mulai dari nilai 1
hingga 5 dengan bobot yang berbeda-beda seperti pada Tabel 1.3. Hasil
dari nilai tersebut kemudian dijumlah dan dibandingkan sehingga
mendapatkan satu isu utama yang akan dianalisis dan ditindaklanjuti
dalam aktualisasi dan habituasi. Hasil analisis USG dapat dilihat pada
Tabel 1.4
Tabel 1.3. Bobot Nilai Kualitas Isu USG
Urgency (Mendesak) Seriousness (Serius) Growth (Tumbuh)
1 = Sangat Kurang 1 = Sangat Kurang 1 = Sangat Kurang
Mendesak Serius Cepat
2 = Kurang Mendesak 2 = Kurang Serius 2 = Kurang Cepat
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Serius 3 = Cukup Cepat
4 = Mendesak 4 = Serius 4 = Cepat
5 = Sangat Mendesak 5 = Sangat Serius 5 = Sangat Cepat
9
Tabel 1.4. Analisis USG
No. Prinsip ASN Identifikasi Isu U S G Total Peringkat
1. Manajemen Belum optimalnya
ASN dan penyuluhan
pelayanan kesehatan gigi mulut
public di wilayah kerja 5 4 5 14 I
UPTD Puskesmas
Boja II
2. WoG, Kurangnya
Manajemen ketersediaan sarana
ASN, dan prasarana di Poli
4 5 4 13 II
pelayanan Gigi UPTD
public Puskesmas Boja II
10
3. Masyarakat akan apatis terhadap kesehatan gigi dan mulutnya
sehingga penyakit gigi dan mulut akan meningkat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu diatas, rumusan masalah
dalam rancangan aktualisasi ini adalah bagaimana cara
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi (ANEKA) yang telah dianalisa USG maka didapatkan core isu
yaitu “Belum optimalnya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Boja II”. Dari isu tersebut maka
rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui habituasi adalah :
1. Bagaimana bentuk kegiatan yang harus dilakukan untuk
memberikan kontribusi pada optimalnya penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut kepada masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Boja II?
2. Bagaimana output yang dihasilkan dari kegiatan tersebut?
3. Bagaimana nilai dasar ASN (ANEKA) dapat diimplementasikan
selama kegiatan aktualisasi melalui habituasi di lingkungan kerja?
4. Bagaimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan
kontribusi terhadap visi misi UPTD Puskesmas Boja II?
E. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etikapublik, komitmen mutu dan anti
korupsi (ANEKA) dalam meningkatkan upaya pelayanan kesehatan
11
gigi dan mulut kepada masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Boja II.
2. Menganalisis dampak apabila nilai-nilai dasar PNS yang tekandung
dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi (ANEKA) tidak diimplementasikan dalam
meningkatkan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan gigi dan
mulut kepada masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Boja
II.
3. Mampu merencanakan gagasan kreatif agar dapat menyelesaikan
isu terkait kurang optimalnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut
kepada masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Boja II.
4. Mampu mengidentifikasi kontribusi gagasan kreatif/kegiatan yang
dilakukan terhadap pencapaian visi, misi dan tata nilai organisasi
UPTD Puskesmas Boja II.
F. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
b. Menjadi dokter gigi yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional di
lingkungan UPTD Puskesmas Boja II.
2. Bagi Instansi
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas,
efisiensi dan inovasi serta mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien di UPTD Puskesmas Boja II.
b. Terwujudnya visi dan misi UPTD Puskesmas Boja II.
12
3. Bagi Stakeholder
a. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan dan harapan pasien dalam bidang pelayanan klinis.
b. Mendapatkan pelayanan secara aman dengan diperhatikan
keselamatannya.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
14
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga
negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.
15
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh
luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif
saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu
bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di
Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-
lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun
supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi
masing–masing.Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan
cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi
bagian dari Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana
kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana
alam, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar
bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali
terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta
produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus
mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia
16
dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat
nasional maupun internasional.
17
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga.
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum.
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan.
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam
masyarakat.
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama.
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku.
h. Membayar pajak tepat pada waktunya.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga asset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja
18
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas harus diperhatikan, yaitu:
a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan
yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
c Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun yang
tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
h Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa
yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
19
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
20
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
21
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
22
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
23
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
24
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
(Wahyudi Kumorotomo, et al, 2015)
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk.Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
25
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen
Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
26
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
27
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema Andrea:
1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa
latintersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
28
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah
yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
29
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
(Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi, 2015)
30
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas
umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan
negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan,
dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
31
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme.Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen
PPPK.PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki suatu jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk
pegawai nasional.Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
32
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan jpelayanan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh
sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya
menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan
datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.Oleh karena itu
33
WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
dengan melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-urusan
yang relevan.
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama
dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,
selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
34
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan,
pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah,
serta pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan
tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut
dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut pada
sebagian besar penduduk Indonesia.Di banyak negara, sebagian
besar karies pada anak-anak masih tidak diobati sehingga
mengakibatkan sakit gigi. Kondisi ini dapat berdampak pada
kesehatan umum anak.Padahal teknik pencegahan yang selama ini
sudah dikenal adalah menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan
menyikat gigi secara baik dan benar.
Pemerintah telah mengadopsi pendekatan Pelayanan Kesehatan
Dasar (Primary Health Care/PHC) di Puskesmas dalam sistem
pelayanan kesehatan nasional.PHC dimaksudkan untuk menyediakan
pelayanan kuratif dan preventif mendasar dengan biaya yang
terjangkau bagi negara dan masyarakat. Penyakit gigi dan mulut
terutama karies gigi dengan onsetnya di usia dini, ada diantaranya
penyakit-penyakit yang paling sering ditemukan. Karenanya,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus menjadi bagian dari sistem
PHC.Sayangnya, pelayanan kesehatan gigi dan mulut Ɵ dak
terintegrasi secara adekuat dalam sistem PHC.
Upaya Pelayanan kesehatan gigi di Indonesia dilaksanakan baik
oleh pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan gigi
yang dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada
pendekatan level of care (kebijakan WHO) yang meliputi tindakan
promotif, preventif, deteksi dini, kuratif dan rehabilitatif, yaitu
merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk memberikan
pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya yang ada.
35
Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di puskesmas
meliputi :
1. Penanganan Kegawatdaruratan Gigi dan Mulut (Oral Urgent
Treatment/OUT) yang terdiri atas 3 elemen mendasar :
a. Tindakan mengurangi rasa sakit melalui tindakan pemberian
obat-obatan dan perawatan penambalan gigi
b. Pertolongan pertama infeksi gigi dan mulut serta trauma gigi
dan jaringan penyangga
c. Rujukan untuk kasus-kasus yang kompleks
2. Tersedianya Pasta Gigi yang mengandung fluoride dengan harga
terjangkau (Aff ordable Fluoride Toothpaste/AFT) dan
3. Penambalan gigi dengan invasi minimal (tanpa bur)/Atraumatic
Restorative Treatment (ART).
36
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Puskesmas Boja II
Kecamatan Boja yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Boja
II terdiri 8 desa dengan jumlah penduduk 32.406 jiwa. berada pada
ketinggian 300-1000 m diatas permukaan laut. masyarakat
mempunyai mata pencaharian sebagai petani ,buruh , PNS, swasta
dan sebagian bekerja di luar negeri sebagai TKI, tingkat
kesejahteraan masyarakat pada umumnya belum memmenuhi
standar, masih banyaknya keluaga miskin / berpenghasilan rendah
,sebagian perumahan/pemukiman yang tidak memenuhi syarat
kesehatan, sarana sanitasi dasar yang belum tercukupi sehingga
berpengaruh terhadap status kesehatannya.
Pelayanan Kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Boja
salah satunya adalah Puskesmas Boja II yang merupakan fasilitas
kesehatan tingkat pertama, diselenggarakan dengan
mengintegrasikan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) secara berkesinambungan.
Prevalensi penyakit sebagian besar adalah penyakit infeksi,
disamping itu penyakit degeneratif juga merupakan masalah yang
perlu mendapat pelayanan kesehatan karena adanya peningkatan
yang sangat nyata, dan beberapa diantaranya memerlukan pelayanan
lanjut sehingga dilakukan tindakan rujukan.
1. Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dengan
mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat, dan hidup
dalam lingkungan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan
yang bermutu.
2. Visi- Misi
UPTD Puskesmas Boja II memiliki visi dan misi sebagai berikut:
37
- VISI : “Meningkatkan Pelayanan yang Berkualitas untuk
Mewujudkan Keluarga Sehat “
- MISI :
1. Menyelenggarakan pelayanan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang berkualitas dan terjangkau
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang professional
3. Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri
3. Motto
“Kesembuhan Anda adalah Kebahagiaan Kami “
4. Tata Nilai
- Bijaksana : Bijaksana dalam bekerja, bijaksana dalam hal
perilaku pelayanan
- Objektif : Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan
tujuan dan kenyataan untuk mendapatkan hasil
yang optimal
- Jelas : Pemberian informasi pelayanan secara nyata
dan gambling
- Amanah : Melaksanakan pelayanan penuh dengan rasa
tanggung jawab
- Doa : Dalam melaksanakan tugas selalu diiringi
dengan doa
- Usaha : Pantang menyerah dalam berusaha
- Asa : Bersama menggapai asa
38
5. Struktur Organisasi
39
6. Kondisi geografis
a. Luas Wilayah
PETA WILAYAH KECAMATAN BOJA
40
Dilihat secara demografis, Puskesmas Boja II terletak di desa
Ngabean Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Dengan jumlah
penduduk jiwa, sebagian besar bermata pencaharian sebagai
buruh pabrik, petani, pegawai dan pedagang. Berlokasi di Jalan
Ngabean-Kliris Desa Ngabean Kecamatan Boja. Luas wilayah kerja
Puskesmas Boja II yaitu 26,49 km2. Adapun Desa di wilayah
Puskesmas Boja II
Ada 8 desa binaan di wilayah Puskesmas Boja II, yaitu :
1. Desa Karangmanggis
2. Desa Ngabean
3. Desa Kliris
4. Desa Pasigitan
5. Desa Leban
6. Desa Medono
7. Desa Banjarjo
8. Desa Puguh
c. Ketinggian
Ketinggian dari permukaan laut 350m sampai dengan 1000m.
7. Kondisi Demografi
Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan menurut Desa sebagai
berikut :
41
JUMLAH
NO DESA LUAS WILAYAH
PENDUDUK
1. Desa Karangmanggis 3,94 km2 9613
NO DESA RW RT
1 Karangmanggis 4 13
2 Ngabean 9 28
3 Kliris 8 21
4 Puguh 5 10
5 Leban 4 10
6 Pasigitan 9 20
7 Medono 3 4
8 Banjarjo 4 22
42
B. Tugas Jabatan Peserta
C. ROLE MODEL
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau
baik untuk di contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan
sebagainya.
43
Dalam hal ini role model yang akan penulis ambil yaitu Dr. drg.
Diyah Fatmasari, MDSc. Beliau adalah Ketua PDGI Kota Semarang yang
sekaligus sebagai tenaga pengajar di Poltekes Semarang. Beliau memiliki
dedikasi yang tinggi di dunia kesehatan gigi dan pendidikan. Penulis
mengenal beliau sejak penulis menempuh pendidikan s1 dokter gigi.
Sikap kepimimpinan yang tegas dan berwibawa selalu beliau terapkan
dalam organisasi dan kehidupan sehari-hari. Beliau memiliki integritas
yang tinggi dan seorang figure pemimpin yang bekerja keras. Hal itu
tampak pada terpilihnya beliau menjadi Ketua PDGI Kota Semarang untuk
kedua kalinya. Beliau memiliki sikap tanggung jawab dan disiplin terhadap
jabatan yang diembannya dengan datang tepat waktu. Beliau adalah
sosok yang ramah, bersahabat dan dapat menjadi penengah.
Beliau menjadi role model yang penulis pilih karena beliau memiliki
sikap yang terkandung dalam nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi yang dapat
diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
44
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
45
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
46
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b.Menyiapkan materi Adanya materi tentang Akuntabilitas berkualitas dan Amanah tampak
yang akan cara menjaga kesehatan tampak dalam terjangkau serta dalam
disampaikan gigi dan mulut Integritas, meningkatkan melaksanakan
diantaranya : tanggungjawab dan sumber daya pelayanan penuh
- jenis dan fungsi kejelasan terhadap manusia yang dengan rasa
gigi apa yang menjadi professional tanggung jawab.
- makanan yg tusinya.
sehat dan kurang
sehat untuk Komitmen Mutu
kesehatan gigi diharapkan terjadi
- proses terjadinya perubahan mutu
gigi berlubang yang lebih baik
- penanganan gigi setelah diberikan
berlubang intervensi berupa
- cara menyikat penyuluhan.
gigi yang benar
47
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
c. Kuis Gigi Sehat Mengetahui sebatas mana Nilai Komitmen
untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak mutu yang tampak
tingkat pengetahuan SD tentang bagaimana adalah inovasi
anak SD tentang menjaga kebersihan berupa kuis gigi
bagaimana menjaga rongga mulut sebelum sehat untuk
kesehatan gigi mulut diberikan intervensi mengetahui tingkat
berupa penyuluhan pengetahuan anak
SD tentang
pentingnya menjaga
kesehatan rongga
mulut.
48
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat a.Melakukan Melakukan konsultasi Komitmen mutu Visi : Melaksanakan
banner konsultasi kepada kepada kepala Puskesmas tampak dalam Meningkatkan kegiatan
sebagai media Kepala Puskesmas dengan sopan dan santun, inovasi dan Pelayanan yang penyuluhan sudah
promosi terkait media promotif dan Perbaikan mutu Berkualitas untuk sesuai dengan tata
tentang preventif yaitu banner yang yang terlihat saat Mewujudkan nilai Puskesmas
pentingnya akan dipasang di ruang imunisasi gigi Keluarga Sehat Boja II yaitu
imunisasi gigi tunggu supaya didapatkan sebagai terobosan bijaksana dalam
sejak dini mufakat untuk desain dan terbaru dalam dunia Dengan bekerja, bijaksana
sebagai konten banner kedokteran gigi. melakukan dalam hal perilaku
tindakan Akuntabilitas konsultasi untuk pelayanan.
pencegahan terlihat dalam penyuluhan, Objektif dalam
terhadap gigi kejelasan program kegiatan tersebut menyelenggarakan
berlubang yang dilaksanakan. sudah pelayanan sesuai
yang Nasionalisme berkontribusi dengan tujuan dan
diletakkan di Musyawarah(Sila ke dalam misi kenyataan untuk
ruang tunggu 4) pertama dan mendapatkan hasil
dan di depan Etika publik : kedua Puskesmas yang optimal.
Poli Gigi UPTD kepemimpinan Boja II yaitu Jelas dalam
Puskesmas berkualitas tinggi menyelenggarakan pemberian
Boja II Sopan dan santun pelayanan informasi
Anti korupsi terlihat promotif, preventif, pelayanan secara
Sumber dalam nilai kuratif dan nyata dan
kegiatan : keberanian membuat rehabilitatif yang gambling.
inovasi inovasi baru untuk berkualitas dan
kemajuan UPTD terjangkau serta
meningkatkan
49
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b.Membuat desain Mendapatkan design Nasionalisme sumber daya
banner tentang banner terkait pentingnya tercermin dalam sila manusia yang
pentingnya imunisasi imunisasi gigi sejak dini ke-5 (suka bekerja professional.
gigi sejak dini sebagai upaya keras), butir sila ke-
pencegahan gigi berlubang 2 (gemar melakukan
kegiatan manusia).
Etika publik tampak
pada keahlian,
professional,
tanggung jawab
akan tugasnya
50
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
d. Memasang Banner sudah terpasang di Komitmen mutu
banner ruang tunggu dan di depan terlihat dalam nilai
Poli Gigi UPTD Puseksmas Efektivitas dan
Boja II berorientasi mutu
untuk mencapai
pelayanan gigi yang
optimal.
Akuntabilitas :
kejelasan,
keseimbangan,
tanggung jawab
51
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat 1. Melakukan Saya melakukan Komitmen mutu Visi : Membuat poster
poster konsultasi konsultasi kepada kepala mengandung nilai Meningkatkan tentang kesehatan
kesehatan gigi kepada Kepala Puskesmas dengan sopan yang nyata, Pelayanan yang gigi dan mulut
dan mulut Puskesmas dan santun, terkait media kompetensi, Berkualitas untuk sudah sesuai
untuk promotif dan prefentif yaitu komunikasi dan Mewujudkan dengan tata nilai
diletakkan di poster yang akan dipasang kepercayaan. Keluarga Sehat Puskesmas Boja II
depan ruang di ruang tunggu dan Poli Nasionalisme : Dengan yaitu bijaksana
tunggu dan Gigi supaya didapatkan Musyawarah(Sila ke pembuatan poster, dalam bekerja,
Poli Gigi UPTD mufakat untuk desain dan 4) . Sdangkan Etika kegiatan tersebut bijaksana dalam
Puskesmas konten poster publik tampak sudah hal perilaku
Boja II dalam hal berkontribusi pelayanan.
kepemimpinan dalam misi Objektif dalam
berkualitas tinggi, pertama menyelenggarakan
Sumber Sopan dan santun. Puskesmas Boja II pelayanan sesuai
kegiatan : Akuntabilitas: yaitu dengan tujuan dan
inovasi tanggung jawab menyelenggarakan kenyataan untuk
kepemimpinan pelayanan mendapatkan hasil
(Kepala Puskesmas promotif, preventif, yang optimal.
kepada kuratif dan Jelas dalam
bawahannya) rehabilitatif yang pemberian
berkualitas dan informasi
2. Membuat desain Nasionalisme terjangkau. pelayanan secara
poster kesehatan Desain poster kesehatan sesuai dengan sila nyata dan
gigi dan mulut gigi dan mulut ke-5 (suka bekerja gambling.
keras), butir sila ke-
2 (gemar melakukan
52
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kegiatan manusia)
Etika public tampak
pada keahlian,
professional,
tanggung jawab.
Sedangkan
Akuntabilitas
terkandung nilai
Tanggung jawab,
kejelasan,transparasi
Komitmen mutu :
Inovasi
53
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kewajiban
Komitmen mutu :
Efektivitas,
berorientasi mutu
54
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat 1. Melakukan Melakukan konsultasi Komitmen mutu : Visi : Membuat brosur
brosur konsultasi kepada kepada kepala nyata, kompetensi, Meningkatkan tentang kesehatan
kesehatan gigi Kepala Puskesmas dengan sopan komunikasi, Pelayanan yang gigi dan mulut
dan mulut Puskesmas dan santun, terkait media kepercayaan. Berkualitas untuk sudah sesuai
untuk edukasi promotif dan prefentif yaitu Nasionalisme : Mewujudkan dengan tata nilai
yang bisa brosur yang akan Musyawarah(Sila ke Keluarga Sehat Puskesmas Boja II
dibawa pulang diberikan kepada pasien 4) Dengan yaitu bijaksana
pasien. supaya didapatkan Etika publik : pembuatan brosur, dalam bekerja,
mufakat untuk desain dan kepemimpinan kegiatan tersebut bijaksana dalam
konten berkualitas tinggi sudah hal perilaku
Sopan dan santun. berkontribusi pelayanan.
Sumber Akuntabilitas: dalam misi Objektif dalam
kegiatan : tanggung jawab pertama menyelenggarakan
inovasi kepemimpinan Puskesmas Boja II pelayanan sesuai
(Kepala Puskesmas yaitu dengan tujuan dan
kepada menyelenggarakan kenyataan untuk
bawahannya) pelayanan mendapatkan hasil
promotif, preventif, yang optimal.
kuratif dan Jelas dalam
rehabilitatif yang pemberian
berkualitas dan informasi
terjangkau. pelayanan secara
nyata dan
gambling.
55
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat desain Desain brosur tentang Nasionalisme :sila Adanya brosur
brosur kesehatan kesehatan gigi dan mulut ke-5 (suka bekerja yang bisa dibawa
gigi dan mulut keras), butir sila ke- pulang tentang
2 (gemar melakukan menjaga
kegiatan manusia) kesehatan gigi dan
Etika publik : mulut dapat
keahlian, menambah
professional, pengetahuan dan
Akuntabilitas : mengubah
Tanggung jawab, kebiasaaan
kejelasan,transparasi masyarakat Boja
Komitmen mutu : sehingga kwalitas
Inovasi kesehatan
masyarakat dapat
3. Mencetak brosur Cetakan brosur Akuntabilitas : meningkat
kesehatan gigi kejelasan,
dan mulut keseimbangan,
tanggung jawab
Nasionalisme :sila
ke-5 (suka bekerja
keras), butir sila ke-
2 (gemar melakukan
kegiatan manusia)
Etika publik :
professional,
melaksanakan
56
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kewajiban
Komitmen mutu :
Efektivitas,
berorientasi mutu
57
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Menampilkan 1. Melakukan Saya melakukan Akuntabilitas : Visi : Menampilkan
video tentang konsultasi dengan konsultasi kepada kepala kepemimpinan, Meningkatkan video tentang
kesehatan gigi Kepala Puskesmas dengan sopan tanggung jawab, Pelayanan yang kesehatan gigi dan
dan mulut yang Puskesmas dan santun, terkait media kejelasan Berkualitas untuk mulut sudah
bisa promotif dan prefentif Anti korupsi : Mewujudkan sesuai dengan tata
ditayangkan yaituvideo yang akan disiplin, jujur, Keluarga Sehat nilai Puskesmas
diruang-ruang ditayangkan ditelevisi tanggung jawab Dengan Boja II yaitu
tunggu UPTD ruang tunggu supaya Nasionalisme : pembuatan brosur, bijaksana dalam
Puskesmas didapatkan mufakat untuk Musyawarah(Sila ke kegiatan tersebut bekerja, bijaksana
Boja II desain dan konten 4) sudah dalam hal perilaku
Etika publik : berkontribusi pelayanan.
Sumber kepemimpinan dalam misi Objektif dalam
kegiatan : berkualitas tinggi pertama menyelenggarakan
inovasi, SKP Sopan dan santun Puskesmas Boja II pelayanan sesuai
yaitu dengan tujuan dan
menyelenggarakan kenyataan untuk
pelayanan mendapatkan hasil
promotif, preventif, yang optimal.
kuratif dan Jelas dalam
rehabilitatif yang pemberian
berkualitas dan informasi
terjangkau. pelayanan secara
nyata dan
gambling.informasi
pelayanan secara
nyata dab
58
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Memilih video Video yang tersimpan di Akuntabilitas : Adanya video gambling serta
kesehatan gigi dan flashdisk Tanggung jawab, tentang menjaga bersama
mulut kejelasan,transparasi kesehatan gigi dan menggapai asa
Merekam video Etika publik : mulut dapat
Memilih video keahlian, menambah
di channel professional, pengetahuan dan
youtube tanggung jawab mengubah
Mendownload Nasionalisme :butir kebiasaaan
video sila ke-5 (suka masyarakat
Menyimpan bekerja keras), butir Plantungan,
video ke dalam sila ke-2 (gemar sehingga kwalitas
flashdisk melakukan kegiatan kesehatan
manusia) Komitmen masyarakat dapat
mutu : inovasi, meningkat
berorientasi mutu
59
Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan terhadap Visi Misi nilai organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
melaksanakan
kewajiban
Komitmen mutu
:Efektivitas,
berorientasi mutu
60
B. JADWAL
Demi meningkatkan pencapaian hasil dari rencana aktualisasi, maka dibuat jadwal implementasi yang jelas.
Jadwal implementasi ini bertujuan untuk mengatur, mengontrol, mengorganisasi waktu, jenis kegiatan, output
pelaksanaan rencana aktualisasi sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan. Rincian jadwal rancangan
aktualisasi dapat dilihat pada Tabel 4.2.berikut ini
Tanggal/Bulan
No Kegiatan Oktober November Bukti Kegiatan
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 Membuat 1. Draft materi dan desain
leaflet leaflet
kesehatan gigi 2. Notulensi hasil konsultasi
dan mulut
dengan mentor
untuk edukasi
yang bisa 3. Daftar absensi
dibawa pulang 4. Rekam Foto dan video dari
pasien. konsultasi sd pembuatan
lefleat
2 Membuat 1. Draft materi dan desain
poster poster
kesehatan gigi 2. Notulensi hasil konsultasi
dan mulut
dengan mentor
untuk
diletakkan di 3. Daftar absensi
depan ruang 4. Foto saat konsultasi
tunggu dan 5. Rekam Foto dan video dari
Poli Gigi UPTD
61
Tanggal/Bulan
No Kegiatan Oktober November Bukti Kegiatan
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Puskesmas awal konsultasi sd poster
Boja II terpasang
62
Tanggal/Bulan
No Kegiatan Oktober November Bukti Kegiatan
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
ditayangkan awal konsultasi dengan
diruang-ruang mentor sd penayangan
tunggu UPTD video edukasi kesehatan
Puskesmas
gigi dan mulut
Boja II
5 Melakukan 1. Draft materi penyuluhan
penyuluhan 2. Notulensi hasil konsultasi
dan sikat gigi dengan mentor
bersama pada
3. Daftar absensi
anak SD
Ngabean 01 4. Foto saat penyuluhan
dan 02 5. Rekam Foto dan video
penyuluhan dan sikat gigi
bersama
63
C. Antisipasi Dan Strategi Menghadapi Potensi Kendala
Dalam tahap aktualisasi dan habituasi terdapat berbagai situasi
dan kondisi yang tidak dapat dikendalikan oleh penulis. Sehingga
terdapat kemungkinan terjadi kendala-kendala dalam proses
pelaksanaan rancangan aktualisasi. Untuk mengatasi hal tersebut,
dibuat rencana antisipasi dan strategi dalam menghadapi kendala yang
mungkin terjadi. Rencana antisipasi dan strategi menghadapi kendala
dijelaskan dalam tabel 4.3 berikut ini:
64
Kendala yang Strategi Mengatasi
No Kegiatan Mungkin Terjadi Kendala
3. Desain poster yang Mengkomunikasikan pada kepala
Membuat poster direvisi berulang- puskesmas terkait konten yang
kesehatan gigi dan ulang akan akan dibuat sebelum mendesain
mulut untuk diletakkan
memperlambat proses poster. Dengan begitu, revisi tidak
di depan ruang tunggu
dan Poli Gigi UPTD pencetakan. akan berulang-ulang dan
Puskesmas Boja II mempercepat proses.
65
BAB V
PENUTUP
66
Rencana kegiatan memberikan kontribusi terhadap Visi UPTD Puskesmas
Boja II yaitu “Meningkatkan Pelayanan yang Berkualitas untuk
Mewujudkan Keluarga Sehat “ dan misi menyelenggarakan pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan
terjangkau, serta meningkatkan sumber daya manusia yang professional
dan mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri.
Rencana kegiatan juga memberikan penguatan terhadap nilai-
nilai organisasi UPTD Puskesmas Boja II yaitu bijaksana, obyektif, jelas,
amanah, doa, usaha dan asa. Penulis memohon dukungan kepada
seluruh pihak agar seluruh rencana kegiatan dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar. Pelaksanaan seluruh rencana kegiatan diharapkan dapat
memecahkan isu yang terpilih dalam rancangan aktualisasi ini.
67
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15518/BAB%20I.p
df?sequence=5&isAllowed=y
Kementrian Kesehatan RI. 2011. PROMOSI KESEHATAN DI DAERAH
BERMASALAH KESEHATAN Panduan bagi Petugas Kesehatan di
Puskesmas Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
68
LANRI. 2016. Whole of Government : Modul Pelatihan Dasar Kader PNS.
Jakarta: LANRI
LANRI. 2016. Aktualisasi Pelatihan Dasar Kader PNS: Modul Pelatihan
Dasar Kader PNS. Jakarta: LANRI
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: PT. RinekaCipta. Nursalam
PP No.11 Tahun 2017 Tentang Manajemen ASN
Riskesdas. 2018. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta
Riyanti E & R. Saptarini. (2010). Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan
Mulut melalui perubahan Perilaku Anak. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran. Hal 1-22.
http://journal.unair.ac.id/filrPDF/DENTJ-38-2.
Shergold, Peter. 2008. Governing Trough Collaboration. Dalam
Collaborative 244 Governance a New Era Of Public Policy in
Australia, O’Flynn, Janine and Wanna (eds) Canberra: ANU E
Press
Suwarno, Y. Sejati, T.A. (2017). Whole of Goverment Modul Pelatihan
Dasar PNS. Jakarta:LANRI
69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap drg. Zita Aprillia
2 Jabatan Fungsional Dokter Gigi Ahli Pertama
3 Jabatan Struktural -
4 NIP 198904272019032010
5 Tempat dan Tanggallahir Semarang, 27 April 1989
7 Nomer HP 087700088688
8 Instansi UPTD Puskesmas Boja II
9 Alamat email francecathzee27@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
NO TINGKAT TAHUN AJARAN NAMA SEKOLAH
1 SD 1996 – 2002 SD N Bernadus 04
2 SMP 2002 – 2005 SMP Yoannes XXIII
3 SMA 2005 – 2008 SMA Kolese Loyola, Kesatrian I
4 S1 2008 – 2012 S1 KEDOKTERAN GIGI, FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
70
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Laporan Aktualisasi
SURAT PERNYATAAN
71
Lampiran 2 : Pengendalian Aktualisasi oleh Mentor/ Coach
Output kegiatan
terhadap pemecahan
isu :
1. Adanya persamaan
presepsi antara
dokter gigi dengan
Kepala Puskesmas
Boja II.
2. Adanya materi
penyuluhan.
3. Terlaksanya
penyuluhan dengan
karyawan Puskesmas
Boja II.
72
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
(kepemimpinan,
tanggung jawab,
integritas)
2. Nasionalisme
(musyawarah,
kerjasama)
3. Etika Publik (sopan
santun)
4. Komitmen Mutu
(kompetensi,
komunikasi,
kepercayaan)
5. Anti Korupsi (berani
dan jujur)
Terwujudnya
Masyarakat
Plantungan Sehat
Yang Mandiri
Misi
1. Meningkatkan
kualitas manajemen
puskesmas yang
berkomitmen tinggi
dan
berkesinambungan
2. Meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan
dengan sumberdaya
yang berkualitas
73
Kegiatan 3 : Membuat poster kesehatan gigi dan mulut untuk
diletakkan di depan ruang tunggu Puskesmas Boja
II
Penyelesaian
Catatan Mentor Paraf Mentor
Kegiatan
Tahap Kegiatan :
1. Melakukan koordinasi
dan melakukan
konsultasi kepada
Kepala Puskesmas
2. Membuat
desainposter
kesehatan gigi dan
mulut
3. Mencetak poster
4. Memasang poster di
ruang tunggu
Puskesmas
Output kegiatan
terhadap pemecahan
isu :
1. Tema desain dan
konten poster
2. Desain poster
kesehatan gigi dan
mulut
3. Hasil cetakan poster
4. Edukasi pasien
tentang kesehatan
gigi dan mulut
bertambah
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
(kepemimpinan,
keadilan, kejelasan
dan tanggung jawab)
2. Nasionalisme
(musyawarah,
kerjasama)
3. Etika Publik
74
(menjunjung etika
luhur, sopan santun)
4. Komitmen Mutu
(kompetensi,
komunikasi,
kepercayaan)
5. Anti Korupsi (berani
dan jujur)
Terwujudnya
Masyarakat
Plantungan Sehat
Yang Mandiri
Misi
Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan
masyarakat dan
perorangan dengan
mengutamakan upaya
promotif dan preventif
75
Kegiatan 4 : Membuat brosur kesehatan gigi dan mulut untuk
edukasi yang bisa dibawa pulang pasien
Penyelesaian
Catatan Mentor Paraf Mentor
Kegiatan
Tahap Kegiatan :
4. Melakukan
koordinasi dan
konsultasi kepada
Kepala Puskesmas
5. Membuat desain
brosur kesehatan gigi
dan mulut
6. Mencetak brosur
kesehatan gigi dan
mulut
7. Memberikan brosur
kepada pasien –
pasien poli gigi dan
mulut yang datang
Output kegiatan
terhadap pemecahan
isu :
1. Tema brosur
2. Desain brosur
3. Brosur
4. Edukasi pasien
tentang kesehatan
gigi dan mulut
bertambah
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
(kepemimpinan,
keadilan, kejelasan
dan tanggung jawab)
2. Nasionalisme
(musyawarah,
kerjasama)
3. Etika Publik
(menjunjung etika
luhur, sopan santun)
76
4. Komitmen Mutu
(kompetensi,
komunikasi,
kepercayaan)
5. Anti Korupsi (berani
dan jujur)
Terwujudnya
Masyarakat
Plantungan Sehat
Yang Mandiri
Misi
1. Meningkatnya derajat
kesehatan melalui
kerja sama yang
harmonis dengan
lintas sector, lintas
program, jejaring dan
jaringan pelayanan
kesehatan.
2. Meningkatkan
kualitas pelayanan
kesehatan
masyarakat dan
perorangan dengan
mengutamakan
upaya promotif dan
preventif
77
Kegiatan 5 : Membuat video tentang kesehatan gigi dan mulut
yang bisa ditayangkan diruang-ruang tunggu
Puskesmas Boja II
Penyelesaian
Catatan Mentor Paraf Mentor
Kegiatan
Tahap Kegiatan :
1. Melakukan konsultasi
dengan Kepala
Puskesmas
2. Membuat video
kesehatan gigi dan
mulut
Merekam video
Memilih video di
channel youtube
Mendownload
video
Menyimpan video
ke dalam flashdisk
3. Konsultasi dengan
Kepala Puskesmas
tentang hasil video
yang akan
ditayangkan
4. Memasukan video
ketelevisi di ruang
tunggu Puskesmas
Output kegiatan
terhadap pemecahan
isu :
1. Tema dan konten
video
2. Video yang tersimpan
di flashdisk
3. Video yang terpilih
4. Video tayang,
edukasi bertambah
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
(kepemimpinan,
78
keadilan, kejelasan
dan tanggung jawab)
2. Nasionalisme
(musyawarah,
kerjasama)
3. Etika Publik
(menjunjung etika
luhur, sopan santun)
4. Komitmen Mutu
(kompetensi,
komunikasi,
kepercayaan)
5. Anti Korupsi (berani
dan jujur)
Terwujudnya
Masyarakat
Plantungan Sehat
Yang Mandiri
Misi
Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan
masyarakat dan
perorangan dengan
mengutamakan upaya
promotif dan preventif
79
Lampiran 3 : Alat Bantu Catatan Bimbingan Aktualisasi
80
BUKTI KEGIATAN 1
BUKTI KEGIATAN 2
BUKTI KEGIATAN 3
BUKTI KEGIATAN 4
BUKTI KEGIATAN 5
81
HASIL EVALUASI KEGIATAN
82
HASIL EVALUASI KEGIATAN
83
HASIL EVALUASI KEGIATAN
84
HASIL EVALUASI KEGIATAN
Kegiatan membuat brosur kesehatan gigi dan mulut untuk edukasi yang
bisa dibawa pulang pasien berjalan dengan baik.
85
HASIL EVALUASI KEGIATAN
Kegiatan membuat video tentang kesehatan gigi dan mulut yang bisa
ditayangkan diruang-ruang tunggu Puskesmas Boja II berjalan dengan
baik.
86