NIM : 40.01.13.0031
KIMIA KLINIK III
Petunjuk Penggunaan
Pemeriksaan Opiat merupakan salah satu tes cepat, pemeriksaan kualitatif untuk
morfin dan merupakan hasil metabolisme pada urin manusia. Pemeriksaan ini
digunakan untuk mendeteksi urin dari ada atau tidaknya morfin dan metabolit ini
dalam batas konsentrasi 300 NG/ML. Pemeriksaan ini hanya digunakan oleh unit
pelayanan kesehatan professional saja.
Pemeriksaan ini hanya digunakan untuk pemeriksaan pendahuluan atau
skrining. Untuk metode pemeriksaan kimia alternatif yang lebih spesifik harus
dilakukan untuk memperoleh hasil yang bisa dikonfirmasi. Gas
Chromatography/Mass Spectrophotometry (GC/MS) adalah metoda yang paling
banyak digunakan untuk konfirmasi. Pertimbangan klinik harus diterapkan untuk
hasil tes penyalahgunaan obat, terutama jika pada tes pendahuluan menunjukkan
hasil positif.
1|Page
Opiat dan heroin dapat dikonversi menjadi morfin dengan cepat dan
diekskresikan di urin sebagai morfin dan hasil metabolism dari glucuronidated.
Ekskresi berlanjut sampai kira-kira 48 jam. Adanya morfin dan metabolitnya di
urin mungkin karena hasil konsumsi heroin, morfin dan kodein.
Institusi nasional yang menangani penyalahgunaan obat telah
direkomendasikan mengurangi konsentrasi dari 300 ng/ml untuk pemeriksaan
skrining opiat dala urin. Pemeriksaan opiat akan memberikan hasil positif jika
morfin ada dalam urin atau berada pada konsentrasi yang melebihi kadar normal
di urin manusia.
Pemeriksaan ini adalah kualitatif, pemeriksaan skrining immunoassay secara
visual. Metode ini menggunakan antibodi unik untuk identifikasi secara selektif
obat pada tes urin dengan derajat sensitifitas dan spesifitas yang tinggi.
Prinsip Pemeriksaan
Perangkat tes terdiri dari perangkat penyerap kromatografik pada obatnya
atau metabolit obat pada sampel bersaing dengan konjugat pendukung yang
berpori pada bagian batas antibodi. Sampel uji mengalir melalui perangkat
penyerap, antibodi yang memiliki label pewarna konjugat mengikat ke obat di
spesimen membentuk ikatan komplek antigen-antibodi. Kompleks ini bersaing
dengan konjugat antigen pada zona reaksi positif dan tidak akan memproduksi
garis warna magenta dimana obat terdeteksi diatas level yang sudah
diperbolehkan untuk metode immunoassay. Konjugat yang tidak terbungkus akan
mengikat reagen pada area kontrol negatif, membentuk garis warna magenta,
menandakan bahwa reagen dan perangkat berfungsi benar.
Spesimen negatif membentuk 2 garis warna yang berbeda, satu pada area tes
dan satu pada area kontrol.
Spesimen positif membentuk hanya satu garis warna pada area kontrol.
2|Page
Bahan yang dibutuhkan namun tidak tersedia
1. Timer/jam
2. Kontrol urin positif dan negatif yang tersedia dari distributor komersil
3|Page
Prosedur Pemeriksaan
1. Menempatkan semua bahan dan spesimen pada temperatur ruang.
2. Keluarkan tes strip dari bungkus
3. Celupkan strip tes kedalam urin dengan panah penunjuk arah pada
spesimen
4. Batas urin harus mencapai garis tanda maksimum pada strip, namun
tidak boleh melebihi garis
5. Tahan strip di urin sampai muncul warna merah pada bagian bawah dari
membran tes (kira-kira 10 detik)
6. Angkat strip dan tempatkan menghadap keatas di tempat yang kering dan
bersih
7. Baca hasil antara 3-8 menit setelah dicelupkan ke sampel.
4|Page
Hasil Pemeriksaan
Hasil: Negatif (-) karena terbentuk dua garis pink/ungu, baik di area kontrol atau
di area tes.
Quality Control
1. Perangkat tes memiliki garis kontrol untuk menandakan bahwa volume
sampel dan perpindahannya seimbang, dan koloidalnya larut sesuai
dengan yang diharapkan. Hasil invalid harus diulang menggunakan
perangkat tes baru.
2. Positif dan negatif, kontrol obat dalam urin dapat digunakan untuk
memvalidasi performa reagen dan menetapkan jika tes dapat dipercaya.
Kontrol obat dalam urin secara komersil sudah ada, namun tidak tersedia
dalam tes kit ini. NIDA merekomendasikan batasan untuk skrining
penyalahgunaan obat menandakan kontrol harus mengandung obat 20%
diatas nilai yang ditetapkan NIDA. Jika nilai kontrol tidak muncul pada
batas tertentu, maka tes dinyatakan invalid.
Nilai Rujukan
Pemeriksaan opiat adalah untuk mengidentifikasi morfin dan metabolit dalam
urin manusia pada batas konsentrasi 300 ng/ml. Konsentrasi obat tidak dapat
ditentukan dalam tes ini. Tes ini dimaksudkan untuk menyaring urin dan
memisahkan hasil negatif dari dugaan hasil positif. Semua hasil positif harus
dikonfirmasi dengan metode alternatif seperti GC/MS.
Karakteristik Kinerja
Akurasi
Evaluasi komparatif dari 100 spesimen urin klinik yang diperiksa dengan
opiate tes dan skrining EIA/tes semi kuantitatif (tabel 1). Konsentrasi obat dari
sampel menutupi seluruh rentang pemeriksaan dan termasuk 20 sampel yang
5|Page
konsentrasinya kurang dari 300 ng/ml. Akurasinya sebesar 96%. Hasil diskrepansi
ditemukan jika konsentrasi antara 220-310 ng/ml.
Hasil dari tes opiate yang dikonfirmasi dengan metode GC/MS (tabel 2) dan
akurasi lebih besar dari 99%. Hasil skrining EIA yang dikonfirmasi dengan
GC/MS dan akurasi sebesar 96%.
Tabel 1 – Ringkasan Perbandingan
EIA
Bionike(+) AQ(-) Total
Komersil
(+) 56 0 56
(-) 4 40 44
Total 60 40 100
Presisi
Tiga lot tes opiat yang diperiksa menggunakan kontrol urin mengandung 0
ng/ml, 208 ng/ml, 266 ng/ml dan 415 ng/ml morfin untuk 20 hari.
Hasil positif yang benar diperoleh dari seluruh pemeriksaan secara individu,
hasil 100% dengan 266 ng/ml dan konsentrasi 415 ng/ml. Hasil negatif yang
benar ditemukan pada seluruh pemeriksaab individu, 100% pada konsentrasi 0
ng/ml. Level 208 ng/ml agak bervariasi tergantung dengan pengalaman
6|Page
pemeriksa. Pemeriksa yang tidak berpengalaman melaporkan sebagai positif
100%, dimana dua pembaca yang lebih berpengalaman melaporkan hasil negatif
100% dan 88%.
Sensitifitas
Komponen yang terdeteksi oleh tes ini sudah teridentifikasi dan level dimana
menunjukkan hasil positif telah ada pada tabel 4. Beberapa pengguna, tergantung
pada pengalaman dalam membaca tes ini, boleh saja ditemukan diduga hasil
positif lebih dari -35% dari batas yang dipersyaratkan dalam pemeriksaan ini.
Pemeriksaan GC/MS harus dilakukan konfirmasi untuk hasil positif.
Tabel 4 – Senyawa yang Menghasilkan Reaksi Positif
Senyawa Tingkat reaktivitas
7|Page