Anda di halaman 1dari 6

Nama :AMALIA RIZQI PRATIWI

Kelas :X MIPA 5
Absen :04

1) Simbol-simbol keselamatan kerja di laboratorium beserta penjelasannya

a. Toxic (T)

Arti : Bahan kimia yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan
kematian bila tertelan,terhirup,dan jika masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan.

Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit.

Contoh : Karbon tetraklorida (CCI4), hidrogen sulfida (H2S), benzena (C6H6).

b. Berbahaya / Irritant
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal, dapat menyebabkan luka
bakar pada kulit, berlendir, menggangu sistem pernapasan jika kontak dengan
kulit,dihirup,atau ditelan.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.

Contoh : Soda api (NaOH), fenol (C6H5OH), klorin (Cl2).

c. Mudah meledak / ekplosive

Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga
api, gesekan atau benturan.

Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala


lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.

Contoh : Kalium klorat (KClO3), amonium nitrat (NH4NO3),Trinitro Toluena (TNT).


d. Mudah terbakar / flammable

Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar dengan api, bunsen,permukaan
logam panas,dan loncatan api. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu
campuran yang bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.

Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.

Contoh : Dietil eter (C5H5OC2H5), karbon disulfida (CS2), dan asetilena (C2H2).

e. Korosif

Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda
yang bersifat logam.

Contoh : Asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3).

f. Pengoksidasi / okidizing
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran
dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi.

Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.

Contoh : Kalium permanganat (KMnO4), peroksida (H2O2), dan kalium dikromat


( K2C2O7).

2) Contoh-contoh Kecelakaan kerja yang disebabkan

a. Api
➢ Kebakaran
➢ Ledakan bahan kimia akibat api yang digunakan terlalu besar
➢ Terbakar karena terkena api atau benda panas
b. Zat beracun
➢ Keracunan bahan kimia melalui hidung
➢ Terlelan bahan kimia
➢ Anggota tubuh terkena zat korosif
➢ Luka bakar akibat zat asam
➢ Mata terkena percikan zat kimia
c. Tegangan tinggi
➢ Korsleting arus listrik
➢ Tekena sengatan listrik
3) Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium
a. Kebakaran
• Jika terjadi kebakaran yang besar, gunakan alat pemadam
kebakaran. Kemudian sumber-sumber yang dapat
menimbulkan api, misalnya listrik, gas, kompor, agar segera
dimatikan dan jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar.
• Jika terjadi kebakaran kecil, misalnya terbakarnya larutan
dalam gelas kimia atau dalam penangas, tutuplah bagian
yang terkena api dengan karung atau kain basah.
• Jika baju/pakaian yang terbakar, korban harus merebahkan
dirinya sambil berguling-guling. Jika ada selimut tutuplah pada
apinya agar cepat padam. Jangan sekali-kali membiarkan
korban berlari-lari karena akan memungkinkan terjadinya
kebakaran yang lebih besar.
• Jika terjadi kebakaran karena zat yang mudah terbakar
(pelarut organik) untuk mematikan jangan menggunakan air,
karena hal itu akan menyebabkan apinya lebih besar dan
menyebar mengikuti air. Untuk mematikannya gunakanlah
pasir atau tabung pemadam kebakaran.
b. Keracunan

• Untuk racun yang ditelan: Singkirkan apapun yang masih


berada dalam mulut korban. Jika racun yang diduga
merupakan pembersih rumah atau bahan kimia lainnya,
bacalah label wadah dan ikuti panduan untuk keracunan yang
tidak disengaja.
• Untuk racun yang tersentuh kulit: Singkirkan pakaian yang
terkontaminasi dengan menggunakan sarung tangan. Cucilah
kulit selama 15 sampai 20 menit di air yang mengalir.
• Untuk racun yang kena mata: Bilaslah mata dengan air
bersuhu sejuk atau suam-suam selama 20 menit.
• Untuk racun yang dihirup: Bawa korban ke udara segar
sesegera mungkin.
c. Korsleting listrik
• Matikan semua saklar lampu dan cabut semua colokan yang
terhubung ke listrik,pastikan semua tidak ada yang terhubung.
• Naikkan saklar pada MCB yang turun.
• Dalam posisi MCB naik, deteksi satu per satu dimaulai dari
lampu secara berurut, nyalakan saklar dari lampu kamar
tamu sampai dapur.
• Apabila dalam salah satu lampu yang di nyalakan,
mengakibatkan MCB (meteran, scring) turun, berarti di situ
titik letak permasalahannya. Segera matikan kembali saklar.
• Lalu ambil tespen dan copot bolam lampu, kemudian' naikan
kembali saklar pada MCB, lalau' cek arus positif (+) pada
pitingan lampu, biasanya terletak pada tengah bagian dalam,
berbentuk pentilan timah. Lakukan dengan pelan dan pasti,
ingat! Jangan sampai mengenai pinggiran pada pitingn,
karena akan menimbulkan arus pendek. Setelah di cek
apabila taspen nyala berarti normal.
• Kemudian cek juga arus negatifnya, yaitu pada pinggiran
piting yang berbentuk uliran, apabila di tes dengan tespen
nyala berarti ada yang konslet, segera mungkin di ganti
dengan pitingan baru.
• Apabila sudah di ganti pitingan baru dan lampu baru tapi
tetap mati, kita bisa bungkar saklar pada lampu yang
biasanya nempel di dinding, tapi ingat waktu mbongkar MCB
di turunkan dulu, utuk pencegahan agar sobat tidak terkena
listrik. Biasanya ada kotoran yang menghalangi arus.

Anda mungkin juga menyukai