TAHUN 2015-2019
Diterbitkan oleh:
Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama
Jl. Lapangan Banteng Barat No.3-4 Jakarta
Telepon: 3811642-3811654-3800200, Fax.3800174
http://haji.kemenag.go.id
Perpustakaan Nasional:
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMARAH TAHUN 2015-2019
Cetakan pertama
ix+84 halaman,160mm x 230mm
ISBN: 978-602-9127-24-9
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
P emerintah secara terus menerus melakukan upaya pembenahan diri dalam hal
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Pembenahan tersebut dilakukan pada berbagai
aspek, melalui pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan dukungan sistem manajemen yang
handal terus dilakukan. Pembenahan sistem manajemen penyelengaraan ibadah haji dan umrah
tersebut sermata- mata diarahkan pada upaya memenuhi asas keadilan, profesional dan
akuntabilitas.
Untuk memberikan arah yang jelas terhadap pembinaan, pelayanan dan perlindungan serta
pengembangan sistem manajemen penyelenggaraan ibadah haji dan umrah dalam 5 tahun ke
depan, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyusun dan menetapkan dokumen
Rencana Strategis 2015-2019. Dokumen ini berisikan informasi mengenai hal-hal yang telah dicapai
selama 5 tahun kebelakang (2010-2014) beserta kendala dan permasalahan yang terjadi, serta
berisi informasi mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan
(2015-2019) untuk mengatasi masalah yang terjadi serta meningkatkan kualitas pelayanan
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Dokumen ini akan menjadi acuan bagi perencanaan
iii
kegiatan yang dilakukan oleh direktorat-direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Disadari bahwa perubahan akan terus terjadi selama kurun waktu periode 2015-2019 nanti.
Oleh sebab itu, meskipun telah ditetapkan menjadi dokumen acuan bagi perencanaan kegiatan
selama lima tahun ke depan, dokumen Rencana Strategis dalam perjalannyannya akan terus
disempurnakan agar dapat menampung dinamika perubahan kebijakan dan tuntutan masyarakat
dalam kerangka pemberian pelayanan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
Akhir kata dokumen Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ini agar dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya oleh sekuruh jajaran aparatur di lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah sebagai salah satu bentuk akuntabilitas pemberian pelayanan kepada masyarakat.
ABDUL DJAMIL
iv
DAFTAR ISI
v
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
NOMOR D/ 568 /2015
TENTANG RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
TAHUN 2015 - 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH,
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENG-
GARAAN HAJI DAN UMRAH TENTANG RENCANA
STRATEGIS TAHUN 2015-2019.
KESATU : Menetapkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2015-2019,
sebagaimana tersebut pada lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada
DIKTUM KESATU merupakan pedoman bagi para
pejabat dan pelaksana pada Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah di pusat, daerah,
maupun di Arab Saudi dalam penyusunan rencana
kinerja tahunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan tugas.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Desember 2015
DIREKTUR JENDERAL
PENYELENGGARAAN
HAJI DAN UMRAH,
ABDUL DJAMIL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
Pembangunan bidang agama merupakan bagian integral pembangunan nasional, dimana visi
pembangunan nasional 2015-2019 yang hendak diwujudkan adalah “Indonesia yang sejahtera,
demokratis, dan berkeadilan.” Visi tersebut dijabarkan ke dalam tiga misi pembangunan
nasional. Pertama, melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera. Kedua,
memperkuat pilar-pilar demokrasi. Ketiga, mewujudkan dimensi keadilan di semua bidang.
Selanjutnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ke dua (2015 - 2019)
memiliki lima agenda pokok. Pertama, pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
rakyat. Kedua, perbaikan tata kelola pemerintahan. Ketiga, peningkatan pilar demokrasi. Keempat,
penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Kelima, pembangunan yang inklusif dan
berkeadilan.
Oleh karena itu dalam mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan,
akan diwujudkan antara lain melalui misi yaitu melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang
sejahtera. Hal ini selaras dan seiring dengan kewajiban negara dan pemerintah memberikan
jaminan dan perlindungan atas hak setiap warganya untuk memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, serta memberikan fasilitas dan pelayanan pemenuhan hak dasar warga negara.
Dengan demikian aspek perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak beragama
sebagai bagian dari hak asasi warga negara menjadi landasan pokok dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 bidang agama.
Loby dan Drop Off Asrama Haji Lombok Nusa Tenggara Barat
Kegiatan pelayan haji dalam negeri terkait dengan kuota haji yang tersedia sesuai
dengan kuota yang disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Berdasarkan keputusan rapat Menteri Luar Negeri Negara-negara Organisasi Konferensi
Islam (OKI) tahun 1978 disepakati pembatasan jumlah jemaah haji setiap negara sebesar
1:1000 dari total jumlah penduduk (yang bergama Islam) sehingga kuota jemaah haji Indonesia
yang disepakati dalam Memorandum Of Understanding (MoU) sebanyak 211.000 orang
berdasarkan jumlah penduduk Republik Indonesia yang tercatat di PBB. Namun sejak tanggal
6 Juni 2013 Pemerintah Indonesia mendapat surat pemberitahuan dari Pemerintah Arab Saudi
tentang kebijakan pengurangan kuota haji sebesar 20%. Seluruh negara tanpa terkecuali
Aziziah
Misfalah
Markaziah
Syimaliah
Markaziah MASJID
NABAWI
Gharbiah
Makam
Al-Baqi
Markaziah
Janubiah
Embarkasi haji yang ada sampai dengan tahun 2015 sebagai berikut :
No. Embarkasi Mencakup Provinsi/Kab/Kota
1. Aceh Aceh
2. Medan Sumatera Utara
3. Batam Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat,
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) bagi jemaah haji khusus ditetapkan minimal
sebesar USD 8.000 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Agama.
Setiap jemaah haji melakukan pembayaran BPIH reguler dan BPIH Khusus dengan mata uang
dollar AS atau mata uang rupiah sesuai kurs jual transaksi Bank Indonesia yang berlaku pada hari
dan tanggal pembayaran/pelunasan BPIH
4) Rasionalisasi BPIH
Untuk menentukan besaran BPIH harus disetujuai oleh DPR RI, dengn pembahasan bersama
komisi VIII DPR Rl. Pembahasan besaran BPIH lebih awal akan memberikan waktu yang cukup
bagi calon jemaah haji untuk melakukan pelunasan BPIH, dan persiapan operasional dapat
dilakukan secara lebih dini.
Keseluruhan komponen biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sampai dengan tahun 2006
dibebankan langsung kepada jemaah haji (Direct Cost). Namun sejalan dengan peningkatan
kualitas pengelolaan keuangan yang semakin baik, dana haji yang semula ditempatkan dalam giro,
maka untuk mengoptimalkan nilai manfaatnya ditempatkan di rekening deposito dan Surat
Berharga Syariah Negara/Sukuk.
Kondisi Internal
Kondisi internal meliputi keadaan objektif yang terdapat atau berkembang di lingkungan
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Kondisi lingkungan internal antara lain
meliputi aspek kekuatan yang mendukung berlangsungnya penyelenggaraan haji dan umrah,
yaitu:
1. Kekuatan
Kekuatan merupakan modal dasar yang secara potensial dapat digunakan untuk
mengembangkan berbagai program, yakni:
a. Landasan hukum (konstitusional dan peraturan perundangan lainnya).
Landasan hukum ini berupa konstitusi yang termaktub dalam Sila Pertama Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 serta berbagai peraturan perundang-undangan yang ada seperti
Kondisi Eksternal
Kondisi lingkungan eksternal, baik dalam aspek sosial politik, ekonomi, budaya, sosial
keagamaan, maupun aspek lainnya secara manajerial dapat menjadi peluang sekaligus
tantangan/ancaman yang perlu dicermati secara serius dalam upaya peningkatan kualitas
penyelenggaraan haji dan umrah sesuai visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan.
1. Peluang
a. Komitmen nasional.
Sebagai suatu negara yang mengakui dan menetapkan adanya berbagai aliran agama
yang dipeluk oleh warganegaranya, maka sebagai konsekuensinya pemerintah dan negara
sepakat untuk melakukan berbagai dukungan terhadap pelaksanaan ibadah yang
dilakukan para pemeluknya. Oleh karenanya pemerintah dan negara secara nasional
mempunyai komitmen untuk itu.
b. Ibadah haji sebagai rukun Islam.
A. VISI
Dalam rangka mendukung visi pembangunan nasional, Visi Kementerian Agama 2015-2019
adalah:
Visi Kementerian Agama
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT INDONESIA YANG TAAT BERAGAMA, RUKUN, CERDAS, DAN
SEJAHTERA LAHIR BATIN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG BERDAULAT,
MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”.
Taat memiliki pengertian tunduk dan patuh, sehingga taat beragama dapat didefinisikan bahwa
setiap umat beragama mampu menjalankan kegiatan beragamanya sesuai dengan ajaran agamanya
masing-masing. Sejalan dengan visi nasional maka hal ini akan memunculkan salah satu kepribadian
bangsa Indonesia yaitu kepribadian bangsa Indonesia yang taat beragama.
Rukun memiliki pengertian baik dan damai, sehingga rukun dapat didefinisikan bahwa terciptanya
kehidupan inter dan antar umat beragama di Indonesia secara baik dan damai. Sejalan dengan visi
nasional maka hal ini akan mendorong munculnya rasa toleransi sesama umat beragama, rasa saling
menghargai dan sikap kegotong-royongan.
Kecerdasan mencakup kecerdasan inteIektual, emosional, dan spiritual, yang masing-masing
indikatornya sebagai berikut:
1. Kecerdasan Intelektual: memiliki kemampuan untuk mempelajari, memahami, dan menguasai ilmu
agama, serta sains dan teknologi sesuai dengan jenjang pendidikan; berfikir rasionala abstrak,
inovatif dan kreatif; serta mampu mengaplikasikan pengetahuan dalam rangka memecahkan
masalah (problem solving).
2. Kecerdasan emosional: memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi diri dan
orang lain, dapat memotivasi diri, serta berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain.
3. Kecerdasan spiritual: yaitu mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan akhlak mulia dan
nilai-nilai agama Islam, serta menempatkan perilaku hidup dalam konteks makna yang luas.
• Saleh pribadi, dalam pengertian bahwa upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah diarahkan atau untuk mendorong meningkatnya kualitas
muslim dalam hubungan ibadahnya dengan Allah secara pribadi
Mengacu pada visi Kementerian Agana, perlu diciptakan kualitas sistem penyelenggaraan ibadah
haji dan pembinaan ibadah umrah yang taat asas, berkeadilan, transparan, dan akuntabel, serta
menciptakan kemandirian jamaah haji yang memiliki pemahaman sosial keagamaan yang baik, teram-
pil, dan berakhlak mulia. Oleh karena itu misi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
adalah:
1. Mengembangkan karakter pembimbing ibadah dan petugas haji, dan kemitraan dengan kelompok
bimbingan secara profesional.
2. Meningkatkan pembinaan umrah dan haji khusus sesuai standar.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan haji di dalam negeri sesuai standar
4. Meningkatkan kualitas pelayanan haji di luar negeri sesuai standar
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan penyelenggaraan haji yang transparan dan
akuntabel
6. Mengembangkan SDM, sistem informasi, dan dukungan manajemen serta sarana prasarana yang
terintegrasi.
Selain itu perlu juga dipahami hal-hal yang berkaitan sebagai berikut:
Dengan mengacu pada visi dan misi tersebut, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, Kementerian Agama diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal
dengan hasil yang optimal melalui pengembangan sistem dan manajemen yang berorientasi pada
kinerja aparatur Kementerian Agama secara keseluruhan. Peran penyelenggaraan haji dan umrah
yang sistematis ini diharapkan mampu meningkatkan pelayanan ibadah haji sebagai pelaksanaan
rukun Islam yang kelima bagi umat Islam sekaligus meningkatkan kulitas pemahaman, penghayatan,
dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
C. TUJUAN
Dalam rangka mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama sebagaimana diuraikan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan
ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic
goals) organisasi. Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima
tahun adalah:
D. SASARAN STRATEGIS
Berdasarkan berbagai tujuan dari misi yang akan diwujudkan dalam lima tahun mendatang (2015-
2019) itu, maka sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan haji dan umrah adalah
terwujudnya penyelenggaraan haji dan umrah yang berkualitas dalam pelayanan, pembinaan,
dan perlindungan yang dilaksanakan secara profesional dan berkeadilan sesuai dengan nilai-
nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, serta mengedepankan kepentingan jemaah.
Substansi dari sasaran yang ingin dicapai pada indikator kinerja tahun 2015-2019 yaitu:
Sasaran strategis ini merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dan
merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan, memantau/mengawasi, dan mengevaluasi
pencapaian kinerja penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Dengan demikian apabila sasaran yang
ditetapkan dapat dicapai, maka diharapkan tujuan strategis juga dapat dicapai.
Strategi
Dalam melaksanakan kebijakan tersebut maka pemanfaatan kekuatan dan peluang, serta upaya
mengurangi kelemahan dan tantangan/ancaman penyelenggaraan ibadah haji dan umrah antara lain
dilakukan melalui strategi:
1. Koordinasi
Koordinasi merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan karena pada hakekatnya proses
rangkaian penyelenggaraan haji dan umrah tidak dapat dilakukan sendiri oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
2. Sosialisasi
Agar seluruh program penyelenggaraan haji dan umrah diketahui dan dipahami oleh semua pihak
maka kegiatan sosialisasi perlu diselenggarakan. Kegiatan sosialisasi program penyelenggaraan
haji dan umrah diselenggarakan bukan hanya agar diketahui dan dipahami namun dimaksudkan
juga agar dalam pelaksanaannya dapat diikuti oleh para jemaah dengan lancar. Di sisi lain
kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan untuk mendapatkan suatu persepsi yang sama sehingga
masing-masing komponen, baik instansi lain maupun masyarakat siap untuk mengikuti prosedur
sebagaimana mestinya.
3. Membangun image
Pembangunan image atau sering disebut dengan pencitraan merupakan kegiatan penyebarluasan
informasi penyelenggaraan ibadah haji, sehingga terjadi keseimbangan pemberitaan
2. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 dan perubahannya terakhir dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 80 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama, susunan organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah adalah sebagai
berikut:
Dengan tugas, fungsi, dan susunan organisasi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas penyelenggaraan haji dan umrah yang lebih adil dan profesional serta menggunakan dana
haji yang lebih transparan, akuntabel, produktif, efektif, dan efisien.
A. TARGET KINERJA
Target Kinerja
Target program penyelenggaraan haji dan umrah, dengan outcome terwujudnya penyelenggaraan
haji dan umrah yang aman, tertib dan lancar, yang ditandai dengan Terwujudnya indeks kepuasan
jamaah haji. Untuk mencapai outcome tersebut dilaksanakan sejumlah kegiatan:
1. Pelayanan haji di dalam negeri, dengan sasaran Terwujudnya pelayanan ibadah haji yang antara
lain ditandai dengan:
a. Terwujudnya kualitas asrama haji dan dan pengembangan asrama haji;
b. Terwujudnya kualitas pelayanan pendaftaran dan tertatanya dokumen haji dengan baik;
c. Terwujudnya pelayanan transportasi udara dan pelindungan jemaah haji.
d. Efektifitas pengawasan operasional pelayanan haji di dalam negeri
2. Pelayanan haji di luar negeri, dengan sasaran Terwujudnya pelayanan ibadah haji yang antara lain
ditandai dengan:
a. Terwujudnya kualitas penyediaan akomodasi jemaah haji di luar negeri;
b. Terwujudnya kualitas penyediaan katering jemaah haji di luar negeri;
c. Terwujudnya kualitas pelayanan transportasi darat dan kesehatan jemaah haji; dan
d. Efektifitas pengawasan operasional haji di luar negeri.
e. Rekrutmen Tenaga musiman PPIH Arab Saudi yang sistematis, efektif dan efisien;
3. Pembinaan haji dan umrah, dengan sasaran Terwujudnya kualitas pembinaan ibadah haji dan
umrah yang ditandai antara lain dengan:
a. Terwujudnya jumlah Pembimbing dan Penyuluh Haji yang bersertifikasi;
b. Terwujudnya pengetahuan jemaah haji yang mendapatkan bimbingan manasik haji;
c. Terwujudnya kualitas lembaga penyelenggara ibadah haji khusus dan umrah yang difasilitasi
dalam memenuhi standar pelayanan ibadah haji khusus dan umrah; dan
d. Terwujudnya naskah penyusunan norma, standar, dan prosedur penyelenggaraan pembinaan
haji dan umrah.
e. Terwujudnya kualitas petugas PPIH Embarkasi yang difasilitasi dalam pelatihan manajemen
dan pelayanan prima;
Indikator Kinerja
Indikator kinerja utama adalah merupakan tolok ukur penilaian kinerja yang dapat dijadikan indikator
keberhasilan masing-masing unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah. Indikator ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis
(Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
(RKA-KL), Penetapan Kinerja (PK), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), serta
B. KERANGKA PENDANAAN
Untuk mencapai tujuan dan sasaran program tahun 2015-2019, diperlukan ketersediaan dana
yang memadai. Sumber pembiayaan perlu dikelola sedemikian rupa akibat tidak seimbangnya
kebutuhan pembiayaan dengan sumber biaya yang tersedia. Sumber pembiayaan khususnya dari
pemerintah yang tidak memadai harus didukung dengan sumber pembiayaan yang berasal dari
masyarakat (BPIH).
Dalam rangka pemenuhan pendanaan pembangunan bidang agama dalam penyelenggaraan haji
dn umrah, direncanakan skema kerangka pendanaan sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan peningkatan pembiayaan melalui pemanfataan Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN);
2. Mengoptimalkan penempatan setoraan awal BPIH, pada portofolio yang dapat memberikan nilai
manfaat lebih besar;
Secara umum, skema pendanaan yang diperlukan untuk mencapai target penyelenggaraan haji
dan umrah dalam masa lima tahun mendatang berasal dari anggaran pemerintah, partisipasi
masyarakat dan nilai manfaat penempatan BPIH.
Penjabaran lebih rinci kerangka pendanaan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
yang berasal dari pemerintah pusat dapat dilihat pada Lampiran I Matriks Kinerja dan Pendanaan
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang menggambarkan target kinerja dan alokasi
dana program dan kegiatan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tahun 2015-2019 merupakan
rencana yang bersifat umum guna menjadi arah dan pedoman dalam menyusun rencana program,
melaksanakan, dan mengendalikan penyelenggaraan haji dan pembinaan umrah, Kementerian Agama.
Dokumen ini dapat menjadi sarana untuk mendefinisikan apa yang akan dicapai Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas organisasi, dan
bagaimana strategi untuk mencapai hasil dengan merumuskan kebijakan penyelenggaraan haji dan umrah.
Tersusunnya Renstra ini diharapkan dapat merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan
tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Selanjutnya, Renstra
ini merupakan gambaran peta permasalahan dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang,
tantangan, program kegiatan, dan strategi yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut selama
kurun waktu lima tahun.
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebagai satuan kerja yang bertugas menyeleng-
garakan ibadah haji dan pembinaan umrah diharapkan lebih proaktif, kreatif, adaptif, dan responsif terhadap
arah perubahan di berbagai bidang, baik yang membawa pengaruh positif maupun negatif. Oleh karena itu,
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dituntut mampu memberikan pembinaan, pelayanan,
dan perlindungan bagi tercapainya jemaah haji mandiri. Hal ini diperlukan agar Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebagai garda terdepan dalam mewujudkan kontrak politik Menteri Aga-
ma dengan Presiden di bidang penyelenggaraan haji dan umrah dapat terwujud dengan baik, yaitu mampu
memberikan rasa keadilan profesional dan akuntabel.
Dalam pelaksanaan Renstra ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain sinkronisasi
rencana dan program pada masing-masing satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah. Untuk itu prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, dan sinergisitas harus menjadi dasar setiap
pelaksanaan kegiatan , sehingga dapat diwujudkan keterpaduan dalam setiap pelaksanaan kegiatan.
Semoga Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2015-2019
dapat bermanfaat dan menjadi acuan penyusunan rencana dan anggaran penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah setiap tahun.
MATRIKS TARGET
PROGRAM/KEGIATAN DAN PENDANAAN KEGIATAN
DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2015–2019
TARGET DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2015 – 2019
DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
KEMENTERIAN AGAMA
ABDUL DJAMIL
TIM
PENYUSUN
PENGARAH
Abdul Djamil
PENANGGUNGJAWAB
Khasan Faozi | Muhajirin Yanis | Ahda Barori | Sri
Ilham Lubis | Ramadhan Harisman
KETUA
Haryanto
SEKRETARIS
A. Rahman
ANGGOTA
M. Ikhsan Fahmi | Mulyo Widodo | Ali
Rokhmat | M. Khanif | Subhan Cholid |
Alam Agoga Hasibuan | Tati Yuliati |
Suharti Afifah
SEKETARIAT
Bayu Prayitno | Arienta Nurcahya |
Sofyan Hadi | Shoim Munawar | Siti
Nurbaiti | Sutiar Utomo | Asep Sodiqin |
Wawan Mudzakir