Anda di halaman 1dari 15

LITERATUR REVIEW MENGENAI BIAYA TENAGA KERJA

DAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Dibuat untuk memenuhi tugas pertemuan ke-6


Mata kuliah Analisis Biaya

Oleh :
Joni Hendrawan
41618310060

UNIVERSITAS MERCUBUANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui belakangan ini ,bahwa industry akan


upgrade ke Industri 4.0. Dan tentunya dalam hal ini kita sebagai
seorang industrial engineering perlu mempelajari berbagai ilmu yang
nantinya akan berguna saat kita sudah terjun didunia kerja.

Salah satu hal yang harus dipelajari adalah Biaya Overhead dan
Biaya tenaga kerja. Karena dua hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap HPP ( Harga Pokok Produksi) yang nantinya akan
berpengaruh ke LABA sebuah perusahaan. Karena itu perhitungan ini
tidak boleh dilakukan oleh orang yang tidak mempelajari secara
mendalam ilmu tersebut.

Karena dalam kaidah yang ada sebenarnya , Perhitungan ini


merupakan perhitungan yang tentunya sangat memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi ,oleh sebab itu Biaya overhead dan biaya
tenaga kerja .Biaya Overhead dan Biaya tenaga kerja ini merupakan
salah satu dari unsur biaya produksi. Yang merupakan akumulasi
dari semua biaya-baiaya yang dibutuhka dalam proses produksi
dalam tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang .
1.2 Permasalahan

Dewasa ini, seperti kita ketahuin banyak sekali journal-journal


dan data keilmuan yang menyimpang dan dapat menyesatkan para
pelajar dan mahasiswa.Hal ini dapat berbahaya jika nantinya
mahasiswa/pelajar menggunakan ilmu yang salah.
Oleh karena itu dengan adanya literature review ini diharapkan
akan menjadi sumber pengetahuan untuk para mahasiswa / pelajar
yang sedang mendalami ilmu tentang biaya overhead dan biaya
tenaga kerja.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan literature review ini adalah :
1. Mempelajari serta memberi ulasan terhadap
paper/journal/skripsi/ thesis yang ditulis oleh para peneliti,
sarjana / magister khususnya dalam topik biaya produksi dan
biaya overhead
2. Menganalisis paper/journal/skripsi/ thesis itu sendiri baik dari
segi isi / materi maupun dalam penulisan itu sendiri
3. Mempelajari bagaimana tata cara penentuan BOP dan biaya
tenaga kerja yang baik.
BAB II PEMBAHASAN

Judul Jurnal 1. PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK


(BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUKSI
2. PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP TINGKAT LABA
BERSIH PERUSAHAAN PADA PD. MOCHI
LAMPION KASWARI PERIODE 2012-2014
Halaman 1. 11 Halaman
2. 13 Halaman
Tahun 1. 2011
2. 2016
Penulis 1. Radinas Putri Ayuning Firdaus
Ach. Husaini M.
G. Wi Endang
2. Taopik Firmansyah,
Eris Darsawati
Reviewer JONI HENDRAWAN / 41618310060
Tanggal 18 Oktober 2019

Tujuan 1.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan


Penelitian informasi tentang perhitungan Biaya Overhead pabrik
(BOP) pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan tahun
2011 dan untuk mengetahui penentuan tarif Biaya
Overhead Pabrik (BOP) standar dalam perhitungan
harga pokok produksi pada PT. Sigi Multi Sejahtera
Pasuruan tahun 2011.
2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan
mencegah biaya tenaga kerja langsung akan
menurunkan laba perusahaan Mochi Kaswari
Subjek 1. PT Sigi multi Sejahtera
Penelitian 2. Mochi Kaswari
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam kedua
Penelitian penelitian ini adalah :

1. JOURNAL 1
Jenis penelitian menggunakan penelitian
deskriptif. Jenis penelitian deskriptif untuk
mendeskripsikan mengenai penentuan tarif Biaya
Overhead Pabrik (BOP) dalam
Kemudian Langkah-langkah yang dilakukan dalam
menganalisis data yang diperoleh dari perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Mengelompokkan Biaya Overhead pabrik (BOP)
ke dalam Biaya Overhead pabrik (BOP) tetap dan
Biaya Overhead Pabrik (BOP) variabel berdasarkan
tingkah laku biaya.
2. Memisahkan Biaya Overhead Pabrik (BOP) semi-
variabel dengan menggunakan metode least
square.
3. Analisis penentuan tarif Biaya Overhead Pabrik
(BOP) standar.
4. Analisis selisih atau varians Biaya Overhead
Pabrik (BOP) menggunakan metode empat varians
5. Pencatatan akuntansi Biaya Overhead Pabrik
(BOP) sebagai beban periodik, atau penyesuaian
terhadap Harga Pokok Penjualan dan persediaan
akhir

2. JOURNAL 2
metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif dan asosiatif dengan
pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan
adalah penelitian yang menekankan analisisnya
pada data-data numeric (angka). Dengan
menggunakan metode penelitian ini akan diketahui
hubungan yang signifikan antara variabel yang
diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang
akan memperjelas gambaran mengenai objek yang
diteliti. Variabel bebas (independent) dalam
penelitian ini adalah biaya tenaga kerja langsung
perusahaan (X1) dan biaya promosi perusahaan
(X2) sedangkan variabel terikatnya (dependent)
adalah laba bersih (Y).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari: Uji
Normalitas Data, Uji Heteroskedastisitas, Uji
Multikolonieritas, dan Uji Autokorelasi. Lalu Uji
Regresi Berganda, dan Uji Hipotesis yang terdiri
dari: Uji t, Uji f, dan Uji Koefisien Determinasi.
Teknik 1.JOURNAL 1
pengumpulan Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
data pada journal pertama adalah menggunakan teknik
pendekatan studi, sehingga subyek dapat dapat
diteliti secara mendalam dan akan menghasilkan
informasi yang lengkap serta akurat.

2.JOURNAL 2
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
pada journal yang kedua penulis menggunakan
data primer dan sekunder serta data pendukung
yang bersumber dari dalam maupun dari luar
organisasi.
Hasil 1.JOURNAL 1
Penelitian Berdasarkan analisa yang dilakukan dengan
pemisahan biaya overhead menurut tingkah laku,
kemudian menganalisis biaya overhead untuk HPP.
Didapatkanlah hasil sebagai berikut:
Realisasi biaya overhead pabrik berbeda
dengan biaya overhead pabrik yang direncanakan,
baik biaya overhead pabrik tetap maupun biaya
overhead pabrik variabel, untuk jenis mesin 5 pk,
10 pk, dan 15 pk.
Biaya overhead pabrik variabel jenis mesin 5 pk
dianggarkan sebesar Rp810.675.449, sedangkan
realisasi biaya overhead pabrik variabel jenis mesin
5 pk Rp815.587.420, selisih Rp 4.911.971 dari yang
dianggarkan. Biaya overhead pabrik variabel jenis
mesin 10 pk dianggarkan sebesar
Rp1.277.599.068, sedangkan realisasi biaya
overhead pabrik variabel jenis mesin 10 pk
Rp1.282.652.625, selisih Rp5.053.557 dari yang
dianggarkan. Biaya overhead pabrik variabel jenis
mesin 15 pk dianggarkan sebesar
Rp1.676.662.081, sedangkan realisasi biaya
overhead pabrik variabel jenis mesin 15 pk
Rp1.686.050.033, selisih Rp9.387.952 dari yang
dianggarkan. Dari analisa di atas, besarnya jumlah
realisasi unit produksi setiap jenis mesin lebih
besar dari jumlah rencana unit produksi setiap
jenis mesin berbanding lurus dengan jumlah biaya
variabel yang berkaitan erat dengan unit
produksi seperti biaya bahan baku langsung dan
biaya overhead pabrik variabel, dimana realisasi
biaya lebih besar dari anggaran biaya, sedangkan
biaya tenaga kerja langsung tidak berkaitan erat
dengan unit produksi melainkan dengan jam
produksi, dimana realisasi jam tenaga kerja
langsung sama dengan jam tenaga kerja langsung
yang dianggarkan. Hal ini menunjukkan bahwa
varians biaya overhead pabrik sepenuhnya
dipengaruhi oleh jumlah unit produksi.
Kemudian Telah ditentukan sebelumnya bahwa
varians jenis mesin 5 pk sebesar Rp5.933.668
diperlakukan sebagai beban periodik dengan
langsung ditutup ke dalam akun Harga Pokok
Penjualan, untuk varians jenis mesin 10 pk dan 15
pk sebesar Rp21.632.127 dan Rp36.202.668,
dialokasikan ke dalam akun persediaan akhir
sebesar Rp825.547 dan Rp1.178.245, juga ke
dalam akun Harga Pokok Penjualan sebesar
Rp20.806.580 dan Rp35.024.423. Pencatatan
akuntansinya sebagai berikut: Harga Pokok
Penjualan Rp 5.933.668 Varians Keseluruhan 5 pk
Rp 5.933.668 Harga Pokok Penjualan
Rp20.806.580 Persediaan Akhir 10 pk Rp 825.547
Varians Keseluruhan 10 pk Rp21.632.127 Harga
Pokok Penjualan Rp35.024.423 Persediaan Akhir
15 pk Rp 1.178.245 Varians Keseluruhan 15 pk
Rp36.202.668
Harga Pokok Penjualan Rp61.764.671
Persediaan Akhir 10 pk Rp 825.547 Persediaan
Akhir 15 pk Rp 1.178.245 sehingga didapatkanlah
Varians BOP Keseluruhan Rp63.768.463
2.JOURNAL 2

Pada Jurnal ini karena melewati banyak sekali


pengujian maka didapatkan hasil sebagai berikut :
A. UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Normalitas
Signifikasi data BTKL adalah 0,689 > 0,05 dan
besarnya nilai kolmogorov-smirnov yaitu sebesar
0,713 > 197 maka data volume penjualan tersebut
dapat dikatakan berdistribusi normal.
Signifikansi data Biaya Promosi adalah 0,297 >
0,05 dan besarnya nilai kolmogorov-smirnov yaitu
sebesar 0,976 > 197 maka data biaya operasional
tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal
Signifikansi data laba bersih adalah 0,143 > 0,05
dan besarnya nilai kolmogorov-smirnov yaitu
sebesar 1,148 >197 maka data laba bersih
tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan nilai
Tolerance sebesar 1,000 (>0,1) dan VIF sebesar
1,000 (<10).Hasil Uji ini menyimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala multi kolinearitas
3. Uji HeteroKedasititas
hasil uji heteroskedstisitas yang menunjukan
bahwa tidak ada pola tertentu karena titik
menyebar tidak beraturan diatas dan dibawah
sumbu 0 pada sumbu Y. maka dapat disimpulkan
tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Auto Korelasi
Dari uji autokorelasi, ditemukan Durbin-Watson
sebesar 2,311 dan DW >2 maka disimpulkan terjadi
autokorelasi negatif.
5. Uji Regresi Linier Berganda
Berdasakan hasil persamaan analisis regresi
liniear berganda, maka dapat dianalisis dilihat
melalui besarnya koefisien dari masing-masing
variabel independen yang dapat diinterpretasikan
bahwa: 1. α = konstanta sebesar 2,118E7 yang
artinya apabila variabel dependenya dianggap 0
maka laba bersih 2,118E7 2. Setiap kenaikan volume
penjualan sebesar 1% maka nilai laba bersih akan
naik sebesar 0,442% 3. Setiap penurunan biaya
operasional sebesar 1% maka nilai laba bersih akan
turun sebesar -4,773%.
B. UJI HIPOTESIS

1. Uji Parsial t
Biaya Promosi diketahui t statistik sebesar -
0,904 dan nilai signifikansi sebesar 0,372 > 0,05
dan nilai 2,034. Artinya, tingkat signifikansi secara
statistik dan < (-0,904 < 2,034), maka diterima dan
ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara variabel Biaya Promosi
terhadap laba bersih
2. Uji Stimulan F
menunjukan bahwa nilai sebesar 43,170
dengan pembilang 2, dan penyebut 33 sehingga
diketahui nilai sebesar 3,28. Dari hasil tersebut
menunjukan bahwa 43,170 > 3,28 ( > ) maka
diterima dan dan ditolak. Dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh antara BTKL
dan Biaya Promosi terhadap laba bersih.
3. Koefisien Determinasi
Dari koefisien determinasi menunjukan nilai
koefisien determinasi (Kd) = ( ) x 100% diperoleh
dari R yaitu Kd = x 100% = 72,3% Hasil ini sama
dengan perolehan dengan menggunakan program
SPSS 17.0 pada kolom R square 72,3% sedangkan
sisanya 27,7% merupakan pengaruh dari faktor-
faktor lain.
HASIL PENELITIAN SETELAH MELAKUKAN PENGUJIAN-
PENGUJIAN
Setelah melakukan banyak pengujian maka
diperoleh hasil bahwa Biaya Tenaga Kerja Langsung
dan Biaya Promosi sangat mempengaruhi dalam
perolehan laba bersih pada suatu perusahaan.
Seperti yang terjadi pada PD. Mochi Lampion
Kaswari, bahwa volume penjualan dan biaya
operasional berpengaruh sebesar 78,3% terhadap
laba bersih hal ini terjadi karena volume penjualan
yang selalu mengalami peningkatan dan tentunya
disertai dengan biaya operasional yang sudah
dikeluarkan agar tercapainya peningkatan volume
penjualan yang diharapkan setiap bulannya
sehingga akan tercapainya laba bersih yang
diharapkan pada PD. Mochi Lampion Kaswari.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari kedua penelitian ini adalah:
JOURNAL 1
1. Terjadi perbedaan yang signifikan antara biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya tejadi dengan biaya overhead pabrik yang
ditarifkan, perbedaan tesebut disebabkan oleh jumlah output yang
tidak terkendali
2. besarnya jumlah realisasi unit produksi setiap jenis mesin lebih
besar dari jumlah rencana unit produksi setiap jenis mesin
berbanding lurus dengan jumlah biaya variabel yang berkaitan erat
dengan unit produksi seperti biaya bahan baku langsung dan biaya
overhead pabrik variabel, dimana realisasi biaya lebih besar dari
anggaran biaya, sedangkan biaya tenaga kerja langsung tidak
berkaitan erat dengan unit produksi melainkan dengan jam produksi,
dimana realisasi jam tenaga kerja langsung sama dengan jam tenaga
kerja langsung yang dianggarkan.

JOURNAL 2
1. Terdapat pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung terhadap laba
bersih. Karena Biaya Tenaga Kerja Langsung merupakan pemicu
kinerja karyawan produksi, sehingga kuantitas dan kualitas produk
yang nantinya mempengaruhi penjualan sangat bergantung
padanya. hal ini juga dibuktikan dari hasil statistik dimana nilai t
hitung sebesar 8,900 lebih besar dari t tabel 2,034. Dan didapatkan
nilai signifikan P (value) sebesar 0,000. Karena nilai P (value) kurang
dari 0,005 maka Ha diterima dan Ho ditolak
2. Tidak terdapat pengaruh Biaya Promosi terhadap Laba Bersih.
Dalam hal ini tidak adanya pengaruh dari Biaya Promosi terhadap
Laba Bersih dikarenakan PD. Mochi Lampion Kaswari kini telah
menjadi perusahaan mochi yang paling unggul dan dikenal di
sukabumi, sehingga adanya peningkatan ataupun penurunan biaya
promosi saat ini tidak lagi terlalu mempengaruhi penjualan
perusahaan dan Laba Perusahaan. Hal ini juga dapat dibuktikan dari
hasil statistik dimana nilai t hitung sebesar -0,904 lebih kecil dari nilai
t tabel sebesar 2,034. Dan didapatkan nilai signifikansi P (value)
sebesar 0,372 karena nilai P (value) lebih dari 0,005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Promosi keduanya
berpengaruh terhadap laba bersih. Karena kedua variabel ini jika
dicari pengaruhnya terhadap Laba Bersih ketika bersama-sama akan
memiliki pengaruh, dikarenakan kemungkinan salah satu dari
variabel berpengaruh kuat. Hal ini juga dapat dibuktikan dari hasil
statistik dimana nilai F hitung sebesar 43,170 lebih besar dari F tabel
sebesar 3,28. Dan didapatkan nilai signifikansi P (value) sebesar
0,000. Karena nilai P (value) kurang dari 0,05 maka Ha diterima dan
Ho ditolak. Dan dari hasil nilai koefisien korelasi R (0,885), berada
diantara 0,05 sampai dengan 1,00. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat pengaruh positif yang kuat antara BTKL dan Biaya Promosi
terhdap laba bersih. Selain itu dapat dilihat dari nilai koefisien
determinasi sebesar 78,3% sedangkan sisanya 21,7% merupakan
pengaruh dari factor lain
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Untuk tahap awal perhitungan HPP sangatlah perlu
pemahaman terhadap biaya overhead dan biaya pokok produksi yang
lain.Karena terlewati sedikit saja, maka HPP akan menjadi
rancau.Dan akan terjadi ketidak sinkronan terhadap Biaya dan Harga
jual.Dan hal ini akan menyebabkan laba perusahaan menjadi turun.

Sekian literature yang dapat saya sampaikan semoga dapat


bermanfaat dikemudian hari, dan saya sebagai penulis meminta maaf
jika terdapat salah kata yang menyinggung di hati pembaca..

Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://eprints.ummi.ac.id/55/2/Pengaruh%20Biaya%20Tenaga%2
0Kerja%20Langsung%20Dan%20Biaya%20Promosi%20Terhadap%
20Tingkat%20Laba%20Bersih%20Perusahaan%20Pada%20PD.%2
0Mochi%20Lampion%20Kaswari%20Periode%202012-2014.pdf
2. https://media.neliti.com/media/publications/75331-ID-
penentuan-tarif-biaya-overhead-pabrik-bo.pdf

Anda mungkin juga menyukai