Anda di halaman 1dari 11

RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

INSTALASI RADIONUKLIR

EVALUASI FASILITAS DAN PERALATAN


INSTALASI RADIONUKLIR
RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

INSTALSI RADIONUKLIR RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD


JAKARTA, 2008
FASILITAS DAN PERALATAN
1. Fasilitas

Sarana dan prasarana serta fasilitas yang terdapat di Instalasi


Radionuklir ditujukan agar terselenggaranya pelayanan radiologi
secara optimal, aman dan dapat memberikan oriented customer.
Disamping hal tersebut juga untuk terciptanya suasana kerja yang
dapat memberikan kenyamanan bagi petugas dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan radiologi.
a. Ruang Pemeriksaan Instalasi Radionukir.
1) Pelayanan Imaging Radiodiagnostik
a) Ruang Pemeriksaan Thorax
b) Ruang Pemeriksaan Kepala
c) Ruang Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal
d) Ruang Pemeriksaan Extremitas
e) Ruang Pemeriksaan Urogenital
f) Ruang Pemeriksaan Mamografi
g) Ruang Pemeriksaan USG
h) Ruang Pemeriksaan Intervensional
i) Ruang Pemeriksaan CT Scan
j) Ruang Pemeriksaan MRI
2) Ruang Pemeriksaan Radioterapi
a) Ruang Poliklinik
b) Ruang Brachiterapi
c) Ruang Teleterapi
d) Ruang Simulator
e) Ruang TPS
f) Ruang CT Simulator
g) Ruang COBALT 60
h) Ruang LINAC
i) Ruang Afterloading
b. Faktor Desien Ruangan Pemeriksaan

a) Ketebalan dinding penahan radiasi primer adalah batu bata


dengan plesteran sehingga ketebalan dinding tersebut 25 cm
atau beton setebal 15 cm.
b) Penahan radiasi primer setara dengan timah hitam ( Pb )
setebal 2 mm.
c) Ketebalan dinding penahan radiasi hambur adalah pasangan
setengan bata dengan plesteran sehingga tebal dinding
menjadi 15 cm.
d) Ukuran ruangan 3 x 3 meter untuk pemeriksaan tanpa bahan
kontras, dan minimal 6 x 4 meter untuk pemeriksaan
menggunakan bahan kontras.

c. Konstruksi pintu dan jendela

1) Pintu kayu termasuk kusennya dilapisi dengan timah hitam


(Pb) setebal 2 mm
2) Jendela setinggi 2 mm dari lantai sebelah luar.
3) Diatas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu
merah yang menyala saat pesawat dihidupkan (lampu
peringatan bahaya radiasi).
4) Ruangan pemeriksaan dilengkapi dengan sistem pengaturan
udara sesuai dengan kebutuhan.

Ruang loket untuk pendaftaran dan pengambilan hasil


pemeriksaan.

Apabila ruangan tersebut bersebelah dengan ruang pemeriksaan


radiodiagnostik, maka konstruksi dindingnya sesuai dengan
kontruksi dinding ruang pemeriksaan.
Ruang penyimpanan film yang sudah dievaluasi dan administrasi.
Konstruksi ruang lihat point a.

Ruang Konsultasi Dokter


Konstruksi ruangan lihat point a.

Ruang Kamar Gelap ( Prosesing Film )

Faktor desain kamar gelap yang harus diperhatikan adalah :

a. Konstruksi dinding
1) ketebalan dinding satu bata (25 cm) atau tingkat laju
paparan radiasi di dalam kamar gelap 0,25 uSv /
Jam
2) dilengkapi dengan cassette passing box dilapisi Pb
3) Dinding harus licin, tidak menyerap air

b. Konstruksi lantai

1) Terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan


cairan kimia bahan prossesing film sehingga mudah
dibersihkan
2) Tidak licin.

c. Langit – langit
1) Tinggi minimal 3 m
2) Dilengkapi dengan exhause fan yang kedap cahaya
untuk mengalirkan udara dari dalam keluar kamar
gelap
d. Ruang kamar gelap
1) Daerah Basah dipasang unit alat prosesing
otomatis, yang dilengkapi dengan fasilitas :
a) air bersih dengan sistem drainase yang baik
b) sistim aliran udara yang mengalir dari dalam ke
luar
c) lampu penerangan yang cukup memadai
d) safe light sesuai standar
e) lemari tempat penyimpanan film dan kaset
f) meja untuk menaruh kaset ukuran terbesar
pada waktu mengeluarkan dan mengisi film.
g) Lap tangan agar tangan petugas selalu kering

2) Daerah kering , dilengkapi dengan fasilitas :


a) alat kamera identifikasi film
b) viewing box (light case) untuk evaluasi hasil
film
c) lampu penerangan yang cukup

Ruang Jaga Dokter.


Dilengkapi dengan kamar mandi da WC

Ruang Jaga Radiografer


Dilengkapi dengan kamar mandi dan WC

Ruang Tunggu Pasien


Dilengkapi dengan kursi tunggu dan WC

Ruang Istirahat ( Pantry )


2. Sistim Kelistrikan Radiologi
a. Sistim Penyediaan Listrik
Sistim penyediaan listrik menggunakan saluran kabel langsung
jenis NYY atau NYFGBY dari panel induk utama rumah sakit ke
panel gudang radiologi.

Catu daya listrik yang tersedia adalah :


1) Catu dari PLN sebagai suplai utama
2) Catu dari gen set sebagai suplai cadangan
3) Catu dari UPS atau NBS sebagai back up power selama gen
set belum siap

b. Sistim Penyaluaran Listrik


Sistim penyaluran listrik menggunakan sistim radial pada tegangan
400 Volt dengan Voltage Drop tidak melebihi 5% sedangkan
breaking capa sity dari breker yang dipakai adalah pada nilai di
atas arus hubungan singkat.

Penyaluaran listrik ke peralatan radiologi menggunakan kabel jenis


NYY (jika tidak ditanam) dan NYFGBY (jika ditanam ditanah).

c. Sistim Pengamanan Penggunaan Daya Listrik untuk Peralatan


Mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak yang terkait
seperti : International Electrotecnica Commissioning ( IEC ),
Standar Listrik Indonesia ( SLI ) dan Standar PLN ( SPLN ).

Untuk mengamankan peralatan radiologi dari arus bocor, sistem


pembumian menggunakan kabel BC dengan diameter minmal 16
mm2 dan pada ujung kabel dipasang elektroda.

Untuk pengamanan personal diutamakan terhadap kejut listrik


dengan membuat pembumian dan adanya isplasi dasar pada alat,
d. Sistem Pencahayaan Radiologi.

Pencahayaan ruangan untuk peralatan radiologi dinyatakan dalam


satuan Lux.
Sistem Penyediaan Air.

1) Penyedia air dibedakan untuk air bersih dan air prosesing film
2) Untuk persyaratan air bersih mengikuti Permenkes
No.416/1990, sedangkan untuk persyaratan air prosesing
mengikuti prosedur dan metode (manual atau otomatis)
3) Cara pemeriksaan :
a) pemeriksaan persediaan air pada reservoir yang tersedia
b) pengecekan aliran air pada kran – kran yang tersedia
c) pemeriksaan cara laboratorium terhadap kualitas air

Peralatan Radiologi
Mutu pelayanan medik radiologi ditentukan oleh mutu sumber daya
manusia penyelenggara dan juga sangat bergantung pada mutu perlatan
radiologi yang yang harus selalu dalam keadaan prima baik secara fisik
maupun fungsi. Untuk itu perlu adanya pemeriksaan fisik yang dapat
menjamin kualitas maupun keselamatan (safety) peralatan radiologi dan
peralatan penunjangnya.
Jenis peralatan di Instalasi Radionuklir :

a. Pelayanan Imejing Diagnostik.


1) Pesawat pemeriksaan radiodiagnostik ( Simens ).
Lantai I Diagnostik :
a) Organomatik 506 / Thorax
b) Multix / BNO IVP
c) Curic HT 330 U dan Kodak M6B / Automatik Prosessor
d) Multix / Tulang belakang
e) Uroscop B / HSG
f) Scull Unit CRT 4 / Kepala
g) Thoracomat / Thorax anak
h) Hitachi Mobile Unit / Extremitas
i) Shimadzu MU / MCU
j) Picker 5000 / CT Scan
k) Sonolayer SSA 100 a dan RT Fino / USG
l) Magnetum Symphoni 1,5 Tesla / MRI
m) Agfa / CR 25,0
2) Lantai II
a) Senographe 600 T / Mammografi
b) Axiom Artis / 3D DSA
c) Somatom Sensation 64 Cardiac / MSCT
3) Pelayanan Radioterapi / Lantai I Radioterapi
a) Stabilipan
b) Dermopan
c) GE / CT Simulator
d) Therasim / Simulator
e) Theratron 780 / Cobalt 60
f) Buchler Afterloading
g) Electa Pricise / LINAC
h) TPS

Penatalaksanaan Fisik

a. Pemeriksaan Fisik Peralatan


1) Catu Arus dan Catu Daya
- pemeriksaan panel listrik
- pemeriksaan terminal – terminal, pemutus arus, saklar
- pemeriksaan pada meter penunjuk besaran listrik
2) Rangka dan Konstruksi
- pemeriksaan diutamakan pada bagian yang dekat dengan
pasien misalnya rangka dan kontruksi bagian atas apakah
aman ( gerak dan goyangkan )
- plafon apakah ada yang lapuk / retak
- head tube dan kolimatornya, pemegang dan kabektegangan
tinggi apakah kerangka penyangga masih kokoh
3) Badan Alat / Body dan Permukaan
Untuk memastikan adanya bagian – bagian yang menjadi runcing
akibat gesekan dan badan alat yang terkelupas lapisan
permukaannya.
4) Mekanikal
Pemeriksaan terhadap bagian – bagian yang dapat bergerak
dengan memperhatikan pelumasnya dengan cara mendengarkan
suara gesekan yang timbul akibat gerakan
5) Meja Pasien

Pemeriksaan terhadap kedudukan / pijakan, permukaan, gerakan,


gerakan meja yang bergerak vertikal atau horizontal diperiksa
penyangganya.
6) Kolimator
Tombol dan pengukur jarak, luas lapangan pemotretan
7) Lampu indikator dan tombol - tombol
8) Pencahayaan Ruangan
Pencahayaan dengan lampu listrik harus dapat menerangi seluruh
bagian peralatan sehingga seseorang mampu membaca secara
tanpa penerangan tambahan.
9) Kondisi Udara
Ruangalat pada lokasi tertentu memerlukan suatu sistim pendingin
udara dan sirkulasi yang cukup karena posisi yang tertutup.
10)Pemeriksaan terhadap kabel pembumian ( Arde Groundy ) dan
konektornya berdasarkan ketentuan dan persyaratan pada
pedoman Umum Instalasi Listrik ( PUL )
b. Pemeriksaan Secara Kuantitatif / Kualitatif
1) Meja Kontrol ( Control Table )
2) Akurasi Kilo Volt ( Kvp )
3) Linierisasi mA
4) Focal Spot
5) Kolimator ( Diafragma / Conus )
6) Additional Filter
7) Output Pesawat
8) Output Pesawat untuk penggunaan Fluoroscopy
9) Pengukuran radiasi bocor
10)Pengukuran Paparan Radiasi Hambur
11) Grid / Lisolm
12)Pengukuran tinggi fulkrum pada pesawat Tomografi
13)Pengukuran tebal irisan pada tomogram
14)Tingkat kecerahan tabir Image Intensifier
15)Holder cassette ( Vertical Cassette Store )
16)Cassette Film
17)Pengukuran kualitas film dan film radiografi

c. Prosedure Pemeriksaan Kamar Gelap


1) Pemeriksaan Saluran Air / Bak air
2) Tangki developer dan fixer
3) Prosedur penggantian Developer dan Fixer
4) Pembuatan larutan Developer dan Vixer
5) Safe Light
6) Timer
7) Film Hanger
8) Film Dryer
9) ID Camera / Labeling Otomatis
Penutup
Demikian Evaluasi fasilitas dan Alkes Instalasi Radionuklir RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad untuk 2008.

Jakarta, Oktober 2008

Lakhar Instalasi Radionuklir

dr. Bambang Turmulyo, Sp.Rad (K) Onk


Letnan Kolonel Ckm NRP 31434

Anda mungkin juga menyukai