Kegagalan fisika klasik dalam menjelaskan fenomena fisis alam mikroskopik, seperti
radiasi benda hitam, efek fotolistrik, hamburan Compton, kestabilan atom dan spektrum
diskrit atom Hidrogen, melahirkan teori baru yang disebut fisika (mekanika) kuantum. Teori
mekanika kuantum dibangun berdasarkan postulat-postulat dasar. Postulat adalah suatu
konsep matematis yang harus diterima kebenarannya karena telah teruji melalui
eksperimen. Dengan kata lain, postulat mekanika kuantum tidak diturunkan dari teori fisika
sebelumnya tetapi semata-mata berdasarkan data-data eksperimen.
Berangkat dari postulat-postulat mekanika kuantum dalam bab ini akan dikaji:
Pengukuran besaran fisika yang diwakili oleh operator Hemitean pada keadaan
(3.1)
Untuk sistem fisis yang berada pada keadaan yang diwakili oleh fungsi gelombang
dengan bentuk umum maka pengukuran observabel O akan
Schroedinger
(3.2)
mengandung informasi lengkap tentang sistem kuantum oleh karena itu apa pun
yang ingin diketahui tentang sistem kuantum tersebut harus digali/diekstrak dari .
partikel pada saat melainkan menyatakan sederetan posisi yang mungkin ditempati oleh
partikel. Fungsi gelombang dapat dinyatakan dalam ruang posisi atau dalam ruang
momentum .
1
Nilai eigen atau swanilai menunjukkan nilai yang mungkin keluar jika dilakukan pengukuran besaran fisika
yang diwakili oleh operator .
Fungsi gelombang , sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya, tidak
memilik arti fisis apa-apa tetapi kuadrat modulusnya, yakni yang memiliki
Keadaan sistem kuantum tidak hanya diwakili oleh satu fungsi gelombang yang
tunggal tetapi dapat diwakili oleh superposisi (jumlahan) dua fungsi gelombang atau lebih.
Konsep ini dapat dianalogikan dengan rangkaian resistor, pegas atau kapasitor dalam fisika
klasik. Misalkan dan merupakan dua fungsi gelombang yang mewakili
sistem kuantum maka superposisi dari dua keadaan ini juga mewakili keadaan kuantum
tersebut, yakni
(3.3)
vektor liner.
2) Komutatif
3) Assosiatif, yakni untuk setiap .
.
6) Untuk setiap vektor dan dipenuhi juga merupakan vektor
anggota . Apabila a,b skalar riil maka ruang vektor disebut ruang vektor riil dan
jika a,b adalah skalar kompleks maka disebut ruang vektor kompleks.
7) Distributif, yakni dan .
8) Assosiatif, yakni
9) Terdapat unsur identitas dan skalar 0 sedemikian sehingga dipenuhi
dan .
Unsur – unsur/anggota suatu ruang vektor dinamakan vektor. Dalam mekanika kuantum
himpunan dapat berupa fungsi atau matriks. Himpunan buah vektor bukan nol
dikatakan bebas linier (linierly independent) jika dan hanya jika persamaan
(3.4)
(3.5)
Dimensi ruang vektor linier sama dengan jumlah maksimal vektor-vektor yang
bebas linier anggota ruang vektor tersebut. Misalkan ruang vektor memiliki vektor
(3.6)
Basis bagi ruang vektor adalah himpunan maksimal vektor-vektor yang saling bebas
linier yang dimiliki oleh ruang vektor tersebut. Himpunan vektor-vektor ditulis
, dapat berupa himpunan vektor diskrit atau kontinu, merupakan basis bagi ruang vektor
basis dapat dipilih sembarang vektor bebas linier tetapi pada umumnya dipilih vektor-vektor
bebas linier yang ortonormal (ortogonal/tegak lurus dan ternormalisasi). Dua buah vektor
dan dikatakan ortonormal jika produk skalar
(3.7)
dengan adalah delta cronecker, yakni jika dan jika .
2. Produk skalar
Fungsi gelombang merupakan fungsi kompleks. Produk skalar antara dua buah
a. Produk skalar dan sama dengan konjugat kompleks dari produk skalar dan
(3.9)
(3.10)
c. Linier
(3.11)
(3.12)
Jika basis bagi ruang vektor merupakan basis kontinu maka produk skalar antara dan
didefiniskan menurut
(3.13)
dan momentum partikel setiap saat (trayektori/lintasan) dalam fisika klasik. Ketika posisi dan
momentum partikel telah diketahui maka semua hal tentang partikel tersebut dapat diketahui
bahkan masa lalu dan masa depan partikel tersebut dapat diprediksi dengan sangat presisi.
Demikian halnya dengan fungsi gelombang dalam mekanika kuantum, ketika fungsi
gelombang telah diketahui maka semua hal tentang partikel tersebut dapat diketahui
termasuk masa lalu dan masa depan sistem kuantum yang bersangkutan. Jadi, pekerjaan
utama dalam mekanika kuantum adalah menemukan fungsi gelombang. Fungsi gelombang
diperoleh dengan cara menyelesaikan persamaan Schroedinger,
(3.14)
C. Persamaan Schroedinger
Pada sub bab ini akan dijabarkan penurunan persamaan Schroedinger melalui
persamaan paket gelombang. Energi kinetik partikel bermassa adalah
(3.15)
dan (3.16)
(3.17)
(3.18)
Jika energi dalam persamaan (3.18) adalah energi kinetik partikel maka
(3.19)
(3.20)
(3.21)
atau
(3.22)
Persamaan (3.22) merupakan persamaan diferensial homogen orde dua untuk paket
gelombang satu dimensi . Apabila disubtitusikan energi total
(3.23)
(3.24)
Persamaan (3.24) disebut persamaan Schroedinger 1-D. Jika energi total diperluas pada
kasus 3-D, yakni
(3.25)
maka
(3.26)
(3.27)
atau
(3.28)
dengan
(3.29)
dan (3.30)
Persamaan (3.30) dikenal sebagai operator energi dan operator momentum linier.
D. Observabel (Operator)
1. Definisi Operator
Penyelidikan fenomena fisis suatu sistem terpusat pada pengukuran atau penentuan
(3.31)
1. Operator posisi
2. Aljabar Operator
a. Hasilkali (produk) operator
(3.32)
(3.33)
2
Operator dapat pula didefinisikan sebagai pemetaan dari suatu ruang vektor menuju ruang vektor,
(3.34)
b. Operator Linier
1.
2.
(3.35)
atau
(3.36)
1.
3.
3. Komutator
Operator-operator dalam mekanika kuantum pada umumnya tidak saling komutatif
(3.37)
dan
. (3.39)
(3.40)
(3.41)
2. Linier
(3.42)
3. Distributif
(3.43)
(3.44)
4. Identitas Jacobi
(3.45)
Contoh 3.1
Tentukan kaintan komutasi (komutator) antara operator posisi dengan operator
momentum linier!
Penyelesaian:
sehingga
Jadi komutator .
Latihan 3.1
(3.46)
Persamaan (3.46) disebut persamaan nilai eigen (persamaan swanilai). Fungsi gelombang
disebut fungsi eigen dan disebut nilai eigen. Hasil ukur yang mungkin diperoleh
jika observabel O diukur adalah salah satu dari nilai eigen . Tidak ada pengukuran yang
menghasilkan suatu nilai di luar nilai eigen tersebut. Himpunan yang beranggotakan semua
operator .
. (3.47)
Berdasarkan posrtulat I dapat dipahami bahwa keadaan tepat setelah pengukuran pada
umumnya tidak sama dengan keadaan sebelum pengukuran. Dua fungsi eigen dikatakan
berbeda jika fungsi eigen pertama tidak dapat dinyatakan sebagai perkalian fungsi eigen
kedua dengan suatu skalar. Contoh dan dengan
atau
adalah dua fungsi eigen yang berbeda karena tidak pernah bisa
Latihan 3.1
a.
b.
Latihan 3.2
Tunjukkan bahwa keadaan akhir akibat pengukuran momentum linier dan posisi partikel
secara serempak bergantung pada urutan pengukurannya!
menurut
(3.48)
Jika fungsi gelombang tidak ternormalisasi maka nilai harap operator
(3.49)
Andaikan suatu sistem kuantum berada pada keadaan yang diwakili oleh superposisi
fungsi gelombang dengan vektor basis diskrit sedemikan sehingga setiap
. (3.50)
(3.51)
(3.52)
dengan
(3.53)
Contoh 3.2
a. Apakah ternormalisasi?
b. Tentukanlah peluang menemukan partikel masing-masing berada pada
keadaan , dan ! Tunjukkan bahwa peluang total sistem
Penyelesaian:
a. Apakah ternormalisasi?
adalah
Peluang total
Contoh 3.3
a. Tentukan nilai egien energi total yang mungkin muncul (spektrum dari operator
masing-masing?
b. Tentukan energi rata-rata (nilai harap energi) sistem tersebut!
Penyelesaian:
Uji normalisasi,
eigen energi yang mungkin muncul sebagai hasil ukur atau spektrum energinya
adalah
atau
Peluang masing-masing
b. Nilai rata-rata energi sistem
6. Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian (ralat) pengukuran operator diperoleh dari deviasi standar nilai harap
(3.54)
dengan
(3.55)
dan .
(3.57)
(3.58)
Dalam subbagian ini akan dijabarkan dua buah teorema operator Hermitean.
Bukti:
(3.59)
Teorema 3.2 Dua buah fungsi eigen dari operator Hermitean dengan dua nilai eigen
berbeda saling ortogonal (tegak lurus).
Bukti:
(3.61)
8. Latihan Mandiri
Menyusul ya… sabar.