Anda di halaman 1dari 19

Bab 3

Postulat-Postulat Mekanika Kuantum

Kegagalan fisika klasik dalam menjelaskan fenomena fisis alam mikroskopik, seperti
radiasi benda hitam, efek fotolistrik, hamburan Compton, kestabilan atom dan spektrum
diskrit atom Hidrogen, melahirkan teori baru yang disebut fisika (mekanika) kuantum. Teori
mekanika kuantum dibangun berdasarkan postulat-postulat dasar. Postulat adalah suatu
konsep matematis yang harus diterima kebenarannya karena telah teruji melalui
eksperimen. Dengan kata lain, postulat mekanika kuantum tidak diturunkan dari teori fisika
sebelumnya tetapi semata-mata berdasarkan data-data eksperimen.

Berangkat dari postulat-postulat mekanika kuantum dalam bab ini akan dikaji:

1. Bagaimana mendeskripsikan keadaan kuantum sistem mikroskopik untuk


sembarang waktu
2. Bagaimana menghitung/mengukur besaran-besaran fisika berdasarkan keadaan
kuantum suatu sistem fisis
3. Manakala keadaan suatu sistem pada saat diketahui, bagaimana menentukan
keadaan sistem fisis tersebut untuk selanjutnya atau bagaimana
mendeskripsikan evolusi sistem fisis tersebut

A. Postulat-Postulat Dasar Mekanika Kuantum


Postulat 1 : Representasi keadaan kuantum
Keadaan sistem fisis mikroskopik (sistem kuantum) diwakili oleh fungsi gelombang
yang mengandung informasi yang lengkap tentang sistem kuantum tersebut.

Postulat 2 : Besaran fisika dan Operator

Setiap besaran fisika (observabel dinamis) diwakili oleh operator Hermitean .


Postulat 3 : Nilai harap operator

Pengukuran besaran fisika yang diwakili oleh operator Hemitean pada keadaan

memungkinkan penentuan nilai eigen 1 operator tersebut secara pasti.

Persamaan nilai eigen untuk operator adalah

(3.1)

Postulat 4 : Sifat probalisitik hasil ukur

Untuk sistem fisis yang berada pada keadaan yang diwakili oleh fungsi gelombang
dengan bentuk umum maka pengukuran observabel O akan

menyebabkan alihan (loncatan) keadaan dari dengan peluang

sebesar dan dihasilkan nilai eigen .

Postulat 5 : Evolusi sistem kuantum


Keadaan kuantum berevolusi terhadap waktu menurut persamaan

Schroedinger

(3.2)

B. Deskripsi Keadaan Sistem


Keadaan sistem kuantum diwakili oleh fungsi gelombang . Fungsi gelombang

mengandung informasi lengkap tentang sistem kuantum oleh karena itu apa pun

yang ingin diketahui tentang sistem kuantum tersebut harus digali/diekstrak dari .

Sebagai catatan, variabel dalam fungsi gelombang bukan menyatakan posisi

partikel pada saat melainkan menyatakan sederetan posisi yang mungkin ditempati oleh

partikel. Fungsi gelombang dapat dinyatakan dalam ruang posisi atau dalam ruang

momentum .

1
Nilai eigen atau swanilai menunjukkan nilai yang mungkin keluar jika dilakukan pengukuran besaran fisika
yang diwakili oleh operator .
Fungsi gelombang , sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya, tidak

memilik arti fisis apa-apa tetapi kuadrat modulusnya, yakni yang memiliki

makna fisis. menunjukkan peluang menemukan partikel pada lokasi antara

dan dalam elemen volume pada saat .

Keadaan sistem kuantum tidak hanya diwakili oleh satu fungsi gelombang yang

tunggal tetapi dapat diwakili oleh superposisi (jumlahan) dua fungsi gelombang atau lebih.
Konsep ini dapat dianalogikan dengan rangkaian resistor, pegas atau kapasitor dalam fisika
klasik. Misalkan dan merupakan dua fungsi gelombang yang mewakili

sistem kuantum maka superposisi dari dua keadaan ini juga mewakili keadaan kuantum
tersebut, yakni

(3.3)

dengan dan konstanta.

Himpunan buah fungsi gelombang membentuk ruang

vektor liner.

1. Ruang vektor linier

Himpunan sembarang yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian


dengan skalar disebut ruang vektor linier jika dipenuhi sifat-sifat berikut.

1) Untuk setiap berlaku .

2) Komutatif
3) Assosiatif, yakni untuk setiap .

4) Terdapat vektor nol 0 anggota sehingga untuk sembarang berlaku


.
5) Untuk setiap terdapat invers (lawannya), yakni sedemikan sehingga

.
6) Untuk setiap vektor dan dipenuhi juga merupakan vektor

anggota . Apabila a,b skalar riil maka ruang vektor disebut ruang vektor riil dan
jika a,b adalah skalar kompleks maka disebut ruang vektor kompleks.
7) Distributif, yakni dan .
8) Assosiatif, yakni
9) Terdapat unsur identitas dan skalar 0 sedemikian sehingga dipenuhi

dan .

Unsur – unsur/anggota suatu ruang vektor dinamakan vektor. Dalam mekanika kuantum
himpunan dapat berupa fungsi atau matriks. Himpunan buah vektor bukan nol

dikatakan bebas linier (linierly independent) jika dan hanya jika persamaan

(3.4)

memiliki penyelesaian Namun, bila terdapat salah satu


sedemikian sehingga salah satu vektor dapat dituliskan

(3.5)

maka himpunan dikatakan gayut linier (linierly dependent).

Dimensi ruang vektor linier sama dengan jumlah maksimal vektor-vektor yang
bebas linier anggota ruang vektor tersebut. Misalkan ruang vektor memiliki vektor

yang bebas linier maka ruang vektor dikatakan berdimensi . Dalam

ruang vektor linier berdimensi sembarang vektor dapat dituliskan sebagai


kombinasi linier

(3.6)

Basis bagi ruang vektor adalah himpunan maksimal vektor-vektor yang saling bebas
linier yang dimiliki oleh ruang vektor tersebut. Himpunan vektor-vektor ditulis

, dapat berupa himpunan vektor diskrit atau kontinu, merupakan basis bagi ruang vektor

. Vektor-vektor selanjutnya disebut sebagai vektor basis. Meskipun vektor

basis dapat dipilih sembarang vektor bebas linier tetapi pada umumnya dipilih vektor-vektor
bebas linier yang ortonormal (ortogonal/tegak lurus dan ternormalisasi). Dua buah vektor
dan dikatakan ortonormal jika produk skalar

(3.7)
dengan adalah delta cronecker, yakni jika dan jika .

2. Produk skalar
Fungsi gelombang merupakan fungsi kompleks. Produk skalar antara dua buah

fungsi gelombang dan didefinisikan

bilangan kompleks (3.8)

Produk skalar memenuhi sifat-sifat berikut.

a. Produk skalar dan sama dengan konjugat kompleks dari produk skalar dan

(3.9)

b. Definit posistif, yakni

(3.10)

jika dan hanya jika

c. Linier

(3.11)

dengan dan adalah skalar kompleks.


d. Antilinier

(3.12)

Jika basis bagi ruang vektor merupakan basis kontinu maka produk skalar antara dan
didefiniskan menurut

(3.13)

3. Fungsi Gelombang dan Persamaan Schroedinger


Fungsi gelombang memiliki arti yang sangat penting dalam mekanika kuatum karena
dengan mengetahui fungsi gelombang orang dapat mengetahui semua informasi tentang
sistem fisis mikroskopik. Peranan fungsi gelombang setara dengan peranan posisi

dan momentum partikel setiap saat (trayektori/lintasan) dalam fisika klasik. Ketika posisi dan
momentum partikel telah diketahui maka semua hal tentang partikel tersebut dapat diketahui
bahkan masa lalu dan masa depan partikel tersebut dapat diprediksi dengan sangat presisi.
Demikian halnya dengan fungsi gelombang dalam mekanika kuantum, ketika fungsi
gelombang telah diketahui maka semua hal tentang partikel tersebut dapat diketahui
termasuk masa lalu dan masa depan sistem kuantum yang bersangkutan. Jadi, pekerjaan
utama dalam mekanika kuantum adalah menemukan fungsi gelombang. Fungsi gelombang
diperoleh dengan cara menyelesaikan persamaan Schroedinger,

(3.14)

C. Persamaan Schroedinger
Pada sub bab ini akan dijabarkan penurunan persamaan Schroedinger melalui
persamaan paket gelombang. Energi kinetik partikel bermassa adalah

(3.15)

dan postulat Planck dan momentum Compton

dan (3.16)

Dengan menggunakan persamaan (3.16), persamaan paket gelombang (2.9) dapat


dituliskan

(3.17)

Persamaan (3.17) di atas jika diturunkan terhadap waktu diperoleh

(3.18)

Jika energi dalam persamaan (3.18) adalah energi kinetik partikel maka
(3.19)

Ruas kanan persamaan (3.19) dapat ditulis

(3.20)

sehingga persamaan (3.19) menjadi

(3.21)

atau

(3.22)

Persamaan (3.22) merupakan persamaan diferensial homogen orde dua untuk paket
gelombang satu dimensi . Apabila disubtitusikan energi total

(3.23)

ke dalam persamaan paket gelombang (2.9) akan diperoleh persamaan

(3.24)

Persamaan (3.24) disebut persamaan Schroedinger 1-D. Jika energi total diperluas pada
kasus 3-D, yakni

(3.25)

maka
(3.26)

dengan . Persamaan (3.26) dapat ditulis

(3.27)

atau

(3.28)

dengan

(3.29)

Persamaan (3.27) adalah persamaan Schroedinger 3-D. Dengan menyelesaikan


persamaan (3.24) untuk kasus satu dimensi atau persamaan (3.28) untuk kasus tiga dimensi
diperoleh fungsi gelombang yang menyatakan keadaan sistem fisis mikroskopik. Persamaan
(3.28) jika dibandingkan dengan persamaan (3.24) diperoleh kaitan

dan (3.30)

Persamaan (3.30) dikenal sebagai operator energi dan operator momentum linier.

D. Observabel (Operator)

1. Definisi Operator

Penyelidikan fenomena fisis suatu sistem terpusat pada pengukuran atau penentuan

observabel-observabelnya: dan lain-lainnya maupun parameter penyusun


sistem tersebut: dan lainnya. Observabel adalah besaran yang dapat diukur dan
dimiliki sistem serta menggambarkan perilakunya sehingga nilainya dapat berubah, sedang
parameter sebagai atribut penyusun sistem yang mencirikan identitasnya mempunyai nilai
tetap. Dapat diukur berarti nilainya harus riil sedangkan dimiliki oleh sistem fisis berarti untuk
mendapatkan nilainya harus mengerjakan sesuatu pada sistem fisis itu. Karena keadaan
sistem kuantum diwakili oleh fungsi gelombang sedangkan perangkat yang dapat dikerjakan
pada fungsi gelombang adalah operator maka satu-satunya pilihan untuk menyajikan
besaran fisika adalah dengan operator. Operator dilambangkan dengan huruf abjad

ditambahkan topi di atasnya, misal operator ditulis . Secara matematis, operator


didefinisikan sebagai peranti matematis yang mengubah/mentransformasi suatu fungsi
menjadi fungsi yang lain2.

Operator jika dikenakan pada suatu fungsi gelombang akan mentransformasikan


fungsi gelombang tersebut menjadi fungsi gelombang yang lain,

(3.31)

Operasi penjumlahan , pengurangan , pembagian , perkalian , operasi

diferensial/turunan , divergensi, crul/rotasi dan Laplasian merupakan contoh-

contoh operator. Berikut beberapa contoh operator dalam mekanika kuantum

1. Operator posisi

2. Operator momentum linier (dalam ruang satu dimensi )

3. Operator Hamiltonan , dan lain-lain.

2. Aljabar Operator
a. Hasilkali (produk) operator

Hasilkali dua buah operator dan , dituliskan , pada umumnya tidak


komutatif,

(3.32)

Hasilkali beberapa operator, misalkan , bersifat assosiatif, yakni

(3.33)

Karena operator pada umumnya tidak komutatif maka ketika operator


dikenakan pada fungsi gelombang urutan oprator tersebut perlu diperhatikan,

2
Operator dapat pula didefinisikan sebagai pemetaan dari suatu ruang vektor menuju ruang vektor,
(3.34)

b. Operator Linier

Operator disebut operator linier jika dipenuhi dua sifat berikut.

1.

2.

dengan dan adalah skalar kompleks.

c. Konjugat Hermit Operator


Konjugat hermit atau adjoin hermit dari bilangan kompleks adalah yakni

konjugat kompleks dari bilangan kompleks tersebut . Suatu operator


disebut operator Hermitean jika konjugat hermitnya sama dengan dirinya sendiri,

(3.35)

atau

(3.36)

Konjugat hermit operator memenuhi sifat:

1.

2. dengan skalar kompleks.

3.

3. Komutator
Operator-operator dalam mekanika kuantum pada umumnya tidak saling komutatif

sehingga perlu didefinisikan kaitan komutasi (komutator). Komutator antara operator

dan dituliskan didefinisikan

(3.37)

Dua operator dikatakan komutatif jika Setiap operator komutatif dengan


dirinya sendiri,
(3.38)

dan

. (3.39)

Setiap operator komutatif dengan sembarang bilangan skalar

(3.40)

Komutator memenuhi sifat berikut


1. Antisimetri

(3.41)

2. Linier

(3.42)

3. Distributif

(3.43)

(3.44)

4. Identitas Jacobi

(3.45)

Contoh 3.1
Tentukan kaintan komutasi (komutator) antara operator posisi dengan operator
momentum linier!
Penyelesaian:

Berdasarkan definisi komutator dengan dan

sehingga
Jadi komutator .

Latihan 3.1

1. Dengan cara sama seperti contoh 3.1 tentukan komutator !

2. Bagaimana komutator dan ?

3. Buktikan Identitas Jacobi persamaan (3.44)!

4. Konsep Pengukuran dalam Mekanika Kuantum

Secara umum, mengukur didefinisikan sebagai proses membandingkan nilai


(ukuran) suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuannya. Dalam
mekanika kuantum, pengukuran observabel O dilakukan dengan cara mengenakan

operator pada fungsi gelombang

(3.46)

Persamaan (3.46) disebut persamaan nilai eigen (persamaan swanilai). Fungsi gelombang
disebut fungsi eigen dan disebut nilai eigen. Hasil ukur yang mungkin diperoleh

jika observabel O diukur adalah salah satu dari nilai eigen . Tidak ada pengukuran yang

menghasilkan suatu nilai di luar nilai eigen tersebut. Himpunan yang beranggotakan semua

nilai eigen dari operator ditulis dinamakan spektrum

operator .

Pengukuran dua observabel dibedakan menjadi dua macam, yakni pengukuran


serempak dan pengukuran tidak serempak. Pengukuran dikatakan serempak jika
pengukuran observabel kedua dilakukan tepat setelah pengukuran observabel pertama.
Pengukuran dikatakan tidak serempak jika pengukuran observabel yang kedua dilakukan
setelah selang waktu yang cukup lama dari pengukuran pertama. Pengukuran serempak
dua buah observabel dalam mekanika kuantum bergantung pada urutannya.
x p
Proses pengukuran pada umumnya mengubah keadaan sistem,

. (3.47)

Berdasarkan posrtulat I dapat dipahami bahwa keadaan tepat setelah pengukuran pada
umumnya tidak sama dengan keadaan sebelum pengukuran. Dua fungsi eigen dikatakan
berbeda jika fungsi eigen pertama tidak dapat dinyatakan sebagai perkalian fungsi eigen
kedua dengan suatu skalar. Contoh dan dengan

dan konstanta, merupakan fungsi eigen yang sama

atau

dengan dan adalah konstanta. Fungsi eigen dan

adalah dua fungsi eigen yang berbeda karena tidak pernah bisa

dinyatakan sebagai dikalikan dengan konstanta.

Latihan 3.1

Apakah pengukuran momentum linier ( ) akan mengubah keadaan partikel jika

keadaan partikel saat pengukuran dinyatakan oleh fungsi gelombang

a.

b.

Latihan 3.2
Tunjukkan bahwa keadaan akhir akibat pengukuran momentum linier dan posisi partikel
secara serempak bergantung pada urutan pengukurannya!

5. Nilai Harap atau Nilai Rata-rata Operator

Nilai harap operator menunjukkan nilai rata-rata pengukuran besaran yang

diwakili oleh oparator pada keadaan . Nilai harap operator didefinisikan

menurut

(3.48)
Jika fungsi gelombang tidak ternormalisasi maka nilai harap operator

diberikan oleh persamaan

(3.49)

Andaikan suatu sistem kuantum berada pada keadaan yang diwakili oleh superposisi
fungsi gelombang dengan vektor basis diskrit sedemikan sehingga setiap

vektor dapat dituliskan

. (3.50)

Andaikan pula operator memenuhi persamaan nilai eigen

(3.51)

maka nilai harap operator diperoleh melalui persamaan

(3.52)

dengan

(3.53)

adalah peluang mendapatkan nilai eigen .

Contoh 3.2

Keadaan kuantum suatu partikel diberikan vektor eigen

dengan , dan basis ortonormal.

a. Apakah ternormalisasi?
b. Tentukanlah peluang menemukan partikel masing-masing berada pada
keadaan , dan ! Tunjukkan bahwa peluang total sistem

tersebut sama dengan satu!


c. Andaikan 810 partikel identik masing-masing berada pada keadaan

kemudian dilakukan pengukuran pada masing-masing partikel perkirakanlah


jumlah partikel berada pada keadaan , dan !

Penyelesaian:

a. Apakah ternormalisasi?

Tampak bahwa ternormalisasi.

b. Peluang partikel berada pada keadaan , dan masing-masing

adalah

Peluang total

c. Jumlah partikel berada pada , dan masing-masing


, dan

Contoh 3.3

Tenaga total suatu sistem kuantum memenuhi persamaan dengan

dan tetapan riil berdimensi energi. Sistem kuantum tersebut disiapkan

berada pada keadaan

dengan merupakan basis ortonormal.

a. Tentukan nilai egien energi total yang mungkin muncul (spektrum dari operator

) jika dilakukan pengukuran energi terhadap ! Berapakah peluang

masing-masing?
b. Tentukan energi rata-rata (nilai harap energi) sistem tersebut!

Penyelesaian:
Uji normalisasi,

Jelas bahwa tidak ternormalisasi.

a. Nilai harap energi dengan sehingga nilai

eigen energi yang mungkin muncul sebagai hasil ukur atau spektrum energinya
adalah

atau

Peluang masing-masing
b. Nilai rata-rata energi sistem

6. Ketidakpastian Pengukuran

Ketidakpastian (ralat) pengukuran operator diperoleh dari deviasi standar nilai harap

atau nilai rata-rata pengukuran operator yang didefinisikan sebagai

(3.54)

dengan

(3.55)

dan .

7. Nilai Harap Operator Hermitean


Sifat Hermitean suatu operator diperlukan untuk menjamin agar informasi numerik (nilai
eigen) yang muncul dari operator tersebut bernilai riil. Dalam subbagian sebelumnya telah
dijelaskan bahwa nilai harap operator

sehingga nilai harap operator Hermitean adalah


(3.56)

Karena konjugat hermit maka

(3.57)

Oleh karena itu, nilai harap operator Hermitean

(3.58)

Dalam subbagian ini akan dijabarkan dua buah teorema operator Hermitean.

Toerema 3.1 Nilai eigen operator Hermitean adalah riil

Bukti:

Dari persamaan (3.56) sehingga

(3.59)

Jadi atau Karena riil maka juga riil.

Teorema 3.2 Dua buah fungsi eigen dari operator Hermitean dengan dua nilai eigen
berbeda saling ortogonal (tegak lurus).

Bukti:

Persamaan terakhir (3.57)


(3.60)

Sekali lagi dan adalah riil. Karena maka

(3.61)

Artinya dan saling ortogonal.

8. Latihan Mandiri
Menyusul ya… sabar.

Anda mungkin juga menyukai