Disusun Oleh
Sari
perubahan lingkungan pengendapan berdasarkan kajian paleontologi
moluska ini diterapkan di daerah penelitian Formasi Kaliwangu – Formasi
Citalang, Ujung Jaya, Sumedang, Jawa Barat; Formasi Kalibiuk - Formasi
Kaliglagah, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah dan Formasi Bantardawa-
Talanggundang, Patikraja, Banyumas, juga di Jawa Tengah. Tujuan
penelitian ini menentukan asosiasi moluska dan merekonstruksi lingkungan
pengendapan di tiga daerah penelitian. Kemudian dihasilkan perbandingan
asosiasi moluska dan lingkungan pengendapan di tiga daerah penelitian.
Data yang digunakan adalah distribusi kumpulan fosil moluska hasil
determinasi dan analisis semikuantitatif di tiga daerah penelitian. Secara
lateral tiga daerah penelitian pada umur Plio-Plistosen mengalami proses
pendangkalan dari laut dangkal pada akhir Pliosen menjadi lingkungan non
marin memasuki Plistosen. Secara vertikal tiga daerah penelitian
menunjukkan proses pendangkalan yang berbeda-beda. Lokasi penelitian F.
Kaliwangu, Ujung Jaya dijumpai asosiasi moluska Dentallium sp.-Turritella
simplex (laut dangkal terbuka); Nassa ovum (intertidal-subtidal) dan
Turritella simplex-Turritella javana (laut dangkal terbuka). Memasuki F.
Citalang pada lingkungan pengendapan non-marin tidak dijumpai asosiasi
moluska. Lokasi penelitian F. Kalibiuk, Bumiayu dijumpai asosiasi moluska
Finella rufocincta-Solariella ambligoniata (subtidal) dan Turritella
djadjariensis-Turritella javana (laut dangkal terbuka). Memasuki F.
Kaliglagah pada lingkungan pengendapan non marin dijumpai asosiasi
moluska air tawar Sulcospira foeda-Sulcospira testudinaria (non marin);
Melanoides tuberculata-Brotia oppenoorthi (non-marin) dan Sulcospira foeda
(no-marin). Lokasi penelitian F. Bantardawa-Talanggudang, Patikraja
dijumpai asosiasi moluska Sigaretornus planus-Paphia sp. (subtidal) dan
Tellina sp.-Paphia sp. (intertidal). Memasuki umur Kuarter pada lingkungan
pengendapan non-marin tidak dijumpai asosiasi moluska. Batas perubahan
lingkungan pengendapan dari lingkungan pengendapan laut menjadi
lingkungan pengendapan non-marin di tiga lokasi penelitian menunjukkan
batas yang relatif sama yaitu pada Plio Plistosen.
I. PENDAHULUAN
Formasi Kaliwangu - Citalang di Jawa Barat, Formasi Kalibiuk - Kaliglagah
dan Formasi Bantardawa - Talanggudang di Jawa Tengah merupakan formasi
batuan berumur Pliosen - Plistosen yang tersingkap cukup baik secara berurutan
di daerah Ujung Jaya Sumedang, Jawa Barat (Formasi Kaliwangu - Citalang); di
Talanggu dan daerah Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah (Formasi Kalibiuk -
Kaliglagah); dan di daerah Patikraja, Banyumas, juga di Jawa Tengah (Formasi
BantardawaPeneliti terdahulu (Suhandi, 2003), telah menyimpulkan bahwa
Formasi Kaliwangu di daerah Sumedang Jawa Barat diendapkan pada lingkungan
neritik tengah (laut dangkal) pada kisaran umur N20–N21 (Pliosen Tengah-Akhir)
lalu berubah menjadi lingkungan non marin dengan diendapkannya Formasi
Citalang pada umur N22 (Plistosen Awal).
II. METODE
Didapatkan hasil dari Formasi Kaliwungu bagaian atas dan Formasi Citalang
bagian bawah dilokasi penelitian dapat disimpulan bahwa :
Didapatkan hasil dari Formasi Kalibiuk bagian atas dan Formasi Kaliglagah
bagian bawah dilokasi penelitian dapat disimpulan bahwa :
IV. KESIMPULAN