Anda di halaman 1dari 201

HISTOLOGY BASICS EPITHELIUM

AND JUNCTIONS

Amanah S.Si.,M.Si.Med
Immunology and tropical disease
TISSUES
 Cells work together in functionally related groups called
tissues
 How is this done?
 Attachments
 communication
 Types of tissues:
1. Epithelial – lining and covering
2. Connective – support
3. Muscle – movement
4. Nervous – control
EPITHELIUM -
FUNCTION
Epithelium forms the outer protective surface of the body and all the
glands. It lines the walls of most closed cavities of the body and all
passages leading to the exterior, and it lines blood and lymphatic vessels.

skin gland kidney cavities bladder vessels


EPITHELIUM -
FUNCTION
Epithelial tissues participate in the metabolism of the body
through: i) the absorption of substances from the exterior, e.g., from
the lumen of the intestines; and ii) the elimination of other
substances to the outside. All substances, including gases, normally
received and given off from the body must pass through epithelia.
For the performance of secretory functions, the epithelial tissues
form specialized structures called glands.

Sweat
Intestine
gland
ORIGIN AND DISTRIBUTION OF
EPITHELIUM
Ektoderm : sel epitel otak,
medulla spinalis, kulit, batas ECTODERM
rongga mulut-hidung, kanalis
auditorius eksternum, membrana
tympani, mata, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea.
Endoderm : epitel kelenjar dan
saluran pencernaan dari
oesofagus sampai rektum, hepar,
kandung empedu, pankreas.
MESODERM
Mesoderm : endotel, mesotel,
saluran urogenital. ENDODERM
SEL GOBLET
Beberapa epitel terspesialisasi untuk sekresi =>
disebut sel goblet.
Sel goblet mensekresikan mukus pada
permukaan => disebut juga epitel kelenjar.
JARINGAN EPITEL
ADALAH STRUKTUR YANG DISUSUN OLEH KUMPULAN SEL²
YANG BENTUKNYA BER-BEDA² DENGAN ZAT INTERSELULER
YANG JUMLAHNYA BERVARIASI.

Sel t.d : protoplasma yg dibatasi membran sel dan inti.

Protoplasma yang meliputi nukleus disebut sitoplasma.

Dalam sitoplasma terdapat :


- Organela : terdapat dalam semua sel, alat kecil sel dgn fs metabolisme
 ribosome, membran sel, endoplasmik retikulum, aparatus golgi,
mitokhondria, lysosom, sentriol, mikrotubuli, mikrofibril, mikrobodies.
- Inklusio (paraplasma) : kumpulan bahan mati dan tak selalu ada dlm
sel. Metabolit hasil katabolisme sel : glikogen hati, tetes lemak, butir
sekresi kelenjar.
JARINGAN TUBUH
1. Jaringan Epitel

2. Jaringan Otot

3. Jaringan
ikat/penghubung

4. Jaringan Saraf
JARINGAN EPITEL
Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang menutup
permukaan saluran pencernaan, saluran pada
sistem pencernaan dan pernafasan, dan dalam
pembuluh darah dan jantung.
Sel-sel epitel tersusun rapat (saling
berdempetan).
Fungsi epitel:
1. Melapisi permukaan (proteksi), misal:
pada kulit
2. Penyerapan, misal pada intestinum
3. Sekresi, misal pada kelenjar
KLASIFIKASI EPITEL

Berapa lapis?
Bagaimana bentuk sel?
Apakah ada spesialisasi pada
permukaan (apikal)?
ADA BERAPA LAPIS
SEL?
1 lapis => epitel selapis (simple epithelium)

2 lapis atau lebih => epitel berlapis (stratified epithelium)


3 Epitel berlapis semu (pseudostratified)
BENTUK SEL?
Epitel pipih

Epitel kuboidal

Epitel kolumnar

Epitel transisional
Lapisan embrional (ektoderm, entoderm, mesoderm) 
membentuk 4 jaringan dasar :
- Jaringan epitel.
- Jaringan pengikat.
- Jaringan otot.
- Jaringan saraf.

Jaringan epitel : 2 kelompok :


- Epitel sel membran.
- Epitel kelenjar.
EPITEL SEL MEMBRAN.

Epitel sel membran t.d :


a. Susunan mikroskopis jaringan epitel secara umum.
b. Asal jaringan epitel.
c. Endotel dan mesotel.
d. Fungsi membran epitel.
e. Membrana basalis.
f. Nutrisi membran epitel.
g. Bangunan di permukaan bebas sel.
h. Hubungan antar sel.
i. Macam jaringan epitel.
DIFINISI JARINGAN EPITEL
SUSUNAN MIKROSKOPIS JARINGAN EPITEL SECARA UMUM.

Jaringan yang disusun oleh kelompok sel-sel yang


tersusun rapat, sebagian besar permukaannya saling
kontak satu sama lain, dengan sedikit zat interselluler.
Menutup permukaan dalam dan luar tubuh, kelenjar serta
struktur lain yang merupakan derivatnya.
SUSUNAN MIKROSKOPIS DAN
LOKASI ENDOTEL DAN MESOTEL

Mesotel
Endotel : -Asal mesoderm/mesenkim.
-Sama dgn membran serosa
-Asal mesoderm/mesenkim.
yg melapisi rongga
-Melapisi pembuluh darah, abdomen (coelum), peritoneum,
limfe. pleura, perikardium.
-Squamous simpleks. - Squamous simpleks.

- Endotel dan mesotel  Sel baru, diambil dari sel jaringan didekatnya.
(jaringan epitel  sel diganti dengan mitosis dari sel serupa).
Asal dari ektoderm dam entoderm
- Tipe sel khusus.
FUNGSI MEMBRAN EPITEL
1. Pelapis atau proteksi dr tekanan mekanik
(kulit).
2. Absorpsi dan penyerapan (saluran
pencernaan).
3. Ekskresi (epitel kulit, ginjal, alveoli paru).
4. Sekresi (sel goblet, epitel kelenjar).
5. Alat indra/sensoris (ujung saraf diantara
epitel, gumma gustatoria lidah).
6. Kontraktif (mioepitel kelenjar).
DIFINISI MEMBRAN BASALIS
Struktur ekstra sel yang terlihat pada dasar sel dari membran epitel
atau kelenjar yang terletak antara epitel dan jaringan ikat longgar.

M.c : Zat interselluler yaitu glikoprotein yg merupakan hasil dari


epitel (PAS +) dan serabut² retikuler (PAS +, AgNO3).

M.e : Zat interseluler glikoprotein dan serabut retikuler dapat


dibedakan dengan jelas.
- Zat interseluler glikoprotein : Merupakan lapisan
kontinyu
berbentuk granuler halus persis dibawah membran
sel 
membraba basalis /lamina basalis.
- Serabut retikuler : merupakan jaringan ikat.
NUTRISI MEMBRAN EPITEL

Jaringan epitel bersifat avaskuler.


Memperoleh makanan secara difusi dari kapiler pembuluh
darah yang terdapat dalam jaringan ikat dibawahnya.
Permeabilitas membran basalis thd zat² sangat penting
untuk keperluan nutrisi dan fungsi jaringan epitel (fungsi
membran basalis).
BANGUNAN DI
PERMUKAAN BEBAS SEL

Mikrovili.
- Striated border.
- Brush border.
Silia.
- Stereosilia.
- Kinosilia.
Flagela
SUSUNAN MIKROSKOPIS
MIKROVILI.

1. Mikrovili
(brush border, striated border)
-Tonjolan halus tipis di
permukaan sel epitel.
-Striated border pd epitel usus.
-Brush border pada tubulus
proksimalis ginjal.
-Fungsi : memperluas permukaan
agar penyerapan lebih baik.
SUSUNAN MIKROSKOPIS
FLAGELA.
2. Flagela
Menyerupai rambut.
Lebih panjang dari silia
Setiap sel hanya mempunyai 1 flagela
Misal : spermatozoa.
3. SUSUNAN MIKROSKOPIS SILIA :
MENYERUPAI RAMBUT DAN DILAPISI MEMBRAN SEL.
STEREOSILIA DAN KINOSILIA

Epitel kolumner
Pseudo kompleks dgn stereocilia

a. Stereosilia.
- Tidak dapat bergerak.
- Tidak mempunyai
mikrotubulus, lebih
pendek, mirip mikrovili.
- Epididimis
SUSUNAN MIKROSKOPIS SILIA.
b. . Kinosilia.
- Dapat bergerak,
m.e :
- Mempunyai sitoplasma.
- Bagisn yg menonjol di permukaan  ditutup membran sel.
- Bagian yg masuk ke sitoplasma  tidak ditutup membran sel.
- Mikrotubuli t.d 2 filamen ditengah dikelilingi 9 filamen,
berakhir pada terminal web.
- Terminal WEB : bagian sitoplasma yang terletak pada
basis silia/mikrovili, berbentuk fibriler dan tak tampak
organel. Tuba uterina, saluran pernafasan, duktus
eferens.
Kinosilia pd tuba uterina
KINOCILIA PADA TRACHEA
LATERAL SURFACE
FEATURES
Factors holding epithelial cells together
Adhesion proteins link plasma membranes of adjacent cells
Contours of adjacent cell membranes
Special cell junctions
LATERAL SURFACE
FEATURES – CELL
JUNCTIONS
Tight junctions (zona occludens) – close off intercellular
space
Found at apical region of most epithelial types
Some proteins in plasma membrane of adjacent cells are
fused
Prevent molecules from passing between cells of epithelial
tissue
TIGHT JUNCTION
LATERAL SURFACE
FEATURES – CELL
JUNCTIONS
Adherens junctions (zonula adherens) – anchoring junction
Transmembrane linker proteins attach to actin microfilaments
of the cytoskeleton and bind adjacent cells
Along with tight junctions, form the tight junctional complex
around apical lateral borders of epithelial tissues
ZONULA ADHERENS
(BELT DESMOSOME)
LATERAL SURFACE
FEATURES – CELL
JUNCTIONS
Desmosomes (macula adherens) – two disc-like plaques
connected across intercellular space
Plaques of adjoining cells are joined by proteins called
cadherins
Proteins interdigitate into extra-
CDH1 - E-cadherin (epithelial)
cellular space CDH2 - N-cadherin (neural)
CDH12 - cadherin 12, type 2 (N-cadherin 2)
Intermediate filaments insert into CDH3 - P-cadherin (placental)
CDH4 - R-cadherin (retinal)
plaques from cytoplasmic side CDH5 - VE-cadherin (vascular endothelial)
CDH6 - K-cadherin (kidney)
CDH7 - cadherin 7, type 2
CDH8 - cadherin 8, type 2
CDH9 - cadherin 9, type 2 (T1-cadherin)
CDH10 - cadherin 10, type 2 (T2-cadherin)
CDH11 - OB-cadherin (osteoblast)
CDH13 - T-cadherin - H-cadherin (heart)
CDH15 - M-cadherin (myotubule)
CDH16 - KSP-cadherin
CDH17 - LI cadherin (liver-intestine)
CDH18 - cadherin 18, type 2
CDH19 - cadherin 19, type 2
CDH20 - cadherin 20, type 2
CDH23 - cadherin 23, (neurosensory
epithelium)
DESMOSOME

Figure 4.7b
DESMOSOME DETAIL
LATERAL SURFACE
FEATURES – CELL
JUNCTIONS
Gap junctions – passageway between two adjacent cells
Let small molecules move directly between neighboring cells
Cells are connected by hollow cylinders of protein
GAP JUNCTION

Figure 4.7c
HUBUNGAN ANTAR SEL

Permukaan lateral sel :


Peleketan antar sel  junctional compleks : m.e :
- Zonulla ocludens (tight junction).
- Zonulla adherens.
- Macula adherens/desmosome.
- Hemidesmosome.
KLASIFIKASI JARINGAN
EPITEL

1. Gepeng (pipih, squamous) K


Bentuk 2. Kuboid O
3. Kolumner (silindris, torak) M
B
Jaringan I
epitel N
1. Selapis/simpleks. A
2. Berlapis/Kompleks S
Susunan I
3. Berlapis semu/
pseudokomplek
KLASIFIKASI JARINGAN
EPITEL

1. Epitel squamous simpleks


2. Epitel kuboid simpleks
3. Epitel kolumner simpleks
4. Epitel squamous compleks berkeratin
5. Epitel squamous compleks tidak berkeratin
6. Epitel kuboid kompleks.
7. Epitel kolumner kompleks bersilia
8. Epitel kolumner kompleks tidak bersilia
9. Epitel kolumner pseudo/semu kompleks bersilia
10. Epitel kulomner pseudo/ semu kompleks tidak bersilia
11. Epitel transtitional
Diagram of Epithelial Tissue
A. Simple Squamous Epithelium B. Simple Cuboidal Epithelium

Epithelium Epithelium
Basement
membrane Basement
membrane
Lamina Propria
Capillaries Lamina Propria

Capillaries
C. Simple Ciliated Columnar Epithelium

Terminal Bars
Epithelium

Epithelium

Basement
Membrane

Lamina Propria

Capillaries
Diagram of Epithelial Tissue
A. Stratified Squamous Epithelium B. Transitional Epithelium

Epithelium Surface Epithelium


(facet cells)

Basement
Membrane Epithelium

Lamina Propria Epithelium

Epithelium

C. Ciliaated Pseudostratified Epithelium


Mucus
Cilia
Terminal Bars

Epithelial Cell
Goblet Cells
Basal Cells
Basement
membrane
Lamina Propria
EPITEL SKUAMUS SIMPLEKS/EPITEL GEPENG SELAPIS

Epitel skuamus simpleks :


-Selapis sel pipih yg tersusun di permukaan jaringan ikat.
-Dilihat dr atas : poligonal.
-Inti : jelas, oval pipih searah panjang sel.
-Sitoplasma kurang jelas terlihat.
-Pada :
- Tunika serosa, Kapsula.
- Bowman pars parietalis.
- Loop Henle desendens ginjal.
- Rete testis.
- Duktus interkalatus (isthmus).
- Membrana timpani.
EPITEL SQUAMOUS SELAPIS
(GINJAL)

Epitel
vein
valve

Simple
squamous
epithelium cells
viewed “face
on”

venule
Lumen of
lymphatic vessel
Simple squamous
epithelium cells
capillary valve viewed on their sides

250
109 valve

arteriole

capillary
Lumen of
lymphatic
vessels
196

Simple squamous
valve
epithelium

vein
KIDNEY (PAS)
Basement membrane of epithelium
Simple squamous epithelium
Simple cuboidal in medulla and
cortex
EPITEL KUBOID SELAPIS/
EPITEL KUBOID SIMPLEKS
Epitel kuboid simpleks :
-Lebih tinggi, tebal, bentuk kubus.
-Dari atas poligonal.
-Dari samping segi 4 sama sisi.
-Inti bulat ditengah.
-Pada :
- Folikel kelenjar tiroid.
- Telle khoroidea di dlm ventrikel
otak dan sel ependim.
- Permukaan dalam kapsula lensa.
- Duktus sekretorius kelenjar intra
lobularis.
- Epitel pigmen retina.
EPITEL KUBOID
(MEDULA GINJAL)
EPITEL KUBOID
(TIROID)
EPITEL KOLUMNER
SIMPLEKS/EPITEL SILINDRIS
SELAPIS
-Sel lebih tinggi, bentuk silinder.
-Atas : poligonal.
-Inti oval ke arah panjang sel, letak lebih ke basal.
-Fs :
- Sel kolumner : absorbsi.
- Sel goblet/sel piala : sekresi.
-Pada :
- Tr digestivus.
- Duktus eksretorius kelenjar.
- Kandung empedu.
- Prostat.
EPITEL KOLUMNER SIMPLEKS
GASTER

Epitel kolumner simpleks


dengan mikrovili
Smooth muscle

Simple columnar
epithelium

148

Goblet cells Small intestinal villi


ILEUM Intestinal absorptive cells and goblet cells

Brush Simple columna


border epithelium

Goblet
cells
EPITEL KOLUMNER
SIMPLEKS BERSILIA
Pengecatan :
Sel goblet - HE lebih pucat,
- PAS +,
- Magenta violet

- Sel absorbsi : mikrovili.


-Epitel kolumner simpleks bersilia, pada :
- Uterus.
- Tuba uterina.
- Bronkhiolus.
- Sinus nasalis.
- Kanalis sentralis medula spinalis
EPITEL KOLUMNER
SIMPLEKS BERSILIA

Tuba uterina
EPITEL SKUAMUS KOMPLEKS
BERKERATIN/EPITEL GEPENG BERLAPIS
DENGAN LAPISAN KERATIN

Stratum disjunctum
Stratum korneum

1. Stratum korneum Stratum lusidum


2. Stratum lusidum Stratum granulosum
“diamond shape”
3. Stratum
granulosum Stratum Spinosum

4. Stratum
spinosum
5. Stratum basale/ Stratum basale
germinativum/
silindrikum)
EPITEL SKUAMUS
KOMPLEKS BERKERATIN
Stratum Korneum : 3. Stratum Granulosum :
- Keratinisasi : tak ada sel, - 3 – 4 lapis sel pipih, bentuk poligonal
keras, seperti berlian  “diamond shape”
- Sitoplasma mengandung granula
padat tebal  pd telapak jari keratohialin (basofil).

tangan & kaki 4. Stratum Spinosum :


- Proteksi. - Sel kubus bentuk poligonal, dibungkus
oleh penonjolan² sitoplasma berbentuk
- Di superfisial tampak spina prickle (“prickle cell”)
- Fibril dari prickle cell yg
desquamasi/pelepasan lapisan menghubungkan masing²sel disebut
tanduk disebut stratum tonofibril/desmosome.

disjunctum. 5. Stratum Basale :


- Selapis sel kolumner.
2. Stratum Lucidum :
- Lapisan ini bergelombang membentuk
- Tipis, jernih, sel telah mati. papila dermis.
- Pada kulit tebal papila dermis berisi
- Mengandung eleidin (granula “korpuskulum Meissner”
- Pada lapisan ini ditemukan “ sel
keratohialin).
Melanosit” (pigmen melanin).
- m.c : sering tak terlihat.
Berasal dari lapis embrional ectoderm
Mengalami keratinisasi
Keratinosit
Proses keratinasi berlansung 2-3 minggu,
mulai dr proliferasi, differensiasi, nekrosis
sel,dan deskuamasi
Sel-sel terbanyak (85%-95%)
STRATIFIED SQUAMOUS EPITHELIUM

Keratinized dead flattered cells at surface


LIDE 109: SKIN, HAND, MONKEY
prickle cell" layer (desmosomes) epidermis

dermis
EPITEL SKUAMUS KOMPLEKS NON
KERATIN/EPITEL GEPENG BERLAPIS
TANPA LAPISAN KERATIN
Esofagus
Struktur hampir sama dgn epitel
skuamus kompleks berkeratin 
hanya tidak terdapat stratum
korneum, stratum lucidum dan
stratum granulosum.
Susunan :
- basal : kolumner.
- tengah : poligonal.
- permukaan/atas :
skuamus
Pada :
- Esofagus.
- Vagina.
- Mukosa rongga mulut bagian depan
epiglotis.
- Bagian dari konjungtiva dan kornea.
- Bagian bawah uretra wanita.
Nuclei present in flat cells at surface

stratified squamous epithelium


non-keratinized

HISTO052 tongue Vagina (Slide 178)


EPITEL SKUAMUS KOMPLEKS
TAK BERKERATIN

esofagus
EPITEL SKUAMUS KOMPLEKS
TAK BERKERATIN

vagina
EPITEL KUBOID
KOMPLEKS

Susunan :
- Superfisial : kuboid.
- Tengah : polihidral/tak beraturan.
- Basal : kolumner.

Pada :
- Eksretorius kelenjar sudorifera.
- Sel yang mengelilingi antrum
folikuli ovarium.
- Kelenjar Sebasea.
EPITEL KUBOID
KOMPLEKS
Kelenjar
sebasea
EPITEL KOLUMNER
KOMPLEKS

Epitel kolumner kompleks bersilia Epitel kolumner kompleks tak bersilia:


-Bedanya pada permukaan epitel -Sangat sedikit.
terdapat silia. -Lapisan superfisial tak melekat pada
-Pd : - Permukaan palatum membrana basalis, bentuk kolumner
molle, tinggi/prismatik.
- Laring, -Lapisan lebih dalam t.d sel kecil² polihidral
tak beraturan dan tidak mencapai
- Esofagus fetus. permukaan.
-Pd : - Forniks konjungtiva,
- Uretra pars
kavernosa,
- Duktus eksretorius yg
besar,
- Epiglotis bagian
belakang.
EPITEL KOLUMNER KOMPLEKS
BERSILIA

Laring
EPITEL
TRANSISIONAL
(URETER)
-Merupakan peralihan dari skuamus
-kompleks ke kolumner kompleks.
-Terdapat pd organ yg sering mengalami Epitel
perubahan mekanisme
oleh karena kontraksi atau distensi.
-Pd traktus urinarius dari kaliks sampai
dgn uretra.

-Kontraksi : lapisan paling dalam


kuboid/kolumner, beberapa lapis
selanjutnya polihidral/tak beraturan.
-Lapisan paling superfisial : sel besar,
cembung pd permukaan bebasnya,
disebut “sel payung”  melindungi sel
dibawahnya

-Distensi(tegang) : t.d 2 lapis sel :


superfisial bentuk skuamus besar dan
lapis bawah kuboid tak beraturan.
EPITEL KOLUMNER
PSEUDOKOMPLEKS

Tak bersilia :
- Semua sel berhubungan
dgn membrana basalis, tapi tidak Bersilia :
semua sel mencapai permukaan. -Permukaan ada silia.
- Bbrp sel lebih kecil di
basal tertutup oleh sel yg lebih -Terdapat “sel goblet”  mukus.
tinggi. -Pd saluran pernapasan  fs :
- Inti masing² sel tidak sama - Menangkap debu.
tinggi.
- Mengatur kelembaban udara
Kesan : seperti berlapis.
pernapasan
- Pd : - duktus
eksretorius - Menggerakan mukus ke arah
luar.
kelenjar yg besar.
- Uretra pars - Sel basal  fs : membentuk sel
membranosa baru sbg pengganti sel panjang yg
mencapai permukaan.
TRACHEA, MONKEY
Lung
air space

• Simple squamous
lining the air spaces
of lungs

• Pseudostratified
epithelium lining
tracheal lumen
• Ciliated epithelium of
trachea, goblet cells,
thick basement
membrane
tracheal lumen (Slide 133),

transition of the luminal epithelium


Plasma cells from stratified squamous of vocal
cords to pseudostratified, ciliated
epithelium
pseudostratified,
ciliated epithelium
human larynx, Slide
called respiratory
epithelium

stratified squamous

Note thickened
basement membrane
typical of this epithelium
EPITEL KOLUMNER
PSEUDOKOMPLEKS
BERSILIA
EPITEL KOLUMNER
PSEUDOKOMPLEKS BERSILIA
(KINOCILIA)
EPITEL KOLUMNER
PSEUDOKOMPLEKS
BERSILIA (STEREOCILIA )
HISTOLOGY
OTOT
JARINGAN OTOT DIBEDAKAN ATAS 3 JENIS
OTOT

1. Otot rangka/ otot seran lintang/ otot bercorak/ otot volunter.


- Bersambungan dengan kerangka tubuh.
- Berkaitan dengan gerakan badan/rangka.
- Kontraksi diatur oleh kemauan kita (otot volunter).
- Terlihat garis melintang terang dan gelap (otot seran lintang).

2. Otot jantung/ otot bercorak involunter.


- Pada dinding jantung yang kontraktif, sebagian dinding vena
pulmoner, vena cava superior.
- Berperan dalam pemompaan darah.
- Kontraksi diatur saraf otonom.

3. Otot polos/ otot involunter.


- Bagian dari dinding organ visera, disekeliling folikel rambut,
sekeliling saluran kelenjar eksokrine.
- Kontraksi diatur saraf otonom.
JARINGAN OTOT

Tersusun atas sel-sel dengan nukleus jelas batasnya.

H.E : Sitoplasma berwarna merah dgn miofibril didalamnya.

M.C : Miofibril tersusun dari protein kontraktil, terlihat jelas pada


otot jantung dan otot rangka.

Batas sel terlihat jelas karena terbungkus Sarkolema  Lapisan


menyerupai membran (bahan dasar amorf) dan menempel pada
membran plasma.

Tersusun oleh jaringan ikat  metabolisme aktif, perlu banyak


nutrien dan oksigen ( dipenuhi oleh kapiler di jaringan ikat).

Kontraksi otot harus tertambat pd jaringan ikat fibrosa kuat.


OTOT SERAN
LINTANG

Sel berbentuk silindris dengan ujung meruncing.

Panjang rata-rata 3 cm (m.stapedius 1 mm, otot-otot


panjang anti gravitasi m gluteus maksimus 4 cm).

Serat-serat bersatu menjadi fasikulus.

Kontraksinya terpisah sebagai reaksi dari masing-


masing saraf motor.

Motor unit : neuron motor tunggal.


OSL
Endomisium : jaringan ikat halus yg membungkus
satu serat otot.

Perimisium : Membungkus satu berkas otot.

Epimisium : Jaringan ikat lebih padat, membungkus


seluruh berkas otot. Pada lapisan ini terdapat
pembuluh darah, limfe, serabut saraf yang masuk
melalui sekat fibrosa. Jaringan ikat tersusun dari
serabut kolagen, elastin dan fibroblas.

OSL melekat pada tendo, aponeurosis, raphe,


periosteum, jaringan ikat pada kulit (lapisan retikuler
dermis).
OTOT SERAN
LINTANG

Ciri-ciri OSL :
- Merupakan serat otot yang paling besar.
- Inti >1 (banyak), bentuk oval, terletak
diperifer sarkoplasma (dibawah sarkolema).
- Pada penampang melintang, pada
sitoplasma
tampak granula kasar (miofibril).
- Penampang memanjang terlihat garis
melintang terang dan gelap bergantian.
OTOT SERAN
LINTANG

Mikroskop cahaya polarisasi :


- Garis gelap disebut pita anisotropis atau zona A.
- Garis terang disebut pita isotropis atau zona I.
- Pada zona I terlihat garis gelap tipis ditengah yang membagi dua
zona I
disebut zona Z (zwischenschiebe).
- Pada zona A terdapat daerah pucat ditengah disebut zona H.
- Sarkomer : segmen pendek terletak antara dua zona Z, 2-3 µm.
Satuan
kontraktil OSL.
- Zona Z : unit I I
A struktural dan fungsional kontraktil
A otot.
(Bila diberi asam, miofibril terpisah pada zona Z. aplikasi transmitter
saraf
 Kontraksi singkat dari daerah antara dua zona Z).

H H
Z Z
OTOT SERAN
LINTANG

Mikroskop elektron :
Miofibril tersusun dari miofilamen.
Miofilamen (berbeda dalam ukuran dan susunan kimia)
- Filamen tebal :
- mengandung protein miosin.
- diameter ± 10 mm, panjang 1,5 µm.
- penyusun utama pita A (m.c zona A).
- mempunyai dua ujung bebas.
- Filamen tipis :
- mengandung protein aktin dan dua protein
yang berkaitan : tropomiosin dan troponin.
- Diameter 5 nm, panjang 1 µm.
- satu ujung bebas, ujung lain tertambat di
zona Z.
OTOT SERAN LINTANG

Bila otot berkontraksi terjadi interaksi antara aktin dan miosin,


zona Z menarik sehingga menjadi lebih dekat satu sama lain
dan filamen tipis menyelip kedalam filamen tebal untuk
memperpendek sarkomer.
Pada sarkoplasma terdapat :

- Mitokondria dan terbanyak pd kutub nukleus.


- Badan golgi.
- Tetesan lemak & partikel glikogen diantara
miofibril.
- Protein “mioglobin” yang mirip hemoglobin 
fungsi untuk mengambil, menyimpan dan
melepas oksigen bila diperlukan.
- Kandungan protein mioglobin tergantung dari
peran fungsional masing² otot.
MECHANISME OF CONTRACTION
Axolemma
Stimulus
Nervous Axolemma
cell membrane chinck
++++++ Dischage acetylcholine
----------
Motor end plate Sarcolemma
Discharge ACH. Esterase

Permiabilitas Na+ vessels


--- +++++
Muscle ++++ -----
Depolrisation

System T To extend
each of sarcomer
Sarcoplasmic Discharge Ca ++
reticulum

sarcoplasma Attached Ca++


(to set in the actin)
Troponin
tropo miosin
Moving up of myofilament
Actin
Contraction
Myosin
OTOT SERAN LINTANG
Pada manusia mencakup 3 jenis serat :
1. Serat merah :
- Serat otot mengandung mioglobin tinggi, sehingga
berwarna coklat kemerahan.
- Garis tengahnya kecil dan relatif banyak jumlahnya.
- Mitokondria banyak sehingga kontraksinya relatif lama,
karena dibekali pasokan energi terus menerus.
2. Serat putih :
- Mengandung mioglobin sedikit, sehingga berwarna putih.
- Garis tengah lebih lebar.
- Mitokondrianya kurang, kontraksi lebih cepat dan lebih
cepat lelah.
3. Serat menengah : dengan ciri diantara keduanya.
OTOT SERAN LINTANG
Persarafan :
- Masing² serat otot rangka disarafi oleh
sebuah cabang terminal akson motoris.

- Akson kontak pada serat dipertengahan


serat berupa berkas gepeng kecil yaitu lempeng
motorik atau “motor end plate”. Terlihat jelas
dengan pengecatan AgNO³.

- Persarafan aferen OSL,


menginformasikan ke SSP sehingga seseorang
dapat menyadari posisi dan kecepatan gerak bagian
tubuh tertentu.
OTOT SERAN LINTANG
Muskle spindle :

- Suatu akhiran saraf, bentuk kecil, panjang 0,75 – 7 mm / >.

- Terdapat pada peralihan tendo dan otot.

- Tiap spindle dibungkus oleh kapsula jaringan pengikat


yang didalamnya terdapat :
1. Satu atau beberapa OSL yang mengecil.
2. Dua serat saraf sensoris dan motoris.
3. Pembuluh darah.

- MS berorientasi memanjang dan akan diregangkan bila otot


itu diregangkan.

- Paling banyak ditemukan pada otot yang memerlukan


pengontrolan halus.
OTOT SERAN LINTANG
Perdarahan :

-Otot mempunyai arteri yang dapat menembus epimisium dan


berakhir sebagai kapiler.

- Kebanyakan kapiler ini tersusun membujur diantara


serat-serat otot.
OTOT SERAN LINTANG
Pertumbuhan dan regenerasi :
- Embrional berasal dari mioblast.

- Paska lahir dapat menjadi lebih panjang dan lebih lebar untuk
mengimbangi pertumbuhan kerangka.

- Ukuran yang dicapai tergantung pada jumlah latihan yang


dilakukan.

- Sesudah tahun pertama kehidupan, seluruh pertumbuhan otot


rangka disebabkan pembesaran serat otot yang telah ada (hipertrofi), jadi
tidak disebabkan bertambahnya serat otot (hiperplasia).

- Dapat mengalami regenerasi yang berperan “sel satelit”.


- Fungsi sel satelit : sumber mioblast baru, yang akan
membentuk serat baru bila terjadi kerusakan/nekrosis.
OTOT POLOS

Berasal dari mesenkim.


Ada yang berasal dari ektoderm yaitu otot pada bulu mata
dan sel mioepitel yang terdapat disekeliling saluran kelenjar
tertentu.
Ciri-ciri otot polos :

OTOT POLOS
Bentuk fusiform, panjang 30-200
µmm, bahkan pada uterus hamil
dapat mencapai 0,5 mm dan
diameter 5 – 10 µmm.

Inti satu, bentuk pipih, terletak


ditengah, terdapat kromatin
granuler dan berwarna pucat.
Pada kutub nukleus terdapat
banyak mitokondria, retikulum
endoplasmik, benda golgi yang
besar dan dapat bertambah
banyak pada otot hipertrofi,
misalnya
pada dinding uterus hamil.

Miofilamen terlihat dengan


mikroskop elektron.
CIRI-CIRI OTOT POLOS
Pada penampang melintang tampak diameternya tidak
sama ukurannya dan intinya tidak selalu tampak.
Sel² ini tersusun ber-lapis², otot terbungkus membran
plasma yang penuh gelembung² yang diduga berkaitan
dengan aktivitas pinositosis.
Diluar membran terdapat lapisan homogen yang
serupa membran basal dan diluarnya lagi terdapat
serat retikuler dan serat kolagen. Sedangkan pada otot
lainnya jarang terdapat jaringan penyambung.
Kontraksi otot polos relatif lambat dan kontraksinya
lama tanpa merasa lelah
Otot polos dapat berkontraksi partial/seperti
gelombang.
Sel-sel otot polos tersusun sbb :

- Tunggal/berkelompok kecil dalam


OTOT POLOS
pembungkus spiral
sekeliling dinding pembuluh darah
kecuali pembuluh
darah yang paling kecil

- Sebagai untaian bertalian dengan


folikel rambut (m.erektor pili ).

- Terpilin dalam organ yang


menyerupai kantong (uterus,
vesika urinaria, gaster).

- Terbungkus dalam lapisan-lapisan


terpisah (usus).

- Dalam spiral (bronkhial).


OTOT POLOS
Persarafan :
- Dipersarafi oleh susunan saraf
otonom yang bekerja involunter.
- Terdapat 2 susunan saraf :
1. Multi unit.
2. Neuromuskuler viseral.
OTOT POLOS
Persarafan :
1. Multi unit :

- Tiap sel otot menerima serabut saraf langsung dan


mempunyai kontak neuromuskuler yang terorganisir
(motor end plate) pada permukaan.

- Sangat jarang, contoh :


a. Duktus deferen : perlu kontraksi dinding
tubula secara cepat dan terkoordinasi untuk
pengeluaran sperma yang cepat sewaktu ejakulasi.
b. Corpus siliaris pada mata : Perlu untuk
penyesuaian cepat untuk akomodasi bentuk lensa
untuk melihat dekat.
OTOT
Persarafan :
POLOS
2. Neuromuskuler viseral :

- Terdapat pada serat otot polos pada dinding saluran dan


organ visera berongga yang mengalami kontraksi parsial
secara terus menerus atau berperan serat dalam kontraksi
gelombang peristaltik.

- Pada otot polos viseral (dinding usus, uterus), sedikit serat


otot dalam berkas dilengkapi dengan batas neuromuskuler.

- Sebagai gantinya impuls untuk kontraksi berpindah dari sel


otot satu ke sel berikutnya.

- Impuls saraf eferen mengatur kontraksi dan bukan


mengawalinya.

- Serat otot polos jenis ini juga berkontraksi sebagai respons


atas berbagai rangsangan non saraf, termasuk histamin,
hormon oksitonin dan bahkan regangan fisik.
OTOT POLOS
Pertumbuhan dan regenerasi :

- Untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat dengan hipertrofi


kompensasi.
- Respon lain misal selama kehamilan sel otot polos pada dinding
rahim mengalami hipertrofi dan hiperplasia.
- Sel otot polos juga bertambah banyak pd keadaan patologis ttt.
- Proliferasi setempat otot polos dapat diperlihatkan pada
aterosklerosis yang merupakan penyebab kematian yang penting.
- Sel otot polos baru dapat terbentuk setiap saat dari perisit yang
tersebar sepanjang jalannya pembuluh darah paling kecil. Karena
itu jika dibandingkan dengan otot jantung dan OSL, otot polos
memiliki kemampuan besar untuk regenerasi.
OTOT JANTUNG

-Asal dari sel mesoderm.

-Sel-selnya bercabang dan saling beranastomosis


sehingga berkas selnya bersatu dengan erat dan
terjalin sedemikian rupa agar dapat menghasilkan
gelombang kontraksi ritmis khas yang
menyebabkan “pemerasan keluar” isi jantung oleh
otot ventrikel jantung.
OTOT JANTUNG
Ciri-ciri otot jantung :
-Serat²nya bercabang dan bersinambungan secara khas sehingga batas
sel tak jelas dan terdapat celah sempit diantaranya.
-Terdapat garis melintang, identik OSL.
-Inti satu atau dua terletak ditengah dan lebih besar dari OSL.
-Sel otot dikelilingi endomisium dan disekitarnya banyak jala-jala
kapiler, pembuluh limp dan hanya sedikit jaringan ikat.
-Miofibril saling beranastomose, diameter bervariasi dan bentuknya
silindris.
-Terdapat garis transversal yang berwarna gelap yang melintasi
rangkaian sel jantung berupa garis lurus, seperti tangga pada interval
yang tak teratur, disebut “Diskus interkalatus/ diskus interkalaris.
-Diskus ini adalah suatu juctional kompleks yang merupakan batas
antara sel otot jantung yang berdekatan.
CIRI-CIRI OTOT
JANTUNG :
-Serat²nya bercabang dan bersinambungan
secara khas sehingga batas sel tak jelas dan
terdapat celah sempit diantaranya.
-Terdapat garis melintang, identik OSL.
-Inti satu atau dua terletak ditengah dan lebih
besar dari OSL.
-Sel otot dikelilingi endomisium dan
disekitarnya banyak jala-jala kapiler,
pembuluh limp dan hanya sedikit jaringan
ikat.
-Miofibril saling beranastomose, diameter
bervariasi dan bentuknya silindris.
-Terdapat garis transversal yang berwarna
gelap yang melintasi rangkaian sel jantung
berupa garis lurus, seperti tangga pada
interval yang tak teratur, disebut “Diskus
interkalatus/ diskus interkalaris.
-Diskus ini adalah suatu juctional kompleks
yang merupakan batas antara sel otot jantung
yang berdekatan.
OTOT JANTUNG
Terdapat 3 juction khusus utama :

1. Fasia adheren :merupakan tempat perlekatan


filamen aktin.
2. Makula adheren : mencegah pemisahan
mereka dalam kegiatan kontraksi yang terus
menerus.
3. Gap juction : mengadakan kontinuitas ionik
diantara sel-sel yang berdekatan. Penggabungan
ionik artinya rantai dari sel-sel bersifat seperti
sinsium yaitu sinyal untuk berkontraksi berjalan
dalam suatu gelombang dari sel ke sel.
OTOT JANTUNG
Sarkoplasma mengandung glikogen besar, granul lipofusin
dan mitokondria yang banyak terutama disekitar kutub
nukleus, hal ini menunjukan adanya kebutuhan energi
terus menerus pada otot ini.

Kontraksi diawali oleh depolarisasi spontan sel khusus :


serabut purkinje yang diinervasi oleh saraf autonom yang
memberi hantaran impuls melalui serat otot sehingga
menimbulkan kontraksi pada seluruh otot jantung, mula-
mula atrium kemudian ventrikel berdenyut dengan irama
yang sinkron.
OTOT JANTUNG

Pertumbuhan dan regenerasi :

-Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan


fungsional dengan hipertrofi.
-Otot jantung tidak dapat mitosis oleh karena tidak
mempunyai sel satelit.
HISTOLOGY
JARINGAN
CONNECTIVE TISSUE
Epithelium

Epithelium

Connective Tissue ridge (peg)


papilla

Connective Tisue

Muscle

(Both images) University of Michigan Histology Collection


TISSUES
 Cells work together in functionally related groups called
tissues
 How is this done?
 Attachments
 communication
 Types of tissues:
1. Epithelial – lining and covering
2. Connective – support
3. Muscle – movement
4. Nervous – control
JARINGAN IKAT
Memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh.
Menghubungkan dan mengikat sel dan organ.
Yg berfungsi terutama dr komponen ekstraselnya.
Matriks ekstraselluler terdiri dari serabut² protein, zat dasar
amorf, cairan jaringan (air, elektrolit).
Jaringan embrional  mesoderm  mesenkim
 mengelilingi organ² yg sedang berkembang dan menembus di
dalamnya.

-Sel ber-cabang² tertanam dalam zat intersellular amorf.


-Jumlahnya banyak.
-Inti bentuk bujur telur, nukleolus mengandung
kromatin halus.
-Menjadi asal dari semua jenis jaringan.
-Mesenkim  jaringan otot, pembuluh darah, kelenjar.
KLASIFIKASI JARINGAN IKAT
Jaringan ikat 1. Jaringan ikat mesenkim
embrional 2. Jaringan ikat gelatinosa

1. Jaringan ikat longgar


Jaringan ikat 2. Jaringan ikat padat
Jaringan ikat sebenarnya - reguler
- irreguler

1. Jaringan lemak
2. Darah.
Jaringan ikat 3. Jaringan limpoid.
khusus 4. Jaringan hemopoetik
5. Tulang.
6. Tulang rawan.
SERABUT
- Serabut putih, sejajar, paralel.
- HE : sel pipih disela-sela serabut (sel sayap).
- Zat interselluler kurang.
kolagen - Lebih tipis, tidak mempunyai garis2 longitudinal.
- Jaringan tidak teratur, bercabang-cabang.
- Segar : khas berwarna kuning (serabut kuning).
- Dapat diregangkan.
- HE : warna lemah, tak berwarna, tak teratuir,
Serabut elastin -serat
bergelombang
- Fibrosit : mengisi celah, tak terjepit, oval/bulat/
stelata.
- Sangat halus, menyerupai fibril kolagen.
- HE tak terlihat.
retikuler - Impregnasi perak, PAS : terlihat hitam,
- Serabut argirofilik.
- Banyak pada organ hemopoetik (lien, nodus
limpatikus, sumsum tulang merah, sekitar epitel,
hati, ginjal, kelenjar endokrin).
JARINGAN IKAT
EMBRIONAL ; JARINGAN
IKAT MESENKIM
Pada preparat embrio.
-Bentuk sel : bintang,
bercabang²,
beranastomosis.
-Wandering sel
(pseudopodi) = sel
mesenkim.
-Zat interseluler
homogen cair dgn HE :
kosong
JARINGAN IKAT
EMBRIONAL ; JARINGAN
IKAT GELATINOSA
Jaringan ikat mukosa.
-Bentuk sel tak teratur,
persegi, stelata.
-Zat interseluler lebih
kental, seperti agar-
agar/jelli.
-Sedikit lembaran2
kolagen.
-HE : kosong.
-Pada tali pusat.
JARINGAN IKAT
LONGGAR
Jaringan ikat longgar
Banyak sel, relatif lebih sedikit zat
Interselluler 
- Fibroblast.
- Sel plasma.
- Mast sel.
- Sel lemak.
- Histiocyt (makrofag).
- Undefented mesenkimal sel.
- Sel eosinofil.
- Sel pigmen.
Serat elastin

Serat elastin

Serat kolagen

Serat kolagen
CONNECTIVE TISSUE PROPER -
AREOLAR CONNECTIVE TISSUE
1. Mast Cells –
produce heparin
and histamine.
2. Macrophages - are
“big eaters”. They
eat bacteria and
dead or dying cells.
3. Fibroblasts – fiber
builders.
CELLS IN CONNECTIVE
TISSUE

1. Fibroblasts
Fixed 2. Adipose (fat) cells
(permanent
residents) 3. Tissue Macrophages**
4. Mast cells**
5. Perisit
Free
(transient 6. Lymphocytes & Plasma Cells
residents) (differentiated B-cells) **
7. “Leukocytes”**
(specifically, neutrophils, eosinophils, & basophils)

** derived from hematopoietic stem cells and


involved in immune function and inflammation
CONNECTIVE CELL LINEAGES

Junqueira and Carneiro. Basic Histology. Tenth Edition. 2003.


FIBROBLASTS ARE THE MOST COMMON
CELLS IN CONNECTIVE TISSUE

Synthesize and secrete components of the


ECM: fibers and ground substance.
Active and quiescent stages (when quiescent
sometimes called fibrocytes or mature
fibroblasts).
Synthesize growth factors.
Rarely undergo cell division unless tissue is
injured, which activates the quiescent cells.
Play a major role in the process of wound
healing and respond to an injury by
proliferating and enhanced fiber formation.
SUSUNAN MIKROSKOPIS
FIBROBLAST
- Bulat, lonjong, kadang menyerupai bintang.
- Inti oval, nukleolus 1 atau lebih.
- Kromatin tersebar rata.
- Sitoplasma : aparatus golgi & mitokhondria dekat
inti.
- Fungsi : - Produksi serat dan substansi amorf.
- Menghasilkan enzym kolagenase (dpt
menghancurkan kolagen).
-Sel fibrosit : lebih pipih, inti lonjong, kromatin
sangat padat, aktifitas menurun.
ACTIVE AND INACTIVE
FIBROBLASTS
CONNECTIVE TISSUE
PROPER: CELLS
Fibroblasts
(slender and star-shaped cells)
MAST SEL
Relatif lebih besar, oval/pipih.
- Inti bulat/oval.
- Granula pada sitoplasma  produksi
histamin, heparin, dst.
- Heparin merupakan glikosaminoglikan
bersulfat.
- Histamin : mediator kuat tipe respon
alergi ttt dan mediator primer reaksi radang
akut
- Berada dekat pembuluh darah.
MAST CELLS
• Principal function is storage in
secretory granules and
REGULATED release
(degranulation) of histamine
and other vasoactive
mediators of inflammation.
• Responsible for the immediate
hypersensitivity response
characteristic of allergies,
asthma and anaphylactic
shock.
• Connective tissue mast cells
are found in skin (dermis) and
peritoneal cavity; mucosal
Junqueira and Carneiro. Basic Histology. Tenth Edition. 2003.
Figure 5.10. mast cells are in the mucosa of
the digestive and respiratory
Metachromasia – when stained with
toluidine blue, the granules bind the tracts.
dye and change its color to red.
MAST CELL SECRETION

Junqueira and Carneiro. Basic Histology. Tenth Edition. 2003. Figure 5.12.
MAKROFAG / HISTIOSIT
Bulat lonjong, kadang2 segitiga dgn bagian permukaan
tak rata karena ada pseudopodi.
- Inti gelap, gambaran seperti cincin.
- Sitoplasma : terang, retikulum endoplasma, badan golgi.
- Fungsi : fagositosis partikel asing, darah putih yang mati.
MONOCYTES ESCAPE FROM BLOOD VESSELS INTO
CONNECTIVE TISSUE WHERE THEY DIFFERENTIATE INTO
MACROPHAGES

University of Michigan Histology Collection

Primary function: phagocytosis and antigen presentation


CONNECTIVE TISSUE
PROPER: CELLS
Macrophages
PLASMA SEL

- Relatif lebih kecil. bergerombol.


- Sitoplasma sedikit dan pucat.
- Inti : Kromatin radier dan menempel pada dinding inti
(gambaran roda pedati)
- Fungsi : immunitas sumber imunoglobulin yang beredar
dalam tubuh.
PLASMA CELLS ARE MATURE B LYMPHOCYTES
THAT CONSTITUTIVELY SECRETE ANTIBODIES

University of Michigan Histology Collection Junqueira and Carneiro. Basic Histology.


Tenth Edition. 2003. Figure 6.5.

Black arrows indicate several plasma cells White arrows = Golgi regions
CONNECTIVE TISSUE
PROPER: CELLS
Plasma Cells
EOSINOFIL
Bergranula.
- Nukleus mempunyai 2 lobi, bentuk oval,
dihubungkan oleh kromatin halus.
- Sitoplasma bergranula merah kasar.
- Asal dari darah  menembus dinding kapiler dgn gerakan
amuboid.
- Meningkat pada reaksi alergi dan penyakit parasit.
SEL PIGMEN

- Jumlah sedikit, jarang ditemukan.


- Bentuk panjang.
- Tonjolan sitoplasma tak teratur.
- Mengandung pigmen melanin, coklat hitam.
- Pada basal epidermis, khoroid mata.
CONNECTIVE TISSUE
FACTS – THE CELLS
Each major type of connective tissue has its own
fundamental cell type in both immature and mature forms
CELL TYPES
Type of Connective Tissue Immature Cell  Mature Cell

Connective Tissue Proper  Fibroblast  Fibrocyte

Cartilage  Chondroblast  Chondrocyte

Bone  Osteoblast  Osteocyte

Blood  Hematopoietic Stem Cell  Blood cell


(macrophages)
Undiferentiated mesenchymal sel :
- Sisa sel mesenkim yang belum berdiferensiasi.
- Mirip fibroblast.
- Ukuran lebih kecil, jarang ditemukan.
- Nukleolus panjang, kromatin kasar.
- Sekitar pembuluh darah pada tunika adventitia
 sel adventitia..
JARINGAN IKAT
PADAT

Teratur Serabut dengan arah teruatur


reguler Jumlah zat interselluler dan sel berimbang
- Jaringan ikat padat kolagen.
- Jaringan ikat padat elastin.
- Jaringan ikat padat retikuler
Jaringan ikat padat

Tidak teratur Serabut dengan arah tidak teratur


irreguler Zat interselluler sedikit
Hanya ditemukan beberapa sel
JARINGAN IKAT PADAT
KOLAGEN. RETIKULER, ELASTIN.

Jaringan ikat padat kolagen


Jaringan ikat padat retikuler
Jaringan ikat padat elastin
JARINGAN IKAT
PADAT ELASTIN

- Tebal, mengkilat,
bergelombang.
- Cabang beranastomosis.
- Ada sedikit serat kolagen. N
- Fibroblast tak terjepit,
oval/bulat. N

-Pada :
- ligamentum nukhae,
- plika vokalis,
- ligamentum styloideum,
- ligamentum
suspensorium lentis,
- dst
NETWORK OF ELASTIN MOLECULES CAN STRETCH AND
RECOIL LIKE A RUBBER BAND

Alberts et. al. Molecular Biology of the Cell.


JARINGAN IKAT
PADAT KOLAGEN
-Sel sayap.
-Pada potongan memanjang sel tendo terjepit diantara
lembaran kolagen.
JARINGAN IKAT
PADAT KOLAGEN
ELASTIC AND COLLAGEN FIBERS

University of Michigan Histology Collection University of Michigan Histology Collection

elastin stain (“Weigert’s”, “aldehyde fuchsin”, “Verhoeff”):


H&E stain: collagen stains orange/pink; elastic fibers stain elastic fibers are purple/black
glassy red (generally only visible if in HIGH abundance) collagen fibers stain orange/pink or blue/green depending on
other stains used (von Gieson’s or trichrome, respectively)
CONNECTIVE TISSUE PROPER -
AREOLAR CONNECTIVE TISSUE
Structure-
gel like matrix with all
three fiber types
present.
Three cell types
present
1. Mast cells
2. Macrophages
3. fibroblasts
CONNECTIVE TISSUE PROPER -
AREOLAR CONNECTIVE TISSUE
1. Mast Cells –
produce heparin
and histamine.
2. Macrophages - are
“big eaters”. They
eat bacteria and
dead or dying cells.
3. Fibroblasts – fiber
builders.
CONNECTIVE TISSUE PROPER -
AREOLAR CONNECTIVE TISSUE
Location – Fibroblast Elastic Fiber
Found between the
skin and muscle.
Also found between
muscles
Packages organs
Surrounds Capillaries

Collagen Fiber
JARINGAN IKAT PADAT
RETIKULER

-Pada jaringan limpoid, mieloid, ginjal, hepar.


-AgNO3 : sel retikuler dan serat retikuler.
RETICULAR CONNECTIVE
TISSUE
LIVER: SLIDE 198 ODD, SILVER STAIN, 40X OBJ

reticular fibers

University of Michigan Histology Collection


CONNECTIVE TISSUE PROPER –
RETICULAR TISSUE
Function
In Lymph Nodes –
macrophages devour
bacteria, viruses and
cancer cells.
In Spleen – macrophages
break down dying RBC’s.
In Liver – macrophages
(Kupffer cells) devour
bacteria.
This tissue forms a soft
internal skeleton that
supports other cell types.
JARINGAN IKAT KHUSUS

JARINGAN LEMAK

-Sel lemak = sel adiposit


-Asal : sel mesenkim perikapiler.
-Lobulus dibatasi oleh sekat jaringan ikat longgar.
-Lobulus adiposus ditunjang oleh serat kolagen dan elastin.
-Adiposit :
- Unilokuler, monovacuoler.
- Multilokuler, multivacuoler.
JARINGAN LEMAK
Unilokuler, monovacuoler :
-Jaringan lemak coklat, putih, kuning.
-Pada seluruh tubuh, kecuali scrotum, palpebrae, lobulus daun
telinga.
-Distribusi tergantung umur dan jenis kelamin.
-Terdiri dari trigliserida, sumber kalori tinggi.
-Banyak pada pembuluh darah, saraf.
-Berasal dari makanan trigliserida, glukosa, lemak netral.
-Fungsi cadangan makanan.
-Mikroskop cahaya :
- batas lobulus jelas.
- Sel bentuk bulat, dinding jelas.
- Sitoplasma kosong.
- Gambaran seperti cincin stempel.
JARINGAN LEMAK
Multilokuler, multivacuoler
-Warna coklat (banyaknya
sitokrom mitokhondria).
-Pada lemak subkutan
interscapula, mediastinum,
sepanjang aorta
-Mikroskop cahaya : sel lebih
kecil, dinding tak jelas, inti
ditengah.
-Fungsi : produksi panas
terutama pada neonatus
(banyaknya mitokhondria dalam
sitoplasma).
JARINGAN LEMAK UNILOKULER,
MONOVACUOLER
Mikroskop cahaya :
- batas lobulus jelas.
- Sel bentuk bulat, dinding
jelas.
- Sitoplasma kosong.
- Gambaran seperti cincin
stempel
ADIPOCYTES PREDOMINATE IN ADIPOSE
TISSUE
Very active cells with many functions:
• Triglyceride storage and glucose metabolism (insulin and glucagon receptors)
• Secretion of many bioactive molecules:
leptin (regulates satiety) angiotensinogen (blood pressure) steroids (glucocorticoids & sex hormones)
growth factors (e.g. insulin-like growth factor, tumor necrosis factor ) cytokines (e.g. interleukin-6)

Single, large
lipid droplet

Ross, M. Pawlina, W. Wheater’s Functional Histology: A Text and Atlas. Fifth Edition. 2006.

White (common, yellow, unilocular) adipose tissue stained with Masson’s trichrome
ADIPOCYTES

Lipid (fat)
droplet

Nucleus

Capillaries
Source Undetermined
BROWN (MULTILOCULAR) ADIPOSE TISSUE
Present in newborns (and hibernating mammals) and involved in thermoregulation
Mitochondria of brown fat cells express uncoupling
protein which “short circuits” the electron transport chain
producing HEAT rather than ATP.
white

Junqueira and Carneiro. Basic Histology.


Tenth Edition. 2003. Figure 6.4

brown

Junqueira and Carneiro. Basic Histology.


Junqueira and Carneiro. Basic Histology. Tenth Edition. 2003. Figure 6.5
Tenth Edition. 2003. Figure 6.3
FUNGSI JARINGAN
IKAT

-Menyokong (epitel, otot, saraf).


-Menyimpan :
- jaringan lemak sebagai cadangan makanan.
- jaringan ikat longgar : air, elektrolit.
- ruang interseluler :protein plasma.
-Pertahanan : makrofag, sel plasma, mast sel, zat intersel kental.
-Memperbaiki : regenerasi cepat.
-Transportasi : hubungan erat dengan pembuluh darah, limf.
Characteristics of Connective Tissue (CT) types
EHLERS-DANLOS SYNDROMES

• A series of genetic diseases


with faulty assembly of
collagens (lysyl hydroxylase
deficiency).
• Hyperextensible skin and
hypermobile joints
• In some forms (e.g., type IV),
weakness in blood vessels or
intestines are life threatening.

Source Undetermined
CONNECTIVE TISSUE
PROPER: GROUND
SUBSTANCE
Adipose
• Cushioning and energy storage
• Found under skin of groin, buttocks, breasts and abdomen
• Also fills bony sockets behind eyes
• dominant connective tissue of thoracic and abdominopelvic
cavities
HISTOLOGI
TULANG
TULANG
Merupakan jaringan ikat khusus, tersusun dari zat
interseluler dgn 90% kolagen, 10% bahan amorf
(kondroitin sulfat & asam hialuronat) yg mengalami
kalsifikasi sebagai matrik tulang.
Sel² t.d :
- Osteoblast.
- Osteosit, terletak dlm lakuna, kanalikuli
(saluran halus utk nutrisi, sisa metabolisme).
- Osteoclast.
Tulang kaya vaskularisasi.
Periosteum : di permukaan luar, t.d jaringan ikat
berisi sel² osteogenik.

Endosteum : di permukaan dalam, berbatasan


dengan rongga medula yang berisi sumsum tulang.

Sel pada periosteum (fibroblast)  berproliferasi


(mitosis)  berdiferensiasi  osteoblast  peranan
penting pada pertumbuhan dan perbaikan tulang.

Fungsi jaringan penyambung pada periosteum dan


endosteum  menyediakan nutrisi dan suplai sel
osteoblast baru secara tetap untuk pertumbuhan dan
perbaikan tulang.
STRUKTUR TULANG
DEWASA
T.D : TULANG SPONGIOSA DAN
TULANG KOMPAKTA
Tulang spongiosa :
- Susunan seperti spone, be-rongga²,
- Dibentuk oleh lembaran² tulang (trabekula).
- Terdapat pada :
- Ujung tulang panjang.
- Di dalam tulang pipih.
- Tulang-tulang pendek.

Tulang kompakta : pada tulang panjang.


FUNGSI
Jaringan penyangga yang melindungi
organ² vital, organ dalam tengkorak,
rongga dada, sumsum tulang dimana sel
darah dibentuk.

Penyimpanan kalsium, fosfat, bahan


mineral lain yang dapat mempengaruhi
metabolisme tubuh.

Tempat perlekatan otot dan tendo yang


membantu gerakan tubuh.
SEL-SEL TULANG
Osteoblast :

-Bertanggung jawab pd pembentukan komponen dari


matrik tulang (kolagen, glikoprotein).
-Di permukaan tulang, ber-deret² (~epitel selapis).
-Sel relatif besar (15-20 µm), bulat/poligonal.
-Inti besar, eksentrik.
-Sitoplasma basofilik (> retikulum endoplasma kasar).
-Mempunyai tonjolan sitoplasma yang saling
berhubungan satu sama lain.
OSTEOSIT

-Merupakan perkembangan dari osteoblast menjadi


bentuk matang.
-Bentuk lebih pipih, terpendam dlm matrik tulang.
-Sitoplasma basofilik.
-Inti lonjong dan banyak kromatin.
-Letak dalam lakuna, mempunyai banyak tonjolan
sitoplasma ke arah kanalikuli  untuk berhubungan
dengan kapiler dan osteosit lain.
-Lakuna dan kanalikuli terjadi karena matrik tulang
dibentuk di sekitar osteosit & tonjolan sitoplasma.
OSTEOKLAST

Sel raksasa, motil, dengan inti banyak, sedikit


kromatin
Sitoplasma agak pucat.
Sel ini dpt meresorbsi jaringan tulang.
Letak pada permukaan tulang dalam lekukan
(Lakuna Howship).
TULANG RAWAN EMBRIONAL

40 X

10 X
TULANG RAWAN
HIALIN
Putih, transparans, seperti gelas.
Terdapat pada :
- Ujung² sendi.
- Trakhea.
- Ujung² iga.
- Laryng.
- Bronkhus.
TULANG RAWAN HIALIN
Gambaran mikroskopis : terdiri dari sel dan zat interselluler.
-Kondrosit dalam lakuna.
-Sel isogen atau isogen group : bila dlm lakuna terdapat
beberapa kondrosit.
-Kondrosit - Inti : oval/bulat dgn 1 atau lebih nukleoli.
- Dlm sitoplasma terdpt glikogen atau
lemak.
-Zat intrselluler (matriks) : spt agar², homogen, fibril²/
serabut kolagen halus, mukopolisakarida (kondroitin
sulfat). Bahan amorf mempunyai indeks bias sama dgn
serabut kolagen (tak terlihat dgn mikroskop biasa).
-Teritorial matriks/kapsula : Substansi interseluler yg
lebih padat (> mengandung kondroitin sulfat) di daerah
sekeliling lakuna.
-Inter-teritorial matriks : matriks diantara sel² isogen.
TULANG RAWAN HIALIN
(TRAKEA, BRONKUS)

Sel
isogen

Kondrosit

Perikondrium
TULANG RAWAN HIALIN
(TRAKEA, BRONKUS)
Sel fibroblas Sel kondroblas

Perikondrium

Lakuna
Sel kondrosit

Sel isogen
Sel isogen
Epiglotis

Teritorial matrik

Sel isogen

Sel kondrosit

Interteritorial matrik Lakuna


TULANG RAWAN ELASTIS
Pada :
- Daun telinga,
- Cuping hidung,
- Epiglotis,
- Tuba Eustachii,
- Cartilago corniculata dan cuneiforme.

Makroskopis : Ke-kuning²an, gelap, sangat fleksibel dan elastis.


TULANG RAWAN ELASTIS
Mikroskopis :
- Sel sama dengan tulang rawan hialin.
- Sel bulat dalam lakuna, isogen group.
- Teritorial dan inter-teritorial matriks.
- Substansi interseluler : banyak
mengandung serabut elastis yang
membentuk jala².
- Dibawah perikondrium jala² serabut
elastis lebih longgar dan melanjutkan diri
ke dalam perikondrium.
TULANG RAWAN ELASTIN
(EPIGLOTIS, CUPING HIDUNG, DAUN TELINGA,
TUBA EUSTACHII,
CARTILAGO CORNICULATA DAN CUNEIFORME).

Epitel gepeng
berlapis non keratin
Tulang rawan elastin

Perikondrium
TULANG RAWAN ELASTIS
Fibroblast

Perikondrium

Kondroblast

Matrik
teritorial

Matrik
interteritorial
TULANG RAWAN
ELASTIN

Serat elastin

Kondrosit

Kondroblast
Perikondrium
TULANG RAWAN ELASTIN

lakuna

Kondrosit

Serat elastin

Sel isotgen
TULANG RAWAN
ELASTIS

Sel kondrosit

Lakuna

Serat elastin
TULANG RAWAN FIBROSA
(FIBROCARTILAGO).
Pada : - Discus intervertebralis,
- Simphysis ossis pubis,
- Ligamentum teres femoris,
- Perlekatan tendo pada tulang.

Mikroskopis :
- Susunan seperti tulang rawan hialin.
- Serabut² kolagen sangat banyak, tersusun sejajar
serta padat, sehingga substansia interseluler amorf sedikit
- Sel² tersusun sejajar ber-deret² diantara serabut kolagen.
- Merupakan bentuk peralihan jaringan ikat padat dengan
tulang rawan.
TULANG RAWAN FIBROSA
TULANG RAWAN
FIBROSA

kondrosit

Matrik
interteritorial

Matrik
Lamela teritorial
havers
TULANG RAWAN FIBROSA
TULANG RAWAN
FIBROSA
TULANG RAWAN TURGESCENS
Sel bentuk bulat, tersusun menggerombol
sangat rapat, seperti vesikula.
Substansia interseluler : serabut kolagen.
Pada : tendo achyles katak.
Disebut juga : pseudo kartilago/chondroid.
Dianggap merupakan peralihan antara tulang
rawan pada embrio menjadi tulang rawan
hialin.
PERIKONDRIUM :
- MERUPAKAN JARINGAN IKAT PADAT KOLAGEN
YANG
MELAPISI TULANG RAWAN.
- MENGHUBUNGKAN TULANG RAWAN DGN
JARINGAN SEKITAR.
- BATAS ANTARA LAPISAN DALAM
PERIKONDRIUM DENGAN TULANG RAWAN
KURANG JELAS.

Nutrisi tulang rawan :


- Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh darah.
- Pembuluh darah terdpt pada perikondrium bagian
luar. Dari sini zat² makanan secara difusi melalui
zat
interseluler disampaikan ke sel² kondrosit.
PERTUMBUHAN TULANG RAWAN :
- PERTUMBUHAN INTERSTITIAL.
- PERTUMBUHAN
APPOSITIONAL.

Pertumbuhan Interstitial :
-Sel kondroblast mengalami hipertrofi dan
membelah secara mitosis.
-Sel hasil pembelahan membentuk substansia
interseluler baru yg ditimbun disekitarnya,
sehingga sel saling berjauhan dan berada di
dalam lakuna, disebut kondrosit.
PERTUMBUHAN APPOSITIONAL
Pertumbuhan embrional : sel² mesenkim
pd permukaan berubah menjadi jaringan
ikat yaitu perikondrium.
Sel-sel kondroblast pada lapisan dalam
perikondrium membelah dan
berdiferensiasi menjadi kondrosit.
Selain berdiferensiasi juga membentuk
substansia interseluler di sekelilingnya.
Jadi pertumbuhan ini dari luar kearah
dalam dan ber-lapis².
REGENERASI TULANG RAWAN
Kerusakan pd tulang rawan tidak segera memperbaiki diri,
karena :
- Sel²nya berjauhan dan terkurung dalam
lakuna.
- Substansia interselulernya padat.

Regenerasi melalui metaplasia (perubahan jenis sel dewasa


menjadi jenis sel dewasa lain).

Jaringan ikat perikondrium  fibroblast mengelilingi bagian


yang rusak  membentuk jaringan granulasi  berubah
menjadi sel² kondroblast  membentuk substansia
interseluler baru dan kondrosit.
PERUBAHAN YG MUNGKIN TERJADI PD
TULANG RAWAN

1. Enchondral ossification : pada embrio tulang rawan


nantinya menjadi tulang.

2. Asbest faserung : Makin lanjut usia seringkali tulang


rawan kekurangan makanan, sehingga substansia
interseluler tinggal zat yg berbentuk saja, matriks
hanya terisi serat-serat.

3 Makin lanjut usia warna yg putih/kuning berubah


menjadi kuning kabur, karena kondroitin sulfat
berkurang diganti dengan zat albuminoid.

4. Makin lanjut usia terjadi proses pengapuran pada


substansia interseluler, shg penghantaran makanan
terganggu, akhirnya sel-sel berdegenerasi/mati.
PERTULANGAN KONDRAL

lakuna

Osteosit

Sel
isogen

peritonium
TULANG PANJANG
Kanal
Lakuna
havers

Kanalikuli

Lamela
havers

Kanal
havers
Lamela
havers
Lamela
havers

Anda mungkin juga menyukai