SISTEM EKSRESI : Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan
lagi oleh tubuh khususnya sel dan darah. Yang termasuk sistem ekskresi yaitu : Kulit,Ginjal,
Paru-Paru, dan Hati
Struktur kulit Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng
dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai
pembuluh darah maupun limf; oleh karenaitu semua nutrien dan oksigen diperoleh
dari kapiler pada lapisan dermis. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke
luar, stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan
stratum korneum.
a) Stratum basal (lapis basal, lapis benih)
Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun
berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di bawahnya.
Sel-selnya kuboid atau silindris. Intinya besar, jika dibanding ukuran selnya,
dan sitoplasmanya basofilik. Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran
mitotik sel, proliferasi selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada
lapisan ini bermigrasi ke arah permukaan untuk memasok sel-sel pada lapisan
yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah luka, dan
regenerasinya dalam keadaan normal cepat.
b) Stratum spinosum (lapis taju)
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk
poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan
pengamatan dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel yang
berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah
menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah terletak
desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan ini. Semakin
ke atas bentuk sel semakin gepeng.
C. GINJAL
Saluran kemih terdiri dari ginjal yang terus menerus menghasilkan urin,dan berbagai
saluran reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urin keluar tubuh. Ginjal merupakan
organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi columna vertebralis (Price dan
Wilson, 2006).Kedua ginjal terletak retroperitoneal pada dinding abdomen, masing–
masing di sisi kanan dan sisi kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 sampai
vertebra L3. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri karena
besarnya lobus hepatis dekstra. Masing–masing ginjal memiliki facies anterior dan facies
posterior, margo medialis dan margo lateralis, ekstremitas superior dan ekstremitas
inferior (Moore dan Agur, 2002). Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12 cm
sampai 13 cm,lebarnya 6 cm, tebalnya 2,5 cm dan beratnya sekitar 150 g. Ukurannya
idak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. Perbedaan panjang dari kutub ke kutub
kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk merupakan tanda yang
penting, karena sebagian besar manifestasi penyakit ginjal adalah perubahan struktur dari
ginjal tersebut (Price dan Wilson, 2006). Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrosa tipis dan
mengkilat yang disebut kapsula fibrosa ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan
lemak perineal. Di sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula
adrenal/suprarenal yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal bersama ginjal dan jaringan
lemak perineal dibungkus oleh fascia gerota. Di luar fascia gerota terdapat jaringan lemak
retroperitoneal atau disebut jaringan lemak pararenal. Di bagian posterior, ginjal
dilindungi oleh otot–otot punggung yang tebal serta costae ke XI dan XII, sedangkan di
bagian anterior dilindungi oleh organ–organ intraperitoneal (Purnomo, 2003). Secara
anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian korteks dan medula ginjal (Junquiera dan
Carneiro, 2002). Di dalam korteks terdapat berjuta–juta nefron sedangkan di dalam
medula banyak terdapat duktuliginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal
yang terdiri atas tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus
koligentes (Purnomo, 2003). Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus tempat
masuknya syaraf, masuk dan keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta
keluarnya ureter dan memiliki permukaan lateral yang cembung(Junquiera dan Carneiro,
2002). Sistem pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks major,
dan pielum/pelvis renalis (Junquiera dan Carneiro, 2002).
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan
cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena
renalis yang bermuara ke dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah end
arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang–cabang dari arteri
lain,sehingga jika terdapat kerusakan salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya
iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya (Purnomo,2003).
D. HATI
Hati memegang peranan yang penting dalam menjaga metabolisme tubuh. Fungsi hati
manusia dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan empedu, amonia dan urea.
Serangkaian reaksi terjadi saat pembentukan empedu, amonia, dan urea sampai
pengeluarannya dari tubuh. Kelainan pada hati akan menyebabkan gangguan pada sistem
ekskresi. Beberapa tanda tanda penyakit hati diantaranya kelelahan yang berlebihan,
jaundice, nyeri di daerah perut, ada pembengkakan (edema), dan sebagainya. Berikut
adalah beberapa sistem ekskresi hati pada manusia :
A. Ekskresi Melalui Empedu
Empedu merupakan cairan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati.
Fungsi empedu diantaranya:
Membantu pencernaan lemak dalam usus halus – empedu membantu fungsi enzim lipase
usus halus dengan meningkatkan luas permukaan lemak sehingga mudah untuk diubah
menjadi asam lemak dan gliserol
Sebagai pengemulsi lemak – empedu mengikat lemak dengan membentuk misel misel.
Misel ini mudah larut dalam air sehingga mudah ditransport mendekati dan diserap
dinding bagian bagian usus halus
Memberi suasana basa – beberapa enzim pencernaan di usus tidak bisa bekerja optimal
dalam suasana asam. Hal ini dinetralisir oleh empedu yang bersifat basa
Membantu pencernaan vitamin larut lemak – dengan membantu pencernaan lemak secara
tidak langsung empedu juga membantu pencernaan vitamin vitamin larut lemak yaitu
vitamin A, D, E, dan K
Bakterisida – empedu memiliki sifat bakterisida yaitu mengurangi bakteri merugikan
pada bagian bagian usus besar
Amonia merupakan hasil samping dari metabolisme protein dalam tubuh. Amonia
merupakan zat yang bersifat racun dalam tubuh. Kelebihan amonia dalam tubuh dapat
menyebabkan keseimbangan terganggu dan mengurangi energi yang dihasilkan
tubuh. Ini disebabkan amonia menggunakan α-ketoglutarat pada siklus krebs untuk
membentuk glutamin. Oleh karena itu kadar amonia dalam tubuh tidak boleh lebih
dari 35µmol/L. kelainan pada tubuh yang berkaitan dengan kadar amonia/urea yang
tinggi disebut hiperamonemia. Tubuh manusia akan merespon keberadaan amonia
dengan mengubahnya menjadi senyawa yang tidak beracun, yaitu urea melalui siklus
urea.
A. Siklus Urea
Urea merupakan zat yang tidak beracun dan dapat dibuang melalui urin. Urea
merupakan hasil reaksi dari amonia, karbondioksida dan asam aspartat. Reaksi ini
terjadi dalam matriks mitokondria dan sitosol dari sel hepasit. Pembentukan urea
berlangsung melalui 5 tahapan yaitu:
Pembentukan karbamoil fosfat– karbamoil fosfat dibentuk dari reaksi amonia, ion
bikarbonat dari karbondioksida. Reaksi ini membutuhkan energi ATP dan dikatalis oleh
enzim pada mitokondia
Pembentukan sitrulin – sitrulin dibentuk dari ornitin dan karbamoil fosfat dengan
bantuan enzim ornitin transkarbomoilase. Sitrulin kemudian masuk ke dalam sitosol
Pembentukan argininosusinat – sitrulin pada sitosol dikatalis menggunakan enzim
argininosusinat sintetase dan energi ATP membentuk argininosusinat
Pemecahan argininosusinat– segera setelah terbentuk argininosusinat dipecah oleh
enzim argininosusinat liase menjadi arginine dan fumarat. Fumarat yang dihasilkan
masuk kedalam siklus krebs
Hidrolisis arginine – arginine kemudian bereaksi dengan air dan menghasilkan ornitin
dan urea. Ornitin yang dihasilkan akan masuk kembali dalam reaksi tahap kedua
BAB II
PEMBAHASAN
1. Organ – organ Sistem Pernafasan pada Manusia
Hidung (nasus)
Tekak (pharynx)
Jakun (larynx)
Tenggorok (trachea)
Alveolus
1. Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup
udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga
berperan dalam resonansi suara.
Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk
udara, disebut nares; dan sepasang lubang di belakang untuk menyalurkan udara
yang dihirup masuk ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hisung sepasang kiri
kanan, dibatasi di tengan oleh sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan terdiri dari
tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit lunak. Atap juga ditunjang
oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga
tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae.
Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :
1. Vestibula.
2. Atrium.
3. Daerah pembauan.
4. Daerah pernapasan.
Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian tengah. Daerah
pembauan berada pada conchae yang atas, sedangkan daerah pernapasan terletak
pada dua conchae yang bawah.
Rongga hisung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan vestibula
sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama dengan kulit
wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar
minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang keras, disebut
vibrissae.
Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Di daerah
pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi khusus, yaitu sabagai
indera bau. Diantara sel epitel batang bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada
lamina propria banyak terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak
ada bulu, kelenjar minyak bulu maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut
kelenjar Bowman. Tunica mukosa melekat ketat ke periosteum atau perichondrium
di bawahnya.
Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang berhubungan
dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu berada pada tulang-tulang
berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh
tunica mucosa juga, seperti yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan
sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina
propria tidak terliahat dengan jelas.
2. Tekak ( pharynx )
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah
Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ
ini yaitu oro-pharynx.
Daerah mulut (oro-pharynx)
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis,
jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa.
Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.
Keping tulang rawan yang menunjang jakun ialah:
1. Tiroid
2. Krikoid tunggal
3. Epiglotis
4. Aritenoid
5. Kornikulat sepasang
6. Kuneiform
Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita suara diselaputi epitel
berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis, trakea dan bronkhus,
epitel itu bersilia.
Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong jenis tubulo-
acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada bagian bawah epiglotis.
Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung serat elastis dan dibagian
sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid. Ditengah ditutup dengan tunica
mucosa yang tipis dari epitel berlapis mengelupas.
4. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok
dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica
adventitia.
Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis semu
dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. Pada selaput epitel banyak
terdapat sel goblet. Lamina propria berisi banyak serat elastis dan kelenjar lendir
yang kecil-kecil. Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian
posterior tenggorok kelenjar itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina
propria terdapat pula pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunica muscularis
sendiri sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.
Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi dengan jaringan
penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya.
Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk cincin-cincin
hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang menunjang tenggorok pada sebelah
samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal tenggorok, ditempat itu adalh
bagian terbuka cincin, terdapat serat otot polos yang susunannnya melintang
terhadap poros tenggorok. Serat otot itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan
berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter
tenggorok kembali sempurna.
Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan struktur cincin
yang tak bulat penuh ini maka tenggorok dapat meregang (membesar) untuk
menyalurkan lebih banyak udara ke dalam paru. Di sebelah luar cincin terdapat
jaringan ikat yang berisi banyak serat elastis dan retikulosa.
5. Cabang Tenggorok
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap
bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini
membentuk banyak ranting.
Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica mucosa,
tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah berada dalam jaringan paru
histologi dindingnya banyak berubah. Cincin tulang rawan hilang, digantikan oleh
keping tulang rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling
saluran.
Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar, memiliki epitel
bentuk batang bersilia, sedangkan pada ranting yang kecil epitel berubah jadi kubus
dan tak bersilia. Ada lamina basalis tebal, membatasi jaringan epitel dari lamina
propria terkandugng banyak serat elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa.
Di bawah lamina propria erdapat tunica muscularis-mucosa.
Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan tunica submucosa.
Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan lemak, dan
dibawahnya terdapat keping tulang rawan yang susunannya tak teratur. Lapis
terluar terdiri dari mesothelium, sebagai penerusan selaput dalam pleura.
6. Paru
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan,
terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-
bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus.
Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung,
dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula
pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat
sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada
dinding.
Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan selaput dalam
pluera.
7. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu
bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus bercabang lagi membentuk
ranting, disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada
bronkhiolus pernapasan.
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia.
Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini
mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.
8. Bronkhiolus Pernapasan
Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel epitel bersilia.
Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga menjadi
kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur
serat elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar
lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian
pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang
menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan
dalam saluran.
Bronkhiolus pernapasan bercabang-cabang secara radial membentuk saluran
alveoli.
9. Saluran alveoli
Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini bercabang-
cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding saluran alveoli pada
mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.
10. Kantung alveoli dan alveolus
Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung memiliki dua atau
lebih alveoli.
Alvelus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral,
terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari
selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler
yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman
serat retikulosa dan elastis.
Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari
kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast.
Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula
sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus, disebut
sel sekat atau sel alveolus besar.
Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk
kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil.
Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina
membaran pernapasan.
Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma
sel epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel
kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh
lapis ini sangat tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus
dan lumen kapiler sangat mudah dan cepat.
Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini
berisi butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada
perokok.
3. Mekanisme Pernapasan
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati
tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti
pipa yang kuat, terletak di depan kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga
dada sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada
bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu
tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan
paru-paru kiri.
Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada pohon.
Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang
amat kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat
dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh
kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam
gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen)
dan mengeluarkan karbondioksida.
Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput paru-paru visceral dan
dinding rongga selaput paru-paru terdapat celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan.
Sekat dada khususnya jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak
ke kiri, sehingga menyebabkan paru-paru kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga
dada dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot pengangkatan iga-iga, kontraksi sekat
rongga badan yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti perluasan rongga dada maka
terhisaplah udara melalui saluran pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila tenaga-
tenaga yang melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding dada dan paru-
paru menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga
menurun kembali, sekat rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara
didesak keluar dari paru-paru. Proses tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas
(mengeluarkan nafas).
A. Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :
- pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke dalam aliran darah
(pertukaran O2 dari darah)
- pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran gas dari darah ke sel
tubuh
B. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot antar tulang
rusuk (intercostalis).
a. Pernafasan dada :
Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga
dada membesar. Akibatnya tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga udara luar
mempunyai tekanan lebih besar masuk ke dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi.
Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan sehingga rongga dada
mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru membesar sehingga udara keluar, maka
terjadilah ekspirasi.
b. Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada membesar. Keadaan
ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga udara luar masuk dan
terjadilah inspirasi.
Bila otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil, akibatnya tekanan di
paru-paru membesar sehingga udara keluar maka terjadilah ekspirasi.
C. Volume udara pernafasan :
- Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau keluar sebanyak 500
cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi
biasa) masih tersisa 2500 cc lagi di paru-paru.
- Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih dapat dihirup lagi
dengan cara inspirasi yang maksimum setelah inspirasi biasa.
- Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat dihembuskan lagi pada
ekspirasi maksimum dengan mengerutkan otot perut kuat-kuat.
- Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang tidak dapat dihembuskan
lagi dan menetap di paru-paru.
- Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru
melalui penghembusan nafas sekuat-kuatnya, setelah melakukan penarikan nafas sedalam-
dalamnya.
- Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat di tampung oleh paru-
paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu (VTP
= KVP + UR).
Reaksi pernafasan :
C6H12O6 + 6O2 Ã 6CO2 + 6H2O + energi (38 ATP)
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang dapat disimpan dalam tubuh, yaitu
berupa oksimioglobin (dalam otot) dan sebagai okihemoglobin (dalam darah).
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan
bagian pernapasan.
Bagian saluran udara terdiri dari :
Hidung (nasus)
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi
suara.
Tekak (pharynx)
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah
1. Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini
yaitu oro-pharynx.
2. Daerah mulut (oro-pharynx)
Jakun (larynx)
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis,
jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica
mucosa itu memiliki kelenjar lendir.
Tenggorok (trachea)
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok
dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.
Cabang tenggorok (bronkhus)
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap
bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk
banyak ranting.
Ranting tenggorok (bronkhiolus)
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia.
Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung
mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.
Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan pelepasan CO2
oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :
Bronkhioli respiratori
Alveolus
Secara Anatomi :
Secara Histologi & Fungsional :
1. Bagian Konduksi
Rongga hidung
Merupakan organ yang berongga dengan dinding yang tersusun oleh jaringan
tulang,cartilago,otot dan jaringan pengikat. Rongga hidung dipisahkan oleh suatu sekat
yang disebut septum basal, menjadi bagian kiri dan kanan sedangkan dari rongga mulut
dibatasi oleh maksila dan tulang langit-langit mulut. Rongga hidung dilapisi dengan epitel
silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet penghasil lendir. Rongga hidung
dilengkapi dengan rambut hidung yang berfungsi sebagai penghalau benda-benda asing
atau debu yang ikut masuk saat menghirup udara. Saat udara masuk ke hidung, bulu-bulu
hidung berperan menyaring partikel-partikel debu yang kasar dan zat-zat lain.
Farings
Fungsi faring adalah sebagai saluran bagi udara yang keluar dan masuk di hidung menuju
atau dari tenggorokan. Faring di batasi oleh epitel respirasi .
Dibedakan atas tiga daerah
Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ
ini yaitu oro-pharynx.
Daerah mulut (oro-pharynx)
Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Larings
Laring merupakan tabung ireguler yang menghubungkan faring dengan trakea. Fungsi utama
laring adalah untuk melindungi saluran pernapasan dibawahnya dengan cara menutup
secara cepat pada stimulasi mekanik, sehingga mencegah masuknya benda asing ke dalam
saluran napas.
Trakhea
Ductus Alveolaris
Ductus Alveolaris menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari bronchiolus
respiratoria.
Menyimpan udara untuk sementara waktu dan untuk memungkinkan penyerapan oksigen ke
dalam darah.
Sakus Alveolaris
Sakus Alveolaris mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat
pertukaran gas .
Alveoli
Alveoli adalah kantung kecil yang
terletak di paru-paru mamalia,
dikelilingi oleh jaringan kapiler
darah. Di bawah mikroskop, bagian
dalam alveolus terdapat
lumen dan dindingnya dapat
dibedakan, terdiri
dari sel-sel epitel.
Alvelus adalah unit terkecil paru-
paru, berupa gembungan bentuk
polihedral, terbuka pada satu sisi,
yaitu muara ke kantung alveoli.
Dindingnya terdiri dari selapis sel
epitel gepeng yang tipis sekali.
Dinding alveolus dililit pembuluh
kapiler yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman
serat retikulosa dan elastis.
Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua
sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast.
Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel
epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat
atau sel alveolus besar.
Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk
kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel
alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran
pernapasan.
Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel
epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler,
sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat
tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler
sangat mudah dan cepat.
Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi
butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada perokok.
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang morfologi sel-sel cairan tubuh.
Cairan itu bisa kita dapat dengan dua cara tergantung pada tujuan pemeriksaannya :
1. Cairan-cairan yang sudah keluar lepas dari organ tubuh dan sewaktu-waktu bisa kita
siapkan dengan mudah.
Contoh : Urine, sputum.
2. Cairan-cairan yang didapat secara aspirasi pada organ tubuh yang dicurigai.
Contoh : FNAB, Cairan ascites, Cairan pleura, Pap smear dll.
Pemeriksaan sitologi merupakan cara yang mudah, murah, sederhana dan hasilnya
cukup akurat.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan pemeriksaan sitologi
1. Ketepatan pengambilan
2. Metode fiksasi yang benar
3. Cara pengepakan dan pengiriman sampel
4. Prosesing sitologi terutama pewarnaan sel.
No. 1. dilaksanakan oleh dokter.
No. 2-4 dilaksanakan oleh teknisi laboratorium.
Teknik Pewarnaan
Pewarnaan pada sediaan apus/smear untuk pemeriksaan sitologi bertujuan untuk
identifikasi morfologi sel, inti sel maupun sitoplasma sel, sehingga bisa memberikan
gambaran menyeluruh kondisi morfologi sel yang diperiksa.
Teknik pewarnaan untuk standar pemeriksaan sitologi, yaitu :
1. Pewarnaan Papanicolaou
Terdapat lima langkah utama dalam metode pewarnaan Papanicolaou, yaitu :
a. Fiksasi
b. Pewarnaan Inti
c. Pewarnaan sitoplasma
d. Penjernihan ( Clearing )
e. Mounting
2. Pewarnaan Giemsa.
Langkah-langkah dalam pewarnaan Giemsa :
a. Fiksasi
b. Pewarnaan dengan larutan Giemsa
c. Mounting
1. Sediaan apus setelah benar-benar kering fiksasi dengan metanol selama 5 menit, angkat dan
biarkan kering di udara.
2. Masukkan ke dalam larutan Giemsa yang telah diencerkan selama 30 menit, angkat, cuci
dengan air mengalir, keringkan di udara.
3. Masukkan ke dalam Xylol selama 3 menit.
4. Tambahkan 1-2 tetes entelan
5. Tutup dengan cover gelas
6. Bersihkan sisa entelan yang melekat pada kaca objek sehingga siap di beri label.
7. Embeding
Proses penanaman jaringan ke dalam media parafin. Tujuannya adalah untuk
mempermudah dalam melakukan proses pemotongan atau pengirisan sampel.
Dilakukan dengan mengeluarkan jaringan yang sudah di Impregnasi dari moldtray,
kemudian menanamnya ke dalam lempengan blok yang berisi parafin cair. Setelah itu
tutup dengan menggunakan casette and deckel lalu didinginkan pada cold plate.
8. Cutting
Proses pemotongan atau pengirisan jaringan dengan menggunakan mikrotom.
Sampel yang dipotong tebalnya sekitar 5 – 7 mikron. Pemotongan akan berhasil jika
pisau tidak tumpul, tidak berkarat, dan tidak terdapat sisa-sisa parafin dari hasil
pemotongan sebelumnya dan posisi sampel lurus dan baik. Suhu pisau dan suhu sampel
serta ruangan harus sama agar sampel tidak patah atau terpotong-potong saat
pengirisan.
9. Staining
Staining adalah proses pewarnaan, dimana sampel diwarnai dengan menggunakan
zat warna. Tujuannya yaitu untuk mewarnai jaringan sehingga mudah diamati di
mikroskop. Tahapan staining terdiri dari proses deparafinasi atau penarikan parafin dari
dalam jaringan. Proses rehidrasi atau pemasukan molekul air ke dalam jaringan yang
dilakukan secara bertahap dengan menggunakan alkohol bertingkat dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Proses ini sebagai media penghantar zat warna ke
jaringan. Selanjutnya proses infiltrasi zat warna. Menggunakan haematoxilin untuk
mewarnai sitoplasma dan eosin untuk mewrnai inti sel. Lalu dehidrasi kembali yang
bertujuan untuk mencegah kerusakan pada jaringan karena mengakibatkan terjadinya
pembusukan. Setelah parafin dikeluarkan dengan menggunakan xilen selama 20 menit
preparat dikeringkan dan ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan deg glass.
Kemudian diamati di bawah mikroskop.
Secara Anatomi :
Secara Histologi & Fungsional :
1. Bagian Konduksi
Rongga hidung
Merupakan organ yang berongga dengan dinding yang tersusun oleh jaringan
tulang,cartilago,otot dan jaringan pengikat. Rongga hidung dipisahkan oleh suatu sekat
yang disebut septum basal, menjadi bagian kiri dan kanan sedangkan dari rongga mulut
dibatasi oleh maksila dan tulang langit-langit mulut. Rongga hidung dilapisi dengan epitel
silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet penghasil lendir. Rongga hidung
dilengkapi dengan rambut hidung yang berfungsi sebagai penghalau benda-benda asing
atau debu yang ikut masuk saat menghirup udara. Saat udara masuk ke hidung, bulu-bulu
hidung berperan menyaring partikel-partikel debu yang kasar dan zat-zat lain.
Farings
Fungsi faring adalah sebagai saluran bagi udara yang keluar dan masuk di hidung menuju
atau dari tenggorokan. Faring di batasi oleh epitel respirasi .
Dibedakan atas tiga daerah
Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ
ini yaitu oro-pharynx.
Daerah mulut (oro-pharynx)
Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Larings
Laring merupakan tabung ireguler yang menghubungkan faring dengan trakea. Fungsi utama
laring adalah untuk melindungi saluran pernapasan dibawahnya dengan cara menutup
secara cepat pada stimulasi mekanik, sehingga mencegah masuknya benda asing ke dalam
saluran napas.
Trakhea
Ductus Alveolaris
Ductus Alveolaris menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari bronchiolus
respiratoria.
Menyimpan udara untuk sementara waktu dan untuk memungkinkan penyerapan oksigen ke
dalam darah.
Sakus Alveolaris
Sakus Alveolaris mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat
pertukaran gas .
Alveoli
Alveoli adalah kantung kecil yang
terletak di paru-paru mamalia,
dikelilingi oleh jaringan kapiler
darah. Di bawah mikroskop, bagian
dalam alveolus terdapat
lumen dan dindingnya dapat
dibedakan, terdiri
dari sel-sel epitel.
Alvelus adalah unit terkecil paru-
paru, berupa gembungan bentuk
polihedral, terbuka pada satu sisi,
yaitu muara ke kantung alveoli.
Dindingnya terdiri dari selapis sel
epitel gepeng yang tipis sekali.
Dinding alveolus dililit pembuluh
kapiler yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman
serat retikulosa dan elastis.
Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua
sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast.
Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel
epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat
atau sel alveolus besar.
Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk
kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel
alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran
pernapasan.
Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel
epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler,
sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat
tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler
sangat mudah dan cepat.
Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi
butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada perokok.
Pendahuluan
Jaringan adalah gabungan dari beberapa atau banyak sel yang memiliki fungsi
yang sama dalam suatu ikatan. Ada empat jenis jaringan dasar yang ditemukan pada
tubuh manusia yaitu epitilium, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf .
1. Jaringan epitelium
Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh, baik
permukaan tubuh sebelah luar maupun sebelah dalam. Permukaan sebelah luar
yang memiliki jaringan epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah
dalam permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga tubuh,
jaringan epitelium berasal dari perkembangan lapisan ektoderma, mesoderma,
atau endoderma. Fungsi jaringan epitel yaitu perlindungan absorpsi, transfor,
sekresi, ekskresi, penerimaan sensorik.
Stuktur dan fungsi epitelium dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Jaringan eptelium penutup
Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan
lainnya. Permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisi
disebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh.
2. Jaringan epitelium kelenjar
Jaringan epielium kelenjar tersusun oleh sel-sel khusus yang mampu
menghasilkan sekret atau getah cair. Getah cair ini berbeda dengan darah
dan cairan antar sel. Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya
yaitu kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar
endokrin.
a. Kelenjar endokrin
Mempertahankan duktus atau suatu hubungan ke permukaan tubuh
(misalnya, kelenjar saliva, kelenjar-kelenjar pencernaan)
b. Kelenjar endokrin
Adalah kelenjar yang tidak memiliki duktus keluar; kelenjar
kehilangan ini kehilangan hubungan dengan permukaan tubuh dan
menjadi massa padat yang terpisah (misalnya, kelenjar hipofisis,
kelenjar adrenal).
2. Jaringan Ikat
Menyangga tubuh dan organ tubuh serta menyatukan jaringan-jaringan.
Susunan utama jaringan ini terdiri dari substansi tak hidup interselular
yang dihasilkan oleh sel-sel jaringan ikat tertentu.komponen jaringan ikat
yaitu jaringan ikat tersususun dari sel-sel hidup, yang biasanya terletak
agak berjauhan. Sel tersebut tertanam dalam substansi “dasar” interselular
tidak hidup atau matriks, yaitu konsistensinya semicair sampai padat.
Substansi dasar tersebut terdiri dari campuran glikosaminoglikan dan
protein. Fungsi jaringan ikat yaitu :
1. Jaringan ikat memberi bentuk dan penunjang bagi tubuh
2. Jaringan ikat mengikat berbagai jaringan agar tetapmenyatu dan
menyediakan materi pembungkus antar bagian-bagian tubuh
3. Substansi dasar dari jaringan ikat yang renggang meberikan jalur untuk
pembuluh darah dan saraf
4. Substansi dasar merupakan salah satu barrier terhadap penyebaran bakteri
yang berbahaya dan juga menjadi tempat berlangsungnya perang melawan
bakteri.
Klasifikasi jaringan ikat
1. Jaringan ikat embrionik
Ditemukan pada embrio dan janin yang sedang tumbuh. Jaringan ini meliputi
dua subjenis, mesenkim dan jaringan ikat mukoid.
a. Mesenkim adalah jaringan pembungkus, pengemas dan penyangga
pada kehidupan embrionik awal yang tidak mengalami spesialisasi.
Semua jenis sel jaringan ikat orang dewasa berasal dari sel mesenkim
embrionik yang berbentuk bintang.
b. Jaringan mukoid (jeli Wharton) terlihat untu sementara saat
perkembangan normal jaringan ikat dan juga ditemukan pada korda
umbilicus.
2. Jaringan ikat yang biasa antara lain jaringan ikat renggang (areolar),
jaringan ikat fibrosa rapat, jaringan adipose.
3. Jaringan ikat yang mengalami spesialisasi, meliputi jaringan ikat
penunjang, kartilago, tulang, jaringan ikat vascular (darah dan limfe).
3. Jaringan Otot
Adalah “daging” tubuh dan tersusun dari banyak dinding organ berongga.
Sel-sel jaringan otot, yang dinamakan serabut, sangat terspesialisasi
untuk kontraktilitas, jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50% berat
tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut
serabut otot. Melalui konstraksi, sel-sel otot menghasilkan pengerakan
dan melakukan pekerjaan. Jenis- jenis otot yaitu otot rangka, otot polos,
dan otot jantung.
A. Fungsi sistem muscular
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot.
Tersebut melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal
tubuh.
2. Penompang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menompang
rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri
atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolisme menghasilkan
panas untuk mempertahankan suhu normal tubuh.
B. Ciri-ciri Otot
1. Kontraktilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat
atau mungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot. Serabut akan
terelongasi karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus
atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang terbatas.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika
distimulasi oleh impuls saraf.
3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang
melebihi panjang otot saat relaks.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah
berkontraksi atau meregang.
C. Klasifikasi jaringan otot.
Secara structural berdasarkan ada tidaknya striasi silang (lurik), dan secara
fungsional berdasarkan kendali konstruksinya , volunteer (sadar) atau
involunter (tidak sadar), dan juga berdasarkan lokasi, seperti otot jantung
yang hanya ditemukan di jantung. secara fungsional, otot diklasifikasi
menjadi otot volunteer (dikontrol sesuai keinginan) atau otot involunter
(bawah sadar).
4. Jaringan Saraf
Sebagai jaringan komunikasi, jaringan saraf mengalami spesialisasi
untuk menerima stimulus dan menghatarkan impuls ke seluruh bagian
tubuh.
A. Struktur jaringan saraf
Terdiri dari dua jenis sel neuron dan neuroglia. Neuron adalah unit
structural dan fungsional pada jaringan saraf.
1. Neuron, atau sel saraf mengandung prosesus yang sangat banyak
yang disebut serabut saraf. Neuron tersususn dari komponen
berikut :
a. Badan sel neuron disebut perikarion, mengandung nucleus.
b. Sebagian besar neuron memiliki dendrit yang banyak,
membawa impuls ke perikarion.
c. Setiap neuron hanya memiliki satu akson, yang membawa
impuls menjauhi perikarion.
2. Sel neuroglia menunjang saraf dan memberi nutrien ke neuron
dengan cara menghubungkan neuron pada pembuluh darah.
Sumber
Anatomi dan fisiologi untuk pemula / Ethel Slosne ; alih bahasa,
James Veldman ; editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti,
- Jakarta : EGC, 2003.
Tekhnik pewarnaan
A. Sitologi
Pewarnaan pada Sediaan apus/smear untuk pemeriksaan Sitologi bertujuan
untuk identifikasi morfologi sel, inti sel maupun sitoplasma sel, sehingga bisa
memberikan gambaran menyeluruh kondisi morfologi sel yang diperiksa.
2) Pewarnaan Giemsa
8. Reagen :
Larutan giemsa
Buffer Phospat (pH 6,4)
Methanol
Bahannya adalah menggunakan darah kapiler atau darah vena yang
berantikoagulan heparin/EDTA.
Prinsip pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari
penambahan larutan methylene blue dan eosin yang dilarutkan di dalam methanol.
Prosedur Kerja :
1. Sediaan apus setelah benar-benar kering difiksasi dengan methanol selama 5
menit, angkat dan biarkan kering di udara.
2. Kemudian letakkan di atas bak pewarnaan. Setelah itu digenangi dengan larutan
giemsa yang telah diencerkan selama 20-30 menit.
3. Kemudian dibilas dengan air mengalir dan keringkan di udara.
4. Setelah kering, ditetesi dengan oil emercy , kemudian amati di bawah
mikroskop dengan perbesaran objektif 100x.
B. Pewarnaan Histologi
Untuk menganalisis struktur jaringan yang telah diiris, preparat harus
diwarnai.Pewarnaan rutin yang sering dikerjakan adalah haematoxylin-eosin (HE),
karena pewarnaan ini dapat menunjukkan sebagian besar struktur histologi.
Tujuan Pengecatan Histologi Hematoksilin-Eosin
Untuk mengetahui ada tidaknya morfologi sel abnormal dalam jaringan yang diperiksa.
Prinsip Pengecatan Histologi Hematoksilin-Eosin
Kromatin dalam inti akan mengikat cat yang bersifat basa (hematoksilin) dan protein
sitoplasma akan mengikat cat yang bersifat asam (eosin) sehingga sel akan berwarna merah muda
dengan inti berwarna biru keunguan.
1) Pewarnaan Haematoxylin
Ada delapan jenis larutan pewarnaan haematoxylin, yaitu Dellafied, Erlich,
Heidenhains, Harris, Mayer, Weigert, Carazzi, dan Cole. Masing-masing formula
pewarnaan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang paling sering
digunakan adalah haematoxylin Mayer dan haematoxylin Harris.
Haematoxylin Mayer
Komposisi Haematoxylin Mayer
Kristal haematoxylin 1 gr
Akuades 1000 ml
Sodium iodate 0,2 gr
Ammonium/potassium alum 50 gr
Citric acid 1 gr
Chloralhydrate 50 gr
Cara Pembuatan Hematoxylin Mayer
Larutkan Ammonium/Potassium alum di dalam aquades.
Tambahkan Haematoxylin dan campurkan secara baik.
Tambahkan Sodium Iodate, Citric Acid, dan Chloralhydrate.
Campur dan aduk hingga seluruhnya tercampur dengan baik.
Biarkan semalam dan saring dengan kertas saring besoknya.
2) Pewarna Eosin
Eosin adalah zat warna Xanthene. Eosin paling cocok dikombinasikan dengan
pewarna haematoxylin. Eosin memiliki nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk
membedakan antara sitoplasma dari tiap sel dan serabut jaringan ikat yang berbeda.
Jenis eosin :
Eosin Y (yellowish), water soluble .
Eosin B (Bluish).
Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)
Eosin Y(yellowish) paling banyak digunakan, karena termasuk zat warna asam sehingga
dapat berikatan dengan protein (basa) dan dapat berpenetrasi pada struktur padat dan
bersifat metakromatik. Terdapat dalam 2 bentuk ,yaitu : monomer (merah) dan dimer
(orange merah).
Hasil pewarnaannya , yaitu : sitoplasma akan berwarna merah, eritrosit akan berwarna
orange merah, nukleus piknotik akan berwarna ungu, dan nukleolus akan berwarna
merah.
a) Komposisi Eosin
1. Eosin-alkohol Stock 1%
Eosin y ws 1 gr
aquades 20 ml
Larutkan dan tambahkan alkohol 95% sebanyak 80 ml
2. Eosin working solution
3. Eosin-alkohol stock 1 bagian
4. Alkohol 80% 3 bagian
5. Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan Asam Asetat glasial 0,5 ml untuk
setiap 100 ml larutan dan aduk dengan baik.
Kemudian :
1. pres dengan kertas saring, lap dengan kapas
2. masukkan dalam larutan xylol
3. pres dengan kertas saring, dan lap dengan kapas
4. Tutup (mounting) dengan entellan/balsam Kanada dan cover glass
5. Beri label pada sajian tersebut dan biarkan hingga entelan mongering
Gambar Menutup kaca benda dengan cover glass (kiri).
Gambar irisan jaringan yang telah diwarnai dan ditutupi dengan cover glass diletakkan di atas
slide tray hingga entellan mengering.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan manusia adalah proses perubahan atau pemecahan zat makanandari m
olekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim dan organo
rgan pencernaan. Sistem pencernaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Pencernaan mekanisyaitu pencernaan makanan secara fisik, mengubah bentuk kasar menj
adi halus, seperti mengunyah, menggiling, mengaduk, menekan maupun melumatkan.
2. Pencernaan kimiawi atau enzimatis Yaitu pengubahan zat makanan dengan bantuan enzi
m pencernaan.
3. Pencernaan biologis Yaitu pencernaan yang memanfaatkan kerjasama yang menguntung
kan dengan mikroba.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari sistem pencernaan
2. Untuk mengetahui fungsi dari sistem pencernaan
3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
4. Untuk mengetahui mnfaat dari organ-organ sistem pencernaan
BAB II
PEMBAHASAN
B. Faring
Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan kerongkongan atau e
sofagus. Makanan yang telah dicerna akan masuk kerongkongan melalui proses degl
utisi melewati faring.Faring juga merupakan pertemuan antara tractus digestivus den
gan saluran respirasi. Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di bagian dalam fari
ng terdapat amandel/tosil yang merupakan kumpulan kelenjar limpa yang mengandu
ng limposit.
C. Kerongkongan (esophagus)
Esophagus [berasal dari bahasa Yunani: οiσω (dibaca: oeso) yang berarti membawa
dan έφαγον (dibaca: phagus) yang berarti memakan] atau kerongkongan adalah tabu
ng (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian
mulut ke dalam lambung atau ventrikulus dengan panjang sekitar 20-25 cm.
Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik .
Dinding kerongkongan atau esophagus ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
a. Tunika mukosa : menghasilkan mucus/lender
b. Tunika submukosa : terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kapiler darah, da
n ujung saraf
c. Tunika muskularis : mengandung otot polos dan jaringan ikat
Gerakan peristaltik pada kerongkongan
Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan peristaltic/peri
stalsis, yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan (kaya akan otot polos) yang ber
upa gerakan kembang kempis atau gerak meremasremas makanan dalam bentu
k bolus dan akan mendorong lobus menuju ke lambung. Waktu yang diperlukan lobus
dari kerongkongan menuju ke lambung adalah 6 detik
D. Lambung/ventrikulus
Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak di rongga perut
agak ke kiri. Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan, yaitu :
a. Lapisan peritoneal (Lapisan Serosa)
Merupakan lapisan terluar dari ventrikulus yang berfungsi sebagai lapisan pelindung
perut. Sel-
sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang te
rjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
b. Lapisan Berotot, yang terdiri dari :
1. Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan dengan esopha
gus dan hepar.
2. Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya membulat.
3. Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang berhubungan dengan intest
inum tenue.
c. Lapisan Submukosa.
Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk
menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-
sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida da
ri sel-sel tersebut.
d. Lapisan Mukosa.
Mucosa ialah lapisan dimana selsel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, as
am lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar p
erbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung
yang dapat dikeluarkan.
Fungsi ventriculus yaitu :
Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2 – 5 jam.
Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).
Mencerna makanan dengan bantuan enzim.
Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka
waktu pendek
Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan car
a ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.
Faktor antianemia dibentuk.
Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.
F. Kelenjar Pankreas
Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan li
mpa. Dengan panjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm.
Kelenjar pancreas menghasilkan :
1. Hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam d
arah.
2. Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung enzim. E
nzim tersebut yaitu :
Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi
maltose.
Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam le
mak dan gliserol.
Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tri
psin berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.
Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosaka
rida. Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase.
Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan keas
amaan kim/chyme yang keluar dari ventriculus.
G. Hati (Hepar)
Hepar berfungsi :
Menghasilkan cairan empedu.
Menawarkan racun.
Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).
Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.
Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh
Usus besar/duodenum Merupakan saluran panjang dengan permukaan dinding yang men
galami penyempitan dan penonjolan serta merupakan terusan dari usus halus. Panjang usus b
esar ± l½ m dengan lebar 5 - 6cm.
Bagian-bagian usus besar, yaitu :
a. Caecum/sekum
Merupakan pertemuan antara usus halus dan usus besar. Pada bagian ujung sekum te
rdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing (appendiks) dengan panjang 6 cm. Selur
uhnya ditutupi oleh peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesenteniu
m dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.
Fungsi dari peritoneum sendiri adalah :
Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis
Membentuk pembatas yang halus antara organ dalam rongga peritoneum
Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap posterior abd
omen
Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah
Usus buntu (Bahasa Latin: caecus yang berarti buta) dalam istilah anatomi adalah s
uatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari us
us besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagia
n besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki s
ekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacig
Bisa juga diartikan sebagai bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari
akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dile
wati oleh beberapa isi usus.
Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pel
vis minor terletak horizontal dl belakang seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhad
ap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulka
n perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
c. Colon/kolon/usus tebal merupakan bagian yang lebih tebal dan menyempit
dengan banyak tonjolan pada bagian pemukaannya
I. Anus/Lubang Pelepasan
Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang menghubungkan rektum den
gan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis. Di anus, terjadi proses perjalan
an terakhir dari feces yang telah dibentuk di colon. Proses pengeluaran fecesmelalui
anus disebut defekasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pencernaan pada ma
nusia adalah merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari moleku
l kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim dan
organ-ogran pencernaan.
Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzim untu
k mempercepat proses. Enzim ini dihasilkan oleh organ–
organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna ol
eh tubuh. Organ-organ pada sistem pencernaan yaitu terdiri dari :
Mulut (oris)
Tekak (faring)
Kerongkongan (esophagus)
Lambung (ventrikulus)
Usus halus (intestinum minor)
Usus dua belas jari (duodenum)
Usus kosong (jejunum)
Usus penyerapan (ileum)
Kelenjar Pankreas
Hati (Hepar)
Usus besar (intestinum mayor)
Rectum
Anus
B. Saran
Dengan mengetahui sistem-sistem yang ada pada tubuh manusia ini,
kita mengharapkan para pembaca maupun temanteman yang lain dapat mengenallebih dek
at bagianbagian dari keadaan tubuh kita. Mulai dari organ-organ yang
menyusun sistem tersebut, cara kerja suatu sistem pada tubuh kita, zat-zat atau
enzim yang membantu dalam proses sistem tersebut, penyakit yang dapat
menyerang system-sistem tersebut, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan
salah satu sistem organ. Disini pula kita temukan pengetahuan dan wawasan yang baru yang
belum kita ketahui seluruhnya.
Semoga makalah dengan judul “Sistem Pencernaan pada Manusia” ini dapat menjadi
sumber inspirasi teman-teman untuk membuat makalah dengan tema
yang sama. Mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada kata-
kata yang tidak berkenan di hati pembaca maupun banyak kekurangan pada
makalah ini.
Terima kasih..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahluk hidup khususnya manusia memiliki bermacam-macam sistem jaringan dan organ dalam
tubuhnya. Sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah
satu sistem yang ada pada mahluk hidup yaitu sistem kardiovaskuler. Fungsi utama dari sistem
kardiovaskuler adalah untuk memberi oksigen ke setiap sel tubuh. Sistem kardivaskuler terdiri dari
jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Jantung adalah
organ berongga, berotot, yang terletak di tengah toraks, dan jantung menempati rongga antara paru-paru
dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g (10,6 oz). Berat jantung di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat
badan. Selain itu kebiasaan latihan fisik dan penyakit jantung juga mempengaruhi berat dari jantung.
Fungsi jantung adalah untuk memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil
mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
Sebenarnya terdapat dua pompa jantung, yang terletak disebelah kanan dan kiri. Keluaran jantung kanan
didistribusikan seluruhnya ke paru melalui arteri pulonali, dan keluaran jantung kiri seluruhnya
didistribusikan kebagian tubuh lain melalui aorta. Kedua pompa itu menyemburkan darah secara
bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama. Kerja pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi
dan relaksasi ritmik dinding otot. Selama kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil
karena darah disemburkan keluar. Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik), kamar jantung akan
terisi darah sebagai persiapan untuk penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normal berdetak sekitar
60-80 kali per menit, menyemburkan sekitar 70mL darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran
totalnya sekitar 5 L/menit.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana fisiologi sistem peredaran darah manusia?
2. Apa saja anatomi sistem kardiovaskuler?
3. Bagaimana fisiologi sistem kardiovaskuler?
4. Bagaimana fisiologi sistem konduksi jantung?
C. Tujuan
1. Mengetahui fisiologi sistem peredaran darah manusia
2. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler
3. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler
4. Mengetahui fisiologi sistem konduksi jantung
D. Manfaat
Kami mengharapkan makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi pembaca dan juga khususnya
bagi mahasiswa akademi keperawatan terutama dalam memahami materi tentang Sistem Kardiovaskuler.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami memperoleh materi dari beberapa sumber yaitu buku-buku yang
terkait dengan materi Sistem Kardiovaskuler.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Atrium dextra
Terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru.
2. Ventrikel dextra
Terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung, darah meninggalkan vetrikel dextra melalui trunkus
pulmonal dan mengalir melewati jarak pendek ke paru-paru.
3. Atrium sinistra
Terletak dibagian superior kiri jantung berukuran lebih kecil dari atrium dextra tetapi dindingnya lebih
tebal, menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah yang kaya oksigen dari paru-paru.
4. Ventrikel sinistra
Terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung tebalnya tiga kali tebal dinding ventrikel dextra. Darah
meninggalkan vrntrikel sinistra melalui aorta dan mengalir keseluruh tubuh kecuali paru-paru.
5. Katup trikuspidalis
Terletak antara atrium dextra dan ventrikel dextra, memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa
irreguler yang dilapisi endokardium.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan
diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
b. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls
dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel
pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali permenit.
Jantung merupakan sistem elektromekanikal dimana signal untuk kontraksi otot jantung timbul akibat
penyebaran arus listrik di sepanjang otot jantung.
Konsep automaticity mempunyai karakteristik berikut:
1. Sel jantung memiliki fungsi mekanik dan elektrik serta terdiri dari filamen-filamen kontraktil yang
jika terstimulasi akan saling berinteraksi sehingga sel miokard akan berkontraksi.
2. Kontraksi sel otot jantung yang berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut depolarisasi
dan pengembalian muatan listrik disebut repolarisasi. Rangkaian proses ini disebut potensial aksi.
3. Sel miokard bersifat depolarisasi spontan, yang berfungsi sebagai back up sel pacu jantung jika
terjadi disfungsi nodal sinus atau kegagalan propagasi depolarisasi dengan manifestasi klinis berupa
aritmia.
Sistem konduksi terdiri dari sel otot jantung yang memiliki sifat unik, terdiri dari:
1. Nodal Sinoatrial (SA)
a. Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas atrium kanan dengan
ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta merupakan pacemaker jantung.
b. Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100x/menit) dengan mempertahankan kecepatan depolarisasi
serta mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol atrium.
c. Impuls dari nodal SA mentebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri (melalui berkas
Bachman) yang selanjutnya di teruskan ke nodal atrioventrikular (AV) melalui traktus internodal.
2. Nodal Atrioventrikular (AV)
a. Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan dibelakang
katup trikuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga memberi kesempatan atrium
mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium
seperti pada fibrilasi atrial.
b. Nodal AV menghasilkan impuls 40-60x/menit dan kecepatan konduksi 0,05 meter/detik.
c. Impuls dari nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
3. Sistem His-Purkinje
a. Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri.
Berkas His kiri terbagi menjadi berkas anterior kiri, posterior dan septal.
b. Berkas kanan menyebabkan impuls listrik ke ventrikel kanan, sedangkan berkas kiri menyebarkan
impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel kiri dengan kecepatan konduksi 2 meter/detik.
c. Berkas-berkas tersebut bercabang menjadi cabang-cabaang kecil atau serabut purkinje yang tersebar
mulai dari septum interventrikel sampai ke muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-40x/menit
dengan kecepatan konduksi 4 meter/detik.
d. Impuls listrik menyebar mulai dari endokardium ke miokardium dan terakhir mencapai epikardium,
yang selanjutnya otot jantung akan bergerak (twisting) dan memompa darah keluar dari ruang ventrikel ke
pembuluh darah arteri.
Fase potensial aksi jantung
1. Fase 0:
Depolarisasi cepat (fase sodium channel): terjadi pemasukan cepat Na+ dari luar sel ke dalam sel melalui
saluran Na+ Ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk ke dalam sel melalui saluran
Ca++. Sel akan terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi jantung ditandai dengan kompleks QRS pada
elektrokardiogram (EKG). Selanjutnya terjadi repolarisasi segera yang terdiri dari 3 fase (fase 1,2 dan 3).
2. Fase 1:
Repolarisasi dini: saluran Na+ akan menutup sebagian sehingga memperlambat aliran Na+ ke dalam sel.
Pada saat bersamaan, Cl- masuk ke dalam sel dam K+ keluar melalui saluran K+. Alhasil terjadi
penurunan jumlah ion positif dalam sel yang menimbulkan gelombang defleksi negatif kecil pada kurva
potensial aksi.
3. Fase 2:
Fase plateau: Terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca++ Ion K+ terus keluar
dari sel melalui saluran K+. Fase ini ditandai dengan segmen ST pada EKG.
4. Fase 3:
Repolarisasi cepat akhir: Terjadi downslope potensial aksi, dimana K+ bergerak cepat keluar sel. Saluran
Ca++ dan Na+ tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bisa masuk ke dalam sel. Pengeluaran cepat K+
menyebabkan suasana elektrik di dalam sel menjadi negatif. Hal ini menjelaskan terjadi gelombang T
(repolarisasi ventrikel) pada EKG. Jika saluran K+ dihambat, terjadi pemanjangan potensial aksi.
5. Fase 4:
Resting membrane potential: kembali pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai banyak di dalam sel serta K+
banyak diluar sel. Pompa Na+K+ akan diaktivasi untuk mengeluarkan Na+ dan memasukkan K+ ke
dalam sel. Jantung mengalami polarisasi ( siap untuk stimulus berikutnya).
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna
bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti: Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas Berkeringat
Buang air kecil (urine) . Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tigacara, yaitu
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O,
NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh
akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-
beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah
• defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang
dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan
mikroba usus.
• ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi
tubuh.
• sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan.
Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun
genzim.
• eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
4. Homeostasis
A. GINJAL
1. Struktur Ginjal
Alat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah ginjal.Ginjal atau buah
pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keunguan, dan berjumlah
dua buah.Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120-150 gram.Manusia memiliki
kelenjarsuprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh tulang rusuk ke
sebelas dandua belas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal
Pada bagian kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron.
dekat badan malpighi disebut tubulus proximal. Tubulusyang letaknya jauh dari badan
malpighi disebut tubulus distal. Tubulus proximal dantubulus distal dihubungkan oleh
lengkung Henle atau angsa Henle.Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri
renin.Cairan menjadi makin kental disepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk
urin, yang kemudian dibawa kekandung kemih melewati ureter.Lengkung Henle ini
berupa pembuluh menyerupai leherangsa yang turun ke arah medula ginjal, kemudian
naik lagi menuju koretks ginjal.Bagian akhir dari tubulus ginjal adalah saluran (tubulus)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebutmedulla
(sum-sum ginjal).Bagian paling dalam disebut pelvis (rongga ginjal), pada bagian
medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukan
saluran pengumpul.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut
kapsula. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut
korpuskula (atau badan malpighi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang
berada dalam kapsula Bowman.Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri
dariglomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang
mendorongplasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal.
Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam glomerolus dan ruangan berisi cairan dalam kapsulBowman
Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 literper
2. Fungsi Ginjal
tubulus ginjal
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah
merah (SDM) di sumsum tulang
3. Kerja Ginjal
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian
1) Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler
keping darah, dan sebagian besar protein plasma.Bahanbahan kecil yang terlarut
di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua
cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan
3) Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadidi
tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga
ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Urin akan keluar
melalui uretra.
4. Kandungan Urin
Urin yang normal mengandung bahan-bahan yaitu: air, urea dan amonia yang merupakan
sisa-sisa pembongkaran protein garam-garam mineral, terutama garam dapur (NaCl). Zat
warna empedu yang memberi warna kuning pada urin.Zat-zat yang berlebihan dalam
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan
luar dari individu yang bersangkutan.Faktor-faktor tersebut antara lain hormone
antidiuretik (ADH), hormon insulin, jumlah air yang diminum, dan faktor cuaca.
a. Batu ginjal
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala penggumpalan batu ginjal
karena terjadi stagnasi urin.Biasanya terjadi pada orang yang kurang minum sehingga
terjadi penggumpalan serta kristalisasi zat-zat yang seharusnya dibuang dari ginjal ke
luar tubuh.Batu ginjal merupakan batu yang terbentuk dari asam urat, kalsium, fosfat,
asam oksalat dan lain-lain yang terbentuk di dalam ginjal.Terbentuknya batu ginjal bisa
disebabkan karena urin terlalu pekat dan kurang minum.Batu ini bisa juga terbentuk di
b. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah penyakit yang menyebabkan tidak terbentuknya urin (anuria)
sehingga apabila sudah akut /parah dapat menyebabkan nefritis, pendarahan dan
jantung berhenti bekerja / berfungsi secara tiba-tiba. Ginjal bisa kehilangan fungsinya
sehingga tidak bisa mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh, bahkan
zat-zat yang masih bisa dipergunakan tubuh seperti glukosa dan protein bisa ikut keluar
tubuh.Orang yang menderita kerusakan ginjal secara serius masih bisa menyaring
darahnya dengan ginjal buatan atau transplantasi ginjal. Proses ini disebut cuci darah
atau dialisis. Pada dialisis darah dipompa ke dalam saluran yang mengandung larutan
garam yang mirip dengan plasma darah.Zat sampah berdifusi dari saluran
c. Nefritis
Nefritis terjadi karena infeksi oleh bakteri Streptococcus pada nefron, bakteri ini masuk
melalui saluran pernafasan yang dibawa oleh darah ke ginjal. Akibat infeksi ini, protein
dan sel-sel darah akan keluar baersama urin. Kadar urea dalam darah menjadi tinggi
sehingga penyerapan air terganggu akibatnya air akan tertimbun di kaki (kaki penderita
bengkak). Penderita biasanya mengeluh seperti rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit
punggung, udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual,
muntah-muntah dan sulit buang air kecil serta air seni menjadi keruh.
d. Sistis
Sistis adalah gangguan kelainan pada ginjal manusia yang berupa radang pada
e. Diabetes insipidus
(ADH) sehingga volume urin yang dihasilkan dapat mencapai 30 kali dari volume urin
f. Albuminaria
Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan proses penyaringan protein, sehingga urin
mengandung protein.
Diabetes melitus dapat disebabkan karena kekurangan insulin, akibatnya kadar glukosa
darah meningkat.
h. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal karena kerusakan di glomerolus, sehingga tidak ada
B. Kulit
Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh permukaan
tubuh.Selain berfungsi menutupi permukaan tubuh, kulit juga berfungsi sebagai alat
pengeluaran.Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garam-garaman.Kulit
terdiri dari tiga lapisan, yitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat (dermis) dan
lapisan jaringan ikat bawah kulit.
A. Bagian-bagian kulit
Terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan tanduk
merupakan lapisannya yang terletak paling luar dan terdiri dari sel-sel mati.Lapisan
ini dapat mengelupas. Lapisan malpighi terletak dibawah lapisan tanduk dan terdiri
berfungsi memberi warna pada kulit. Lapisan malpighi berfungsi juga melindungi
Kulit janggat merupakan lapisan kulit yang terletak dibawah lapisan kulit ari.Di
dalam kulit jnggat terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah,
ujung-ujung saraf dan kantong rambut.Ujung saraf terdiri atas ujung saraf peraba
untuk mengenali rabaan, ujung saraf peras untuk mengenali tekanan dan ujung saraf
a) kelenjar keringat
dan banyak jumlahnya, terletak disebelah dalam kulit jangat, bermuara diatas
pemukiman kulit didalam lekukan halus yang disebut pori. Ada beberpa
kelenjar keringat yang berubah sifatnya yang dapat dijumpai dikulit disebelah
dalam telinga, yaitu kelenjr serumen. Kelenjar sebasea ialah kelenjar kantong
didalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara didalam folikel rambut.
Kelenjar ini banyak terdapat diatas kepala dan muka, sekitar hidung, mulut dan
telinga, tetapi sama sekali tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak
b) Saraf Indera
Ujung akhir saraf sensoris yaitu putting peraba terletak didalam kulit jangat atau
dermis. Ujung-ujung saraf indera perasa dan peraba meliputi ; peraba, perasa
c) Kantung Rambut
Di dalamnya terdapat akar rambut dan batang rambut. Di dekat akar rambut
terdapat otot polos yang merupakan otot penegak rambut dan terdapat pula
ujung saraf indera perasa nyeri. Bila tubuh kita kedinginan, maka otot penegak
rambut akan berkontraksi sehingga rambut akan berduri. Bila rambut dicabut
akan tersa nyeri. Untuk menjaga agar rambut tidak kering, disekitar rambut
terus.
B. Fungsi Kulit
Suhu tubuh seseorang adalah tetap, walaupun terjadi perubahan suhu lingkungan.
Hal itu dipertahankan karena penyesuaian antara panas yang hilang dan panas yang
dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini segera menyadari bila
ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir melalui sumsum
lanjutan atau medula oblongata. Suhu normal ( sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu
visera dan otak ialah 360- 370 C. Suhu kulit sedikit lebih rendah.
2. Pelindung jaringan
pengaruh luar.
3. Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan tempat
4. Indera peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh ransangan pada ujung saraf didalam kulit
berbeda menurut ujung saraf yang diransang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini
perasaan yang berlainan. Didalam kulit terdapat tempat –tempat tertentu, yaitu
tempat perabaan; beberapa sensitif (peka) terhadap dingin, terhadap panas, dan lain-
lain.
5. Alat pengeluaran
adalah pengeluaran aktif dan kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis.
Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira 1/3 dari yang ada
di dalam plasma.
6. Pembentuk vitamin
integumen adalah organ uutama yang beruurusan dengan pelepasan panas dari
tubuh. Banyak panas juga hilang melalui paru-paru, dan sebagian kecil melalui tinja
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-
pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang
darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar
sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Ketika suhu di
keliling kita panas maka kulit akan mengatur suhu tubuh dengan banyak
mengeluarkan keringat danurin yang dihasilkan lebih sedikit. Sebaliknya ketika suhu
dingin maka tubuh hanya sedikit memproduksi keringat dan pengeluaran air lebih
Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh para remaja adalah jerawat. Adatiga tipe
jerawat, yaitu:
a. Komedo
b. Jerawat biasa
C. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, terletak di dalam ronggaperut
sebelah kanan, dibawah diafragma.Pada orang dewasa berat hati mencapai 2 kg.Hati
merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termasuk racun. Seperti hati menerima
kelebihan asam amino yang akan diubah menjadi urea yang bersifat racun. Hati menjadi
tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu yang dihasilkan
akan disimpan dalam kantong empedu (bilirubin).Bilirubin adalah produk utama dari
penguraian sel darah merah yang tua.Bilirubindisaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan
pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan
meningkat. Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai
bilirubin langsung. Bila bilirubin langsung adalah rendah sementara bilirubin total tinggi,
hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada saluran cairan empedu dalam hati.
Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran (feses).Bila
tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang mengakibatkan gejala
ikterus.Albumin adalah protein yang mengalir dalam darah.Albumin dibuat oleh hatidan
Hati berwarna mera tua. Pada orang dewasa berat hati kira-kira 2 kg. Hati mempunyai
2 jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatica dan yang melalui vena
porta. Terdapat 4 pembuluh darah utama yang menjelajahi seluruh hati, 2 yang masuk,
yaitu arteri hepatica dan vena porta, dan 2 yang keluar, yaitu vena hepatica dan saluran
empedu. Pembuluh-pembuluh darah pada hati tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
a) Arteri hepatica
Adalah arteri yang keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darahhnya kepada hati. Darah
adalah vena yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrica superior, mengantarkan
4/5 darah ke hati. Darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya 70% sebab beberapa
oksigen telah diambil oleh limfa dan usus. Darah vena porta ini membawa kepada hati
c) Vena hepatica
mengembalikan darah dari hati ke vena cava inferior. Di dalam vena hepatica tidak
etrdapat katup.
d) Saluran empedu
terbentuk dari penyatuan kapiler-kapiler empedu yang mengumpulkan empedu dari sel
hati.
1. Fungsi Hati
b. menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
2. Gangguan Hati
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama
adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan.
a. hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA), penyakit ini menular
b. hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), penyakit ini dapat
menular melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, atau dari ibu ke bayi yang
dilahirkan.
c. hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC), penyakit ini sama
D. PARU-PARU
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yangdilindungi
oleh tulang-tulang rusuk.Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang
memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.Paru-paru sebenarnya
merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut
selaput pleura.Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena
tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup.Dalam sistem ekskresi, paruparu berfungsi untuk
1. Fungsi Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-
paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Karbon dioksida dan air yang
dihasilkan pada setiap metabolisme karbohidrat dan lemak yang dikeluarkan dari sel-sel
jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah. Sel darah merah pada alveolus paru-
paru mengikat O2 dan ditransfer ke jaringan. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah
merah menangkap karbon dioksida ini dengan proses berantai yang disebut “pertukaran
klorida”. Karbon dioksida larut menjadi asam karbonat. Proses pelarutan ini dipercepat
oleh enzim karbonat anhidrase. Sam karbonat akan terpisah lagi menjadi ion HCO3- dan
ion H+. ion hidrogen ini bersifat racun karena dapat mengubah pH darah. Oleh karena
itu, ion hidrogen segera diikat oleh hemoglobin. Ion bikarbonat keluar dari sel darah dan
digantikan kedudukannya oleh ion kloroid dalam darah. Dengan demikian CO2 akan
diangkut sebagian besar sebagai HCO3- dalam plasma darah, dan sebagian lagi (25%)
diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbomino hemoglobin dan sedikit sekali
dilepaskan dan oksigen diikat darah; ion klorid yang mula-mula masuk ke dalam sel
darah dikeluarkan lagi. Demikian pula air dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk uap
air.
a. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
pernafasan yang disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan
psikologis.
b. Kanker paru-paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan
merokok
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.Masing-masing organ tersebut,
1. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan terletak di kanan an kiri dekat
tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses pembentukan urine, yang meliputi
2. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah satu alat ekskresi. Kulit
memiliki struktur yang terdiri atas lapisan epidermis dan lapisan dermis. Pada lapisan dermis
terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan serabut
saraf.Dimana kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.
3. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi. Paru-paru mengeluarkan sisa
4. Hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dan merupakan salah satu alat ekskresi
Nama Kelompok :
1. Nur Ali Zainuddin Patty
2. Nur Hikmawati
3. Nur Shifa
4. NurFadila
BAGIAN 2
Tahap analitik :
9. Sampel diterima
10. Sampel diolah
11. Sampel dianalisis
12. Hasil diverifikasi
Kesalahan Pra-Analitik
1. Pengujian yang salah dipesan
2. Test permintaan hilang
3. Keaksi ID yang sabar
4. Data kesalahan persiapan
5. Mislabeling spesimen
6. Kesalahan contoh koleksi
7. Pengambilan sampel yang salah
8. Transport error
Fase Analitik
1. Proses yang terjadi sebagai bagian dari pengolahan atau analisis lab
2. Tahap pengujian berbasis laboratorium
3. Diperkirakan memperhitungkan 20% kesalahan terkait laboratorium
4. Kesalahan dalam fase ini adalah yang paling mudah bagi laboratorium untuk diidentifikasi dan
diperbaiki karena prosesnya terjadi di dalam lingkungan laboratorium
Kesalahan Analitik
4. Specimen pengolahan mix-up
5. Loss spesimen
6. Metode kegagalan
7. Kontaminasi selama pemrosesan
8. Selingkuhan dan interpretasi
Post-Analitik
C. Proses yang terjadi setelah analisis laboratorium spesimen / kasus
D. Menguji fase pengintaian. Diperkirakan memperhitungkan 40% kesalahan laboratorium
Kesalahan Post-Analitik
1. Transkripsi atau kesalahan klerus lainnya selama pembuatan laporan
2. Delay komunikasi hasil mendesak / signifikan
3. Pembayaran waktu yang tepat
4. Keuangan dalam penyampaian laporan (yaitu hasil uji hilang)
5. Salah interpretasi laporan
SOAL ESSAY
Seorang analis kesehatan di laboratorium patologi anatomi sebuah rumah sakit menerima
beberapa sampel jaringan. Analis tersebut kemudian memprose jaringan yang diterima
tanpa mengecek id pasien pada formulir dan label pada spesimen. Termasuk jenis
kesalahan apakah yang dilakukan analis tersebut?.........
Jawaban: Kesalahan Pra Analitik
Seorang analis kesehatan laki-laki yang bekerja di salah satu laboratorium sitologi rumah
sakit swasta setiap harinya melakukan pewarnaan jaringan. Pewarnaan yang sering
dilakukan salah satunya adalah HE. Untuk menilai apakah reagen untuk pewarnaan
tersebut bagus, analis tersebut melakukan pewarnaan HE terhadap organ ginjal, kolon dan
kulit. Kegiatan yang dilakukan analis tersebut adalah........
Jawaban: Kontrol Kualitas Pewarnaan HE
GLOSSARIUM
Hiperkromatik: berwarna lebih gelap dari sel normal.
Hipokromatik: berwarna lebih terang dari sel normal.
QC: seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang dilaksanakan dengan menggunakan Sistem
Manajemen Mutu (SMM) untuk meyakinkan bahwa suatu produk (hasil) akan memenuhi
persyaratan tertentu.
QM: kegiatan untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi yang berkaitan dengan
mutu.
Sitoplasma: bagian cair pada sel yang terbungkus oleh membran plasma.
Spesimen: Sekumpulan dari satu bagian atau lebih bahan yang diambil langsung dari sesuatu untuk
digunakan dalam pengujian, pemeriksaan, atau belajar.