Anda di halaman 1dari 124

JARINGAN

DASAR
Alya Amila Fitrie
Departemen Histopatobiologi
Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ)
Cirebon
2019
Materi Pembelajaran

 Pendahuluan Tentang 4 Jaringan Dasar


 Jaringan Epitel
 Jaringan Ikat
Jaringan Ikat Khusus : Tulang & Tulang Rawan
 Jaringan Otot
Referensi

1. L. Carlos Junqueira MD, Jose


Carneiro MD, Robert O. Kelley
PhD Basic Histology. 10th Ed.
2. Abraham L Kierszenbaum &
Laura L Tres. Histology and Cell
Biology, an Introduction to
Pathology, 4th Ed. Elsevier. 2016
3. William J. Krause PhD.
Essentials Of Human Histology,
Second Edition,, Little Brown &
Company (Inc), 1996.
4. Gartner LP. Color Textbook of
Histologi, 2nd edition, Hiatt JL,
WB Saunders Company,
Philadelphia, Pennsylvania,
2001.
Konsep Dasar Histologi

Sistem
Organ Organ
Jaringan

Sel
4 Jaringan Dasar

1. Jaringan 2. Jaringan
Epitel Ikat

3. Jaringan 4. Jaringan
Otot Saraf
4 Jaringan Dasar

Jaringan Epitel
• Tdd sel polihedral yang tersusun padat.
• Substansi ekstraseluler sangat sedikit
Jaringan Ikat
• Substansi ekstraseluler sangat banyak
• Diproduksi selnya sendiri
Jaringan Otot
• Tdd sel yang memanjang yang memiliki fungsi kontraksi

Jaringan Saraf
• Tdd sel dengan juluran dari badan sel
• Punya fungsi khusus untuk menerima, membangkitkan dan
mentransmisikan impuls saraf.
Jaringan
Epitel
Karakter Utama Epitel

• Ektoderm
Epitel turunan dari : • Mesoderm
• Endoderm

Membatasi & • Tulang rawan sendi


menutupi seluruh
• Enamel
permukaan tubuh ,
kecuali • Permukaan anterior iris

Sifat sel epitel • Regenerasi kontinu dengan mitosis


Karakter Utama Epitel
Suplai darah & limfatik minimal  nutrisi disampaikan dengan
difusi

Sel epiotel hamper tidak memiliki permukaan intraselular yang


bebas

Kohesi antar sel epitel  molekul adhesi & junctional complexes

Melekat pada basal lamina. Basal lamina + jaringan ikat 


membrane basalis

Punya polaritas struktural dan fungsional


Fungsi Utama Jaringan Epitel

1. Menutupi dan membatasi permukaan:


epitel kulit
2. Absorpsi : epitel usus
3. Sekresi : epitel kelenjar
4. Sensasi : neuroepitel
5. Kontraktilitas : sel mioepitel
Lamina Basalis &
Membran Basalis

Lamina Basalis Membran Basalis


- Memisahkan jaringan - Dapat diamati  mikroskop
epitel dengan jaringan cahaya, dengan pewarnaan
ikat
Periodic Acid Schiff (PAS)
- Dapat diamati 
mikroskop elekton - Merupakan gabungan 2
- Tdd lamina densa lamina basalis atau 1 lamina
basalis + 1 lamina reticular.
- Komponen utama :
Kolagen tipe IV,
glikoprotein,
proteoglikan, laminin dan
entactin
Intercellular Junctions pada
Jaringan Epitel
- Untuk menjaga hubungan & kohesi antarsel epitel.
- Fungsinya sesuai dengan jenisnya. Ada 4 macam :

Tight Junction/Zonula occludens


• - Paling atas, fungsi mencegah aliran bahan melewati
antarsel

Zonula Adherens
• - Melingkari sel dan menyediakan adhesi antarsel.
Memiliki sejumlah filament aktin

Gap Junction
• - Terdapat di sepanjang lateral sel. Memiliki unit
protein yang disebut connexions

Desmosome & Hemidesmosom


• - Desmosom : adhesi antarsel
• - Hemidesmosome : kontak antara sel-lamina basal.
Intercellular Junctions pada
Jaringan Epitel

Dari 4 bentuk intercellular junctions di atas


dapat dibagi menjadi 3 fungsi yaitu :
• Fungsi Melekatkan (Adhesi) : Zonula
Adherens, Hemidesmosome, Desmosome
• Fungsi Segel yang Impermiabel : Tight
Junction/Zonula occludens
• Fungsi Komunikasi : Gap Junction
Kekhususan pada Permukaan
Apikal Sel pada Jaringan Epitel

Mikrovili Stereosilia Silia & Flagella

• Proyeksi seperti • Lebih panjang dari • Silia adalah


jari, dari mikrovili struktur
membran plasma • Dapat diamati memanjang dan
• Fungsi Absorpsi : dengan mikroskop motil
pada usus halus cahaya • Flagella hanya
• Mikrovili • Pada : epididimis padaspermatozoa,
kompleks : brush lebih panjang dari
border pada silia, 1 flagella/sel
tubulus ginjal
Jenis-jenis Jaringan Epitel
Berdasarkan struktur & fungsi :
1. Epitel Pelapis
2. Epitel Kelenjar

Epitel Pelapis, ada 3 karakter yang dijelaskan :

• Jumlah Lapisan : simple/selapis, stratified/berlapis,


pseudostratified/berlapis semu
• Bentuk Sel :
• squamous, pipih, tatah atau gepeng : bentuk pipih, nukleus
sentral
• cuboidal atau kubus : bentuk kubus, nukleus bentuk bulat di
sentral
• columnar atau silindris : lebih tinggi dari kubus, nukleus di
1/3 basal
• Keberadaan kekhususan permukaan seperti bersilia dan
berkeratin
Jenis-jenis Jaringan Epitel
Berdasarkan struktur & fungsi :
1. Epitel Pelapis
2. Epitel Kelenjar

Epitel Kelenjar, ada 2 jenis :

• Kelenjar Eksokrin
• Merpertahankan hubungannya dengan epitel
permukaan tempat mereka berasal →
membentuk saluran tubular yang dilapisi dengan
sel epitel kelenjar. Cth : kelenjar keringat
• Kelenjar Endokrin
• Tidak punya saluran sendiri. Sekresinya diambil
dan diangkut ke tempat tujuan via aliran darah.
Cth : kelenjar tiroid
Jenis-jenis Jaringan Epitel
Jenis-jenis Jaringan Epitel
Jenis-jenis Jaringan Epitel
Number of cell Cell Form Example of Distribution
layers
Simple Squamous Lining of vessel (endothelium).
Cuboidal Covering the ovary, thyroid.
Columnar Lining of intestine, gallbladder.

Stratified Squamous Epidermis.


Keratinized
Squamous non Mouth, Esophagus, larynx, vagina,
Keratinized anal canal.

Cuboidal Sweat glands, developing ovarian


follicles.
Transitional Bladder, ureter.
Columnar Conjunctiva
Pseudostratifi Columnar Lining of trachea, bronchi,
ed nasal cavity
Jenis-jenis Jaringan Epitel
Jumlah Lapisan Bentuk Sel Lokasi

Selapis Gepeng Lap. parietal kapsula


Bowman, endotel pembuluh
darah, alveolus

Kubus Tubulus distal ginjal,


kelenjar tiroid
Silindris Epitel usus, endometrium
uterus dan kandung empedu
Berlapis Gepeng Tidak Berkeratin Esofagus, vagina, anus,
rongga mulut
Gepeng Berkeratin Epidermis kulit

Kubus Kelenjar keringat, folikel


ovarium yang sedang
berkembang
Silindris Bladder, ureter.
Transisional Ureter, kandung kemih,
urethra
Berlapis semu Silindris bersilia Trakea, bronkus.
Jenis-jenis Jaringan Epitel
1. Simple Squamous Epithelium/
Epitel Selapis Gepeng
Lapisan Parietal, Kapsula Alveolus,
Bowman,Organ Ginjal Organ Paru
Jenis-jenis Jaringan Epitel
2. Simple Cuboidal Epithelium/
Epitel Selapis Kubus
Tubulus Distal, Sel folikel,
Organ Ginjal Organ Kelenjar Tiroid
Jenis-jenis Jaringan Epitel
3. Simple Columnar Epithelium/
Epitel Selapis Silindris
Epitel Pelapis Endometrium,
Villi duodenum Organ Uterus
Jenis-jenis Jaringan Epitel
4. Stratified Squamous Non-keratinized
Epithelium/ Epitel Berlapis Gepeng
Tidak Berkeratin
Epitel Pelapis Epitel pelapis,
Organ Esofagus Organ Vagina
Jenis-jenis Jaringan Epitel
5. Stratified Squamous Keratinized
Epithelium/ Epitel Berlapis Gepeng
Berkeratin
Epidermis kulit tipis, Epidermis kulit tebal
Organ Kulit Organ Kulit
Jenis-jenis Jaringan Epitel
6. Stratified Cuboidal Epithelium/
Epitel Berlapis Kubus

Kelenjar Keringat, Folikel Primer


Organ Kulit Organ Ovarium
Jenis-jenis Jaringan Epitel
7. Stratified Columnar Epithelium/
Epitel Berlapis Silindris

Konjungtiva
Organ Mata
Jenis-jenis Jaringan Epitel
8. Transitional Epithelium/ Epitel
Transisional

Epitel Pelapis, Epitel Pelapis,


Organ Ureter Organ Vesika urinaria
Jenis-jenis Jaringan Epitel
9. Pseudostratified Columnar Ciliated
Epithelium/ Epitel Berlapis Semu
Silindris Bersilia
Epitel Pelapis, Epitel Pelapis,
Organ Trakea Organ Bronkus
1 topic selesai
Jaringan Ikat
Jaringan Ikat terdiri dari

Sel

Serat

Substansi dasar
SEL-SEL

Fibroblast Makrofag Sel mast

Sel
Sel lemak Leukosit
plasma
Fibroblast

 Sintesis kolagen, elastin, glikosaminoglikan,


proteoglikan dan multiadhesif.
 Merupakan jenis sel yang paling banyak
 Bentuk aktif : fibroblast
 Bentuk tidak aktif : fibrosit
Fibroblast

Figure 5—2. Section of rat skin. A connective Figure 5—3. Quiescent fibroblasts are elongated cells
tissue layer (dermis) shows several fibroblasts (F), with thin cytoplasmic extensions and condensed
which are the elongated cells. H&E stain. Medium chromatin. Pararosaniline-toluidine blue (PT) stain.
magnification. Medium magnification.
Fibroblast

Active (left) and quiescent (right) fibroblasts. External morphologic characteristics and
ultrastructure of each cell are shown. Fibroblasts that are actively engaged in synthesis
are richer in mitochondria, lipid droplets, Golgi complex, and rough endoplasmic
reticulum than are quiescent fibroblasts (fibrocytes).
Makrofag

 Dengan pewarnaan trypan blue atau Indian ink


terlihat makrofag menelan dan mengakumulasi zat
warna dalam bentuk granul atau vakuola pada
sitoplasma.
 Merupakan turunan dari sel-sel prekursor sumsum
tulang yang berdiferensiasi membentuk monosit,
yang apabila masuk ke jaringan menjadi makrofag.

Section of pancreas from a rat


injected with the vital dye trypan blue.
Note that 3 macrophages (arrows)
have engulfed and accumulated the
dye in the form of granules. H&E
stain. Low magnification.
Sel Mast

 Bentuk bulat atau oval, granul sekretori basofilik,


inti bulat di tengah.
 Fungsi utama : penyimpanan mediator-mediator
kimia pada respon radang.
 Mediatornya : histamin dan proteoglikan
 Dua populasi sel mast :
Sel mast jaringan ikat : kulit
Sel mast mukosa : mukosa usus halus
Sel Plasma

 Sel besar dan bentuk agak oval


 Sitoplasmanya basofilik karena banyak
mengandung retikulum endoplasma kasar.
 Inti bulat dan terletak eksentrik (di tepi)
Sel Lemak (Sel adiposa)

 Warna hitam sampai kuning keruh


 Bentuk sel polihedral dengan inti pipih di tepi.

Jaringan lemak unilokular.


Arrows show nuclei of adipocytes
(fat cells) compressed against the
cell membrane. Note that, although
most cells are unilocular, there are
several cells (asterisks) with small
lipid droplets in their cytoplasm, an
indication that their differentiation is
not yet complete. Pararosaniline—
toluidine blue (PT) stain. Medium
magnification.
Sel Lemak (Sel adiposa)

Photomicrograph of
multilocular adipose tissue
(lower portion) with its
characteristic cells
containing central
spherical nuclei and
multiple lipid droplets. For
comparison, the upper
part of the
photomicrograph shows
unilocular tissue. PT stain.
Medium magnification.
Leukosit

 Leukosit bermigrasi dari dinding kapiler dan


venula post kapiler pembuluh darah ke jaringan
ikat dengan proses yang disebut diapedesis
 Proses diapedesis ini meningkat pada saat terjadi
peradangan (inflamasi)
SERAT

Serat Serat
Kolagen retikuler

Sistem
serat elastik
Serat Kolagen
 Merupakan bagian dari protein
 Protein yang banyak dijumpai pada tubuh manusia
 Dibagi menjadi 4 tipe :
1. form long fibril : type I,II,II,V,XI, collagen type I 
collagen fibers
2. fibril associated collagens : type IX,XII,XIV
3. form networks : type IV
4. form anchoring fibrils : type VII
 Kolagen yang segar merupakan untai yang tidak berwana,
mis : tendon warna putih.
 Bila diamati dengan mikroskop cahaya dengan pewarnaan
HE, serat kolagen asidofilik, terwarnai pink dengan eosin,
biru dengan Trichrome Mallory, hijau dengan Trichrome
Masson
Serat Retikuler
 Terutama terdiri dari kolagen tipe III
 Tipis, tidak terlihat dengan pewarnaan HE
 Banyak dijumpai pada otot polos, endoneurium,
organ hematopoeitik,

Reticular connective tissue showing only the


attached cells and the fibers (free cells are not
represented). Reticular fibers are enveloped by
the cytoplasm of reticular cells; the fibers,
however, are extracellular, being separated from
the cytoplasm by the cell membrane. Within the
sinuslike spaces, cells and tissue fluids of the
organ are freely mobile.
Sistem Serat Elastik

Struktur ini dibangun dengan tiga tahapan :


1. Oksitalan : tidak elastik
2. Elaunin
3. Serat elastik :
Komponen yang paling banyak
Kaya akan protein elastin, gampang diregang
Mengandung desmosin dan isodesmosin
Substansi Dasar

 Tidak berwarna dan transparan


 Dibentuk dari :
1. Glikosaminoglikan
2. Proteoglikan
3. Glikoprotein multiadhesif
Pembagian Jaringan Ikat
• Loose Connective Tissue
Jaringan ikat • Dense Connective Tissue
sesungguhnya • - Dense Regular Connective Tissue
• - Dense Irregular Connective Tissue

Jaringan Ikat • Adipose Tissue


dengan Fungsi • Elastic Tissue
Khusus • Hematopoietic Tissue : Reticular Tissue

Jaringan Ikat • Cartilage


Pendukung • Bone
Loose Connective Tissue /
Jaringan Ikat Longgar

 Dijumpai pada lapisan papillari dermis, hipodermis, pada


lapisan serosa yang melapisi rongga peritoneum dan pleura
 Meliputi seluruh komponen jaringan ikat
 Sel > serat
 Sel yang paling banyak : fibroblast, makrofag
 Serat kolagen, elastik dan retikuler dalam jumalh sedang
 Fleksibel, vaskularisasi baik, tidak begitu resisten terhadap
tekanan / stres.
Loose Connective Tissue

Figure 5—41. Section of rat skin in the process of repair of a


lesion. The subepithelial connective tissue (dermis) is loose Figure 5—42. Section of loose connective tissue. Many fibroblast
connective tissue formed soon after the lesion occurs. In this nuclei are interspersed with irregularly distributed collagen fibers.
area, the cells, most of which are fibroblasts, are abundant. The Small blood vessels are indicated by arrows. H&E stain. Medium
deepest part of the dermis consists of dense irregular magnification.
connective tissue, which contains many randomly oriented thick
collagen fibers, scarce ground substance, and few cells. H&E
stain. Medium magnification.
Dense Connective Tissue /
Jaringan Ikat Padat

Dense Irregular Connective Tissue

Fleksibilitas kurang
Serat kolagen tersusun anpa orientasi yang jelas,
seperti pada area dermis
Serat > sel
Dense Connective Tissue /
Jaringan Ikat Padat

Dense Regular Connective Tissue

- Berkas kolagen tersusun dengan pola yang


teratur
- Resistensi baik terhadap kekuatan traksi
(tarikan). Cth : tendon
- Serat > sel
Dense Irregular Connective Tissue

Figure 5—27. Skin dermis, selectively stained for


Figure 5—23. Dense irregular connective tissue from elastic fibers. Dark elastic fibers are interspersed with
human dermis contains thick bundles of collagen fibers, pale red collagen fibers. The elastic fibers are
fibroblast nuclei (arrowheads), and a few small blood responsible for skin’s elasticity. Medium
vessels (bv). H&E stain. Medium magnification. magnification.
Dense Reguler Connective Tissue

Figure 5—46. Longitudinal


section of dense regular
connective tissue from a tendon.
A: Thick bundles of parallel
collagen fibers fill the
intercellular spaces between
fibroblasts. Low magnification.
B: Higher magnification view of
a tendon of a young animal.
Note active fibroblasts with
prominent Golgi regions and
dark cytoplasm rich in RNA. PT
stain.
Jaringan Otot
Pendahuluan

Fungsi : pergerakan, denyut jantung,


kontraksi pembuluh darah,
peristaltic, pengosongan kandung
kemih dll
Sel otot  Serat otot ??? Karena
bentuknya memanjang.
Berasal dari mesoderm
Jenis :

Volunter Otot skeletal


Lurik
Otot jantung
Involunter
Otot polos Polos
Jenis otot dan aktivitasnya
Skeletal Muscle

 Jaringan terbanyak dalam tubuh


manusia
 Struktur otot rangka :
Dibentuk oleh sel/serat
bentuk silindris panjang, inti
banyak, letak perifer.
Lurik
Kontraksi : cepat & otonom
Fasikulus : kelompokan serat
otot. Beberapa fasikulus
membentuk suatu jenis otot.
Tidak bercabang kecuali
pada wajah dan lidah
Dikelilingi oleh :
Epimisium
Perimisium
Endomisium
Epi/Peri/Endomysium
 lapisan yang
bersambung dengan
pembuluh darah, limfe
dan saraf
Struktur Otot Skeletal
Sarkolemma
Sarkoplasma
Sel berinti banyak,
inti letak perifer, di
bawah sarkolemma
Sarkosom
Myoneural Junction
 Cabang-cabang saraf
motorik berakhir pada
serat otot
 Tampak sebagai plak yang
sedikit lebih tinggi pada
serat otot → akumulasi
inti
 Terdiri dari:
Akson tak bermielin
Celah sinaptik primer
→ dari akson. Vesikel
sinaptik berisi
asetilkolin
Celah sinaptik sekunder
→ dari sarkolemma
serat otot.
Sensory Nerve Endings

 Spindel Otot : otot skeletal


yang bermodifikasi berkaitan
dengan saraf sensorik dan
motorik  serat intrafusal
 2 jenis serat intrafusal :
1. Nuclear bag fiber : lebih
besar
2. Nuclear chain fiber : lebih
tipis, inti membentuk satu
baris
FIG. 4. Normal-appearing muscle from a 4-year-old girl.
The center of the image contains a normal-appearing
muscle spindle. (H&E, 200x)
Otot Jantung
 Terdapat di jantung
 Kontraksi: otomatis,
spontan & involunter
 Structure of cardiac
muscle : (1, 2)
Lurik
Dikelilingi oleh jaringan
ikat seperti pada otot
rangka  lebih tidak
teratur karena serat
bercabang
Struktur
Serat memanjang, silindris
& bercabang
Setiap serat hanya
mengandung 1 atau 2 inti ,
letak sentral.
Lurik mirip dengan otot
skeletal (A/I/H band & M/Z
line)
Sarkoplasma mengandung
banyak mitokondria besar
Diskus Interkalaris

 Hubungan khusus pada


ujung dua serat otot
jantung
 Mikroskop cahaya :
berupa garis melintang
serat otot jantung
 3 hubungan :
1. Zonula adherens
2. Macula adherens
(desmosome)
3. Gap junctions
Serat Purkinje
 Modifikasi otot
jantung 
mengantar impuls
lebih cepat
dibanding otot
jantung yang biasa
 Serat Purkinje : lebih
tebal, diameter
lebih besar,
sitoplasma lebih
banyak, miofibril
lebih sedikit
Otot Polos
 Distribusi: seluruh tubuh
(pembuluh darah,
saluran GI, saluran
pernapasan, dermis,
sistem reproduksi)
 Tidak berlurik → polos
 Kontraksi: lambat, terus
menerus & involunter
Structure

 Panjang bervariasi pada


organ yang berbeda (20
μm dalam pembuluh darah
kecil, hingga 500-600 μm
pada uterus hamil)
 Bentuk gelendong, bagian
tengah lebih tebal
dibanding tepi
 Inti bentuk pipih, 1 buah,
letak sentral
 Sarkoplasma: tidak ada
lurik → homogen atau
polos.
Histologi Otot Polos
Regenerasi Otot

 Cardiac muscle : unable topunya


regenerate  scar tissue akan digantikan
Otot Jantung regenerasi 
Tidak kemampuan
 Skeletal muscle : unable to regenerate
Kerusakan
oleh fibrosis

 Smooth muscle : limited ability to regenerate  perform by


mitosis of muscle cell

Otot Skeletal Kemampuan regenerasiDibantu dengan adanya sel


sangat terbatas satelit mesenkim

Otot Polos Respon regenerasi lebih


aktif
Jaringan Ikat

Tulang Rawan
& Tulang
Jaringan Ikat

Tulang Rawan
Tulang Rawan

Terdiri dari : sel dan Khas : tidak


Jenis jaringan ikat
komponen mengandung
khusus
ekstraseluler pembuluh atau saraf

Sangat penting selama


masa pertumbuhan →
Dikelilingi oleh lapisan Jarang pada orang
kelenturan dan
jaringan ikat dewasa
kemampuannya untuk
tumbuh dengan cepat.

Pada janin, sebagian


Tulang rawan juga
besar tulang kerangka
terbentuk di fase awal
didahului oleh "model"
selama perbaikan
tulang rawan
patah tulang.
sementara.
Jenis Tulang Rawan
Tulang rawan hialin mengandung kolagen tipe II
dalam matriksnya.
F/ : Jenis tulang rawan paling banyak di dalam tubuh dan
memiliki banyak fungsi.

Tulang rawan elastis mengandung kolagen tipe II


dan serat elastis berlimpah yang tersebar di seluruh
matriksnya.
F/ : Memberikan kelenturan lebih besar

Fibrocartilage memiliki serat kolagen tipe I yang padat


dan kasar dalam matriksnya.
F/ : Menahan gaya tarik yang kuat.
1. Tulang Rawan Hialin

Berkembang dari sel mesenkim

@ fetus 5 minggu : sel-sel prekursor membulat


dan membentuk massa seluler yang padat,
pusat kondrofikasi

Sel pembentuk tulang rawan, chondroblast,


mulai mengeluarkan komponen matriks
ekstraseluler tulang rawan.

Matriks ekstraseluler terdiri dari, bahan dasar


(hyaluronan, kondroitin sulfat dan
keratansulfat) dan tropocollagen
1. Tulang Rawan Hialin
@ Trakea
Dua Mekanisme Pertumbuhan
Tulang Rawan

• Chondroblast : membelah dan membentuk


kelompok-kelompok kecil sel, kelompok-
Pertumbuhan kelompok isogen  yang menghasilkan matriks
untuk memisahkan satu sama lain oleh partisi
Interstisial matriks yang tipis.
• Terjadi pada tulang rawan yang belum matang.

• Sel mesenkim yang mengelilingi tulang rawan di


Pertumbuhan bagian dalam perikondrium (atau lapisan
chondrogenic) berdiferensiasi menjadi
Aposisional chondroblast.
• Terjadi pada tulang rawan dewasa
2. Tulang Rawan Elastik

Dijumpai pada tulang rawan


epiglotis, tulang rawan
corniculate & cuneiformis dari
laring, tulang rawan telinga
luar dan tuba audtorik

Secara histologis, seperti tulang


rawan hialin, namun dengan
mengandung jaringan padat
serat elastis bercabang halus.
2. Tulang Rawan Elastik
Epiglotis
3. Tulang Rawan Fibrocartilage

Transisi antara jaringan ikat padat dan tulang


rawan hialin. Chondrocytes dapat terletak sendiri
atau berpasangan, tetapi paling sering
membentuk baris pendek di antara ikatan serat
kolagen yang padat. Berbeda dengan jenis
kartilago lainnya, kolagen tipe I dominan pada
fibrocartilage.

Biasanya ditemukan dalam kaitannya dengan


sendi (membentuk intra-artikular, cakram dan
meniskus) & komponen utama cakram
intervertebralis.

Bergabung secara transisi ke jaringan sekitar,


biasanya tendon atau tulang rawan hialin
artikular. Sulit untuk menentukan perichondrium
karena penampilan fibrokartilage transisi
bertahap ke jenis jaringan di sekitarnya.
3. Tulang Rawan Fibrocartilage,
@ Diskus Intervertebralis
Perbandingan Tulang Rawan
Degenerasi & Regenerasi
Tulang Rawan

Akses nutrisi yang buruk ke kondrosit →


atrofi di bagian dalam tulang rawan yang
tebal.
• Kadar air  dan muncul rongga kecil dalam
matriks → kalsifikasi tulang rawan.
• Kondrosit akhirnya bisa mati, dan tulang
rawan secara bertahap berubah menjadi
tulang
Degenerasi & Regenerasi
Tulang Rawan

Aktivitas kondrogenik perikondrium : terbatas pada


periode pertumbuhan aktif, sebelum dewasa
• Kondrosit mampu menghasilkan komponen matriks
sepanjang hidup TETAPI produksinya tidak dapat
mengimbangi kebutuhanperbaikan setelah kerusakan
akut pada tulang rawan hialin atau artikular.
• Jika tulang rawan ini terjejas setelah periode
pertumbuhan aktif  cacat biasanya diisi oleh
jaringan ikat atau fibrocartilage.
Jaringan Ikat

Tulang
Tulang

Tulang adalah komponen utama kerangka pada manusia dewasa &


merupakan bentuk khusus dari jaringan ikat padat.

Tulang memberikan kerangka kekuatan yang diperlukan untuk berfungsi


sebagai perlekatan dan tuas untuk otot dan mendukung tubuh melawan
gravitasi.

Tulang adalah reservoir untuk beberapa mineral tubuh; misalnya, ia


menyimpan sekitar 99% kalsium tubuh

Tulang mengandung rongga sentral, rongga sumsum, yang menampung


sumsum tulang, organ hemopoietik
Tulang

Tulang ditutupi pada permukaan eksternalnya (kecuali pada


artikulasi synovial) dengan periosteum, yang terdiri dari
lapisan luar jaringan ikat padat dan lapisan seluler bagian
dalam yang mengandung sel-sel osteoprogenitor (osteogenik).

Rongga sentral tulang dilapisi dengan endosteum, jaringan ikat


tipis khusus yang terdiri dari satu lapisan tunggal sel-sel
osteoprogenitor dan osteoblas.

Setelah cedera, sel-sel di lapisan ini dapat berdiferensiasi


menjadi osteoblas (sel pembentuk tulang) yang terlibat dalam
perbaikan kerusakan tulang
Jenis Tulang, Secara Makroskopis

Tulang kompak tidak memiliki ruang


atau lubang di matriks tulang yang
terlihat oleh mata. Tulang padat
membentuk diafisis, yang mengelilingi
rongga sumsum (atau rongga meduler).
Lapisan tipis tulang padat juga menutupi
epifisis tulang panjang.

Tulang trabekular (juga disebut cancellous


or spongy bone) terdiri dari batang halus
dan lembaran tulang, trabekula, yang
bercabang dan berpotongan membentuk
jaringan seperti spons. Epifisis terutama
terdiri dari tulang trabekuler.
Histologi Tulang Kompak

Tulang kompak hampir


seluruhnya terdiri dari substansi
Serat kolagen di dalam setiap
ekstraseluler, matriks. .
lamella berjalan sejajar satu
Osteoblas mendepositkan
sama lain.
matriks dalam bentuk lembaran
tipis yang disebut lamellae

Kepadatan serat tampaknya


Tulang yang tersusun oleh
lebih rendah di perbatasan
lamella jika dilihat di bawah
antara lamella yang berdekatan,
mikroskop disebut juga tulang
yang memunculkan tampilan
lamellar.
jaringan pipih.
Histologi Tulang Kompak

Dalam proses pengendapan matriks, osteoblas menjadi terbungkus


dalam celah kecil di dalam matriks, yaitu lacunae.

Osteosit memiliki beberapa proses tipis, yang memanjang dari


lacuna ke saluran kecil di dalam matriks tulang, canaliculi. Canaliculi
yang timbul dari satu lacunae dapat anastomosis dengan lacunae
lainnya dan, pada akhirnya, dengan kanal yang mengandung
pembuluh yang lebih besar di dalam tulang.

Canaliculi menyediakan sarana bagi osteosit untuk berkomunikasi


satu sama lain dan untuk bertukar zat dengan difusi.
Histologi Tulang Kompak

Pada tulang padat dewasa, sebagian besar lamella individu membentuk cincin
konsentris di sekitar kanal longitudinal yang lebih besar (sekitar 50 μm dengan
diameter) dalam jaringan tulang. Kanal-kanal ini disebut kanal Haversian. Kanal
dan lamella di sekitarnya (8-15) disebut sistem Haversian atau osteon. Kanal
Haversia umumnya mengandung satu atau dua kapiler dan serabut saraf.

Daerah yang tidak teratur dari lamella interstitial ditemukan di antara sistem
Haversian. Tepat di bawah periosteum dan endosteum ditemukan beberapa
lamella yang berjalan paralel ke permukaan dalam dan luar tulang, yaitu lamella
sirkumferensial & lamella endosteal.

Sistem kanal kedua, yang disebut kanal Volkmann, menghubungkan kanal-kanal


Haversian dengan permukaan bagian dalam dan luar tulang.
Bone
Tulang Kompak
Tulang Kompak
Histologi Tulang Trabekular

Matriks tulang trabekuler


juga disimpan dalam bentuk Namun, lamellae dalam
lamella. Pada tulang tulang trabekuler tidak
dewasa, tulang trabecular membentuk sistem
juga akan menjadi tulang Haversian.
pipih.

Lamella tulang trabekular


diendapkan pada trabekula Osteosit, lacunae, dan
yang sudah ada canaliculi pada tulang
sebelumnya, tergantung trabekuler mirip dengan
pada kebutuhan lokal akan yang ada pada tulang padat.
kekakuan tulang.
Tulang Trabekular
Tulang Trabekular
Matriks Tulang Sel Tulang
 Terdiri dari serat kolagen
 Sel Osteoprogenitor
(sekitar 90% dari bahan
organik) & bahan dasar.
cells (atau sel punca
Kolagen tipe I adalah bentuk tulang)
kolagen dominan di tulang.  Osteoblast (ata sel
 Kekerasan matriks → pembentuk tulang)
kandungan garam  Osteosit
anorganiknya
(hidroksiapatit; sekitar 75%  Osteoklas
dari berat kering tulang),
yang terendapkan di antara
serat-serat kolagen.
Sel Tulang

Osteoprogenitor • terletak di periosteum dan endosteum. Sulit dibedakan dari sel


jaringan ikat di sekitarnya. Mereka berdiferensiasi menjadi
cells osteoblast.

• dapat membentuk "lapisan epiteloid" kolumnar rendah pada


Osteoblasts (or tempat-tempat deposisi tulang. Mengandung banyak retikulum
endoplasma kasar (sintesis kolagen) dan aparatus Golgi besar.
bone forming cells) Ketika osteoblast ini terperangkap dalam tulang pembentuk,
mereka berdiferensiasi menjadi osteosit.

• mengandung retikulum endoplasma lebih sedikit dan agak lebih


Osteocytes kecil dari osteoblas.

• sangat besar (hingga 100 μm), multi-nukleasi (sekitar 5-10


Osteoclasts terlihat pada sediaan histologis, tetapi bisa hingga 50 di sel
sesungguhnya). Fungsi sebagai makrofag pada jaringan tulang.
Sel Tulang
Sel Tulang
Sel Tulang , Osteoclast
 Berasal dari monosit atau makrofag.
Osteoklas menempel pada matriks
tulang dan membentuk segel ketat di
tepi situs perlekatan. Membran sel di
seberang matriks memiliki invaginasi
yang dalam membentuk perbatasan
yang acak-acakan. Osteoklas
mengosongkan isi lisosom ke dalam
ruang ekstraseluler antara perbatasan
yang acak-acakan dan matriks tulang.
Enzim yang dilepaskan memecah serat
kolagen dari matriks.
 Osteoklas dirangsang oleh hormon
paratiroid (diproduksi oleh kelenjar
paratiroid) dan dihambat oleh kalsitonin
(diproduksi oleh sel khusus kelenjar
tiroid). Osteoklas sering terlihat dalam
lekukan matriks tulang yang dibentuk
oleh aktivitasnya (teluk resorpsi atau
lakuna Howship).
Pembentukan Tulang

Osifikasi Intramembranosa
@ tulang tengkorak, mandibular
dan maksila)

Osifikasi Endochondral
@ tulang panjang & pendek
Osifikasi Intramembranosa
 Proses ini terjadi pada jaringan
mesenkim dengan vaskularisasi baik
 sel-sel kontak satu sama lain via
prosesus panjang.
 Sel mesenkim berdiferensiasi 
osteoblas yang mengeluarkan
matriks tulang, membentuk jaringan
spikula dan trabekula yang
permukaannya dihuni oleh sel-sel
ini.
Osifikasi Intramembranosa
Wilayah osteogenesis awal ini dikenal
sebagai pusat osifikasi primer. Serat kolagen
dari spikula dan trabekula yang berkembang
ini berorientasi secara acak seperti yang
diharapkan pada tulang primer. Kalsifikasi
dengan cepat mengikuti pembentukan
osteoid, dan osteoblas yang terperangkap
dalam matriksnya menjadi osteosit. Juluran
osteosit ini juga dikelilingi oleh tulang yang
sedang terbentuk, membentuk suatu sistem
canaliculi.

Aktivitas mitosis terus menerus dari sel-sel


mesenkim menyediakan pasokan sel-sel
osteoprogenitor yang tidak berdiferensiasi,
yang membentuk osteoblas.
Osifikasi Intramembranosa
Osifikasi Endokondral
1. Pada embrio, di daerah di mana tulang
tumbuh, model tulang rawan hialin dari tulang
itu dikembangkan dan tumbuh baik secara
apposisional maupun interstisial. Akhirnya,
kondrosit di pusat hipertrofi model kartilago,
lakunanya membesar, dan septa matriks
tulang rawan terkalsifikasi.
2. Bersamaan, perichondrium di bagian tengah
diafisis tulang rawan menjadi lebih vaskular.
Sel-sel chondrogenic menjadi sel-sel
osteoprogenitor  osteoblas, dan
perichondrium di atasnya menjadi periosteum.
3. Osteoblas yang baru terbentuk mengeluarkan
matriks tulang, membentuk subperiosteal
bone collar pada permukaan cetakan tulang
rawan dengan pembentukan tulang
intramembranosa
Osifikasi Endokondral
1. Pada embrio, di daerah di mana tulang
tumbuh, model tulang rawan hialin dari tulang
itu dikembangkan dan tumbuh baik secara
apposisional maupun interstisial. Akhirnya,
kondrosit di pusat hipertrofi model kartilago,
lakunanya membesar, dan septa matriks
tulang rawan terkalsifikasi.
2. Bersamaan, perichondrium di bagian tengah
diafisis tulang rawan menjadi lebih vaskular.
Sel-sel chondrogenic menjadi sel-sel
osteoprogenitor  osteoblas, dan
perichondrium di atasnya menjadi periosteum.
3. Osteoblas yang baru terbentuk mengeluarkan
matriks tulang, membentuk subperiosteal
bone collar pada permukaan cetakan tulang
rawan dengan pembentukan tulang
intramembranosa
Osifikasi Endokondral

4. Kondrosit yang mengalami


hipertrofi dalam inti dari model tulang
rawan, menyebab adanya lacuna yang
kosong dan saling bersatu membentuk
rongga sumsum masa depan.
5. Lubang yang terukir di bone collar
oleh osteoklas memungkinkan tunas
periosteal (tunas osteogenik) untuk
memasuki cekungan pada model
tulang rawan.
Osifikasi Endokondral
6. Sel-sel osteoprogenitor membelah
untuk membentuk osteoblas. Sel-sel yang
baru terbentuk ini menguraikan matriks
tulang pada permukaan tulang rawan
yang terkalsifikasi. Matriks tulang menjadi
terkalsifikasi untuk membentuk tulang
rawan terkalsifikasi / kompleks tulang
terkalsifikasi.
7. Ketika tulang subperiosteal menjadi
lebih tebal dan tumbuh di setiap arah
mulai dari hulu diafisis menuju epifisis,
osteoklas mulai menyerap tulang rawan
terkalsifikasi / kompleks tulang
terkalsifikasi, memperbesar rongga
sumsum.
Dekat dengan zona osifikasi, tulang rawan biasanya dapat dibagi
menjadi beberapa zona berbeda

Reserve cartilage/Cadangan tulang rawan, paling jauh dari zona osifikasi, tampak seperti
tulang rawan hialin yang belum matang.

A zone of chondrocyte proliferation/ Zona proliferasi kondrosit : berisi kolom longitudinal


dari kondrosit yang aktif bermitosis

The zone of cartilage maturation and hypertrophy/Zona pematangan tulang rawan dan
hipertrofi

A zone of cartilage calcification/Zona kalsifikasi tulang rawan : membentuk batas antara


tulang rawan dan zona pengendapan tulang.
Osifikasi Endokondral
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai