DISUSUN OLEH :
Bayu pamungkas (071001900016)
Teknik Perminyakan 2019
Pengantar Teknologi Kebumian dan Energi
DOSEN
Novi Triany
Mata Kuliah
Geologi Dasar
1. Cekungan sedimen
Cekungan sedimen adalah suatu daerah rendahan, yang terbentuk oleh proses tektonik,
dimana sedimen terendapkan. Dengan demikian cekungan sedimen merupakan depresi
sehingga sedimen terjebak di dalamnya. Depresi ini terbentuk oleh suatu proses nendatan
(subsidence) dari permukaan bagian atas suatu kerak. Berbagai penyebab yang
menghasilkan nendatan, di antaranya adalah: penipisan kerak, penebalan mantel litosper,
pembebanan batuan sedimen dan gunungapi, pembebanan tektonik, pembebanan
subkerak, aliran atenosper dan penambahan berat kerak.
Pengontrol utama pembentukan cekungan ini berkaitan dengan bagian luar bumi yang
rigid dan dingin yang biasa disebut sebagai litosfer. Batas paling tegas dari bagian tubuh
bumi adalah batas antara litosfer dan astenosfer. Litosfer merupakan bagian yang paling
luar dengan karakteristik yang rigid dan relatif membentuk suatu lempeng yang koheren.
Batas litosfer ini dicirikan oleh adanya suatu karakteristik isoterm (1.330°C) dan seringkali
disebut sebagai litosfer termal. Bagian atas dari litosfer termal ini (ketebalan + 50 km),
dapat menyimpan/mengakomodir tegangan elastis dalam periode waktu yang lama
sehingga seringkali disebut sebagai litosfer elastis.
Batas lempeng divergen, sebagai contoh adalah pemekaran lantai samudra di mid
oceanic ridge. Dicirikan oleh pusat pemekaran tengah samudera. Sesar transform
dengan offset strike-slip displacement dari batas divergen, menghasilkan pola yang
sangat tersegmentasi. Cairan panas dari dalam bumi ikut keluar sehingga terbentuk
batuan yang disebut Lava bantal.
Batas lempeng konvergen Disebut juga dengan edge of consumption atau subduction
zone, yang merupakan garis sepanjang dua lempeng yang bergerak saling mendekat
dimana lempeng yang lebih tua menujam masuk ke dalam menuju mantel yang
kemudian akan mengalami peleburan. Batas konvergen ditandai oleh adanya bentukan
palung pada daerah penujaman kerak samudra. Selain itu, juga akan terbentuk busur-
busur volkanik dan kepulauan berasosiasi dengan pemampatan kerak (shortening)
seperti pada daerah kolisi kontinen.
Batas lempeng fault (transform), berasosiasi dengan mekanisme strike-slip fault.
Pembentukan batas konservatif ini terjadi disepanjang dua lempeng yang saling
berbapasan satu sama lainnya. Patahan pada batas transform ditandai oleh adanya
zona batuan yang terhancurkan secara intensif. Indikasi aktivitas deformasi batuan
yang intensif ini dicirikan oleh munculnya aktivitas kegempaan yang berskala besar
(kedalaman pusat gempa mencapai 20 km).
Pembentukan cekungan sedimen erat hubungannya dengan gerakan kerak dan proses tektonik yang
dialami lempeng. Ingersol dan Busby (1995) menunjukkan bahwa cekungan sedimen dapat terbentuk
dalam 4 (empat) tataan tektonik: divergen, intraplate, konvergen dan transform. Menurut Dickinson, 1974
dan Miall, 1999; klasifikasi cekungan sedimen dapat berdasarkan pada:
Selley (1988) memberikan klasifikasi cekungan sedimen secara sederhana seperti dalam Tabel. , sedang
Boggs (2001) membagi cekungan sedimen lebih rinci dan lebih komplit.
Mekanisme penendatan disariakan dari Dickinson (1993 dan Ingersol dan Busby (1995)
Penipisan kerak (crustal Perenggangan, erosi selama pengangkatan, dan penarikan akibat
thinning): magmatisme
Pembebanan batuan Kompensasi isostatik lokal dari kerak dan perenggangan litosper
sedimen dan regional, tergantung kegetasan litosper, selama sedimentasi dan
gunungapi (sedimentary kegiatan gunungapi
and volcanic loading):
Penambahan berat Peningkatan berat jenis kerak akibat perubahan tekanan/ temperatur
kerak (crustal dan/atau pengalihan tempat kerak berberat-jenis tinggi ke kerak
densification): berberat-jenis rendah
TERBENTUKNYA
5. Bagaimana batuan bisa sampai di cekungan sedimen dan menjadi reservoir hidrokarbon?
Batuan yang berada di permukaan bumi akan mengalami transportasi oleh angin dan air.
Batuan ini akan menuju tempat terendah di permukaan bumi. Batuan beku akan di
transportasi menuju cekungan sedimen selama proses transportasi terjadi perubahan
bentuk akibat dari jarak transportasi yang panjang. Perubahan bentuk disini batuan akan
menjadi lebih halus dan bundar. Batuan yang kasar akan menjadi batuan pasir dan batuan
yang bersifat halus akan menjadi lempung. Kedua batuan ini akan mengendap di
cekungan sedimen yang berpotensi menjadi resevoir hidrokarbon apabila batuan ini
mengendap bersama-sama dengan fosil, namun hal ini berlangsung selama jutaan tahun.