Anda di halaman 1dari 24

Article and Case Report of Surgery

MONTEGGIA FRACTURE
Arif Heru Tripana S.Ked* Published June 10, 2013
dr. Am Dasmar, Sp.B**
dr. Ramzi Asrial, Sp.B**
Email: elfasiry_med@yahoo.co.id

* Student of Medical Faculty of Abdurrab University ± Pekanbaru


** Departement of Surgery Medical Faculty of Abdurrab - Pekanbaru

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1814 seorang Dokter dari Milan bernama Giovanni Battista
Monteggia pertama kali mendeskripsikan tentang fraktur 1/3 proksimal tulang
[1,2,3]
ulna yang disertai dislokasi anterior pada kaput tulang radius. Yang menarik
bahwa Monteggia telah mampu memdeskripsikannya sebelum masa roentgen
ditemukan, Monteggia mendeskripsikan fraktur monteggia hanya berbekal
[4]
riwayat kejadian dan temuan pemeriksaan fisik.
Insiden fraktur Monteggia kurang dari 5% dari kasus fraktur yang terjadi
pada lengan bawah, pada beberapa literatur insiden fraktur Monteggia berkisar 1-
2%.[5] Fraktur Monteggia Bado tipe I lebih sering ditemukan dari pada tipe yang
lain, Bado tipe I (59%), tipe III (26%), tipe II (5%), tipe IV (1%).[4]

1.2 Anatomi Radius dan ulnaris


1.2.1 Radius
Tulang radius terletak pada sisi lateral, tulang ini meluas pada bagian
proximal dan distal namum lebih luas pada bagian distal. Secara garis besar tulang
radius dibagi ke dalam 3 bagian yaitu:[6]
Proximal end. Pada bagian proximal end terdiri dari caput (kepala),
collum (leher) dan tuberositas. Caput merupakan bagian ujung proximal yang
membentuk cekungan dangkal dan sebagai penghubung antara humerus dengan
radius (humeral capitulum). [6]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |1


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
Corpus (shaft). Corpus berbentuk konveks pada sisi lateral, dan segitiga
pada sisi yang lain. Membran interoseus melekat pada ¾ bagian distal, dan
menghubungkan antara radius dan ulna.[6]
Distal end. Distal end merupakan bagian yang paling luas dari tulang
radius. Terdapat 4 sisi bagian, pada sisi lateral sedikit kasar, memproyeksikan
prosesus stiloideus pada bagian ujung. Pada area persendian tangan terbagi atas 2
sisi yaitu sisi medial dan sisi lateral. Sisi anterior merupakan sisi yang tebal dan
kasar. Sisi medial adalah titik pertemuan antara radius dan ulna (ulna notch),
dengan bentuk concav yang lembut untuk persendian antara radius dan ulna. Sisi
posterior terdapat Lister's tubercle, yang mabatasi bagian medial. [6]

Gambar 01. Anatomi radius dan ulna. [7]


1.2.2 Ulna
Ulna terletak pada sisi medial pada saat tangan dalam posisi supinasi. Pada
bagian proximal berbentuk konkav. Secara garis besar tulang radius juga dibagi ke
dalam 3 bagian yaitu: [6]
Proximal end. Pada bagian proximal tulang ulan memiliki olekranon yang
besar dan prosesus koronoid dan cekungan radius untuk persendian dengan
humerus dan radius. Olekranon lebih kearah proximal dengan puncak seperti
paruh burung. [6]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |2


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
Corpus (shaft). Corpus ulna berbentuk segitiga tetapi pada bagian distal
hampir silinders. [6]
Distal end. Pada bagian distal ulna sedikit meluas dan terdapat prosesus
stiloideus. Pada caput ulna tampak pada pronasi pada aspek posteromedial
pergelangan tangan. Pada sisi lateral terdapat persendian yang berbentuk conveks
yang merupakan tempat persendian antara radius dan ulna. [6]

1.3 Klasifikasi Fraktur


Secara klinis, fraktur dibagi menurut ada-tidaknya hubungan patahan
tulang dengan dunia luar, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur
terbuka memungkinkan masuknya kuman dari luar ke dalam luka. Fraktur terbuka
dibagi menjadi tiga derajat:[8]

Tabel 01. Klasifikasi Fraktur Terbuka Menurut Gustilo-Andersen. [9]

Derajat Keadaan Luka


I Fraktur terbuka dengan luka < 1 cm, luka
bersih, fraktur simple transversal atau fraktur
obligue.
II Fraktur terbuka dengan luka > 1 cm dengan
kerusakan jaringan lunak minimal, jaringan
lunak bisa disatukan, fraktur simple transversal
atau fraktur obligue dengan minimal kominutif.
III A Fraktur terbuka disertai laserasi yang luas,
penutup tulang masih adekuat; fraktur
segmental; gunshot fraktur.
IIIB Fraktur terbuka disertai laserasi yang luas,
disertai bone bone ekspose dan periosteal yang
terlepas, biasanya diseertai kontaminasi masif.
IIIC Cidera vaskular yang menuntut perbaikan

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |3


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
Menurut garis frakturnya, fraktur dibagi menjadi fraktur komplet dan
inkomplet (termasuk fisura dan greenstick frakture), transverse, oblik, spiral,
kompresi, simpel, kominutif, segmental, kupu-kupu, dan impaksi (termasuk
impresi dan inklavasi). Menurut lokasi fraktur, fraktur dibagi menjadi fraktur
epifisis, metafisis, dan diafisis.[8]

Gambar 02. A. Fisura, B. Fraktur oblik, C. Fraktur transversal, D. Fraktur


kominutif, E. Fraktur segmental, F. Fraktur greenstick, G. Fraktur
kompresi, H. Fraktur impaksi, I. Fraktur Impresi, J. Fraktur
patologis.[8,10]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |4


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Monteggia Fracture adalah fraktur pada tulang ulna disertai dislokasi
pada tulang radius proksimal. [2,3,11] Sedangkan Galeazzia Fracture adalah fraktur
pada tulang radius disertai dislokasi pada tulang ulna distal.[11]

2.2 Etiologi
Penyebab fraktur Monteggia terutama berhubungan dengan jatuh saat
posisi tangan terjulur dengan kekutan pronasi. [5] Jika pada sendi elbow dalam
[4]
keadan fleksi fraktur Monteggia tipe II dan III lebih sering terjadi. Ada
beberapa teori mekanisme injury untuk fraktur Monteggia sebagai berikut:
2.2.1 Direct Blow Theory (Teori Benturan Langsung)
Teori ini diusulkan pertama kali oleh Speed dan Boyd yang dimuat dalam
literatur Englih. Teori ini kemudian ditetapkan oleh Smith, tetapi sesungguhnya
teori ini telah diusulkan oleh Monteggia sendiri. Dia mencatat bahwa fraktur ini
terjadi ketika tulang ulna terbentur secara langsung. Kemudian, salah satu dari
fraktur ulna tersebut memberikan tekanan secara langsung, sehingga membuat
caput radius mengalami disokasi.[12]

Gambar 03: Ilustrasi mekanisme injury Direct Blow Theory. [12]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |5


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
2.2.2 Hyperpronation Theory
Pada tahun 1949, Evans mempublikasikan hasil observasinya mengenai
fraktur Monteggia anterior. Sebelumnya dia telah mengobservasi bahwa Direct
Blow Theory semata-mata hanya berdasarkan klinis saja, tetapi Evan
menggunakan ekperimen terhadap kadaver untuk mendukung hipotesisnya. Dia
mendomenstrasikan bahwa hiperpronasi pada lengan bawah mengakibatkan
fraktur pada ulna disertai dislokasi pada caput radius. Dia berpendapat bahwa
selama terjatuh pada posisi tangan terjulur mengawali terjadinya pronasi, pronasi
diakibatkan oleh kekuatan tubuh yang ditopang oleh lengah bawah. Hiperpronasi
ini mengakibatkan tulang radius menyilang sampai ke tengah ulna,
mengakibatkan dislokasi anterior pada caput radius atau fraktur 1/3 radius
proksimal dan fraktur ulna. [12]

Gambar 04: Ilustrasi mekanisme injury teori hiperpronasi. [12]

Pada tahun 1971, Tompkins menganalisa kedua teori terdahulu dan


memprkenalkan berdasarka klinis terbaik bahwa fraktur Monteggia tipe-I
disebabkan oleh gabungan antara kekuatan dinamik dan statis. Dalam
penelitiannya, dia berpendapat bahwa ada tiga mekanisme terjadinya fraktur:
Hiperekstensi, dislokasi caput radius, dan fraktur ulna. [12]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |6


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
Gambar 05: Hiperekstensi ± dislokasi caput radius ± fraktur ulna. [12]

 Hiperekstensi. Pasien terjatuh dalam posisi tangan terjulur ke depan,


memaksa elbow joint untuk hiperekstensi. [12]
 Dislokasi caput radius. Tulang radius mengalami dislokasi ke anterior
oleh karena penarikan yang kuat dari otot bisep, memaksa radius keluar
dari kapiteliumnya. [12]
 Fraktur ulna. Segera setelah radius mengalami dislokasi, beban tubuh
akan dipindahkan ke tulang ulna. Karena tulang radius biasanya menjadi
tompangan berat badan, tulang ulna tidak mampu mengambil alih tumpuan
pada saat terjadi tulang radius mengalai dislokasi. Sehingga terjadi
tegangan yang kuat pada tulang ulna yang mengakibatkan fraktur. Fraktur
yang sering terjadi adalah tipe oblig, sering dengan butterfly fragment, atau
greenstick fracture. [12]

2.3 Patofisiologi
Struktur lengan bawah yang selalu berhubungan, dan setiap gangguan
[11]
terhadap salah satu tulang mempengaruhi yang lain. Tulang radius dan ulna
berada dalam kontak langsung satu sama lain, hanya pada proksimal dan
persendian radioulnar distal, namum mereka dipersatukan disepanjang jalurnya
oleh membran interoseus. Hal ini memungkinkan radius untuk memutar di sekitar

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |7


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
ulna. Ketika ulna mengalami fraktur, energi ditransmisikan sepanjang membran
interoseus, menggusur radius proksimal. Akhirnya akan menggangu membran
interoseus bagian proksimal dari fraktur, dislokasi persendian radioulnar
proksimal dan dislokasi persendian radiocapitellar. [4]

2.4 Klasifikasi dan Stage Monteggia Fracture


Pada tahun 1967, Bado menciptakan istilah untuk fraktur Monteggia dan
klasifikasi ke dalam beberapa tipe yaitu: [4]
 Tipe I: fraktur pada 1/3 proksimal atau 1/3 tengah tulang ulna disertai
dislokasi anterior caput radius. [4]

Gambar 06. Bado tipe I, Foto Röngoent dan gambar ilustrasi. Pada tipe ini lebih
sering terjadi. [4,13]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |8


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
 Tipe II: fraktur pada 1/3 proksimal atau 1/3 tengah tulang ulna disertai
dislokasi posterior caput radius. [4]

Gambar 07. Bado tipe II, Foto Röngoent dan gambar ilustrasi. [4,13]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 |9


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
 Tipe III: fraktur pada bagian metafisis ulna disertai dislokasi lateral caput
radius. [4]

Gambar 08. Bado tipe III, Foto Röngoent dan gambar ilustrasi. [4,13]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 10


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
 Tipe IV: fraktur 1/3 proksimal atau 1/3 tengah tulang ulna dan radius
disertai dislokasi anterior caput radius. [4]

Gambar 09. Bado tipe IV, gambar ilustrasi. [13]

2.5 Diagnosis Monteggia Fracture


[14]
2.5.1 Anamnesis
 Riwayat trauma.
 Rasa nyeri pada lengan bawah.
 Bengkak pada lengan bawah.
2.5.2 Pemeriksaan Fisik [14]
 Nyeri tekan.
 Tampak deformitas.
 Periksa kompartemen sendi.
 Periksa apakah ada gangguan neurovaskular.

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 11


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
2.5.3 Pemeriksaan Penunjang (Rontgen AP dan Lateral meliputi wrist joint
dan elbow joint)

Gambar 10. Monteggia Fracture. Tampak pada gambaran radiologi forearm


fraktur pada tulang ulna disertai dislokasi tulang radius
proksimal.[11]

Gambar 11. Galeazzia Fracture. Tampak pada gambaran radiologi forearm


fraktur pada tulang radius disertai dislokasi tulang ulna distal.[11]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 12


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
2.6 Penatalaksanaan[14]
 Tindakan awal: stabilisasi dan imobilisasi
 Tindakan definitif:
- Ulna ORIF (plat/screw).
- Caput radius close reduction (open bila tidak berhasil atau tidak
stabil).
- Imobilisasi dengan gips selama 4-6 bulan.
- Pasien anak-anak close reduction, gips.

Gambar 12: Radiografi postoperasi pemasangan ORIF tulang ulan proximal


dengan fikasasi caput radius.[2]

2.7 Komplikasi
Penangan yang lambat dapat menciderai persyarafan yang ada di lengan
bawah. Cidera pada nervus radialis sering terjadi pada kasus fraktur Monteggia
(10-20%), kelainan ini disebut neuropraxia.[13]

2.8 Pognosis
Pada tahun 1991, Anderson dan Mayer menggunakan beberapa kriteria
untuk mengevaluasi farktur pada lengan bawah sebagai berikut:[4]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 13


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
o
1. Excellent: bila kehilangan penyatuan sendi siku kurang dari 10 serta
fleksi/ekstensi pergelangan tangan dan kehilangan rotasi lengan bawah
kurang dari 25o. [4]
o
2. Memuaskan: bila kehilangan penyatuan sendi siku kurang dari 20
serta fleksi/ekstensi pergelangan tangan dan kehilangan rotasi lengan
bawah kurang dari 50o. [4]
o
3. Tidak memuaskan: bila kehilangan penyatuan sendi siku lebih dari 30
serta fleksi/ekstensi pergelangan tangan dan kehilangan rotasi lengan
bawah lebih dari 50o. [4]
4. Gagal: malunion, nonunion atau kronik osteomielitis.

Nyeri, disfungsi saraf dan deformitas adalah faktor-faktor yang harus


dipertimbangkan dalam mengevaluasi dari terapi fraktur-dislokasi Monteggia.
Fraktur Monteggia tipe II adalah tipe fraktur yang berhubungan dengan dislokasi
ulnohumeral yang memiliki kemungkinan memiliki hasil skor dengan cacat yang
lebih besar dibandingkan mereka yang tanpa dislokasi ulnohumeral. [4]

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 14


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
BAB III
KASUS
3.1 Identitas Pasien
 Nama : Hafiz Angriawan
 Umur : 16 tahun
 Alamat : Kuwok
 No. RM : 08.77.24
 Perkawinan : Belum menikah
3.2 Anamnesis Pasien
 KU: KLL
 RPS:
- Seorang pasien laki-laki usia 16 tahun, datang ke RSUD Bangkinang
dengan keluhan KLL ± ½ jam yang lalu.
- Terdapat luka lecet dan bengkak di sekitar bola mata sebelah kiri dan
kedua lutut pasien.
- Pada pergelangan tangan kiri tampak bengkak dan sedikit
membengkok, nyeri saat digerakkan, dan luka terbuka (-).
- Mual-muntah (-), pingsan (-).

 RPD: -
 RPO: -
3.3 Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign
 Keadaan Umum: tampak sakit ringan-sedang.
 Sensorium: Compos Mentis
 GCS: E;4, V;5, M;6
 TD: 100/51 mmHg
 Pulse: 73 x/menit
 RR: 24 x/menit
 Suhu: 36,8oC
2. Status Generalisata

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 15


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
 Kepala
- Mata: Konjungtiva palpebra hiperemis (-/+), injeksi silier (-/+) sklera
ikterik (-/-), hematoma periorbita (-/+).
- Hidung: Dalam batas normal, darah (-)
- Telinga: Dalam batas normal, darah (-)
- Mulut: Mukosa hiperemis (-), lidah kotor (-), darah (-)
- Leher: Perbesaran KGB (-), Peninggian JPV (-).
 Thorax
a. Paru-paru
- Inspeksi: Dinding dada simetris, pergerakan simetris, retraksi dinding
dada (-), tanda-tanda trauma tumpu (-).
- Palpasi: Vocal fremitus simetris kanan-kiri
- Perkusi: Sonor dikedua lapang paru.
- Auskultasi: vesikular dikedua lapang paru.
b. Jantung
- Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat.
- Palpasi: Ictus cordis tidak teraba.
- Perkusi: Batas atas ISC III linea midclavicularis sinistra, batas bawah
ISC V linea midclavicularis sinistra, batas kanan ISC IV parasternalis
dextra, batas kiri ISC IV midclavicularis sinistra.
- Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-).

 Abdomen
- Ispeksi: Bentuk perut datar, tidak tegang, tanda-tanda peradangan (-),
tanda-tanda trauma tumpul (-).
- Auskultasi: Peristaltik usus (+).
- Palpasi: Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan abdomen (-).
- Perkusi: Timpani diseluruh kuadran abdomen kecuali kuadran kanan
atas dan kanan bawah.
 Genitalia
- Laki-laki: TDP

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 16


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
 Ekstremitas
- Superior: Capillary reffil time < 2 dtk, turgor kulit < 2 dtk.
- Inferior: Capillary reffil time < 2 dtk, edema (-), turgor kulit < 2 dtk.

3. Status Lokalisata (forarm)


- Edema (+).
- Agulasi (+)
- Nyeri gerak (+)
- Krepitasi (+)

3.4 Diagnosis Banding


1. CKR GCS 15 + Suspect Close Fracture Radius Sinistra + Ekskoriasi
Wound
2. CKR GCS 15 + Suspect Close Fracture Ulna Sinistra + Ekskoriasi Wound
3. CKR GCS 15 + Suspect Dislokasi Radius-ulna + Ekskoriasi Wound

3.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium tgl 29/05.2013
Leukosit 20,7 x 103/µL
Hemoglobin 12,7 gr/dl
Eritrosit 4,58 x 106/µL
Trombosit 295 x 103/µ
Hematokrit 37,6 %

2. Foto Röngoent Regio Antebrachii Sinistra


- Identitas Foto: Nama; Hafiz Angriawan, 16 thn, laki-laki
- Densitas foto: Baik
- Soft tissue: Tampak edema
- Tulang-tulang:
 Os. Ulna: Tampak fraktur komplet 1/3 proximal, dengan
aligment tidak lurus, frakment (-).

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 17


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
 Os. Radius: Aligment lurus, tidak tampak adanya garis fraktur,
tampak adanya dislokasi pada artikulasio radius-ulna.
- Simpulan: Close fraktur ulna 1/3 proximal sinistra disertai
dislokasi caput radius.

3.6 Diagnosis Kerja: CKR GCS 15 + Close Fracture Ulna Sinistra 1/3 Proximal
+ Ekskoriasi Wound.
3.7 Rencana Terapi
- Bed rest
- Diet MB
- Imobilisasi fraktur dengan gips
- IVFD DN 3:1 28 gtt/menit

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 18


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
- Inj. Ranitidin 1 amp/8 jam
- Tramadol tablet 3 x 1
- Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam

2.8 Follow Up
Tanggal/hari Penjelasan
S: - Pasien baru masuk.

29/05/2013 - Mata kiri bengkak (+), merah (+).


- Edema pada lengan kiri (+).
- Nyeri (+).

O: - Kesadaran: CM
- Vital sign:
 TD: 110/70 mmHg
 Pulse: 78 x/mnt
 RR: 20 x/mnt
 T: 37,4 oC
- Orbita sinistra: edema (+), hematom (+), sklera
hiperemis (+), injeksi silier (+), refleks cahaya (-).
- Forearm sinistra: Edema (+), Krepitasi (+), Angulasi
(+), Nyeri gerak (+).
- Ekskoriasi wound: regio genu 2 x 2 cm,

A: CKR GCS 15 + Close Fracture Radius Sinistra +


Ekskoriasi Wound

P: - IVFD DN 3:1 28 gtt/mnt


- Pasang gips  16.40 WIB
- Cefotaxime 1 gr/12 jam IV
- Tramadol 1 amp/12 jam IV
- Ranitidin 1 amp/12 jam IV

30/05/2013 S: - Nyeri pada mata kiri (+)


- Mata kiri belum bisa melihat.
- Tangan kiri nyeri (+)
- Demam (+).

O: - Vital Sign:
 TD: 110/80 mmHg
 Pulse: 76 x/mnt
 RR: 20 x/mnt
o
 T: 37,6 C

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 19


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
- Orbita sinistra: edema (+), hematom (+), sklera
hiperemis (+), injeksi silier (+), refleks cahaya (-).

A: Post Close Reposition with Gips Close Fracture Radius


Sinistra

P: - Bed Rest
- Diet MB
- IVFD DN 3:1 28 gtt/mnt
- Cefotaxime 1 gr/12 jam IV
- Tramadol 1 amp/12 jam IV
- Ranitidin 1 amp/12 jam IV

S: - Nyeri pada mata kiri (+) berkurang


- Mata kiri belum bisa melihat.
31/05/2013
- Tangan kiri nyeri (+) berkurang
- Demam (-).

O: - Vital Sign:
 TD: 110/70 mmHg
 Pulse: 74 x/mnt
 RR: 20 x/mnt
o
 T: 36,7 C
- Orbita sinistra: edema (-), hematom (+), sklera
hiperemis (+), injeksi silier (+), refleks cahaya (-).

A: Post Close Reposition with Gips Close Fracture Radius


Sinistra

P: - Bed rest
- Diet MB
- IVFD DN 3:1 28 gtt/mnt
- Cefotaxime 1 gr/12 jam IV
- Tramadol 1 amp/12 jam IV
- Ranitidin 1 amp/12 jam IV

01/05/2013 S: - Nyeri pada mata kiri (-)


- Mata kiri sudah mulai bisa melihat.
- Tangan kiri nyeri (+) berkurang
- Demam (-).

O: - Vital Sign:
 TD: 110/70 mmHg
 Pulse: 74 x/mnt
 RR: 20 x/mnt
o
 T: 36,7 C
- Orbita sinistra: edema (-), hematom (+), sklera
hiperemis (+), injeksi silier (+), refleks cahaya (+).

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 20


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
A: Post Close Reposition with Gips Close Fracture Radius
Sinistra

P: - Pasien Boleh Pulang


- IVFD D5NaCl 3:1  28 ggt/mnt  off
- Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam  off
- Inj. Tramdol /12 jam  off
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV  off
- Obat rawat jalan:
 Tramadol tablet 2 x 1
 Sefadroxil tablet 2 x 1
 Ranitidin tablet 3 x 1

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 21


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Monteggia Fracture adalah fraktur pada tulang ulna disertai dislokasi pada
tulang radius proksimal sedangkan Galeazzia Fracture adalah fraktur pada
tulang radius disertai dislokasi pada tulang ulna distal.
2. Penyebab fraktur Monteggia terutama berhubungan dengan jatuh saat
posisi tangan terjulur dengan kekutan pronasi. Ada beberapa teori
mekanisme injury untuk fraktur Monteggia sebagai berikut: Direct Blow
Theory, Hyperpronation Theory, Hyperextension Theory.
3. Kasus: Seorang pasien laki-laki usia 16 tahun, datang ke RSUD
Bangkinang dengan keluhan KLL ± ½ jam yang lalu. Terdapat luka lecet
dan bengkak di sekitar bola mata sebelah kiri dan kedua lutut pasien. Pada
pergelangan tangan kiri tampak bengkak dan sedikit membengkok, nyeri
saat digerakkan, dan luka terbuka (-). Dari hasil foto Röngoent regio
antebrachii sinistra: Close fraktur ulna 1/3 proximal sinistra disertai
dislokasi caput radius. Tata lakksan close reduksi dengan gips selama 4-6
bulan.
4.2 Saran dan Kritik
Dengan kerendahan hati penulis, penulis sadar bahwa dalam artikel ini
masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca, penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis
dimasa-masa yang akan datang.

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 22


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
DAFTAR PUSTAKA

1. Sferopoulos NK. Monteggia Type IV Equivalent Injury. The Open


Orthopaedics Journal. [database on the pubmed central] 2011. [cited on
May 29, 2013]. Vol. 5, Page;198-200. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3115650/pdf/ TOORTHJ-
5-198.pdf.

2. Kadakia AP, Candal-Couto J. Occult Monteggia Fracture in an Adult: A


Case Report. Acta Orthopædica Belgica. [data base on the internet] 2007.
[cited on may 30, 2013]. Vol. 73 ± 3. Available from:
http://www.actaorthopaedica.be/acta/download/2007-3/17-kadakia%20et
%20al. pdf.

LVWLü
3. 5 ', -RYDQRYLü 1, &YHWNRYLü 9, 6WDQNRYLü %, 9UDþHYLü %. %LODWHUDO
Monteggia Fracture in Adults. Vojnosanit Pregl 2011 [database on the
internet] 2011 [cited on may 30, 2013]. 68(4): 363±365. Available from:
http://www.doiserbia.nb.rs/img/doi/0042-8450/2011/0042-84501104363R
.pdf.

4. Putigna F, Gellman H. Monteggia Fracture. Medscape Article. [database


on the medscape] 2012. [cite on May 29, 2013]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1231438-overview#showall.

5. Jafari D, Taheri H, Shariatzade H, Mazhar FN, Jalili A, et al. Bilateral


combined Monteggia and Galeazzi fractures: a case report. Medical
Journal of Islamic Republic of Iran. [database on the pubmed central]
2012. [cited on May 29, 2013]. Vol 26, No. 1, Page; 41-44. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3587892/pdf/MJIRI-
26-41.pdf.

6. 6WDQGULQJ 6, (OOLV +, +HDO\ -&, -RKQVRQ ', :LOOLDPV $, HW DO. *UD\¶V


Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice. 39th Edition.
[textbook of Anatomy]. Elsevier Churchill Livingstone: 2008.

7. Radius and Ulna [image on the internet] 2013. [cited on May 31, 2013].
Available from: http://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.
daviddarling.info/images/radius_and_ulna.jpg.

8. Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC,


2010. Hal. 1040-1041.

9. Basil A, Pruitt JR. Townsend: Sabiston Textbook of Surgery, 18th ed.


Saundres, 2007.

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 23


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar
10. Klasifikasi Fraktur. Image on the internet 2013. [cited on Juny 09, 2013].
Available from: http://www.google.co.id/search?q=klasifikasi+fraktur.

11. Brant W.E., Helms C.A., Fundamentals of Diagnostic Radiology, 3rd


Edition. [Textbook of Radiology]. Lippincott Williams & Wilkins. 2007.

12. Stanley EA, De La Garza JF. Monteggia Fracture-Dislocation in Children.


Article on the Internet. 2012. [cited on May 30, 2013]. Available from:
http://www.ckynde.dk/resources/Rockwood-Child/Monteggia.pdf.

13. Clinical Practice Guidelines : Monteggia fracture-dislocations ±


Emergency. [cited on May 30, 2013]. Available from:
http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/fractures/Monteggiafr
acture.

14. Art of Therapy. Fakultas Kedokteran UGM. 2008. Page 435-436.

Arif Heru. Monteggia Fracture. [Article and Case Report]. 2013 | 24


KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang ± Kampar

Anda mungkin juga menyukai