Anda di halaman 1dari 19

No.

Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 1 dari 4

KONSTRUKSI

1. DAFTAR DISTRIBUSI IK
1.1. Unit kerja terkait
1.2. Seluruh Vice President dan Senior Manager

2. TUJUAN DAN SASARAN


2.1. Tujuan dibuatnya Instruksi Kerja Konstruksi adalah agar semua proses proyek
pembangunan konstruksi baik dari segi mekanikal, electrical, dan sipil dikerjakan dengan
sesuai SOP yang ada dan hasil dari pekerjaan konstruksi tersebut sesuai dengan standar
yang ada.
2.2. Mencegah terjadinya kerugian baik fisik maupun materil bagi pekerja, warga dan pemilik
bangunan konstruksi tersebut karna pekerjaan yang tidak sesuai standar.

3. RUANG LINGKUP
Meliputi kegiatan pekerjaan konstruksi bangunan, baik itu pekejaan pengelasan, penggalian,
bekerja pada ketinggian, pemasangan scaffolding, pembesian retaining wall, instalasi
panel listrik, pemasangan bekisting, pengerjaan tulangan, pengecoran dan pembongkaran
bekisting.

4. DEFINISI PEKERJAAN

4.1. Pekerjaan pengelasan

Suatu kegiatan pekerjaan yang bertujuan untuk menyambung dua benda berupa logam
sejenis ataupun tidak menggunakan elektroda dan nyala api dengan cara melelehkan
logam tersebut .

4.2. Penggalian

Suatu kegiatan pembuatan lubang pada tanah sebagai tempat pondasi bangunan berada
sesuai dengan drawing yang ada.

4.3. Bekerja pada ketinggian

Pekerjaan yang mengharuskan pekerja berada pada ketinggian dimana memiliki potensi
terjatuh dan cidera fisik serta kematian
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 2 dari 4

KONSTRUKSI

4.4. Pemasangan Scaffolding

Kegiatan pemasangan platform ( bangunan peralatan ) yang dibuat untuk sementara


dan digunakan sebagai penyanggan tenaga kerja, material serta alat yang dibutuhkan
dalam pekerjaan konstruksi

4.5. Retaining Wall

Sebagai penahan tanah agar kondisinya terus stabil dan tidak bisa longsor atau
terlindung dari erosi.

4.6. Installasi Panel Listrik

Kegiatan pemasangan panel listrik yang digunakan agar distribusi tenaga listrik tetap
terjaga dengan baik ke seluruh unit – unit kerja

4.7. Pemasangan Bekisting

Pemasangan wadah atau cetakan untuk pekerjaan beton

4.8. Pekerjaan Tulangan

Pekerjaan yang meliputi pekerjaan pemotongan hingga perakitan baik itu pekerjaan
tulangan yang dirakit ditempat lansung maupun ditempat lain yang berfungsi sebagai
penahan gaya tarik pada struktur balok maupun plat.
4.9. Pengecoran

Penuangan beton segar ke area yang telah bekisting atau cetakan yang telah dipasangi
besi tulangan.
4.10. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran wadah atau cetakan untuk pekerjaan beton.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Pengelasan
5.1.1. Izin Kerja dan Rambu
1. Pekerjaan pengelasan (pekerjaan yang menghasilkan api atau bunga api atau berpotensi
terjadinya kebakaran) dengan menggunakan semua peralatan (trafo las, blander las
potong, pengelasan, dan unit generator) harus mengajukan izin kerja pengelasan. Izin
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 3 dari 4

KONSTRUKSI

kerja pengelasan harus dilengkapi dengan sket lokasi kerja.


2. Sebelum menyetujui izin kerja yang diajukan, harus dilakukan pemeriksaan
peralatan,proteksi bunga api, lokasi kerja, material, perlengkapan pemadam api, APD
(Sarung tangan las, pakaian kerja las (apron), safety shoes, topeng las, masker las) yang
akan digunakan, dan fasilitas evakuasi bila pengelasan dilakukan di ruang terbatas,
serta pemeriksaan alat bantu kerja (scaffolding) bila pengelasan dilakukan di ketinggian
3. Setelah izin kerja disetujui, pasang izin kerja di lokasi dimana pekerjaan akan
dilakukan
4. Pastikan rambu bahaya pengelasan dipasang pada area pengelasan dan area di bawah
bila pengelasan dilakukan di ketinggian.
5. Sediakan alat pemadam kebakaran, APAR minimal 2 tabung, air, dan karung basah.

5.1.2. Welder dan APD


1. Juru las harus menggunakan masker las/kedok las, masker, sarung tangan kulit, sepatu
keselamatan, pelindung lengan dari kulit dan apron/celemek las dari kulit
2. Juru las harus memiliki sertifikat juru las sesuai posisi yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah berwenang.

5.1.3. Lingkungan Kerja


1. Area kerja aman (jauh dari titik api, jauh dari bahan mudah terbakar, dll.).
2. Pindahkan semua bahan mudah terbakar/meledak: oli, bensin, tiner, kertas, kain, kayu,
dll. (jarak min. 10 m dari area kerja)
3. Jika tidak bisa dipindahkan, maka harus ditutup dengan karung basah atau selimut api.
4. Lapisi lantai yang mudah terbakar dengan pasir basah, terpal tahan api, selimut api atau
karung basah
5. Proteksi bunga api harus benar-benar rapat (proteksi bisa menggunakan karung basah
atau selimut api).
6. Jika melakukan pengelasan di area ketinggian, pasang proteksi untuk menghalangi
bunga api jatuh ke bawah (baik melalui lubang, perimeter atau area terbuka yang lain)
dan tersedia pengawas di area bawah pengelasan serta area di bawah harus dibarikade
dan terpasang rambu peringatan.
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 4 dari 4

KONSTRUKSI

7. Lakukan penyiraman setiap 30 menit (jika proteksi menggunakan karung basah)

5.1.4. Pengelasan Dengan Trafo Las


1. Trafo las rutin diperiksa dan terpasang stiker status inspeksi BAIK/TIDAK BAIK.
2. Sumber listrik harus dilengkapi dengan ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
3. Harus dilengkapi dengan landasan.
4. Tidak ada kerusakan pada isolator dari pegangan las.
5 Pastikan penjepit disimpan dengan baik saat tidak digunakan.
6. Kondisi kabel dan sambungan dalam kondisi baik.
7. Kabel massa harus terulur seluruhnya, tidak ada yang tergulung dan kabel massa harus
dekat dengan titik pengelasan.
8. Pastikan terpasang landasan pada trafo las
9. Gunakan trafo las yang kapasitas > 250 A, untuk pengelasan pipa yang bertekanan.
10. Jarak pengelasan dengan trafo las jangan terlalu jauh agar mudah mematikan bila
terjadi sesuatu

5.1.5. Pengelasan / Pemotongan Dengan Blander Las Potong


1. Tabung, regulator, dan selang sudah diperiksa (gunakan air sabun) serta dipastikan tidak
ada sambungan dan kebocoran
2. Tabung, regulator, dan selang sudah diperiksa (gunakan air sabun) serta dipastikan tidak
ada sambungan dan kebocoran
3. Tabung harus bebas dari oli
4. Pastikan regulator terpasang penahan arus balik dan blander las potong terpasang mini
cupla.
5. Segera ganti selang yang sudah tidak elastis, retak, atau ada sambungan.
6. Penempatan tabung tidak boleh kena matahari langsung, harus diproteksi dengan
karung basah (suhu maks. 40° C)
7. Pasang penutup sebelum dipindahkan atau selama disimpan.

5.1.6. Metode Kerja


1. Lampirkan rencana kerja, sket, dan JSA (Job Safety Analysis) pada izin kerja yang
dipasang di lokasi kerja
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 5 dari 4

KONSTRUKSI

2. Jangan gunakan trafo las pada kondisi hujan dan berlumpur.


3. Pada pengelasan di ruang terbatas :
a. Lakukan pengukuran kadar gas (uji gas).
b. Tunjuk minimal 1 orang sebagai pengawas.
c. Pasang alat peniup sebagai ventilasi (sistem masuk-keluar).
d. Gunakan APD yang sesuai (alat bantu pernapasan bila ada gas berbahaya).
f. Letakkan mesin las di luar ruang terbatas (dengan disertai tombol darurat)

5.2. Pekerjaan Penggalian


5.2.1. Peralatan Yang Digunakan
● Cangkul ● Genset ● Patok Kayu
● Pengki ● WaterPass ● Sekop
● Jack Hamer ● Selang Air ● Blencong / Pakuel
● Meteran ● Linggis ● Mesin Pompa Air
● Benang ● Theodolit ● Karung

5.2.2. Pekerjaan Persiapan


1. Pekerjaan Persiapan
a. Melakukan perbandingan dilapangan untuk menyatakan kesesuaian data
yang telah didapatkan.
b. Persiapan alat yang diperlukan sebelum digunakan seperti mengkalibrasi
alat.
c. Membuat dan menentukan metode kerja yang sesuai.
d. Membuat jadwal kerja dan rincian tahapan pekerjaan.
e. Menentukan peralatan kerja yang sesuai.
2. Persiapan Dilapangan
a. Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank
pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna
b. Menentukan lebar dan kedalaman galian tanah yang akan digali
c. Pembagian tugas dan Penyebaran petugas ke tempat sesuai tanggung
jawabnya
d. Mobilisasi peralatan kerja dan material
e. Perhatikan aspek keamanan di sekitar lokasi proyek dengan membuat pagar
pelindung
f. Para pekerja harus melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 6 dari 4

KONSTRUKSI

g. Pemeriksaan terhadap batas tanah galian terutama dilakukan secara tepat dan
akurat
h. Pemeriksaan terhadap dimensi dan elevasi kedalaman galian
i. Pengaturan metode penggalian, pembuangan, dan penumpukan tanah
j. Penyesuaian tipe galian tanah dengan kondisi tanah yang actual
k. Pembuatan galian sisi miring dan pelebaran lubang untuk jenis tanah yang
berlumpur
l. Pemasangan struktur penahan tanah sesegera mungkin pada jenis tanah
runtuhan
m. Penyedian mesin pompa air untuk tanah yang mengandung sumber mata air
n. Pengecekan kembali ketepatan ukuran dan elevasi kedalaman galain tanah

5.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan Utama


1. Pekerjaan Persiapan
a. Memastikan bahwa data yang sudah diperoleh sebelumnya adalah data
yang bisa dijadikan acuan
b. Memastikan bahwa peralatan yang akan digunakan sudah sesuai dan dalam
kondisi yang baik, benar dan juga aman
c. Melakukan Safety Briefing (penjelasan metoda kerja, tahapannya,
pembagian tugas, menilai hal-hal yang dapat membahayakan pekerjaan dan
lingkungan serta pemeriksaan Alat Pelindung Diri, seperti: Safety Shoes,
Safety Helmet, Sarung Tangan Katun, Rompi Kerja, apakah semua sudah
digunakan dengan baik, benar dan aman)
d. Pembagian tugas dan Penyebaran petugas ke tempat sesuai tanggung
jawabnya
2. Pelaksanaa Pekerjaan Penggalian Tanah
a. Buat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah kemudian
ajukan gambar tersebut untuk direalisasikan ke pondasi
b. Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu
pelaksanaan pekerjaan
c. Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan
bowplank pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna
d. Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan terhadap ukuran dan
elevasi galian tanah
e. Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk
kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
f. Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman galian
tanah
g. Bagian tanah yang digali adalah pondasi beton yang dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia (man power)
h. Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan cangkul
blencong/pakuel
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 7 dari 4

KONSTRUKSI

i. Pasanglah patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung


proses penggalian tanah
j. Galilah tanah dengan berdasarkan pada patok dan berenang yang sudah
dipasang sebelumnya
k. Buang sisa galian tanah
l. Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan
kedalaman sesuai perencanaan
m. Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran lebar tertentu menggunakan
theodolit
n. Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa
supaya tidak menghambat pekerjaan
o. Singkarkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti
sampah, potongan kayu, dan bebatuan
p. Setelah proses penggalian tanah rampung, tahap berikutnya adalah
pekerjaan pondasi cor beton serta pengurugan tanah

5.3. Bekerja Pada Ketinggian


5.3.1. Pelaksanaan
1. Prinsip aman bekerja di ketinggian adalah perencanaan yang baik,
2. Hubungi petugas K3 untuk meminta form izin kerja 1 hari sebelum pelaksanakan
pekerjaan di ketinggian, surat izin bekerja di ketinggian ini hanya berlaku untuk
pekerjaan yang dilaksanakan di satu lokasi saja dan telah dipenuhi semua ketentuan
keselamatan kerja.
3. Pekerja yang akan melakukan pekerjaan di ketinggian harus sudah mendapatkan
induksi khusus, pemeriksaan kesehatan serta wawancara mengenai kondisi mental
psikologis bekerja di ketinggian yang ditandai dengan kompetensi bekerja di
ketinggian
4. Memastikan alat kerja, APD (helm pelindung, sabuk pengaman tubuh, sepatu
keselamatan/sepatu kerja, dll.) dan perlengkapan tambahan untuk menautkan kait
(pipa galvanis) tersedia dan dalam kondisi baik
5. Pastikan sudah dilakukan penilaian risiko dan JSA (Job Safety Analysis) sudah
dibuat serta izin kerja di ketinggian sudah disetujui sebelum pekerjaan dilaksanakan
6. Memastikan telah dilakukan rapat persiapan sebelum pekerjaan dimulai.
7. Pastikan pengait sabuk pengaman tubuh selalu terpasang di atas pinggang dan
ditautkan pada bagian yang kuat (dilarang menggunakan tambang sebagai tali
keselamatan horizontal untuk tempat menautkan sabuk pengaman tubuh)
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 8 dari 4

KONSTRUKSI

8. Bila tidak ada tempat untuk menautkan kait tali, perlu dibuat/dipasang pipa galvanis
horizontal (ketebalan pipa harus 2,3 mm) atau tali baja diameter 6 mm atau tali serat
(untuk tali keselamatan horizontal).
9. Pada pekerjaan memanjat atau bergerak (tower crane, gondola, steel structure, dll.)
harus menggunakan tali keselamatan vertikal dengan material karmantel diameter 8
mm
10. Gunakan kotak untuk menyimpan peralatan dan material kecil, material yang
diangkut keatas, baik manual ataupun dengan alat angkat harus terikat kuat dan
dipastikan tidak jatuh saat posisi pengangkatan tidak stabil/miring.
11. Selesai bekerja atau saat akan istirahat, pastikan tidak ada material atau peralatan
yang bisa jatuh, baik karena tersenggol atau karena tiupan angin kencang, bila perlu
ikat dengan kuat ke bagian bangunan yang kokoh
12. Lakukan pengecekan sebelum pekerjaan dimulai dan sesudah pekerjaan selesai
terhadap potensi bahaya benda jatuh atau potensi bahaya jatuh dari ketinggian

5.3.2. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


1. Bekerja di ketinggian adalah pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian lebih dari
1,8 m dari lantai kerja atau pada area yang berpotensi jatuh dari ketinggian lebih dari
1,8 m.
2. Pastikan bahwa kondisi fisik pekerja sehat
3. Area di bawah pekerjaan di ketinggian harus diberi tanda keselamatan/spanduk
“Ada Pekerjaan di Atas” dan pasang barikade sekitar lokasi.

4. Memakai alat pelindung diri yang disyaratkan (helm pelindung, sabuk pengaman
tubuh, sepatu keselamatan/sepatu kerja, dll.).

5. Alat pelindung kerja (karmantel, alat pengait tali, karabiner, jaring pengaman,tali
keselamatan/pipa atau tali baja, dll.) sudah disiapkan dan dipakai.

6. Alat pelindung diri yang disyaratkan harus ditautkan atau dipasang pada titik kait
yang sudah disediakan

7. Jika menggunakan tangga, lakukan pemeriksaan sebelumnya dan pakailah tangga


yang memenuhi syarat keselamatan kerja dengan menggunakan label inspeksi
tangga.
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 9 dari 4

KONSTRUKSI

8. Jika menggunakan scaffolding, lakukan pemeriksaan dan pakailah scaffolding yang


memenuhi syarat keselamatan kerja dan berlabel hijau.

9. Lakukan pemasangan sesuai scaffolding dengan “Instruksi Kerja Scaffolding “.

10. Peralatan yang akan dibawa harus disimpan/diletakkan pada tempat yang aman dari
bahaya jatuh.

11. Bila ada pekerjaan pengelasan di ketinggian, prosedur izin kerja pengelasan harus
dipenuhi dan sesuai dengan “Instruksi Kerja Pengelasan” dan gunakan APD
(Sarung tangan las, pakaian kerja las (apron), safety shoes, topeng las, masker las)

12. Bila bekerja dekat aliran listrik, jarak aman scaffolding adalah 4,5 meter
(horizontal) dan 6 meter (vertikal).
13. Pastikan agar semua material yang digunakan pada saat pekerjaan di ketinggian
aman dan tidak menyebabkan kemungkinan terjatuh ke permukaan.

14. Apabila melihat benda jatuh, atau material yang dikerjakan jatuh, agar segera
berteriak untuk mengingatkan orang yang di bawah untuk menghindar, laporkan
kejadian kepada Unit kerja K3 atau supervisor

15. Harus tersedia prosedur evakuasi dan sudah dilakukan latihan bagaimana
melakukan proses evakuasi apabila ada pekerja yang jatuh dan tergantung pada
sabuk pengaman tubuh atau pada jaring pengaman.

16. Apabila terjadi keadaan darurat seperti terjatuh dari ketinggian atau ada orang
tertimpa benda jatuh jika memungkinkan korban atau saksi yang melihat kejadian
harus segera menghubungi Unit Kerja K3 untuk evakuasi penyelamatan dan
pertolongan pertama.

5.4. Pemasangan Scaffolding

5.4.1. Pemeriksaan Scaffolding

1. Pastikan izin kerja sudah lengkap, biasanya mencakup Job Safety Analysis (JSA),
sertifikat scaffolder, dan izin pembuatan scaffolding
2. Periksa material yang digunakan untuk komponen dan perlengkapan scaffolding dan
pastikan dalam keadaan baik, tidak rusak atau cacat. Harus terbuat dari material
khusus yang diizinkan
3. Lakukan pemeriksaan visual pada semua bagian dari scaffolding, di antaranya
bagian fondasi, rangka, lantai kerja, jalan masuk ke lantai kerja dan bagian paling
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 10 dari 4

KONSTRUKSI

atas dari bangunan scaffolding. Pastikan tidak berkarat, rusak, cacat, melengkung/
bengkok atau terdapat bagian yang tidak layak
4. Periksa kestabilan bangunan scaffolding
5. Periksa semua pengunci atau clamp berfungsi baik
6. Pastikan area untuk penempatan anchor pada full body harness minimum setinggi
pinggang.
7. Pastikan semua risiko jatuh sudah dikendalikan dengan baik, misalnya dengan
memasang railing-railing yang diperlukan
8. Pastikan scaffolding sudah diberi pengaman atau alat-alat pengaman yang
diperlukan
9. Selanjutnya, bila scaffolding sudah dipastikan aman, pasang scafftag hijau di dekat
akses tangga scaffolding

10. Jenis jenis scafflag untuk scaffolding

a. Tanda Hijau : Aman

b. Tanda Merah : Tidak Aman ( Scaffolding tidak boleh digunakan )

5.4.2. Syarat Keamanan Scaffolding


a. Scaffolding harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat serta papan harus diikat
kuat pada scaffolding
b. Lantai scaffolding harus diberi pagar pengaman, apabila tingginya lebih dari 2
meter
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 11 dari 4

KONSTRUKSI

c. Jalan-jalan sempit, jalan-jalan dan jalan-jalan landasan (runway) harus terbuat


dari bahan dan konstruksi yang kuat, tidak rusak dan aman untuk tujuan
pemakaiannya
d. Scaffolding yang sudah dinyatakan aman terpasang scafftag hijau
e. Sudah dilakukan pemeriksaan awal, berkala dan pemeriksaan khusus
f. Scaffolding harus dipasang jaring pengaman (safety net), apabila tingginya lebih
dari 5 meter dan harus dipasang perisai pengaman (protective shield) untuk
melindungi kejatuhan material
g. Scaffolding diletakkan pada fondasi yang kuat dan rata. Permukaan scaffolding
harus mampu menahan berat scaffolding dan berbagai beban yang akan
diletakkan di atasnya. Pekerja bisa memberikan pendukung tambahan bila
diperlukan
h. Jangan menggunakan kotak, drum, batu bata atau balok beton sebagai
pendukung tambahan scaffolding
i. Kondisi tanah atau dudukan rata dan pendukung tambahan mampu mendukung
beban 4 (empat) kali lipat
j. Scaffolding harus stabil dan mampu menahan beban yang akan diletakkan di
atasnya
k. Lantai kerja, tangga naik, lantai dasar, dan rangka scaffolding harus dalam
keadaan bersih dari minyak, gemuk, lumpur dan bahan lain yang bisa
membahayakan pekerja
l. Pekerja, operator scaffolding, scaffolder harus menggunakan APD (safety
helmet, full body harness, safety gloves, scaffold key house, safety belt, lanyard,
safety shoes) yang disyaratkan, termasuk perlengkapan pelindung jatuh
m. Lebar scaffolding dan lantai kerja harus cukup untuk bekerja dan meletakkan
bahan-bahan.
n. Pastikan scaffolding sudah terpasang toe board, cross bracing pada semua
tingkat scaffolding dan pastikan semua komponen aman
o. Bila bekerja dekat aliran listrik, jarak aman scaffolding adalah 4,5 meter
(horizontal) dan 6 meter (vertikal).
5.4.3. Penggunaan Scaffolding
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 12 dari 4

KONSTRUKSI

a. Pastikan pekerja sudah mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan


scaffolding yang tepat dan pengendalian bahaya saat bekerja di atas scaffolding,
penggunaan alat pelindung jatuh, dan apa yang harus dilakukan apabila ada
perubahan pada tempat kerja atau jenis scaffolding.
b. Scaffolder atau pengawas memeriksa dan memastikan scaffolding dalam kondisi
aman sebelum digunakan
c. Lantai kerja, bagian deck, dan pagar pengaman sudah terpasang dan dalam
kondisi aman
d. Gunakan alat bantu untuk memindahkan material dari bawah ke atas
e. Gunakan tangga yang sudah terpasang kuat dan kokoh untuk naik dan turun dari
scaffolding
f. Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, sepatu keselamatan dan full
body harness.
g. Perhatikan rekan kerja yang bekerja di atas atau di bawah anda setiap saat. Jika
anda melihat ada hal yang tidak sesuai prosedur atau ketidaknormalan pada
scaffolding, hentikan pekerjaan anda dan laporkan pada atasan.
h. Periksa seluruh komponen alat pelindung jatuh yang digunakan, mencakup
harness (webbing, D-ring, buckle), lanyard, dan lifeline.
i. Jangan membawa barang berlebih saat menaiki scaffolding
j. Jangan menggunakan pengait silang (cross bracing) saat naik/ turun dari
scaffolding
k. Jangan bekerja di atas scaffolding saat cuaca buruk
l. Jangan menyimpan bahan atau peralatan pada pagar pengaman.
m. Jangan bekerja dekat jalur aliran listrik kecuali Anda terlatih dan berwenang
melakukannya.
5.4.4. Point Penting Scaffolding
a. Amankan semua bahan atau peralatan dari lantai kerja sebelum memindahkan
scaffolding.
b. Gunakan pengunci roda setiap saat bila scaffolding tidak sedang bergerak
berpindah.
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 13 dari 4

KONSTRUKSI

c. Tidak ada seorang pun yang menaiki scaffolding saat sedang bergerak
dipindahkan.
d. Dilarang memasang, membongkar, atau meninggikan scaffolding kecuali
mendapatkan izin dan diawasi oleh pengawas yang berwenang.
e. Dilarang menggunakan scaffolding yang belum diberi scafftag hijau.

5.5. Pembesian Retaining Wall


Sebagai penahan tanah agar kondisinya terus stabil dan tidak bisa longsor atau
terlindung dari erosi.

5.5.1. Persiapan Pekerjaan


a. Perencanaan : Survey lapangan, pembuatan data kondisi lapangan & Pembuatan
data pelaksanaan pekerjaan serta persiapan alat
b. Persiapan di Lapangan : Sosialisasi, Perijinan, Mobilisasi Peralatan dan Material,
Membuat setting galian

5.5.2. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Fabrikasi besi dilakukan di tempat fabrikasi sesuai dengan bar bending schedule
yang telah di tentutakan
b. Surveyor memberi tanda posisi markingan agar memudahkan pekerja untuk
memasang besi dinding arah vertical
c. Pekerja memberikan besi penyangga yang sudah sesuai dengan selimut beton
yaitu 4 cm tujuannya untuk menjaga posisi besi vertical tetap pada posisinya
d. Pekerja memberi tanda pada besi penyangga sesuai dengan jarak yang telah di
tentukan pada shop drawing
e. Besi dinding arah vertical dipasang sesuai dengan jarak yang di tentukan, pastikan
posisi besi sudah tegak lurus, lalu di ikat dengan memggunakan kawat bendrat
f. Untuk retaining wall raft footing dipasang stek lipat sesuai dengan jarak yang di
tentukan pada shop drawing lalu diikat dengan menggunakan kawat bendrat
g. Lalu dilakukan pemasangan sepatuan kolom dan dinding dengan tinggi 5 cm dan
lebar 3 cm dari dimensi kolom dan dinding pada setiap sisi, bagian bawah
sepatuan diberikan beton deking tebal 5 cm untuk mendapatkan cover beton pada
raft footing.
h. Setelah dilakukan check list besi dinding arah vertical, dilakukan pengecoran raft
footing
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 14 dari 4

KONSTRUKSI

i. Selanjutnya setelah perawatan atau curing pada raft footing telah selesai
dilakukan pembongkaran bekisting dan sepatuan kolom dan dinding lalu
dilakukan cutting pada sepatuan kolom dan ciping pada beton
j. Setelah itu dilakukan pemasangan scapolding untuk memudahkan pekerja dalam
pemasangan besi arah vertical
k. Dilakukan pengecekan verticality dengan menggunakan unting-unting agar posisi
besi lot dan tidak terjadinya lendutan
l. Dilanjutkan pemasangan besi arah horizontal sesuai dengan jarak yang telah
ditentukan

5.6. Instalasi Panel Listrik


5.6.1. Peralatan dan Bahan
● Box Panel
● Perangkat Hubung Bagi ( PHB )
● Komponen PHB
● Pengaman beban lebih ( MC, MCB, MCCB dll )
● Pengaman Arus Sinagkat ( Fuse )
● Saklar ( Switch, Push button, selector dll)
● Indikator ( Lampu, Amp meter, Volt meter dll )

5.6.2. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Persiapakan gambar panel / schematic panel
b. Periksa kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk dalam pemasangan panel
listrik
c. Persiapkan Alat kerja untuk mulai melakukan pemasangan panel
d. Periksa kondisi tempat panel yang akan dipasang / survei
e. Ukur dan cocokan dengan kondisi panel dengan tempat panel yang akan
dipasang
f. Pastikan dalam pemasangan panel listrik bener - bener aman dari segala hal,
termasuk dari faktor manusianya
g. Periksa seluruh komponen yang dipasang dipanel sesuai dengan Standar
Internasional ( SNI )
h. Lakukan pengawasan selama pemasangan panel listrik sampai selesai
i. Lakukan pencatatan pelaporan pengawasan aktifitas pekerjaan dan laporan
pengawasan pemasangan panel listrik

5.7. Pemasangan Bekisting


5.7.1. Syarat Pekerjaan
a. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak
patah ketika menerima beban yang bekerja.
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 15 dari 4

KONSTRUKSI

b. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami


perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-
sia.
c. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak
runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
5.7.2. Peralatan dan Bahan
● U-Head ● Meteran ● Pensil
● Join Pin ● Plywood 12 mm ● Gergaji
● Cross Brace ● Paku ● Palu
● Main Frame ● Balok Suri
● Jack Base ● Hollow
5.7.3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyanggautama untuk tetap
menjaga mainframe berdiri dengankokoh menahan beban yang dipikul.
Penggunaan jackbase sebagai pengatur ketinggian/ elevasi scaffolding sesuai
ketinggian yang telah direncanakan
b. Memasang Main Frame untuk struktur utama dari scaffolding itu sendiri
c. Memasang cross brace untuk pengaku dan pengikat antar mainframe agara
scaffolding berdiri tegak dan kokoh
d. Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri-suri. Selain itu berfungsi
pengatur ketinggian struktur balok yang akan direncanakan
e. Pasang balok suri-suri dan pasang hollow diatas balok suri
f. Memasang plywood sebagai cetakan untuk beton.

5.8. Pengerjaan Tulangan

Pekerjaan yang meliputi pekerjaan pemotongan, hingga pekerjaan perakitan baik


itu pekerjaan tulangan yang dirakit ditempat langsung maupun ditempat lain yang
berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada struktur balok maupun plat.

5.8.1. Peralatan dan Bahan


● Baja Tulangan Ulir ● Meteran ● Mesin bending
● Tulangan Wiremesh ● Kapur
● Kawat Bendrat ● Tulangan cakar ayam
● Tang Besi ● Beton Decking
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 16 dari 4

KONSTRUKSI

● Mesin Pemotong Tulangan ● Gunting pemotong tulangan

5.8.2. Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Balok


a. Persiapan bahan dan pemotongan tulangan sesuai gambar kerja yang diperoleh di
los besi.
b. Pembengkokan tulangan berdasarkan data yang telah ditentukan.
c. Perakitan tulangan berdasarkan dimensi untuk pemasangan tulangan balok.
d. Pengangkutan tulangan balok ke lokasi proyek.
e. Penempatan tulangan dari lokasi proyek ke daerah pekerjaanmenggunakan tower
crane
f. Pengecekan tulangan dan ikatan yang saling berhubungan
5.8.3. Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Pelat
a. Persiapan bahan dan pengangkutan tulangan wire mesh kelokasi proyek.
b. Penempatan tulangan menggunakan tower crane dan pemotongan tulangan
berdasarkan dimensi plat lantai dilapangan.
c. Pemasangan tulangan cakar ayam pada plat lantai.
d. Pemasangan beton decking untuk menentukan selimut beton pada plat lantai

5.9. Pengecoran
Proses penuangan beton segar ke area yang telah bekisting dan tulangan agar
tulangan menjadi lebih kokoh, sedangkan untuk pengecoran pada plat lantai dan balok
menggunakan beton ready mix
5.9.1. Alat dan Bahan
● Beton Segar Ready Mix ● Mesin Vibrator
● Tower Crane ● Mesin Mix
● Bucket isi beton ● WaterPass
● Ruskam Kayu ● Mesin Air Compressor
● Penyapu Kayu

5.9.2. Langkah Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Beton


a. Pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap.
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 17 dari 4

KONSTRUKSI

b. Jika sudah dilakukan pengecekan maka langkah selanjutnya ialahmengisi surat


ijin cor.
c. Setelah pengecekan selesai dilakukan, selanjutnya menyerahkansurat ijin cor
kepada pengawas.
d. Melakukan pengecekan ulang bersama pengawas.
e. Jika hasil lapangan telah memenuhi menurut pengawas, selanjutnya
penandatanganan surat ijin cor dan area siap dilakukan pengecoran

5.9.3. Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Plat lantai dan Balok


a. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek.
b. Menentukan volume area siap cor. Untuk pekerjaan plat dan balok, penentuan
batas stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting dilapangan. Jika
bekisting sudah siap pada jarak bentang tertentu, maka volume cor yang diambil
adalah ¼ atau ¾ jarak bentang area bekisting yang telah mampu menahan berat
beton segar.
c. Pembersihan area yang akan dicor menggunakan mesin air compressor.
d. Masukkan beton segar kedalam bucket, agar penuangan beton ke suatu area
dapat merata
e. Tuang beton segar kedalam area siap cor.
f. Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin vibrator.
g. Pada saat pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan dipadatkan dilakukan
pekerjaan perataan permukaan beton sesuai dengan ketebalan yang telah
direncanakan. Perataan ini masihmenggunakan sistem manual memakai ruskam
kayu. Perataan ini bertujuan agar permukaan plat rata dan memastikan tidak ada
udarayang terjebak didalam campuran beton.
h. dilakukan pengukuran ketebalan plat sekaligus pengecekannya menggunakan
pesawat waterpass dan batang kayuyang telah diberi tanda
i. Untuk perawatannya, basahi permukaan plat dan dengan air setiap 2 kali sehari
selama satu minggu

5.10. Pembongkaran Bekisting


No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 18 dari 4

KONSTRUKSI

Pembongkaran bekisting plat dan balok apabila beton telah cukup umur yakni
minimal 7 hari atau lebih menyesuaikan dengan fungsi dari pengecoran serta agar dapat
dilakukan perawatan beton setelah pembongkaran dengan cara membasahi permukaan
kolom secara merata.

5.10.1. Peralatan dan Bahan


● Palu
● Linggis
5.10.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
a. Siapkan peralatan yang digunakan untuk pembongkaran.
b. Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yang beton yang
telah cukup umur.
c. Longgarkan u-head dan bongkar plywood bagian tengah secara hati-hati.
d. Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding.
e. Setelah selesai pembongkaran, tahap selanjutnya pengecekan hasil bekisting,
apabila ditemukan cor yang kurang bagus maka selanjutnya dilakukan
perbaikan.
No. Dokumen :
PT SEMEN BATURAJA INSTRUKSI Revisi : 0
Tanggal Terbit :
(PERSERO) TBK
KERJA Halaman : 19 dari 4

KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai