Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN

Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan


bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /
switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam
kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan
memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short
circuit / hubung singkat.

Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik
dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus
gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain.

PMT 20KV PMT 150KV PMT 500KV


Gambar-1.1. Macam – macam PMT

1.2 KLASIFIKASI PMT

Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses
pemadaman busur api jenis gas SF6.

1.2.1 Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)

PMT dapat dibedakan menjadi :


• PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV ( SPLN 1.1995 - 3.3 ).
• PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV ( SPLN 1.1995 – 3.4 ).
• PMT tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV ( SPLN 1.1995 – 3.5 ).
• PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC ( SPLN 1.1995 – 3.6 ).

1.2.2 Berdasarkan jumlah mekanik penggerak / tripping coil

PMT dapat dibedakan menjadi :

• PMT Single Pole

PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole, umumnya PMT
jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose satu fasa.

Keterangan .
6a 1. Pondasi
2. Kerangka (Struckture)
5 3. Mekanik penggerak
4. Isolator suport.
5. Ruang pemutus
6b 6a. Terminal Utama atas
4 6b. Terminal Utama
bawah
7. Lemari control lokal

3
7

8
1

Gambar-1.2. PMT Single Pole

• PMT Three Pole

PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik,
umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV untuk
distribusi.
6a
Keterangan .
1. Pondasi
5 2. Kerangka (Struckture)
3. Mekanik penggerak
6b 4. Isolator suport.
4 5. Ruang pemutus
6a. Terminal Utama atas
6b. Terminal Utama
bawah
3
7 7. Lemari control lokal

8
1

Gambar-1.3. PMT Three Pole

1.2.3 Berdasarkan media isolasi

Jenis PMT dapat dibedakan menjadi :

• PMT Gas SF6


• PMT Minyak
• PMT Udara Hembus (Air Blast)
• PMT Hampa Udara (Vacuum)

1.2.4 Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang pemutus

PMT SF6 dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu :


• PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)
• PMT Jenis Tekanan Ganda (double pressure type)

PMT Jenis Tekanan Tunggal

PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2, selama terjadi proses
pemisahan kontak – kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal overpressure) ke
dalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya saat
terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan tenaga
hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api.
3

1 4 2 5
V V

Gambar-1.4. Interupting chamber PMT SF6 saat proses pemutusan arus llistrik

1. Fixed contacts rod (Rod Kontak diam)


2. Valve ( katup )
3. Main contacts (Kontak Utama)
4. Insulating Nozle
5. The Moving Contact suport
Vt. Themal Pressure
Vp.The Compression of the Volume

PMT Jenis Tekanan Ganda


PMT terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan sistim
tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari
sistim tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistim tekanan rendah. Gas pada
sistim tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistim tekanan tinggi, saat
ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi lagi.

1.3 KOMPONEN DAN FUNGSI

Sistem Pemutus (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki beberapa
komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan berdasarkan Failure Modes
Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut :
1. Penghantar arus listrik (electrical current carrying)
2. Sistem isolasi (electrical insulation)
3. Media pemadam busur api
4. Mekanik penggerak
5. Control / Auxilary circuit
6. Struktur mekanik
7. Sistem pentanahan (grounding)

1.3.1 Penghantar arus listrik (electrical current carrying)


Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan /
mengalirkan arus listrik. Penghantar arus listrik pada PMT terdiri dari beberapa bagian
antara lain :

1.3.1.1 Interrupter

Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup kontak PMT. Didalamnya
terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan langsung dalam proses penutupan atau
pemutusan arus, yaitu:

- Kontak bergerak / moving contact


- Kontak tetap / fixed contact
- Kontak arcing / arcing contact

Gambar-1.5. Interrupter

1.3.1.2 Asesoris dari interrupter (jika ada)

Terdiri dari :
- Resistor
Resistor / tahanan dipasang paralel dengan unit pemutus utama (bekerja hanya
pada saat terjadinya penutupan kontak PMT) dan berfungsi untuk :
o Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul (restriking voltage)
o Mengurangi arus pukulan (chopping current) pada waktu pemutusan
o Meredam tegangan lebih karena mengoperasikan PMT tanpa beban
pada penghantar panjang
- Kapasitor
Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit
pemutus pembantu yang berfungsi untuk :
o Mendapatkan pembagian tegangan ( Voltage distribution ) yang sama
pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan ( breaking
capacity ) pada setiap celah adalah sama besarnya.
o Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek dengan
mengurangi frekuensi kerja.

1.3.1.3 Terminal utama

Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan / koneksi antara PMT dengan
konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.

Gambar-1.6. Terminal utama

1.3.2 Electrical Insulation

Berfungsi sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan
serta antara bagian yang bertegangan.

Pada Pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator, yaitu :

1.3.2.1 Isolator ruang pemutus (Interrupting Chamber)

Merupakan isolator yang berada pada interrupting chamber (1)

1.3.2.2 Isolator support / penyangga

Merupakan isolator yang berada pada support / penyangga (2)

Gambar-1.7. Isolator pada interrupting chamber dan support


1.3.3 Media pemadam busur api

Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja
membuka atau menutup. Berdasarkan media pemadam busur api, PMT dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :

1.3.3.1 Pemadam busur api dengan gas SF6

Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul pada waktu
memutus arus listrik.

Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih tinggi dibandingkan
dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan pertambahan
tekanan.

Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type), dimana
selama operasi membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan ke dalam
suatu tabung/silinder yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu
pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur
api.

1. Mekanisme penggerak (operating mechanism).


2. Pemutus (interupter).
3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow
support insulator porcelen).
4. Batang penggerak berisolasi glass Fibre (Fibre
Glass Insulating Operating Rod).
5. Penyambung diantara no.4 dan no.12 (linkages).
6. Terminal-terminal.
7. Saringan (filters).
8. Silinder bergerak (movable cylinder).
9. Torak tetap (fixed piston).
10. Kontak tetap (fixed contact).

Gambar-1.8. PMT Satu Katup dengan Gas SF6

1.3.3.2 Pemadam busur api dengan oil / minyak


Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat
PMT bekerja membuka atau menutup.

Jenis PMT dengan minyak ini dapat dibedakan menjadi :

• PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil)


• PMT menggunakan sedikit minyak (small oil)

PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai tegangan ekstra
tinggi 425 kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus pemutusan
simetris 12 kA sampai 50 kA.

Gambar-1.9. PMT Bulk oil

1.3.3.3 Pemadam busur api dengan udara hembus / air blast

PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan
menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai PMT Udara
Hembus (Air Blast).

Gambar-1.10. PMT Udara Hembus / Air Blast

1.3.3.4 Pemadam busur api dengan Hampa Udara (Vacuum)

Ruang hampa udara mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik strength) yang tinggi dan
sebagai media pemadam busur api yang baik. Saat ini, PMT jenis vacuum umumnya
digunakan untuk tegangan menengah (24kV).
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm setiap
kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis
ini dengan dihubungkan secara serie.

Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca
atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan
umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang
tinggi maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil.

1. Plat-plat penahan – bukan bahan


magnet
2. Rumah pemutus dari bahan
berisolasi
3. Pelindung dari embun uap
4. Kontak bergerak
5. Kontak tetap
6. Penghembus dari bahan logam
7. Tutup alat penghembus
8. Ujung kontak

Gambar-1.11. Ruang kontak utama (breaking chamber) pada PMT vacuum

Gambar-1.12. PMT dengan Hampa Udara (vacuum)

1.3.4 Sistem Penggerak

Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk operasi pemutusan atau
penutupan PMT.

Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain :

1.3.4.1 Penggerak pegas (Spring Drive)

Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2 macam,
yaitu :

▪ Pegas pilin ( helical spring )


PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga penggerak
yang di tarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai.

▪ Pegas gulung ( scroll spring )


PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang
di putar oleh motor melalui roda gigi.

Gambar-1.13. Sistem pegas pilin (helical)

Gambar-1.14. Sistem pegas gulung (scroll)

1.3.4.2 Penggerak Hidrolik

Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen
mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.

▪ Skematik diagram Hidrolik dan Elektrik

Skematik diagram sistem hydraulic dan elektrik berikut, merupakan skematik sederhana
untuk memudahkan pemahaman cara kerja sistem hydraulic dan keterkaitannya dengan
sistem elektrik.
Gambar-1.15. Skematik diagram sistem hidrolik

Pada kondisi PMT membuka / keluar, sistem hidrolik tekanan tinggi tetap pada posisi
seperti pada gambar piping diagram, di mana minyak hidrolik tekanan rendah (warna
biru) bertekanan sama dengan tekanan Atmosfir dan (warna merah) bertekanan tinggi
hingga 360 bar.

1.3.4.3 Penggerak Pneumatic

Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari beberapa


komponen mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang dirangkai sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.

1.3.4.4 SF6 Gas Dynamic

PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda selain
sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak.

Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing – masing merupakan unit komplit
dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh gas SF6
masing – masing pole dalam cycle tertutup.

Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya perbedaan tekanan
gas SF6 antara :
• Volume yang terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu.
• Volume dalam enclosure mekanik penggerak

Gambar-1.16. Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic

Gambar-1.17. PMT SF6 dynamic


1. HV terminal
2. Fixed arcing contact
3. Nozzle
4. Moving main contact
5. Upper porcelain insulator
6. Insulating rod
7. Opening valve group
8. Closing valve group
9. Auxiliary contacts
10. Compressor
11. Gas filling valve
12. Plug-in electric connector
13. Density switch
14. Spring toggle device
15. Double effect piston
16. Filter
17. Lower porcelain insulator
18. Moving arcing contact
19. Fixed main contact
20. Molecular sieves
21. Coils

A. High pressure volume


B. Low pressure volume

Gambar-1.18. Skematik PMT SF6 dynamic

1.3.5 Control / Auxiliary Circuit

Terdiri dari :

1.3.5.1 Lemari mekanik / kontrol

Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary
equipment.

1.3.5.2 Terminal dan Wiring control

Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada mekanik penggerak
untuk operasi PMT.
Gambar-1.19. Lemari mekanik / kontrol

1.3.6 Struktur Mekanik

Terdiri dari struktur besi/beton serta pondasi sebagai dudukan struktur peralatan
Pemutus (PMT).

1.3.6.1 Struktur besi / baja atau beton

Adalah rangkaian besi / baja atau beton yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bentuk
dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan yang akan dipasang.

Berfungsi sebagai penyangga peralatan / dudukan PMT yang bahannya terbuat dari
besi / baja atau beton.

1.3.6.2 Pondasi

Adalah bagian dari suatu sistem rekayasa teknik yang mempunyai fungsi untuk memikul
beban luar yang bekerja dan beratnya sendiri yang pada akhirnya didistribusikan dan
disebarkan pada lapisan tanah dan batuan yang berada dibawahnya untuk distabilisasi.

Sebagai dudukan struktur peralatan PMT, terbuat dari beton.


Struktur
baja / besi

Pondasi

Struktur
beton

Gambar-1.20. Struktur mekanik

Gambar-1.21. Struktur besi / baja

Gambar-1.22. Diagram pondasi

1.3.7 Sistem Pentanahan / Grounding


Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem pengamanan
terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari
lonjakan listrik, petir dll.

Fungsi pentanahan peralatan listrik adalah untuk menghindari bahaya tegangan sentuh
bila terjadi gangguan atau kegagalan isolasi pada peralatan / instalasi dan
pengaman terhadap peralatan.

Kawat
grounding

Gambar-1.23. Grounding

1.4 FAILURE MODES EFFECTS ANALYSIS (FMEA)

Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah prosedur analisa dari model
kegagalan (failure modes) yang dapat terjadi dalam sebuah sistem untuk diklasifikasikan
berdasarkan hubungan sebab-akibat dan penentuan efek dari kegagalan tersebut
terhadap sistem.

1.4.1 FMEA untuk sistem PMT

1.4.1.1 Sistem dan Fungsi


Tabel-1.1. Sistem dan Fungsi
Sistem Fungsi
Circuit Breaker (CB) atau Menghubungkan atau memutuskan
Pemutus Tenaga (PMT) arus / daya listrik sesuai dengan
ratingnya

1.4.1.2 Sub Sistem dan Fungsi


Tabel-1.2. Sub Sistem dan Fungsi
No Sub Sistem Fungsi
1 Penghantar arus listrik Bagian konduktif untuk
(electrical current carrying) menghantarkan / mengalirkan arus
listrik
2 Sistem isolasi (electrical Sebagai isolasi bagian yang
insulation) bertegangan dengan yang tidak
bertegangan serta antara bagian
yang bertegangan
3 Media pemadam busur api Sebagai media pemadam busur api
yang timbul pada saat PMT bekerja
membuka atau menutup
4 Mekanik penggerak Bagian untuk menggerakkan kontak
gerak (moving contact) untuk
operasi pemutusan atau penutupan
PMT
5 Control / Auxilary circuit Sebagai tempat / wadah secondary
equipment dan melindungi
peralatan tegangan rendah, serta
sebagai terminal wiring kontrol dan
memberikan trigger untuk operasi
PMT
6 Struktur mekanik Sebagai dudukan struktur dan
penyangga peralatan
7 Sistem grounding Sebagai pengaman peralatan /
orang terhadap tegangan lebih, arus
bocor dan tegangan induksi

1.4.1.3 Sub sistem dan sub sub sistem / komponen


Tabel-1.3. Sub Sistem dan sub sub sistem / komponen
No Sub sistem Sub sub sistem Komponen
1 Penghantar arus listrik Interrupter Kontak utama
(electrical current (bergerak dan
carrying) tetap)

Kontak arcing

Asesoris interrupter Resistor


(jika ada)
Kapasitor

Terminal utama -

2 Sistem isolasi (electrical Isolator interrupter -


insulation) chamber

Isolator support / -
penyangga

3 Media pemadam busur - -


api

4 Mekanik penggerak - -

5 Control / Auxilary circuit Lemari mekanik / -


kontrol

Terminal & wiring -


kontrol

6 Struktur mekanik Struktur besi/baja -


atau beton

Pondasi -

7 Sistem grounding - -
1.4.1.4 Tabel FMEA untuk sistem PMT

Terlampir

1.5 SPESIFIKASI TEKNIK


Tabel-1.4. Spesifikasi Teknik
No DESCRIPTION UNIT

Based on Standard : IEC 62271-100 : 2001-05

1 Manufacturer -
2 Type of circuit b reaker -
3 Numb er of pole pole
4 Frequency Hz
5 Rated Voltage kV
6 Maximum Voltage kV
7 Rated Current A
8 Symetrical short circuit at rated voltage, RMS kA
9 Rated duration of short circuit Sec.
10 Operating duty cycle -
11 Rated making and b reaking current to Normal/Reclose operating sequence kAp
12 Short time rating kA
13 Mechanical performance -
14 Switching overvoltages kVp
15 Basic Insulation Level to earth at sea level kVp
16 Switching Insulation Level kVp
17 Power frequency withstand voltage to earth at sea level, dry for 1 minute kVrms
18 Radio influence voltage level, measured at 1.1 Us/√3 at 1 Mhz uV
19 Numb er of interrupters in series per phase -
20 Control voltage Vdc
21 Numb er of tripping coils pieces
22 Operating mechanism -
23 Operating counter per pole -
24 Minimum creepage distance to earth across insulation mm/kV
25 Minimum creepage distance across insulation in paralel with main interrupter mm/kV
26 Method of controling voltage distrib ution b etween b reak unit -
27 Value of closing resistor ohm
28 Insertion time of closing resistor ms

Anda mungkin juga menyukai