Anda di halaman 1dari 3

Menggugat Serat Pranitiradya Soal Brawijaya

23 Juni 2019 11:43 Diperbarui: 23 Juni 2019 12:08 1 0 0

https://ummiazzurawijana.wordpress.com

Bila mengacu pada Serat Pranitiradya, urutan raja-raja Majapahit adalah


Jaka Sesuruh (Prabu Bratana), Prabu Brakumara, Prabu Brawijaya I, Ratu
Ayu Kencanawungu, Prabu Brawijaya II, Prabu Brawijaya III, Prabu
Brawijaya IV, dan Prabu Brawijaya V.
Sementara fakta sejarah menyebutkan bahwa raja-raja Majapahit adalah
Dyah Wijaya, Jayanagara, Tribhuwana Wijayatunggadewi, Hayam
Wuruk, Wikramawardhana, Sri Suhita, Dyah Kertawijaya,
Rajasawardhana Dyah Wijayakumara, Girishawardhana Dyah
Samarawijaya, Bhre Kertabhumi, dan Girindrawardhana Dyah
Ranawijaya. Lebih jauh tilik tabel: Nama, Gelar, dan Masa Pemerintahan
Raja-Raja Majapahit di bawah ini:

Page 1 of 3
Urutan Raja-Raja Majapahit (Dok. Pribadi)

Bila dibandingkan dengan fakta sejarahnya, penyebutan raja-raja


Majapahit versi Serat Pranitriradya terkesan sekadar karangan dan tidak
benar. Pendapat ini berdasarkan analisa, sebagai berikut:

Page 2 of 3
Bila Bhrawijaya memiliki makna Bhathra, Baginda, atau Raja Wijaya;
seharusnya Dyah Wijaya sebagai Brawijaya pertama. Tetapi naskah
tersebut justru menyebut Dyah Wijaya sebagai Jaka Sesuruh atau Prabu
Bratana.

Bila para penguasa Majapahit yang menggunakan gelar Bhawijaya (Bhra


Wijaya) sejumlah lima raja, namun fakta sejarahnya sebanyak enam raja,
yakni: Dyah Wijaya, Tribhuwana Wijaya-tunggadewi, Kerta-wijaya,
Rasajawardhana Dyah Wijayakumara, Girishawardhana Dyah
Samarawijaya, dan Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Sementara,
Dyah Wijaya dan Tribhuwana Wijaya Tunggadewi tidak termasuk
Brawijaya I sampai V.

Sebagaimana Babad Tanah Jawa dan Serat Darmagandhul, Serat


Pranitiradya pula memiliki penafsiran yang salah tentang Brawijaya V
yang diidentikkan dengan Bhre Kertabhumi. Karena selain tidak memiliki
unsur nama Wijaya, Bhre Kertabhumi bukan Raja Majapahit terakhir,
melainkan Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.

Berpijak pada penjelasan di muka, Serat Pranitiradya tidak bisa dianggap


sebagai sumber terpercaya mengenai sejarah Majapahit. Dikarenakan
naskah tersebut bernuansa fiktif yang setara dengan Babad Tanah
Jawa, Serat Darmagandhul, dan Serat Kandha.

Dinyatakan demikian, karena naskah-naskah tersebut di dalam


meriwayatkan Majapahit tidak bersumber pada fakta sejarah, melainkan
dari karangan dan tutur tinular di lingkup masyarakat.[Sri Wintala
Achmad]

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai