Anda di halaman 1dari 9

CHAPTER 1

Perkenalkan, namaku Raisa Charlotta Johnson dan biasa dipanggil Raisa.


Umurku 18 tahun. Aku adalah murid dari Internasional Raender School yang ada di
Jakarta. Seperti namanya sekolahku ini bertaraf internasional. Banyak terjadi
pertukaran pelajar disana makanya disekolahku banyak orang bule, terutama pada
murid-murid yang pintar (Biasanya sih ranking 1-5 paralel yang dikirim ke luar
negeri). Oiya kalian ingin tahu kenapa namaku kebarat-baratan? Ya. Papaku adalah
seorang bule dan mamaku adalah orang Indonesia, jadi rambutku berwarna coklat
terang asli dan mataku berwarna biru seperti Papa. Aku mempunyai saudara kandung
laki-laki. Namanya Raysha Charlie Johnson. Umurnya 20 tahun. Biasanya aku
memanggilnya kak Ray. Kak Ray adalah laki-laki yang sangatlah tampan.
Rambutnya sama sepertiku hanya saja agak lebih gelap (ikut mama) dan matanya juga
berwarna biru. Aku turunan Papa sedangkan Kak Ray campuran dari mama dan papa.
Kak Ray termasuk cowok yang tinggi, tingginya 185cm, karena kak Ray suka
bermain basket. Sebagai adik perempuannya, aku adalah perempuan nomer 2 yang
paling disayang oleh kak Ray, setelah mama. Kak Ray memang sangat
menyayangiku. Dia bertanggung jawab sebagai kakak untuk menjaga adik
perempuannya.
“Raisaaa, ayo bangun. Udah jam 5 pagi nih” ujar kak Ray sambil mengetuk
pintu kamarku.
“Hoammm….. masih ngantuk Kak..” aku membuka pintu kamarku sambil
menguap dihadapannya. Dia hanya terkikik.
“Ayo kamu buruan mandi sana. Ntar kakak anterin sekolah..” ucap Kak Ray
sambil mengelus rambutku. Aku hanya mengangguk menurut lalu masuk ke dalam
kamar mandi. Ya kak Ray sudah kuliah, dan universitasnya tak jauh dari SMAku.
Memang aku sudah diizinkan Papa dan mama untuk membawa mobil sendiri ke
sekolah. Tapi kak Ray sedikit overprotective. Dia berkata bahwa aku masih belum
mahir, dan aku masih bisa bergantung pada kak Ray. Akhirnya aku selesai mandi lalu
memakai seragam dan menyisir rambut indahku. Setelah itu aku turun menemui kak
Ray yang menungguku di meja makan.
“Sudah mandi? Nih sarapan dulu..” ucap kak Ray. Aku pun duduk di
sebelahnya.
“Papa sama mama belum pulang kak?” tanyaku sambil memakan sarapanku.
“Belum.. mungkin lusa baru pulang. Tapi tak apa kan?” ujar kak Ray.
“Umm tentu saja tak apaa… nanti kakak jemput aku kan?”
“Tentu saja.. tapi aku habis itu ada ekskul basket. Kamu mau ikut kakak apa
nggak??” Tanya kak Ray.
“Mauuu… mauu kakk!” ucapku senang.
“Pasti kamu mau ketemu Brandon kan? Hihihihi..”
“Apaan sih kakak! Aku sama kak Brandon kan cuma temen” ujarku malu-
malu.
“Hmm.. masak sih? Kakak gak percaya sama kamu, dek hihihi”
“Aaaa kakak nyebelin dehhhhh” aku pun cemberut.
“Iya deh iya, uluh adek kesayangan kakak ngambek.. nggak boleh ngambek
dong. Cantiknya ilang lhoh” ujar kak Ray menggodaku. Aku cemberut.
“Hihihi, kakak minta maaf dehh. Yasudah yuk kakak antar” kak Ray pun
mengambil kunci mobilnya. Dan keluar rumah. Aku pun mengikutinya.
Raditya Brandon Atmaja. Dia adalah sahabat dari kakakku. Tapi umurnya 1
tahun lebih muda dengan kakakku walaupun mereka satu kelas dan satu angkatan. Ya,
kak Brandon dan kak Ray itu sama sama jurusan Hukum. Kak Brandon orangnya
gantenggg banget (tapi lebih ganteng kakakku). Dia cukup dekat denganku. Kami
sering bertemu, ngobrol dan jalan berdua. Dia sangatlah baik dan juga perhatian. Ya,
intinya aku suka dengan sahabat dari kakakku.
SKIP
“Dek, kita ke kampusku ya. Aku mau latian basket bentar, gak akan lama kok.
Habis itu ntar aku bakal traktir kamu deh dek” ucap kak Ray sambil fokus menyetir
mobil sport mahalnya.
“Hihihi, bolehlah kak…”
“Jadi, kamu beneran suka nih sama Brandon? Hihihi” Tanya kak Ray.
“Hmm mungkin deh kak. Hehehe..” ucapku malu-malu.
“Sepertinya dia juga suka padamu Sa. Kakak mendukung lho kalau kamu
jadian sama Brandon. Dia kan sahabat kakak, dan kakak tau persis kalo dia orang
baik-baik” ucap kak Ray mengelos.
“Apaan sih kakak.. ngaco aja deh.” Ucapku malu. Kak Ray hanya tertawa.
Kami pun sampai di Universitas kak Ray. Namanya Univesitas International British.
Sesuai namanya, universitas ini banyak menampung murid dari Inggris. Tidak hanya
itu ada yang dari Eropa juga. Universitas ini adalah universitas terbaik. Kak Ray
memarkirkan mobil sportnya di halaman kampus. Aku pun turun dari mobil begitu
juga kak Ray. Saat kami turun, banyak sepasang mata yang memperhatikanku dengan
kak Ray. Kak Ray memang terkenal di kampusnya.
“ Aaaa itu kak Rayshaaa… aaa~”
“ Ehh kak Raysha sama siapa tuh?”
“ Ihhh itu adekknya tauk. Cantik banget yaa??”
“ Kak Raysha pasti mau latihan basket. Ayo nonton!”
“ Yukk~~”
Ya itulah berbagai kata kata yang melontar dari fansgirl dari kak Ray. Aku
sebagai adekknya jadi ngerasa bangga dan seneng bisa punya kakak yang terkenal.
Selain itu aku bisa numpang eksis karena punya kakak ganteng. Hehehe…..
“Yuk dek, kita ke lapangan basket” kak Ray merangkulku lalu mengajakku ke
lapangan basket tempat ia akan latihan. Rangkulan kak Ray pun menarik banyak
perhatian orang.
“Waaaa kak Ray lagi ngerangkul siapa tuhhh~”
“Itu tu adeknya tau. Raisa deh kayaknya”
“Aaaa aku juga mauuuu”
“Gue juga mau jadi adeknya~”
Mendengar semua teriakan fansgirl kak Ray aku hanya terkikik. Lihat pada
jealous kan lihat kak Ray merangkul adeknya wkwk.
“Kak.. mau nanya..”
“Nanya apa dek? “ tanya kak Ray sambil menatapku dan masih merangkulku.
“Mmm.. Apa di kampus kakak banyak yang tau aku kak?” tanyaku.
“Umm… ada yang tau, ada juga yang enggak dek. Ya biarin aja. Paling-paling
mereka juga ngira kamu pacarku dek, hehehe”
“Huu, kakak numpang ganjen..”
“Ya biarin lah, kan adek kakak itu cantik banget. Ya jelaslah, biar numpang
bikin geger sekolah.” Kak Ray masih posisi merangkulku lalu mencubit pipiku. Aku
hanya memutar bola mata diikuti suara tawa pelan kak Ray. Kami pun sudah sampai
di lapangan basket. Kak Ray melepas rangkulannya dan berbisik.
“Tuu, ada orangnya dek hihihihi” tawanya. Lalu berjalan duluan. Pipiku
memerah. Yang dimaksud kak Ray adalah kak Brandon. Kak Brandon tengah duduk
di kursi pinggir lapangan berserta pemain basket lainnya.
“Hei!” sapa kak Ray.
“Wah, halo Ray! Udah siap latihan nih?” kata kak Vero, teman kak Ray.
“Ya jelaslah… hehehe”
“Wah, ada Raisa ya! Tumben kesini?” kak Rino menyapaku. Aku yang
bersembunyi di belakang kak Ray pun nongol.
“Umm.. iya hehehehe” ucapku malu-malu. Saat aku menatap teman-teman
kak Ray, kak Brandon tengah menatapku dan tersenyum yang membuatku meleleh
akibat senyumannya yang begitu cool.
“Yaudah, Sa duduk sini ya. Aku mau latian bentar” ucap kak Ray. Aku hanya
mengangguk menurut. Aku pun duduk di kursi pinggir lapangan.
“Hai Sa…” aku pun menoleh. Ada kak Brandon yang tengah tersenyum
padaku.
“Eh, halo kak… Hehehe…” aku hanya bisa menjawab dengan salting.
“Hihihi, sudah aku bilang jangan panggil aku kak. Aku terlihat tua sekali
padahal umurku masih 19 tahun. Lagi pula aku dengan kakakmu, lebih muda aku”
ucapnya kesal. Aku tertawa pelan.
“Ah, maaf Ka… eh Brandon” ucapku malu.
“Hihihi, dibiasakan ya. Pokoknya aku gak suka kamu nyapa aku pakek kak.
Anggap saja aku ini satu angkatan sama kamu ya, Hahaha~” tawanya. Aku hanya
mengangguk malu.
“Mmm.. kamu gak latihan?” tanyaku. Kak.. ups maksudku Brandon menoleh
padaku. Lalu menggeleng.
“Enggak Sa. Aku tadi sudah latihan sebelum Ray datang”
“Ohh…” aku pun mengambil hapeku dan sibuk bermain game. Lalu setelah
bosan, aku mulai mmeperhatikan kakak laki-lakiku tengah bermain basket beserta
teman-temannya. Kak Brandon pun juga mulai membuka obrolan baru lagi denganku.

***
“Gue cabut duluan ya. Ayo Sa, kita pulang” ajak kak Ray sambil mengemasi
barang-barangnya. Ya waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Kak Ray pun
memutuskan untuk mengajakku pulang. Kebetulan kakiku sudah kram karena duduk
terus menunggu kak Ray selama 1 jam.
“Mm.. Brandon, aku pulang dulu yaa…” ucapku malu-malu. Kak Brandon
tersenyum padaku.
“Hati-hati di jalan ya Sa. Kapan-kapan kita jalan bareng lagi yuk” ajaknya.
“I-iya kak… hehee”
“Byee Sa~” ucapnya sambil mengelus kepalaku. Tubuhnya yang tinggi
membuatku harus mendongak. Pipiku merona dan aku pun mengangguk. Jantungku
rasanya mau loncat. Bayangin aja diajak jalan sama cowok impian? O-EM-TO-THE-
JI HAPPY BANGET RASANYA~~~
“Bye~” aku pun mengikuti langkah kak Ray keluar dari lapangan basket.

----KEESOKAN HARINYA----

Ding…
“Huh.. siapa sih. Gangguin orang lagi belajar aja.” Ucapku kesal. Kulirik jam
2 siang. Aku pun memutuskan mengecek hapeku, melihat siapa yang mengganggu
belajarku siang ini. Rupanya ada Line dari kak Ray.

Rayshajohnson

Sa, bisa tolong ke kampus gak?


Gak
Yaela Sa, bentar doang. Butuh
bantuan nih. Masa ga mau bantuin kakaknya?
Bukannya gamau kak. Lagi belajar nih.
Udah deh sini.
Mmm.. gmn ya?
Bawel. Cepetan. Ke. Sini.
Iya deh. Bawa mobil ndiri nih?
Iyalah. Masak bawa kebo.

“Huasem nih kak Ray. Rese banget. Huh lagi enak-enak belajar juga. Ngapain juga
sih kak Ray.” Ujarku sambil memutuskan berganti baju. Kaos biru lengan lengan
sesiku dan sebuah jeans hitam pendek diatas lutut. Tak lupa kusisir rambut coklatku
dan kuambil tas selempangku lalu turun ke lantai bawah. Aku pun memakai heels
setinggi 3 cm. Setelah aku pun segera menaiki mobil pribadiku dan tancap gas menuju
kampus kak Ray. 15 menit kemudian aku pun sampai di kampus kak Ray. Aku pun
turun dari mobil. Kebetulan kampus kak Ray masih ramai. Dan seperti biasa, aku
kembali menjadi pusat perhatian cewek-cewek di kampus kakakku. Hahahaa~
“Hey Sa!” aku menoleh. Kulihat kak Ray melambai dan aku memutuskan
menghampirinya.
“Ada apa sih kak? Kakak gak tau ya aku besok ujian matematika?”
“Iya kakak tau, tapi kan kamu bisa belajar nanti Sa. Hehe” ucap kak Ray tanpa
merasa bersalah. Aku hanya sebal melihat wajahnya.
“Nih. Kakak minta bantuan sama kamu. Kebetulan kamu tu pintar gambar kan?
Nah kakak butuh kamu buat gambar salah satu bunga yang ada di taman kampus
kakak” ucap kak Ray sambil menyerahkan kertas gambar dan pensil padaku.
“Ha?? Untuk apa kak?”
“Udah pokoknya gambar ajaa. Please ya Sa, bantuin kakak. Ntar kakak beliin
jajan yang banyak deh buat kamu.” Aku pun memayunkan bibirku dan berpikir.
“Jadi aku kesini cuma suruh gambar?” -_-
“Udah buruan deh, kan kamu bisa gambar cepet” ucap kak Ray.
“Iya iya deh” aku pun dengan kesal berjalan ke taman kampus kak Ray. Di
taman kampus kak Ray memang sangat bagus dan sangat terawat. Banyak sekali
bunga-bunga yang tertata rapi. Aku memutuskan duduk di bawah pohon rindang di
taman tersebut. Setelah duduk dengan tenang, aku mulai melihat sekitar. Tepat di
depanku ada banyak sekali bunga mawar. Apalagi mawarnya berwarna-warni.
‘Hmm.. aku gambar itu aja deh! Tapi kan butuh warna… ah bodo gambar aja’
batinku. Aku pun mulai berkutat dengan mawar yang cantik itu. Hanya dalam waktu
15 menit aku sudah menyelesaikan gambar bunga mawar. Yang ku gambar bunga
mawar sebanyak 5 tangkai.
“Raisa?” aku yang sibuk menggambar kaget dengan panggilan itu.
‘Kok kayak suaranya kak Brandon…’ aku memutuskan mendongak.
“E-eh? Brandon?”
“Raisa, kamu ngapain disini?”
“Eh itu… nggambar hehe” kak Brandon pun duduk disampingku.
“Wah.. gambarmu bagus banget Sa. Biar aku tebak, pasti Ray kan yang suruh
kamu?” tanya kak Brandon. Aku mengangguk.
“Kok kamu bisa tau?”
“Hehehe. Gini Sa, kampus kita nanti bakal ngadain suatu pensi gitu deh. Nah
setiap fakultas dipilih beberapa perwakilan. Tiap fakultas butuh 10 orang. Nah
kebetulan karena kampus ini ada 10 fakultas, makanya butuh 100 orang buat ngadain
pensi. Nah kakak kamu ikut jadi perwakilan..” jelas kak Brandon.
“Ohh.. lalu hubungannya sama nggambar apa?” tanyaku bingung.
“Ray kebagian jadi wakil ketua 3 dan Sie humas. Nah kebetulan humas bagian
bikin pamflet, brosur dan sebagainya trus nanti di bagiin ke orang-orang. Nah
mungkin di brosur atau apanya gitu lah butuh dekorasi. Nah karena kampus kita
terkenal akan tamannya, nah Ray nyuruh kamu buat gambar bunga yang ada dikampus
kita….” Jelas kak Brandon.
“Ohh.. begitu..” ucapku. Tak kusangka kakakku memanfaatkan kelebihanku.-.
“Gambarmu udah bagus banget kok Sa!” puji kak Brandon.
“Ah yang bener?” tanyaku malu-malu.
“Hihih bener tau. Nah karena acara menggambarmu sudah selesai, gimana
kalau aku ajak kamu beli donat? Aku traktir” ucap kak Brandon. Aku pun sumringah.
“Ah, iya aku mau!”
“Yasudah, yukk.” Aku memutuskan pergi ke toko donat dekat kampus kak Ray
dengan kak Brandon. Kami memilih berjalan sambil mengobrol. Setelah sampai di
toko donat, kak Brandon menyuruhku memilih donat kesukaanku plus minum. Dengan
semangat aku pun memilih. Gimana gak semangat coba diajak beli donat dan ditraktir
sama cowok impian? W-O-W banget. Setelah selesai memilih, kak Brandon
membayar donat ku dan juga donat yang dia beli, dan mengajakku duduk untuk
memakan donat yang kami beli.
“Gimana Sa? Enak gak? Kalo pulang kampus aku sering mampir sini lho”
cerita kak Brandon.
“Huum, enak kok. Makasih ya kamu udah traktir aku.. hehehe”
“Hm.. gapapalah Sa, santai aja. Hahaa~” aku pun mengangguk senang.
“Hihi Raisa, kamu tuh ya makan sampe belepotan krim donatnya.. Sini biar
aku bersihin” ucap kak Brandon sambil mengambil tisu dan membersihkan krim donat
di pinggir bibirku. Sontak aku kaget dan kami pun bertatapan.
‘AAA KAK BRANDON PERHATIAN BANGET, KYAA~’ batinku.
“E-eh.. m-makasih kak…” ucapku malu-malu disertai rona pipi wajahku. Kak
Brandon pun tersadar dan menjauhkan tangannya dari bibirku.
“Eh…Iya sama-sama” ucap kak Brandon salting dan tanpa sadar pipinya agak
memerah. Kak Brandon menggaruk-garuk gatal rambutnya karena malu.
‘Gilaa, ni cewe manis banget! Shit, gue jadi salting kayak gini! Gue harus jaga
image nih’ batin kak Brandon. Kami berdua pun langsung terdiam dan melanjutkan
makan.
‘Duh.. Akward banget nih. Masak jadi diem-dieman gini..’ batinku.

Drett…drett..drett..
Aku pun merasakan HP ku bergetar. Akhrinya keheningan pun terselamatkan.
Dan yang kulihat Kak Ray Calling…
“Eh bentar brandon, aku dapet telfon dari kak Ray” ucapku. Kak Brandon
mengangguk. “Halo kak…”
“RAISA KAMU DIMANA, KAKAK CARIIN TAUKKK!” Ebuset. Aku pun
menjauhkan hp ku dari telingaku.
“Woles aja deh kak. Ini kak, aku lagi sama kak Brandon makan donat. Tenang
aja kak, Raisa gak kabur kok, hehe” candaku. Kulihat kak Brandon juga ikut terkikik
melihat jawabanku.
“Trus gambar bunganya udah selesai belum? Donat? Kalian lagi di toko
donat deket kampus itu?”
“Iya kak. Sudah selesai kok. Ini aku sama kak Brandon juga udah selesai
makan kok kak” ujarku.
“Yaudah deh. Kalo gitu, kamu cepetan anterin gambarnya ke kampus kakak
gih. Cepetan ya, GPL”
“Iya, iya kak. Bawel banget sih”. Aku pun mematikan sambungan telfon
dengan kak Ray. “Kak, bisa minta tolong antar aku ke kampus gak, kak Ray minta
dianterin nih gambarnya”
“Oh, oke Sa. Yuk cabut” ucapnya sambil mengedipkan mata yang membuatku
langsung meleleh ditempat *alay*. Kami pun kembali menuju kampus, dan aku
menyerahkan gambar bunga mawarku ke kak Ray.
“Bagus banget deh! Adek kakak emang adek yang paling jago sedunia!” ucap
kak Ray memujiku sambil mengelus kepalaku.
“Hm-_- “ ucapku dengan wajah kesal.
“Yaudah, sekarang kakak mau kasihkan gambarnya dulu. Kamu tunggu disini
ya dek, kita pulang bareng. Kan kamu tau tadi kakak nebeng Brandon hehe” ucap kak
Ray. Aku pun mengangguk dan kak Ray meninggalkanku bersama kak Brandon.
“Um.. makasih ya Sa, udah mau nemenin aku ke toko donat” ucap kak
Brandon salting.
“E-eh.. I-iya sama-sama. Makasih juga kamu udah mau traktir aku...” ucapku
malu-malu. Kak Brandon pun mengangguk dan tersenyum padaku.
“Lain kali aku mau ngajak kamu pergi berdua gitu. Dinner bareng. Mau gak
Sa?” tanya kak Brandon. Pipiku pun mulai memanas.
“Umm.. seperti date gitu?” tanyaku. Ups, Sial kenapa aku harus bertanya
kayak gitu.-.
“Mm.. ya seperti itulah. Gimana? Mau gak?” tanya kak Brandon grogi.
“Mmm.. M-mau kok. Mau banget...” jawabku malu-malu.
“Hihi, baguslah. Nanti aku kasih tau kapan dan tempatnya ya.. Mungkin
minggu depan, soalnya minggu ini aku masih sibuk sih, Hahaah~” ucap kak Brandon
sambil tertawa kecil. “Ya sudah, aku mau pulang dulu ya! Udah jam 3 nih. Dah sore”
“Iya kak.. Aku masih nunggu kak Ray, Brandon pulang duluan sajaa..”
“Hmm, oke deh! Kalo gitu, aku pulang duluan ya Sa” ucapnya sambil
tersenyum.
“Hu-um. Hati-hati ya Brandon...” ucapku pelan. Kak Brandon mengangguk
lalu berjalan menjauh sambil melambai ke aku menuju parkiran mobil. Aku membalas
lambaiannya. Mobil kak Brandon pun keluar dari parkiran dan ia membunyikan
klakson padaku. Aku tersenyum, dan mobilnya menjauh dari kampus.
“Lho Sa, Brandon mana?”
“E-eh Kakak.. ngagetin aja. Itu, kak Brandon baru aja pulang..”
“Ooh, yasudah kalo gitu. Hmm.. baru ada yang seneng nih.. Haha~”
“Emang siapa yang seneng kak?”
“Siapa lagi kalau bukan kamu adekku tercinta, Raisa Charlotta Johnson yang
habis jalan bareng gebetannya, hahaa~” tawa jahil kak Ray.
“Aaapaan sihh Kakakkk” ujarku malu sambil mencubit pinggang kak Ray.
Pipiku pun memerah.
“Aw, sakit tau dek”
“BIARIN” ucapku ngambek.
“Hihih, yaudah yuk kita pulang. Kan kamu perlu belajar juga kan dek..” ucap
kak Ray. Aku mengangguk dan menyerahkan kunci mobilku pada kak Ray. Kemudian
aku dan Kak Ray masuk ke dalam mobil. Kak Ray pun menyetir dan membawa ku
pulang ke rumah.
CHAPTER 2

1 Minggu sudah hari berlalu. Seminggu ini aku sedang disibukkan banyaknya
ulangan harian di sekolah.
“ Akhirnyaaa, bisa bebas lagi. Seminggu penuh penyiksaan” ucap Margareth,
sahabatku sekaligus teman sebangkuku. Margareth juga blasteran Indo-Inggris.
“ Yups. Akhirnya 3 komik yang seminggu aku beli bisa kubaca “ sahut Reina
yang juga merupakan sahabatku. Dia asli Indonesia. Oiya ngomong-ngomong soal
sahabat nih, Margareth dan Reina itu pintar lho! Mereka selalu dapat ranking 10 besar
dikelas. Aku mulai bersahabat dengan Margareth sejak masuk SMA. Selama 2 tahun
ini aku sekelas terus dengannya, begitu juga dengan Reina. Tetapi aku dan Reina
sudah bersahabat sejak kami masih SMP. Makanya dibanding dengan Margareth, aku
lebih dekat dengan Reina. namun mereka berdua tetap sahabatku. Margareth agak
sedikit tomboy, namun masih dalam batasnya. Dia masih suka hal yang berbau cewek,
seperti make up, dress, Barbie dan semacamnya. Namun disisi lain dia juga sangat
suka olahraga seperti basket dan sepak bola dan juga komik anak laki-laki pada
umumnya. Sedangkan Reina sangat feminim. Walau dia bukan dari keluarga yang
kaya, namun dia punya satu set lengkap make-up dari berbagai merk yang diletakkan
pada tas makeupnya yang totalnya sampai 10 jenis merk! Dia juga punya gaun-gaun
cantik yang berwarna-warni di dalam lemarinya. Dia suka sekali mengikuti kuis-kuis
di majalah yang berhadiah uang, atau make-up. Nanti apabila dia mendapatkan uang,
uangnya akan di tabung. Setengah untuk masa depannya nanti, setengah untuk
membeli make-up koleksinya. Aku begitu beruntung kan punya 2 sahabat yang
berbeda tapi melengkapi? Hehe.
“Yah.. begitulah, huft. Aku bisa nonton nih sama Kak Ray. Kemarin dia ajak
aku pergi, tapi hari ini masih ada ujian jadi diundur deh jadi hari ini, hehehe” ucapku
sambil berjalan di lorong sekolah. Kami bertiga sedang berjalan menuju loker untuk
siap-siap pulang.
“Kamu diajak nonton terus sama kakakmu, terus kapan Kak Brandon ajak
kamu date hm?” tanya Margareth sambil mengambil permen karet dalam lokernya.
Pipiku memerah.
“Eh..? Um.. maybe next time? I don't know” ucapku. Aku mengambil kotak
bekal dan beberapa barang penting untuk dibawa pulang.
“ Kau harus segera menanyakannya Sa. Udah seminggu, masak gak kasih
kabar? Jangan sampe kamu kena PHP lho” tanya Reina. Reina pun menutup pintu
lokernya dan menyandang tasnya. Aku hanya menghelas nafas.
“I don't really know Rein, Mar. I think he still busy with his college. Kak Ray
beberapa hari ini sibuk karena katanya juga lagi ada kuis tiap pagi” ucapku positif
thinking sambil menutup pintu loker. “I am not his girlfriend so why must hurry him to
date with me?”
“The exacly is soon.to.be.girlfriend, hahaha” ucap Margareth sambil tertawa.
Kami bertiga pun berjalan menuju halaman sekolah. Ya, seminggu yang lalu kak
Brandon mengajakku kencan. Tapi dia bilang selama seminggu ini dia masih sibuk
jadi mungkin akhir minggu. Tapi sampai sekarang kak Brandon tidak mengabariku
kapan akan mengajakku pergi. Bahkan kami tidak pernah bertemu bahkan chatting
selama seminggu ini.
“Yasudah. Ayahku sudah menjemput. Aku duluan yaa, dahhhh” Reina pun
masuk ke dalam mobil sederhananya. Beberapa menit kemudian..
Brmmm….
Suara motor Kak Ray terdengar. Kak Ray pun datang menjemputku dengan motornya.
Mungkin dia baru pulang kuliah, tak biasanya dia menjemputku dengan motornya.
“Ah, kak Ray sudah datang. Aku duluan ya?” tanyaku pada Margareth.
“Okay! See you and call me if Brandon ask you to date!!” teriaknya. Aku
hanya mengangguk sambil tertawa. Aku pun menghampiri kakakku.
“Hello my little sweetheart, pulang sekarang kah?” canda kak Ray.
“Iyalah, masak mau pulang besok kak?” tanyaku sambil menaiki kursi
belakang motor kak Ray. “Tumben kakak jemput aku pakek motor?”
“Aku baru aja pulang kuliah, sekalian jemput kamu hehehe” jawab Kak Ray
yang kemudian menyerahkan helm padaku. Setelah aku mamakai helmku, kak Ray
lalu tancap gas menuju rumah.

Anda mungkin juga menyukai