Laporan Harian Kepala Ruangan
Laporan Harian Kepala Ruangan
1
cukup untuk jumlah 8 pasien, dimana 8 orang
pasien parsial care.
Pagi = 8 x 0,27 = 2,16
Sore = 8 x 0,15 = 1,2
Malam = 8 x 0,10 = 0,8
Jumlah ketenagaan adalah 4 orang
Weekness (kelemahan)
a. Dalam sistem penugasan/system
keperawatan tim, komunikasi antar
2
anggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, hal ini biasanya
membutuhkan waktu karena sulit untuk
melaksanakannya.
b. Masih ada beberapa fasilitas penunjang
yang kurang memadai, seperti:
- Alat hyumidifiar yang kurang
berfungsi dengan baik
Opportunity (peluang)
Dengan system keperawatan tim, setiap
perawat katim dan perawat pelaksana,
masing-masing dapat mengenal/mengetahui
kondisi klien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan yang pasien perlukan.
Threats (Ancaman)
a. Adanya tuntutan masyarakat akan
pelayanan yang maksimal dan lebih
professional.
b. Makin tingginya kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan.
3
memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan rentang kendali
Kepala ruangan membawahi 2 ketua tim
Katim membawahi 9 perawat pelaksana
KARU
Sella Mentari
KATIM I KATIM II
Husni Nursiyah
Pelaksana Pelaksana
3. 10.00 Supervisi
Lisda, nurseha, dan Dea, made, ade,
1. Ketua Tim Dewi
yulisa, dan uwes
KATIM I & II sudah melakukan pengkajian
sampai menentukan intervensi keperawatan
pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
2. Perawat Pelaksana
Jumlah perawat pelaksana (9 orang) sudah
cukup untuk jumlah 8 pasien.
Perawat pelaksana sudah melakukan
intervensi sesuai dengan yang ditetapkan oleh
ketua tim masing-masing
Perawat pelaksana sudah melakukan
pendokumentasian tindakan dan evaluasi
keperawatan
3. Pelaksanaan SOP/SAK
Intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh
KATIM I & II sesuai dengan SAK Rumah
Sakit
Perawat pelaksana mempersiapkan peralatan
untuk melakukan tindakan keperawatan
4
sesuai dengan SOP rumah sakit
Perawat pelaksana melaksanakan prosedur
tindakan sesuai dengan SOP
4. 13.00 Evaluasi Kegiatan
Perencanaan :
a. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
1) Ny. S dengan diagnose VES Bigemini pasien Dr. Sahat: tingkat
ketergantungan parsial care
2) Tn. A dengan diagnose SH pasien Dr. Melfa: tingkat ketergantungan
parsial care
3) Tn. A dengan diagnose SuspSNH dd SH pasien Dr. Susi: tingkat
ketergantungan parsial care
4) Ny. K dengan diagnose Vertigo acut on CKD Dr. Melfa : tingkat
ketergantungan parsial care
5) Ny. N dengan diagnose CAP dd TB relaps. pasien Dr. Rb IPD: tingkat
ketergantungan parsial care
5
6) Ny. M dengan diagnose Efusi Pluera pasien Dr. Rb IPD: tingkat
ketergantungan parsial care
7) Ny. S dengan diagnose TB Paru: tingkat ketergantungan parsial care
8) Ny. E dengan diagnose TB. P dengan infeksi skunder, Anemia pasien Dr.
Rb IPD: Tingkat ketergantungan parsial care
Total :
Parsial care :8
c. Threat (Ancaman)
- Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimal dan lebih
professional.
- Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
POA : Kegiatannya
- Menjelaskan dan menginformasikan peran dan fungsi perawat
Tujuan
- Perawat dapat memahami peran dan fungsinya
Metode : Diskusi
Sasaran : Perawat yang bertugas d ruang kenanga pada kamar 7 dan 8
Waktu : 18 Januari 2015
6
Tempat : Ruang Kenanga
Penanggung jawab : Kepala Ruangan
d. Sistem Penugasan
Ka. Tim : Husni dan Nursiyah
- Mengkaji pasien
- Menentukan diagnosa keperawatan
- Menentukan prioritas masalah diagnosa
- Menyusun tujuan dan kriteria hasil
- Menyusun intervensi
Pelaksana : Lisda, Dewi, Nurseha, Renny Dan Yulisa, Dea, Made, Ade, Dan
Uwes
- Menerima rencana asuhan keperawatan
- Mengidentifikasikan tindakan yang akan dilakukan
- Mengidentifikasikan alat-alat yang digunakan
7
LAPORAN HARIAN KEPALA RUANGAN
8
dimana delapan bed diisi oleh pasien
Total care
Pagi =1 x 0,36 = 0,36
Sore = 1 x 0,30 = 0,30
Malam = 1 x 0,20 = 0,20
Total = 0,86 dibulatkan 1
9
f. 2 kamar dipegang oleh 2 katim dan 11 perawat
pelaksana (jumlah perawat mencukupi)
g. Fasilitas penunjang cukup memadai
h. Ketenagaan yang ada sudah sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien diharapakan
dapat memberikan asuhan keperawatan yang
optimal.
Weekness (kelemahan)
c. Dalam sistem penugasan/system keperawatan
tim, komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, hal ini
biasanya membutuhkan waktu karena sulit
untuk melaksanakannya.
d. Masih ada beberapa fasilitas penunjang yang
kurang memadai, seperti:
- Alat hyumidifiar yang kurang berfungsi
dengan baik
Opportunity (peluang)
Dengan system keperawatan tim, setiap perawat
katim dan perawat pelaksana, masing-masing dapat
mengenal/mengetahui kondisi klien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan yang pasien perlukan.
Threats (Ancaman)
c. Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan
yang maksimal dan lebih professional.
d. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
10
tim masing-masing.
Katim I (Husni) mengelola pasien Ny. S, Tn. A, Tn.
K, dan Ny. A
Katim II (Nursiyah) mengelola pasien Ny. N, Ny. M,
Ny. S dan Ny. E
2. 09.00 Pengorganisasian
KARU
Sella Mentari
KATIM I KATIM II
Husni Nursiyah
5. Perawat Pelaksana
Jumlah perawat pelaksana (9 orang) sudah cukup
untuk jumlah 8 pasien.
Perawat pelaksana sudah melakukan intervensi
sesuai dengan yang ditetapkan oleh ketua tim
masing-masing
Perawat pelaksana sudah melakukan
pendokumentasian tindakan dan evaluasi
11
keperawatan
6. Pelaksanaan SOP/SAK
Intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh KATIM
I & II sesuai dengan SAK Rumah Sakit
Perawat pelaksana mempersiapkan peralatan untuk
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP
rumah sakit
Perawat pelaksana melaksanakan prosedur tindakan
sesuai dengan SOP
4. 13.00 Evaluasi Kegiatan
12
Perencanaan :
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
1) Ny. S dengan diagnose VES Bigemini pasien Dr. Sahat: tingkat ketergantungan
parsial care
2) Tn. A dengan diagnose SH pasien Dr. Melfa: tingkat ketergantungan parsial
care
3) Tn. A dengan diagnose SuspSNH dd SH pasien Dr. Susi: tingkat
ketergantungan parsial care
4) Ny. K dengan diagnose Vertigo acut on CKD Dr. Melfa : tingkat
ketergantungan parsial care
5) Ny. N dengan diagnose CAP dd TB relaps. pasien Dr. Rb IPD: tingkat
ketergantungan parsial care
6) Ny. M dengan diagnose Efusi Pluera pasien Dr. Rb IPD: tingkat ketergantungan
parsial care
7) Ny. S dengan diagnose TB Paru: tingkat ketergantungan parsial care
8) Ny. E dengan diagnose TB. P dengan infeksi skunder, Anemia pasien Dr. Rb
IPD: Tingkat ketergantungan parsial care
Total :
Parsial care :7
Total care :1
g. Menghitung Jumlah Ketenagaan
Menurut Dauglas
13
Shift Total Jumlah
Pagi 0,36 x 1 0,36
Sore 0,30 x 1 0,3
Malam 0,20 x 1 0,2
Jumlah perawat secara keseluruhan adalah 0,86 dibulatkan 1 orang
h. Threat (Ancaman)
- Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimal dan lebih
professional.
- Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
POA : Kegiatannya
- Menjelaskan dan menginformasikan peran dan fungsi perawat
Tujuan
- Perawat dapat memahami peran dan fungsinya
Metode : Diskusi
Sasaran : Perawat yang bertugas d ruang kenanga pada kamar 7 dan 8
Waktu : 15 Januari 2015
Tempat : Ruang Kenanga
Penanggung jawab : Kepala Ruangan
i. Sistem Penugasan
Ka. Tim : Husni dan Nursiyah
- Mengkaji pasien
- Menentukan diagnosa keperawatan
- Menentukan prioritas masalah diagnosa
- Menyusun tujuan dan kriteria hasil
- Menyusun intervensi
14
Pelaksana : Lisda, Dewi, Nurseha, Renny Dan Yulisa, Dea, Made, Ade, Dan
Uwes
Menerima rencana asuhan keperawatan
- Mengidentifikasikan tindakan yang akan dilakukan
- Mengidentifikasikan alat-alat yang digunakan
15