Anda di halaman 1dari 14

Ratu Rosario

"Berdoalah Rosario setiap hari... Berdoa, berdoalah sesering mungkin dan


persembahkanlah silih bagi para pendosa... Akulah Ratu Rosario... Pada
akhirnya Hatiku yang Tak Bernoda akan menang."

Pesan Bunda Maria dalam penampakan kepada anak-anak di Fatima

Apa itu Rosario?

Asal-usul Rosario

7 Oktober : Pesta SP Maria Ratu Rosario

15 Janji Maria

APA ITU ROSARIO?

Rosario berarti "Mahkota Mawar". Bunda Maria menyatakan kepada beberapa orang
bahwa setiap kali mereka mendaraskan satu Salam Maria, mereka memberinya
sekuntum mawar yang indah dan setiap mendaraskan Rosario secara lengkap mereka
memberinya sebuah mahkota mawar. Mawar adalah ratu semua bunga, jadi Rosario
adalah ratu dari semua devosi, oleh karenanya rosario adalah devosi yang paling
penting. Rosario dianggap sebagai doa yang sempurna karena di dalamnya terkandung
warta keselamatan yang mengagumkan.

Sesungguhnya, dengan Rosario kita merenungkan peristiwa-peristiwa gembira, sedih


dan mulia dalam kehidupan Yesus dan Maria. Rosario adalah doa yang sederhana,
sangat sederhana seperti Maria. Rosario adalah doa yang dapat kita doakan bersama
dengan Bunda Maria, Bunda Tuhan. Dengan Salam Maria kita memohon Bunda Maria
untuk mendoakan kita. Bunda Maria senantiasa mengabulkan permohonan kita. Ia
menyatukan doanya dengan doa kita. Oleh karena itu, rosario menjadi doa yang ampuh
sebab apa yang Bunda Maria minta, ia pasti menerimanya. Yesus tidak pernah
menolak apa pun yang diminta BundaNya.

Di setiap penampakan, Bunda Surgawi meminta kita untuk mendaraskan Rosario


sebagai senjata ampuh melawan kejahatan, dan sarana pembawa damai sejahtera.
Dengan doamu digabungkan dengan doa Bunda Surgawi, kamu dapat memperoleh
rahmat yang besar untuk menghasilkan pertobatan. Setiap hari, melalui doa, kamu
dapat mengusir dari dirimu sendiri dan dari tanah airmu banyak bahaya dan kejahatan.
Tampaknya, Rosario hanyalah doa yang diulang-ulang, tetapi sesungguhnya Rosario
itu seperti dua orang yang saling mengasihi yang setiap kali saling mengucapkan: "Aku
mengasihimu"…

Keseluruhan Rosario terdiri dari lima belas misteri. Dalam satu misteri didaraskan
sepuluh Salam Maria untuk menghormati suatu misteri dalam kehidupan Tuhan Yesus
dan Bunda Maria.
Biasanya kita mendaraskan lima misteri sekaligus sambil merenungkan suatu
peristiwa.
Misteri-misteri dapat didoakan sebagian untuk kemudian dilanjutkan kembali, hingga
satu peristiwa lengkap didaraskan dalam hari yang sama.
Di setiap misteri yang terdiri dari sepuluh Salam Maria, meditasi dapat dilakukan di
setiap manik-manik yang mewakili satu Salam Maria.

ASAL USUL ROSARIO

Karena Rosario dirangkai -terutama dan pada hakekatnya- dari Doa


Yesus dan Salam Malaikat, yaitu Bapa Kami dan Salam Maria, maka tanpa ragu-ragu
kita mengakui doa itu sebagai doa utama sekaligus devosi utama umat beriman. Doa
itu telah dipakai berabad-abad lamanya semenjak zaman para rasul dan murid-murid
hingga sekarang ini.

Namun baru pada tahun 1214, Gereja menerima dan mengakuinya dalam bentuknya
yang sekarang ini, serta mendaraskannya menurut metode yang kita pakai sekarang
ini. Doa ini diwariskan kepada Gereja oleh St. Dominikus, pendiri Ordo Para
Pengkotbah, yang menerimanya langsung dari Bunda Perawan Terberkati sebagai
sarana yang ampuh untuk mempertobatkan kaum bidaah Albigensia dan pendosa-
pendosa lainnya. Sehubungan dengan itu saya mau menceritakan kepada anda kisah
St. Dominikus menerima Rosario Suci itu. Kisah ini ditemukan di dalam buku
termasyhur Beato Alan de la Roche berjudul De Dignitate Psalterii.

Menyadari bahwa gawatnya dosa-dosa umat merintangi pertobatan kaum bidaah


Albigensia, Santo Dominikus mengasingkan diri ke sebuah hutan dekat kota Toulouse.
Di sana ia berdoa tak henti-hentinya selama tiga hari tiga malam. Selama itu, ia tidak
berbuat apa-apa selain berdoa sambil menangis, dan dengan tekun mengusahakan
penebusan dosa demi meredakan kemurkaan Allah yang Mahakuasa. Ia berdoa dan
bermatiraga dengan pengendalian diri yang sungguh-sungguh sehingga badannya
menjadi lemah dan rapuh. Akhirnya ia jatuh sakit parah. Pada saat itulah Bunda Maria,
didampingi oleh tiga malaikat, menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Dominikus
yang terkasih! Tahukah engkau senjata ampuh yang dipakai Tritunggal Mahakudus
untuk membaharui dunia ini?" Jawab Santo Dominikus, "Oh, Ibu, engkau tahu senjata
itu jauh melebihi saya, karena di samping Puteramu Yesus Kristus, engkau sudah
selalu menjadi sarana utama keselamatan kami." Lalu Bunda Maria menjawab: "Aku
mau engkau mengetahui bahwa dalam peperangan semacam ini, alat pelantak yang
ampuh itu ialah Salam Malaikat, yang merupakan batu fundasi Perjanjian Baru. Oleh
karena itu, kalau engkau mau menemui jiwa-jiwa kaum beriman yang bersikap keras,
dan memenangkan mereka bagi Allah, wartakanlah mazmurku."

Dominikus merasa terhibur lalu bangun. Terbakar oleh semangatnya untuk


mempertobatkan orang-orang di daerah itu, ia mendirikan sebuah katedral. Pada suatu
hari, malaikat-malaikat yang tak kelihatan membunyikan lonceng-lonceng untuk
mengumpulkan orang-orang di daerah itu. Lalu Dominikus mulai berkhotbah kepada
mereka.

Pada awal khotbahnya terdengar letusan halilintar yang menggemparkan, bumi


bergoncang, matahari tak bersinar, dan guntur serta halilintar menggelegar sambung-
menyambung membuat semua orang ketakutan. Mereka semakin takut tatkala
memandang gambar Bunda Maria mengangkat tangannya ke surga sebanyak tiga kali
untuk menurunkan murka Allah atas mereka apabila mereka tidak mau bertobat, tidak
mau merobah hidup mereka, dan tidak mau mencari perlindungan dari Bunda Allah
yang kudus.

Dengan cara ajaib ini Tuhan bermaksud menyebarluaskan devosi baru kepada Rosario
Suci, dan membuatnya lebih dikenal oleh semua orang. Karena doa Dominikus,
halilintar itu mulai reda berangsur-angsur, sehingga ia dapat melanjutkan kotbahnya.
Dengan tegas dan mendesak, ia menjelaskan nilai dan pentingnya rosario suci
sehingga hampir semua orang Toulouse memeluknya dan berjanji untuk meninggalkan
kepercayaan mereka yang salah. Dalam waktu yang begitu singkat terjadilah
perubahan besar di kota itu. Umat mulai menghayati kehidupan Kristiani, dan
menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.

(Sumber: “Rahasia Rosario”, judul asli: The Secret of the Rosary by St Louis-Marie Grignion
de Montfort, diterjemahkan oleh B. Mali, Penerbit Obor)

7 OKTOBER : PESTA SANTA PERAWAN MARIA RATU ROSARIO

Pada tanggal 7 Oktober 1571 terjadi suatu pertempuran armada laut yang
dahsyat di Laut Tengah, dekat pantai Yunani. Tempat itu disebut Lepanto. Turki
memiliki angkatan laut yang paling kuat di bawah pimpinan Halifasha. Sebelum
pertempuran ini, Turki telah menyerang semua pelabuhan Katolik di Eropa. Paus Pius
V yang pada waktu itu duduk di Tahta St. Petrus di Roma menyerukan supaya semua
orang Katolik di Eropa bersatu dan bertahan terhadap serangan armada Halifasha.
Kemudian Paus menunjuk Don Yuan dari Austria menjadi komandan armada gabungan
Eropa yang akan menghadapi armada Turki.
Don Yuan terkenal memiliki devosi yang sangat kuat kepada Bunda Maria. Ketika
tentara Katolik naik ke kapal untuk diberangkatkan ke medan perang, mereka masing-
masing diberi rosario di tangan kanan, sementara tangan kiri mereka memegang
senjata. Paus yang menyadari armada ini tidak ada artinya dibandingkan dengan
armada Turki yang jumlahnya tiga kali lipat, meminta agar seluruh penduduk Eropa
berdoa rosario. Di mana-mana orang berdoa rosario selama 24 jam terus-menerus.

7 Oktober 1571 pukul 11.30 kedua armada itu mulai bertempur dengan dahsyat hingga
baru berakhir keesokan harinya pukul 5.30 sore. Mukjizat terjadi di sana. Ketika
pertempuran sedang berlangsung sengit, tiba-tiba angin berubah arah sehingga
menguntungkan pihak armada Katolik. Armada Turki berhasil dikalahkan. Halifasha
mati terbunuh. Karena kemenangan rosario ini, maka tanggal 7 Oktober ditetapkan
sebagai Hari Raya Rosario.

15 JANJI BUNDA MARIA BAGI MEREKA YANG SETIA BERDOA ROSARIO

1. Mereka yang dengan setia mengabdi padaku dengan mendaraskan Rosario, akan
menerima rahmat-rahmat yang berdaya guna.
2. Aku menjanjikan perlindungan istimewa dan rahmat-rahmat terbaik bagi mereka semua
yang mendaraskan Rosario.
3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat
buruk, mengurangi dosa dan memenaklukkan kesesatan.
4. Rosario akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan dan menghasilkan buah dari
perbuatan-perbuatan baik. Rosario akan memperolehkan bagi jiwa belas kasihan
melimpah dari Allah, akan menarik jiwa dari cinta akan dunia dan segala kesia-
siaannya, serta mengangkatnya untuk mendamba hal-hal abadi. Oh, betapa jiwa-jiwa
akan menguduskan diri mereka dengan sarana ini.
5. Jiwa yang mempersembahkan dirinya kepadaku dengan berdoa Rosario tidak akan
binasa.
6. Ia yang mendaraskan rosario dengan khusuk, dengan merenungkan misteri-misterinya
yang suci, tidak akan dikuasai kemalangan. Tuhan tidak akan menghukumnya dalam
keadilan-Nya, ia tidak akan meninggal dunia tanpa persiapan; jika ia tulus hati, ia akan
tinggal dalam keadaan rahmat dan layak bagi kehidupan kekal.
7. Mereka yang memiliki devosi sejati kepada Rosario tidak akan meninggal dunia tanpa
menerima sakramen-sakramen Gereja.
8. Mereka yang dengan setia mendaraskan Rosario, sepanjang hidup mereka dan pada
saat ajal mereka, akan menerima Terang Ilahi dan rahmat Tuhan yang berlimpah; pada
saat ajal, mereka akan menikmati ganjaran pada kudus di surga.
9. Aku akan membebaskan mereka, yang setia berdevosi Rosario, dari api penyucian.
10. Putera-puteri Rosario yang setia akan diganjari tingkat kemuliaan yang tinggi di surga.
11. Kalian akan mendapatkan segala yang kalian minta daripadaku dengan mendaraskan
Rosario.
12. Aku akan menolong mereka semua yang menganjurkan Rosario Suci dalam segala
kebutuhan mereka.
13. Aku mendapatkan janji dari Putra Ilahiku bahwa segenap penganjur Rosario akan
mendapat perhatian surgawi secara khusus sepanjang hidup mereka dan pada saat
ajal.
14. Mereka semua yang mendaraskan Rosario adalah anak-anakku, saudara dan saudari
Putra tunggalku, Yesus Kristus.
15. Devosi kepada Rosarioku merupakan pratanda keselamatan yang luhur.

Santa Maria Magdalena


Maria Maddalena, Maria Magdalena, Mary Magdalene, The Sinner

 Perayaan

22 Juli

 Lahir

Hidup abad pertama

 Kota asal
Magdala, Galilea - Israel

 Wafat

Menurut Tradisi Gereja Orthodox : Meninggal di Efesus pada usia tua. Relik nya
dipindahkan ke Konstantinopel pada tahun 886, disemayamkan disana sampai hari ini
Menurut tradisi Perancis : saat ia berbaring dalam sakratul maut, sembilan malaikat
membawanya ke kapel Santa Maximinus di Aix dimana ia menerima Komuni dan kemudian
meninggal. Dimakamkan dalam Oratorium dibangun oleh Saint Maximinus di Villa Lata.
Pada tahun 745, karena invasi bangsa Saracen, relik-nya dipindahkan ke Vézelay, lalu
dipindahkan ke bekas pertapaannya di bukit La Sainte-Baume. Tahun 1279 Raja Charles II
dari Napoli membangun sebuah biara Dominikan di bukit tersebut.
Tahun 1814 Gereja di La Sainte-Baume, dihancurkan pada saat Revolusi Perancis dan baru
dipulihkan pada tahun 1822. Pertapaan tersebut saat ini menjadi tempat ziarah yang
sangat populer.

 Kanonisasi

Pre-Congregation

Santa Maria Magdalena


Maria Magdalena berasal dari Magdala, dekat Danau Galilea. Sebagian orang
mengenalinya sebagai seorang pendosa besar ketika ia pertama kali berjumpa
dengan Yesus. Maria Magdalena seorang yang amat cantik dan ia bangga akan
kecantikannya itu. Tetapi, setelah berjumpa dengan Yesus, Maria merasakan
penyesalan yang mendalam atas hidupnya yang jahat.

Suatu ketika Yesus diundang ke rumah seorang farisi bernama Simon untuk suatu
perjamuan makan. ketika sedang makan terjadilah peristiwa yang oleh kaum farisi
dianggap sangat tidak sopan. Maria Magdalena seorang wanita yang dianggap
seorang pendosa datang dan menangis di kaki-Nya. Airmatanya jatuh berderai
dikaki sang Guru. Dengan airmatanya itu ia membasuh kaki Yesus, kemudian dengan
rambutnya yang panjang serta indah, ia mengeringkannya dan meminyakinya
dengan minyak wangi yang mahal harganya. Membasuh kaki dan mengurapinya
dengan wewangian adalah cara orang Yahudi saat itu untuk menghormati seorang
tamu agung. Simon si tuan rumah pun tidak menghormati Yesus dengan cara seperti
itu.

Orang-orang merasa heran melihat Yesus membiarkan seorang pendosa seperti


Maria menyentuh-Nya. Yesus tahu apa sebabnya. Ia dapat melihat ke dalam hati
Maria. Yesus berkata, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah
banyak berbuat kasih.” Kemudian Yesus berkata dengan lembut kepada Maria.
“Imanmu telah menyelamatkan kamu. Pergilah dalam damai."

Sejak saat itu, maria meninggalkan rumahnya dan bersama para perempuan kudus
lainnya, Maria dengan rendah hati melayani Yesus dan para rasul-Nya. Ketika Yesus
disalibkan, Maria ada di sana; di bawah kaki salib. Ia tinggal di sana bersama Santa
Perawan Maria dan St. Yohanes tanpa takut akan keselamatannya sendiri. Satu-
satunya hal yang dipikirkannya ialah bahwa Tuhan-nya sedang amat menderita.
Tidaklah heran jika Yesus berkata tentang Maria: “Ia telah banyak berbuat kasih.”

Setelah tubuh Yesus dibaringkan dalam makam, pagi-pagi benar pada hari Minggu
Paskah Maria pergi untuk membubuhi tubuh Yesus dengan rempah-rempah. Ia
sangat terkejut mendapati bahwa makam telah kosong. Karena tidak menemukan
tubuh-Nya yang kudus, Maria mulai menangis. Tiba-tiba ia melihat seseorang yang
disangkanya seorang tukang kebun. Maria bertanya kepadanya apakah ia tahu di
mana gerangan tubuh Tuhan-nya yang terkasih diletakkan. Kemudian pria itu
berbicara dengan suara yang dikenalnya betul: “Maria!” Dia-lah Yesus, berdiri tepat
di hadapannya! Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Dan Ia memilih untuk
menyatakan diri-Nya pertama kali kepada Maria.

Ada beberapa versi berbeda tentang kehidupan Maria Magdalena setelah


kebangkitan Yesus. Tradisi Gereja Orthodox menyatakan bahwa ia pergi ke
Efesus dengan Santa Perawan Maria dan tinggal di sana sepanjang
sisahidupnya. Relik-nya dipindahkan ke Konstantinopel pada tahun
886 dan disemayamkan di sana.
Tradisi Perancis mengatakan bahwa Maria, Lazarus, dan beberapa sahabat Yesus
datang ke Marseilles, Prancis, menginjili dan mengkristenan seluruh
wilayah Provence, dan kemudian menyepi dan hidup sebagai pertapa sampai saat
kematiannya di La Sainte-Baume.
Santa Maria Alfonsina Ghattas

 Perayaan

25 Maret

 Lahir

3 Oktober 1843

 Kota asal

Yerusalem - Israel
 Wafat

25 Maret 1927 - Sebab alamiah

 Venerasi

15 Desember 1994 oleh Paus Yohanes Paulus II (decree of heroic virtues)

 Beatifikasi

22 November 2009 oleh Paus Benediktus XVI

 Kanonisasi

17 Mei 2015 oleh Paus Fransiskus

Santa Maria Alfonsina Ghattas


Santa Maria Alfonsina Ghattas lahir pada tanggal 3 Oktober 1843 di Yerusalem,
dalam sebuah keluarga Katolik Yunani. Ia dibabtis dengan nama Soultaneh Maryam
Ghattas. Pada usia tiga tahun kedua orang tuanya meninggal dunia dan ia kemudian
dibesarkan oleh seorang pamannya yang miskin.

Ketika berusia 14 tahun, ia masuk biara Kongregasi St.Yoseph dari Penampakan,


sebuah biara Susteran yang didirikan oleh Santa Emilia de Vialar. Pada tahun 1862
ia mengucapkan kaulnya dan mengambil nama biara Maria Alfonsina lalu dikirim
untuk mengajar katekese di Bethlehem. Sambil mengajar, suster Maria Alfonsia juga
membentuk kelompok doa yang mempromosikan devosi kepada bunda Maria
melalui doa rosario.

Di Betlehem, suster Maria menerima beberapa kali penampakan dari Bunda Maria
yang memintanya untuk mendirikan sebuah konggregasi suster bagi para wanita
Palestina. Pada tahun 1880 terpilihlah tujuh wanita muda palestina sebagai anggota
perdana dari konggregasi Susteran dari Rosario (Sisters of Rosario). Dengan ijin dari
Takhta Suci Roma, Suster Maria Alfonsia meninggalkan Konggregasi Susteran
St.Joseph dari Penampakan, dan memasuki konggregasi yang baru. Tiga tahun
kemudian aturan hidup membiara bagi konggregasinya diresmikan oleh Uskup
Pascal Appodia, Vicariat Patriarchal Yerusalem dan pada tanggal 7 Maret 1885,
bersama dengan 8 orang suster perdana dari Konggregasi Suster dari Rosario, suster
Maria Alfonsia mengucapkan kaul untuk konggregasi barunya dihadapan Patriark
Latin untuk Yerusalem, Mgr.Vincent Bracco.

Bersama konggregasi Suster dari Rosario, Santa Maria Alfonsia mengabdikan


hidupnya untuk bekerja bagi kaum miskin dan mengembangkan pendidikan bagi
umat Kristen di Palestina. Pada tahun 1886 ia mendirikan sebuah sekolah khusus
untuk anak perempuan Palestina di Beit Sahour. Kemudian ia dikirim untuk berkarya
ke kota Salt di Yordania bersama tiga orang suster, lalu ke kota Nablus, sebelum
akhirnya ia kembali di Yerusalem karena kesehatannya yang memburuk. Setelah
pulih, ia kembali diutus ke biara di kota Zababdeh.

Suster Maria Alfonsia Ghattas tutup usia di kota kecil Ein Karem pada hari Pesta Maria
Menerima Kabar Gembira tanggal 25 Maret 1927. Para suster dari Konggregasi yang
ia dirikan kini mengelola sekolah-sekolah, klinik dan panti asuhan di berbagai
wilayah di seluruh Timur Tengah.

Ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI pada tanggal 22 November 2009. Misa
beatifikasinya dilaksanakan di Gereja Kabar Gembira di Nazareth, sebuah Gereja
yang dibangun disitus tempat Bunda Maria menerima khabar gembira dari malaikat
Gabriel. Misa dipimpin oleh Kardinal Angelo Amato, sebagai utusan khusus dari Paus
Benediktus XVI, dan dirayakan bersama Patriark Fouad Twal, Patriark Latin
Yerusalem.

Pada tanggal 6 Desember 2014, Paus Fransiskus mengeluarkan dekrit yang


mengakui mujizat kedua yang terjadi melalui intervensi Beata Maria Alfonsia.
Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2015, beata Maria Alfonsia Ghattas di
kanonisasi bersama 3 orang kudus lainnya yaitu : Santa Jeanne-Emilie de Villeneuve,
Santa Maria Cristina Brando dan Santa Maria Baouardy (Santa Maria dari Yesus yang
Tersalib).

Misa kanonisasinya digelar di lapangan Santo Petrus Vatikan dan dihadiri oleh 2.000
warga Kristen Palestina, termasuk juga Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Sumber
Santa Maria Bertilla Boscardin
Anna Francesca Boscardin, Maria Bertilla

 Perayaan

20 Oktober

 Lahir

6 Oktober 1888

 Kota asal
Brendola, Italia

 Wafat

20 Oktober 1922 di Treviso, Italia - Sebab alamiah


Banyak mujizat penyembuhan dilaporkan terjadi di makamnya

 Venerasi

31 Juli 1949 oleh Paus Pius XII (decree of heroic virtues)

 Beatifikasi

8 Juni 1952 oleh Paus Pius XII

 Kanonisasi

11 Mei 1961 oleh Santo Paus Yohanes XXIII

Santa Maria Bertilla Boscardin


Santa Maria Bertilla Boscardin lahir pada tahun 1888 dan dipermandikan dengan
nama Anna Fransisca. Ayahnya, Angelo Boscardin, adalah seorang pemabuk dan
peminum kelas berat, sedang dia sendiri pun adalah seorang anak yang lamban
berpikir atau bodoh. Namun ia taat berdoa, tenang, penuh kelembutan dan sangat
saleh.

Ketika bersekolah, ia menjadi anak yang rajin namun sangat lamban dalam
menerima pelajaran sehingga teman-temannya memanggilnya dengan
sebagai "Anna dell'oca" atau “Anna si angsa”. Semenjak masih kecil ia sudah bercita-
cita untuk menjadi seorang biarawati. Oleh karena itu ketika berumur 13 tahun, ia
berjanji kepada Tuhan untuk menjaga kemurniannya. Ia mengucapkan kaul
pribadinya untuk tetap hidup suci.

Setelah ditolak oleh beberapa biara karena kebodohannya, ia akhirnya diterima di


biara suster “Dorothean” di Vicenza pada tahun 1904. Masa novisiatnya dijalani
dengan bekerja sebagai juru masak bagi para pasien di rumah sakit Treviso. Saat
mengucapkan kaul kekalnya, ia mengganti namanya dengan Maria Bertilla. Saat itu
kepada pimpinan biaranya ia berkata : "Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya
seorang yang malang, Seekor angsa. Ajarilah saya. Saya ingin menjadi seorang
santa." Setelah menjadi suster, Ia kembali ditugaskan untuk bekerja di rumah sakit
Treviso. Kali ini sebagai pemelihara anak-anak yang menderita sakit Difteri.

Suster Maria Bertilla adalah seorang yang sangat-sangat sederhana. Ia tidak


menunjukkan suatu keistimewaan yang luar biasa. Ia hanya selalu melaksanakan
tugasnya dengan penuh pengadian dan tanggung-jawab, serta secara diam-diam ia
menjalani laku spiritual dan kehidupan rohani yang sangat mendalam.

Saat perang Dunia I meletus, kota Treviso dibom oleh tentara-tentara Jerman. Maria
Bertilla dengan tekun merawat serdadu-serdadu yang luka. Rumah sakitnya untuk
sementara dipindahkannya ke Viggiu, dekat Commo. Kemudian setelah gencatan
senjata, ia baru kembali lagi ke Treviso. Pengabdiannya yang tulus pada tugasnya di
rumah sakit membuat ia disukai oleh banyak orang. Pihak berwenang di rumah sakit
tersebut sangat menghargai kerja keras suster yang rendah hati ini. Mereka
menghormatinya dan sangat berterimakasih kepadanya. Namun, hal ini membuat
atasannya dalam biara menjadi iri hati. Suster Bertilla ia pindahkan untuk bekerja di
tempat cuci. Selama empat bulan suster Maria Bertilla bekerja di tempat cuci sampai
ia dipindahkan kembali ke rumah sakit atas perintah superior biaranya. Kali ini ia
ditugaskan untuk merawat anak-anak di bangsal isolasi.

Maria Bertilla wafat dengan tenang di Treviso pada tanggal 20 Oktober 1922. Ia
dibeatifikasi tanggal 8 Juni 1952 oleh Paus Pius XII dan dikanonisasi pada tanggal
11 Mei 1961 oleh Paus Yohanes XXIII. Sumber : Katakombe.Org

Anda mungkin juga menyukai