II - 1
II-2
BAB I
PENDAHULUAN
customer yang selalu menuntut kualitas atau mutu boneka yang diterima harus
baik. Oleh karena itu, kualitas boneka menjadi hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan. Salah satu strategi yang dapat menjamin kualitas boneka
adalah pada saat melakukan aktivitas receiving dan penanganan boneka di
dalam gudang. Boneka yang masuk ke gudang harus lolos quality control
sebelum boneka disimpan di gudang dan selanjutnya dikirim ke customer.
Namun, di gudang boneka ini kami menemukan masalah bahwa pada saat
penerimaan boneka masuk ke gudang (proses receiving) belum dilakukan
secara teliti, bahkan terkadang boneka hanya dimasukan ke gudang begitu saja
dan diletakan sesuka hati petugas gudang. Sehingga pada saat boneka sudah
dikirim ke toko-toko boneka, ditemukan beberapa kecacatan dan boneka
dikembalikan lagi ke gudang (return). Kecacatan yang dimaksud seperti sobek,
aksesoris tidak terpasang dengan benar, ada bagian boneka yang lepas, dan
kotor. Jika banyak boneka yang masuk ke gudang mengalami kecacatan, maka
perusahaan akan mengalamani kerugian karena customer akan mengembalikan
bonekanya dan kepercayaan customer untuk membeli boneka di gudang ini
akan menurun.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini, apakah kecacatan boneka
yang masuk ke Gudang Boneka Haji Asep masih dalam batas kendali atau
tidak?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecacatan boneka
yang masuk ke Gudang Boneka Haji Asep masih dalam batas kendali atau tidak.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Peneliti memberikan batasan bahwa gudang yang diteliti hanya Gudang
Boneka Haji Asep yang berlokasi di Cimahi Utara.
2. Data yang diambil yaitu 30 data mulai tanggal 1 Februari 2017 sampai
tanggal 21 Agustus 2017 (data per minggu).
3. Peneliti tidak membatasi ukuran, bentuk, jenis, maupun warna boneka.
II-4
4. Cacat yang dimaksud adalah ada sobek, salah satu bagian boneka lepas,
hiasan ada yang hilang, dan kotor.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia dapat
menjadi referensi dan acuan untuk penyusunan makalah sejenis ini dan
menambah ilmu pengetahuan.
2. Bagi praktisi dapat memberikan masukan dan referensi untuk Gudang
Boneka Haji Asep mengenai penerimaan barang (receiving) boneka.
1.6 Sistematika Penyusunan
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan
penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Studi Pustaka
Studi pustaka berisi tentang pemaparan mengenai teori Pergudangan, Total
Quality Management, Statistical Quality Control, Control Chart, P-Chart,
Fishbone dan Boneka.
BAB III Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian
ini. Pada bab ini penulis mengemukakan tentang cara yang penulis lakukan
dalam proses penelitian yang merupakan gambaran terhadap penelitian.
BAB II
STUDI PUSTAKA
c. Outbound Consolidation
Barang-barang yang diproduksi di pabrik-pabrik yang terletak dilokasi
berbeda, dikonsolidasikan sebelum di serahkan kepada para
pelanggan.
d. Outbound Dispertion (Break Bulk)
Barang-barng yang telah dihasilkan di suatu pabrik dimasukan ke
dalam gudang untuk dibagi-bagi kedalam volume yang lebih kecil
sebelum didistribusikan kepasar atau para pelanggan.
2.1.4 Manfaat Gudang
Menurut Purnomo (2004:282) secara garis besar manfaat pergudangan
antara lain :
a. Manufacturing Support
Operasi pergudangan mempunyai peranan sangat penting dalam
proses produksi, dukungan dari operasi pergudangan sangat mutlak
bagi kelancaran proses produksi, sistem administrasi proses
penyimpanan, transportasi dan material handling serta aktivitas lain
dalam pergudangan diatur sedemikian hingga proses produksi berjalan
sesuai dengan target yang hendak dicapai.
b. Production Mixing
Menerima pengiriman barang berbagai macam dari berbagai sumber
dan dengan system material handling baik otomatis maupun manual
dilakukan penyortiran dan menyiapkan pesanan pelanggan
selanjutnya mengirimnya ke pelanggan.
c. Perlindungan Barang
Gudang merupakan tempat dengan sistem pengamanan yang dapat
diandalkan dengan demikian barang akan mendapatkan jaminan
keamanan baik dari bahaya pencurian, kebakaran, banjir, serta
problem keamanan lainnya.
d. Dalam Sistem Pergudangan
Material berbahaya dan material tidak berbahaya akan dipisahkan
beberapa material ada yang beresiko membahayakan dan
II-7
4) Biaya turun
5) Produk cacat berkurang
6) Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
c. Manfaat TQM bagi staf organisasi adalah:
1) Pemberdayaan
2) Lebih terlatih dan berkemampuan
3) Lebih dihargai dan diakui
d. Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan
oleh institusi di masa yang akan datang adalah:
1) Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya
sekedar pengikut (follower).
2) Membantu terciptanya team work.
3) Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan.
4) Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap
perubahan.
5) Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah.
2.3 Statistical Quality Control (SQC)
2.3.1 Pengertian Statistical Quality Control
Statistic Quality Control (SQC) atau statistik pengendalian kualitas
merupakan teknikpenyelesaian masalah yang digunakan untuk
memonitor, mengendalikan, menganalisis,mengelola dan memperbaiki
produk dan proses menggunakan metode-metode statistik (Cawley dan
Harrold, 1999). Metode statistik memberikan cara-cara pokok dalam
pengambilan sampel produk, pengujian serta evaluasi dan informasi di
dalam data yang digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan
proses pembuatan.
Statistic Quality Control (SQC) dapat digunakan untuk mengawasi
proses produksi, mutu produk yang dikerjakan dan menerima atau
menolak produk akhir, tidak menghilangkan resiko dan juga tidak
menimbulkan resiko. SQC hanya membantu pihak manajemen agar dapat
dilakukan tindakan korektif apabila diketahui telah terjadi kesalahan dan
II-12
e. Scatter Diagram
Scatter diagram merupakan cara yang paling sederhana untuk
menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel atau
untuk menentukan korelasi antara penyebab yang diduga dengan
akibat yang timbul dari suatu masalah.
II-13
pendukung karya seperti figure manusia, tokoh kartun, bantal dan lain
sebagainya (Van De Ven, 1995:102). Boneka menjadi salah satu mainan yang
populer untuk anak-anak bahkan banyak juga orang dewasa yang suka
mengoleksi boneka. Selain sebagai mainan yang populer untuk anak-anak,
boneka digunakan sebagai media untuk melatih motorik anak, melatih
keterampilan bahasa anak, menarik minat anak untuk mempelajari sesuatu hal
yang baru, dan media untuk melatih anak beragam aspek sosial lainnya.
Faktanya, tidak sedikit orang dewasa juga menyukai boneka, khusunya
perempuan. Boneka bisa dijadikan aksesoris kamar, perempuan malah
mendekorasi kamarnya menjadi terlihat cantik dan ramai dengan boneka.
Boneka bisa diletakkan di atas kasur, disusun di rak-rak, ataupun di atas lemari.
Boneka juga merupakan salah satu pilihan yang banyak digemari orang
untukmenjadikannya sebuah hadiah bagi orang-orang terdekat, khususnya
diberikan kepada perempuan.
Di beberapa negara, boneka tidak hanya dipajang atau dimainkan secara
perorangan. Tetapi dirayakan bersama. Misalnya di Jepang yang ada perayaan
khusus yang namanya Hina Matsuri (festival boneka). Hina Matsuri diadakan
setiap tanggal 3 Maret dan sering dinamakan "festival anak perempuan". Pada
tanggal itu setiap keluarga yang memiliki anak gadis memajang koleksi boneka
mereka dan berdoa supaya anak gadis mereka bisa tumbuh dewasa dan selalu
diberi kegembiraan. Di India terdapat festival boneka yang bernama
"Navaratri".
II-16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Dalam upaya melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu proses yang terstruktur dan
sistematis. Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah penelitian adalah sebagai berikut.
Mulai
Studi Pustaka
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis
Kesimpulan
Selesai