Anda di halaman 1dari 16

Tugas Metodologi Penelitian

Nama : Andhika Kurniawan


Npm : 13116070
Jurusan : Transportasi Logistik
Kelas : 2 Transportasi C

II - 1
II-2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Boneka adalah salah satu karya seni yang berupa macam-macam bentuk,
bentuk ini merupakan organisasi atau satu kesatuan, atau komposisi dari unsur-
unsur pendukung karya seperti figure manusia, tokoh kartun, bantal dan lain
sebagainya (Van De Ven, 1995:102). Berbagai bentuk boneka dengan warna
yang beragam membuat sebuah boneka terlihat menarik dan menggemaskan.
Boneka menjadi salah satu mainan yang populer untuk anak-anak bahkan
banyak juga orang dewasa yang suka mengoleksi boneka. Selain sebagai
mainan yang populer untuk anak-anak, ternyata boneka memiliki fungsi untuk
meningkatkan keterampilan anak. Boneka digunakan sebagai media untuk
melatih motorik anak, melatih keterampilan bahasa anak, menarik minat anak
untuk mempelajari sesuatu hal yang baru, dan media untuk melatih anak
beragam aspek sosial lainnya. Faktanya, tidak sedikit orang dewasa juga
menyukai boneka, khusunya perempuan. Boneka bisa dijadikan aksesoris
kamar, perempuan malah mendekorasi kamarnya menjadi terlihat cantik dan
ramai dengan boneka. Boneka bisa diletakkan diatas kasur, disusun di rak-rak,
ataupun di atas lemari.
Boneka mudah ditemukan atau diperoleh di toko-toko maupun dipusat
perbelanjaan lainnya. Bentuk boneka yang variatif dan selalu berkembang
setiap saat membuat bisnis ini cukup menjanjikan. Permintaan terhadap boneka
yang terus ada dan berfluktuasi menyebabkan dibutuhkan gudang penyimpanan
boneka. Gudang penyimpanan boneka ini berfungsi untuk menyimpan boneka
pada saat permintaan turun dan mendistribusikan saat permintaan di pasar
meningkat, seperti contohnya di Gudang Boneka Haji Asep. Gudang Boneka
Haji Asep ini menyimpan boneka hasil produksi dari beberapa home industry
di wilayah Cimahi Utara. Boneka yang disimpan di gudang memerlukan
quality control yang baik terutama pada saat aktivitas penerimaan (receiving)
agar kualitas boneka yang masuk ke gudang kualitasnya terjamin, melihat
II-3

customer yang selalu menuntut kualitas atau mutu boneka yang diterima harus
baik. Oleh karena itu, kualitas boneka menjadi hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan. Salah satu strategi yang dapat menjamin kualitas boneka
adalah pada saat melakukan aktivitas receiving dan penanganan boneka di
dalam gudang. Boneka yang masuk ke gudang harus lolos quality control
sebelum boneka disimpan di gudang dan selanjutnya dikirim ke customer.
Namun, di gudang boneka ini kami menemukan masalah bahwa pada saat
penerimaan boneka masuk ke gudang (proses receiving) belum dilakukan
secara teliti, bahkan terkadang boneka hanya dimasukan ke gudang begitu saja
dan diletakan sesuka hati petugas gudang. Sehingga pada saat boneka sudah
dikirim ke toko-toko boneka, ditemukan beberapa kecacatan dan boneka
dikembalikan lagi ke gudang (return). Kecacatan yang dimaksud seperti sobek,
aksesoris tidak terpasang dengan benar, ada bagian boneka yang lepas, dan
kotor. Jika banyak boneka yang masuk ke gudang mengalami kecacatan, maka
perusahaan akan mengalamani kerugian karena customer akan mengembalikan
bonekanya dan kepercayaan customer untuk membeli boneka di gudang ini
akan menurun.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini, apakah kecacatan boneka
yang masuk ke Gudang Boneka Haji Asep masih dalam batas kendali atau
tidak?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecacatan boneka
yang masuk ke Gudang Boneka Haji Asep masih dalam batas kendali atau tidak.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Peneliti memberikan batasan bahwa gudang yang diteliti hanya Gudang
Boneka Haji Asep yang berlokasi di Cimahi Utara.
2. Data yang diambil yaitu 30 data mulai tanggal 1 Februari 2017 sampai
tanggal 21 Agustus 2017 (data per minggu).
3. Peneliti tidak membatasi ukuran, bentuk, jenis, maupun warna boneka.
II-4

4. Cacat yang dimaksud adalah ada sobek, salah satu bagian boneka lepas,
hiasan ada yang hilang, dan kotor.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia dapat
menjadi referensi dan acuan untuk penyusunan makalah sejenis ini dan
menambah ilmu pengetahuan.
2. Bagi praktisi dapat memberikan masukan dan referensi untuk Gudang
Boneka Haji Asep mengenai penerimaan barang (receiving) boneka.
1.6 Sistematika Penyusunan
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan
penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Studi Pustaka
Studi pustaka berisi tentang pemaparan mengenai teori Pergudangan, Total
Quality Management, Statistical Quality Control, Control Chart, P-Chart,
Fishbone dan Boneka.
BAB III Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian
ini. Pada bab ini penulis mengemukakan tentang cara yang penulis lakukan
dalam proses penelitian yang merupakan gambaran terhadap penelitian.

BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Manajemen Pergudangan


2.1.1 Pengertian Gudang
Menurut David E Mulcahy, (Warehouse and Distribution Operation
Handbook International Edition, 1994) gudang adalah suatu fungsi
II-5

penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit


penyimpanan dalam jumlah yang besar maupun yang kecil dalam jangka
waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik (penjual) dan saat produk
dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas produksi.
Sedangkan menurut Lambert (2001) gudang adalah bagian dari sistem
logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material,
goods-in-process, finished goods) pada dan antara titik sumber (point-of-
origin) dan titik konsumsi (point-of-cumsumption) dan menyediakan
informasi kepada manajemen mengenai status, kondisi, dan disposisi dari
item-item yang disimpan. Selain itu, (Bowersox, 1978:293) berpendapat
bahwa gudang adalah lokasi untuk penyimpanan produk sampai
permintaan (demand) cukup besar untuk melaksanakan distribusinya.
2.1.2 Pengertian Manajemen Pergudangan
Manajemen pergudangan yaitu suatu tatanan untuk mengelola
pergudangan dan pendistribusian barang-barang agar barang yang
tersimpan tetap dalam keadaan baik dan didistribusikan kepada para
peminta pada waktu, spesifikasi, dan jumlah yang tepat. Manajemen
pergudangan mengelola aktivitas yang saling berhubungan untuk
melakukan penyimpanan barang sementara. Beberapa kegiatan
penyimpanan barang sementara ini terbagi atas penerimaan bahan
baku/barang dari pemasok, handling barang dan pengeluaran barang ke
tujuan.
2.1.3 Kegunaan Gudang
Gudang memiliki beberapa kegunaan, antara lain :
a. Inbound Consolidation
Barang-barang yang akan diproses, dikonsolidasikan terlebih dahulu
didalam gudang sebelum masuk kedalam proses produksi.
b. Goods In Process (Product Mixing)
Dari pabrik-pabrik di lokasi yang berbeda dikonsolidasikan di dalam
suatu gudang untuk dirakit terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke
pasar.
II-6

c. Outbound Consolidation
Barang-barang yang diproduksi di pabrik-pabrik yang terletak dilokasi
berbeda, dikonsolidasikan sebelum di serahkan kepada para
pelanggan.
d. Outbound Dispertion (Break Bulk)
Barang-barng yang telah dihasilkan di suatu pabrik dimasukan ke
dalam gudang untuk dibagi-bagi kedalam volume yang lebih kecil
sebelum didistribusikan kepasar atau para pelanggan.
2.1.4 Manfaat Gudang
Menurut Purnomo (2004:282) secara garis besar manfaat pergudangan
antara lain :
a. Manufacturing Support
Operasi pergudangan mempunyai peranan sangat penting dalam
proses produksi, dukungan dari operasi pergudangan sangat mutlak
bagi kelancaran proses produksi, sistem administrasi proses
penyimpanan, transportasi dan material handling serta aktivitas lain
dalam pergudangan diatur sedemikian hingga proses produksi berjalan
sesuai dengan target yang hendak dicapai.
b. Production Mixing
Menerima pengiriman barang berbagai macam dari berbagai sumber
dan dengan system material handling baik otomatis maupun manual
dilakukan penyortiran dan menyiapkan pesanan pelanggan
selanjutnya mengirimnya ke pelanggan.
c. Perlindungan Barang
Gudang merupakan tempat dengan sistem pengamanan yang dapat
diandalkan dengan demikian barang akan mendapatkan jaminan
keamanan baik dari bahaya pencurian, kebakaran, banjir, serta
problem keamanan lainnya.
d. Dalam Sistem Pergudangan
Material berbahaya dan material tidak berbahaya akan dipisahkan
beberapa material ada yang beresiko membahayakan dan
II-7

menimbulkan pencemaran, untuk itu dengan menggunakan kode


keamanan tidak diijinkan material yang beresiko tersebut ditempatkan
dengan lokasi pabrik.
e. Persediaan
Untuk melakukan peramalan permintaan produk yang akurat
merupakan hal yang sangat sulit, agar dapat melayani pelanggan setiap
waktu operasi pergudangan dapat digunakan sebagai alternatif tempat
persediaan barang yang mana akan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan dan penanganan persediaan.
2.1.5 Kegiatan Manajemen Pergudangan
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan di dalam gudang adalah:
a. Kegiatan Administrasi Gudang
Melakukan pemeriksaan atas barang yang datang maupun keluar.
Untuk memperkuat sistem pengendalian persediaan, perusahaan pada
umumnya melakukan penghitungan fisik persediaan secara periodik.
Tujuannya adalah untuk mencocokkan jumlah fisik persediaan dengan
catatan perpetual yang diselenggarakan pada buku persediaan.
Kegiatan administrasi juga mengurus kegiatan pengeluaran dan
pemasukkan dana perusahaan.
b. Kegiatan Penerimaan Barang (Receiving)
Barang yang diterima harus diperiksa sesuai dengan dokumen (PO,
surat jalan, dll), dilakukan pemeriksaan mutu (quality control) dan
pemeriksaan quantity barang.
c. Penyimpanan Barang (Storage)
Barang yang telah masuk disimpan, ditentukan jumlah unit per
kelompok, barang diberikan identitas. Penyimpanan barang
diupayakan agar aman dari berbagai bahaya yang mengancam.
d. Pengepakan Barang (Packaging)
Packaging dilakukan untuk memastikan barang yang dikirim dalam
kondisi yang baik dan untuk memudahkan pengiriman ke customer.
e. Pengeluaran Barang (Shipping)
II-8

Shipping bertujuan untuk menjamin pengeluaran barang sesuai


dengan permintaan customer baik jenis maupun jumlahnya. Semua
barang yang keluar harus tercatat rapi.
2.2 Total Quality Management
2.2.1 Pengertian Total Quality Management
Menurut Gaspersz (2001:4), TQM didefinisikan sebagai suatu cara
meningkatkan performansi secara terus-menerus (continuous
performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam
setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua
sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Proses TQM bermula dari
pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula.
Konsep TQM berasal dari tiga kata yaitu total, quality, dan
management. Fokus utama dari TQM adalah kualitas/mutu. Terkait
dengan mutu sebagai fokus utama, ada beberapa definisi mengenai mutu.
Berikut adalah beberapa definisi mutu menurut para ahli dalam (Ismanto,
2009: 64), Crosby mendefinisikan mutu sebagai “tercukupinya
kebutuhan” (conformance to requirement). Fred Smith, CEO General
Expres mengartikan kualitas sebagai kinerja standar yang diharapkan oleh
pemakai produk atau jasa (customer). Sedangkan General Servise
Administration (GSA) mendefinisikan kualitas adalah pertemuan
kebutuhan customer pada awal mula dan setiap saat.
Kata total (terpadu) dalam TQM menegaskan bahwa setiap orang yang
berada dalam organisasi harus terlibat dalam upaya peningkatan secara
terus menerus (Sallis, 2011: 74). Unsur ketiga dari TQM adalah kata
management, yang merupakan konsep awal dari TQM itu sendiri.
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-
tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata (Terry, 2005: 1).
Dasar pemikiran perlunya TQM, yakni bahwa cara terbaik agar dapat
bersaing unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan
II-9

kualitas yang terbaik, karena kepuasan pelanggan merupakan hal yang


penting bagi perusahaan untuk meningkatkan keuntungan.
2.2.2 Prinsip TQM
TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem
manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar
dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Hensler dan
Brunell (dalam Scheuing dan Christopher, 1998: 165-166), ada empat
prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas.
Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-
spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan.
Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan
eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam
segala aspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan
waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus
dikoorsinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang
dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi
nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.
b. Respek terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap
karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan
kreativitas yang khas. Dengan demikian, karyawan merupakan
sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap
orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi
kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil
keputusan.
c. Manajemen Berdasarkan Fakta
II-10

Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada


perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal
ini. Pertama, prioritas, yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak
dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,
mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu,
dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam
organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang
vital. Konsep kedua, variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data
statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang
merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan
demikian, manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap
keputusan dan tindakan yang dilakukan.
d. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses
sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.
Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-
analyze), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, dan
melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
2.2.3 Manfaat Total Quality Management
TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi
staf organisasi.
a. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
1) Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau
pelayanan.
2) Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih
diperhatikan.
3) Kepuasan pelanggan terjamin.
b. Manfaat TQM bagi institusi adalah:
1) Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan.
2) Staf lebih termotivasi
3) Produktivitas meningkat
II-11

4) Biaya turun
5) Produk cacat berkurang
6) Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
c. Manfaat TQM bagi staf organisasi adalah:
1) Pemberdayaan
2) Lebih terlatih dan berkemampuan
3) Lebih dihargai dan diakui
d. Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan
oleh institusi di masa yang akan datang adalah:
1) Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya
sekedar pengikut (follower).
2) Membantu terciptanya team work.
3) Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan.
4) Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap
perubahan.
5) Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah.
2.3 Statistical Quality Control (SQC)
2.3.1 Pengertian Statistical Quality Control
Statistic Quality Control (SQC) atau statistik pengendalian kualitas
merupakan teknikpenyelesaian masalah yang digunakan untuk
memonitor, mengendalikan, menganalisis,mengelola dan memperbaiki
produk dan proses menggunakan metode-metode statistik (Cawley dan
Harrold, 1999). Metode statistik memberikan cara-cara pokok dalam
pengambilan sampel produk, pengujian serta evaluasi dan informasi di
dalam data yang digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan
proses pembuatan.
Statistic Quality Control (SQC) dapat digunakan untuk mengawasi
proses produksi, mutu produk yang dikerjakan dan menerima atau
menolak produk akhir, tidak menghilangkan resiko dan juga tidak
menimbulkan resiko. SQC hanya membantu pihak manajemen agar dapat
dilakukan tindakan korektif apabila diketahui telah terjadi kesalahan dan
II-12

dapat melakukan tindakan-tindakan untuk mempertahankan keadaan yang


telah baik. Dalam pengendalian proses statistik dikenal adanya “seven
tools”. Seven tools dari pengendalian proses statistik ini adalah metode
grafik paling sederhana untuk menyelesaikan masalah. Bagian-bagian
dari seven tools antara lain:
a. Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan
klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi
hingga terendah. Diagram Pareto juga digunakan untuk
membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses,
sebelum dan setelahdiambil tindakan perbaikan terhadap proses.
b. Histogram
Histogram meyakinkan peragaan visual data dengan itu seseorang
dapat lebih mudah melihat dari tiga sifat yaitu bentuk distribusi data,
lokasi atau kecenderungan tengah dan pemencaran atau variabilitas
dalam data (Montgomery, 1995).
c. Check sheet
Lembar isian (check sheet) merupakan alat bantu untuk memudahkan
dan menyederhanakan pencatatan data.
d. Fishbone/ Diagram Ishikawa
Fishbone Diagram dalam penerapannya digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan.
Diagram ini sangat praktis dilakukan dan dapat mengarahkan satu tim
untuk terus menggali sehingga menemukan penyebab utama atau akar
suatu permasalahan.

e. Scatter Diagram
Scatter diagram merupakan cara yang paling sederhana untuk
menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel atau
untuk menentukan korelasi antara penyebab yang diduga dengan
akibat yang timbul dari suatu masalah.
II-13

f. Peta Kendali (Control Chart)


Terdapat 2 bagian yaitu peta kendali variabel dan peta kendali atribut.
Peta kendali variabel adalah diagram pengendali yang memberikan
informasi tentang penampilan proses dimana banyaknya karakteristik
kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran angka
(Montgomery, 1995). Sedangkan peta kendali atribut adalah peta
kendali yang memberikan informasi berupa sifat karakteristik
kecacatan suatu produksi.
g. Flow Chart
Flow chart (bagan arus) adalah alat bantu untuk memvisualisasikan
proses suatu penyelesaian tugas secara tahap-demi-tahap untuk tujuan
analisis, diskusi, komunikasi, serta dapat membantu kita untuk
menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses.
Menurut T Hani Handoko, Statistic Quality Control mempunyai 3
penggunaan umum, yaitu :
 Untuk mengawasi pelaksanaan kerja sebagai operasi-operasi
individual selama pekerjaan sedang dilakukan.
 Untuk memutuskan apakah menerima atau menolak sejumlah produk
yang telah diproduksi.
 Untuk melengkapi manajemen dengan audit mutu produk perusahaan.
2.4 Control Chart
2.4.1 Pengertian Control Chart
Control chart atau peta kendali merupakan salah satu dari alat QC 7
tools (7 alat pengendalian kualitas) yang berbentuk grafik dan
dipergunakan untuk memonitor atau memantau stabilitas dari suatu proses
serta mempelajari perubahan proses dari waktu ke waktu. Control chart
atau dalam bahasa Indonesia disebut peta kendali, yang diberikan oleh
Eugene adalah grafik dengan mencantumkan batas maksimum dan batas
minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Control chart ini
digunakan untuk memahami atau mendeteksi apakah sebuah proses dalam
kondisi yang terkontrol secara statistik (statistically stable) atau tidak.
II-14

2.4.2 Tujuan Penggambaran Control Chart


Tujuan menggambarkan control chart adalah untuk menetapkan
apakah setiap titik pada grafik normal atau tidak normal dan dapat
mengetahui perubahan dalam proses dari mana data dikumpulkan,
sehingga setiap titik pada grafik harus mengindikasikan dengan cepat dari
proses mana data diambil.
2.4.3 Manfaat Control Chart
Adapun manfaat dari control chart adalah :
1) Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi selama satu periode
produksi.
2) Memberikan informasi proses secara kronologis, yakni menunjukkan
bagaimana pengaruh berbagai faktor, misalnya : material, manusia,
metode, dll. terhadap proses produksi.
3) Mengidentifikasi gejala penyimpangan suatu proses yakni dengan
memperhatikan pola atas pergerakan titik-titik sehingga dapat
dihindari over control yaitu pengontrolan terlalu ketat sehingga dapat
menurunkan efisiensi maupun under control yaitu pengontrolan
terlalu longgar sehingga dapat menurunkan mutu.
2.4.4 Jenis Control Chart
Tipe control chart sesuai dengan jenis data yang digunakan adalah:
a. Control chart data atribut seperti pn chart, p chart, c chart, u chart
b. Control chart data variabel seperti, I – MR chart, Xbar – R chart, dan
Xbar – S chart.
2.5 Boneka
Boneka (bahasa Portugis: boneca) adalah sejenis mainan yang dapat
berbentuk macam-macam, terutamanya manusia atau hewan, serta tokoh-tokoh
fiksi. Boneka bisa dikatakan salah satu mainan yang paling tua, karena pada
zaman Yunani, Romawi ataupun Mesir kuno saja boneka sudah ada
(wikipedia). Selain itu, pengertian boneka juga dikemukakan oleh ahli yaitu
merupakan salah satu karya seni yang berupa macam-macam bentuk, bentuk ini
merupakan organisasi atau satu kesatuan, atau komposisi dari unsur-unsur
II-15

pendukung karya seperti figure manusia, tokoh kartun, bantal dan lain
sebagainya (Van De Ven, 1995:102). Boneka menjadi salah satu mainan yang
populer untuk anak-anak bahkan banyak juga orang dewasa yang suka
mengoleksi boneka. Selain sebagai mainan yang populer untuk anak-anak,
boneka digunakan sebagai media untuk melatih motorik anak, melatih
keterampilan bahasa anak, menarik minat anak untuk mempelajari sesuatu hal
yang baru, dan media untuk melatih anak beragam aspek sosial lainnya.
Faktanya, tidak sedikit orang dewasa juga menyukai boneka, khusunya
perempuan. Boneka bisa dijadikan aksesoris kamar, perempuan malah
mendekorasi kamarnya menjadi terlihat cantik dan ramai dengan boneka.
Boneka bisa diletakkan di atas kasur, disusun di rak-rak, ataupun di atas lemari.
Boneka juga merupakan salah satu pilihan yang banyak digemari orang
untukmenjadikannya sebuah hadiah bagi orang-orang terdekat, khususnya
diberikan kepada perempuan.
Di beberapa negara, boneka tidak hanya dipajang atau dimainkan secara
perorangan. Tetapi dirayakan bersama. Misalnya di Jepang yang ada perayaan
khusus yang namanya Hina Matsuri (festival boneka). Hina Matsuri diadakan
setiap tanggal 3 Maret dan sering dinamakan "festival anak perempuan". Pada
tanggal itu setiap keluarga yang memiliki anak gadis memajang koleksi boneka
mereka dan berdoa supaya anak gadis mereka bisa tumbuh dewasa dan selalu
diberi kegembiraan. Di India terdapat festival boneka yang bernama
"Navaratri".
II-16

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Dalam upaya melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu proses yang terstruktur dan
sistematis. Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah penelitian adalah sebagai berikut.

Mulai

Studi Pustaka

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Flow Chart Model Pemecahan Masalah

Anda mungkin juga menyukai