Anda di halaman 1dari 19

Sistem Manajemen Gudang

I. Sistem Manajemen Gudang


Sistem adalah kumpulan interaksi dari sub sistem, dan Manajemen adalah ilmu mengelola sumber daya sedangkan Gudang adalah tempat
penyimpanan barang sementara. Secara ringkas sistem manajemen gudang mengandung pemahaman : pengelolaan dari aktifitas yang saling terkait
dalam aktifitas penyimpanan barang sementara. Apa saja aktifitas penyimpanan barang itu? Penerimaan dari pemasok, handling barang,
pengeluaran barang ke tujuan adalah garis besar dari aktifitas penyimpanan. Saat ini gudang memiliki arti luas dan lebih dari sekedar tempat
penyimpanan saja. Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara langsung, tidak ada perubahan citarasa, bentuk, kemasan, dll. Intinya
tidak ada kegiatan proses operasi pada barang, yang ada adalah aktifitas transportasi barang dari satu tempat ke tempat lainnya, itu secara umum
kegiatan di Gudang.
II. Aktivitas dalam pergudangan
Ada berbagai macam aktivitas dalam pergudangan, diantaranya:
a. Administrasi dalam Gudang
Administrasi menurut saya merupakan sutradara dibalik segala operasional Gudang. Administrasi mengurus data-data gudang seperti data
pemesanan barang, data persediaan, data pengeluaran barang, data permintaan, bahkan sampai peramalan permintaan. Oleh karena itu, ibarat
sebuah film maka Administrasi adalah penulis skenario yang menentukan jalan ceritanya.

Ada bermacam-macam jenis administrasi gudangdiantaranya yaitu::


1. Daftar Stok Barang :Informasi ini akan sangat bermanfaat bagi para agen marketing perusahaan. Mereka bisa ekspansi pasar yang lebih luas jika
ternyata stok barang masih banyak. Pengiriman barang yang sudah dipesan terlalu lama membuat konsumen kecewa dan bisa saja memutuskan
kontrak atau tidak akan memesan pada perusahaan itu lagi.
2. Daftar Input Barang: Daftar ini sangat penting untuk mengetahui apakah masih ada tempat bagi barang-barang berikutnya.
3. Daftar Keluar Barang: Barang yang keluar akan mempengaruhi pemesanan barang.
4. Jadwal Pengiriman Barang:Jadwal ini akan mempermudah peletakan barang. Menunjukkan mana barang yang harus diambil terlebih dahulu
sehingga tidak ada barang yang tertinggal dan menjadi kadaluarsa.
5. Prediksi Pemesanan:Pemesanan barang sesuai dengan data barang yang keluar.
6. Daftar Stok Opnam:Daftar stok opnam dilakukan setahun sekali. Hal ini sama seperti cuci gudang.
7. Daftar Pengelompokan Barang:Daftar ini akan mempermudah pengambilan barang.
8. Daftar Jumlah Barang:Daftar jumlah tiap-tiap barang dilengkapi spesifikasi dan tanggal masuk sampai tanggal kadaluarsa.
Berikut adalah alur dalam administrasi gudang, yaitu:
1. Data pemesanan barang Sebuah gudang menyimpan barang-barang tertentu dan mengeluarkan dalam jumlah tertentu. Misalkan pengeluaran
adalah x maka penyimpanan bisa saja x atau x + y , dimana y adalah buffer stock, Tingkat buffer diperlukan di Indonesia, mengingat kontinuitas
suplai yang tidak terjamin oleh pemasok, padahal teori mengatakan zero stock adalah hal yang baik, tetapi itu beresiko tinggi terhadap potential
loss sales dari perusahaan.
Pemesanan dilakukan administrasi berdasarkan kebutuhan pengeluaran. Kebutuhan pengeluaran diramalkan terlebih dahulu melalui data historis
ataupun diestimasi. Pemesanan dilakukan kepada pemasok dengan perjanjian waktu bayar (term of payment(TOP)), dimana TOP nantinya
diusahakan angkanya lebih besar daripada DSI (Day Sales Inventory) atau waktu barang tersimpan dampai menjadi uang. Misalkan jika perusahaan
berhasil menjual dalam waktu 3 hari dan TOP adalah 6 hari, maka perusahan untung, karena sudah berhasil menjual 2 kali tetapi baru membayar
sebanyak 1 kali. Administrasi banyak berkaitan dengan pemasok. Perjanjian produk yang returnable juga menguntungkan perusahaan dibandingkan
sistem beli putus.
Perjanijian ini bahkan bisa sebegitu ketat, semisal satu peritel luar negeri yang tersangkut kasus di KPPU, salah satunya karena diduga mengadakan
perjanjian pada pemasok supaya harga yang masuk ke ritel tersebut harus lebih murah dibanding ritel mana saja yang memesan barang sama
dengan pemasok. Ini merupakan bentuk praktek monopoli. Hubungan erat pihak administrasi juga dijalankan dalam rangka menjalin supplier
relationship management. Banyak faktor yang mempengaruhi supplier relationship management dan itu banyak menyangkut etika bisnis.
2. Data Inventory
Administrasi menjadi ujung tombak seluruh pencatatan arus keluar masuk barang, sehingga pengendalian operasional lebih dimudahkan dengan
adanya akurasi data. Bukti pencatatan barang keluar masuk akan mempengaruhi beberapa hal berikut :
a. Jumlah stok barang.
b. Klaim pembayaran barang masuk dan keluar.
c. Dasar memesan barang.
d. Mempelajari trend sales.

Data persediaan ini menuntut akurasi data secara real time dan dapat dipertanggungjawabkan. Administrasi yang kuat perlu dibangun melalui
integrasi antara komputerisasi dan sumber daya yang menjalankannya. Sistem informasi yang berkaitan dengan database memerlukan orang-orang
yang akrab dengan database.

b. Penerimaan Barang
Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang. Penerimaan barang dari distributor dilihat sangat mudah,
namun bila hal ini tidak memiliki sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu produktifitas. Berikut adalah hal-hal penting dalam
penerimaan barang :
1. Bukti pesanan barang dari Gudang ( untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi yang tepat ).
2. Bukti Tanda Barang diterima ( untuk penagihan ).
3. Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang.
4. Cek Expired Date dan Kondisi Barang.
5. Surat Jalan ( Untul Retur )
6. Memasukkan Barang ke Penyimpanan.

v Bukti Pemesanan ( Purchase Order )


Ketika satu pihak memesan sejumlah barang ke pemasok, Maka dia akan mengirimkan PO ke distributor. Barang sesuai jumlah PO ini
nantinya akan dibawa ke Gudang tempat yang disiapkan oleh konsumen. Tim Gudang tentunya tidak selalu tahu jenis barang apa yang dipesan,
Oleh sebab itu tim Gudang perlu memastikan kesesuaian PO dengan fisik barang yang ada. Setelah PO diperiksa dan sesuai dengan seluruh item
yang dibawa, maka selanjutnya dibuat Bukti Tanda terima Barang.
v Bukti Tanda Terima Barang
Bukti Tanda Terima Barang serta Faktur akan berhubungan dengan penagihan uang. Bukti Tanda Terima barang akan dijadikan dasar oleh
pihak supplier untuk menagih kepemesan barang. Pentingnya untuk membuat Bukti Tanda Terima Barang ini asli danada tanda-tanda yang
dilampirkan, semisal PO atau surat lain yang menjamin keasliandokumen ini.

c. Penyimpanan barang
Yaitu dimana gudang di jadikan tempat yang aman untuk meletakkan hasil produksi. Semua barang yang sudah memenuhi standar untuk di
pasarkan semua harus ada di gudang. Masalah penyimpanan barang merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, sejak barang tersebut keluar
dari tempat produksi, tempat transit dan tujuan. Bagi perusahaan yang tidak mempunyai fasilitas tempat penyimpanan sendiri dapat menggunakan
gudang (warehouse) cara menyewa dari pihak lain yang menyewakan gudang umum (public warehouse).
Dalam penyimpanan barang harus mengatur barang dengan tata letak yang baik. Pengaturan tata letak barang dalam gudang tidaklah
mudah jika dilakukan secara manual. Selain banyaknya proses keluar masuk barang, kesulitan juga ditimbulkan oleh proses pencarian barang yang
harus dikeluarkan dari gudang. Kesulitan – kesulitan tersebut bisa diatasi dengan adanya sistem inventori yang baik serta pengaturan letak barang
dalam gudang yang dilakukan secara terkomputerisasi.
d. Pengemasan Barang

Dalam manajemen gudang, terdapat pula pengemasan barang, yaitu membungkus atau mengemas barang hasil produksi. Kemasan dapat
didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal,
yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label.

Ada tiga alasan utama untuk melakukan Pengemasan barang, yaitu:


1. Kemasan dapat melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih,
menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
2. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan
merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.
3. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi
kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.
e. Pengeluaran Barang
Pada proses pengeluaran barang, kegiatan utamanya yaitu pengiriman barang kepada pelanggan sesuai dengan pesanan ataupun pengiriman
barang ke distributor pelanggan. Pengeluaran barang sesuai dengan nota penjualan yang sudah dibuat dan dibuat juga surat jalan untuk barang
yang sudah dikeluarkan.

III. SISTEM OPERASIONAL GUDANG


Operasional gudang adalah kelanjutan dari pergerakan fisik barang setelah barang itu diterima dari pemanufaktur atau pemasok. Barang
akan diletakkan pada gudang sesuai dengan sarana yang dimiliki. Sarana bisa berupa rak dan pallet atau pallet saja, bahkan ekstrimnya barang bisa
diletakkan begitu saja di lantai, tentunya hal ini sesuai kebutuhan serta tergantung seberapa besarnya modal yang dimiliki perusahaan. Setelah
barang diletakkan pada posisi tertentu, maka akan ada saatnya barang tersebut akan dikeluarkan sesuai kebutuhan perusahaan atau berdasarkan
adanya permintaan terhadap barang yang disimpan. Proses peletakkan barang dari penerimaan serta proses pengeluaran barang saat ini telah
banyak memakai teknologi komputer.
Ada beberapa lingkup pekerjaan dalam operasional gudang, yaitu:
1. Penanganan/Handling barang baik dan barang rusak
2. Penghitungan stock (Stock Opname)
3. Pengepakan barang
4. Pengawasan operasional pekerja
5. Perpindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lain,dll
Barang yang telah diterima akan masuk sebagai stock gudang, dan menjadi tanggung jawab kepala gudang. Selanjutnya selain jumlah barang,
penanganan yang baik juga merupakan hal yang penting. Seberapa banyak gudang anda memiliki barang rusak yang diakibatkan kesalahan
handling. Handling barang sangat ditentukan volume, karakteristik barang serta perlengkapan yang dipakai (pallet, hand pallet, forklift, conveyor,
dll). Besarnya produk rusak atau cacat tentunya membuat produktivitas rendah, konsep Lean Manufacturing yang dikombinasikan dengan Six Sigma
yang terlahir pada konsep lean sigma bisa dipelajari oleh kepala gudang atau manajer gudang untuk mengetahui sistem atau konsep untuk
mengurangi produk cacat/rusak. Jumlah pekerja gudang yang banyak dan berkualitas seadanya menjadi batasan bagi kepala gudang untuk
mengawasi secara efektif, untuk itu perlu adanya personil-personil di bawah kepala gudang untuk mengawasi pekerja-perkerja dan memastikan
operasional gudang berjalan dengan baik.
Selisih dari perhitungan stock merupakan kelalaian dari pekerja gudang, namun menghilangkan selisih stock dalam satu tahapan pelayanan
stock dalam volume besar juga sangat sulit diterapkan. Pada beberapa bagian ada budget toleransi terhadapa hal tersebut, meskipun sebenarnya
hal ini bukan merupakan pembenaran terhadap kelalaian pekerja.
Artikel Terkait
Manajemen
 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
 STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN
 APA ITU STRATEGI PEMASARAN?
 Tipe-Tipe Retail (Macam-macam retail)
 Arti / Definisi Retail
 PERANAN DESAIN KEMASAN DALAM DUNIA PEMASARAN
 Atribut Produk
Penjelasan dan Langkah Membuat Laporan Stok Gudang
B Y RI S H NA MA U L I NA 4 APRIL 2019 6 MI NS RE A D
S H A RE
Melakukan manajemen barang dagangan di gudang merupakan salah satu hal penting yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan. Manfaat dari
sebuah manajemen gudang antara lain dapat menjaga kualitas dan kuantitas logistik dan peralatan, penataan logistik dan peralatan, peningkatan
pelayanan distribusi, menyediakan data dan informasi yang akurat, aktual, dan akuntabel. Selain itu juga dapat memudahkan akses dalam
pengendalian dan pengawasan, serta menertibkan proses administrasi. Ada beberapa strategi khusus yang perlu Anda perhatikan untuk
manajemen barang di gudang, salah satunya melakukan stock opname atau stok barang gudang. Ketahui penjelasan dan contoh laporan stok
barang gudang di bawah ini.
Strategi Khusus Manajemen Barang Gudang
1. Tersedianya gudang penyimpanan sebagai tempat khusus untuk menyimpan stok Anda telah tersedia.
2. Mempersiapkan segala data hasil pencatatan yang akurat.
3. Setelah data input dan output barang terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat forecast atau perkiraan
persediaan stok barang berupa berapa jumlah persediaan yang dibutuhkan pada periode saat ini.
4. Memberikan kode khusus pada setiap barang. Pemberian kode khusus ini akan sangat membantu Anda ketika melakukan penjualan barang.
Dan juga akan membantu Anda ketika menata barang di gudang.
5. Memisahkan stok baru dan stok lama. Sebaiknya Anda mulai memisahkan stok lama dan stok baru, agar Anda lebih mudah menemukan
berapa jumlah stok lama yang terjual dan yang belum terjual.
6. Melakukan pengecekan sebelum barang disimpan. Pengecekan ini dapat dilakukan sebelum pemberian kode khusus.
7. Melakukan pencatatan secara teratur pada saat ada barang yang masuk, pindah tempat, dan barang keluar. Anda dapat melakukan stok
opname secara berkala sesuai dengan kebutuhan untuk membantu Anda dalam melakukan manajemen stok barang di gudang.
Stok Barang Gudang atau Stock Opname
Stock opname merupakan suatu kegiatan penghitungan persediaan barang dagangan di gudang secara fisik. Kegiatan penghitungan ini dilakukan
agar perusahaan mengetahui catatan pembukuan barang dagangan secara akurat. Stock opname penting untuk dilakukan karena kegiatan ini
merupakan salah satu fungsi dari sistem pengendalian internal (internal control). Pada dasarnya kegiatan ini cukup melelahkan dan membutuhkan
waktu yang cukup lama karena persediaan barang harus dihitung secara langsung untuk bisa memeriksa kondisi dan keadaan barang di gudang.
Namun dengan munculnya barcode, ternyata dapat memudahkan dalam melakukan stok opname dan dipercaya dapat membantu perusahaan
untuk mengurangi kesalahan pencatatan dan perhitungan barang dagangan.
Kegiatan ini memiliki berbagai tujuan untuk perusahaan. Stock opname dilakukan tidak hanya untuk mengetahui jumlah persediaan barang dagang,
tetapi juga diharapkan mampu membantu menghitung kas, aktiva, piutang serta utang perusahaan. Untuk perusahaan manufaktur, stock opname
ditujukan untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku, bahan penolong, barang setengah jadi dan barang jadi. Dalam perusahaan manufaktur,
petugas atau karyawan yang melakukan stok opname adalah petugas audit yang merupakan pihak independen.
Hal ini dilakukan agar hasil dari kegiatan stok opname lebih akurat. Selisih yang mungkin terjadi saat melakukan stok opname, dapat berakibat pada
jurnal penyesuaian dan juga pemeriksaan ulang pada bagian jurnal, buku besar hingga laporan keuangan. Ada beberapa manfaat dari proses stock
opname yang perlu Anda ketahui, yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mencocokkan jumlah barang di gudang dengan jumlah barang yang tertera pada catatan pembukuan.
2. Dapat meminimalisasi penyimpanan atas persediaan barang dagangan yang mungkin dapat terjadi karena faktor kelalaian.
3. Mempercepat proses pengambilan keputusan pada saat ada barang yang hilang atau rusak.
4. Untuk menganalisis perkembangan perusahaan dengan membandingkan jumlah persediaan pada tahun-tahun sebelumnya dengan tahun
saat ini.
5. Untuk mengetahui arus kas masuk dan arus kas keluar persediaan barang dagangan.
Langkah Melakukan Stock Barang Gudang
Setiap perusahaan tentu saja memiliki pilihan masing-masing untuk melakukan kegiatan stock opname. Ada perusahaan yang melakukan kegiatan
ini di setiap akhir tahun, setiap akhir bulan, per tiga bulan atau bahkan per empat bulan. Semuanya tergantung pada jenis, kebutuhan dan kebijakan
setiap perusahaan. Khusus untuk perusahaan yang memiliki Satuan Pengawas Internal (SPI), biasanya kegiatan ini dilakukan per triwulan atau
kuartal. Intinya, untuk menentukan periode stock opname, setiap perusahaan bisa menyesuaikan dengan tingkat kepentingan dan kemampuan
perusahaan itu sendiri. Lalu bagaimana cara melakukan kegiatan stock opname? Simak ulasannya berikut ini:
1. Tahap persiapan di gudang. Dalam tahap ini, orang-orang di gudang akan melakukan persiapan untuk melakukan stock opname seperti
sticker atau tag, merapikan stok sesuai dengan jenis dan kode, melengkapi stok barang dengan barcode yang sesuai dan lain sebagainya.
2. Tahap persiapan tim stok opname. Setelah persiapan di gudang selesai dilakukan, maka selanjutnya Anda harus mempersiapkan tim.
Pastikan untuk melakukan briefing untuk menjelaskan tugas masing-masing, dan input mutasi barang harus sudah selesai sebelum stock
opname dilakukan. Jika memungkinkan, pastikan pergerakan barang harus dihentikan agar tidak ada kerancuan pada saat proses stok
opname dilakukan.
3. Proses stock opname. Dalam proses ini, setiap bagian akuntansi akan mendapatkan lembar tentang semua stok yang ada dalam program.
Lembaran tersebut akan menjadi acuan dalam menghitung jumlah stok di gudang. Sementara tim yang melakukan stock opname akan
mengisi jumlah hitungan dalam lembar yang telah disediakan. Selanjutnya, hasil perhitungan tersebut akan disalin ke Microsoft Excel untuk
bisa dibandingkan dengan stok versi program. Jika terjadi selisih maka dapat dilakukan pengecekan ulang atau penyesuaian persediaan.
Contoh Laporan Stok Barang Gudang
Spreadsheet masih menjadi salah satu program favorit untuk membuat laporan stok barang gudang atau stok opname. Berikut ini merupakan
contoh laporan stok barang gudang dengan spreadsheet sederhana:
1. Langkah pertama adalah membuka lembar kerja pada spreadsheet, lalu membuat format laporan dengan mengisi nama perusahaan, nama
laporan dan periode laporan.
2. Lalu, buatlah kolom untuk mengisi mengisi hasil stok opname seperti nomor, kode dan nama barang, jumlah satuan, harga barang, dan lain
sebagainya.
3. Input semua data persediaan barang secara manual ke dalam format laporan yang sudah dibuat. Cukup mudah, bukan?

Itulah penjelasan dan contoh laporan stok barang gudang yang perlu Anda ketahui. Dalam melakukan pengelolaan barang di gudang, beberapa
analisa juga dibutuhkan seperti mengetahui dan mengenal jenis barang dagangan yang disimpan dan cara merawatnya. Selain itu, Anda juga harus
menerapkan sistem administrasi dan dokumentasi yang mampu memonitor arus keluar, masuk, dan penambahan stok barang. Pastikan untuk
menetapkan cara dan prosedur penyimpanan, sehingga barang dagangan dapat bertahan di gudang sebelum adanya pengiriman atau permintaan
dari pelanggan.
Atau Anda juga bisa menerapkan sistem random check baik itu harian atau mingguan, jika stok barang yang disimpan terdiri dari beberapa jenis
barang. Setelah barang dagangan di gudang dapat dipastikan terkelola dengan baik, selanjutnya Anda juga harus mengelola keuangan perusahaan
secara benar.
Jurnal, menyediakan layanan software akuntansi online yang sangat cocok bagi UKM di Indonesia. Jurnal hadir sebagai simple online accounting
software untuk menunjang kesuksesan bisnis Anda. Selain dapat diakses dari mana dan kapan saja, Anda tidak perlu melakukan download atau
install aplikasi. Tetapi Anda hanya perlu melakukan daftar kemudian login dan Anda dapat segera memulai mengerjakan pembukuan secara lebih
mudah, aman, dan andal. Daftarkan bisnis Anda sekarang untuk mencoba 14 hari gratis.

Apa itu Manajemen Persediaan ?


Manajemen persediaan adalah bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk mengatur persediaan barang yang dimiliki. Mulai dari cara
memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan.

Mungkin terdengar hal yang sepele.

Hanya untuk mengurusi persediaan barang saja sampai harus diperlukan manajemen persediaan.

Dan mungkin ada yang menganggap manajemen persediaan terlalu berlebihan dan tidak diperlukan. Salah besar.

Disini akan dijelaskan mengapa manajemen persediaan itu penting. Apa saja fungsinya. Bagaimana cara mengaturnya. Biaya biaya yang muncul
bahkan hingga hubungannya dengan manajemen yang lain.

Mengapa Manajemen Persediaan Harus Ada ?

ilustrasi persediaan digudang sumber

Persediaan adalah aset perusahaan yang menganggur (idle). Atau aset yang masih disimpan atau aset yang menunggu untuk digunakan (dijual)

Contoh persediaan adalah persediaan barang dagang (pada perusahaan dagang)

Dan pada perusahaan manufaktur, jenis persediaan bisa lebih banyak lagi, seperti persediaan bahan baku (material), barang setengah jadi dan
barang jadi.

Mengatur persediaan bisa dikatakan gampang gampang susah.

Apabila persediaan yang tersedia jumlahnya berlebihan, maka persediaan akan menimbulkan pengeluaran yang tinggi. Setiap barang yang disimpan
pasti memerlukan biaya.

Namun apabila persediaan yang tersedia kurang, maka akan menghambat kegiatan produksi, risikonya bisa kehilangan penjualan dan konsumen.

Terlebih lagi dengan adanya ketidakpastian mengenai waktu pemesanan, pasokan dari supplier dan ketidakpastian permintaan.

Dan bahkan barang seperti barang pecah belah dan barang yang cepat rusak/busuk memerlukan perlakuan khusus.

Untuk itulah diperlukan manajemen persediaan agar perusahaan bisa menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan mengeluarkan biaya
yang sangat rendah namun masih bisa memenuhi kebutuhan.
Fungsi Manajemen Persediaan
Terdapat beberapa fungsi manajemen persediaan bagi perusahaan, antara lain:

1. Memastikan persediaan tersedia (safety stock)


2. Mengurangi risiko keterlambatan dalam pengiriman persediaan
3. Mengurangi risiko harga yang fluktuatif
4. Memperoleh diskon dari pemesanan dalam jumlah yang banyak
5. Menyesuaikan pembelian dengan jadwal produksi
6. Mengantisipasi perubahan yang terjadi pada penawaran maupun permintaan
7. Mengantisipasi permintaan mendadak
8. Menjaga jumlah persediaan yang hanya tersedia musiman, sehingga ketika bahan sedang tidak musim, perusahaan masih memiliki persediaan
barang tersebut.
9. Mengawasi pesanan persediaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, bisa dikembalikan ke supplier bila tidak cocok.
10. Menjaga komitmen terhadap customer agar barang bisa diproduksi dengan waktu dan kualitas yang diminta
11. Menentukan kuantitas persediaan yang harus di simpan untuk berjaga jaga

Faktor yang Mempengaruhi Persediaan


Ada beberapa faktor yang diperhitungkan oleh manajemen persediaan dan bisa mempengaruhi tingkat persediaan perusahaan, seperti:

1. Jumlah dana yang tersedia, ketersediaan dana yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap prioritas pembelian persediaan, item apa yang urgen
untuk dibeli dan item apa yang masih bisa ditunda.
2. Lead time, waktu tunggu barang yang dipesan sampai barang diterima
3. Frekuensi penggunaan, semakin sering digunakan, semakin kecil persediaan yang tersedia
4. Daya tahan persediaan, persediaan yang memiliki daya tahan yang lemah seperti buah, daging dan barang sejenis harus segera cepat
dikeluarkan/dijual/digunakan.

Apabila dilihat dari tipe persediaan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi setiap tipe persediaan, seperti:

# Bahan mentah
Bahan mentah atau bahan baku bisa dipengaruhi oleh sifat bahan baku tersebut, musiman atau tidak, cepat rusak atau tidak.

Selain itu perkiraan produksi, ketersediaan barang dipemasok, penjadwalan produksi dan pembelian juga mempengaruhi persediaan bahan mentah

# Barang dalam proses


Barang dalam proses atau barang setengah jadi adalah barang hasil produksi bahan baku namun masih belum layak jual.

Barang dalam proses ini bisa dipengaruhi oleh lamanya waktu produksi sejak bahan mentah mulai diproses hingga menjadi barang jadi.
# Barang jadi
Barang jadi adalah barang dalam proses yang telah selesai difinising dan siap untuk dijual. Barang jadi ini bisa dipengaruhi oleh penjualan.

Semakin banyak penjualan, semakin sedikit barang jadi yang disimpan.

Apa saja yang dilakukan oleh manajemen persediaan ?

Ada beberapa tugas utama dari manajemen persediaan.

1. Memastikan persediaan cukup


2. Efisisiensi biaya persediaan
3. Memastikan persediaan diperlakukan dengan optimal
Salah satu tujuan utama dari manajemen persediaan adalah melakukan efisiensi biaya. Ujungnya adalah untuk membantu perusahaan untuk
menghasilkan laba yang maksimal.

Efisiensi yang ingin dicapai adalah memperkecil biaya persediaan.

Apa itu biaya persediaan ?


Biaya persediaan adalah biaya yang muncul akibat pengadaan persediaan, penyimpanan hingga persediaan tersebut keluar (dijual atau dipakai oleh
perusahaan).

Biaya persediaan ini tidak boleh dianggap hal yang sepele karena jumlahnya bisa sangat besar apabila tidak ditangani dengan benar.

Biaya Persediaan
Mungkin anda tidak menyangka bahwa hanya untuk memperlakukan persediaan bisa menimbulkan biaya biaya yang banyak jumlahnya dan banyak
jenisnya.

Umumnya, biaya persediaan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu:


1. Biaya pemesanan (order cost)
2. Biaya penyimpanan (carrying cost)
3. Biaya persiapan (set up cost)
4. Biaya kehabisan (kekurangan bahan)
#1. Biaya Pemesanan (Order Cost)
Biaya pemesanan adalah biaya yang berkaitan dengan kegiatan pemesanan barang (persediaan).

Biaya ini meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan mulai dari pertama kali order (penempatan pemesanan) hingga barang yang dipesan tersebut
tersedia digudang.

Beberapa contoh biaya pemesanan diantaranya adalah :


1.a. Biaya Komunikasi
Biaya yang muncul karena dibutuhkannya komunikasi selama pemesanan barang berlangsung. Seperti:
1. Biaya telepon
2. Biaya fax
3. Biaya materai dan surat menyurat (ada biaya kirim surat)
4. dan bahkan ada biaya fee/komisi (bila komunikasi dilakukan oleh pihak ketiga)
1.b. Biaya Pengiriman
Biaya pengiriman adalah biaya pengangkutan barang dari tempat supplier hingga barang tersebut sampai kegudang pembeli. Yang termasuk biaya
pengiriman antara lain:
1. Biaya transportasi atau ekspedisi
2. Biaya bongkar muat
3. Asuransi pengiriman
Tetapi terkadang diberbagai kasus. Ada supplier menanggung biaya pengiriman.
1.c. Biaya Pengepakan (Packing)
Pengepakan barang bertujuan supaya barang diterima dengan utuh dan meminimalisir terjadinya cacat pada barang.

Jangan dianggap biaya packing ini sedikit.

Contohnya. Apabila barang bervolume besar, pecah belah dan jumlahnya banyak, maka biaya packing ini bahkan bisa mencapai 5 persen harga
barang.

Misalnya gerabah atau mebel yang gampang tergores, proses packingnya bisa berlapis lapis, mulai dari diikat tali, packing karton, plastik wrap,
kemudian dimasukkan kedalam kardus bahkan hingga dipacking kayu keliling.
1.d. Biaya Pemprosesan Pemesanan
Ada kalanya perusahaan yang memesan barang khsusunya barang yang membutuhkan detail dan kualitas tinggi seperti produk furniture jati atau
rotan.

Pembeli biasanya mengutus orang untuk mengunjungi workshop tempat supplier melakukan produksinya.

Orang yang diutus akan mengecek kualitas produk yang dihasilkan sebelum dikirimkan keperusahaannya.

Biasanya hal ini dilakukan dalam jual beli ekspor impor atau jual beli dimana ada jarak yang jauh antara supplier dan perusahaan pembeli barang.

Pembeli tidak mau kualitas barangnya berbeda atau berkurang ketika barang sudah dipacking dan dikirim dengan biaya pengiriman yang mahal.
2.e. Biaya Pemeriksaan Penerimaan (biaya inspeksi)
Sebelum penerima barang menandatangi surat penerimaan barang, penerima harus memeriksa dahulu barang tersebut apakah sudah sesuai
dengan standar dan kualitas yang sudah ditentutaan.

Misalnya pembelian telur yang jumlahnya sangat banyak. Pembelian seperti ini memerlukan orang yang banyak untuk memeriksa telur telur
tersebut agar tidak ada telur tidak layak yang diterima.

Pemeriksaan harus dilakukan dengan hati hati agar tidak ada telur yang pecah yang menjadi biaya pemeriksaan semakin meningkat.

#2. Biaya Penyimpanan (Carrying Costs/Holding Cost)


Biaya penyimpanan adalah biaya yang muncul dan dikeluarkan untuk menyimpan barang atau material (bahan baku) yang telah dipesan
sebelumnya.

Biaya penyimanan ini bisa berubah sesuai dengan nilai persediaan yang disimpan. Contoh biaya penyimpanan antara lain:
2.a. Biaya Fasilitas Penyimpanan
Biaya fasilitas penyimpanan adalah semua biaya yang timbul akibat fasilitas yang diperlukan untuk menyimpan persediaan barang.

Contoh biaya fasilitas penyimpanan seperti:


1. Biaya sewa gudang (jika menyewa dan tidak punya gudang sendiri)
2. Biaya penerangan
3. Biaya pengatur suhu udara dan kelembaban agar barang tetap awet seperti untuk penyimpanan buah dan sayur, daging atau bahan makanan lain
yang memerlukan pengaturan suhu yang khusus.
4. Dan semua biaya diatas memunculkan biaya listrik.
2.b. Biaya Asuransi
Biaya asuransi adalah biaya untuk meminimalisir risiko terhadap hal hal yang tidak diinginkan seperti adanya kebakaran, banjir, runtuh karena
gempa atau kondisi force majoer lain yang bisa terjadi pada persediaan yang disimpan.

Dengan asuransi, setidaknya barang yang terkena musibah tidak menimbulkan kerugian material yang berarti.
2.c. Biaya Keamanan
Terkadang, asuransi tidak menjamin terhadap kerugian akibat gagalnya keamanan dalam menjaga persediaan perusahaan seperti pencurian,
perampokan maupun perusakan.

Untuk mencegahnya, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya seperti biaya cctv, gaji satpam, pembangunan pagar atau biaya yang lain yang
masih bertujuan untuk mengamankan persediaan.
2.d. Biaya Keusangan
Ketika penjualan perusahaan mengalalami penurunan dan menyebabkan perputaran persediaan sangat lambat maka persediaan barang yang
disimpan terlalu lama menjadi usang atau berkurang nilainya.

Contohnya pakaian, persediaan pakaian yang masih bertahan selama beberapa bulan bisa menjadi usang karena trend pakaian yang berubah.
Pakaian yang dianggap sudah tidak "ngetrend" lagi atau modelnya sudah usang dan menjadi lebih sulit untuk dijual kembali.

Atau produk teknologi seperti smartphone. Setiap bulan produk baru yang lebih canggih dengan fitur yang lebih lengkap membuat stok lama
menjadi usang atau ketinggalan "jaman" sehingga semakin sulit untuk dijual kembali.
2.e Biaya Penyusutan Persediaan
Bukan hanya aktiva tetap, penyusutan juga bisa terjadi pada persediaan perusahaan.

Contohnya buah, semakin lama buah disimpan semakin menyusut beratnya (perkg/pergram). Misalnya jeruk yang hanya bertahan beberapa hari,
semakin lama jeruk disimpan karena tidak terjual, maka berat jeruk tersebut akan semakin berkurang. Maka nilainya juga berkurang karena buah
dihargai dengan satuan berat per kg.

Contoh lain, penyusutan rumah bagi developer.

Bagi developer yang bisnisnya adalah menjual rumah, rumah merupakan persediaan.
Walaupun harga tanahnya kemungkinan meningkat, namun fisik bangunan rumah tersebut pasti mengalami penyusutan.

Apakah itu cat, kusen, pintu atau ornamen yang lain. Pada akhirnya developer harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan rumah yang masih belum
terjual tersebut.
2.f. Biaya Penurunan Harga
Biaya penurunan harga biasanya terjadi karena harga barang yang tidak stabil (fluktuatif).

Misalnya beras, saat beras dibeli harganya sebesar Rp 12.000 per kg. Kemudian, beras tersebut disimpan dalam gudang untuk beberapa waktu
karena belum terjual atau memang sengaja disimpan tidak dijual.

Namun ketika terjual ternyata harga pasar beras mengalami penurunan dan beras tersebut hanya dihargai sebesar Rp 11.500 per kg

Ada selisih kerugian sebesar Rp 500 per kg.

Kerugian ini adalah biaya penurunan harga yang harus ditanggung.


2.g. Biaya Perhitungan Fisik dan Konsiliasi Laporan
Hanya untuk menghitung stok persediaan secara fisik ternyata membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Jika persediaan hanya sebanyak 1 gudang ukuran kecil mungkin tidak akan membutuhkan biaya penghitungan (upah) yang besar.

Namun apabila jumlah persediaan barangnya hingga puluhan gudang dengan ukuran gudang yang sangat luas.

Itu perkara lain, tentu semakin banyak orang yang diperlukan. semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan.
2.h. Biaya Penanganan Persediaan
Setiap jenis persediaan tentu memerlukan penanganan yang berbeda. Biaya akan semakin mahal apabila penanganan persediaan tersebut semakin
sulit seperti barang pecah belah (fragile) atau barang yang cepat busuk seperti buah dan makanan basah.

Barang pecah belah akan membutuhkan lebih banyak biaya dibandingkan barang seperti besi atau paku.

Barang pecah belah memerlukan perlakuan khusus seperti cara peking barang, penempatan barang, penyusunan barang digudang, cara
mengangkat, pemberian alas untuk barang dan perlakuan khusus lain yang membutuhkan biaya yang lebih.

2.i. Biaya Pelaksana Gudang


Biaya ini cukup jelas, bahwa gudang harus ada yang jaga. Harus ada personel yang mengawasi dan mengatur alur dari barang yang keluar masuk
gudang. Ada mandornya. dan ada anak buanya.

2.j. Biaya Kerusakan Barang


Kerusakan barang bisa terjadi kapan saja ketika barang disimpan digudang. Kerusakan bisa terjadi karena kesalahan pengangkatan, penumpukan,
atau sebab yang lain.

2.k. Biaya Modal (Cost of Capital)


Biaya modal adalah biaya yang dihitung sebesar kesempatan atau peluang yang hilang apabila dana yang digunakan untuk persediaan digunakan
untuk kegiatan (investasi) lain yang lebih menguntungkan.

Biasanya, persediaan yang disimpan karena adanya kelebihan produksi akan disimpan didalam gudang. Jika saja perusahaan membeli persediaan
sesuai dengan kebutuhan (membeli lebih sedikit) maka tidak ada persediaan yang disimpan beserta biaya penyimpanannya.

Uang yang digunakan untuk membeli persediaan dan biaya penyimpanan tersebut seharusnya bisa digunakan untuk hal lain yang lebih
menguntungkan.

#3. Biaya Persiapan (Set up Cost)


Biaya persiapan (set up cost) muncul apabila perusahaan memproduksi sendiri barang atau material persediaan yang dibutuhkan.

Contoh biaya set up cost diantaranya:

1. Biaya mesin yang tidak bekerja


2. Biaya persiapan tenaga kerja langsung
3. Biaya surat menyurat
4. Biaya persiapan peralatan dan perlengkapan
5. Biaya penjadwalan
#4. Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost)
Biaya kekurangan atau kehabisan persediaan adalah biaya yang muncul karena bahan persediaan tidak tersedia saat dibutuhkan.

Misalnya perusahaan menerima pesanan namun ketika pesanan hendak diproduksi, ternyata tidak ada bahan baku yang tersedia sehingga
perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan pesanan tersebut.

Beberapa biaya (peluang) yang timbul akibat kekurangan persediaan diantaranya:


4.a. Kehilangan Penjualan
Penjualan yang sudah "deal" bisa batal karena perusahaan tidak mampu memenuhinya.

Ada peluang yang hilang dan ini adalah salah satu bentuk kerugian akibat kesalahan manajemen persediaan.
4.b Kehilangan Pelanggan
Bukan hanya kehilangan penjualan, pelanggan pun bisa kabur dan pindah keperusahaan lain akibat kekecewaan dan tidak bisa ditangani.
4.c. Biaya Pemesanan Khusus
Terkadang, untuk menjaga kepuasan pelanggan, perusahaan akan tetap memaksa memproduksi pesanan walaupun persediaan bahan baku kurang
atau habis.

Ada beberapa opsi yang dipakai perusahaan agar bisa tetap menghasilkan produk.

Pertama, perusahaan men-sub-kan pekerjaan ke perusahaan afiliasi sejenis.

Dengan "mengoper" pekerjaan ini, ada risiko ketidaksamaan kualitas produk dan harga yang lebih tinggi daripada jika barang produksi sendiri.

Kedua, perusahaan membeli bahan baku secara mendadak dengan harga yang lebih tinggi. Bisa ke supplier tetap atau pun kesuplier lain yang lebih
tinggi harga bahan bakunya dengan pengiriman yang cepat (tentu menambah biaya lagi)
5.d. Biaya Pengiriman Khusus
Biasanya, perusahaan yang bahan bakunya kurang dan harus menunggu bahan baku yang baru, kemungkinan mengalami keterlambatan dalam
produksi.

Agar barang tidak datang terlambat ketempat konsumen, ada kalanya perusahaan harus memakai ekspedisi pengiriman khusus yang cepat. Bisa
berupa pesawat, trucking, kapal atau moda apapun yang cepat dan biayanya lebih besar daripada pengiriman standar.

Kenaikan biaya pengiriman ini bisa merugikan atau paling tidak mengurangi pendapatan perusahaan.
6.d. Produksi Terganggu
Kekurangan bahan baku juga bisa menggangu produksi.

Ketika bahan baku kurang, produksi ditunda sampai bahan baku yang baru datang kembali.

Namun waktu untuk menunggu bahan baku yang baru ini memakan banyak waktu dan membuat deadline waktu produksi semakin sedikit.

Ketika bahan baku sudah lengkap, kemungkinan toleransi waktu semakin sedikit dan pengerjaan barang diproduksi secara tergesa-gesa.

Produksi item yang lainpun terganggu karena perusahaan memprioritaskan produksi yang hampir telat tersebut.
7.e. Gangguan Jadwal Produksi
Ada biaya peluang yang hilang apabila produksi tidak bisa berjalan pada jadwal yang sudah direncanakan karena kekurangan bahan.

Jadwal yang berubah ini mengakibatkan produksi item atau barang lainnya ikut terganggu. Hal ini bisa berpengaruh terhadap output yang
dihasilkan, kualitas barang dan juga biaya membengkak.

Bagaimana teknis manajemen dalam mengatur persediaan perusahaan ?

Untuk mengatur dan menyeimbangkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan, perusahaan bisa menggunakan beberapa metode
pengendalian persediaan seperti berikut:
Pendekatan Metode Manajemen Persediaan
Dalam mengelola persediaan, manajemen bisa menggunakan salah satu dari beberapa metode yang sering digunakan dibawah ini
1. Metode EOQ (economic order quantity)
2. Metode MRP (material Requirement planning)
3. Metode JIT (just in time)
4. Metode analisa ABC
#1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Metode EOQ atau metode kuantitas pesanan ekonomi adalah metode pembelian persediaan berdasarkan jumlah pesanan yang diterima.

Maksudnya begini...

.... Ketika perusahaan mendapatkan pesanan produk dengan jumlah, spesifikasi dan waktu yang telah ditentukan oleh customernya. Perusahaan
memiliki kepastian mengenai berapa kebutuhan, spesifikasi dan harga bahan baku yang akan dibeli untuk memenuhi pesanan tersebut.

Misalkan perusahaan mebel mendapat pesanan kursi sebanyak 1.000 unit dengan spesifikasi tertentu yang harus diselesaikan selama 3 bulan.

Setiap kursi misalnya membutuhkan 1 kubik kayu mentah dengan spek dan ukuran tertentu dengan harga Rp 2.000.000 perkubik.

Apabila pesanan sebanyak 1.000 unit, maka kebutuhan kayu mentah sebanyak 1.000 kubik dengan nominal Rp 2 Miliar.

Jadi selama 3 bulan kedepan perusahaan bisa memastikan bahwa perusahaan membutuhkan kayu sebanyak 1.000 kubik dan menyiapkan dana Rp 2
Miliar.

Jelas, berapa kebutuhannya, berapa nominalnya.

Karena hitungannya pas, perusahaan bisa memesan kayu dengan jumlah yang paling ekonomis untuk memininalkan biaya persediaan.

Pas. Tidak ada kayu yang tersisa.

Namun masih bisa memenuhi kebutuhannya.


Dengan demikian, maka tidak ada biaya persediaan seperti biaya pemeliharaan, biaya gudang atau sewa gudang apabila perusahaan memesan kayu
berlebih.

Metode EOQ bisa dikatakan metode pemesanan yang paling optimal dan ekonomis karena jumlah yang dipesan bisa memenuhi kebutuhan dengan
mengeluarkan biaya yang paling rendah.

Namun Metode EOQ berlaku hanya jika:

1. Biaya pemesanan jumlahnya selalu sama


2. Item barang yang dipesan tidak tergantung pada barang lain (independen)
3. Pesanan telah diterima dengan pasti
4. Jumlah kebutuhan bahan baku sudah bisa ditentukan dan pasti
5. Biaya pemeliharaan persediaan per unit sama
6. Harga barang tidak berubah (konstan)
7. Ketersedaiaan barang tidak terbatas
8. Barang tidak cepat rusak
9. Jumlah kebutuhan stabil
#2. Metode MRP (Material Requirement Planning)
Metode material requirement planning (MRP) atau metode perencanaan kebutuhan material adalah perencanaan dan pengendalian persediaan
untuk menjamin material atau bahan baku selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan.

Bukan hanya itu, metode MRP juga bertujuan untuk menjaga persediaan dalam jumlah yang sedikit.

Karena semakin sedikit jumlah persediaan maka biaya persediaan yang muncul juga akan sedikit.

Perencanaan pada metode ini bisa meliputi rencana penjadwalan pembelian, jadwal produksi dan pengiriman material.

Metode MRP menentukan jumlah kebutuhan material yang dibutuhkan, jadwal produksi dan bahkan berjaga jaga terhadap hal hal buruk yang
mungkin terjadi.

Ada beberapa keuggulan dari metode MRP ini:

1. Memberi informasi mengenai kapasitas pabrik


2. Meminimalisir kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan dan sekaligus menjadi acuan perencanaan jumlah produksi
3. Memperbaiki dan mengupdate jumlah pemesanan dan persediaan barang.
4. Mengadakan persediaan dengan jumlah dan harga yang tepat.
5. Dapat memenuhi permintaan material yang datang secara bergelombang
#3. Metode JIT (Just In Time)
Metode just in time (JIT) atau metode tepat waktu adalah metode yang mengusahakan perusahaan tidak menyetok atau memiliki persediaan.

Artinya persediaan nol (0) atau setidaknya mendekati nol

Apabila perusahaan tidak memiliki persediaan, maka perusahaan tidak akan menanggung biaya persediaan.

Jika perusahaan tidak memiliki persediaan bahan baku, bagaimana perusahaan bisa melakukan produksi ?

Inilah kelebihan metode just in time...

Metode ini berusaha mendatangkan persediaan bahan baku hanya pada saat yang dibutuhkan.

Pada saat yang tepat.

Dan dalam jumlah yang tepat sehingga tidak ada sisa.

Jadi perusahaan tidak sempat menahan atau menyimpan persediaan karena bahan baku datang jika hanya dibutuhkan dan dalam jumlah yang pas
sehingga tidak ada yang tersisa.

Bagaimana caranya ?

Menjadikan pemasok bahan baku sebagai mitra bisnis yang utama. Bahkan harus dianggap seolah olah pemasok tersebut adalah bagian dari
perusahaan. Ingat hanya "seolah-olah"

Pendekatan kepada pemasok ini harus dilakukan agar terjalin hubungan yang inten dan dibina untuk kebutuhan jangka panjang perusahaan.

Pemasok tidak boleh di ekploitasi hanya untuk kepentingan sesaat.

Apabila telah terjalin hubungan yang dekat antara pemasok dan perusahaan, maka berapapun dan kapanpun kebutuhan bahan baku perusahaan
perusahaan, pemasok akan selalu berusaha untuk memenuhinya.
#4. Metode analisa ABC
Metode analisa ABC adalah metode penggolongan persediaan yang dibedakan berdasarkan nilai persediaan.

Nilai persediaan yang dimaksud adalah nilai total dari persediaan, bukan nilai atau harga persediaan per unit.

Persediaan akan digolong ke dalam kelas kelas.

Seperti kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya.


Untuk apa ada peng-kelas-an seperti ini?

Pembagian kelas seperti ini untuk memudahkan perlakuan persediaan perusahaan.

Setiap item persediaan memiliki perlakuan yang berbeda-beda.

Misalnya pabrik furniture/mebel.

Persediaan bahan baku bisa berupa kayu, cat (coating), paku dan mur.

Persediaan kayu, walaupun secara jumlah kuantitas tidak sebanyak cat dan paku. Tapi nilai nominal kayu adalah yang paling besar.

Perusahaan bisa menggolongkannya kedalam kelas A.

Perawatan kayu berbeda dengan perawatan cat dan paku. Kayu lebih sulit. Kayu yang berkualitas tinggi tidak boleh ditempatkan ditempat yang
lembab. Tidak boleh terkena air. Tidak boleh ditumpuk rapat sehingga memakan banyak tempat digudang. Dijaga agar tidak dimakan rayap. Kadar
air kayu harus dijaga dan perlakuan khusus lainnya.

Intinya ada biaya tambahan agar kualitas kayu terjaga.

Cat atau jenis coating lainnya seperti thinner, melamine dan sejenisnya memiliki nilai yang mungkin dibawah kayu namun lebih tinggi nilainya
dibandingkan paku yang kuantitas per unitnya sangat banyak.

Cat/Coating bisa dimasukkan ke dalam kelas B

Walaupun ada teknik khusus agar kualitas cat masih terjaga namun secara umum perlakuan penyimpanan cat digudang lebih mudah daripada kayu,

Yang terakhir paku dan mur.

Paku secara kuantitas paling banyak jumlahnya, namun secara nilai, paku nilainya paling sedikit daripada kayu dan cat.

Paku bisa dimasukkan kedalam kelas C

Selain hanya membutuhkan sudut ruangan yang kecil, penyimpanan paku juga sangat mudah, tinggal diletakkan begitu saja. Dimana saja. Tidak
memerlukan banyak perlakuan khusus.

Walaupun ada yang hilang atau rusak, nilai nominalnya tidak terlalu material.

Penentuan kelas kelas tersebut tidak mutlak dan bisa berbeda beda tergantung kebijakan manajemen dan perusahaan.

Kelasnya punya pun bisa lebih dari sekedar kelas A, kelas B, kelas C. Bisa kelas D dan seterusnya jika diperlukan.

Yang perlu diperhatikan adalah nilai dari persediaan, biaya persediaan per jenis item, kesulitan dan risiko terhadap kerusakan dalam penyimpanan
digudang.
#5. Metode Periodic Review
Pendekatan metode periodic review adalah metode pemesanan barang yang dilakukan dengan jarak waktu atau interval waktu yang sama.

Pemesanan material bahan dijadwal secara rutin sehingga manajer keuangan bisa memperkirakan dan mempersiapkan biaya yang akan
dikeluarkan.

Keunggulan metode periodic review ini salah satunya adalah untuk meredam fluktuasi naik turunnya permintaan dan kebutuhan persediaan.

Metode ini juga relatif mudah dilakukan karena tidak membutuhkan proses administrasi yang panjang karena pemesanan persediaan sudah
terjadwal secara rutin.

Namun, metode ini juga memiliki sejumlah kelemahan.

Salah satunya adalah setiap kali pemesanan material jumlahnya sangat tergantung pada sisa persediaan yang ada pada saat pemesanan, sehingga
ketika pemesanan material dilakukan, jumlah pesanan tidak sama.

Hal ini bisa berpotensi membuat stok persediaan habis terlebih dahulu sebelum waktu pemesanan material berikutnya tiba.

Untuk itu, safety stock atau stok persediaan yang aman untuk berjaga jaga harus besar.

Sehingga terkadang membutuhkan biaya persediaan yang besar pula.

Hubungan Manajemen Persediaan dengan Manajemen Lain


Manajemen persediaan berada diposisi yang penting bagi manajemen manajemen yang lain. Ada beberapa divisi manajemen yang kegiatannya
berkaitan dengan persediaan barang seperti:

# Manajemen Pembelian
Manajemen persediaan berhubungan dengan manajer pembelian mengenai prioritas dan orientasi pembelian material dengan kuantitas yang besar
supaya bisa mendapatkan potongan harga dari pemasok (supplier).

Semakin banyak barang yang dibeli, biasanya pemasok akan memberikan potongan harga bahkan menggratiskan ongkos pengiriman ke gudang
perusahaan.
# Manajemen Produksi
Hubungan ini sangat jelas, manajemen produksi tentu saja membutuhkan persediaan bahan baku untuk memulai aktivitas produksinya.

Manajemen produksi ingin memastikan bahwa kebutuhan bahan baku bisa terpenuhi sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang
dibutuhkan.

Komunikasi diantara dua divisi ini sangat penting agar kelancaran produksi barang tidak mengalami hambatan dan bisa menghasilkan produk
dengan kualitas terbaik.

# Manajemen Keuangan
Hubungan dengan manajemen keuangan tidak jauh dari masalah pembelian material.

Manajemen selalu menyoroti efisiensi anggaran pengeluaran.

Manajemen keuangan lebih tertarik dengan pembelian material dalam jumlah yang besar karena bisa berpotensi mendapatkan potongan harga dari
pemasok barang.

Namun dalam hal tertentu manajemen keuangan bisa menyarankan untuk melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil, menyesuaikan dengan
kebutuhan agar tidak menyimpan terlalu banyak persediaan.

Peran manajemen persediaan dalam hubungannya dengan manajemen lain adalah menjaga perputaran persediaan dengan rekonsiliasi dengan
manajemen yang lain yang berhubungan dengan persediaan.

Manajemen Persediaan (Inventory Management)


By Budi Wahyono On 1:08 AM
Manajemen persediaan menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan biaya total yang minimal. Persediaan atau inventory meliputi bahan
mentah atau bahan baku, bahan pembantu, bahan dalam proses atau work in process, suku cadang, dan barang jadi atau finished good. Alasan
perlunya manajemen persediaan adalah karena timbulnya ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pasokan supplier, dan ketidakpastian waktu
pemesanan.

Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen, memperlancar proses produksi, mengantisipasi kekurangan
persediaan (stock out), dan dalam rangka menghadapi fluktuasi harga. Beberapa pendekatan yang digunakan adalah economic order quantity,
periodic review, dan material requirement planning. Beberapa pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Economic Order Quantity (EOQ)


Yang dimaksud dengan economic order quantity adalah jumlah pemesanan yang paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat
meminimumkan jumlah biaya pemeliharaan barang di gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Model EOQ ini sangat mudah dan sederhana, namun
ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Jumlah kebutuhan barang per periode stabil


b. Hanya ada dua macam biaya yang relevan, yaitu biaya pemesanan dan biaya pemeliharaan
c. Biaya pemesanan selalu sama
d. Biaya pemeliharaan per unit selalu sama
e. Usia barang relatif lama, tidak cepat rusak
f. Harga barang tetap
g. Barang tersedia tak terbatas.

Dalam EOQ ditentukan titik pemesanan kembali (reorder point = ROP), yaitu jumlah persediaan tetap setiap kali pemesanan. ROP dilakukan bila
persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi selama tenggang waktu (lead time = LT) pemesanan. ROP menghendaki pengecekan
fisik/kartu catatan secara teratur. Apabila digambarkan nampak seperti berikut:

Kedua biaya tersebut apabila digambarkan kedalam grafik akan nampak sebagai berikut:

Contoh 1.
Pada sebuah perusahaan, diketahui rata-rata penjualan 1.000 unit per bulan, biaya setiap kali pesan adalah Rp 600.000,00 biaya simpan sebesar Rp
10.000,00 per unit, dengan kebijakan pemesanan 2.000 unit setiap kali pesan. Berapakah jumlah pesanan ekonomisnya?

2. Metode periodic review, dalam pendekatan ini dilakukan pemesanan dengan interval waktu sama.

3. Material Requirement Planning (MRP)


Dalam MRP, pembelian barang yang dibutuhkan direncanakan untuk membuat produk yang terdiri dari beberapa komponen, atau dikenal dengan
system assembling. Tujuannya adalah untuk menjamin tersedianya material, item, komponen dalam produksi, serta produk jadi. Tujuan kedua
adalah untuk menjaga tingkat persediaan seminim mungkin, serta untuk merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan, dan pembelian
material.

Keuntungan yang diperoleh apabila kita menerapkan MRP adalah:


 Mengurangi kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan barang, sebagai dasar perencanaan jumlah produksi.
 Memberi informasi perencanaan kapasitas pabrik
 Melakukan perbaikan secara terus-menerus terhadap jumlah persediaan dan pemesanan material.
Ciri-ciri MRP adalah dapat memenuhi permintaan bergelombang, pengadaan material tepat waktu dan jumlah, tepat bahan, dan tepat harga. Arus
informasi dalam MRP adalah sebagai berikut:
Master Production Schedulling, yaitu ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode yang akan datang berdasar pesanan atau permintaan secara pasti
Bill of Materials, daftar harga barang yang diperlukan untuk membuat suatu produk
Struktur Produk, hubungan beberapa komponen dari beberapa pekerjaan sampai produk jadi.
Data inventory, terdiri dari kebutuhan kotor (gross requirement), skedul penerimaan (schedule receipt), persediaan di tangan (projected on hand
inventory), rencana penerimaan persediaan (planned receipt), dan rencana pemesanan (planned order release).
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan makalah ini didasari untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Operasional sebagai Mata Kuliah wajib yang memiliki bobot 3
SKS. Tujuan dari tugas ini adalah mengerti dan memahami tentang Inventory Management

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Manajemen persediaan dan fungsinya
2. Mengetahui apa saja Jenis-jenis Manajemen persediaan
3. Mengetahui Manfaat Menajemen Persediaan
4. Fungsi – fungsi persediaan
5. Factor yang mempengaruhi tingkat persediaan
6. Mengetahui Metode Manajemen persediaan

1.3 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail mengenai manajemen persediaan, fungsi, serta model-model
di dalam manajemen persediaan. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mempraktek kan konsep manajemen persediaan di dalam
perusahaan.
BAB II
MANAJEMEN PERSEDIAAN

1.1 Pengertian Manajemen Persediaan


Persediaan (inventory) adalah bahan-bahan atau barang (sumberdaya-sumber daya organisasi) yang disimpan yang akan dipergunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya : untuk proses produksi atau perakitan, untuk suku cadang dari peralatan, maupun untuk dijual.
Walaupun persediaan hanya merupakan suatu sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi
tanpa persediaan.

1.2 Jenis-jenis Manajemen Persediaan

Freddy Rangkuti dalam bukunya “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis” (2002;8&15) menjelaskan jenis-jenis Persediaan terdiri dari 2
karakteristik :
A. Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsi antara lain :
1. Batch Stock,
2. Fluctuation Stock,
3. Anticipation Stock,
B. Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang antara lain :
1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material),
2. PersediaanKomponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components)
3. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies),
4. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process),
5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods).
Untuk memperjelas keterangan diatas, berikut pengertian beberapa jenis-jenis persediaan menurut fungsinya dan Persediaan menurut
Jenis dan Posisi Barang antara lain sebagai berikut

Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsi antara lain :


1. Batch Stock, persediaan yang didakan karena membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari
jumlah yang dibutuhkan saat itu.
2. Fluctuation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang
terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.

Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang antara lain :


1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material), yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya
yang digunakan dalam proses produksi. Menurut Handoko (2002) Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang
berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk
digunakan dalam proses produksi selanjutnya
2. Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-
komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, di mana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan Bahan Pembantu Atau Penolong (Supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi.
5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk
dijual atau dikirim kepada pelanggan.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda.
Persediaan ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi: persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang
jadi atau produk akhir bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.

1.3 Manfaat Manajemen Persediaan

Dalam menejemen persediaan sudah tentu ada manfaatnya, berikut merupakan manfaat dari manajemen persediaan.

A. Memanfaatkan Diskon Kuantitas


Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang besar.Perusahaan membeli melebihi kebutuhan sehingga ada yang
disimpan sebagai persediaan.

B. Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of Stock).


Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian perusahaan tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan.Untuk menghindari situasi tersebut, perusahaan harus mempunyai persediaan barang jadi.

C. Manfaat Pemasaran.
Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka pelanggan/calon pelanggan akan terkesan dengan
kelengkapan barang dagangan yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat.Di samping itu jika perusahaan selalu mampu memenuhi
keinginan pelanggan pada saat dibutuhkan maka kepuasan pelanggan semakin baik, dan perusahaan semakin untung.

D. Peningkatan Tingkat Pelayanan


Pelanggan tidak hanya meminta kecepatan pengantaran tetapi juga ketepatan, kepercayaan, dan macam-macam pengapalan.
Pengintegrasian dengan penjualan meningkatkan pengetahuan pelanggan akan preferensi pengepakan dan pengiriman, dan memungkinkan
otomatisasi untuk memenuhi instruksi; indetifikasi dari daerah distribusi untuk dibagi antara beberapa pelanggan atau grup dan mudah untuk
menyortir dari staging area dan pergerakan stok. Hal ini menjamin bahwa produk yang benar berada ditempat yang benar pada waktu yang tepat.
Tingkat pelayanan tertinggi dapat menyediakan pelanggan sehubungan dengan respons yang cepat terhadap permintaan atau perubahan
persyaratan dimana hal ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
E. Pengontrolan Persediaan yang Lebih Baik
Fleksibilitas dari distribusi dan penyimpanan barang-barang secara menyeluruh memungkinkan perusahaan untuk memantau dan
mengontrol persediaan sesuai dengan bisnis mereka. Akses yang instan terhadap data-data yang kritis meliputi ketersediaan peresediaan, jumlah
yang ada, jumlah yang harus diorder lagi dan biaya yang dapat diketahui pada saat itu juga terhadap persediaan untuk direspons secara cepat dalam
rangka pengambilan keputusan, sistem dengan kemampuan mengelolah beberapa lokasi yang berbeda-beda memungkinkan manajemen dari
gudang-gudang yang berbeda-beda dan penelusuran persediaan melalui lot, secara seri atau menggunakan level.

1.4 Fungsi- Fungsi Persediaan

Fungsi persediaan yaitu untuk menghindari keterlambatan barang, hilangnya barang dan dengan adanya persediaan, maka operasional
perusahaan dapat terus berjalan sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat terus berjalan sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Menurut Freddy Rangkuti dalam buku “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis”, fungsi utama persediaan yaitu :
1. Fungsi Decoupling.
2. Fungsi Economic Lot Sizing.
3. Fungsi Antisipasi.
Dari istilah diatas dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada
supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan
waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga
kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan.Persediaan yang
diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuations Stock.
2. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan Lot Size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian., biaya
pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang
lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).
3. Fungsi Antisipasi. Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman
atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (Seasional Inventories).
Selain fungsi-fungsi diatas, menurut Herjanto (1997:168) terdapat enam fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi
kebutuhan perusahaan antara lain:
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan
3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia
dipasaran.
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas (Quantity Discount).
6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersediaanya barang yang diperlukan
1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persediaan
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapan faktor :
· Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
· Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang tinggi menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1
periode pembelian
· Jumlah dana yang tersedia
· Daya tahan material

Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan adalah:


· Bahan baku, dipengaruhi oleh : perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian
dan kegiatan produksi.
· Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai
dengan saat penyelesaian barang jadi.
· Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan penjualan.

1.6 Metode Manajemen Persediaan

1. Metode EOQ ( Economic Order Quantity )


EOQ atau kuantitas pesanan ekonomis adalah suatu metode untuk menentukan beberapa jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk satu kali
pesan
2. Recorder Point
Recorder atau titik pemesanan kembali adalah saat persediaan mencapai titik dimana perlu dilakukan pemesanan kemali yang dinyatakan dalam
persamaan berikut

Titik persamaan kembali = tenggang waktu x pemakaian


3. Safety Stock
Safety stock atau persediaan pengamanan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan
4. Sistem ABC
System ABC adalah teknik manajemen persediaan dengan membagai persediaan kedalam tiga golongansesuai dengan tingkat penurunan
kepentingan yang didasarkan pada nilai rupiah pada investasi masing – masing golongang persediaan

CONTOH KASUS
 Model Economic Order Quantity
1) Contoh Kasus 1
Diketahui sebuah perusahaan memiliki kebutuhan bahan baku sebesar 10.000 unit per tahun. Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah
sebesar Rp 150,-/order. Biaya simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/u/tahun. Hari kerja per tahun adalah 350 hari. Waktu tunggu (lead time) untuk
pengiriman bahan tersebut selama 10 hari
Pertanyaan:
 Hitunglah EOQ
 Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut
 Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun
 Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan
 Tentukan reorder point (titik pemesanan kembali)

 Jawab
 EOQ = 2x150x10.000 = 2000 unit
0.75
 TC = HxQ/2 + S.D/Q = (0.75 x 2000/2) + (150 x 10000/2000)
= Rp 750,- + Rp 750,- = Rp 1500,-
 Jumlah pemesanan/th = D/Q
= 10000/2000 = 5 kali
 Durasi habisnya EOQ = 350/5 = 70 hari
 Reorder point = L. D/hari kerja setahun
= 10 x (10000/350) = 285. 7 hari
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan.
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpilkan bahwa Persediaan adalah suatu bagian dari kekayaan perusahaan yang digunakan dalam
rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa.
Jenis-jenis persediaan terbagi menjadi 2 karakteristik yaitu 1). persediaan sesuai fungsinya terbagi atas Batch Stock, Fluctuation Stock,
dan Anticipation Stock. 2). Persediaan menurut jenis dan posisi barangnya terdiri dari : Persediaan Bahan Mentah (Raw Material),
PersediaanKomponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components), Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies), Persediaan Barang
Dalam Proses (Work In Process), Persediaan Barang Jadi (Finished Goods).
Adapun manfaat dari memanajemeni persediaan yaitu sebagai berikut : Memanfaatkan Diskon Kuantitas, Menghindari Kekurangan
Bahan (Out Of Stock), Manfaat Pemasaran, Peningkatan Tingkat Pelayanan, dan Pengontrolan Persediaan yang Lebih Baik.

Faktor yang mempengaruhi pengendalian bahan baku persediaanya sebagai berikut : Perkiraan Pemakaian Bahan Baku, Harga Bahan
Baku, biaya-biaya persediaan, Kebijaksanaan pembelanjaan, Pemakaian Bahan, Waktu Tunggu, Model Pembelian Bahan Baku, Persediaan
Pengaman, Pembelian Kembali.

1.2 SARAN
Adapun saran yang bisa kami berikan antara lain :
1. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan berbagai referensi dari berbagai sumber untuk menambah informasi tentang Inventory
Management
2. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan EYD
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M.B.A. Dr. Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan.Jakarta:

Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai