Data persediaan ini menuntut akurasi data secara real time dan dapat dipertanggungjawabkan. Administrasi yang kuat perlu dibangun melalui
integrasi antara komputerisasi dan sumber daya yang menjalankannya. Sistem informasi yang berkaitan dengan database memerlukan orang-orang
yang akrab dengan database.
b. Penerimaan Barang
Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang. Penerimaan barang dari distributor dilihat sangat mudah,
namun bila hal ini tidak memiliki sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu produktifitas. Berikut adalah hal-hal penting dalam
penerimaan barang :
1. Bukti pesanan barang dari Gudang ( untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi yang tepat ).
2. Bukti Tanda Barang diterima ( untuk penagihan ).
3. Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang.
4. Cek Expired Date dan Kondisi Barang.
5. Surat Jalan ( Untul Retur )
6. Memasukkan Barang ke Penyimpanan.
c. Penyimpanan barang
Yaitu dimana gudang di jadikan tempat yang aman untuk meletakkan hasil produksi. Semua barang yang sudah memenuhi standar untuk di
pasarkan semua harus ada di gudang. Masalah penyimpanan barang merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, sejak barang tersebut keluar
dari tempat produksi, tempat transit dan tujuan. Bagi perusahaan yang tidak mempunyai fasilitas tempat penyimpanan sendiri dapat menggunakan
gudang (warehouse) cara menyewa dari pihak lain yang menyewakan gudang umum (public warehouse).
Dalam penyimpanan barang harus mengatur barang dengan tata letak yang baik. Pengaturan tata letak barang dalam gudang tidaklah
mudah jika dilakukan secara manual. Selain banyaknya proses keluar masuk barang, kesulitan juga ditimbulkan oleh proses pencarian barang yang
harus dikeluarkan dari gudang. Kesulitan – kesulitan tersebut bisa diatasi dengan adanya sistem inventori yang baik serta pengaturan letak barang
dalam gudang yang dilakukan secara terkomputerisasi.
d. Pengemasan Barang
Dalam manajemen gudang, terdapat pula pengemasan barang, yaitu membungkus atau mengemas barang hasil produksi. Kemasan dapat
didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal,
yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label.
Itulah penjelasan dan contoh laporan stok barang gudang yang perlu Anda ketahui. Dalam melakukan pengelolaan barang di gudang, beberapa
analisa juga dibutuhkan seperti mengetahui dan mengenal jenis barang dagangan yang disimpan dan cara merawatnya. Selain itu, Anda juga harus
menerapkan sistem administrasi dan dokumentasi yang mampu memonitor arus keluar, masuk, dan penambahan stok barang. Pastikan untuk
menetapkan cara dan prosedur penyimpanan, sehingga barang dagangan dapat bertahan di gudang sebelum adanya pengiriman atau permintaan
dari pelanggan.
Atau Anda juga bisa menerapkan sistem random check baik itu harian atau mingguan, jika stok barang yang disimpan terdiri dari beberapa jenis
barang. Setelah barang dagangan di gudang dapat dipastikan terkelola dengan baik, selanjutnya Anda juga harus mengelola keuangan perusahaan
secara benar.
Jurnal, menyediakan layanan software akuntansi online yang sangat cocok bagi UKM di Indonesia. Jurnal hadir sebagai simple online accounting
software untuk menunjang kesuksesan bisnis Anda. Selain dapat diakses dari mana dan kapan saja, Anda tidak perlu melakukan download atau
install aplikasi. Tetapi Anda hanya perlu melakukan daftar kemudian login dan Anda dapat segera memulai mengerjakan pembukuan secara lebih
mudah, aman, dan andal. Daftarkan bisnis Anda sekarang untuk mencoba 14 hari gratis.
Hanya untuk mengurusi persediaan barang saja sampai harus diperlukan manajemen persediaan.
Dan mungkin ada yang menganggap manajemen persediaan terlalu berlebihan dan tidak diperlukan. Salah besar.
Disini akan dijelaskan mengapa manajemen persediaan itu penting. Apa saja fungsinya. Bagaimana cara mengaturnya. Biaya biaya yang muncul
bahkan hingga hubungannya dengan manajemen yang lain.
Persediaan adalah aset perusahaan yang menganggur (idle). Atau aset yang masih disimpan atau aset yang menunggu untuk digunakan (dijual)
Dan pada perusahaan manufaktur, jenis persediaan bisa lebih banyak lagi, seperti persediaan bahan baku (material), barang setengah jadi dan
barang jadi.
Apabila persediaan yang tersedia jumlahnya berlebihan, maka persediaan akan menimbulkan pengeluaran yang tinggi. Setiap barang yang disimpan
pasti memerlukan biaya.
Namun apabila persediaan yang tersedia kurang, maka akan menghambat kegiatan produksi, risikonya bisa kehilangan penjualan dan konsumen.
Terlebih lagi dengan adanya ketidakpastian mengenai waktu pemesanan, pasokan dari supplier dan ketidakpastian permintaan.
Dan bahkan barang seperti barang pecah belah dan barang yang cepat rusak/busuk memerlukan perlakuan khusus.
Untuk itulah diperlukan manajemen persediaan agar perusahaan bisa menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan mengeluarkan biaya
yang sangat rendah namun masih bisa memenuhi kebutuhan.
Fungsi Manajemen Persediaan
Terdapat beberapa fungsi manajemen persediaan bagi perusahaan, antara lain:
1. Jumlah dana yang tersedia, ketersediaan dana yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap prioritas pembelian persediaan, item apa yang urgen
untuk dibeli dan item apa yang masih bisa ditunda.
2. Lead time, waktu tunggu barang yang dipesan sampai barang diterima
3. Frekuensi penggunaan, semakin sering digunakan, semakin kecil persediaan yang tersedia
4. Daya tahan persediaan, persediaan yang memiliki daya tahan yang lemah seperti buah, daging dan barang sejenis harus segera cepat
dikeluarkan/dijual/digunakan.
Apabila dilihat dari tipe persediaan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi setiap tipe persediaan, seperti:
# Bahan mentah
Bahan mentah atau bahan baku bisa dipengaruhi oleh sifat bahan baku tersebut, musiman atau tidak, cepat rusak atau tidak.
Selain itu perkiraan produksi, ketersediaan barang dipemasok, penjadwalan produksi dan pembelian juga mempengaruhi persediaan bahan mentah
Barang dalam proses ini bisa dipengaruhi oleh lamanya waktu produksi sejak bahan mentah mulai diproses hingga menjadi barang jadi.
# Barang jadi
Barang jadi adalah barang dalam proses yang telah selesai difinising dan siap untuk dijual. Barang jadi ini bisa dipengaruhi oleh penjualan.
Biaya persediaan ini tidak boleh dianggap hal yang sepele karena jumlahnya bisa sangat besar apabila tidak ditangani dengan benar.
Biaya Persediaan
Mungkin anda tidak menyangka bahwa hanya untuk memperlakukan persediaan bisa menimbulkan biaya biaya yang banyak jumlahnya dan banyak
jenisnya.
Biaya ini meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan mulai dari pertama kali order (penempatan pemesanan) hingga barang yang dipesan tersebut
tersedia digudang.
Contohnya. Apabila barang bervolume besar, pecah belah dan jumlahnya banyak, maka biaya packing ini bahkan bisa mencapai 5 persen harga
barang.
Misalnya gerabah atau mebel yang gampang tergores, proses packingnya bisa berlapis lapis, mulai dari diikat tali, packing karton, plastik wrap,
kemudian dimasukkan kedalam kardus bahkan hingga dipacking kayu keliling.
1.d. Biaya Pemprosesan Pemesanan
Ada kalanya perusahaan yang memesan barang khsusunya barang yang membutuhkan detail dan kualitas tinggi seperti produk furniture jati atau
rotan.
Pembeli biasanya mengutus orang untuk mengunjungi workshop tempat supplier melakukan produksinya.
Orang yang diutus akan mengecek kualitas produk yang dihasilkan sebelum dikirimkan keperusahaannya.
Biasanya hal ini dilakukan dalam jual beli ekspor impor atau jual beli dimana ada jarak yang jauh antara supplier dan perusahaan pembeli barang.
Pembeli tidak mau kualitas barangnya berbeda atau berkurang ketika barang sudah dipacking dan dikirim dengan biaya pengiriman yang mahal.
2.e. Biaya Pemeriksaan Penerimaan (biaya inspeksi)
Sebelum penerima barang menandatangi surat penerimaan barang, penerima harus memeriksa dahulu barang tersebut apakah sudah sesuai
dengan standar dan kualitas yang sudah ditentutaan.
Misalnya pembelian telur yang jumlahnya sangat banyak. Pembelian seperti ini memerlukan orang yang banyak untuk memeriksa telur telur
tersebut agar tidak ada telur tidak layak yang diterima.
Pemeriksaan harus dilakukan dengan hati hati agar tidak ada telur yang pecah yang menjadi biaya pemeriksaan semakin meningkat.
Biaya penyimanan ini bisa berubah sesuai dengan nilai persediaan yang disimpan. Contoh biaya penyimpanan antara lain:
2.a. Biaya Fasilitas Penyimpanan
Biaya fasilitas penyimpanan adalah semua biaya yang timbul akibat fasilitas yang diperlukan untuk menyimpan persediaan barang.
Dengan asuransi, setidaknya barang yang terkena musibah tidak menimbulkan kerugian material yang berarti.
2.c. Biaya Keamanan
Terkadang, asuransi tidak menjamin terhadap kerugian akibat gagalnya keamanan dalam menjaga persediaan perusahaan seperti pencurian,
perampokan maupun perusakan.
Untuk mencegahnya, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya seperti biaya cctv, gaji satpam, pembangunan pagar atau biaya yang lain yang
masih bertujuan untuk mengamankan persediaan.
2.d. Biaya Keusangan
Ketika penjualan perusahaan mengalalami penurunan dan menyebabkan perputaran persediaan sangat lambat maka persediaan barang yang
disimpan terlalu lama menjadi usang atau berkurang nilainya.
Contohnya pakaian, persediaan pakaian yang masih bertahan selama beberapa bulan bisa menjadi usang karena trend pakaian yang berubah.
Pakaian yang dianggap sudah tidak "ngetrend" lagi atau modelnya sudah usang dan menjadi lebih sulit untuk dijual kembali.
Atau produk teknologi seperti smartphone. Setiap bulan produk baru yang lebih canggih dengan fitur yang lebih lengkap membuat stok lama
menjadi usang atau ketinggalan "jaman" sehingga semakin sulit untuk dijual kembali.
2.e Biaya Penyusutan Persediaan
Bukan hanya aktiva tetap, penyusutan juga bisa terjadi pada persediaan perusahaan.
Contohnya buah, semakin lama buah disimpan semakin menyusut beratnya (perkg/pergram). Misalnya jeruk yang hanya bertahan beberapa hari,
semakin lama jeruk disimpan karena tidak terjual, maka berat jeruk tersebut akan semakin berkurang. Maka nilainya juga berkurang karena buah
dihargai dengan satuan berat per kg.
Bagi developer yang bisnisnya adalah menjual rumah, rumah merupakan persediaan.
Walaupun harga tanahnya kemungkinan meningkat, namun fisik bangunan rumah tersebut pasti mengalami penyusutan.
Apakah itu cat, kusen, pintu atau ornamen yang lain. Pada akhirnya developer harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan rumah yang masih belum
terjual tersebut.
2.f. Biaya Penurunan Harga
Biaya penurunan harga biasanya terjadi karena harga barang yang tidak stabil (fluktuatif).
Misalnya beras, saat beras dibeli harganya sebesar Rp 12.000 per kg. Kemudian, beras tersebut disimpan dalam gudang untuk beberapa waktu
karena belum terjual atau memang sengaja disimpan tidak dijual.
Namun ketika terjual ternyata harga pasar beras mengalami penurunan dan beras tersebut hanya dihargai sebesar Rp 11.500 per kg
Jika persediaan hanya sebanyak 1 gudang ukuran kecil mungkin tidak akan membutuhkan biaya penghitungan (upah) yang besar.
Namun apabila jumlah persediaan barangnya hingga puluhan gudang dengan ukuran gudang yang sangat luas.
Itu perkara lain, tentu semakin banyak orang yang diperlukan. semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan.
2.h. Biaya Penanganan Persediaan
Setiap jenis persediaan tentu memerlukan penanganan yang berbeda. Biaya akan semakin mahal apabila penanganan persediaan tersebut semakin
sulit seperti barang pecah belah (fragile) atau barang yang cepat busuk seperti buah dan makanan basah.
Barang pecah belah akan membutuhkan lebih banyak biaya dibandingkan barang seperti besi atau paku.
Barang pecah belah memerlukan perlakuan khusus seperti cara peking barang, penempatan barang, penyusunan barang digudang, cara
mengangkat, pemberian alas untuk barang dan perlakuan khusus lain yang membutuhkan biaya yang lebih.
Biasanya, persediaan yang disimpan karena adanya kelebihan produksi akan disimpan didalam gudang. Jika saja perusahaan membeli persediaan
sesuai dengan kebutuhan (membeli lebih sedikit) maka tidak ada persediaan yang disimpan beserta biaya penyimpanannya.
Uang yang digunakan untuk membeli persediaan dan biaya penyimpanan tersebut seharusnya bisa digunakan untuk hal lain yang lebih
menguntungkan.
Misalnya perusahaan menerima pesanan namun ketika pesanan hendak diproduksi, ternyata tidak ada bahan baku yang tersedia sehingga
perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan pesanan tersebut.
Ada peluang yang hilang dan ini adalah salah satu bentuk kerugian akibat kesalahan manajemen persediaan.
4.b Kehilangan Pelanggan
Bukan hanya kehilangan penjualan, pelanggan pun bisa kabur dan pindah keperusahaan lain akibat kekecewaan dan tidak bisa ditangani.
4.c. Biaya Pemesanan Khusus
Terkadang, untuk menjaga kepuasan pelanggan, perusahaan akan tetap memaksa memproduksi pesanan walaupun persediaan bahan baku kurang
atau habis.
Ada beberapa opsi yang dipakai perusahaan agar bisa tetap menghasilkan produk.
Dengan "mengoper" pekerjaan ini, ada risiko ketidaksamaan kualitas produk dan harga yang lebih tinggi daripada jika barang produksi sendiri.
Kedua, perusahaan membeli bahan baku secara mendadak dengan harga yang lebih tinggi. Bisa ke supplier tetap atau pun kesuplier lain yang lebih
tinggi harga bahan bakunya dengan pengiriman yang cepat (tentu menambah biaya lagi)
5.d. Biaya Pengiriman Khusus
Biasanya, perusahaan yang bahan bakunya kurang dan harus menunggu bahan baku yang baru, kemungkinan mengalami keterlambatan dalam
produksi.
Agar barang tidak datang terlambat ketempat konsumen, ada kalanya perusahaan harus memakai ekspedisi pengiriman khusus yang cepat. Bisa
berupa pesawat, trucking, kapal atau moda apapun yang cepat dan biayanya lebih besar daripada pengiriman standar.
Kenaikan biaya pengiriman ini bisa merugikan atau paling tidak mengurangi pendapatan perusahaan.
6.d. Produksi Terganggu
Kekurangan bahan baku juga bisa menggangu produksi.
Ketika bahan baku kurang, produksi ditunda sampai bahan baku yang baru datang kembali.
Namun waktu untuk menunggu bahan baku yang baru ini memakan banyak waktu dan membuat deadline waktu produksi semakin sedikit.
Ketika bahan baku sudah lengkap, kemungkinan toleransi waktu semakin sedikit dan pengerjaan barang diproduksi secara tergesa-gesa.
Produksi item yang lainpun terganggu karena perusahaan memprioritaskan produksi yang hampir telat tersebut.
7.e. Gangguan Jadwal Produksi
Ada biaya peluang yang hilang apabila produksi tidak bisa berjalan pada jadwal yang sudah direncanakan karena kekurangan bahan.
Jadwal yang berubah ini mengakibatkan produksi item atau barang lainnya ikut terganggu. Hal ini bisa berpengaruh terhadap output yang
dihasilkan, kualitas barang dan juga biaya membengkak.
Untuk mengatur dan menyeimbangkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan, perusahaan bisa menggunakan beberapa metode
pengendalian persediaan seperti berikut:
Pendekatan Metode Manajemen Persediaan
Dalam mengelola persediaan, manajemen bisa menggunakan salah satu dari beberapa metode yang sering digunakan dibawah ini
1. Metode EOQ (economic order quantity)
2. Metode MRP (material Requirement planning)
3. Metode JIT (just in time)
4. Metode analisa ABC
#1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Metode EOQ atau metode kuantitas pesanan ekonomi adalah metode pembelian persediaan berdasarkan jumlah pesanan yang diterima.
Maksudnya begini...
.... Ketika perusahaan mendapatkan pesanan produk dengan jumlah, spesifikasi dan waktu yang telah ditentukan oleh customernya. Perusahaan
memiliki kepastian mengenai berapa kebutuhan, spesifikasi dan harga bahan baku yang akan dibeli untuk memenuhi pesanan tersebut.
Misalkan perusahaan mebel mendapat pesanan kursi sebanyak 1.000 unit dengan spesifikasi tertentu yang harus diselesaikan selama 3 bulan.
Setiap kursi misalnya membutuhkan 1 kubik kayu mentah dengan spek dan ukuran tertentu dengan harga Rp 2.000.000 perkubik.
Apabila pesanan sebanyak 1.000 unit, maka kebutuhan kayu mentah sebanyak 1.000 kubik dengan nominal Rp 2 Miliar.
Jadi selama 3 bulan kedepan perusahaan bisa memastikan bahwa perusahaan membutuhkan kayu sebanyak 1.000 kubik dan menyiapkan dana Rp 2
Miliar.
Karena hitungannya pas, perusahaan bisa memesan kayu dengan jumlah yang paling ekonomis untuk memininalkan biaya persediaan.
Metode EOQ bisa dikatakan metode pemesanan yang paling optimal dan ekonomis karena jumlah yang dipesan bisa memenuhi kebutuhan dengan
mengeluarkan biaya yang paling rendah.
Bukan hanya itu, metode MRP juga bertujuan untuk menjaga persediaan dalam jumlah yang sedikit.
Karena semakin sedikit jumlah persediaan maka biaya persediaan yang muncul juga akan sedikit.
Perencanaan pada metode ini bisa meliputi rencana penjadwalan pembelian, jadwal produksi dan pengiriman material.
Metode MRP menentukan jumlah kebutuhan material yang dibutuhkan, jadwal produksi dan bahkan berjaga jaga terhadap hal hal buruk yang
mungkin terjadi.
Apabila perusahaan tidak memiliki persediaan, maka perusahaan tidak akan menanggung biaya persediaan.
Jika perusahaan tidak memiliki persediaan bahan baku, bagaimana perusahaan bisa melakukan produksi ?
Metode ini berusaha mendatangkan persediaan bahan baku hanya pada saat yang dibutuhkan.
Jadi perusahaan tidak sempat menahan atau menyimpan persediaan karena bahan baku datang jika hanya dibutuhkan dan dalam jumlah yang pas
sehingga tidak ada yang tersisa.
Bagaimana caranya ?
Menjadikan pemasok bahan baku sebagai mitra bisnis yang utama. Bahkan harus dianggap seolah olah pemasok tersebut adalah bagian dari
perusahaan. Ingat hanya "seolah-olah"
Pendekatan kepada pemasok ini harus dilakukan agar terjalin hubungan yang inten dan dibina untuk kebutuhan jangka panjang perusahaan.
Apabila telah terjalin hubungan yang dekat antara pemasok dan perusahaan, maka berapapun dan kapanpun kebutuhan bahan baku perusahaan
perusahaan, pemasok akan selalu berusaha untuk memenuhinya.
#4. Metode analisa ABC
Metode analisa ABC adalah metode penggolongan persediaan yang dibedakan berdasarkan nilai persediaan.
Nilai persediaan yang dimaksud adalah nilai total dari persediaan, bukan nilai atau harga persediaan per unit.
Persediaan bahan baku bisa berupa kayu, cat (coating), paku dan mur.
Persediaan kayu, walaupun secara jumlah kuantitas tidak sebanyak cat dan paku. Tapi nilai nominal kayu adalah yang paling besar.
Perawatan kayu berbeda dengan perawatan cat dan paku. Kayu lebih sulit. Kayu yang berkualitas tinggi tidak boleh ditempatkan ditempat yang
lembab. Tidak boleh terkena air. Tidak boleh ditumpuk rapat sehingga memakan banyak tempat digudang. Dijaga agar tidak dimakan rayap. Kadar
air kayu harus dijaga dan perlakuan khusus lainnya.
Cat atau jenis coating lainnya seperti thinner, melamine dan sejenisnya memiliki nilai yang mungkin dibawah kayu namun lebih tinggi nilainya
dibandingkan paku yang kuantitas per unitnya sangat banyak.
Walaupun ada teknik khusus agar kualitas cat masih terjaga namun secara umum perlakuan penyimpanan cat digudang lebih mudah daripada kayu,
Paku secara kuantitas paling banyak jumlahnya, namun secara nilai, paku nilainya paling sedikit daripada kayu dan cat.
Selain hanya membutuhkan sudut ruangan yang kecil, penyimpanan paku juga sangat mudah, tinggal diletakkan begitu saja. Dimana saja. Tidak
memerlukan banyak perlakuan khusus.
Walaupun ada yang hilang atau rusak, nilai nominalnya tidak terlalu material.
Penentuan kelas kelas tersebut tidak mutlak dan bisa berbeda beda tergantung kebijakan manajemen dan perusahaan.
Kelasnya punya pun bisa lebih dari sekedar kelas A, kelas B, kelas C. Bisa kelas D dan seterusnya jika diperlukan.
Yang perlu diperhatikan adalah nilai dari persediaan, biaya persediaan per jenis item, kesulitan dan risiko terhadap kerusakan dalam penyimpanan
digudang.
#5. Metode Periodic Review
Pendekatan metode periodic review adalah metode pemesanan barang yang dilakukan dengan jarak waktu atau interval waktu yang sama.
Pemesanan material bahan dijadwal secara rutin sehingga manajer keuangan bisa memperkirakan dan mempersiapkan biaya yang akan
dikeluarkan.
Keunggulan metode periodic review ini salah satunya adalah untuk meredam fluktuasi naik turunnya permintaan dan kebutuhan persediaan.
Metode ini juga relatif mudah dilakukan karena tidak membutuhkan proses administrasi yang panjang karena pemesanan persediaan sudah
terjadwal secara rutin.
Salah satunya adalah setiap kali pemesanan material jumlahnya sangat tergantung pada sisa persediaan yang ada pada saat pemesanan, sehingga
ketika pemesanan material dilakukan, jumlah pesanan tidak sama.
Hal ini bisa berpotensi membuat stok persediaan habis terlebih dahulu sebelum waktu pemesanan material berikutnya tiba.
Untuk itu, safety stock atau stok persediaan yang aman untuk berjaga jaga harus besar.
# Manajemen Pembelian
Manajemen persediaan berhubungan dengan manajer pembelian mengenai prioritas dan orientasi pembelian material dengan kuantitas yang besar
supaya bisa mendapatkan potongan harga dari pemasok (supplier).
Semakin banyak barang yang dibeli, biasanya pemasok akan memberikan potongan harga bahkan menggratiskan ongkos pengiriman ke gudang
perusahaan.
# Manajemen Produksi
Hubungan ini sangat jelas, manajemen produksi tentu saja membutuhkan persediaan bahan baku untuk memulai aktivitas produksinya.
Manajemen produksi ingin memastikan bahwa kebutuhan bahan baku bisa terpenuhi sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang
dibutuhkan.
Komunikasi diantara dua divisi ini sangat penting agar kelancaran produksi barang tidak mengalami hambatan dan bisa menghasilkan produk
dengan kualitas terbaik.
# Manajemen Keuangan
Hubungan dengan manajemen keuangan tidak jauh dari masalah pembelian material.
Manajemen keuangan lebih tertarik dengan pembelian material dalam jumlah yang besar karena bisa berpotensi mendapatkan potongan harga dari
pemasok barang.
Namun dalam hal tertentu manajemen keuangan bisa menyarankan untuk melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil, menyesuaikan dengan
kebutuhan agar tidak menyimpan terlalu banyak persediaan.
Peran manajemen persediaan dalam hubungannya dengan manajemen lain adalah menjaga perputaran persediaan dengan rekonsiliasi dengan
manajemen yang lain yang berhubungan dengan persediaan.
Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen, memperlancar proses produksi, mengantisipasi kekurangan
persediaan (stock out), dan dalam rangka menghadapi fluktuasi harga. Beberapa pendekatan yang digunakan adalah economic order quantity,
periodic review, dan material requirement planning. Beberapa pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dalam EOQ ditentukan titik pemesanan kembali (reorder point = ROP), yaitu jumlah persediaan tetap setiap kali pemesanan. ROP dilakukan bila
persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi selama tenggang waktu (lead time = LT) pemesanan. ROP menghendaki pengecekan
fisik/kartu catatan secara teratur. Apabila digambarkan nampak seperti berikut:
Kedua biaya tersebut apabila digambarkan kedalam grafik akan nampak sebagai berikut:
Contoh 1.
Pada sebuah perusahaan, diketahui rata-rata penjualan 1.000 unit per bulan, biaya setiap kali pesan adalah Rp 600.000,00 biaya simpan sebesar Rp
10.000,00 per unit, dengan kebijakan pemesanan 2.000 unit setiap kali pesan. Berapakah jumlah pesanan ekonomisnya?
2. Metode periodic review, dalam pendekatan ini dilakukan pemesanan dengan interval waktu sama.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Manajemen persediaan dan fungsinya
2. Mengetahui apa saja Jenis-jenis Manajemen persediaan
3. Mengetahui Manfaat Menajemen Persediaan
4. Fungsi – fungsi persediaan
5. Factor yang mempengaruhi tingkat persediaan
6. Mengetahui Metode Manajemen persediaan
1.3 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail mengenai manajemen persediaan, fungsi, serta model-model
di dalam manajemen persediaan. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mempraktek kan konsep manajemen persediaan di dalam
perusahaan.
BAB II
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Freddy Rangkuti dalam bukunya “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis” (2002;8&15) menjelaskan jenis-jenis Persediaan terdiri dari 2
karakteristik :
A. Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsi antara lain :
1. Batch Stock,
2. Fluctuation Stock,
3. Anticipation Stock,
B. Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang antara lain :
1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material),
2. PersediaanKomponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components)
3. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies),
4. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process),
5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods).
Untuk memperjelas keterangan diatas, berikut pengertian beberapa jenis-jenis persediaan menurut fungsinya dan Persediaan menurut
Jenis dan Posisi Barang antara lain sebagai berikut
Dalam menejemen persediaan sudah tentu ada manfaatnya, berikut merupakan manfaat dari manajemen persediaan.
C. Manfaat Pemasaran.
Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka pelanggan/calon pelanggan akan terkesan dengan
kelengkapan barang dagangan yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat.Di samping itu jika perusahaan selalu mampu memenuhi
keinginan pelanggan pada saat dibutuhkan maka kepuasan pelanggan semakin baik, dan perusahaan semakin untung.
Fungsi persediaan yaitu untuk menghindari keterlambatan barang, hilangnya barang dan dengan adanya persediaan, maka operasional
perusahaan dapat terus berjalan sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat terus berjalan sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Menurut Freddy Rangkuti dalam buku “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis”, fungsi utama persediaan yaitu :
1. Fungsi Decoupling.
2. Fungsi Economic Lot Sizing.
3. Fungsi Antisipasi.
Dari istilah diatas dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada
supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan
waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga
kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan.Persediaan yang
diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuations Stock.
2. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan Lot Size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian., biaya
pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang
lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).
3. Fungsi Antisipasi. Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman
atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (Seasional Inventories).
Selain fungsi-fungsi diatas, menurut Herjanto (1997:168) terdapat enam fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi
kebutuhan perusahaan antara lain:
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan
3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia
dipasaran.
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas (Quantity Discount).
6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersediaanya barang yang diperlukan
1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persediaan
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapan faktor :
· Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
· Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang tinggi menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1
periode pembelian
· Jumlah dana yang tersedia
· Daya tahan material
CONTOH KASUS
Model Economic Order Quantity
1) Contoh Kasus 1
Diketahui sebuah perusahaan memiliki kebutuhan bahan baku sebesar 10.000 unit per tahun. Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah
sebesar Rp 150,-/order. Biaya simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/u/tahun. Hari kerja per tahun adalah 350 hari. Waktu tunggu (lead time) untuk
pengiriman bahan tersebut selama 10 hari
Pertanyaan:
Hitunglah EOQ
Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut
Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun
Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan
Tentukan reorder point (titik pemesanan kembali)
Jawab
EOQ = 2x150x10.000 = 2000 unit
0.75
TC = HxQ/2 + S.D/Q = (0.75 x 2000/2) + (150 x 10000/2000)
= Rp 750,- + Rp 750,- = Rp 1500,-
Jumlah pemesanan/th = D/Q
= 10000/2000 = 5 kali
Durasi habisnya EOQ = 350/5 = 70 hari
Reorder point = L. D/hari kerja setahun
= 10 x (10000/350) = 285. 7 hari
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan.
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpilkan bahwa Persediaan adalah suatu bagian dari kekayaan perusahaan yang digunakan dalam
rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa.
Jenis-jenis persediaan terbagi menjadi 2 karakteristik yaitu 1). persediaan sesuai fungsinya terbagi atas Batch Stock, Fluctuation Stock,
dan Anticipation Stock. 2). Persediaan menurut jenis dan posisi barangnya terdiri dari : Persediaan Bahan Mentah (Raw Material),
PersediaanKomponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components), Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies), Persediaan Barang
Dalam Proses (Work In Process), Persediaan Barang Jadi (Finished Goods).
Adapun manfaat dari memanajemeni persediaan yaitu sebagai berikut : Memanfaatkan Diskon Kuantitas, Menghindari Kekurangan
Bahan (Out Of Stock), Manfaat Pemasaran, Peningkatan Tingkat Pelayanan, dan Pengontrolan Persediaan yang Lebih Baik.
Faktor yang mempengaruhi pengendalian bahan baku persediaanya sebagai berikut : Perkiraan Pemakaian Bahan Baku, Harga Bahan
Baku, biaya-biaya persediaan, Kebijaksanaan pembelanjaan, Pemakaian Bahan, Waktu Tunggu, Model Pembelian Bahan Baku, Persediaan
Pengaman, Pembelian Kembali.
1.2 SARAN
Adapun saran yang bisa kami berikan antara lain :
1. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan berbagai referensi dari berbagai sumber untuk menambah informasi tentang Inventory
Management
2. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan EYD
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga.