3. Penerimaan Barang
Segala awal arus barang yang bergerak di gudang. Penerimaan barang
dari distributor dilihat sangat mudah, namun bila hal ini tidak memiliki
sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu
produktifitas. Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang:
a. Bukti pesanan barang dari gudang
b. Bukti tanda barang diterima
c. Cek bukti pemesanan dengan fisik barang
d. Cek expired date dan kondisi barang
e. Surat jalan
f. Input penerimaan ke dalam WMS
6. Penyimpanan Barang
Gudang dijadikan tempat untuk menyimpan barang yang aman untuk
meletakkan hasil produksi. Barang hasil produksi yang layak dipasarkan
harus disimpan dalam gudang. Bagi perusahaan yang tidak memiliki
tempat penyimpanan sendiri dapat menyewa warehouse dari pihak lain
(public warehouse). Pengaturan tata letak barang harus dilakukan dengan
baik agar mempermudah proses pencarian barang (komputerisasi).
7. Pengemasan Barang
Dalam manajemen gudang, terdapat pula pengemasan barang, yaitu
membungkus atau mengemas barang hasil produksi. Kemasan dapat
didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi
wadah/bungkus/kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu
merek, kemasan itu sendiri dan label.
8. Pengeluaran Barang
Kegiatan pengiriman barang kepada pelanggan sesuai dengan pesanan
ataupun pengiriman barang ke distributor pelanggan. Dibutuhkan presisi
untuk memastikan barang dapat terkirim tepat waktu. Pada proses ini
admin menyiapkan dokumen perjalanan seperti:
a. Delivery Order (DO)
b. Surat Jalan (SJ)
c. Invoice/faktur
d. Packing list
e. NPE PEB (untuk barang ekspor)
Penting bagi seorang admin gudang untuk mengetahui “Apa itu warehouse?”
Gudang atau Warehouse merupakan tempat untuk menyimpan barang berupa
raw material, work in process atau finished good sampai barang tersebut
dipergunakan atau didistribusikan.
1. Gudang Tertutup
Ruang penyimpanan dalam suatu bangunan beratap dan memiliki
dinding serta pintu masuk dan pintu keluar barang. Digunakan hanya
untuk penyimpanan barang.
2. Gudang Terbuka
Gudang terbuka terbagi menjadi dua, yaitu:
- Gudang terbuka tidak diolah: Lapangan terbuka yang permukaanya
hanya diratakan tanpa diperkeras dan tidak terpengaruh terhadap
perubahan cuaca.
- Gudang terbuka diolah: Lapangan terbuka yang sudah diratakan
dan diperkeras yang diperuntukkan bagi logistik yang tidak cepat
terpengaruh oleh cuaca.
3. Gudang Semi Tertutup
Bangunan yang beratap tanpa dinding-dinding ujung yang lengkap, dan
diperuntukkan untuk menyimpan logistik yang memerlukan pertukaran
udara maksimum.
2. Gudang Sewa/Rental
Gudang yang disewa sesuai perjanjian atau kontrak sewa.
Tujuan gudang
1. Meminimalisir biaya produksi dan transportasi
2. Pengkoordinasian antara penawaran dengan permintaan
3. Kebutuhan produksi
4. Kebutuhan pasar
Manfaat gudang
1. Manufacturing support (pendukung proses produksi)
2. Production mixing
3. Sebagai perlindungan terhadap barang
4. Dalam sistem pergudangan
5. Sebagai persediaan
Fungsi gudang
1. Fungsi penyimpanan (storage and movement)
2. Fungsi melayani permintaan pelanggan (order fulfillment)
3. Fungsi distribusi dan konsolidasi (distribution and consolidation)
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menata tata letak gudang sebagai
berikut:
a. Penataan ruangan (layout) untuk efisiensi kegiatan gudang
b. Tempat yang memadai dimana secara keseluruhan fisik produk/barang
dilakukan penyimpanan
c. Bagaimana setiap produk/barang dalam skala besar atau kecil akan
bergerak masuk dan keluar dari tempat penyimpanan di gudang
Terdapat tiga pilihan utama tata ruang yang biasanya dipakai, yaitu: U-flow,
Through-flow, dan L-flow.
Tata Ruang U-flow
Berikut ini merupakan beberapa asas tata ruang yang umum diterapkan pada
sebuah gudang:
a. Asas Jarak Terpendek
Optimalisasi hasil pengelolaan pergudangan akan didapatkan oleh
perusahaan. Jika secara operasional masuk keluarnya produk/barang di
gudang jika dilakukan melalui ukuran jarak terpendek.
b. Asas Mengalirnya Kegiatan
Mekanisme penyimpanan dan pengambilan barang harus berprinsip
pada tingkat efisiensi. Contoh: Metode FIFO (First In First Out) yang mana
barang yang masuk pertama harus dikeluarkan lebih awal. sedangkan,
metode LIFO (Last In First Out) yang mana arang yang datang terakhir
harus dikeluarkan lebih awal.
c. Asas Kemudahan Pengawasan
Kemudahan pengawasan untuk jaminan pelayanan gudang dan
berkontribusi baik pada perusahaan.
d. Asas Fleksibilitas
Dinamika kegiatan usaha yang dapat berjalan secara cepat dan fluktuatif
akan berdampak pada volume proses produksi yang dijalankan oleh
perusahaan.
e. Asas kemudahan
Barang harus ditempatkan pada area yang mudah dijangkau oleh personil
gudang untuk mempermudah kegiatan gudang.
Pengertian Warehouse Management System (WMS)
Warehouse Management System (WMS) merupakan sistem aplikasi yang
digunakan untuk mengelola segala kegiatan pergudangan. Aplikasi WMS
digunakan untuk memantau proses pendistribusian barang. Selain itu, aplikasi
WMS juga memiliki dampak positif yang mana dapat menghemat sumber daya
perusahaan dalam jumlah besar.
Keuntungan WMS
1. Mengontrol proses pergerakan dan penyimpanan dengan lebih baik
2. Memakai space gudang dengan lebih optimal
3. Meningkatkan efektivitas proses penerimaan dan pengiriman barang
4. Mengetahui jumlah stok dengan akurat
Manfaat WMS
1. WMS menjadi solusi untuk memudahkan dan mempercepat komunikasi
data perusahaan dalam memenuhi keinginan pelanggan
2. Dapat memproses suatu data dengan cepat dan mengkoordinasikan
aktivitas dalam gudang
3. Memberikan laporan dan menangani suatu transaksi dalam jumlah besar
berdasarkan pengalaman operasi e-commerce yang ada di dalamnya
1. Fast Moving
Barang dengan aliran yang sangat cepat atau akan berada dalam waktu
yang sangat singkat. Item yang antara tingkat penjualan dan persediaan
rata-rata (stock turnover) lebih dari 3. Umumnya jumlah item 10-15% dari
keseluruhan total item.
2. Medium Moving
Barang-barang yang alirannya sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat
atau lambat. Umumnya barang akan akan berada di gudang dalam
waktu yang relatif lebih lama daripada barang fast moving.
3. Non Moving
Item yang memiliki rasio antara tingkat penjualan dan persediaan
rata-rata (stock turnover) kurang dari 1. Umumnya besar jumlah item
60-65% dari keseluruhan total item. Dead stock (non moving) dimana
barang memiliki frekuensi permintaan paling sedikit. Frekuensi permintaan
barang jenis ini umumnya satu kali dalam enam bulan atau satu tahun.
4. Slow Moving
Barang dengan arus aliran yang sangat lambat. Umumnya akan tersedia
di gudang dalam jangka waktu yang cukup lama. Item yang memiliki rasio
antara tingkat penjualan dan stock turnover diantara 1-3. Umumnya besar
jumlah item 30-35% dari keseluruhan total item.
Contoh: Pabrik yang menjual pakaian sebagai produk jadi dan bahan
mentahnya adalah kain. Work in process-nya kain yang sudah dipotong,
diukur dan dibentuk, namun belum menjadi pakaian.
d. Finished Good
Dalam akuntansi tercatat sebagai aset lancar (jangka pendek) karena
diasumsikan akan terjual cepat. Dapat memberikan prediksi akurat berapa
banyak persediaan barang yang dibutuhkan untuk mencegah kehabisan
barang. Adapun manfaat pengadaan finished good sebagai berikut:
- Mengetahui laba kotor
- Jumlah aset lancar tercatat
- Mengurangi pemborosan bahan
- Mengoptimalkan proses inventory management
e. Spare Part
Barang yang tidak memberikan nilai tambah kepada suatu raw material
untuk menjadi finished goods. Berguna untuk mendukung kelancaran
proses pemberian nilai tambah kepada raw material untuk menghasilkan
finished goods sebagai antisipasi terhadap terhambatnya proses
produksi/proses pemberian nilai tambah. Barang yang terdiri dari
beberapa komponen yang membentuk satu kesatuan dan fungsi tertentu.
Penerimaan Barang
2. Dokumentasi
Dokumen yang diterima sebagai catatan pendukung yang menunjukan
jenis dan volume barang sebagai bukti legal bahwa barang sama dengan
yang telah dikirimkan, artinya bahwa :
Last In First Out (LIFO) merupakan kebalikan dari metode FIFO yakni
membuat produk yang dimasukkan terakhir akan dijual lebih awal. Produk
yang pertama masuk akan dijual kemudian hari digunakan agar
penataan barang menjadi lebih mudah. Menguntungkan pelaku usaha
karena dapat menghemat pajak ketika sedang inflasi. Pelaku usaha yang
menggunakan metode LIFO, yaitu Penjual baju.
First Expired First Out (FEFO) merupakan metode menjual produk dengan
waktu kadaluarsa pendek terlebih dahulu. Pelaku usaha yang
menggunakan metode FEFO, yaitu apotek. Metode ini disebut lebih efisien
karena mampu mengurangi angka kerugian dalam bisnis.
4. Average
Pada gudang perusahaan yang sudah dilengkapi WMS, proses put away/let
down dapat dilakukan secara manual, dengan urutan:
Hal yang tidak boleh dilakukan dalam put away dan let down, yaitu:
Hal yang harus diperhatikan ketika menyimpan barang agar barang aman dan
terpelihara:
Jenis-Jenis Racking
1. Selective Pallet Racking (SPR)
2. Double Deep Racking (DDR)
3. Cantilever Racking System
4. Drive in Racking System
5. Multi Tier Racking System
6. Structural Steel Platform (SSP)
7. Dynamic Storage Racking System
Kriteria pemilihan sistem penyimpanan menurut Singapore Logistics Association
(2014):
1. Load
2. Throughput Rate
3. Storage Level
4. Column Spacing
5. Picking Criterion
1. Dedicated Storage
Setiap barang memiliki lokasi yang tetap dalam penyimpanan di gudang.
Lokasi tidak dapat diubah atau digunakan oleh barang lain. Kelebihannya
memudahkan karyawan untuk mengingat lokasi barang di gudang dan
penataan barang lebih teratur. Kekurangannya bisa terjadi banyak lokasi
kosong karena tidak bisa diisi dengan barang lain.
2. Randomized Storage
Metode Randomized Storage kebalikan dari dedicated storage.
Penyimpanan di gudang dapat dilakukan secara acak. Kurang efektif.
Barang mungkin mengalami perpindahan lokasi penyimpanan.
Menyebabkan lokasi barang tidak teratur. Mempersulit proses pencarian
barang.
4. Shared storage
Metode shared storage adalah metode penyimpanan barang di gudang
yang bertujuan mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan barang.
Mengutamakan keuntungan dari perbedaan waktu penyimpanan barang
di gudang. Harus mengetahui kapan barang masuk dan keluar dari
gudang. Memperhatikan tingkat kelas barang. Kelebihannya menjadi
sistem pemindahan barang dalam waktu cepat dan tetap teratur.
Penyimpanan Barang
3. Prioritas Picking
a. Membuat skala prioritas dalam proses pengeluaran picking list
b. Membagi beban kerja secara adil dan merata
c. Menyesuaikan alat picking dengan beban barang
d. Memberlakukan emergency picking apabila ada pegawai yang
mendapatkan beban kerja berlebih
4. Melakukan legalitas
Kontrol Stok
Kontrol atau pengendalian stok adalah usaha yang dilakukan perusahaan
(bagian gudang) dalam mengelola dan menyediakan stok barang kebutuhan
proses produksi dan penjualan. Bertujuan agar proses produksi dan penjualan
berjalan lancar dan mengurangi resiko kekurangan barang.
Merujuk pada buku Pengantar Akuntansi 1 (2019), retur penjualan adalah retur
dari sudut penjual atau penerima retur. Di pihak pembeli atau pihak yang
mengembalikan barang, pengembalian tersebut disebut dengan retur
pembelian. Pengembalian dapat terjadi karena ketidakcocokan warna,
kerusakan, perbedaan kualitas dan lain-lain. Pada dasarnya retur adalah
transaksi yang terjadi karena spesifikasi produk tidak sesuai dengan akad. Oleh
karena itu, fungsi pengembalian adalah untuk memastikan bahwa barang yang
diterima sesuai dengan kesepakatan.
2. Retur penjualan
Retur penjualan adalah penerimaan oleh penjual atas barang yang
dikembalikan oleh pembeli. Dalam hal pihak gudang mewakili perusahaan
menjadi penjual. Umumnya terjadi ketika barang yang dikirim oleh penjual
tidak sesuai dengan keinginan pembeli atau rusak. Pengembalian
menyebabkan pengurangan klaim penjual atau faktur pembeli. Dalam
transaksi penjualan, penjual membagi pengembalian menjadi tiga jenis:
- Retur penjualan yang mengembalikan uang pembeli
- Pengembalian yang mengurangi klaim pembeli
- Retur penjualan untuk mengganti barang pembeli yang rusak
dengan barang baru
Stock taking adalah aktivitas menghitung stok produk yang ada secara manual
dan mencocokkan jumlahnya dengan data manual dan elektronik untuk
memastikan manajemen stok terkontrol dengan baik. Digunakan untuk
mengecek jumlah persediaan produk, mengurangi kelebihan stok produk, juga
meningkatkan efisiensi penjualan. Jadi, stock taking adalah suatu upaya
mengendalikan persediaan barang yang dijual ataupun dimiliki oleh perusahaan.
Melakukan pencatatan dengan menulis di kertas, menginput ke excel atau
melalui software khusus manajemen stok barang.
a. Tahap Awal
Yang perlu dilakukan pada tahap ini antara lain:
1. Menginstruksikan bagian gudang untuk menyiapkan tag/stiker yang
digunakan untuk memberi tanda stok yang telah dihitung
2. Menginstruksikan orang gudang untuk merapikan stok dengan
menatanya sesuai kode dan jenis barang
3. Menginstruksikan bagian gudang untuk melengkapi stok gudang
dengan barcode yang sesuai dengan program
4. Menginstruksikan bagian gudang untuk menyiapkan stiker dengan
tulisan “TIDAK DIHITUNG”.
Barang-barang yang tidak perlu dihitung antara lain:
a. Barang yang bersifat titipan dari pihak lain atau yang sering
disebut konsinyasi
b. Barang rusak yang sudah tidak bisa diretur dan yang nilainya
disepakati untuk dihapus
b. Tahap Persiapan
Hal yang perlu dilakukan pada tahap ini antara lain:
1. Memanggil semua tim untuk melakukan briefing terkait
pelaksanaan
2. Menginstruksikan bagian gudang untuk melengkapi inputan terkait
mutasi barang sampai dengan jam tutup operasional pada H-1
3. Menginstruksikan bagian gudang untuk menghentikan mutasi
barang(cut off) terhitung sejak tutupnya jam operasional sampai
dengan selesainya proses stock opname
c. Tahap Akhir
1. Copy koding dari form inventory dan klik pada bagian form data inventory
2. Setelah koding sudah di copy-paste maka dapat di-running
1. Form yang menampilkan item apa saja yang perlu dipesan ulang
2. Copy koding form detail order dan paste di form detail order
3. Program dapat di-running
Membuat Grafik
1. Blok kolom in out lalu insert graphic dan pindahkan ke bagian tengah
2. Grafik dapat di-edit agar tampilannya lebih menarik
3. Selanjutnya edit kolom total inventory, total out, total in, total nilai cash dan
total nilai inventory
4. Untuk menampilkan angka di kolom tersebut gunakan = di formula bar
dan klik kolom yang dituju pada tabel rekapitulasi barang in out
5. Perbesar tampilan angka agar mudah dilihat
6. Edit tampilan kolom lainnya agar terlihat rapi
7. Buat chart total barang in dan out dengan klik kolom total pada tabel
rekapitulasi dan klik insert chart
8. Edit chart tersebut agar tampilannya rapi dan menarik
Pengeluaran Barang
Tujuan dari siklus ini adalah untuk menekan biaya seluruh pengeluaran mulai
dari biaya pembelian barang, pemeliharaan persediaan dan perlengkapan serta
biaya lainnya yang dibutuhkan. Sedangkan tujuan khususnya meliputi:
b. Delivery Order
Berfungsi sebagai bukti, bahwa bagian gudang telah melakukan
pengeluaran barang atas perintah yang menerbitkan DO.
c. Purchase order
Berfungsi apabila perusahaan yang bersangkutan belum mempunyai
hubungan, maka cukup menggunakan dokumen pelanggan (purchase
order).
d. Invoice
Berfungsi sebagai tagihan kepada pemesan pada saat barang telah
dikirim biasanya dilampiri dengan PO dan DO yang membuktikan bahwa
barang telah diterima.
Dokumen merupakan segala sesuatu dalam bentuk tertulis yang dapat dijadikan
bukti atau keterangan dari suatu kegiatan. Lalu, arsip merupakan suatu
kumpulan dokumen/catatan tentang segala kegiatan atau peristiwa yang
disimpan secara sistematis yang memiliki nilai kegunaan karena pentingnya
dokumen tersebut. Tujuan kearsipan adalah dapat menemukan kembali
informasi yang dibutuhkan pada arsip dengan cepat dan mudah. Selain itu,
tujuan dari kearsipan, yaitu:
a. Terpeliharanya arsip dengan baik, teratur dan aman
b. Dapat ditemukan dengan cepat dan tepat saat diperlukan
c. Menghemat waktu, tenaga dan tempat penyimpanan
d. Menjaga rahasia arsip dan kelestarian arsip
e. Membantu proses pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan
Jenis-Jenis Arsip
1. Arsip dinamis
2. Arsip vital
3. Arsip aktif
4. Arsip Inaktif
5. Arsip statis
6. Arsip terjaga
7. Arsip umum
Jenis Dokumen
Berdasarkan fungsi/aktivitas kegiatan di gudang terdiri dari beberapa aktivitas,
yaitu:
1. Kegiatan penerimaan barang (receiving)
2. Pengambilan barang (Putaway)
3. Customer order Picking/order selection
4. Packing
5. Cross-docking
6. Shipping
Dokumen resmi yang dibuat oleh pembeli yang berisi rangkuman barang
atau jasa yang mereka beli dari penjual atau pemasok.
2. Formulir delivery order
Dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah penyerahan barang yang
dipesan dengan kesepakatan bersama.
3. Formulir Penerimaan Barang
Dokumen berisi informasi terkait jumlah barang yang diterima, inspeksi
pengecekan barang, pengecekan dokumen pengiriman dan
peng-update-an data stok gudang.
Peralatan Kearsipan
1. Filing Cabinet
2. Rotary Filling
3. Lemari Arsip
4. Rak Arsip
5. Map Arsip
6. Ordner
7. Stapler
8. Perforator
9. Numerator
10. Label
11. Tickler File
12. Cardex
13. Alat/Rak Sortir
14. Kotak/Box Arsip
15. Guide
Untuk menjalani kerjasama antara satu dengan yang lain dibutuhkan koordinasi
yang baik agar pekerjaan menjadi lebih efektif. Koordinasi merupakan proses
pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah, dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan bersama secara efisien.
Koordinasi Vertikal
Koordinasi Horizontal
Manfaat Koordinasi
1. Meringankan pekerjaan tiap bagian
2. Mendapatkan informasi yang jelas mengenai pencapaian tujuan dan
mengetahui perannya
3. Menjamin selesainya pekerjaan secara tepat waktu
4. Mencegah terjadinya konflik antar individu/antar departemen
5. Mencegah munculnya penilaian negatif di antara anggota/departemen
6. Mencegah terjadinya kekosongan kegiatan dalam organisasi
7. Melahirkan sikap saling peduli dan saling membantu sesama anggota
organisasi
Tujuan Koordinasi
1. Menciptakan nilai keefektifan dan keefisienan suatu organisasi dengan
cara melakukan penyelarasan dalam berbagai kegiatan organisasi
2. Mencegah agar konflik tidak pecah dalam organisasi serta
mengakomodasi kepentingan banyak pihak
3. Memunculkan sikap yang saling peduli di antara anggota organisasi
Fungsi Koordinasi
1. Koordinasi yang baik akan berdampak terhadap efisiensi
2. Koordinasi berdampak terhadap moral suatu organisasi
3. Koordinasi berdampak pada perkembangan personal dalam organisasi
Prospek Karier
Sejak pandemi melanda industri manufaktur justru semakin meningkat. Oleh
karena itu, posisi pekerjaan ini memiliki demand tinggi. Untuk gaji di posisi admin
gudang memiliki range 3 jt–6 jt tergantung wilayahnya. Berikut ini merupakan
gambaran mengenai prospek karier admin gudang.
Jenjang Karier
Kenali jenjang karier sebagai seorang admin gudang. Hal ini sangat penting
untuk dipahami agar karier kedepannya menjadi lebih baik. Terdapat 4 jenjang
karier diposisi admin gudang: