Anda di halaman 1dari 6

Siklus persediaan dan penggudangan

PENGERTIAN PERSEDIAAN

Persediaan menurut PSAK No 14 : aset yang memiliki karakteristik

a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha yang biasa,

b) dalam proses produksi,

3) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi.

Barang yang termasuk kategori persediaan dapat meliputi barang jadi (finished goods), barang setengah
jadi (work in process goods) dan bahan baku (raw material). Semua jenis barang tersebut terdapat pada
perusahaan manufaktur, sedangkan para perusahaan dagang hanya terdapat barang jadi atau barang
yang siap dijual.

TUJUAN AUDIT PERSEDIAAN

Tujuan audit persediaan adalah untuk memastikan bahwa:

a. Persediaan dalam daftar persediaan benar-benar ada barangnya (existence)

b. Persediaan yang ada dihitung dan diberi label, untuk meyakinkan tidak ada kehilangan yang terjadi
(completeness)

c. Persediaan dihitung secara akurat (accuracy)

d. Persediaan dalam daftar persediaan telah diklasifikasikan dengan benar (classification)

e. Persediaan yang sudah usang dan tidak digunakan lagi, tidak dimasukkan ke dalam persediaan
(realizable value)

f. Penjualan dan persediaan dibeli dan dicatat pada periode yang seharusnya (cut-off)

g. Persediaan dalam daftar persediaan benar-benar dimiliki klien (rights)

Fungsi-fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan yang bersangkutan

 Contoh dalam materi bab ini adalah perusahaan manufaktur

Terdapat 6 fungsi yang membentuk siklus persediaan dan penggudangan yaitu:

1. Membuat Order Pembelian

2. Menerima Bahan Baku


3. Menyimpan Bahan Baku

4. Memproduksi Barang

5. Menyimpan Barang Jadi

6. Mengirim Barang Jadi

1. Membuat Order Pembelian

 Siklus persediaan dan penggudangan dimulai dengan adanya permintaan bahan baku untuk
produksi (perusahaan manufaktur = bahan baku ; perusahaan dagang pengecer = barang jadi)
 Permintaan pembelian merupakan formulir yang digunakan untuk meminta bagian pembelian
agar memesan persediaan
 Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh pegawai gudang atau software komputer yang secara
otomatis akan memesan ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih
dahulu

2. Menerima Bahan Baku

 Melibatkan inspeksi atas barang yang diterima untuk memeriksa kebenaran jumlah maupun
kualitasnya
 Bagian penerimaan membuat laporan penerimaan barang (LPB) yang merupakan salah satu
dokumen yang diperlukan sebelum pembayaran bisa dilakukan

3. Menyimpan Bahan Baku

 Setelah diterima, bahan baku biasanya disimpan dalam gudang


 Bahan baku akan dikeluarkan dari ruang penyimpanan atas dasar permintaan bagian produksi.
Dokumen yang digunakan misalnya bernama Memo Produksi

4. Memproduksi Barang

 Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan berbagai
kondisi antara lain:
1) atas dasar pesanan khusus dari pelanggan, misalnya perusahaan memproduksi barang
sebanyak 1.000 unit kursi kuliah karena adanya pesanan khusus dari sebuah perguruan tinggi,
2) atas dasar peramalan penjualan,
3) atas dasar tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya
ditentukan perusahaan membuat kursi, meja dan almari setiap hari 100 buah, dan
4) atas dasar skala operasi produksi yang ekonomis.
 Untuk memproses barang umumnya digunakan dokumen Surat Perintah Kerja (SPK) atau Work
Order. Dokumen ini berisi bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat produk.
 Suatu sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting untuk fungsi pengolahan
barang pada semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menghasilkan informasi untuk
perencanaan dan pengawasan manajemen dan penilaian persediaan untuk penyusunan laporan
keuangan. Ada 2 jenis sistem akuntansi biaya
1. Sistem harga pokok pesanan (job cost system) : biaya dikumpulkan menurut pesanan
individual pada saat bahan baku dipakai dan biaya tenaga terjadi
2. Sistem harga pokok proses (process cost system) : biaya diakumulasikan berdasarkan proses,
dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk yang melalui proses
tersebut
 Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, spreadsheets, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, serta overhead berdasarkan pekerjaan dan proses
ketika biaya tersebut dikeluarkan
 Ketika pesanan atau produk telah selesai, biaya pokok yang bersangkutan ditransfer dari barang
dalam proses ke barang jadi pada laporan bagian produksi

5. Menyimpan Barang Jadi

 Setelah barang jadi selesai, barang disimpan di gudang menunggu pengiriman ke konsumen
 Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi disimpan di
bawah pengendalian fisik yang terpisah, di suatu area dengan akses terbatas

6. Mengirim Barang Jadi

 Pengiriman barang ke konsumen dalam pertukaran dengan kas / aset lainnya (missal: piutang
usaha) menciptakan pertukaran aset yang diperlukan untuk memenuhi kriteria pengakuan
pendapatan
 Pengiriman barang jadi harus diotorisasi dengan menggunakan dokumen pengiriman barang
yang tepat

BAGIAN-BAGIAN DALAM PENGAUDITAN PERSEDIAAN


Tujuan audit siklus persediaan dan penggudangan adalah menyediakan kepastian bahwa

laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang dalam proses, persediaan

barang jadi secara wajar.

Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktifitas yang

berbeda, yaitu :

1. Pembelian dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.

Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pembuatan order pembelian, penerimaan

bahan baku, dan penyimpanan bahan baku.

Auditor mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi

tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi, baik transaksi siklus pembelian dan pembayaran (bahan baku) serta siklus penggajian dan

personalia (tenaga kerja langsung)

2. Transfer Aset dan Biaya Internal

Transfer internal dalam persediaan meliputi fungsi keempat dan kelima, yaitu memproduksi barang dan
menyimpan barang jadi. Klien mencatat aktivitas ini dalam catatan akuntansi biaya dan diuji sebagai
bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.

3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.

Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir. Proses ini merupakan bagian dari
siklus penjualan dan pengumpulan piutang, maka auditor harus mendapatkan pemahaman dan
melakukan pengujian pengendalian internal atas pencatatan pengiriman.

4. Observasi penghitungan fisik persediaan.

Auditor harus mengamati perhitungan fisik persediaan yang dilakukan klien untuk memastikan bahwa
persediaan terbukukan sungguh-sungguh ada pada tanggal neraca dan telah dihitung dengan benar oleh
klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting yang dapat digunakan untuk verifikasi terhadap
keberadaan dan perhitungan persediaan.

5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan.

Biaya perolehan yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan apakah klien
mengikuti metode persediaan yang sesuai dengan SAK dan konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.

Prosedur yang digunakan auditor untuk memeriksa biaya perolehan ini disebut dengan pengujian harga.

Auditor juga harus melakukan pengujian kompilasi persediaan yaitu pengujian yang dilakukan untuk
melakukan verifikasi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga persediaan
telah diperhitungkan dengan benar dalam rangka menentukan saldo buku besar.
Audit untuk kegiatan nomor 1 dilakukan bersamaan pada saat audit siklus pembelian dan siklus
penggajian, audit kegiatan nomor 3 dilakukan pada saat audit siklus penjualan. Yang dibahas pada audit
siklus persediaan adalah kegiatan nomor 2, 4 dan 5.

PENGAUDITAN AKUNTANSI BIAYA

Pembahasan tentang pengauditan akuntansi biaya akan dimulai dari transfer aset internal (mulai dari
bahan baku ke barang dalam proses dan kemudian ke persediaan barang jadi). Pembahasan akan
difokuskan pada sistem dan pengendalian yang berhubungan dengan transfer biaya persediaan yang
diperhitungkan dalam catatan akuntansi biaya

1. Pengendalian akuntansi biaya

 adalah pengendalian yang berkaitan dengan proses yang mempengaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga produk selelsai dibuat dan ditransfer ke
gudang penyimpanan

 Pengendalian ini dapat dibagi menjadi 2 kategori utama:

1. Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi

2. Pengendalian atas biaya yang bersangkutan

2. Pengujian akuntansi biaya

 Konsep pengauditan akuntansi biaya persediaan yaitu memahami pengendalian internal dalam sistem
akuntansi biaya, menilai risiko pengendalian direncanakan, menentukan luasnya pengujian pengendalian
dan merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi untuk memenuhi
tujuan audit transaksi

 Auditor biasanya fokus pada 4 aspek akuntansi biaya ini:

a. Pengendalian fisik atas persediaan : untuk melakukan pengujian atas pengendalian fisik, auditor
biasanya dibatas pada observasi area gudang dan meminta keterangan kepada penanggungjawab
gudang tentang tugas mereka terkait dengan pengawasan atas persediaan yang mereka awasi.

b. Dokumentasi dan catatan untuk perpindahan persediaan : fokus auditor adalah untuk memeriksa
apakah perpindahan persediaan dari satu lokasi ke lokasi lainnya yang dicatat memang ada, semua
perpindahan sudah dicatat, kuantitas, deskripsi dan tanggal dari semua catatan sudah akurat,

c. File induk persediaan perpetual : keandalan file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan
waktu dan luas pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan perpetual akurat,
maka auditor dapat menguji penghitungan fisik persediaan sebelum tanggal neraca ( dapat menghemat
biaya dan audit bisa diselesaikan lebih cepat) dan dapat mengurangi pengujian fisik persediaan jika klien
memiliki catatan persediaan perpetual yang bisa diandalkan. Auditor menguji file induk persediaan
perpetual dengan memeriksa dokumentasi yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah
persediaan dalam file induk.
d. Catatan biaya per unit : agar data biaya akurat, klien harus mengintegrasikan catatan akuntansi biaya
dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya. Auditor harus merancang pengujian yang sesuai dengan
pemahamannya terhadapt catatan akuntansi biaya dan sejauh mana bisa dipercaya untuk mengurangi
pengujian substantif

PROSEDUR ANALITIS

Tabel dibawah ini menerangkan beberapa prosedur analitis yang sering digunakan serta kemungkinan
salah saji.

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Membandingkan persentase laba kotor dengan Lebih saji atau kurang saji persediaan dan harga
tahun lalu pokok penjualan
Membandingkan harga pokok per unit dengan Lebih saji atau kurang saji harga pokok per unit
tahun lalu yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan
Membandingkan biaya produksi tahun ini dengan Salah saji biaya per unit persediaan, terutama
tahun lalu (biaya variabel harus disesuaikan biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik
dengan perubahan volume) yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan

Selain melakukan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan dengan akun-akun
laporan keuangan lainnya, auditor sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai
kewajaran saldo persediaan. Contohnya auditor membutuhkan pengetahuan tentang kapasitas fasilitas
gudang untuk menentukan apakah persediaan dicatat konsisten dengan ketersediaan fasilitas gudang.

Anda mungkin juga menyukai