Anda di halaman 1dari 163

BAB I

ANATOMI SISTEM ANATOMI FISIOLOGI

Ilmu Anatomi Dasar


Anatomi tubuh manusia adalah serangkai penegtahuan tentang susunan dari bagian
bagian beserta perlengkapan tubuh yagn membentuk suatu sistem fungsional dalam keadaan
normal. Pengetahuan setiap hal yang normal merupakan prasarat penting untuk mempelajari
ha yang abnormal (patologis) dalammembahasa setiap perubahan struktur tubuh.
Dalam bidang kesehatan (kedokteran, keperawatan, dan kebidanan) digunakan bahasa
kesatuan untuk menyatakan penyakit dan nama dari alat alat tubuh dalam bahasa latin.
(Syaifudin, 2013, Hal 2)
Kata Benda Untuk Menyatakan Bangunan Yang Menonjol
Prosesus Taju (penonjolan tulang) yang agak tajam
Tuberositas Penonjolan tulang berbentuk bulat besar
Tuberkulum Penonjolan tulang berbentuk bulat kecil
Krista Penonjolan berbentuk garis lebar (tepi tulang) terdapat
diantara dua buah tulang
Pekton Pinggir atau balung
Kondilus Buku tulang (tonjolan bulat di ujung tulang) merupakan
bagian dari sendi
Epikondilus Benjolan buku tulang yang bukan merupakan persendian
Linea Penonjolan tulang berbentuk garis rata
(Syaifudin, 2013, Hal 2)

Kata benda yang menyatakan bangun lengkung


Fossa Lekuk tulang yang luas pada permukaan tulang
Fossula Lekuk tulang yang kecil pada permukaan tulang
Fovea Lekuk tulang yang agak rata
Foveola Lekuk kecil yang agak rata pada tulang
Sulkus Alur/celah yang memanjang pada tulang
Insisura Takik berbentuk huruf V
(Syaifudin, 2013, Hal 2)

1
Kata Benda Menyatakan Lubang, Saluran, Atau Ruangan
Foramen Lubang bulat tempat pembuluh darah dan saraf
Fissura Celah atau retak
Apertura Pintu atau bolongan
Kanalis Lubang berbentuk saluran
Duktus Lubang atau buluh
Meatus Liang atau pintu saluran
Kavum Rongga atau ruangan
Sellula Ruang kecil
(Syaifudin, 2013, Hal 3)

Kata Sifat Yang Menyatakan Arah


Medialis Lebih dekat pada garis tengah
Lateralis Lebih jauh dari garis tengah
Vantralis/anterior Lebih ke depan atau bagian depan
Dorsalis/posterior Lebih ke belakang atau bagian belakang
Kranialis Lebih dekat atau berhubungan dengan kepala
Kaudalis Lebih dekat atau berhubungan dengan ekor
(Syaifudin, 2013, Hal 3)
Kata Sifat Yang Menyatakan Bidang
Median Bidang tengah, bidang yang membagi tubuh menjadi
duabagian yang hampir sama
Sagital Bidang yang sejajar dengan median
Frontal/koronal Bidang yang tegak lurus pada bidang sagital dan sejajar
dengan permukaan perut/permukaan dahi
Transfersal Bidang melintang agak lurus pada arah panjang badan
(Syaifudin, 2013, Hal 3)

2
Kata Sifat Untuk Menyatakan Arah
Longitudinal Membujur/kearah ukuran panjang
Transversal Melintang
Distal Lebih dekat dengan ujung anggota
Kranial Ke arah kepala
Kaudal Ke arah ekor
Superior Atas/kearah atas tubuh yang berdiri
Inferior Bawah/kearah bawah tubuh yang berdiri
Medial Tengah/Kearah tengah menuju bidang median
Lateral Samping/kearah samping/menjauhi tengah
Perifer Menuju permukaan tubuh
Anterior Depan/kearah depan
Posterior Belakang/kearah belakang
Ventral Kearah depan/abdomen
Dorsal Kerah belakang
Voralis Ke arah telapak tangan
Ulnaris Sebelah arah tulang hasta
Radialis Sebelah arah tulang pengumpil
Plantar Ke arah telapak kaki
(Syaifudin, 2013, Hal 3)

Menurut Daerah Dalam Tubuh


Hipokondrial Daerah samping atas perut sebelah kanan (kandung empedu,
dekstra hati sebelah kanan, ginjal kanan, kelenjar adrenal, dan
sebagian duodenum)
Epigastrik Daerah ulu hati, bagian tengah atas perut (sebagian hati,
lambung, pankreas, dan duodenum)
Hipokondrial Daerah samping atas perut sebelah kiri (limpa, sebagian
sinistra hati, pankreas, sebagian atas ginjal kiri, dan kelenjar adrenal,
Lumbal dekstra Pinggang kanan (kolon asendens, ginjal kanan bagian
bawah, sebagian duodenum, dan ilium)
Umbilikus Pusar

3
Lumbal sinistra Pinggang kiri (kolon desendns, bagian bawah ginjal,
sebagian duodenum dan ileum)
Ileum dekstra Bagian bawah perut (kandung kemih, ileum, uterus,
sigmoid)
Hipogastrika Inguinal sinistra daerah tulang usus kiri (kolon signoid)
Ileum sinistra Uretra kiri, dan ovarium kiri)
(Syaifudin, 2013, Hal 4)

Arah Pergerakan
Fleksio Melipat atau membengkokkan
Ekstensio Meluruskan kembali
Abduksio Menjauhkan dari tubuh
Adduksio Mendekat/menuju tubuh
Rotasio Gerakan paksi atau memutar
Sirkumdaksio Gerakan sirkuler yaitu gerakan kombinasi fleksi, ekstensi,
abduksi, dan adduksi
Inversi Gerakan kaki menghadap kearah medial (ke dalam)
Eversi Gerakan kaki menghadap lateral (keluar)

Istilah Penting Lainnya


Obligus Miring
Dekstra Bagian kanan
Sinistra Bagian kiri
Magna Besar
Minima Kecil
Breve Pendek
Longus Panjang
Eksternus Bagian luar
Internus Bagian dalam
Suferfisial Sebelah luar
Profunda Sebelah dalam
Kaput Kepala

4
Kauda Ekor
Ekstremitas Anggota gerak
Trunkus Batang badan
Kolum Leher
Korpus Badan
Thoraks Rongga dada
Abdomen Rongga perut
Pelvis Rongga panggul
Brakhium Lengan atas
Ante brakhi Lengan bawah
Manus Tangan
Volarmanus Telapak tangan
Pedis Kaki
Planta pedis Telapak kai
Femoris Tungkai atas
Kruris Tangkai bawah
Falangus Jari-jari/ruas jari
Rekta Lurus
(Syaifudin, 2013, Hal 4)

Struktur Anatomi Makroskopi


Struktur yang relatif besar dapat diketahui tanpa alat dan bantu mata, berbagai
pendekatan dalam mempelajari makroskopis :
1. Anatomi permukaan : Mempelajari bentuk umum bagian bagian yang dangkal
2. Anatomi permukaan : Berfokus pada organisasi anatomi pada area tubuh spesifik
seperti kepala,leher, dan ruas tulang belakang dan digunakan
untuk mempelajari struktur sistem organ
3. Anatomi sistemik : Mempelajari struktur sistem organ yang berfungsi bersama
dalam mengorganasasikan suatu kegiatan tubuh untuk
menjelaskan hubungan fungsi antara komponen yang
mempunyai ii sistemorgan

5
4. Anatomi perkembangan : Perubahan dalam bentuk organ selama periode tertentu antara
konsepsi maturitas fisik yang merupakan rentang ukuran
secara garis besar
5. Anatomi medika : Tampilan anatomi yang berubah selama sakit
6. Anatomi bedah : Pemetaan secara anatomi dalam pembedahan

Pembagian anatomi makro dari atas kebawah meliputi kepala, leher, dan anggota
gerak. (Syaifudin, 2013, Hal 7)
Kepala
Bila sebuah garis ditarik dari pretobensia oksipitalis (garis dari bagian yang menonjol
kepala belakang). Eksterna ke depan mulai dari pihak tengkorak ke titik tengah garis hidung,
menunjukkan fisura longidunalis memisahkan belahan otak kiri dan otak kanan

Leher
Leher terbagi dari bagian utama yang berbentuk segitiga yaitu anterior dan posterior.
Segitiga posterior adalah leher sebelah depan dibatasi oleh otot sternoklaidoniastoid dan
dibelakang oleh oto trapezius. Segitiga anteriar di sebut juga segitiga karotis karena terdapat
artei karotis komunis dengan cabangnya ytiu karotis interna dan eksterna serta vene jungularis
interna dan saraf

Tubuh
Tubuh atau badan terdiri dari rongga dada, rongga abdomen, dan rongga pelvis.
Abdomen dibagi menjadi empat bidang (dua bidang vertikal dan dua bidang horizontal)
sehingga menjadi sembilan daerah, dengan demikian organ di dalamnya dapat dijelaskan
letaknya. Rongga dalam tubuh terdiri dari rongga dorsal dan rongga ventral. Rongga dorsal
yaitu ronnga yang terdapat dibagian belakang dari ruas tulang belakang. Rongga ventral yaitu
rongga yang terletak di bagian depan ruas tulang belakang. Rongga abdomen (rongga perut)
yang didalamnya terdapat organ yang diantara hati, lambung, limpa, pangkreas, usus halus,
ginjal dan ureter. Rongga pelvis (rongga panggul) sebagian alat-alat reproduksi sigmoid,
rektum, dan anus.
Disamping rongga-rongga tersebut terdapat rongga-rongga kecil dalam tubuh antara lain
rongga mata )kavum orbita), rongga hidung (kavum nasi), rongga mulut (kavum oris), dan
rongga telinga (kavum timfani). (Syaifudin, 2013, Hal 7)
6
Dari belakang, spina vetebra (tiga tulang belakang) dapat di raba. Pada taju vetebra
servikalis atau taju tulang belakang bagian leher ke tujuh, teraba tulang belikat (skapula) yang
jelas terlihat terutama pada orang kurus. Letak skapula setinggi tulang punggun kedua sampai
ketujuh.
Kedudukan spina iliaka superior atau postoner diketahui dengn adanya lekukan
panjang kista iliaka, dapat diraba titik tertinggi terletak pada vetebra lumbalis ke empat.
Sumsum tulang belakang berakhir setinggi vetebra lumbalis pertama. Pada anak berakhir
setinggi vetebra lumbalis kedua. (Syaifudin, 2013, Hal 10)

Anggota Gerak
Pembngkakan kelenjar limfe dapat diraba sewaktu terjadi peradangan pada anggota
gerak yaitu dibawah ketiak. Pada anggota gerak atas terdapat fosa antekobiti atau lekuk
dengan siku. Bagian dalam dari siku teraba pembuluh darah (vena basilaka dan vena sefalika)
tempat memberi infus dan suntikan intravena. Pada benjolan tulang yang sejajar dengan ibu
jari dapat diraba arteri radialis tempat meraba denyut nadi.
Pembengkakan kelenjar limfe pada lipat paha akan teraba bila terjadi peradangan
anggota gerak. Padapatelia (tempurung lutut) dilakukan pemeriksaan perkusi (periksa ketok)
untuk menemukan gerak refleks pada anggota gerak bawah terdapat maleolus lateralis (mata
kaki luar) dan maleolus medialis (mata kaki dalam). (Syaifudin, 2013, Hal 10)
7
Struktur Anatomi Mikroskopi

Struktur yang tidak dapat terlihat tanpa bantuan alat, dengan batasan melihat struktur
sel (mikroskopis cahaya), melihat tingkat molekul tingkat sikologi (mempelajari struktur sel),
dan histologi (mempelajari jaringan) dengan mikroskopi elektron).
Sel tersusun atas dasar subsntansi kimia dengan berbagai konsumsi. Atom merupakan
kegiatan paling kecil dalam penyusunan hidup yang merupakan ion-ion yang bermuatan
positif yang disebut proton, dan yang bermuatan disebut netron, dan elektron mengitari
proton. Contohnya atom (hidrogen, nitrogen, oksigen, dan magnesium). Atom dapat
bergabung satu sama lain membentuk senyawa air (H2O), yang terdiri dari atom hidrogen dan
oksigen.
Jaringan adalah sekumpulan sel dengan struktur yang sama dan serupa bentuk, besar,
dan pekerjaannya yang terikat menjadi satu melaksanakan fungsi yang sama. Organ adalah
kumpulan bermacam-macam jaringan yang menjadi satu, secara bersama-sama menjalankan
fungsi tertentu. (Syaifudin, 2013, Hal 11)

8
Sel tubuh manusia
Dasar satuan hidup tubuh manusia adalah sel. Tiap-tiap sel yang tidak sama
digabungkan oleh struktur penyongkong intersal. Tiap-tiap jesnis sel secara khusus
beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu,misalnya sel darah merah berjumlah 25 triliun
mentranspor oksigen dari pru jaringan. Terdapat 50 triliun sel yang lain dan jumlah semua sel
darah dalam tubuh lebih kurang 75 triliun.
Sel mengandung struktur fsik yang sangat terorganisasi yang dinamakan organel.
Organel penting dalam fungsi sel sebagai unsur kimia, misalnya salah satu organel
mitokondria lebih 95% energi yang disediakan. Organel sel yang penting adalah membran sel,
membran inti, retikuloendoplasma, mitokondria dan lisosom. (Syaifudin, 2013, Hal 13)

Struktur Sel
Sel mengandung struktur fisik yang sangat terorganisasi yang dinamakan organel.
Struktur penting dalan fungsi sel sebagai unsur-unsur kimia. Organel sel yang penting adalah
membran sel, plasma sel, inti sel (nuklus), inti dari inti sel (nukleolus), dan kromatin. Didalam
sel terdapat tiga komponen utama yaitu membran sel, plasma sel (sitoplasma) dan
micokondria.

Memberan sel
Memberan sel merupakan struktur elastis yang sangat tipis yaitu 7.5-10 mm
(nanometer). Hampir seluruhnya terdiri dari keping-keping halus yang merupakan gabungan
protein dan lemak, merupakan tempat lewatnya berbagai zat yang keluar dan masuk sel.
Membran ini bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima segala bentuk rangsanan.

Plasma
Plasma (sitoplasma) berupa cairan koloid encer yang mengisi ruang diantara nukleus
dan memberan sel tensi (80-90% air dan mengadnung berbagai zat yang terlarut didalamnya.
Sitoplasma berfungsi sebagai tempat kegiatan metabolisme sel oleh organel-orgenl sitoplasma
yang peran utamanya sebagai produksi panas. Adanya ion-ion seperti kalium, magneum,
fosfat, bikarbonat sangat menentukan kegiatan rekasi ketalisator enzimatik untuk
metabolisme.

9
Inti Sel
Inti Sel (nukleus) sebagai pusat pengeluaran sel fungsinya mengawasi sel kimia yang
terjadi dalam sel dan reproduksi sel. Tiap-tiap inti sel menerima satu dari dua pasang gen.
Selaput inti sel sama strukturnya dengan memberan sel. Yaitu mengatur keluar masuknya zat.
Fungsi inti sel mengatur pembelahan sel (pada sel yang sedang membelah diri) dan
memproduksi ribison bersama asam nukleat yang disebut (ARN) ribison.

Nuklues
Nuklues adalah suatu struktur protein sederhana yang mengandung ARN (Asam
ribonukleat) dalam julah yang besar. Nukleut akan membesar bila sel secara aktif mengintesis
protein. Gen-gen sari suatu pasangan kromosm mengintesis ribonukleut kemudian
menyimpannya dalam nukleut dimulai dengan fibril ARN membentuk ribison granular. ARN
memegang peranan penting untuk pembentukan protein.

Kromatin
Kromatin adalah jalinan benang-benang halus dalamplasma inti. Benang ini berpilin
longgar diselaputi oleh protein. Sel mengalami pembelahan, kromotin memendek dan
membesar yang disebut kromosom. Kromosom terdiri dari serat-serat (fibril) halus yang
dibentuk oleh dua macam molekul (ADN dan Histon)

Fisiologi Sel
Semua sel memliki karakteristik dasar tertentu yang mirip satu sama lain. Dalam
seluruh sel, oksigen bergabung dengan hasil pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein untuk
melepaskan energi yang dibutuhkab sebagai fungsi sel. Semua sel juga membawa hasil akhir
dari reaksi kimianya kedalam cairan yang mengelilinginya. (Syaifudin, 2013, Hal 11)

10
Bila sel dalam keadaan hidup, tubuh sel harus mendapatkan zat gizi dan eat lainnya
dari cairan disekitarnya. (Syaifudin, 2013, Hal 18)

Pergerakan Sel
Pergerakan sel yang paling penting adalah pergerakan khsusu pada sel-sel otot lurik,
otot jantung dan otot polos. Pergerakan amubid adalah pergerakan seluruh sel dalam
hubungannaya dengan sekitarnya. Gerakan silia (bulu-bulu getar) adalah pembengkakan silia
yang jumlahnya sangat banyak pada permukaan membran sel dalam saluran pernafasan dan
tuba falopi (Saluran reproduksi). (Syaifudin, 2013, Hal 21)

Pembelahan Sel
Pembelahan sel (Reproduksi sel) berhubungan dengan keperluan pertumbuhan dan
pergantian didalamm jaringan. Pembelahan sel, baik pembelahan sitoplasma maupun
pembelahan inti sel, baik pembelahan sitoplasma maupun pembelahan inti sel, pada umumnya
terjadi bersamaan dan menghasilkan sel berinti ganda. Hal ini terjadi misalnya pada sel hati.
Pada sel somatik, pembelahan inti terjadi dengan mitosis di dahului oelh replikasi DNA untuk
menjamin masing-masing sel anak mengandung DNA yang identik dengan sel induk. Ada
dua cara pembelahan sel :
11
1. Pembelahan sela secara langsing (amitosis) yaitu pembelahan sel secara langsung dengan
cara satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dst.
2. Pembelahan sel secara tidak langsung (mitosis) yaitu proses pembalahan sel somatik
menjadi dua sel anak identik dengan sel induk. Hal ini terjadi karena kandungan DNA
diiukuti oleh pembunagan bahan genetik diantara kedual sel anak secara rata melalui
tahapan (fase) sebagai berikut :
a. Profese : Benang-benang kromomatin menjadi padat sehingga kromosom mirip
bangunan batang, pendek dan gelap. Setiap kromosom terbelah secara memanjang,
pasangan sentriok berdampingan dengan inti sel mebentuk anak sentriole dan
pasangan sentriole saling menjauh untuk menempati kutub-kutub atau jung sel yang
berlawanan.
Anak inti lambat laun menghilang isinya melekat pada kromatid. Inti mulai hancur
pecah menjadi gelombang-gelombang kecil.
b. Metafase : Semua kromosm bergerak ketengah sel menyusun diri pada bidang ekuator
tegak lurus di sumbu panjagn sejajar degan tempat berlangsungnya sitokinosis.
Kromosom terlihat tersusun seperti cincin. Pada akhir metafase terjadi pembelahan
lengkap kedua kromatin, masing-masing kromosom pada sentromernya berpisah, pada
tahap ini kromatid merupakan kromosom anak dua sel lengkap
c. Anfase : Kormosom anak bergerak kearah tubuh sel yang berlawanan ke masing-
masing sel. Mekanisme gerakan kromotoid berkenaan dengan gerakan mikrotobul
kromosom kearah kutub yang ikut menarik kromotid dan pergeseran rangkain
mirkotobul yang menambah jarak antara kedua kutub.

12
Gerakan pergeseran kedua perangkat tersebut disebabkan molekul yang menggunakan
energi hidrolisis ATP diikuti oleh terlepasnya rangkain mikrotobul.
d. Telofase : Kromosom mulai memanjang dan terurai, bagian yang terurai berupa
kromotin. Masing-masing initampak dalam gabungan kromosom dan selubung inti
dibentuk kembali. Peristiwa ini berlanjut sampai masing-masing inti terlihat sebagai
inti interface. Pada tahap ini terdapat jembatan protoplasma yang tipis antara kedua
anak sel. Akhirnya jembatan ini terputus sehingga terbentuk dua anak sel yang
terpisah.

3. Pembelahan sel Miosis


Jumlah kromosom semua sel adalah diploid 46 (23 pasang homolog). Tetapi sel
kelamin atau ganut mempunyai jumlah haploid (Satu sel kromosom yang terkandung
dalam gamet berjumlah 23 yang herus mengandung dalam gamet berjumlah 23) yang
hanya mengandung satu belahan dari masing-masing pasangan kromosom. (Syaifudin,
2013, Hal 21)

13
BAB II
ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER

A. Anatomi sistem kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah terdiri atas jantung, komponen
darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen
dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
Sistem Kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas
suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah
tersebut lebih banyak diarahkan pada organ-organ vital seperti ajntung dan otak yang
berfungsi memelihara dan mempertahankan system sirkulasi itu sendiri.
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang disebut Angioblast.Angioblast ini
timbul dari mesoderm (splanknikus & chorionic), merengkim (yolk sac dan tali pusat).
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai
berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial ndan IEC dan atap katup
kuning telur sekunder (kardiogenik area).Tabung jantung pasangakan membujur endotel
berlapis saluran.Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung promodial. Jantung
Tubular bergabung dalam pembuluh darah di daalam embrio yang menghubungkan
tangkai, karian, dan yolk sac membentuk system kardiovaskuler purba. Pada janin , proses
peredaran darah melalui plasenta. (Anakardian,2017,hal 43)

14
1. Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior: C-II) berada dibawah dan basis (anterior-inferior: ICS-V) berada
di atas. Pada basis jantung teredapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah. Jantung sebagian pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada
(cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada
mediastinum.Untuk mengetahui denyut jantung, kita dapat memeriksa di bawah
papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar 250-350 gram.
Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
a. Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta
III-I.
b. Samping berhubungan dengan paru dan fascies mediastinalis.
c. Atas setinggi torakal IV dan servikal III berhubungan dengan aorta pulmonalis,
bronkus sinistra.
d. Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta descendens vena
azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e. Bagian bawah berhubungan dengan diagframa.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong
jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma
menyokong dari bawah, pembulu darah yang keluar masuk dari jantung sehingga
jantung tidak mudah berpindah. Faktor yang memengaruhi kedudukan jantung adalah:
a. Umur: pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun
kebawah.
b. Bentuk rongga dada: perubahan bentuk toraks yang menetap (TBC) menahun
batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat.
c. Letak diafragma: jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian
bawah jantung ke atas.
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal dipengaruhi oleh posisi tubuh.
 Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:
a. Luar/ perticaldium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastium minus dan di
belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dua lapisan
15
partikel dan viseral. Di antara dua lapisan jantung ini terdapat cairan
parietal dan visceral sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan
pericardium tidak menganggu jantung.
b. Tengah / miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima dari dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
1. Otot artria: sangat tipis dan kurang teratur; disusun oleh dua
lapisan, Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria
2. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
3. Otot antrioventrekuler: Dinding pemisah anatara serambi dan bilik
(atrium dan ventrikel)
c. Dalam / endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membran yang
mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir
endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
 Bagian-bagian dari jantung:
a. Basis kordasi : bagian jantung bagian atas yang berhubungan dengan
pembuluh darah besar dan dibentuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh
atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk pucuk kerucut tumpul.
 Permukaan jantung (fascies kordis), yaitu:
a. Faskcies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan
dengan dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra
dan sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat berbatas dengan mediastrinum posterior, dibentuk oleh dinding
atrium sinistra, sebagian atrium sinistra dan sebagian kecil dinding vetrikel
sinistra.
c. Fascies diafragmatika: permukaan bawah jantung yang bebatas dengan
stentrum trindinium diafragma dibentik oleh dinding ventrikel sinistra dan
sebagian kecil ventrikel dekstra.
16
 Tepi jantung (margo kordis) yaitu:
a. Margo dekstra : bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena
kava superior sampai ke apeks kordis.
b. Margo sinistra : bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah
muara vena pulmonalis sinistra infenior sampai ke apeks kordis.
 Alur permukaan jantung :
a. Sulkus atrioventrikularis: menggelingi batas bawah basis kordis.
b. Sulkus longitudinaks: dari cela arteri pulmonalis dengan aurikula sinistra
berjalan kebawakh menuju apeks kordis.
c. Sulkus longitudinaks posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara
vena cava inferior meniju apeks kords.

2. Ruang-ruang Jantung

1. Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu:


a. Atrium dekstra: terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
1) Muara atrium kanan terdiri dari:
a) Vena cava superior
b) Vana cava inferior

17
c) Sinis kononarius
d) Osteum atrioventrikeler dekstra

2) Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis.


b. Ventrikel dekstra: berhubugan dengan atrium sinistra melaului osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aoreta melalui osteum oarta terdiri dari:
1) Valvula triskuspidal
2) Valvula pulmonalis
c. Atrium sinistra : terdiri dari rongga utama dan aurikula
d. Vertikel sinistra
1) Valvula mitralis
2) Vavula semilunaris aorta. (Anakardian,2017,hal 48)

3. Peredaran Darah Jantung


Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium
dekstra yang datang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari
ventrikel dekstra masuk ke paru-paru (pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri
pulmonalisterdapat katup valvula seminalunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis
membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinistra. Aotra (pembuluh darah
terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup
valvula seminularis aotra.
 Peredaran darah jantung terdiri dari:
a. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan ke depan
anatara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabang ke atrium
dekstra dan ventrikel kanan.
b. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra.
 Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus
atriovenmkularis merupakan lanjutan dari vena.
Fungsi umum otot jantung yaitu:
a. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
18
b. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang
otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
c. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
d. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot. (Anakardian,2017,hal 49)

4. Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Saluran
darah merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pemompa darah. Fungsi pembuluh
darah adalah mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan
mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali ke jantung. Fungsi ini disebut
sirkulasi darah. Selain itu, darah juga mengangkut gas-gas, zat makanan, sisa
metabolisme, hormone, antibodi, dan keseimbangan elektrolit.
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena.Arteri berhubungan langsung dengan vena
pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.Arteri dan
vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena.Dinding
arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari
endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan
paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis.Cabang terkecil
dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat
kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
Perbedaan struktur masing-masing peembuluh darah tersebut.berhubungan dengan
perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah terbagi
menjadi:
a. Pembuluh darah arteri
1. Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik
2. Merupakan pembuluh yang liat dan elastis
3. Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembUIUh balik
4. Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung
5. Terdiri atas:
a) Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh
b) Arterial yaitu percabangan arteri
c) Kapiler:
 Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
19
 Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah
membran basal
6. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu:
a) Lapisan bagian dalam yang terdiri atas endothelium
b) Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan serat elastis
c) Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat serat elastis
b. Pembuluh balik (vena)
1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan
menjaga agar darah tak berbalik arah.
5. Terdiri dari:
a) Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh
menuju serambi kanan jantung.
b) Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke
serambi kanan jantung.
c) Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke
serambi kiri jantung. (Anakardian,2017,hal 51)

5. Pembuluh Limfe
Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir
dari ruang interstisial ke dalam darah.Pembuluh limfe dapat mengangkut protein dan zat
berpartikel besar, ke luar ruang jaringan yang tidak dikeluarkan dengan absorpsi secara
langsung ke dalam kapiler darah.Sistem limfe berhubungan erat dengan sirkulasi
darah.mengandung cairan yang bergerak, berasal dari darah, dan mempunyai jaringan
pembuluh limfe.
Sistem limfe juga merupakan salah satu jalan utama untuk absorpsi bahan gizi dari
traktus gastrointestinal yang bertanggung jawab untuk absorpsi lemak dan merupakan
salah satu mekansime pertahanan tubuh terhadap infeksi.Pembuluh limfe merupakan
pembuluh yang lebih besar dibentuk oleh bersatunya kapilar limfatik.Pembuluh limfatik
transparan mempunyai banyak katup sehingga terlihat seperti manik-manik.Pembuluh

20
limfe superfisial mengaliri kulit, pembuluh limfe yang lebih dalam mengaliri struktur
tubuh yang lebih dalam, melewati dan memasuki nodus limfe membawa sel limfosit.
Aliran limfe sangat dipengaruhi oleh aktivitas otot yang dapat mempercepat dan
mengatur alirannya. Aliran akan bertambah akibat pengaruh peristaltic, pergerakan
pernapasan, aktivitas jantung, masase, pergerakan pasif, dan pulsasi arteri di
sekelilingnya. Dinding pembuluh limfe demikian permeabelnya sehingga pertikel yang
sangat besar ukuran molekulnya di dalam jairngan dapat dilalui.
Pembuluh limfe yang kecil-kecil menyatu menjadi besar, banyak mempunyai katup
sehingga aliran cairan limfe menuju ke satu arah yaitu vena subklavia.Setiap kali
pembuluh limfe menggembung karena terisi penuh oleh cairan dari jaringan, pembuluh
limfe ini berkontraksi sehingga cairan limfe terdorong melewati katup yang
terbuka.Peristiwa ini terjadi sekitar 10 detik sekali, secara dinamik cairan interstisial
terus menerus bergerak datang dan kembali ke pembuluh darah. (Anakardian,2017,hal
52)

B. Fisiologi Sistem Kardiovaskuler


1. Hemodinamika Jantung
Perubahan tekanan osmotic dan hidrostatik dapat memengaruhi tekanan darah.
Pengaruh langsung peningkatan volume darah oleh suatu tindakan pemberian cairan
intravena, pada peristiwa perdarahan, mampu mempertahankan tekanan darah dalam
batas normal.Dalam mengatur tekanan darah, sistem hemodinamik diperankan oleh
adanya perubahan tekanan osmotic dan tekanan hidrostatik baik intravaskuler maupun
ekstravaskuler. Peran utama oleh kadar natrium yang secara langsung memengaruhi
nilai osmotic cairan, sehingga memengaruhi proses sekresi aldosterone dan hormon
antidiuretic. Selanjutnya kedua hormone ini akan memengaruhi volume darah dan
tekanan darah.
2. Elektrofisiologi lantung
Aktivitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas
membran sel yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membran tersebut.
Dengan masuknya ion-ion maka muatan listrik sepanjang membrane ini mengalami
perubahan yang relatif. Terdapat tiga macam ion yang mempunyai fungsi panting
dalam elektrofisiologis sel yaitu kalium (K), natrium (Na), dan kalsium (Ca).Kalium

21
lebih banyak terdapat di dalam sel, sedangkan kalsium dan kalium lebih banyak
terdapat diluar sel.
Dalam keadaan istirahat sel-sel otot jantung mempunyai muatan positif di
bagian luar sel dan muatan negatif di bagian dalam sel. Ini dapat dibuktikan dengan
galvanometer.Perbedaan muatan bagian luar dan bagian dalam sel disebut resting
membrane potensial. Bila sel dirangsang akan terjadi perubahan muatan dalam sel
menjadi positif, sedangkan di luar sel menjadi negatif. Proses terjadinya perubahan
muatan akibat rangsangan dinamakan depolarisasi. Setelah rangsangan sel berusaha
kembali pada keadaan muatan semula proses ini dinamakan repolariasi. Seluruh
proses tersebut dinamakan aksi potensial.
Aksi potensial terjadi disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanik, dan termis.
Aksi potensial dibagi dalam 5 fase, yaitu:
a. Fase istirahat
Bagian luar sel jantung bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan
negative (polarisasi). Membran sel lebih permeable terhadap kalium daripada
natrium sehingga sebagian kecilkaliummerembes keluarsel.Denganhilangnya
kalium maka bagian dalam sel menjadi relative negatif.
b. Fase depolarisasi (cepat)
Disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas membrane terhadap natrium,
sehingga natrium menglir dari luar ke dalam.Akibatnya, muatan di dalam sel
menjadi positif sedangkan diluar sel menjadi negative.
c. Fase polarisasi parsial
Segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat masuknya
kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positif di dalam sel menjadi berkurang.
d. Fase plato (keadaan stabil)
Fase depolarisasi diikuti keadaan stabil yang agak lama sesuai dengan masa
refraktor absolut dari miokard. Selama fase ini tidak terjadi perubahan muatan
1istrik.Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan yang ke
luanAliran kalsium dan natrium ke dalam sel perlahan-lahan diimbangi dengan
keluarnyakalium dari dalam sel.
e. Fase repolarisasi (cepat)
Pada fase ini muatan kalsium dan natrium secara berangsurangsur tidak
mengalir lagi dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat sehingga
22
kalium keluar dari sel dengan cepat. Akibatnya muatan positif dalam se menjadi
sangat berkurang sehingga pada akhir muatan di dalam sel menjadi relative
negative dan muatan di luar sel relative positif. (Anakardian,2017,hal 54)

C. Mekanisme Jantung Sebagai Pompa


Pada tiap siklus jantung terjadi systole dan diastole secara berurutan dan teratur
dengan adanya katup jantung yang terbuka dan tertutup. Pada saat itu jantung dapat
bekerja sebagai suatu pompa sehingga darah dapat beredar ke seluruh tubuh.Selama satu
siklus kerja jantung terjadi perubahan tekanan di dalam rongga jantung sehingga terdapat
perbedaan tekanan. Perbedaan ini menyebabkan darah mengalir dari rongga yang
tekanannya lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
a. Fungsi atrium sebagai pompa
Dalam keadaan normal darah mengalir terus dari venavena besar ke dalam
atrium.Kira-kira 70% aliran ini langsung mengalir dari atrium ke ventrikel walaupun
atrium belum berkontraksi. Kontraksi atrium mengadakan pengisian tambahan 30%
karena atrium berfungsi hanya sebagai pompa primer yang meningkatkan efektivitas
ventrikel sebagai pompa.Kira-kira 30% tambahan efektivitas, jantung terus dapat
bekerja dengan sangat memuaskan dalam keadaan istirahat normal.
b. Fungsi ventrikel sebagai pompa
Selama systole ventrikel, sejumlah darah tertimbun dalam atrium karena katup
atrium ke ventrikel tertutup. Tepat setelah sistolik berakhir tekanan ventrikel turun
kembali sampai ke tekanan diastolic yang rendah. Tekanan pada atrium yang tinggi
dengan segera mendorong katup antara atrium dan ventrikel membuka dan
memungkinkan darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel.lni dinamakan
periode pengisian cepat ventrikel. Periode pengisian berlangsung kira-kira 1/3 pertama
diastolic.Selama 1/3 tengah diastolic darah sedikit mengalir ke ventrikel. Darah yang
terus masuk ke dalam atrium dari vena-vena dan berjalan melalui atrium langsung ke
ventrikel.
 Pengosongan ventrikel selama systole:
Bila kontraksi ventrikel mulai, tekanan ventrikel meningkat dengan cepat,
menyebabkan katub atrium dan ventrikel menutup. Diperlukan penambahan 0,02-
0,03 detik bagi ventrikel untuk meningkatkan tekanan yang cukup untuk
mendorong katup-katup semilunaris aorta dan semilunaris arteri pulmonalis,
23
membuka melawan tekanan dalam aorta dan arteri pulmonalis. Selama periode ini
terjadi kontraksi pada ventrikel tetapi tidak terjadi pengosongan. Periode ini
dinamakan periode kontraksi sistemik.
 Periode ejeksi:
Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80mmHg, tekanan
ventrikel dekstra sedikit di atas 8 mmHg, tekanan ventrikel sekarang mendorong
membuka katup semilunaris segera darah mulai dikeluarkan dari ventrikel.Sekitar
60% terjadi pengosongan selama 1/4%; pertama systole, dan 40% sisanya
dikeluarkan selaa 2/4 berikutnya, 3/4 bagian systole ini dinamakan periode ejeksi.

 Diastole:
Selama 1/4 terakhir diastole ventrikel hampir tidak ada aliran darah dari
vetrikel masuk ke arteri besar walaupun otot ventrikel tetap berkontraksi.
 Relaksasi isometrik (isovolemik):
Pada akhir systole relaksasi ventrikel mulai dengan tiba-tiba, mungkin tekanan
dalam ventrikel turun dengan cepat. Peningkatan tekanan dalam arteri besar tiba-
tiba mendorong darah kembali kea rah ventrikel, menimbulkan bunyi penutupan
katup aorta dan pulmonal dengan keras selama 0.03-0.06 detik. Selanjutnya otot
ventrikel relaksasi dan tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat kembali ke
tekanan diastole yang sangat rendah. Katup atrium dan ventrikel membuka
mengawali siklus pompa ventrikel yang baru.
Selama diastole, pengisian ventrikel dalam keadaan normal meningkatkan
volume setiap ventrikel sekitar 120-130 ml. Volume ini dinamakan volume akhir
diastolic. Pada waktu ventrikel kosong selama systole, volume berkurang kira-kira
70 ml, dinamakan isi sekuncup.Volume yang tersisa dalam tiap-tiap ventrikel
sekitar 50-60 ml dinamakan volume akhir sistolik.
Katup trikuspidalis dan katup bikuspidalis mencegah pengaliran balik darah
dari ventrikel ke atrium selama systole. Katup semilunaris aorta dan katup
semilunaris arteri pulmonalis mencegah aliran balik dari aorta dan arteri
pulmonalis ke dalam ventrikel selama periode diastole. Semua katup ini membuka
dan menutup secara pasif yaitu akan menutup bila selisih tekanan yang membalik
mendorong darah kembali dan membuka bila selisih tekanan ke depan mendorong
darah ke arah depan.
24
Seseorang yang sedang istirahat jantungnya memompakan darah 4-6
liter/menit, Dalam keadaan kerja berat mungkin diperlukan pemompaan darah
sebanyak 5 kali dari jumlah tersebut.
Katup trikuspidalis dan katup bikuspidalis mencegah pengaliran balik darah dari
ventrikel ke atrium selama systole. Katup semilunaris aorta dan katup semilunaris
arteri pulmonalis mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis ke dalam
ventrikel selama periode diastole. Semua katup ini membuka dan menutup secara
pasif yaitu akan menutup bila selisih tekanan yang membalik mendorong darah
kembali dan membuka bila selisih tekanan ke depan mendorong darah ke arah
depan.
Seseorang yang sedang istirahat jantungnya memompakan darah 4-6
liter/menit. Dalam keadaan kerja berat mungkin diperlukan pemompaan darah
sebanyak 5 kali dari jumlah tersebut.

Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung :


a. Autoregulasi intrinsic: pemompaan akibat perubahan volume darah yang
mengalir ke dalam jantung. Hukum Frank dan Starling: Makin banyak jantung
terisi selama diastole makin besar jumlah darah dipompakan ke dalam aorta.
Dalam batas fisiologis, jantung memompakan semua darah yang masuk ke
dalam jantung tanpa mengakibatkan terjadinya bendungan darah yang
berlebihan dalam vena. Bila ventrikel terisi oleh tekanan atrium yang lebih
tinggi kekuatan kontaksi jantung meningkat, menyebabkan jantung
memompakan darah dalam jumlah yang lebih besar ke dalam arteri.
b. Refleks yang mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui
saraf otonom. Saraf ini memengaruhi daya pompa jantung melalui dua cara,
yaitudenganmengubahfrekuensijantungdanmengubah kekuatan kontraksi
jantung. (Anakardian,2017,hal 57)

1. Sistem Konduksi Jantung


Sistem konduksi jantung meliputi:
a. Sinoatrial node (SA node)

25
Suatu tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding
atrium kanan di ujung krista terminalis. Nodus ini merupakan pendahuluan dari
kontraksi jantung.Dari sini impuls diteruskan ke atriovenrikuler node.
b. Atrioventrikuler node (AV node)
Susunannya sama seperti sinoatrial node, berada di dalam septum atrium dekat
muara sinus koronari. Impulsimpuls diteruskan ke bundel atrioventrikuler melalui
berkas Wenkebach.
c. Bundel atrioventrikular
Mulai dari bundel AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan tepi
bawah pars membranasea septum interventrikulare. Pada bagian cincin yang
terdapat antara atrium dan ventrikel disebut analus fibrosus rangsangan terhenti 1/10
detik, selanjutnya menuju apeks kordis dan bercabang dua:
 Pars septalis dektra: Melanjut ke arah bundel AV di dalam pars muskularis
septum interventrikular menuju ke dinding depan ventrikel dektra.
 Pars septalis sinistra: Berjalan di antara pars membranase dan pars muskularis
sampai di sisi kiri septum interventrikularis menuju basis M. papilaris inferior
ventrikel sinistra. Serabut-serabut pars septialis kemudian bercabang-cabang
menjadi serabut terminal (serabut purkinje).
d. Serabut penghubung terminal (serabut purkinje): anyaman yang berada pada
endocardium menyebar pada kedua ventrikel.
Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari
susunan saraf otonom. Sistem simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan system
parasimpatis bersifat menghambar kerja jantung. Perangsangan simpatis jantung
mempunya efek mempercepat denyut jantung sehingga menyebabkan takikardia dan
daya kontraksi jantung menjadi lebih kuat terutama kontraksi miokardium ventrikel.
Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui
pengendalian persarafan.Pada keadaan istirahat pengaruh nervus vagus lebih besar
dari nervus simpatikus. Waktu kerja otot atau stress tonus simpatis meningkat dan
tonus vagus menurun. Pengaturan jantung oleh persarafan terjadi secar refleks.Untuk
terjadinya refleks diperlukan stimulus dan lengkung refleks sehingga
memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatkan atau menghambat
kerja jantung.

26
Pada refleks sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah.Bila
tekanan darah meningkat, maka kerja jantung akan dihambat oleh peningkatan tonus
para simpatikus dan penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya bila tekanan darah
rendah akan terjadi penggiatan kerja jantung melalui peningkatan tonus simpatikus
dan penurunan tonus vagus. Pengaruh oksigen dan karbon dioksida terhadap jantung
sukar dinilai dari hasil percobaan, karena zat ini secara langsung atau melalui refleks
juga memengaruhi pembuluh darah dan kerja jantung. (Anakardian,2017,hal 59)

D. Tekanan Darah dan Sistem Regulasi


Selisih antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi (pulse
pressure). Misalnya, tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg,
maka tekanan nadi sama dengan 40 mmHg. Tekanan darah umumnya tidak selalu
tetap, berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan keadaan kesehatan. Tekanan nadi
juga akan berubah selaras dengan perubahan tekanan darah seseorang. Perubahan
tekanan nadi dipengaruhi oleh faktor yang memengaruhi tekanan darah. Misalnya,
pengaruh usia dan penyakit arteriosclerosis. Pada keadaan arteriosclerosis elastisitas
pembuluh darah berkurang dan bahkan menghilang sama sekali, sehingga tekanan
nadi meningkat.
Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu
diperlukan untuk daya dorong mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan
sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap.Jantung bekerja sebagai
pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri
pada system sirkulasi tertutup. Aktivitas pompa jantung berlangsung dengan cara
mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah
dalam system sirkulasi.
Pada perekaman tekanan di dalam sistem arteri, tampak kenaikan tekanan
arteri sampai pada puncaknya sekitar 120 mmHg Tekanan ini disebut tekanan systole,
kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga tekanan di dalamnya
turun sedikit. Pada saat diastole, ventrikel tekanan aorta cenderung menurun sampai
dengan 80 mmHg. Tekanan dalam pemeriksaan disebut dengan tekanan
diastolic.Dengan adanya perubahan ini pada siklus jantung inilah yang menyebabkan
terjadinya aliran darah di dalam system sirkulasi tertutup pada tubuh manusia.
Pada pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah:
27
 Sistem saraf: terrdiri dar pusat-pusat yamg terdapat di batang otak (misalnya pusat
vasomotor), diluar susunan saraf pusat (misalnya baroreseptor) dan sistemik.
 Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik. Misalnya, renin-
angiotensin, vasopressin, epinefrin, asetilkolin, serotonin, adenosonine kalsium,
magnesium, hydrogen dan valium.
 Sistem hemodinamik, lebih bayak dipengaruhi oleh volume darah, susunan
kapiler, perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian luar dan dalam system
vasakuler.
Pusat pengendalian tekanan darah yang terdapat pada duapertiga proksimal
medulla oblongata dan sepertiga distal pons, pusat vasomotor bertanggung jawab atas
vasokontriksi pembuluh darah. Jantung selalu berdenyut otomatis karena sel-selnya
memiliki potensial istirahat yang labil. Impuls atau rangsangan selalu terjadi dan
dikirimkan melalui jalur saraf di medulla spinalis dan melalui saraf simpatik menuju
ke organ yang di peliharanya, seperti jantung dan pembuluh darah.
(Anarkadian,2017,hal 60)

28
BAB III
ANATOMI SISTEM RESPIRASI

A. Pengertian Proses Respirasi


Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
(oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2
(karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut
inspirasi dan menghebuskan nafas disebut ekspirasi.

Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari udara
masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan darah secara osmose. Seterusnya CO2 akan
dikeluarkan melalui tractus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk ke dalam tubuh
melalui kapiler-kaplier vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium
sinistra) kemudian ke aorta ke seluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari
pembakaran adalah C02 dan zat ini dikeluarkan melalui perdaran darah vena masuk ke janung,
ke bilik kanan, dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru
akhirnya dikeluarkan menebus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah
sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan
melalui traktus urogenitalis dan kulit. (Anakardian,2017,hal 62)

29
B. Anatomi Sistem Respirasi
Sistem respirasi dibentuk oleh saluran napas dan paru-paru beserta pembungkusnya
(pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung.
Rongga dada dipisahkan dengan ronga perut oleh diafragma.

1. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang
(cavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalam terdapat bulu-
bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk ke
dalam lubang hidung.
a. Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
b. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan
c. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan
karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah, yakni inferior (karang
hidup bagian bawah), medial (karang hidup bagian tengah), dan superior (karang
hidup bagian atas).
Di antara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus, yaitu ,meatus
superior (lekukan bagian atas) dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-
meatus inilah yang dilewati oleh udara pernapasan, sebelah dalam terdapat lubang
yang berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana.
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga
hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu
sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus ftrontalis pada rongga tulang dahi,
sinus sfenodialis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis pada rongga tulang
tapis.
30
Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke
konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut terutama
terdapat di bagian atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut-serabut saraf
atau reseptor dari saraf penciuman disebut nervus olfaktorius.
Di sebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit
terdapat satu lubang pembuluh yang menhubungkan rongga tekak dengan rongga
pendengearan tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang menghubungkan
telinga tengah dengan faring dan lariang. Hidung juga berhubungan dengan saluran air
mata disebut tuba lakminaris.
 Fungsi hidung, antara lain:
a. bekerja sebagai saluran udara pernapasan.
b. Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung.
c. Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa.
d. Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernapasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung).
(Anakardian,2017,hal 64)

2. Tekak (Faring)
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.
Terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut seblah
depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain ke atas
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan dengan lubang yang
bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini
bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laraing, ke
belakang lubang esofagus.
 Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
a. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut
nasofaring,
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium, disebut
orofaring.
c. Bagian bawah sekali, disebut laringo faring. (Anakardian,2017,hal 64)

31
3. Pangkal Tenggorokan
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di
depan bagian faring sampai ketinggian Vertebrata servikalis dan masuk ke dalam
trakea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorokan yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
 Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
d. Kartilago epiglotis (1 buah)
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang
dilapisi oleh sel epitelium berlapis,. Proses pembentukan suara merupakan hasil
kerjasama antara rongga mulut, hidung, laring, lidah, dan bibir. Perbedaan suara
seseorang tergantung pada tebal dan panjang pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal
daripada pita suara wanita. (Anakardian,2017,hal 65)

4. Batang Tenggorokan (Trakea)


Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi
oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke
arah luar.
Panjang trakea 9-13 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi
oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda benda asing yang
masuk bersama-sama dengan udara pernapasan. Yang misahkan trakea menjadi
bronkus kiri dan kanan disebut karina. (Anakardian,2017,hal 65)

5. Cabang Tenggorokan (Bronkus)


Bronkus tervbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan (3
lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10
bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental.

32
Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki; arteri, limfatik dan saraf.
a. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkious. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lender yang membentuk
selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas.
b. Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan memnjadi bronkiolus terminalis (yang
mempunyai kelenjar lender dan silia).
c. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori. Brokiolus
respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain jalan napas konduksi
dan jalan udara pertukaran gas.
d. Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar. Dan kemudian menjadi alveoli. (Anakardian,2017,hal 66)

6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Terdapat sekitar
300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2 Terdiri atas 3
tipe:
a. Sel-sel alveolar tipe I: sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
b. Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolic dan mensekresikan
surfaktan (suatu fosfolifid ang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar
agar tidak kolaps).
c. Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fatogotosis dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan. (Anakardian,2017,hal 66)

7. Paru-paru
Merupakan organ yang elastic berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada
atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan
beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai akses dan basis, paru kanan
lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil
33
dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi beberap segmen
bronkusnya. (Anakardian,2017,hal 67)

8. Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastic.
Terbagi menjadi Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada dan Pleura viseralis
yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.
Di antara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi
tunuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan. Juga untuk
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih
rendah dari tekanan atmosfer, hal ini untuk mencegah kolaps paru-paru.
(Anakardian,2017,hal 67)

C. Mekanisme Respirasi
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun system pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Respirasi luar adalah pertkaran udara yang terjadi antara udara dan alveolus dengan
darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Respirasi dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan
sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke seluruh aliran
tubuh.
1. Jenis dan Mekanisme Respirasi
a. Pernapasan dada
Merupakan pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Fase
ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil dari pada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi, fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
34
b. Pernapasan perut
Merupakan pernapasan yang mekanisnya melibatkan aktivitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Fasae inspirasi, fase
ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya
rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
Fasae ekspirasi, merupakan fase berelaksasinya otot diafragma
(kembali ke posisi semula, mengembanag) sehingga rongga dada mengecil dan
tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
c. Volume Udara pernapasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai
4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapsitas total udara pernapasan manusia.
Besarnya volume udara pernapsan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor, anatara lain ukuran akat pernapsan, kemampuan dan kebiasaan
bernapas, serta kondisi kesehatan.
d. Pertukaran O2 dan CO2 dalam Pernapasan
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung
pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan,
ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan yang dimakan. Dalam keadaan
biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) sekitar 0,5
tiap menit. (Anakardian,2017,hal 69)

D. Kelainan pada Proses Respirasi


Alat-alat pernapasan merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting. Jika
alat-alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan
tergangu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
1. Influenza (flu)
Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara
lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.
2. Asma (sesak napas)
Merupan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan
alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat
menurun/genetik.
3. Tuberkulosis (TBC)
35
Penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium
tuberculosis karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus.
Jika bagian paru-paru yang diserang meluas sel-selnya mati dan paru-paru
mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah.
4. Macam-macam peradangan
a. Rinitis
Radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh bakteri misalnya
influenza . Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi tyerhadap perubahan cuaca,
serbuk sari, dan debu. Produksi lender (ingus) meningkat.
b. Faringitis
Radang pada faring akibat infekasi oleh bakteri Streptococcus,
Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat
dan diberi antibiotic.
c. Laringitis
Radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara.
Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum
alcohol, atau banyak bicara.
d. Bronkitis
Radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita
mengalami demam, menghasilkan banyak lender yang menyumbat batang
tenggorokan sehingga penderita sesak napas.
e. Sinusitis
Radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi di kiri dan kanan
batang hidung, biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang
memalui operasi.
5. Asfiksi
Gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan oksigen yang disebabkan
oleh tenggelam (akibat terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi lendir dan
cairan limfe, keracunan CO2 atau HCN, atau gangguan sitokrom (enzim).
6. Asidosis
Kenaikan kadar asam karbonat da asam bikarbonat oleh lendir darah, sehingga
pernapasan terganggu.
7. Difetri
36
Penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan
oleh kuman difetri.
8. Emfisema
Penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukkan
udara.
9. Pneumonia
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang
menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
10. Wajah adenoid
Disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar
limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.
11. Kanker paru-paru
Memengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar
ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan kebiasaan
merokok (75% penderita adalah perokok. Perokok pasif juga dapat terkena kanker
paru-paru. Penyebab lain adalah penderita menghirup debu asbes kromium,
produk petroleum, dan radiasi ionasi. (Anakardian,2017,hal 71)

37
BAB IV

ANATOMI SISTEM PENCERNAAN

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar


menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul yang sederhana dengan
menggunakan enzime dan organ-organ pencernaan. Enzi ini di hasil kan oleh organ-organ
pencernaan dan jenis nya tergantung dari bahan makanan yang akan di cerna oleh tubuh. Zat
makanan yang di cerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.

Proses perencanaan makanan pada tubuh manusia dapat di bedakan atas dua
macam,yaitu;pencernaan mekanik dan kimiawi.pencernaan secara mekanik yaitu proses
perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus.pada
manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan
gigi. Pencernaan secara kimiawai (enzimatis) yaitu proses perubahan makanan dari zat yang
kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzime. Enzime adalah
zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh.

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan.


Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan
yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzime-enzime yang membantu proses
pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur,
kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan di bahas satu persatu
proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia.
(Anakardian,2017,hal 131)

38
A. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
Alat–alat pencernan terdiri atas mulut, kerongkongan(esophagus),
lambung(ventrikulus), usus halus(intestinum),usus besar(colon) dan anus. Adapum
enzime pencernaan di hasilakan oleh kelenjar pencernaan yaitu kelenjar
ludah,hati,pankreas,dan empedu. (Anakardian,2017,hal 133)
1. MULUT/CAVUM ORIS
Terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pada bagian dalam mulut
terdapat gigi,ludah,dan kelenjar ludah.
a .Gigi/dens
merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik. Terdpat 4 jenis gigi
yaitu gigi taring(dens caninus) berfungsi untuk merobek/mencabik makanan. Gigi
seri (dens inscisivus) berfungsi untuk memotong makanan. Gigi geraham depan
(dens premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang keduanya berfungsi
untuk menghaluskan makanan.
b. Lidah/lingua
merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang kaya akan otot. Permukaan
kaya akan papilla/tonjolan lidah yang sangat banyak mengandung kuncup
pengecap.
Berfungsi untuk:
 Pengaduk makanan.
 Membantu proses penelanan makanan.
 Sebagai alat/organ pengecap.
39
 Membantu membersihkan rongga mulut.
 Membantu untuk berbicara/bercakap-cakap.
 Terbagi menjadi beberapa daerah rasa anatara lain asin, manis, asam dan
pahit.
c. Kelenjar ludah/glandula salivales
menghasilkan air liur/air ludah/saliva yang bersifat pekat dan licin.
Saliva ini banyak mengandung lender atau musin dan enzime ptyialin/emylase.
Enzime ptyialin memiliki pH sekitar 6,8-7,0 dengan suhu 37°C.
fungsi air liur/saliva.
 Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan
 Melindungi selaput mulut
 Mencerna makanan secara kimiawi. (Anakardian,2017,hal 133)
2. FARING
Faring merupakan organ pengubung natara rongga mulut dengan kerongkongan
atau esophagus. Makanan yang telah dicerna akann masuk kerongkongan melalui
proses deglutisi melewati faring. Faring juga merupakan pertemuan anatara tractus
digestivus dengan saluran respirasi. Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di
bagian dalam faring terdapat amandel/tosil yang merupakan kumpulan kelenjar
limpa yang mengandung limposit. (Anakardian,2017,hal 134)

3. KERONGKONGAN
Esophagus atau kerongkongan adalah tabung berotot pada vertebrata yang di lalui
suatu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung atau ventrikulus
dengan panjang sekitar 20-25cm. makanan berjalan melalui esophagus dengan
menggunakan proses peristaltik. Dinding kerongkongan atau esophagus ini terdiri
atas tiga lapisan, yaitu:
a. Tunika mukosa: menghasilakan mucus/lender.
b. Tunika submukosa: terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis,ujung kapiler
darah dan ujung saraf
c. Tunika muskularis: mengandung otot polos dan jaringan ikat

40
Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan
peristaltic/peristaltis, yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan (kaya
akan otot polos) yang berupa gerakan kembang kempis atau gerak meremas-
remas makanan dalam bentuk bolus dan akan mendoromg lobus menuju
kelambung. Waktu yang di perlukan lobus dari kerongkongan menuju ke
lambung adalah 6 detik. (Anakardian,2017,hal 134)

4. LAMBUNG
Lambung lapisan ter.luar dari ventrikulus merupakan organ kantung besar yang
terletak di rongga perut agak kekiri.dinding lambung tersusun menjadi empat
lapisan,yaitu:
a.lapisan peritoneal(lapisan serosa)
merupakan lapisan terluar dari ventrikulus yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung perut.sel-sel dilapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk
mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.

b.lapisan berotot, terdiri dari:


- cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan dengan
esophagus dan hepar.
-fundus merupakan bagian tengah ventruculus yang membentuk membulat.
-pylorus merupakan bagian bawah ventrikulus yang berhubungan dengan
intestinum tenue.
41
c.lapisanan submukosa
ialah lapisan dimana pembulu darah arteri dan vena dapat diitemukan untuk
menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus unrtuk membawa
nutrisi yang diserap,urea,dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
d.lapisan mukosa
ialah lapisan dimana sel-sel menggeluarkan berbagai jenis cairan,seperti
enzim,asam lambung, dan hormon.lapisan ini berbentuk seperti palung untuk
memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak
volume getah lambung yang dapat dikeluarkan.
Fungsi ventriculus yaitu;
a.menyimpan makanan dalam kururn waktu 2-5 jam.
b.mengaduk makanan(dengan gerakan meremas)
c.mencerna makanan dengan bantuan enzim.
d.menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek
e.makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini
disiapkan untuk dicerna oleh usus.susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
f.percernaan lemak dimulai didalam lambung.
g.faktor antianemia dibentuk.
h.khime,yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum

enzim yang dihasilkan;


a.HCI dihasilkan oleh sel parietal yang fungsinya antara lain;
-merangsang keluarnya seketin.
-mengaktifkan pepsinogen memjadi pepsin untuk memecah protein.
-desinfektan,yaitu membunuh kuman-kuman.
-merangsang keluarnya hormon kolesistokinin yang merangsang empedu
mengeluarkan getahnya.
b.Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein (protein susu). Kasein akan diubah
oleh pepsin menjadi pepton.
c.pepsinogen, dihasilkan oleh sel chief, akan aktif bila dalam bentuk pepsin.
Pepsin berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton dan proteosa.
d.lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
e.hormone gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.
42
f.lendir/musin berfungsi melindungi sel-sel di permukaan lambung terhadap
kerusakan akibat kerja dari HCI. Dihasilkan oleh sel goblet. (Anakardian,2017,hal
135)

5. USUS HALUS
Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi :
a. Deudenu/usus dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan
ventrikulus. Terjadi proses pemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya
sekitar 25 cm/025 m.
b. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan
deudenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaan
makanan panjangnya sekitar 7 m.
c. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan
deudenum dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari
makanan. Panjangnya sekitar 1 m.

Fungsi utama usus halus adalah :


a. Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap melalui
kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.
b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino
c. Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak (Anakardian,2017,hal
137)

6. KELENJAR PANKREAS
Terletak dalam ventrikulus (rongga perut sebelah kiri) yaitu di antara deudenum
dan limpa. Dengan panjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm.

Kelenjar pankreas menghasilkan :


a. Hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula
dalam darah.
b. Berfungsi untuk menghasilkan getah pankreas yang banyak mengandung
enzim. Enzim tersebut yaitu :

43
 Amylopsin/amylasepancreas berfungsi untuk mengubah amilum
menjadi maltose
 Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam
lemak dan griserol.
 Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin.
Tripsin berfungsi untuk memcahkan pepton menjadi asam amino.
 Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi
monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase,
lactase.
 Garam NaHCO3 dan bersifat basah dan berfungsi untuk menetralkan
keasaman Kim/chyme yang keluar dari ventrikulus.
(Anakardian,2017,hal 138)

7. HATI/HEPAR
Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat skitar
2 kg dan berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan,
dibawah sekat rongga dada. Menghasilkan cairan empedu (Bilus) yang di tamping
dalam kantung empedu (vesica felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5
liter cairan empedu.
Kandungan empedu :
a. Garam kholat, berfungsi :
 Mengaktifkan lipase pancreas
 Meurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dapat di
emulsikan dalam pencernaan
 Bersenyawa dengan asam lemak berbentuk senyawa yang mudah
larut dalam air dan mudah diserap.
b. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu sehingga
membuat PH empedu menjadi 7,1-8,5.
c. Kolestrol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil
dalam air. Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan
hormone.

44
Empedu menghasilkan zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin) dan garam
empedu. Fungsi empedu untuk mengemulsikan/memecahkan lemak dan membunuh
kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.

Hepar berfungsi :

a. Menghasilkan cairan emped.


b. Menawarkan racun
c. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).
d. Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
e. Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah
f. Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh.
(Anakardian,2017,hal 139)

8. USUS BESAR
Merupakan saluran panjang dengan permukaan dinding yang mengalami
penyempitan dan penonjolan serta merupakan terusan dari usus halus. Panjang
usus besar ±1½ m dengan lebar 5-6 cm.

Bagian-bagian usus besar, yaitu :


a. Caecum/sekum merupakan temuan antara usus halus dan usus besar. Pada
bagian ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut Mumbai cacing
(appendiks) dengan panjang 6 cm. seluruhnya ditutupi oleh veritonium mudah

45
bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba melalui
dinding abdomen pada orang yang masih hidup.

Fungsi peritoneum adalah :


 Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pevis
 Membentuk pembatas yang halus antara organ dalam rongga
peritoneum
 Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap
posterior abdomen
 Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah

b. Usus buntu (appendiks)


Usus buntu (Bahsa Latin: caecus yang berarti buta) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus bedar. Organ ini ditemukan pada mamalia,
burung, dan beberapa jenis reptile. Sebagian besar herbivore memiliki sekum
yang besar, sengkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
Bisa juga diartikan sebagai bagian dari usus besar yang muncul seperti
corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih
memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus
Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam
rongga pelvis minor terletak horizontal di belakang seikum. Sebagai suatu
organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan
hiperaktif yang bias menimbulkan perforasi dindingnya kedalam rongga
abdomen.

c. Colon/kolon/usus tebal merupakan bagian yang lebih tebal dan menyempit


dengan banyak tonjolan pada bagian permukaannya.
 Kolon asendens
Panjang kolon asendens yaitu 13 cm, terletak di bawah
abdomen sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di

46
bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut feksura
hepatica, dilanjutkan sebagai kolon transversum.
 Kolon Transversum
Panjang kolon transversum yaitu 38 cm, membujur dan kolon
asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen,
sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat
fleksura lienalis.
 Kolon Descendens
Panjangnya ± 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri
membujur dari atas ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan
ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
 Kolon sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon descendens terletak miring,
dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung
bawahnya berhubungan dengan rectum.

d. Rectum/rectum/poros usus merupakan bagian terakhir dari usus besar. Terletak


di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus,
terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os koksigis.
Proses yang terjadi di colon adalah adanya pencernaan secara biologis
dengan bantuan bakteri Esxherichia coli yang bertugas untuk membusukkan
makanan, membentuk vitamin K dan menghambat pertumbuhan bakteri yang
bersifat pathogen. Sisa makanan yang telah dibusukkan akan dibentuk menjadi
feces dan akan masuk dalam rectum. Proses yang terjadi di rectum adalah
pergerakan feces secara peristaltic yang dikendalikan oleh otot polos dan
akhirnya akan menuju anus (lubang pelepasan akhir). Proses perjalanan
makanan untuk sampai di usus besar membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam.
Usus besar dapat menyimpan makanan dalam kurun waktu 24 jam.
(Anakardian,2017,hal 140)

9. ANUS
Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang menghubungkan
rectum dengan dunia luar(udaraluar).Terlertak didasar pelvis. Di anus,terjadi
47
diperjalanan terakhir dari feses yang telah di bentuk dicolon.proses pengeluaran
feces melalui anus disebut defekasi.dinding anus di oerkuat oleh tiga spinter :
a. Spinter ani bekerja tidak menurut kehendak
b. Spinter levator ani bekerja juga tidak menurut kehendak
c. Spinter ani eksternus bekerja menurut kehendak. (Anakardian,2017,hal 143)

B. Kelainan pada sistem pencernaan


Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem
pencernaan,antara lain:
1. Parotitis atau penyakit gondong,yaitu penyakit yang di sebabkan oleh virus yang
menyerang kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar
2. Kerostomia,adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang di tandai dengan
rendah nya produksi air ludah.kondisi mulut yang kering membuat makanan
kurang tercerna dengan baik.
3. Tukak lambung,terjadi karena ada nya tukak pada dinding lambung bagian dalam
lambung.makan secara teratur sangat di anjurkan untuk mengurangi resiko timbul
nya tukak lambung
4. Apendisitis atau infeksi usus buntu,dapat merembet samapai ke usus besar dan
menyebabkan selaput rongga perut
5. Diare atau „mencret‟,adalah penyakit yang di sebabkan oleh infeksi bakteri
maupun protozoa pada usus besar.karena infeksi tersebut,proses penyerapana air
diusus besar terganggu,akibat nya feses menjadi encer
6. Konsipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di dalam usus besar terjadi
secara berlebihan akibat feses menjadi sangat padat dank eras hingga sulit di
keluarkan.untuk mencegah sembelit di anjurkan untuk buang air besar secara
teratur tiap hari,serta banyak makansayur dan buah-buahan. (Anakardian,2017,hal
143)

48
BAB V

ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan adalah suatu sitem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh.zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). (Anakardian,2017,hal 145)

A. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada ke dua sisi vcertebra lumbalis III, melekat langsung pada
dinding belakang abdomen .bentuk ginjal seperti biji kacang ,jumlahnya ada dua buah
kiri dan kanan ,ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki
lebih panjang dari ginjal wanita.

49
1. Struktur ginjal
Setip ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang
terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar teridir dari lapisan
korteks (substansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian mendulla
(substansia medularis) terbuntuk krucut yang disebut renalpiramid. Puncak kerucut
tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut kapilla renalis.
Masing-masing pyramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di pyramid disebut tubulus nefrom yang merupakan
bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari gromerulus, tubulus proksimal (tubulus
kontortisatu), ansahenle, tubulus distal (tubulus kontortidua) dan tubulus urinarius
(papilla fateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.00.00 nefron, selama 24 jam dapat
menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal,
lubang-lubang yang terdapat pada pyramid renal masing-masing membentuk simpul
dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang
bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal
ke vena kava inverior.
 Ginjal berfungsi :
a. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan di
ekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar,
kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang

50
dan konstentrasinya lebih pekat sehinggan susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relative normal.
b. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempoertahankan keseimbangan ion yang
optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit).Bila terjadi
pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang
berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi
ion-ion yang penting (misal NA,K,CL,CA,POSFAT).
c. Mengatur keseimbangan asam basah cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH
kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basah. pH urine bervariasi antara 4,-8,2
ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
d. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinim) zat-zat toxic obat-
obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
e. Fungsi hormonal metabolisme. Ginjal menyekresi hormone renin yang
mempunyai peran penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin
aldesteron) membentuk eritropoiesis mempunyai peran penting untuk memperoses
pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).

Di samping itu, ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekal siferol


(vitamin D aktiv) yang di perlukan untuk obsorsi ion kalsium di usus.
(Anakardian,2017,hal 146)
2. Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relative bersifat impermeable terhadap protein
plasma yang lebih besar dan permeable terhadap air dan larutan yang lebih kecil
seperti elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami
kenaikan tekanan darah 90mm Hg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen yang
mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan
sedikit tahanan dan kapiler yang lain. Darah didorong kedalam ruangan yang lebih
kecil, sehingga darah mendorong air dan partikel yang terlarut dalam plasma masuk
kedalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut
tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya kedalam kapsula bowman disebut
sebagai filtralasi glomerulus.
51
Tiga factor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan intergrasi
ketiga factor tersebut, yaitu :
a. Tekanan osmotic (TO)
Tekanan yang di keluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membrane
semipermeable sebagai usaha untuk menembus membrane semipermebel dalam
area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane
semipermebel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membentuk membrane
semipermebel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi
mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
a. Tekanan hidrostatik (TH)

52
Sekitar 15 mm Hg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan
berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan
osmitik 1-3 mm Hg yang berlawanan dengan osmitik darah
b. Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman
mencerminkan perbedaan konsentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-
pori kapiler mencegah protein plasma untuk di filtrasi.

Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmotic filtrad kapsula bowman


bekerja sama untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeable, molekul
permeable kecil dari plasma masuk kedalam kapsula bowman.
(Anakardian,2017,hal 148)
3. Pembentukan Urine
Glomerulus berfungsi ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tumbulus ginjal akan terjadi
penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus sisa cairan akan di
teruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal.
Darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu seldarah dan bagian plasma darah
 Ada tiga tahap pembentukan urine, yaitu :
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih
besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan
sebagian yang tersaringadalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
glukosa,air,natrium,klorida,sulfat,bikarbonat,dan lain-lain, yang di
teruskan ke tubulus ginjal.

b. Proses reabsorpsi
Proses ini tejadi penyerapan kembali sebagian besar
glukosa,natrium,klorida,fosfat,dan ion bikarbonat prosesnya terjadi secara
pasif yang di kenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
natrium dan ion bikarbonat. Bila di perlukan akan di serap kembali ke
53
dalam tubulus bagian bawah. Penyerapan terjadi secara aktif dikenal
dengan reabsorpsi falkultatif dan sisanya di larikan pada papilla renalis.
c. Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan di
teruskan ke piala ginjal selanjutnya di teruskan ke ureter masuk ke fisika
urinaria. (Anakardian,2017,hal 150)
4. Peredaran darah ginjal
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan
arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi
arteri interloburalis kemudia menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis yang berada
di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang
disebut glomerulus. Glomerulus ini di kelilingi oleh alat yang disebut simpai
bowman. Disini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan
simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inverior.
(Anakardian,2017,hal 151)
5. Persarafan Ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksusrenalis (Vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal
terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang
menghasilkan dua macam hormone yaitu hormone adrenaline dan hormone
kortison. Adrenal di hasilkan oleh medulla. (Anakardian,2017,hal 151)

6. Reabsorpsi dan Sekresi Tubulus


Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrate ini mengalir
melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum di eksresikan sebagai urine beberapa zat
diabsorpsi kembali secara selektif dari tubulus dan kembali kedalam darah,
sedangkan yang lain di sekresikan dari darah ke dalam lumentubulus. Pada
akhirnya urine terbentuk dan semuazat dalam urine akan menggambarkan
penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus
dan sekresi tubulus). (Anakardian,2017,hal 151)

54
7. Eksresi Urine
a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang di filtrasi secara bebas dalam
ginjal dan di absorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kebanyakan zat proses
filtrasi glomerulus dan reabsorpsi tubulus secara kuntitatif relative sangat besar
terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi glomerulus atau
reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relative besar.
Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit di absropsi dari
tubulus dan di eksresi dalam jumlah yang relative besar.
Zat yang akan di absorpsi harus di transfor melintasi membrane epitel
tubulus ke dalam cairan intertisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali
ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut dapat di transfor melalui
membrane selnya sendiri (jalur trans seluler) atau melalui ruang sambungan
antar sel (jalur paraseluler) setelah di absorpsi melalui sel epitel tubulus
kedalam cairan interstisial air dan zat terlarut di transfor melalui dinding
kapiler kedalam darah dengan cara ultra filtrasi yang di perantarai oleh tekanan
hidrostatik dan tekanan osmotic koloid.
Transfor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradient
elektrokimia dan membutuhkan energy yang berasal dari metabolime. Transfor
yang berhubungan langsung dengan suatu energy seperti hidrolisis adenosis
trifosfat (ATF) disebut transfor aktiv primer. Transfor yang tidak berhubungan
secara langsung dengan sumber energy seperti yang di aktibatkan oleh gradient
ion, disebut transfor aktif sekunder.
a. Reabsorpsi tubulus proksimal
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang di filtrasi
dan nilai presentase terendah dari klorida akan di absorpsi oleh tubulus
proksimal sebelum filtrate mencapai ansa henle. Presentase ini dapat
meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.
Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush border.
Permukaan membrane brush border di muati molekul protein yang
mentrasfor ion natrium melewati membrane lumen yang bertalian dengan
mekanisme transfor nutrient organic (asam amino dan glukosa). Tubulus
55
proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa, organic
seperti garam-garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.
Regulasi rabsorpsi tubulus penting untuk mempertahankan suwaktu
keseimbangan yang tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus.
Adanya mekanisme saraf, factor hormonal, dan control setempat yang
meregulasi absorpsi tubulus untuk mengatur filtrasi glomerulus maka
reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat di atur secara bebas terpisah dari
yang lain terutama melalui meknisme pengontrolan hormonal.
(Anakardian,2017,hal 152)

B. Ureter
Ureter terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
 Lapisan dinding abdomen terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic tiap 5 menit sekali


yang akan mendorong air kemih masuk kedalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan
peristaltic mendorong urine melalui ureter yang di ekskresikan oleh ginjal dan di

56
semprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk kedalam kandung
kemih.
Ureter berjalan hampir vertical kebawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis
renalis, pembuluh darah, saraf dan pemburuh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum
sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa
spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan
mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada pars desendens duodenum. Sewaktu turun kebawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokalika, dekat
aperture pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesentarium dan bagian akhir ilium.
Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat aperture pelvis superior dan berjalan di
belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
sepanjangtepi anterior dari insura ishkiadika mayor dan ditutup oleh peritoneum. Ureter
dapat ditemukan di depan arteri hipogastrika bagian dalam nervus obturatoris arteri vasilia
anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura ishkiadika mayor, ureter
agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique
sepanjang 2cm didalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum
vesika.sewaktu menembus vesika urenaria,dinding atas dan dinding bawah ureterakan
tertutup dan pada waktu vesika ureneria penuh akan membentuk katup(valvula)dan
mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat dibelakang fossa ovarika urinaria dan berjalan kebagian
medial dan kedepan bagian lateralis serviks uteri bagian atas,vagina untuk mencapai
fundus vesika urinaria.dalam perjalanannya ureter didampingi oleh arteri uterine
sepanjang 2,5cm selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas diantara
lapisan ligamentung.ureter mempunyai 2cm dari sisi serviks uteri.ada 3 tempat yang
penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis

57
diameter 2mm,penyilangan vosa iliaka diameter 4mm dan pada masuk kevesika urinaria
yang berdiameter 1-5cm.

1. Pembuluh darah ureter


a. Arteri renalis
b. Arteri spermatika interna
c. Arteri hipogastrika
d. Arteri vesika inferior

2. Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior,pleksus
spermstikus,dan pleksus pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus
vagusrantai eferens dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12,nervus lumbalis ke-1,dan
nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter. (Anakardian,2017,hal 153)

C. Vesika urinaria
Vesika urinaria(kandung kemih)dapat mengembang dan mengempis seprti balon
karet,terletak dibelakang simfisis pubis didalam rongga panggul.bentuk kandung kemih
seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis medius.

 Bagian vesika urinaria terdiri dari:


58
a. Fundus yaitu,bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah,bagian
ini terpisah dari rectum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan
ikat duktus daferen,vesika semenalis dan prostat
b. Korpus,yaitu bagian antara vertekts dan fundus
c. Vertex,bagian yang mancung kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentung vesika umbilikalis
Dinding kandung kemin terdiri dari lapisan sebelah
luar(peritoneum),tunikamuskularis(lapisan otot),tunika submukosa,dan lapisan
mukosa(lapisan bagian dalam).pembuluh limfe vesika urenaria mengalirkan cairan limfe
kedalam nadi limvatik iliaka interna dan eksterna.

1. Lapisan Otot Vesika Urinaria


Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
dan disebut detrusor vesikae. Peredan darah vesika urina berasal dari arteri vesikalis
superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya
membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus
yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.

2. Persarafan Vesika Urinaria


Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika
urinaria melalui pleskus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar
dari nervus seplenikus pelvis yang berasal dari nervus saklaris 2,3 dan 4 berjalan
melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding veika urinaria.

59
Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari vesika urinaria menuju sistem
susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis
melalui pleksus hipogratikus masuk ke dalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula
spinalis. (Anakardian,2017,hal 156)

D. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.

1. Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalui tenganh-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis
panjang nya +20cm. uretra pada laki-laki yang terdiri dari:
a. Uretra prostatia
b. Uretra membranosa
c. Uretra kevernosa

60
Lapisan uretra laki-laki terdiri lapisan mukosa(lapisan paling dalam) dan lapisan
submukosa. Uretra mulai dari orifisium uretra interna didalam vesika urinaria
sampain orifisium eksterna. Pada penis, panjang uretra mencapai 17,5-20 cm yang
terdiri dari bagian-bagian berikut:
a. Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjang nya 3 cm, berjalan hampir
vertikulum melalui glandula prostat, mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih
dekat ke permukaan anterior.
b. Uretra pars membranasea ini merupakan saluran terlebar panjang yang paling
pendek dan paling dangkal,bejalan mengarah ke bawah dan kedepan di antara
apaks glandula prostate dan bulbuls uretra. Pars membranasea menembus
diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis di
liputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat
vena dorsalis penis yang mencapai pelpis di antara ligamentum transversal pelvis
dan ligamentum transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
c. Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavervenosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars
membrannasea sampai ke orivisium dari diafragma uregenitalis. Pars karvenosus
uretra berjalan kedepan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada
keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan
kedepan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korvus penis 6 mm dan
berdilatasi kebelakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan
membentuk fossa navikularis uretra.
d. Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erector yang paling berkontraksi
berupa sebuah celah vertical ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6
mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra di bagi dalam dua
bagian, yaitu glandula dan lacuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di
dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars uretralis). Lacuna bagian dalam
epitelium. Lacuna yang lebih besar di permukaan atas di sebut lacuna magma
orivisium dan lacuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi
ujung kateter yang di lalui sepanjang saluran.

2. Uretra Wanita

61
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis
(sebelah luar), lapiosan sepongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terlertak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia diagfragma
urogenitas dan ovisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di
belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar di antaranya
adalah glandula pars uretralis yang bermuara ke dalam ovisium uretra yang hanya
berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan
vagina dan 2,5 cm di belakang glans klitoris.uretra wanita jauh lebih pendek dari pada
pria dan terdiri lapisan otot polos yang di perkuat oleh sfingtor otot rangka pada
muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longgar yang di tandai
dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.

3. Mikturisi
Miturisi adalah pristiwa pembentukan urin. Karena dibuat didalam,urin
mengalir melalui ureter kekandung kencing.keinginan membuang air kecil disebabkan
penambahan tekanan didalam kandung kencing ,dan tekanan ini disebabkan isi urine
didalamnya.hal ini terjadi bila tertimbun170-230 ml. mikturisi adalah gerak reflek
yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi
pada manusia.
Gerakannya di timbulkan abdominal yang menambah tekanan didalam rongga
abdomen dan berbagai oragan yang menekan kandung kencing membantu
mngosangkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf
simpatis dari pleksus hipogastrik.

4. Ciri urine normal


Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesuai jumlah cairan yang
di masukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein di makan,
sehingga tersedia cupuk cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.
a. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan
62
b. Baunya tajam
c. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6
d. Berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025

5. Komposisi urine normal


Urine terutama terdiri atas air,urea,dan natrium klorida. Pada seseorang yang
diet dengan 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam,jumlah persen air dan benda
padat dalam urine adalah 96% dan benda padat 4% (terdiri atas urei 2% dan produk
metabolik lain 2%).

Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein.berasal dari asam amino yang telah
dipindah amonianya didalam hati dan mencapai ginjal,dan di ekspresikan rata-rata 30
gram sehari. Kadar ureum adalah 30mg setiap 100ccm dalah,tetapi hal ini tergantung
dari jumlah normal protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukkan
ureum.
Asam urat,kadar normal didalam darah adalah 2 sampai 3mg setiap 100cm,sedangkan
1,5 sampai 2mg setiap hari di ekskresikan kedalam urine.kreatinin adalah hasil
buangan keratin dalam otot.produk metabolisme lain mencakup benda-benda
urine,oksalat,fospat,sulpat,dan urat.elektrolit atau garam,seperti natrium kalsium dan
kalium klolida,di ekskresikan untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.
(Anakardian,2017,hal 159)

63
BAB VI
ANATOMI SISTEM PERSARAFAN

Otak sebagai bagaian dari sistem saraf, berfungsi mengatur dan mengoordinasi
sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron) yang saling berhubungan dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran, dan
ingatan. Unit terkecil dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia. Fungsi
sistem saraf adalah sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulasi, memproses
informasi, yang diterima, dan memberi respons/reaksi terhadap stimulasi.
Rasa nikmat dan lezat dari setiap makanan yang dirasakan dipengaruhi oleh adanya
rangsangan pada lidah. Ungkapan rasa sakitr seperti mengucapkan kata “aduh” juga terkait
rangsangan pada bagain tertentu pada tubuh kita. Oleh karena itu, rangsangan (stimulus)
diartikan sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada tubuh atau bagian tubuh
tertentu.
Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsangan tersebut dinamakan indra (reseptor).
Adanya reseptor, memungkinkan rangsangan yang dihantarkan menuju sistem saraf pusat. Di
dalam saraf pusat, ranngsangan akan diolah utnuk dikirim kembali menuju efektor, seperti
otot, dan tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi tanggapan (respons).
Sementara itu, rangsangan yahng menuju tubuh dapat berasal dar bau, rasa (seperti
pahit, manis, asam, dan asin) sentuhan, cahaya, tekanan, dan gaya berat. Rangsangan
semacam ini akan diterima oleh indra penerima yang disebut reseptor luar (eksteroseptor).
Sedangakn rangsangan yang berasal dari dalam tubuh misalnya rasa lapar; kenyang,
nyeri maupun kelelahan akan diterima oleh indra yang dinamakan reseptor dalam
(interoseptor). Tentu semua rangsangan ini dapat kita rasakan karena pada tubuh kita
terdapat sel-sel reseptor. (Anakardian,2017,hal 73)

A. Sel Saraf (Neuron)


Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel
saraf (neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).

64
Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan
tersusun pula sitoplasma yang bergranular dengan warna kelabu. Di dalamnya juga
terdapat membrane sel, nukleus, (anak inti sel), dan reticulum endoplasma. Retikulum
endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang
disebut badan Nissl.
Pada bagian sel terdapat bagaian yang berupa serabut degan penjuluran
pendek. Bagian ini disebut Dendrit. Dendrit memliki struktur yang bercabang-cabang
(seperti pohon) dengan berebagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrite adalah
menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut
dibawa menuju ke badan sel saraf.
Selain itu, pada bagian sel juga terdapat penjukuran panjang dan kebanyakan
tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit, Akson berperan dalam
menghantarkan impuls dari badan sel menujju efektor , seperti otot da kelenjar.
Walaupun diameter akson hanya beberapa micrometer, namun panjangnya bias
mencapai 1 hingga 2 meter.
Agar informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagai isolator), akson
dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bias menyebutnya dengan
selubung mielin. Selubung myelin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung myelin
tersebut dihasilkan oleh sel-sel pendukung yang disebut oligendendrosit. Sementara
itu , pada akson terdpat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung myelin. Bagian
ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau
mempercepat jalannya impuls.
Beberapa struktur dan fungsinya, neuron dikelompokkan dalam beberapa
bagaian sebagai berikut:
a. Saraf sensorik, berfungsi menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem
saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medulla spinalis). Ujung
akson dari nsaraf sensorik berhubungan dengan saraf asosiasi/penghubung
(intermediet).
65
b. Saraf motorik, mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik
berada pada sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan
akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya terdapat sangat panjang terdapat di
sistem saraf pusat dan berfungsi menguhubungkan sel saraf motorik dengan sel
saraf sensorik atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem
saraf pusat. Sel sarat intermediet menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel
saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendritr
bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel
saraf, berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
c. Saraf asosiasi (penghubung), terdapat pada sistem saraf pusat yang berfungsi
menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhubungkan
dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf asosiasi
menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi lainnya.
d. Saraf adjustor, berfungsi sebagai penghubung saraf sensorik dan motorik di
sumsum tulang belakang dan otak. (Anakardian,2017,hal 74)

B. Penghantar Impuls Saraf


Sel-sel saraf bekerja secara kmiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif
mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat . Jika ada rangsang,
misalnya sentuhan, pontensial istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi
merambat
Dalam bentuk arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel saraf ke
sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya. Jadi, impuls adalah arus
listrik yang timbul akibat adanya rangsang.

1. Sinapsis
Dalam pelaksaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama, Pada saat datang
rangsang , impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sam,pai ke
saraf pusat atau sebaliknya dari pusat ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan
antara dua sel saraf disebut sinapsis.
Ujung neurit bercabang-cabang dan ujung cabang yang berhubungan dengan
sel saraf lain membesar disebut bongkol sinaps (knob). Pada hubungan dua sel
66
saraf yang disebut sinaps tersebut, dilaksanakan denga melekatnya neurit dengan
dendrit atau dinding sel, Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol
sinpas akan disintesis zat penghubung atau neurotransmitter, misalnya zat
asetilkolin.
Dengan zat transmitter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang
berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Selain tiu asetilkolin
akan segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat
dan kolin.

2. Penghantar Impuls Saraf


Seperti halnya jaringan computer, sistem saraf mengirimkan sinyal-sinyal
listrik yang sangat kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari bagiam
tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls
(rangsangan). Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk
menghantarkan impuls tersebut, yakni melalui membran sel atau membrane
plasma dan sinapsis .
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya
semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfngsi mel;indungi cairan
sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranpor
aktif melewati membran plasma menuju plasma neuron lain.
Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat,
sitoplasma di dalam membrane plasma bermuatan listrik negative, sedangkan
cairan di luar membrane bermuatan posit if. Keadaan yang demikian dinamakan
polarisasi atau potensial istrahat. Prbedaan muatan ini terjadi karena adanya
mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium
(Na+) di luar membran plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibanding
konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya
lebih besar dari pada di luar. Akibatnya, mekanisme transport aktif terjadi pada
membrane plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeable membran
plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabel membrane
ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma

67
berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial
aksi.
Sementara itu ion K+ segera berdifusi keluar melewati membran, Fase ini
dinamakan repolarisasi, Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami
polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus l;istrik. Kondisi depolarisasi ini
akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan aruas listrik.
Dengan demikian, impuls saraf akan terhsntsr sepanjang akson. Setelah impuls
terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan mengalami fase istirahat
kembali idan tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase
refraktori atau undershoot.

3. Macam-macam Gerak
Sebagai buktyi adanya penghantaran impuls oleh saraf adalah timbulnya gerak
pada anggota tubuh. Gerakan tersebut terjadi karena proses yang disadari yang
disebut juga gerak sadar atau gerakan biasa, sedangkan gerak yang tidak disadari
disebut gerak reflex.
a. Gerakan biasa atau gerak sadar
Yaitu gerak yang terjadi melalui serangkaian alur impuls. Alur impuls
tersebut dimulai dari reseptor sewbagai penerima rangsangan, lalu ke saraf
sensorik ssebagai penghantar impuls, kemudian dibawa ke saraf pusat yaitu
otak untuk diolah. Akhirnya muncul tanggapan yang akan disampaikan ke
saraf motorik menuju ke efektor dalam bentuk gerak yang disadari. Contoh
gerakan sadar anatara lain: olahraga, makan, minum dan sebagainya.
b. Gerakan yang tidak disadari atau gerak reflex
Merupakan suatu reaksi yang bersifat otomatis atau tanpa disadari.
Impuls saraf pada gerak reflex melalui alur impuls pendel. Alur impuls dimulai
dari reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke
sumsum tulang belakang, tanpa diolah oleh saraf pusat. Kemudian tanggapan
dikirim oleh pusat saraf. Kemudian tangapan dikirim oleh saraf motorik
menuju efektor. Alur impuls pada gerak reflex disebut lengkung refleks.
Ada dua macam gerak refleks, yaitu:

68
a. Refleks otak, adalah gerak refleks yang melilbatkan saraf perantara yang
terletak di otak, misalnya berkedipnya mata refleks pupil mata karena
rangsangan cahaya.
b. Refleks sumsum tulang brlakang, adalah gerak refleks ayng melibatkan
saraf perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya
sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.
(Anakardian,2017,hal 76)

C. Sistem Saraf
1. Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh saraf pusat. Sisem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk utnuk membuat
keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau
keklenjar, Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak
dilindungi ioleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Selain itu, kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari
jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu:
piameter, arachnoid, dan durameter. Piameter ,erupakan lapisan yang paling dalam
yang banyak mengandung pembuluh darah. Archnoid, merupakan lapisan tengah
berupa selaput jarring yang lembut. Antara Arachnoid dengan piameter terdapat
rongga arachnoid yang berisi cairan serebrospinal. Durameter; merupakan lapisan
paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang melapisi dan melekat pada
tulang.
Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama operkembangan otak
pada fase embrio. Otak pada manusia terdiri dari beberapa bagian (lobus).

69
a. Otak Besar
Otak besar menigisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan
terediri dari dua belahan (hemifer) besar, yaiotu belahan kiri dan belahan
kanan. Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yatiu
belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan., sebaliknya belahan kanan
mengatur tubuh bagian kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan yatiu lapisan
luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut
saraf ayitu dendrite dan neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus yaotu
lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus
temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagiann belakang kepala).
Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam
pengaturan seluruh aktivitas tubuh, yatiu kecerdasan, keinginan, ingatan,
kesadaran, kepribadian, daya cipta,l saya khayal, pendengaran, pernapasan dan
sebagainya. Setiap aktivitas aksn dikendalaikan oleh bagian yang
berbedayaitu: frontalis(daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan
berpikir, lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan
kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat
penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain
sebagai pusat berbicara juga pusat unutk merasakan dingin, panas, dan rasa
sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat
pendengaran.
b. Otak Tengah
Otak tengah manusia berbentuk kekcil dan tidak teralalu mencolok. Di
dalam otak tengah terdapat bagain-bagian seperti lopbus optic yang mengatur
gerak bola amata dan kolikulus ineferior yang mengatur pendengaran. Otak
tengah berfungsi menyampaiakan impuls anatara otak depan dan otak
belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
c. Otak Belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas
dua belahan dan permukaannya terdrii atas tiga bagian utama yaitu: jembatan
Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan (medulla
oblongata). Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak. Jembatan
Varol berisi serabut yang memnghubungkan lonus kiri dan lobus kanan otak
70
kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar. Otak kecil,
terletak dibawah bagian belakang otak belakang, teriri atas dua belahan yang
beriliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan dalam sebagai pusat
keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka.
Sumsum lanjuan, medulla oblongata membentuk bagian bawah batang otak,
berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak
jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks
seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
d. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau tali spinal merupakan tali putih


kemilau berbentuk tabung dari dasar otak menuju ke tulang belakang. Pada
irisan melintangnya, tampak ada dua bagian, yakni, bagian luar yang
berpenampakan putih dan bagian dalam yang berpenampilan abu-abu dengan
berbentuk kupu-kupu. Bagian luar sumsum tulang belakang berwarna putih
karena tersusun oleh akson dan dendrit yang berselubung myelin. Sedangkan
bagian dalamnya berwarna abu-abu , tersusun oleh bdan sel yang tak
berselubung myelin dari interneuron dan neuron motorik.
Apabila sumsum tulang belakang diiris secara veretikal, bagian dalam
berwarna abu-abu terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel dan berisi
cairan serebspinal. Ventrikel ini berhubungan juga dengan ventrikel di dalam
otak. Bagian dalamnya mempunyai dua akar saraf yaitu akar dorsal yang
berisi sensorik ke arah punggung, dan akar ventral yang berisi saraf motorik
ke arah perut.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh . Fungsi
tersebut antara lain menghubungkan dari saraf sensorik ke oak dan sebaliknya,
71
menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi
jalur terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran rangsangan dari
reseptor dibwa oleh neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui
akar dorsal untuk diolah dab di tanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron
motorik dan melalui akar ventral ke efektor untuk direspons.
(Anakardian,2017,hal 79)

2. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi (sistem saraf perifer) merupakan bagian dari sistem saraf
tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls) menuju system saraf tubuh yang
meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan dari sistem saraf pusat. Karena itu, di
dalamnya terdapat serabut saraf sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik
(serabut eferen).
Serabut saraf sensorik adalah sekumpulan neuron yang menghantarkan impuls
dari reseptor menuju sistem saraf pusat sedangkan serabut saraf motorik berperan
dalam mengfhantarkan impuls dari sistem saraf pusat menuju efektor (otot dan
kelenjar) untuk ditanggapi.
Berdasarkan asalnya, system saraf tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf
spinal yang masing-masing berpasangan , serta ganglia (ganglion). Saraf cranial
merupakan semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Saraf spinal ialah
semua saraf yang keluar dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing saraf ini
mempunyai karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda. Sementara itu,
72
ganglia merupakan kumpulan badan sel saraf yang membentuk simpul-simpul saraf
dan system saraf dan di luar sistem saraf pusat.
Berdasarkan cara kerjanya sistem, saraf tepi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Sistem saraf tak sadar


Yaitu system saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secacara
sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya saraf
sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem
saraf tulang belakang (spinal).
b. Sistem saraf tak sadar
Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua, yaitu: saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. (Anakardian,2017,hal 83)

3. Sistem Saraf Tak Sadar


Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang
bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum
tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang
mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnhya jantung, paru-paru, ginjal,
kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.

Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu:
saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang

73
terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang
belakang, sehingga memiliki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post
ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglioon yaitu seraabut saraf yang menuju
ganglion dan serabut saraf ang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion.
Saraf para simpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang
tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan
mempunyai sinaps pada ganglion seperti pada bagian berikut. Saraf parasimpatik
memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek.
Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh
kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat anatagonis.
Contoh fungsi saraf sim patik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf
simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses perncernaan,
merangsang ereksi, memperkecil diameter arteri, memperbesar pupil,
memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf
parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, memperceoat sistem
pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter arteri, memperkecvil
pupil, memperbesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
(Anakardian,2017,hal 84)

74
BAB VII
SISTEM ENDOKRIN DAN HORMON

Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantaraan zat. zat kimia (hormon)
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi
interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe,
beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewat duktus (saluran). Permukaan sel kelenjar
menempel pada dinding stenoid/kapiler darah. Hasil sekresinya disebut hormon. Hormon
merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh organ yang memiliki efek regulatorik spesifik
terhadap aktivitas organ tertentu, yang disekresi oleh kelenjar endokrin, diangkut oleh darah
ke jaringan sasaran untuk memengaruhi/mengubah kegiatan alat/jaringan sasaran. Hormon
yang dihasilkan ada yang satu macam hormon (hormon tunggal) di samping itu ada yang
lebih dari satu (hormon ganda). Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan
bekerja sama dengan Sistem saraf, mempunyai peranan peting dalam pengendalian kegiatan
organ-organ tubuh. Kelenjar endokrin menge luarkan suatu zat yang disebut hormon.

Hormon yaitu penghantar (transmiter) kimiawi yang dilepas dari sel sel khusus ke
dalam aliran darah dan selanjutnya dibawa sel-sel tanggap (responsive cells) tempat terjadinya
khasiat itu (menurut Starling). Kekhususan yang dikaitkan dengan hormon adalah bahwa
hormon adalah zat kimia organik yang mempunyai aktivitas tinggi meskipun hanya diberikan
jumlah yang sangat sedikit. Hormon yang dihasilkan langsung disekresi ke dalam pembuluh
darah, dan di salurkan langsung ke tempat yang membutuhkan. Setibanya di tempat organ
tujuan, hormon melakukan kegiatan spesifik mengatur proses metabolisme dari organ tujuan.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 248)

Struktur kimiawi hormon dapat digolongkan menjadi:


1. Derivat asam amino, dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan
nervus medula supraren dan neurohipofisis. Termasuk hormon ini adalah epinefrin
dan norepinefrin hasil modifikasi dari asam amino tirosin.
2. Peptida/derivat peptida, dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal darijaringan alat
pencernaan, hipofise bagian depan (adenohipofisis), tiroid, paratiroid, dan pankreas.
Peptida bersirkulasi bebas dalam plasma lebih kurang 5 sampai 10 menit.

75
3. Steroid. Hormon steroid mempunyai inti siklo-pentanoperhidrofenantren dibuat oleh
kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium (testis, ovarium, dan korteks supraren),
bersirkulasi dalam plasma dan terikat pada transpor protein kira-kira 60-100 menit.
4. .Asam lemak. Hormon prostaglandin satu-satunya hormon yang masuk Katagori ini
yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu asam lemak arakidonat dan di-
homo-gama-linolenik.
5. Hormon perkembangan. Hornmon yang memegang peranan dalam per-kembangan
dan pertumbuhan serta biologi reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia
remaja.Hormon diantara nya glukokortukoid,glukagon,dan katekolamin.
6. Hormon matabolisme. Proses homeostasis gula (glukosa) dalam tubuh diatur oleh
bermacam-macam hormon di antaranya glukokortikoid, glu-kagon, dan katekolamin.
7. Hormon trofik. Hormon yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi
kelenjar endokrin yaitu kelenjar hipofise yang dikatagorikan sebagai hormon
perangsang pertumbuhan folicle stimulating hormone (FSH) pada ovarium dan proses
spermatogenesis hormon penguning (liuteinizing hormone, LH).
8. Hormon pengatur. Metabolisme air dan mineral. Kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar
tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor. Meningkatnya produksi
kalsitonin menyebabkan menurunnya kalsium dan fosfor dalam darah, meningkatnya
ekskresi kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan magnesium melalui ginja.
9. Hormon pengatur sistem kardiovaskuler. Epinetrin dihasilkan oleh kelenjar adrenal
bagian medula. Efek hormon ini bergantung pada reseptor setiap organ tujuan, pada
jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi jantung.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 249)

Pekerjaan hormon adalah interaksi hormon dengan makromolekul spesifik yang disebut
reseptor hormon dalam sel jaringan. Reseptor hormon berada di permukaan sel (cell surface
receptor) dan dalam sitoplasma sel (intercelularrecep tor).Reseptor tersebut membentuk suatu
kompleks hormon reseptor yang akan memengaruhi sel.Fungsi dari reseptor adalah:
1. Mengenal hormon yang diperlukan oleh sel.
2. Reseptor dan hornmon membentuk suatu kompleks hormon reseptor.
3. Kompleks hormon mengaktifkan sel yang bersangkutan untuk aksi bio-kemis di dalam
sel.

76
Pada taraf akhir dari kerja hormon adalah interogator di dalam metabolisme dalam organ
tujuan. Jika respons yang diberikan oleh target organ, maka akibat pemberian dari satu
hormon respons yang diperoleh makin jelas terlihat pada setiap tahap berikutnya. Dalam
melaksanakan kerjanya, hormon-hormon saling bekerja sama bergantung pada intensitas kerja
masing - masing hormon. Dalam keadaan fisiologis, hormon di dalam peredaran darah
mempunyai mekanisme pengaturan sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum
dalam menjaga keseimbangan dalam organ tujuan yang berada di bawah pengaruhnya.
Mekanisme pengaturan ini disebut sistem umpan balik negatif. Misalnya, hipofise terhadap
hormon seks yang dihasilkan oleh gonad hipofise pars anterior menghasikan gonadotropin,
nmerangsang kelenjar gonad untuk menghasilkan hormon seks. Bila hormon seks dalam
peredaran darah mencapai keadaan yang melebihi seningga produksi hormon lebih tinggi,
hormon seks akan menghambat hipofise untuk mengurangi produksi hormon gonadotropin
sehingga hormon seks menurun mencapai kadar optimum.
Mekanisme kerja hormon pada tingkat sel. (Drs.H.Syaifuddin,AMK, 2010,hal 250)

1. Hormon yang bermolekul besar (ponpeptida dan protein). Tidak dapat menembus sel
dan bekerja Pada permukaan sel dengan cara mengikat pada suatu torkhas disebelah
luar membran sel tersebut, merangsang enzim adenilatsiklase dalam sel sehingga
terbentuk AMP (adenosin mor fosfat) siklik. Ada pengecualian ya pada insulin,
prolaktin, dan growthormone (GH), mekanisme kerjanya tidak mengikuti pola di atas.
Selanjut AMP siklik dapat mengaktifkan kinase-kinase protein tertentu di dalam sel
untuk menginduksi serangkaian reaksi metabolik di dalam sel sasaran. 2Hormon yang
molekulnya kecil (hormon steroid dan hormon tiroid). Hormon ini mempunyai
pengaruh terhadap spektrum jenis sel-sel sasaran yang lebih luas. Hormon steroid
menembus membran sel, berkaitan dengan reseptor protein khas sitoplasma. Ikatan
kompleks steroid resep- tor masuk ke dalam inti sel berkaitan dengan kromatin yang
memengaruhi ekskresi gen, sehingga terjadi perubahan pada kegiatan polimerasi RNA
(ribonucleic acid) yang bergantung pada DNA (deoxyribonucleic acid). Akibatnya
terjadi kenaikan/penurunan kecepatan produksi RNA, selanjutnya produksi protein
yang khas. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal.250)

77
KELENJAR HIPOFISE
Kelenjar hipofises adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak (sela
tursika) fossa pituitaria os sfenoid. Besarnya kira-kira 10x 13 x6 mm dan beratnya sekitar 0,5
gram. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam menyekresi homon dari semua organ
endokrin (sebagai pengatur), kegiatan hormon yang lain, dan memengaruhi pekerjaan kelenjar
yang lain.
Pada hipofise di atur agar setiap kelenjar endokrin, sendiri-sendiri ataubersama-sama,
dapat melaksanakan fungsi dengan baik dan, terkoordinasiFungsi hipofise dapat diatur oleh
susunan saraf pusat nmelalai hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang
dihasilkan hipotalamus. Akibat rangsangan susunan saraf pusat, hormon-hormon yang
mengatur fungsi hipofise disebut hipophysiotropic hormone dihasilkan oleh sel-sel
neorosekretori yang terdapat dalam hipotalamus.
Kelenjar hipofise mempunyai tiga lobus, yaitu lobus anterior, lobus intermedia, dan lobus
posterior. Lobus posterior mendapat persarafan dari nucleus supraoptik dan paraventrIkular di
hipotalamus. Lobus anterior mendapat suplai darah dari pembuluh darah hipofisis portal.
Secara embrionik ketigalobus ini berasal dari jaringan yang berbeda.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal.252)

1. Lobus anterior (adenohipolise), berasal darı kantong rathke (dua tulang rawan) yang
menempel pada jaringarn otak lobus posterior, menghasilkan sejumlah hormon yang
bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
a. hormon somatotropik (grotoh hormone). Hormon pertumbuhan yangberrfungsi
merangsang Pertumbunan tulang, jaringan lemak, dan visera penting pada individu
yang masih muda untuk pertumbuhan Efek langsung (efek anti-insulin)
memerlukan adanya kortisol untuk meningkatkan lipolisis dan glukosa darah. Efek
tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (sekelompok
peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta
meningkatkan sintesis protein meningkatkan proliferasi sel. Pengaturan sekresi
GH dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Stres, gerak badan, suhu dingin,
anestesia, pembedahan, dan perdarahan akan meningkatkan sekresi GH. Faktor
yang meningkatkan sekresii GH:
 Keadaan yang memerlukan energi (penurunan glukosa darah).
 Keadaan yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah.
78
 Rangsangan stres.
 Tidur
GH memengaruhi berbagai metabolisme dalam tubuh:
 Metabolisme protein, merangsang pembetukan kolagen.
 Metaboliselektrolit menahan N Ca Na dengan cara meningkatkan absorpsi ion Ca di
selurun pencernaan, menurunkan eks-kresi ion Ca dan ion K lewat ginjal.
 Metabolisme karbohidrat, mempunyai etek diabetogenik karena meningkatkan
penglepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan kepekaan sel terhadap insulin.
 Metabolisme lemak, menimbulkan kadar asam lemak bebas dalam plasma darah.

Gangguan sekresi GH:


 Defisiensi GH sebelum masa pubertas, menyebabkan badan kecil atau pertumbuhan
abnormal yang tidak sesuai dengan umur. Pada orang dewasa tidak ada efeknya, hanya
sedikit kehilangan pro-tein.
 Hipersekresi GH. Tumor sel asidohl (jasad renik tumbuh dalamsuasana asam). Pada
usia sebelum pubertas menimbulkan gigan-tisme (pertumbuhan abnormal), tinggi
badan melebihi normal karena epifise tulang panjang belum menutup. Pada usia
dewasa terjadi akromegali. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 252)

Gangguan fungsi:
 Hipofungsi: Perubahan yang melibatkan defisiensi hormon GH,thyroid stimulating
hormone (TSH), dan hormon adenokortokotropik (ACTH). Gangguan pada
hipotalamus.
 Hiperfungsi, biasanya disebabkan oleh tumor sel-sel adenohipofisis. Hipersekresi GH
menimbulkan gigantisme/akromegali bergantung pada usia terjadinya h8persekresi.
Pembesaran alat viIseral dan hipertrofi jaringan bawah kulit. Kelebihan GH akan
menyebabkan gejala diabetes melitus (poliuria, polifagia, dan polidipsia). Hiper
sekresi proiaktin, pada wanita menimbulkan amenore dan pada laki-laki menimbulkan
impotensi. Hipersekresi ACTH menyebabkan penyakit Cousing dan hiperpigmentasi.
b. Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) mengendalikan kelenjar
tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin. Sel-selnya besar dan berbentuk
polihedral mengandung granula kecil yang berdiameter 50-100 mm. Fungsinya

79
menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake yodium, dan menambah
sintesis tiroglobulin. Hormon-hormon dari kelenjar tiroid menyebabkan
menurunnya jumlah sel-sel tirotropik yang merupakan reseptor terhadap thyroid
releasing factor (TRF) meon TSHnyebabkan menurunnya sekresi. Hormon
adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kelenjar suprarenalC. dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal. Selnya
mengandung granul sekretori berdiameter 375-550 nmerupakan yang terbesar
ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Sel ini menyintesis hormon ACTH dan beta
lipoprotein, diproduksi dan di simpan dalam sel basofil hipofise anterior,
mempunyai efek terhadap supraren dan ekstraadrenal.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 253)

c. Hormon gonadotropin, menghasilkan


Folicle stimulating hormone (FSE). Sel-selnya berbentuk angular, terdapat di
seluruh hipofisis, mengandung granula sekretori yang menyekresi FSH yang
merangsang perkembangnan folikel deGraat dalam ovarium, membentuk
spermatozoa pada testes merangsang gametogenesis laki-laki Luteinizing hormone
(LH) mengendalikan sekresi estrogen dan pi gesteron dalam Ovarium
memengaruhi luteinisasi pada wai dan laki-laki, disebut sebagai interstisial cell
stimulating hori(ICSH) yang memengaruhi produksi testosteron dalam
tesProlaktin (PRL) atau bormon luteotropik (LTH) memulai dan mepertahankan
laktasi dengan memengaruhi langsung kelenjar-sesusu di mamae, Prolaktin
dihasilkan oleh sel-sel laktotrof di bagian hipofise bagian depan dengan bantuan
hormon lain, mempunyai mampuan untuk merangsang pertumbuhan payudara
darah dan dan merngsang sang produksi air susu. Pengaruh akibat hormon
estrogen kadar prolaktin pada perempuan meningkat lebih tinggi sesudah
perempuan dewasa (pubertas). Selama kehamilan kadar prolaktin akan terus
meningkat sejak dini sampai mendekati kelahiran, setelah lahir kadar prolaktin
mulai menurun. Sekresi prolaktin diatur dan diawasi oleh hipotalamus.
d. Melanocyte stimulating hormone (MSH). MSH dihasilkan oleh hipofisepars
intermedius didapati pada manusia dalam fase kehidupan fetus. Peran MSH dan
proses fisiologisnya memengaruhi kulit. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 254)

80
2. Lobus posterior kelenjar hipofise (neurohipofisis) berasal dari evaginasi atau
penonjolan dasar ventrikel otak ketiga, menghasilkan dua macam hormon:
a. Vasopresin atau arginen vasoprevin (APV), hormon anti-diuretik(ADH) yang
bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air,
mengonsentrasi urine derngan menambah aliran osmotik dari lumina-lumina ke
intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian ADH
memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan dalam tubuh. Pengaturan
sekresi:

 .Perubahan tekanan osmotik efek plasma (osmoreseptor).


 .Perubahan volume cairan ekstrsel (stres reseptor).
 .Peningkatan osmolalitas plasma dan penurunan volume plasma merangsang
sekresi vasopresin.
 .Osmoreseptor terdapat di hipotalamus dan stres reseptor sistem kardiovaskular
bertekanan rendah dan tinggi.
 .Rangsangan angiotensin ll, adrenalin, kortisol, estrogen, dan pro-gesteron
susunan saraf pusat dan peningkatan suhu tubuh.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 255)

Gangguan sekresi vasopresin:


 .Defisiensi vasopresin karena kerusakan hipotalainus atau traktushipotalamo-
hipofisis menimbulkan diabetes insipidus (poliuria,polidipsia).
 .Hiposekresi vasopresin karena obat-obatan pengendalian fisiologis terganggu,
retensi air, osinolalıtas urine plasma, hiponatrentia (Na plasma kurang dari 110
mmol/L) dapat timbul intoksikasi air.
b. Oksitosin diproduksi oleh anterior hipotalamik nuklei, sel ganglionik dari dan
supraotik nuklei, dan sel paraventrikular. Efek oksitoasin:
 Kontraksi sel mioepitel kelenjar mamae (galaktokinetik), mengeluarkan air
susu. Rangsangan pada papila mamae dari isapan bayi Sekresi oksitoksin
menimbulkan ejeksi air susu.
 Kontraksi uterus membantu pengeluaran fetus dan plasenta padawaktu
persalinan, rangsangan serviks dari vagina menyekresI Oksitosin yang
membantu dalam partus. Vasopresin dan oksitosin disintesis pada nukleus
81
paraventrikel dan supraoptik hipotalamus, bersama protein mengikat
neurofusin, diangkut melalui aksonserat traktus hipotalamus, dan disimpan
di ujung-ujung serat neu-Tohipofisis. Perangsangan tersebut akanm
menimbulkan eksositosishormon dari ujung serat saraf ke pembuluh
kapiler di sekitarnya. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 255)
3. Lobus intermedia. Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe
yang disebut celah ratkhe.Lobus intermedia pada manusia selnya ditemukan juga
koloid yang fungsinya tidak bergranula, kadang juga ditemukan juga koloid yang
fungsinya tidak diketahui.
Fungsi kelenjar hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui
hipotalamus. Pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan oleh
hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Pengaturan sekresi hipotalamus
diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus. Kecepatan sekresi
hormon berbeda-beda. Berbagai hormon yang ada dalam darah dapat menghambat dan
mempercepat rangsangan dari hipotalamus.
Bagian-bagian kelenjar hipotalamus:
1. Kelenjar hipofise anterior, mengandung banyakjenis sel sekretorik, meng hasilkan
hormon antara lain:
a. Hormon somatotropin adalah hormon pertumbuhan yang
menyebabkanpertumbuhan seluruh jaringan tubuh, menambah ukuran sel, dan
meningkatkan proses mitosis diikuti dengan bertambahnya jumlah sel,
meningkatkan kecepatan sintesis protein, meningkatkan metabolisme asam lemak,
dan menurunkan kecepatan pemakaian glukosa
b. Faktor pelepas kortikotropik (CRF) merupakan polipeptida yang terdapat pada
serebrum dan talamus. ada keadaan stres konsentras1 CRF menurun.
c. Hormon tirotropin Hormon ini merupakan mekanisme untuk dapat menghasilkan
hormon, melakukan sintesis protein yang menghambat kerja TRF tetapi
mengurangi produksi prolaktin oleh TRF.
d. Gonodotropin releasing hormione (GnRF) mempunyai daya kerja merangsang
sekresi folicle stiniulating hommone (FSH) agar menghasilkan hormon gonad
(estrogen dan progesteron).
 .Hormon lutein terdapat di seluruh hipofise, mengandung
granulasekretori yang merangsang perkembangan folikel de Graaf
82
dalam Ovarium, membentuk spermatozoa pada testes, dan merangsang
gametosis laki-laki. Hormon perangsang folikel mengendalikan sekresi
estrogen dan progesteron dalam ovarium dan memengaruhi luteinisi
pada wanita, dan pada laki-laki memengaruhi produksi testosteron.

e. Hormon prolaktin mempertahankan laktasi dengan memengaruhi langsung


kelenjar susu di mamae.
f. Hormon perangsang melanosit (MSH) memengaruhi melanosit dalam kulit.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 256)

2. Kelenjar hipofise posterior (neurohipofisis) bekerja sebagai struktur penunjang bagi


ujung-ujung saraf. Kelenjar ini terletak pada nukleus supraoptik dan paraventrikuler
hipotalamus, di bawah kelenjar hipofise posterior, di dalam aksoplasma, serat-serat
neuron berjalan dari hipo-talamus. Hormon yang dihasilkan:
a. Hormon antidiuretik (ADH) dibentuk dalam nukleus supraoptik yang mengandung
asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah meningkatkan permeabilitas duktus
dan mereabsorpsi sebagian besar air yang disimpan dalam tubuh. Salah satu
rangsangan yang menyebabkan sekresi DH menjadi kuat adalah penurunan
volume darah.
b. Hormon oksitosin dibentuk dalam nukleuS paraventrikel, merupakan Salah satu
zat yang dapat menimbulkan kontraksi uterus dalam keadaan hamil, rangsangan
sangat kuat pada akhir kehamilan. Efek oksitosin selama persalinan meningkat
pada stadium akhir sehingga lenimbulkan sinyal saraf melewati hipotalamus
membantu proses Persalinan. Di samping itu membentuk laktasi sehingga
timbulnyagiriman air susu dari alveoli ke duktus sehingga diisap bayi.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 257)

KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah, melekat pada
tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding laring. Kelenjar ini
terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobussinistra), saling berhubungan, masing-masing
lobus tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm.
83
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin. Pembentukan hormontiroid bergantung
pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama untuk memelihara
keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner, berdinding
selapis sel, bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi. bila sedang istirahat sel ini pipih
bagian tengah asiner terisi koloid senyawa tiroglobulin, tirosin, dan hormon tiroksin pada
kelenjar tiroid. Sekresi hormone tiroid memerlukan bantuan TSH untuk endositosis koloid
oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan hormon T3 (triiodothyronine) dan
T4 (tetraiodothyronine) dari triglobulin dan melepaskan T3 dan 14 ke peredaran darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma protein bound iodine(PBI),
sebagian besar PBI T4, sebagian kecil PBI T3 terikat pada profejaringan yang bebas dalam
keadaan keseimbangan. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon tiroid:
1. Transpor aktif yodiunm dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari fofolikel, proses
ini dibantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
2. Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodiurikeyartgaiktif dan
dibantu oleh TSH.
3. Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatf dengan bantuan peroksidase.
Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk iodotironin di antaranya T4
(tetraiodotironin) dan T3 (triiodotironin) yang terikat pada tirosin, dalam kelenjar
tiroid dalam bentuk tirosin.
4. Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah triglobulin
dipecah melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam darah.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 258)

Efek T3 dan T4:

1. Kalorigenik:
a. Meningkatkan konsumsi oksigen di semua jaringan kecuali padaorang dewasa
(otak, limpa, hipofisis anterior, testes, uterus, dan kelenjar limfe).
b. Bergantung pada banyak katekolamin.
c. Merangsang metabolisme zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hatikatabolisme
protein dan lemak pada tulang dan otot.
d. Meningkatkan produksi panas.
84
1. Pertumbuhan dan perkembangan:
a. Merangsang sekresi growth hormmone (GH).
b. Memperkuat efek GH.c.
c. Memengaruhi sel-sel sarat, perkembangan mental pada anak balita dan janin
Sel-sel dari folikel tiroid menyebabkan yodium dalam bentuk yodida yang diserap
dari pembuluh kapiler terdapat di sekeliling setiap folikel. Yodida yang diserap
akan bergabung dengan protein membentuk tiroglobulin yang akan disekresi ke
dalam lumen dari setiap folikel dan membentuk koloid. Tiroglobulin diuraikan
oleh enzim proteolitis menjadi tiroksin, merupakan salah satu hormon dari kelenjar
tiroid. Di dalam pembuluh darah tiroksin akan berkaitan dengan molekul protein.
Fungsi hormon tiroid:
1. Memengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh, penggunaan
energi total.
2. Pengatur kecepatan metabolisme tubuh dan memengaruhi beberapa reaksi metabolik
dalam tubuh.
3. Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu aksi yang nendahuiui
meningginya basal metabolisme.
4. Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negatit dan sintesis protein berkurang.
5. Menambah produksi panas dan menyimpan energi pada konsentrasi hormon tiroid
yang tinggi.
6. Absorpsi intestinal dari glukosa bertambah lancar oleh hormon tiroid memungkinkan
faktor toleransi glukosa yang abnormal sering ditemukan pada hipertiroidisme.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 259)

Kelainan tiroid:
1. Hipertrofi dan hiperplasia fungsional
a. Struma difosa toksik (tirotoksikosis), suatu keadaan hipermetabolisme dari tubuh
karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh respons terhadap hormon tiroid yang
berlebihan dalam darah lepas dari asalnya, bukanSuatu pernyakit tetapisuatu
sindrom beberapa kelainan,
b. Struna difosa nontoksik:

85
 Tipe endemik: Kekurangan yodiumyang kronilk. Strumainidisebut air
minum yang kürang mengandung yodium sebagai goitersimpel, struma
endemik, gondok endemik, atau goiter koloid.
 Tipe sporadik: Pembesaran difusi dari struma di daerah endemic
penyebabnya adalah suatu stimulus yang tidak diketahui tetapi
umumnya tidak terjadi pada penduduk secara umum.
2. Hipotiroidisme disebabkan kelainan struktutal dan fungsional darlkelenjar tiroid
sehingga Sintesis dari hormon tiroid menjadi insufisiens. Bila keadaan ini permanen
dan komplet maka keadaan tersebut disebutatirosis atau atiroidisme.
a. Kretinisme. Hipotiroidisme yang berat terjadi sewaktu bayi. Penderita
menjadi cebol dan inmbisil. Terjadi pada umur 2-3 buan dengan gealidah
tebal, kedua mata lebih besar dari biasa suara serak, Sering konstipasi,
somolen, kulit kasar kekuningan kepala besar dan espresi seperti orang
bodoh.
b. Miksedena uveruil Hipoteroidisme yang timbud pada anak sebelum akil
balik (pubertas), Anak menjadi cebol, pertumbuhan tulang terlambat, dan
kecerdasan berkurang.
c. Miksedema dewasa. Gejalanya nonspesifik timbulnya sangat perlahan
dengan gejala konstipasi, letargi, tidak tahan dingin, otot tegang, dan sering
keram.
3. Neoplasma:
a. jinak benigna Adenoma tiroid pada umumnya bekerja secara otonom dan
tidak dipengaruhi oleh TSH, dapat bertambah menjadi toksik adenoma dan
sering menjadi karsinoma (ganas)
b. Ganas/maligna. (karsinoma tiroid), dimulai dari epitel folikel tiroiddengan
karateristik tersendiri memungkinkan menjadi karsinomametastatik
(karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anapi-lastik).
.(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal.258)

86
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 260)

KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid terletak di atas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Terdapat dua
pasang (4 buah) terletak di belakang tiap lobus dari kelejar tiroid, dua sebelah kiri dan dua
sebelah kanan. Besarnya setiap kelenjar kira-kira 5 x 5 x 3 mm dengan berat antara 25-30 mg
berat keseluruhan lebih kurang 120 mg.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin adalah suatu peptida, terdiri
dari 84 asam amino. Suatu kesatuan hormon yang diperlukan untuk menaikkan kalsium serum
sebanyak 1 mg% dalam waktu 16 sampai 18 jam. Osteoblas dan fibroblas mempunyai
reseptor untuk hormon paratiroid, dapat memengaruhi secara langsung, tetapi tidak.
mempunyai reseptor-reseptor untuk hormon paratiroid.
Dalam melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur dan diawasi secara langsung oleh
kelenjar hipofise. Produksi hormon paratiroid akan meningkat apabila kadar kalsium di dalam
plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal. Kadar kalsium dalam plasma berada dalam
pengawasan homeostatic dalam batas yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh
perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Mineral lain selain kalsium yang memengaruhi fungsi kelenjar paratiroid adalah
magnesium. Hambatan kerja kelenjar paratiroid mengakibatkan penurunan kadar magnesium
di dalam darah atau sebaliknya. Konsentrasi magnesium sangat diperlukan terhadap fungsi
fisiologis kelenjar paratiroid sehingga kelenjar ini menghasilkan hormon yang diperlukan
tubuh. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 262)

Fungsi kelenjar paratiroid:

87
1. Memelihara konsentrasi jon kalsium plasma dalam batas yang sempit meskipun
terdapat variasi-variasi yang luas.
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fostor oleh ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorpsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.
3. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiorid menstimulasi resorpsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membran dari mitokondria.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 263)

fungsi ion kalsium:


1. Penting dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
2. Komponen utama dalam tulang.
3. Penting dalam pembekuan darah dan kegiatan berbagai sistem enzim..
4. Penglepasan kalsium (Ca) intrasel untuk mengaktifkan sel (proses sekresidan
kontraksi otot).
5. Kalsium ekstrasel mengadakan perubaharn kecil pada konsentrasi untuk perubahan
kepekaan sel (hipokalsemia) yang menimbulkan epilepsi dan tetani.
Pengaturan sekresi hormon paratiroid:
1. Kadar Ca plasma, peningkatan Ca plasma menghambat sekresi hormon.
2. Kadar magnesium plasma, penurunan magnesium plasma merangsang sekresi hormon
paratiroid.
mempunyai efek langsung terhadap proses kalsifikası, membantu pembentukan tulang
menambah ekskresi fosfat, dan membantu menurunkan konsentrasi fosfat dalam serum.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 263)

Gangguan fungsi kelenjar paratiroid :


1. Hiperiungsi paratiroid. Suatu keadaan ketika kelenjar paratiroid mem produksi lebih
banyak hormon paratiroid dari biasa Jika diekskresi lebih banyak yang dibutuhkan
disebut hiperparatiroidisme primer. Bila lebih banyak karena dibutuhkan disebut
hiperparatiroidisme sekunder.
88
a. Hiperpariliroidisme primer.
 Berkurangnya kalsium dalan tulang sehingga timbul fraktur spontan sering
nyeri pada tulang, tumor tulang yang sering terkenaadalah tulang panjang.
 Kelainan traktusurinarius, Defek pada tubuli ginjal biasanya revesibel batu
ginjal, kadang-kadang nefrokalsinosis (deposisi kalsium dalam nefron),
 Menifestasi sistem saraf sentral (depresi, konfusi dan koma)
 Kelemahan neuromuskuler tenaga otot berkurang, hipotonidan keletihan
kadang-kadang aritmia kardiak Manifestasi gastrointestinal: Kurang nafsu
makan, mual, muntah,konstipasi.
b. Hiperparatiroidisme sekunder Pada penyakit ini terdapat hiperplasia hiperfungsi
kelenjar paratiroid yang disebabkan:
 Gagal ginjal kronik (glomerulonefritis, pielonefritis, dan anomaly
kongenital dari traktus urogenitalis pada anak).
 Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitaminD,
kelainan gastrointestinal)
c. Intoksikasi paratiroid akut. Kejadian ini jarang dengan gejala penderita sangat
demam, mual, dan muntah. Pada pemeriksaan kalsium sangatbtinggi dan fosfor
Serum juga tinggi. Penderita dapat koma.
2. Hipoparatiroidisme. Penyakitini jarang terjadi pada orang dewasa, biasanya anak
dibawah umur 16tahun. Penyakit initerjadi setelah strumektomi terjadi paratiroidisme
sekunder timbul gejala gejala reaksineuromuskuler yang berlebihan akibat kalsium
serum yang sangat rendah, tetani dengan manifestasi spasmus karpopedal dan kejang
pada anggota gerak dan kelumpuhan otot.
3. Hiperkalsemia, meningginya kadar kalsium dalam darah yang disebakan:
a. Berhubungan dengan paratiroidisme primer.
b. Berhubungan dengan keganasan (tumor hipokalsemia).
c. Berhubungan dengan vitamin D (abnormalitas metabolisme vitaminD).
d. Berhubungan dengan kegagalan ginjal.
e. Intoksikasi vitamin A (terlalu banyak vitamin A).
4. Hipokalsemia. Hipokalsemia subakut terjadi pada pankreatitis akut,mengakibatkan
hormon paratiroksin menjadi rendah. Klasifikasinya terdiri dari:
a. Hormon paratiroid.

89
 Hipoparatiroidisme herediter suatu sindrom kompleks kegagalan dari
adrenal, ovarium, dan paratiroid.
 Hipoparatiroidisme didapat: Komplikasi strumektomi, kerusakan kelenjar
paratiorid, setelah eksplorasi ginjal.
 Hipomagnesemia primer dan sekunder.
b. PTH tidak aktif.
 Gagal ginjal kronik menyebabkan retensi fosfat,
mengakibatkanmenurunnya kadar kalsium dalam darah.
 Tidak adanya vitamin D yang aktif menimbulkan penyakit tulang seperti
osteomalasia.
 Vitamin D aktif tetapi tidak efektif, malabsorpsi intestinal.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 264)

KELENJAR TIMUS
kelenjar Timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang Os sternum, didalam rongga
toraks, kira-kira setinggi bifurkasi trakhea. warnanya ke merah-merahan dan terdiri dari dua
lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram, ukurannya bertambah
setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah dewasa akan mengerut.
Kelenjar timus menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu berpartisipasi
dalam reaksi kekebalan. Di antara bukti tentang adanya aktivasi endokrin pada timus ialah
kenyataan bahwa timus peka terhadap hormon tiroid. Mengecilnya ukuran timus sementara
kedewasaan kelamin tercapai disebabkan oleh hambatan yang diberikan oleh steroid gonad.
Steroid adrenal juga menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai parameter untuk
kortiteroid.
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis. Sumber hormon timus mempersiapkan proliferasi dan matutasi sel-sel yang
mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain. Setelah dewasa
pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurang aktivitas kelamin.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 266)

Fungsi kelenjar timus:


1. Suatu sumber sel yang mempunyai Kemanmpuan imunologis.

90
2. Sumber hormon timik yang mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel yang
mempunyai kemampuan potensial imonologis dalam banyak jaringan lain.
3. Mengaktifkan pertumbuhan badan sehingga pertumbuhan sangat ningkat pada masa
bayi sampai masa remaja dan setelah masa dewasa pertumbuhan akan berkurang.
4. Mengurangi aktivitas kelamin.
kelainan pada kelenjar timus:
1. Hiperplasia: Ditandai dengan adanya limfoid folikel di dalam medula. Dalam keadaan
normal tidak terdapat folikel limfoid. Ini merupakanKelainan pada kelenjar
timus:kelainan autoimun, reaksinya memengaruhi daya imun.
2. Tumor timoma: Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak dan ada yang ganas,
mempunyai sel epitel neoplastik. Tumor menekan alat se-kelilingnya menimbulkan
sesak napas, batuk, dan nyeri menelan. .(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal.266)

KELENJAR SUPRARENALIS
Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk ceper terdapat pada bagian atas dari
ginjal. Beratnya kira-kira 5-9 gram berjumlah dua buah sesuai dengan jumlah ginjal. Kelenjar
ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal,
bagian dalam disebut medula yang berasal dari sel-sel ektodermal. Berdasarkan perbedaan
dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh
juga berbeda. Bagian korteks menghasilkan hormon-hormon yang dikatagorikan. sebagai
hormon steroid, Sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamin.Kelenjar suprarenalis
dibagi atas:
1. Korteks adrenal. Bagian luar berwarna kekuning-kuningan menghasilkan kortisol,
disebut korteks yang terdiri dari sel-sel epitel yang besar berisi lipoid yang disebut
foami cells, terdiri dari zona glomerulosa (lapisan luar), zona fasikulata (lapisan
tengah yang paling besar), zona retikularis (lapisan dalam langsung yang mengelilingi
medula. Pemeliharaan struktur tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks suprarenal
dipengaruhi oleh hormon adrenokortikotropin (ACTH) dari lobus anterior hipofise.
Korteks adrenalmenghasil hormon:
a. Kortikosteroid (kortikoid), mengandung struktur dasar nukleus. Faal dari
kortikostiroid memproduksi sekitar 30 jenis kortikostiroid tetapi hanya beberapa yang
mempunyai aktivitas biologis yang jelas. Pengaturan sekresi glukokortikoid,
91
sekresinya dirangsang oleh ACTH dan adenohipofise melalui pengaruh trofiknya
ACTH, mempertahankan struktur dan perdarahan korteks adrenal terutama zona
fasikulatadan zona retikularis. Sekresi ACTH diatur oleh:
 Mekanisme umpan balik negatif kortisol dan kortikosteron langsung pada produksi
ACTH di adenohipofisis melalui hipotalamus.
 Sekresi ACTH pagi hari meningkat dan menurun pada malam hari.
 Stres meningkatkan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 268)

Fungsi gukokortikoid:
 Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh:Meningkatkan
glikogenesis dan glukagonesis di dalam sel hati, katabolisme protein terutama di otot
dan tulang, meningkatkan sintesis GNA dan RNA di dalam sel hati, menahan ion Na
dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di ginjal, mening- katkan lipolisis jaringan
perifer, deposit lemak di abdomen, leher, dan wajah.
 Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf pusat. Menggiatkan
sekresi asam lambung.
 Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah, meren-dahkan permeabilitas
dinding pembuluh darah.
 Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat pembentukan antibodi.
 Menghambat penglepasan histamin dalam reaksi alergi, seringkali dipakai untuk
mengatasi syok anafilaktik bersama dengan pemberian adrenalin.
Hipersekresi glukokortikoid menimbulkan:
 Hiperglikemia (peninggian kadar gula dalam darah).
 Otot rangka menjadi atrofi dan lemah.
 Tangan dan kaki kurus, perut membesar.
 Bila luka sukar sembuh.
 Protein tulang berkurang (osteoparosis).
 Retensi ion Na menyebabkan hipertensi. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 269)

Hormon kelamin korteks adrenal yang mempunyai efek kortikostiroid, hormon androgenik,
atau protein anabolik yang mempunyai struktur dan aktivitas yang menyerupai hormon seks.

92
Androgen yang diekresi oleh supraren adalah dehidroepialdosteron (DHEA) dan
andosterostenedion. Hormon ini menyebabkan retensi nitrogen, fosfor kalium, natrium, dan
klorida dalam jumlah yang besar pada wanita. Sekresinya diatur oleh ACTH. Efek hormon
kelamin:
 Androgen terutama ketosteroid dehidroepiandrosteron selain tes-fosteron, pada
keadaan isiologis tidak mémpunyai efek maskulinisasi yang berarti meningkatkan
anabolisme protein dan merangsang pertumbuhan.
 Estrogen pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi yang berarti.
Kelainan fungsi korteks adrenal:
 Hipofungsi: Penyakit Addison (kerusakan seluruh zona) dengan tanda-tanda gabungan
karena kekurangan kortisol aldosteron dan androgen disertai kelebihan ACTH.
 Hiperfungsi, meliputi 3 sindrom, sindrom lushing, hiperaldosteronisme, dan sindrom
androgenital dengan gejala maskulinisasi pada wanita dan feminisasi pada laki-laki.
b. Mineralokortikoid meningkatkan retensi ion dan meningkatkan ekskresi ion kalium
(K) di ginjal (tubulus distal dan tubulus koligens), meningkatkan retensi natrium (Na)
di kelenjar keringat dan saluran pencernaan. Di ginjal aldosteron meningkatkan
kegiatan pompa natrium di bagian basal membran sel tubulus. Pengaturan
mineralokortikoid:

 Renin-angiotensin. Apabila volume darah atau tekanan darah keginjal menurun sel
juksta glomerilis ginjal merangsang untuk masuk ke dalam rongga pengasingan yang
ada di dalam. Selama menjadi angiotensin I dengan bantuan suatu jenis enzim diubah
menjadi angiotensin lI, merangsang sel-sel zona gromerolus korteks adrenal untuk
melepaskan aldosteron, meningkatkan Na, Cl dan air sehingga volume darah akan
kembali normal.
 Kadar ion Na dan ion K plasma. Apabila ion Na plasma turun dan ion Kvplasma naik
maka sekresi aldosteron akan meningkat. ACTH dalam dosis yang kecil perannya
sangat kecil sekali, hanya dalam konsentrasi tinggi dapat merangsang pelepasan
aldosteron. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 269)

Kelainan mineralokortikoid
 Insufisiensi adrenal: Na banyak terbuang sedangkan K diretensi sehingga kadar ion K
plasma meningkat. Bila tidak segara ditanggulangi kadar Na plasma sangat rendah,
93
volume plasma sangat rendah, tekanan darah akan turun, dan terjadi gangguan
sirkulasi akhirnya syok.
 Hiperaldosteron: Primer karena tumor sel zona glomerulosa yang menghasilkan
aldosteron secara berlebihan, disebut sindrom Conn,hipernatremia, hipertensi tanpa
edema, hipokalemia, otot rangka lemah dan aritmia jantung: Sekunder bila
peningkatan kadar renin angiotensin karena dehidrasi akibat perdarahan, kegagalan
jantung, dan sirosis hepatis.
2. Medula, terdiri dari sel-sel yang menghasilkan hormon epinefrin dan hormon
norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medula adrenal.
Kelenjar medula adrenal dapat membentuk dan melepaskan adrenalin di samping
noradrenalin. Dalam medula adrenal norepinefrin diubah oleh enzim yang dirangsang
oleh kortisol. Pada dasarnya katekolamin (adrenalin) dan noradrenalin terbentuk
melalui suatu hidroksilasi dan dekarboksilasi asam amino fenilanin dan
tirosin.Tiroksin ditranspor ke dalam sel menyekresi katekolamin ditosin.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 270)

Fungsi epinefrin dan norepinefrin:


a. Terhadap sistem kardiovaskuler (jantung):
 Epinefrin menyebabkan vasodilatasi arteriole dari otot tulang dan
vasokonstriksi arteriole dari kulit. Sebagai stimulus untuk aksi jantung,
menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan mem-perbesar curah
jantung.
 Norepinefrin: Vasokonstriksi dan hormon ini menyebabkan tekanan darah
meninggi, sangat berguna untuk memperbaiki keadaansyok yang bukan
disebabkan oleh perdarahan.
b. Terhadap otot polos dari visera. Epinefrin menyebabkan relaksasi otot polos gaster,
usus, dan vesika urinaria, otot polos bronkus sehinggasebagai terapi serangan asma
bronkhial.
c. Efek metabolik epinefrin. Dalam hepar menstimulasi pemecahan glikogen, suatu aksi
yang menaikan kadar gula darah melalui penambahan (adenosin monofosfat) AMP.
 Dalam otot menambah pemecahan glikogen juga melalui penambahan AMP.

94
 Dalam jaringan lemak mempunyai efek lipolisis yang mengakibatkan
pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah. Asam lemak Sebagai bahan
pembakar dalam otot dan di hati untuk glukoneo-genesis.
 Dalam pankreas menghalangi pelepasan insulin.
 Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk melepas asam lemak darl jaringan
menjadi bahan pembakar dalam otot, mobilisasi glukosa dengan menambah
glikogenolisis dan glukoneogenesis dalambhepar, dan mengurangituptake
glukosa dalam otot mengurangi pelepasan insulin menghindarkan pemakaian
glukosaolehjaringan perifer sehingga.dipakaioleh sistem saraf sentral.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 271)

Perangsangan sistem saraf simpatis dapat melepaskan noradrenalin dari ujung saraf simpatis
dan melepaskan noradrenalin serta adrenalin dan kelenjar adrenal. Pada keadaan tertentu
dapat merangsang pelepasan katekolamin dari medula adrenal keadaan darurat) dengan gejala
marah, dingin dan rasa takut, keadaan glukosa plasma rendah (hipoglikemia tekanan darah
rendah (hipotensi), anoksia otak (kekurangan oksigen diotak), asfiksia meningkatkan kadar
angiotensin. Penggiatan reseptor beta meningkatkan sintesis siklik AMP yang menimbulkan
pengartuh inhibisi pada sel yang bersangkutan, kecuali otot jantung Sebaliknya reseptor alfa:
a. Meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah (pengaruh vasokonstriksi.dari
noradrenalin)
b. Meningkatkan glikogenesis (meningkatkan guladarah).
c. Meningkatkan metabolisme oksidatif glukosa di dalam sel.
d. Meningkatkan pembentukan energi dan panas.
Kelainan fungsi kelenjar medula adrenal:
a. Hiperfungsi medula merupakan kelainan yang sering terjadi. Hiper fungsi medula
suprarenalis karena tumor yang disebut feokromositoma dikenal sebagai tumor
kromafin berasal dari luar kelenjar Supraren. Kadang-kadang juga ditemukan
neuroblastoma, ganglioneuroblastoma, dan ganglioneuroma. Ketiga ini lazim didapat
di luarmedula supraren karena berasal dari jaringan saraf simpatis.
b. Hipofungsi medula Jarang ditemukan kelainan yang menyebabkan gejala klinis dari
hipofungsi medula supraren.
c. Neoplasma kelenjar medula adrenal. (peokromositoma). Gejala ini bergantung pada
jumlah katekolamin yang dilepaskan dan cara pelepasan (hipertensi yang kontinu,
95
tumor palpitasi, gelisah, dan sakit kepala). Gejala tersebut menyangkut gangguan pada
berbagai metabolisme. .(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 270)

KELENJAR PIENALIS
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat di dalam ventrikel otak, berbentuk kecil dengan warna
merah seperti sebuah cemara. Kelenjarnya menonjol dari mesensefalon ke atas dan ke
belakang kolikus superior. Fungsinya belum diketahui dengan jelas. Kelenjar ini
menghasilkan sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin berperan
penting dalam mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia.
Glandula pienalis diatur oleh isyarat saraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang terlihat
oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati aliran darah atau cairan
ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi hormon gonadotropin, dan
gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 273)

Mekanisme kerja insulin:


1. Meningkatkan transpor glukosa dalam sel/jaringan tubuh.
2. Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel.
3. Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati.
4. Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase dan meningkatkan sintesis
lipida.
5. Peningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal.273)

KELENJAR PANKREAS
Pankreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitoneal dalam abdomen
bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan ll . Kepala pankreas terletak dekat kepala
duodenum, sedangkan ekornya sampai kelien. Pankreas pendapat darah dari arteri lienalis dan
arteri mesenterika superior. Duktus pankreatikus bersatu dengan duktus koledukus dan masuk
ke duodenum, pankreas menghasilkan dua kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar
eksokrin.
Pankreas menghasilkan kelenjar endokrin bagian dari kelompok sel yang membentuk
pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh
96
pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau Langerhans yang dibedakan
atas granulasi dan pewarnaan, Setengah dari sel ini menyekresi hormon insulin.Dalam tubuh
manusia normal pulau Langerhans menghasilkan empat jenis sel:
1. Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40% memproduksi glukagon menjadi faktorhiperglikemik,
mempunyai anti-insulin aktif.
2. Sel-sel B (beta) 60-80%% fungsinya membuat insulin.
3. sel-sel D 5-15% membuat somatostatin.
4. Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida.
Insulin merupakan protein Kecil terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lainnya
dihubungkan olen ikatan disulida. Sebelum dapat berfungsi la harus berikatan dengan protei
Septor yang besar dalam membrans Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah.
Kadar glukosa dara yang berlebihan akan merangsang sekresi insulin dan bila kadar glukos
normal atau rendah maka sekresi insSulin akan berkurang.
Mekanisme kerja insulin:
1. Insulin meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel/jaringan tubuhkecuali otak,
tubulus ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah. Masuknya glukosa adalah
suatu proses difusi, karena perbedaan konsen- trasi glukosa bebas antara luar sel dan
dalam sel.
2. Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel.
3. Meningkatkan sentesis protein di otak dan hati.
4. Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase, meningkatkan sintesis lipida.
5. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
Efek insulin:
1. Efek insulin pada metabolisme karbohidrat, glukosa yang diabsorbsi dalam darah
menyebabkan sekresi insulin lebih cepat, meningkatkan penyimpanan dan penggunaan
glukosa dalam hati, dan meningkatkan metabolisme glukosa dalam otot. Penyimpanan
glukosa dalam otot me ningkatkan transpor glukosa melalui membran sel otot.
2. Efek insulin pada metabolisme lemak dalam jangka panjang. Kekurangan insulin
menyebabkan arteriosklerosis, serangan jantung, stroke, dan penyakit vaskular
lainnya. Kelebihan insulin menyebabkan sintesis dan penyimpanan lemak,
meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel hati, kelebihan ion sitrat, dan isositrat.
Penyimpanan lemak dalam sel adipose menghambat kerja lipase yang sensitif hormon
dan meningkatkan transpor ke dalam sel lemak.
97
3. Efek insulin pada metabolisme protein: Transpor aktit banyak asam amino ke dalam
sel, membentuk protein baru mening katkan translasi essenger RNA, meningkatkan
kecepatan transkripsi DNA. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 274)
Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan diabetes melitus, yang
mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan ekstraseluler), mengakibatkan sel jaringan
mengalami kekurangan glukosa/ energi dan akan mnerangsang glikogenolisis di sel hati dan
sel jaringan. Glukosa akan dilepaskan ke dalam cairan ekstrasel sehingga terjadi
hiperglikemia Apabila mencapai nilai tertentu sebagian tidak diabsorpsi ginjal,
dikeluarkanmelalui urine sehingga terjadi glikosuria dan poliuria.
Konsentrasi glukosa darah memnpunyai efek yang berlawanan dengan sekresi
glukagon. Penurunan glukosa darah meningkatkan sekresi glukosa yang rendah. Pankreas
menyekresi gloukagon dalam jumlah yang besar. Asam amino dari protein meningkatkan
sekrèsi insulin dan menurunkan glukosa darah.
1. Pada orang normal, konsentrasi glukosa darah diatur sangat sempit 90mg/100
ml. Orang yang berpuasa setiap pagi sebelum makan 120-140 mg/100 ml, setelah
makan akan meningkat, setelah 2 jam kembali ke tingkat normal. Sebagian besar
jaringan dapat menggeser ke penggunaan lemak dan protein untuk energi bila tidak
terdapat glukosa. Glukosa merupakan satu-satunya zat gizi yang dapat digunakan oleh
otak, retina, dan epitel germinativum. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal.274)

KELENJAR KELAMIN
Kelenjar gonad yaitu testes pada pria dan ovarium pada wanita, mempunya fungsi endokrin
dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testes menghasilkan hormon seks yaitu androgen
dan sperma. Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron serta memproduksi
sel telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih
kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat kelamin
sekunder mulai nampak, terjadi pening- katan sekresi gonadotropin (FSH dan LH) yang
merangsang perkembangai dan produksi kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH
disebabkan kepekaan hipotalamus terhadap inhibisi (hambatan) steroid menurun.
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Spermatogenesis untuk pembentukan sperma.
98
2. Pelaksanaan kerja seksual.
3. Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon (fungsi endokrin) yang
berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek hormon seks pria pada organ seks
tambahan, metabolisme sel dan fungsi tubuh lain. Testis menghasilkan beberapa
hormon seks pria yang bersama-sama dinamakan androgen. Salah satu di antaranya
testosteron yang lebih banyak dan lebih kuat dari yang lain, serta bertanggung jawab
pada efek hormone pria. Testosteron dibentuk oleh sel interstisial Leyding yang
terletak pada lterstisial antara tubulus seminalis. Sekresi androgen (hormon seks pria),
Salnya kelenjar adrenal menyekresi androgen dalam keadaan normal tidak
menyebabkan sifat maskulinisasi yang bermakna. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal
277)

Fungsi endokrin testis


1. Testis janin dapat menurun hngga trmester ketiga kehamilan, mensintesis androgen
pada minggu ke6 sampai 8 (maksimum minggu 11-18) menghasilkan testosteron.
2. Pada janin testosteron diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna dan
3. Pada pria dewasa untuk perkembangan dan mempertahankan ciri-ciri seks sekunder
pria serta spermatogenesis.
Setelah lahir, sel Leyding mengalami masa stirahat dan mulai aktif kembali menjelang
masa remaja (pubertas). Pengaruh gonodotropin adenohipofisis adalah menyempurnakan
maturasi sistem reproduksi.Pengaturan fungsi endokrin testis:
1. LH/ICTH adenohipofisis, merangsang sekresi testosteron oleh sel Leydig. Sedangkan
pelepasan Lh diatur oleh GnRH hipotalamus.
2. Sebaliknya testosteron melalui mekanisme feed backnegatif mengendalikan pelepasan
LH.
pengaturan spermatogenesis:
1. Folikel perangsang hormon, merangsang Spermatogenesis.
2. Hormon lutein, merangsang seKresi testosteron dan mempertahankan
Spermatogenesis. Kerja FISH testosteron merangsang sel untuk membentuk senyawa
yang diperlukan untuk maturasi sperma. Sekresi FSH diatur melalui mekanisme feed
bick negatif yaitu peningkatan sekresi dari sel sertoli.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 278)

99
Efek testosteron:
1. Pada janin merangsang diferensiasi dan perkembangan alat genital kearah pria,
pengatur pola jantan (pria), dan pengontrolan hipotalamus terhadap sekresi
gonadotropin setelah pubertas.
2. Pada pubertas, memengaruhi sifat kelamin sekunder, yaitu perkembangan bentuk
tubuh, perkembangan alat genital, distribusi rambut, pembesaran laring, dan sifat anak
agresif.
Fungsi seksual dan reproduksi Wanita dibagi dalam dua fase yaitu persiapan tubuh
untuk konsepsi dan kehamilan dan periode kehamilan. Sistem
hormon wanita:
1. Hormon pelepas hipotalamus (leteinizing Hormone releasing;LHRH) hormon dari
hipotalamus yang dihasilkan di perikarion neuron hipotalamus, terikat oleh reseptor
gonodotrofin, merangsang produksi hormon lutein dan merangsang folikel perangsang
hormon, dan merangsang penurunan produksi pelepasan gonodotrofin.
2. Hormon hipofise anterior (FSH dan LH) yang disekresi akibat responsterhadap
hormon pelepas di hipotalamus, memicu sintesis steroid diovarium. Pembentukan
reseptor LH di lapisan granulosa mulai terjadi apabila peningkatan konsentrasi
gonodotrofin pra-ovulasi. Meskipun belum ada ovulasi, LH dapat dijumpai dalam
jumlah besar dalam sel-sel granulosa, meletakkan dasar kerja korpus luteum selama
fase luteal. Selama proses ovulasi di dalam sel granulosa terjadi perubahan sintesis
steroid dari estrogen menjadi progesteron dalam proses pecahnya folikel sampai
terjadinya ovulasi, meningkatkan vaskularisasi pada lapisan granulosa maka
progesteron meningkat dalam serum.
3. Hormon ovarium (estrogen dan progesteron) disekresi oleh ovariumakibat respons
terhadap dua hormon dari kelenjar hipofise. Korpus luteum membuat steroid estrogen
maupun progesteron yang merangsang pertumbuhan dan diferensiasi saluran
reproduksi wanita serta struktur yang terpengaruh dengan bermacam-macam sistemik.
a. Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol. Ovarium hanya membuat estradiol
yang merupakan produk degradasi steroid-steroid pada wanita yang tidak hamil.
Selama kehamilan estrogen diproduksi oleh plasenta. Estrogen beredar terikat pada
protein plasma. Urine wanita hamil banyak mengandung estrogen yang dihasilkan
oleh plasenta. Mekanisme aksi estrogèn mengatur ekspresi gen tertentu dalam sel

100
yang bekerja sebagai sasaran. Khasiat umumnya sebagai perangsang DNA melalui
RNA sehingga terjadi peningkatan sintesisprotein. Khasiat khususnya:
 Serviks: Produksi estradiol meningkatkan fase tolikuler sekresi getah serviks dalam
mengubalh konsentrasi getah pada saat ovulasi.
 Vagina: Estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan produksi
getah dan kadar glikogen, meningkatkan produksi asam laktat, nilai pH menjadi
rendah sehingga memperkecil terjadinya inteks, mempersiapkan spermatozoa dalam
genitalia wanita agar dapat menembus selubung ovum.
b. Proges teron. Senyawa ini memiliki aksi yang bervari1asi terhadap organ
reproduksi wanita dan di bawah kondisi psikologik sering bekerja secara
sinergistik dengan estrogen, kadang-kadang juga bekerja saling menghambat
(antagonistik). Steroid ini sangat penting dalam mem-persiapkan uterus untuk
implantasi blastosit dalam memelihara Kehamilan dan mengatur organ aksesori
selama siklus reproduksi. Metabolisme progesteron yang utama di dalam urine,
pregnandiol dan pregnantiol. Senyawa ini dibuang sebagai glukorunid Khasiat
umumnya mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan, merupakan syarat
mutlak untuk konsepsi dan implantasi, terjadi karena pengaruh
estradiolmenyintesis reseptor untuk progesteron. Khasiatkhusus.
(Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 278)
 Endometrium: Perubahan sekretorik mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus haid
normal Bila progesteron terlalu lama memengaruhi endometrium akan terjadi
degenerasi endometriumsehingga tidak cocok menerima nidasi.
 Serviks: Pengaruh progesteron mengurangi getah serviks, molekul besar menjadi
tebal, sehinga porsio dan serviks menjadi sangat sempit dan getah serviks menjadi
kental.
 Miometrium: Menurunkan tonus miometrium sehingga kontraksi berjalan lambat.
Dalam kehamilan khasiat ini bermanfaat karenamembuat uterus menjadi tenang.
 Relaksin, merupakan hormon larut dalam air yang terdapat dalam ovarium. Plasenta
dan üterus memiliki aktivitas relaksin yang diisolasi dari ekstrak air ovariunm dan
dimurnikan. Sebagian ditemukan pada waktu bersamaan dengan adanya steroid
ovarium.
Ovarium merupakan organ otonom, kemampuan fungsionalnya dipengaruhi oleh
banyak rangsangan dari luar yang disalurkan ke sistem saraf pusat. Endokrin memiliki
101
pengaruh modulasi terhadap produksi gamet danhormon gonadotrofin hipofisis yaitu FSH dan
LH. Pengaruh estrogen adalah menggiatkan jaringan seks aksesori, dengan merangsang
pembelahan sel dalam lapisan yang lebih dalam, menyebabkan penggantian lapisan luar
secara lebih cepat. Pembelahan sel yang cepat akan berlangsung terus menerus merupakan
suatu faktor predisposisi jaringan untuk menjadi kanker.
Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu persiapan tubuh
untuk konsepsi dan kehamilan serta selama periode ke-hamilan.
Thyrotropin releasing hormone (TRH) menghasilkan prolaktin. Sel penghasil
prolaktin adalah laktotrof Hormon ini dijumpai dalam plasma wanita dan pria yang normal
Hormon hipofisis juga menguatkan prolaktin (prolactinereleasing hormone, PRF). Laju
sintesis prolaktin paling besar tidak dikendalikan nipotalamus, dalam bentuk sekresi dopamin.
Laju sekresi normal prolactin pada pria dan wanita yang tidak hamil adalah 300 mg/menit/m
dan laju pembersihan metabolik 40-50 ml/menit/m”. Sekresi prolaktin dikendalikan oleh
dopamin yang disekresi ke dalam pembuluh aorta dari neuron yang berpuncak pada nukleus
dan berakhir pada eminensia mediana. Kangsangan fisiologis prolactin adalah isapan bayi
ketika menyusu, juga rangsangan. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal 280)

taktil pada puting yang menimbulkan refleks neuroendokrin yang menyebabkan pengeluaran
prolaktin.
Pada kehamilan,korpus luteum akan dipertahankan oleh hormonkhorion gonodotropin
(hCG) sampai 2 bulan kehamilan. Selanjutnya fungsi korpus luteum akan diambil alih oleh
plasenta. Estrogen kadarnya meningkat, dibentuk oleh sel-sel tropoblas plasenta. Plasenta
tidak mempunyai enzim hidroksilase yang mengubah progesteron menjadi endrostenedion
sehingga diperlukan DHEA yang dibentuk oleh janin dan diaromatisasikan menjadi estrogen.
Fungsi estrogen pada kehamilan untuk meningkatkan aliran darah utero-plasenta. Progesteron
102
dihasilkan oleh korpus luteum kehamilan kemudian dihasilkan oleh sel-sel tropoblas plasenta.
Fungsi progesteron menjaga miometrium dalam keadaan 1stirahat dan mencegah reaksi
imunologik terhadap antigen asing. hCG mencapai konsentrasi puncak pada minggu ke- 10
dan menurun paling rendah pada minggu ke-19 sampai 20. Fungsinya mengatur produksi
endrogen pada janin dan membentuk korpus luteumenstruasi menjadi korpus luteum
kehamilan. (Drs.H.Syaifuddin,AMK,2010,hal.280)

103
BAB VIII

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI

A. Sistem Reproduksi Perempuan


1. Genetalia Eksterna

Genetalia eksterna terdiri dari:


1. Tundun (Mons Veneris)
Bagian yang menonjol meliputi sinfisis yang terdiri atas jaringan dan lema, area ini
mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak,
terletak di atas sinfisis pubis. Pertumbuhan rambut kemaluan ini tergantung dari suku
bangsa dan jenis kelamin. Batas atasnya melintang sampai pinggir atas sinfisis, sedangkan
ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha.
a. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong, kedua bibir ini bertemu
dibagian bawah dan membentuk perineum. Labisa Mayora bagian luar tertutup rambut,
yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia Mayora bagian dalam
tanpa rambut,merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasesa (lemak). Ukuran
Labia Mayora pada wanita dewasa panjang 7-8 cm lebar 2-3 cm, tebal 1-1,5 cm. Pada
anak-anak kedua labia mayora sangat berdekatan.
b. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), Tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerah-merahan. Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan
frenulum clitoris.
c. Klitoris
104
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.
Terdiri dari glans, corpus dan 2 crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
d. Vestibulum (Serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula
terdapat 6 buah lubang, yatiu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara
kelenjar barttolini berfungsi untuk mensekresi cairan mukoid ketika terjadi rangsangan
seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae
maupun bakteri-bakteri patogen.
e. Himen (Selaput Dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastis. Lapisan tipis ini yang menutupi sebagain
besar liang sanggama, tengahnya berlubang sehingga kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk
seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung
jari, ada yang dapat di lalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi
robekan, biasnya di bagian posterior.
f. Perineum (Kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-
otot muskulus levator ani dan muskulus cocygeus. Otot-otot berfungsi menjaga kerja dari
sphincter ani. (Anakardian, 2017, hal. 163).
2. Genetalia Interna

Genetalia interna terdiri dari:


a. Vagina

105
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan Rahim dengan vulva.
Jaringan muskulusnya merupakan ke;lanjutan dari muskulus sfinger ani dan muskulus levator
ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum.
Panjang bagian depan nya sekitar 9 cm dan dinding belakang sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi
puncak (ujung) vaagina menjadi: forniks anterior, forniks posterior, forniks dekstra, dan
forniks sisitra. Sel dinding vagina mengandung banyak gilkogen yang menghasilkan asam
susu dengan pH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina adalah sebagai saluran masuk unutk mengeluarkan lendir uterus
dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalur lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor di antara kandung kemih
dan rektum. Dinding belakang,, depan, dan atas tertutup pertonium, ssedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih. Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Untuk mempertahankan posisisnya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3
cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan >80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan,yaitu:
1) Peritonium
Meliputi dinding Rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Pertonium
meluputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
2) Lapisan otot
Susunan otot Rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu: lapisan luar, lapisan tengah, dan
lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot Rahim.
Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi konstraksi pembuoluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin ke arah serviks, otot Rahim makin
berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dankanalis servikalis dengan
osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lender kavum uteri menjadi
106
selaput lender serviks) disebut isthmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan.
3) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium. Variasi tebal, tipisnya dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan
oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium
memungkinkan terjadi impmlantasi (nidasi). Lapisan epitel serviks beebentuk silindris, dan
bersifat mengeluarkan carian secara terus-menerus, sehingga dapat membasi vagina.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus
liogamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan tubulo-muskuler dengan panjang 12 cm dan diameter 3-8
mm. berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat petumbuhan
dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang isap melakukan
implantasi.
d. Ovarium
Merupakan kelenjar berbetnuk buah kenari terletak di kiri dan kanan uterus di bawah
tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamen latum uterus. Setiap bulan sebuah
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira petengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah
di dalam ovariumnya.
Ovarium yang disebut juga indung telur memiliki fungsi memproduksi ovum,
hormone estrogen, dan progesterone.
Memasuki pubertas yaitu sekitar 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primoduial
ovarium yang mengeluarkan hromon esterogen. Esterogen merupakan hormon terpenting
pada wanita. Pengeluaran hormon ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara,pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak,dan akhirnya
terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum nelepaskan
ovun. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada esterogen untuk menumbuhkan
tanda-tanda seks ekunder. Pada 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30

107
hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan
organ reproduksi. (Anakardian, 2017, hal. 166).

B. Sistem Reproduksi Pria


1. Alat Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria memilki fungsi menghasilkan sel sperma dan menyalurkan kedalam
liang vagina wanita sehingga menjadi pembuahan sel telur oleh sperma di dalam rahim
wanita.

Organ reproduksi primer:


a. Testis (buah pelir)
Testis adalah alat reproduksi pria yang menggantung di pangkal batang penis dan
dibungkus oleh kantung yang di sebut scrotum. Terdapat dua buah testis yang terletak di
bagian depan perineum dan berada di bawah zakar.
Fungsi dari testis adalah menghasil kan sel sperma dan hormon testosteron sejak
seorang pria memasuki masa remaja sampai dia mati. Bentuk testis memiliki panjang kurang
lebih 5 cm dan diameter 3 cm, testis juga diliputi oleh selaput putih yang kokoh.
Di dalam testis terdapat saluran yang berkelok-kelok dam dindingnya dilapisi oleh sel-
sel epital germinal yang menghasilkan sel sperma. Jenis sel lain yang terletak di antara
saluran-saluran tersebut di sebut sel interstisiil. Sel interstisiil adalah sel hormon pada pria.
Jika wanita hanya produk suatu sel telur masak dalam sebulan maka saeorang pria
dapat memperoduksi sel sperma sebanyak 150 juta sel dalam 24 jam. Dan setiap ejakulasi
terjadi, pria akan mengeluarkan sperma 100 hingga 300 juta sel.jika pria tidak melakukan
hubungan seksual maka sel sperma yang telah di produksi oleh testis tadi akan di serat oleh
tubuh secara alamiah.
108
b. Penis
penis adalah organ reproduksi pria eksternal yang berbentuk silinder dan di dalam
terdapat saluran kencing.saluran kencing tersebut juga berfungsi sebagai saluran yang dilalui
cairan semen dan sperma ketika di semperotkan kedalam liang vagina.
Pada saat akan melakukan hubungan seksual,penis menegang dan mengeras darah
balik di hambat. Sehingga dapat dengan mudah memasuki liang vagina.proses ini disebutkan
hubungan seksual penetratif.
Setelah melalui rangsangan yang cukup lama,akan terjadi ejakulasi, yaitu
disemperotkan cairan sperma dan semen ke liang vagina.setelah senggama selesai, ukuran
penis akan mengecil kembali seperti semula karena kadar darah balik yang tadi di hambat di
dalam penis kembali mengalir.
Saluran kencing dan saluran tempat mengalir sperma adalah sama,yaitu uretra. Namun
pada saat ejakulasi, klep pada ves deferens akan menutupi jalan nya air seni dari kandung
kencing.oleng karena itu, ejakulasi tidak akan terjadi bersamaan dengan keluarnya air
kencing. (Anakardian, 2017, hal. 170).

Organ Reproduksi Pria Sekunder:


Organ reproduksi sekunder berkaitan dengan fungsi reproduksi namun tidak
berhubungan dengan reproduksi namun tidak berhubung langsung dengan proses reproduksi.
Organ reproduksi sekunder pria terdiri atas prostat dan seminal vesicle.

a. Kelenjar Prostat
prostat adalah kelenjar yang terletak di bagian belakang saluran sperma.berfungsi
sebagai menghasilkan semen (air mani) yang terjadi nutrisi bagi sperma dan sekaligus alat
transportasi sperma saat keluar dari penis menuju rahim wanita.

109
Selama ejakuasi terjadi,kelenjar prostat akan berkontraksi serentak dengan duktus
deferens dan seminal vesicle.cairan yang diproduksi oleh kelenjar prostat menambah
banyaknya semen(air mani).
Sifat alkali cairan prostat sangat penting untuk keberhasilan fertilisasi. Cairan dari
duktus deferens relatif asam karna adanya hasil akhir metabolisme sperma.cairan asam ini
bersifat menghambat fertilitas dan motilitas sperma.
Sekresi vagina pada wanita juga bersifat asam(pH 3,5 sampai 4). Sel sperma tidak
dapat bergerak optimum sampai pH cairan sekitarnya meningkat menjadi sekitar pH 6
sampai 6,5. Cairan dari prostat akan menetralkan keasaman cairan dari seminal vesicle.

b. Seminal Vecisle
Seminal vecisle adalah sebuah kantung kecil di bawah prostat yang menghasilkan air
mani. Cairan ini membuat sel-sel sperema yang dikeluarkan oleh testis menjadi lebih encer
sehingga mudah disemprotkan keluar.
Semen yang diejakulasikan pria terdiri dari cairan duktus deferens, vesikula seminalis,
kelenjar prostat,dan kelenjar dimukosa. Cairan prostat memberikan bentuk semen seperti
susu,sedangkan cairan dari seminal vecisle dan dari kelenjar dimukosa memberikan
konsistensi mukoid pada semen.
Fibrinogen yang di hasilkan seminal vesicle menyebabkan koagolasi cairan
semen,setelah 15-20 menit berikutnya terjadi oleh karena fibrinolisin yang di bentuk dari
profibrinolisindari prostat. Pada menit-menit pertama setelah ejukulasi, sel sprema tetep
relatif tidak bergerak, mungkin karena terkoagulasi. Namun setelah koagulasi larut, sel
sperma segera aktif seperti mobil yang bergerak lincah. (Anakardian, 2017, hal.171).

2. Fungsi Seksual Normal


Fungsi seksual normal adalah interaksi kompleks meliputi pikiran, ingatan emosi dan
tubuh, saraf, sirkulasi dan sistem kelenjar endokrin (hormonal) seluruuhnya berinteraksi
dengan pikiran untuk menghasilkan reaksi seks.kelembutan dan keseimbangan saling
memengaruhi diantara seluruh bagian sistem saraf yang mengendalikan reaksi seks pada pria.
Gairah seks adalah keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas seks. Hal itu
kemungkinan dipicu oleh pikiran, perkataan, penglihatan, penciuman, atau sentuhan. Gairah
menyebabkan siklus tahap awal pada reaksi seks, terangsang.

110
Selama terangsang, otak mengirimkan sinyal saraf melalui tulang belakang menuju
penis. Arteri menyuplai darah menuju jaringan ereksi (corpora cavernosa dan corpus
spongiosum) berekasi dengan pelebaran. Arteri yang membesar secara dramatis meningkatkan
aliran darah menuju daerah ini, dimana menjadi penuh dengan darah dan meluas. Otot lebih
ketat di sekitar vena yang secara normal menahan darah dari penis, memperlambat aliran
darah dan meningkatkan tekanan darah pada penis. Tekanan darah yang meningkat
menyebabkan penis bertambah panjang dan diameternya, menghasilkan ereksi. Juga,
tegangan otot meningkat di seluruh tubuh.
Orgasme adalah puncak atau klimaks pada rangsangan seks. Ketika orgasme, otot
menegang di seluruh tubuh lebih meningkat. Pria tersebut mengalami kontraksi pada otot
panggul diikuti pelepasan otot yang tegang. Ejakulasi terjadi ketika saraf merangsang
kontraksiotot di dalam organ reproduksi pria seperti seminal vesicle, prostat, dan pembuluh
pada epididimid dan vas deferens. Kontraksi ini mendorong semen ke dalam uretra. Kontraksi
pada otot di sekitar uretra lebih lanjut menggerakan semen melalui dan keluar dari penis.
Leher kantung juga menegang untuk menjaga semen mengalir kembali menuju kantung.
Meskipun ejakulasi dan orgasme seringkali terjadi hampir serempak, peristiwanya
beda. Ejakulasi bisa terjadi tanpa orgasme atau sebaliknya. Sekali ejakulasi terjadi atau
orgasme terjadi, arteri penile mengkerut dan pembuluh relaks mengurangi aliran darah,
meningkatkan aliran darah keluar dan menyebabkan penis menjadi lemas. Setelah orgasme,
ereksi tidak bisa di peroleh untuk suatu jangka waktu. Waktu di antara ereksi biasanya
meningkat sesuai usia pria. (Anakardian, 2017, hal. 173).

111
BAB IX

SISTEM IMUN

A. Pengertian Sistem Imun


Sistem imun adalah sistem yang terdiri dari banyak struktur dan proses
biologis dalam organisme yang bertugas melindungi tubuh terhadap penyakit. Agar
berfungsi dengan baik, sistem kekebalan tubuh harus mendeteksi berbagai benda asing
yang masuk ke dalam tubuh, seperti patogen,cirus, bakteri, parasit, protozoa dan lain-
lain. Sistem kekebalan juga berperan dalam melawan protein tubuh dan molekul lain
seperti yang terjadi pada autoimunitas, serta melawan sel yang teraberasi menjadi
tumor. (Kirnanoro, Maryana, 2017 hal 207)

B. Pertahanan Non Spesifik


Kulit membran mukosa merupakan garis pertahanan nonspesifik pertama melawan
masuknya benda asing melalui kulit atau luka terbuka. Mekanisme garis pertahanan
pertama ttersebut adalah sebagai berikut:
1. Kulit menjadi penghalang dan rintangan fisik yang ditutupi oleh minyak dan
derajat kesamaan (pH 3-5) yang disekresi dari kelenjar sebaceous dan kelenjar
keringat.
2. Protein antimikroba (seperti lisozim, yang memecah dinding sel bakteri)
terkandung dalam air liur, air mata, dan sekresi lain yang ditemukan pada
membran mukosa.
3. Silia yang melapisi tabung pernapasan dan berfungsi membersihkan benda-benda
asing dari paru-paru.
4. Cairan lambung yang mengandung asam klorida atau enzim dapat membunuh
sebagian besar mikroba.
5. Bakteri simbiotik yang ditemukan pada saluran pencernaan dan vagina
menyingkirkan bermacam-macam organisme asing yang dapat menyebabkan
kerusakan.
6. Sel darah putih merupakan sistem pertahannaan kedua. Apabila benda asing
mampu menembus rintangan fisik yang telah disebutkan sebelumnya, maka sel
darah putih fagositosis. Sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh
112
terhadap patogen. Terhadap lima jenis sel darah putih yang terdapat di sumsum
tulang, yaitu :
a. Neutrofil merupakan sel darah putih terbesar. Netrofil memiliki fungsi
fagositosis yaitu menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel nanti.
b. Eosinofil memiliki peranan dalam reaksi alergi.
c. Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti histaminyang menyebabkan
reaksi inflamasi.
d. Monosit akan berkembang menjadi makrofag yang juga berfungsi fagositosis.
e. Limfosit terdiri atas dua jenis sel yaitu Limfosit B dan Limfosit T. Sel limfosit
B berperan dalam antibodi mediated immununity, sementara Limfosit t
berperan dalam cell-mediated immunity.

Catatan: Neutrofil dan Limfosit menyusun 90% dari sel darah putih dalam tubuh, dan
sisanya 10% disusun oleh monosit, eusinofil, dan basofil.

7. Respons Peradangan (Inflamasi)


Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat
tergores atau benturan keras. Proses ini dipengaruhi oleh histamin dan
prostagladin. Inflamasi sangat berguna sebagai pertahanan tubuh, sebab reaksi
tersebut mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses
penyembuhan.
8. Fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel
fagosit, dengan jalan mencerna (memakan) mikroorganisme/partikel asing yang
masuk ke tubuh. Contohnya adalah ketika sel darah putih menelan patogen,
membawanya ke dalam vakuola yang terdapat pada sitoplasma sel tersebut, lalu
dicerna dengan enzim litik.
9. Protein Antrimikroba
Ini adalah jenis protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik
yaitu protein komplemen dan interferon. Protein komplomen membunuh bakteri
penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma
bakteri tersebut. Interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi
virus, sehingga serangan virus dapat dicegah. (Kirnanoro, Maryana, 2017 hal 207)

113
C. PERTAHANAN SPESIFIK
Sistem pertahanan spesifik bekerja apabila sistem pertahannan tubuh non
spesifik gagal menahan masuknya patogen. Sistem pertahanan spesifik gagal menahan
masuknya patogen. Sistem pertahanaan spesifik melibatkan peran limfosit dan
antibodi. Selain itu sistem ini melibatkan sel dalam menyerang organisme asing.
Pertahanan spesifik dilakukan oleh sel T. Ini adalah jenis sel yang terdiri dari
tiga jenis yaitu pembunuh, pembantu, dan supresor. Antibodi dihasilkan oleh limfosit
B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel patogen,
dengan bantuan sel limfosit T.
Ada tiga jenis sel limfosit B, yaitu sel B plasma, pengingat,dan pembelah.
Ketika suatu patogen masuk dalam tubuh dan mampu melewati pelindung lapis
pertama dan kedua pada sistem pertahanan alami, sel limfosit B dan sel limfosit T
yang memiliki reseptor antigen A akan membelah dan berdiferensiasi. Hasil
pembelahan dan diferensi tersebut akan membentuk dua klon. Klon pertama
menghasilkan sel-sel efektor, sedangkan klon kedua menghasilkan sel-sel memori.
Apabila kemudian antibodi menang melawan antigen, maka tubuh akan sehat
dan memiliki sel memori untuk melawan antigen yang sama di waktu yang akan
datang. Oleh karena itu, jika suatu saat orang tersebut dimasuki oleh antigen (kuman)
berjenis sama, tubuh orang tersebut akan mengaktifkan sel-sel memori yang telah
terbentuk sebelumnya. Waktu untuk menanggapi dan melawan kuman tersebut
cendrung lebih pendek, dibandingkan respons pertahanaan primer. Kondisi ini disebut
respons pertahanan sekunder. (Kirnanoro, Maryana, 2017 hal 209)
Berikut adalah tabel jenis-jenis limfosit beserta fungsinya.
Tipe Limfosit Jenis limfosit Fungsi
Sel B plasma Mensekresikan antibodi ke sistem
sirkulasi tubuh. Setiap antibodi
sifatnya spesifik terhadap satu
antigen patogenik.
Sel B pengingat Mengingat antigen yang pernah
masuk ke tubuh. Sel yang
deprogram untuk mengingat suatu
Limfosit B (sel B) antigen yang spesifik dan akan

114
merespon dengan sangat cepat bila
terjadi infeksi kedua.

Sel B pembelah Berfungsi untuk menghasilkan


lebih banyak lagi sel-sel limfosit B,
yaitu membentuk sel B plasma dan
sel B pengingat.
Sel T pembunuh Menyerang patogen yang masuk ke
tubuh, sel tubuh yang terinfeksi,
serta sel kanker secara langsung.
Limfosit T (sel T)
Sel T pembantu Menstimulasi pembentukan jenis
sel T lainnya dan sel B plasma serta
mengaktivitasi makrofag untuk
melakukan fagosintosis.

Sel T supresor Menurunkan dan menghentikan


respons imun dengan cara
menurunkan produksi antibody,
serta mengurangi aktivitas sel T
pembunuh ketika respson imun
sudah mulai lebih dari yang
diperlukan atau keetika infeksi
sudah berhasil diatasi
(Kirnanoro, Maryana, 2017 hal 211)

115
Selain itu, ada beberapa antibodi lain dalam tubuh yaitu IgM, IgG, IgA, dsan IgE.
Berikut ini adalah tabel tipe-tipe antibodi beserta karakterisknya.

No. Tipe Karakteristik


Antibodi
1. IgM Antibobi ini dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi
yang pertama kali (respons kekebalan primer)
2. IgG Antibodi ini banyak terdapata di dalam darah dan diproduksi
saat terjadi infeksi kedua (respons kekebalan sekunder).
IgG juga mengalir melalui plasenta dan memberi kekebalan
pasif .dari ibu kepada janin,
3. IgA Antibodi IgA dapat ditemuksn dalam air mata, air ludah,
keringat, dan membran mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah
infeksi pada permukaan epitelium. IgA juga terdapat dalam
kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat
infeksi saluran pencernaan.
4. IgD Antibodi ini ditemukan pada permukaaan limfosit B sebagai
reseptor dan berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh
sel plasma B
5. IgE Antibodi ini ditemukan terikat pada basophil di dalam sirkulasi
darah dan mastosit di dalam jaringan yang berfungsi
memengaruhi sel untuk melepaskan histamine yang terlihat
dalam reaksi alergi
(Kirnanoro, Maryana, 2017 hal 2011)

D. RESPONS KEKEBALAN TUBUH


Respons kekebalan tubuh terhadap pantiigen dapat dibedakan menjadi dua
jenis, kekebalan humoral (antibodi-mendiated immunity) dan kekebalan seluler (cell-
mediated immunity).
1. Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkankan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar
dalam cairan darah limfa. Serangkaian respons terhadap patogen ini disebut respons

116
kekebalan primer. Apabila antigen yang sama masuk kembali ke dalam tubuh dengan
cepat, tubuh memberikan respons kekebalan sekunder.
2. Kekebalan Seluler
kekebalan seluleler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-sel asing
atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.
Berdasarkan cara memperolehnya, kekebalan tubuh digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif
a. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami melalui penyakit (misal pemnyakit cacar)
dan secara buatan melalui vaksinasi. Vaksin berperan sebgai antigen yang akan
memacu tubuh membentuk antibody guna melawan antigen tersebut. Dengan
demikian tubuh aktif membentuk pertahanan yang ditimbulkan disebut pertahanan
aktif. Vaksinasi adalah pemberian vaksin kedalam tubuh seseorang untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit tersebut.
b. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima
antibosy dari luar. Kekebalan ini dapat diperoleh secra alami melalui pemberian ASI
dan secara buatan melalui penyuntikan anti serum. Pertahanan pasif merupakan
perthanaan yang diberikan kepada inndividu dan bersifat sementara. Petahanan ini
diberikan kepada tubuh yang sakit untuk melawan antigen yang sudah ada. Dalam
pertahanan pasif, tubuh tidak membentuk antibody karena menerima antibody yang
sudah jadi. (Kirnanoro, Maryana, 2017 hal 211)

E. KOMPLEKS HISTOKOMPABILITAS UTAMA


Kompleks histokompapibilitas utama (major histocompatibility complex atau
MHC) adalah sekumpulan gen yang ditemukan pada semua jenis vertebrata. Gen
tersebut terdiri dari lebih kurang 4juta bp yang terdapat dikromosom no.6 manusia dan
lebih dikenal sebagai kompleks antigen leukosit manusia (HLA). Protein MHC yang
disandingkan berperan dalam mengikat dan mempresentasikan antigen peptida ke sel
T.

117
Molekul permukaan sel yang bertanggung jawab terhadap rejeksi transplan
dinamakan molekul histokompaabilitas,dan gen yang membuat kodenya disebut gen
histokompatibilitas.
Nama ini kemudian disebut dengan histokompatibilitas mayor karena ternyata
MHC bukan satu-satunya penentu rejeksi. Terdapat pula molekul lain yang walaupun
lebih lemah juga ikut menentukan rejeksi, yaitu molekul histokompabilitas minor.
Pada saat ini telah diketahui bahwa molekul MHC merupakan titik sentral inisiasi
respons imun. (Kirnanoro, Maryana, 2017 hal 214)

1. Molekul MHC
Gen MHC berhubungan dengan gen imunoglobulin dan gen reseptor sel T
yang tergabung dalam keluarga superogen imunoglobin. Akan tetapi pada
perkembangannya tidak mengalami penataan kembali gen seperti hal nya gen
imunglobin dan TCR.
Daerah MHCsangat luas, sekitar 3500 kb di lengan pendek kromosom 6,
meliputi regio yang mengkode MHC kelas I, II, III dan protein lain, yang belum
dikenal, yang mempunyai peran penting pada fungsi sistem imun.
Gen MHC bersifat kodominan, artinya ekspresi gen orang tuua akan terlihat
pada anak mereka. Selain itu, jelas terlihat beberapa gen yang terkait erat dengan gen
MHC disebut sebgai gen multigenik. Pada populasi terlihat bahwa setiap gen tersebut
mmempunyai banyak macam alel sehingga MHC , bersifat sangat polimorfik.
Untuk memudahkan, maka semua alel pada gen MHC yang berada pada satu
kromosom disebut sebagai hapklotip MHC. Setiap individu mempunyai dua haplotip,
masing-masing satu dari ayah dan ibu yang akan terlihat ekspresinya pada individu
tersebut.
2. Molekul HLA
Pada manusia terdapat tiga jenis molekul MHC kelas 1 polimorfik, yaitu HLA-
A, HLA-B dan HLA-C. Molekul berpasangan nonkovalen dengan rantai
nonpolimorfik yang berpasangan nonkovalen dengan rantai nonpolimorfikk b2
mikroglobulin yang bukan dikode oleh gen MHC.
Rantai a yang mengandung 338 asam amino terdiri dari 3 bagian, yaitu regio
hidrofilik ekstraseluler, regio hidrofoobik transmembran, dan regio hidrofolik
intraseluler. Regio ekstraseluler membentuk tiga dominan al, a2 dan a3. Domain a3
118
dan b2-mikroglobulin membentuk struktur yang mirip dengan imuglobulin, tetapi
memiliki kemampuan yangg sangat terbatas untuk mengikat antigen.
Molekul HLA kelas I terdapat pada hampir semua permukaan sel berinti
mamalia. Molekul tersebut berfungsi untuk mempresentasikan anti gen pada sel T
CD8. Oleh karena itu perlu pendapat ekstensi MHC kela I di timus untuk maturasi
CD8.
Pada manusia terdapat tiga jenis melokul MHC kelas II polinorfik, yaotu HLA-
DR, HLA-DQ dan HLA-DP. Molekul HLA kelas II terdiri dari 2 rantai polimorfik a
dan byang terikat secra nonkofaleen, dan masing-masing terdiri dari 229 dan 237 asam
amino yang membentuk 2 domain. Seperti hal nya rantai a HLA kelas I maka rantai a
dan b kelas II terdiri dari regio hidrofolik ekstraseluler, regio hidrofobik
transmembran, dan regio hidrifikil intraseluler. Selain itu, terdapat pula rantai
nonpolomorfik yang disebut rantai infarian, berfungsi untuk pembentukan dan
transpor molekul MHC kelas II dengan antigen.
Molekul MHC kelas II terdapat pada sel makrofag dan monosit, sel B, sel T
aktif, sel dendtit, sel langerhans kulit, dan sel epitel, yang umumnya timbul setelah
rangsangan sitokin. Fungsi molekul MHC kelas II adalah untuk presentasi antigen
pada sel CD4 (umumnya TH) yang merupakan sentral respons imun, karena itu sel
yang mempunyai molekul MHC kelas II umumnya di sebut sel APC (antigen
resenting cells).molekul MHC kelas II terdapat dalam timus untuk makurasi sel CD4
Ada pula beberapa molekul lain yang dikode oleh daerah MHC, tetapi
mmempunyai fungsi yang berbeda dengan molekul MHC kelas I dan II. Suatu daerah
dalam MHC yang dikelan sebagai reggio MHC kelas III memberi kode sejumlah
protein komplemen (C2,B,C4A,C4) dan enzim sitrokom P450 21-hidrokdsirase.
Selain itu , terdapat pula gen sitokin TNF a dan b, atau gen lain yang memberi kode
molekul[, yang berfungsi untuk pembentukan dan transport molekul MHC dan sel Ba.
(Kirnanoro, Maryana, 2017 hal 214)

119
BAB X
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN

A. Anatomi dan Fisiologi Kulit


Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus
seluruh bagian luar tubuh sehingga kulilt sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya
bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap
mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit
merupakan indicator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat
perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat, kekuning-kuningan
kemrah-merahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang
terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena penyakit tertentu.
Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit.
Misalnya, karena stres, ketakutan atau dalam keadaan marah, akan tejadi perubahan
kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut
usia atau masih muda. Wanita atau pria jugadapat membedakan penampilan kulit.
Warna kulit juga dapat menentukan rasa tau suku bangsa.

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan mrlindungi
tubuh dari bahaya yang dating dari luar. Kulit merupakan bagian tubuh ayng perlu
mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan, selain itu kulit dapat
membantu menemukan penyakit yang di derita pasien.
Kulit juga disebut integument atau kutis yang tumbuh dari dua macam
jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan kelenjar

120
pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). Kulit
mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus berguna untuk
merasakan sentuhan atau sebagai alat peraba dan merupakan indicator untuk
memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan pada kulit. (Anakardian,2017,hal
87)
1. Lapisan Kulit
Berkut penjelasan singkat mengenai lapisan kulit yang terdiri atas:
a. Epidermis
Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng, Unsur utamanya
adalah sel-sel tanduk (keratonosit) dan sel melanosit Lapisan epidermis
tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah
bermitosis terus-menerus, sedangan lapisan paling luar epidermis akan
terkelupas atau gugur. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama
serat-serat kolagen dan sedikit serat elastic. Kulit ari terdiri atas
bebrapa lapisan sel. Sel-sel ini berbeda dalam beberapa tingkat
pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai
akhir keaktifan sel, yang terdiri atas 5 lapis yaitu:
1) Stratum korneum (stratum corneum)
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk
(keratinasi), gopeng, kering, dan tidak berinti. Sitoplasma nya diisi
dengan serat keratin, makin keluar letak sel gopeng seperti sisik
lalu terkelupas dari tubuh. Sel yang terkelupas akan digantikan oleh
sel yang lain.
2) Stratum lusidum (stratum lucidum)
Lapisan ini terdiri dari atas beberapa lapis sel yang sangat
gopeng dan bening. Membran yang membatasi sel-sel tersebut
sudah terlihat sehingga lapisannya secara keasluruhan seperti
kesatuan yang bening.
3) Stratum granulosum (stratum granulosum)
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel polygonal yang agak
gopeng dengan inti di tengah dan sitoplasmanya berisi butiran
(granular) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.

121
Lapisan ini menghalangi masuknya benda asing, kuman, dan bahan
kimia masuk ke dalam tubuh.
4) Stratum spinosum (stratum spinosum)
Lapisan ini terdiri atas banyak sel berbentuk kubus dan
polygonal. Inti terdapat di tengah dan sitoplasmanya berisi berkas-
berkas serat yang terpaut pada desmosom (jembatan sel). Seluruh
sel terikat rapat lewat serat-serat tersebut sehingga secara
keseluruhan lapisan sel-selnya berduri. Lapisan ini untuk menahan
gesekan dan tekanan dari luar, tebal dan terdapat di daerah tubuh
yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti
tumit, dan pangkal telapak kaki.
5) Stratum malpigi (statum malpigi)
Lapisan ini merupakan unsure-unsur lapis taju yang mempunyai
susunan kimia yang khas. Inti bagian basal lapis taju mengandung
kolesterol dan asam-asam amino. Stratum malpigi merupakan
lapisan terdalam dari epidermis yang berbatasan dengan dermis di
bawahnya dan terdiri atas selapis sel berbentuk kubus (batang).
b. Dermis (kulis jangat)
Batas drmis yang sukar ditentukan karena mrnyatu dengan
lapisan subkutis (hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3 mm, beberapa
kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen jaringan
pengikat. Dervat dermis terdiri atas bulu, kelenjar minyak, kelenjar
lender, dan klenjar keringat yang membenam jauh ke dalam dermis.
Kulit jangat bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi
bagiaan yang lebih dalam. Pada perbatasan antar kulit ari dan kulit
jangat terdapat tonjolan-tonolan kulit ke dalam kulit ari yang disebut
papil kulit jangat. Kulit jangat terdiri atas serat-serat kolagen, dan
serabut-serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin. Serat-serat ini
bersama pembuluh darah dan pembuluh getah bening membentuk
anyaman-anyaman yang memberikan perdarahan untuk kulit.
Lapisan dermis terdiri dari 2 bagian berikut:
1) Lapisan papilla

122
Lapisan ini mengandung lekuk-lekuk papila sehingga stratm
malpigi juga ikut melekuk. Lapisan ini mengandung lapisan
pengikat longgar yang membentuk lapisan bunga karang
disebut lapisan stratumspongeosum.
Lapisan papilla terdiri atas serat kolagen halus, elastin dan
retikulin yang tersusun membentuk jaringan halus yang terdapat
dibawahnya epidermis. Lapisan ini memegang peranan penting
dalam peremajaan dan penggadaan unsure-unsur kulit. Serat
retkulin kulit dermis membentuk alas dari serabut yang
menyisip ke dalam membran basal di bawah epidermis.
Pada umumnya, papil-papil kulit jangat sangat rendah, tetapi
pada telapak kaki dan telapak tangan pupil tinggi, tebal, dan
banyak sehingga tampak berhimpitan membntuk rigi-rigi yang
menonjol di permukaan kulit ari, dan membentuk pola sidik jari
tangan dan jari kaki. Setiap papil dibentuk oleh nyaman serabut
halus yang mengandung serabut elastin. Pada bgian ini terlihat
lengkung-lengkung kapiler dan ujung-ujung saraf perasa.
2) Lapisan retikulosa
Lapisan ini mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen.
Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang, mengandung
sedikit serat retikulin , dan banyak serat elastin. Sesuai degan arah
jalan serat-serat tersebut terbentuklah garis ketegangan kulit.

Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang


membenam pada serat kolagen dan elastin. Turunan kulit
glikosaminoglikans utama kulit adalah asam hialuronat dan
dermatan sulfat dengan perbandingan yang beragam di berbagai
tempat, bahan dasar ini bersifat sangat hidrofilik . Lapisan ini terdiri
atas nyaman jaringan kulit yang lebih tebal dan di dalamnya
ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh
getah bening, saraf. Kadung rambut kelnjar sebasea, kelnjar
keringat, sel lemak, dan kelnjar otot penegak rambut.
c. Hipodermis (Lapisan bawah kulit)
123
Hipodermis terdiri atas jaringan pengikat longgar, komponwnnya serat
longgar, elastis dan sel lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan
lemak pada lapisan adiposa yang terdapat susunan lapisansubkutan
untuk menentukan mobilitas kulit di atasnya. Bila terdapat lobules
lemak yang merata, hipodrmis membentuk bantal lemak disebut
pannikulusadiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai
ketebalan 3 cm, sedangkan pada kelopak mata, penis, danskrotum,
lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Bgian superfisial
hypodermis mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut. Dalam
lapisan hypodermis terdapat anyaman pembuluh darah areri, pembuluh
vena dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit
di bawah dermi. Lapisan inimempunyai ketebalan bervariasi dan
mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di bawahnya.
(Anakardian,2017,hal 89)
2. Fungsi Kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum yaitu:
a. Fungsi Proteksi (melindungi)
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau
mekanik, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang
dapat menimbulkan iritasi (lisol, katbol, dan asam kuat). Gangguan panas
misalnya radiasi, sinar ultravioliet, gangguan infeksi dari luar misalnya
bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit
dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung
terhadap gagusan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit
terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatn dengan
asam asetil).
Proteksi rangsangan kimis dspst terjadi karena sifat stratum korneum
yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu,
terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan
kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keingat dan
sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan

124
perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang mati
melepaskan diri secara teratur.
b. Fungsi absorbs (menyerap)
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, dan benda padat,
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah disrap, begitu juga yang
larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi,.
Kemampuan absorbsi kulitdipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembapan dan metaolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah
di anatara sel, menenbus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar
dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
c. Fungsi kulit sebagai pengatur panas (regulasi)
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal
ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat
pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu
visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit rendah. Pengendalian persarafan
dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara, yaitu vasodilatasi (kapiler
melebar, kulit menjadi panas dank el;ebihan panas di pancarkan ke kelenjar
keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) an
vasokontriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin,
hilangnya kaeringat dibatasi, dan panas tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat,
kontraksi otot, dan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan prmbuluh darah
sehingga memungkinkan untuk kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.
Tonus vaskuler di pengaruhi oleh saraf siimpatis (asetilkolin), Pada bayi
dinding pmbuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstra
cairan karena itu kulit bayi tampak lebih edema karena lebih banyak
mengandung air dan nutrium.
d. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau zat
sisa metabolise dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan ammonia.
Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena
lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) in menahan air
125
yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar
lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
e. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis,
terhadap dingin di[erankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla
dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.
Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
f. Fungsi pigmen
Sel pembentukan pigmen (mrlanosit) terletak pada lapisan basal dan sel
ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim
melanosit dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tironase, ion Cu, dan O 2
terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke
epidermis melalui tangan-tangan dendrite sedangkan lapisan di bawahnya
dibawa oleh melanofag. Warma kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh
pigmen kulit melainkan juga tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
g. Fungsi Keratinasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel
spinosum. Makin ke atas sel sel ini semakin gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Semakain lama intinya menghilang an keratinosit
ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus
seumur hidup. Keratinosit memalui proses sintasis dan degenerasi menjadi
lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan
perlindungan kulit tehadap einfeksi secara mekanis-fisiologik.
h. Fungsi pembentukan vitamin d
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan viamin D tidak cukup dengan hanya proses
tersebut. Pemberian vitamin D sistematik masik tetap diperlukan.
(Anakardian,2017,hal 92)

126
B. Anatomi dan Fisiologi Rambut

Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut
muncul dari epidermis ( kulit luar)., walaupun berasal dari folikel yang berada jauh di
bawah dermis. Struktur mirip rambut, yan disebut triloma, juga ditemukan pada
tumbuhan. Rambut terdapat diseluruh kulit kecuali tepalap tangan dan kaki
danbagiandorsal dari falang distal jari tangan, kaki, pemis, labia minora dan bibir.
Pertumbuhan rambut dimulai pada bulan ke-3 masa janin. ,ula-mula epidermis
mengalamai invasi ke dermis. Pertumbuhan rambut diikuti bagian lain pada daerah:
alis, dagu, bibir atas selanjutnya diikuri bagian lain yang akan ditutup kulit tipis.
Invasi epidermis ini akan menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi
rambut. Pada bulan ke-5 sampai ke-6 sjnn mempunyai rambut yang sangat halus yang
disebut Lanugo.
Sebelu, lahir Lanugo rontok, kecuali pada daerah alis, kelopak mata an kulit
kepala. Beberapa bulan setelah lahir, ambut-rambut ini rontoh, diganti yang lebih
kasar yang disebut vellus. Pada masa puber: tumbuh rambut disekitar saxila dan
pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain. Rambut kasar terdapat
pada: alis, dan tumbuh rambut pada masa puber.
Ada dua macam keratin rambut,yaitu:
1. Keratin Lunak
Keratin lunak terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu
pada bagian medulla rambut. Secara hitologistr, terlihat perubahan sel-sel
epidermis: mula-mula sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-
sel ejrnih, dan selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2. Keratin Keras

127
Keratin keras terdapat psds kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya
tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum tetapi perubahannya terjadi
perlahan-lahan dari sel-sel epidermis yang tetap hidu p, menjadi keratin. Keratin
keras besifatkeras, tidak mengalamai desquamasi dan lebih banyak mengandung
sulfur.
Rambut terdiri dari medulla yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta
kulikula yang terdiri dari keratin keras.
1. Medula
Merupakan bagfian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-
kadang terdapat udara/cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis/halus.
2. Kortex
Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing,
yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
3. Kutikula
Merupakan membrane tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalamai
ketatinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri
dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi.

Pada bagian rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari
komponen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dari dermis
terlihat menonjol, disebut papilla yang terdiri dari: jaringan ikat, pembuluh darah, dan
sel-sel sarafa. Bagian luar papilla diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matrik,
dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papilla)
berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
Dan untuk warna yang ada pada rambut tergatung kualitas dan kuantitas
pigmen korteks. Bila sedikit/kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan
berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya
melanin. Mekanosit terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat mengalami
mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong ke atas.
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri
membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di
jaringan subkuan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan
128
ke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam ini adalah utnuk memelihara jaringan
lemak dan folikel rambut.
Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke: folikel rambut,
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticulare Str. Papilare
mmebentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papilare berupa pembuluh darah
yang lebih kecil. Arteriole-arteriole dari rete sub papilare berjalan ke arah epidermis
dan berubah menjadi anyaman kapiler (capillary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat
paa tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papil folikel rambut,
sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superficial di stratum
retikulare tedapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris.
Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae
tubuh di stratum papillae dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh
tidak banak yang ilang . Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi
keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan keringat.
Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya:
a. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, alis mata melindungi mata dari keringat
agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) menyaring udara pada
hidung.
b. Berfungsi sebagai pengatur suhu.
c. Pendorong penguapan keringat.
d. Indera peraba yang sensiti.

Terdapat 3 fase pertumbuhan rambut, yaitu:


a. Fase pertumbuhan (anagen)
Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih
tua ke atas, Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90% dari 100.000 folikel rambut kulit
kepala normal megalami fase pertumbuhan pada satu saat.
b. Fase peralihan (katagen)
Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut.
Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan
mengalami pertandukkan sehingga terbentuk gada (club) berlangsung 2-3 minggu.
c. Fase istirahat (telogen)

129
Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokkan 50-100 lembar
dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya kerontokkan rambut jika terjadi
trauma, stress dan sebagainya. (Anakardian,2017,hal 95)

C. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kuku tumbuh dari sel mirip gel mebut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf,
serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia , kuku sama dngan rambut yang antara lain
terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh darah kapiler yang memiliki
suplai darah kuat sehingga menimbulkan warma kemerah-merahan. Eperti tulang dan gigi,
kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5-1,5 mm, empat kali lebih cpat
dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknhya kalau
kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, petumbuhan kuku sangat lamban dan
rapuh.
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku terdiri dari:
a. Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
b. Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
c. Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
d. Alur kuku (nsil grsve) merupsksn ceah antar dinding dan dasar kuku.
e. Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.

130
f. Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
g. Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih di dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
h. Eponium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya
mrnutupi bagian permukaan lempeng kuku.
i. Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge)
menebal. (Anakardian,2017,hal 99)

131
BAB XI

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Muskuloskeletal berasal dari kata muskulo yang berarti otot dan kata skeletal yang berarti
tulang. Muskulo atau muscular adalah jaringan otot – otot tubuh. Ilmu yang mempelajari
tentang muskulo atau jaringan otot – otot tubuh adalah Myologi. Skeletal atau osteo adalah
tulanng kerangka atubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot – otot
tubuh adalah Osteologi. (Anakardian,2017,hal 27)

A. Anatomi Sistem Otot (Muskulus)


Otot merupakan ogan tubuh yang mengubah energy kimia menjadi energy
mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan ranagka,sebagai
respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif
karenamampu berkontraksi.
Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira sepertiganya merupakan
protein tubuh dan setengahnya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh
istirahat. Terdapat 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian beasar otot-otot
tersebut diletakkan pada tulang- tulang kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang
melekat di bawah permukaan kulit.

Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari:


 Fascia, yaitu jaringan yang membungkus dan mengikat
jaringan lunak. Fungsi fascia yaitu mengelilingi otot,
menyediakan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur
132
bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran
saraf dan darah.
 Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung.
 Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan
ikat dan bersifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon
dibedakan menjadi dua, yaitu origo, tendon yang melekat pada tulang yang
tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi, dan inersio, tendon
yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.

1. Fungsi Sistem Otot


a. Menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh.
b. Menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi bediri
atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c. Menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu tubuh normal.

2. Ciri-ciri Sistem Otot


Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang
berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi
otot terjadi ketika otot sedang beristirahat. Jadi otot memiliki tiga karakter, yatiu:
a. Kontraksilitas, yaitu serabut otot berkontraksi dan menegang, otot menjadi
lebih pendek dari ukuran semula.
b. Ekstenbilitas, yaitu serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang
melebihi panjang otot saat rileks (memanjang)
c. Elastisitas, yaitu serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau meregang.
3. Jenis-jenis Otot
Berdasarkan letak dan struktur selnya, otot dibedakan menjadi:
a. Otot Rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari
otak) dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot
betis, otot dada. Kontraksinya sangat kuat dan cepat.

133
Struktur mikropis otot skelet/rangka, yaitu:
 Memiliki bentuk sel yang panjang seperti benang/filament
 Setiap serabut memiliki banyak inti yang terletak di tepi dan tersusun
di bagian perifer.
 Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan
lebar berkisar anatara 10 mikron sampai 100 mikron
b. Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja secara
tidak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti
kandung kemih dan uterus,serta pada dinding tuba, seperti pada sistem
respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarus, dan sistem sikulasi, darah,
kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur mirkoskopis otot polos yaitu :
 Memiliki bentuk sel otot seperti silindirs/gelendongan dengan keadua
ujung meruncing.
 Serabut sel ini berukuran kecil, berkisar anatara 20 mikron (melapisi
pembuluh darah)
 Memiliki satu buah inti sael yang terletak di tengah sel otot dan
mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
c. Otot Jantung
Otot jantung di sebut juga otot serat lintang involunter, mempunyai
struktur yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung.
Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti,tapi otot jantung mempunyai
masa istirahat yaitu setiap kali masa berdenyut. Memiliki inti sel yang
terletak pada di tepi agak ke tengah. Panjang sel anatara 85-100 mikron dan
diameternya sekitar 15 mikron.

Berdasarkan gerakan nya, otot dibedakan menjadi:


 Otot antagonis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya bertolak
belakang/tidak searah, menimbulkan gerak berlawanan.
Contohnya:

134
o Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan),
misalnya otot bisep dan otot trsisep.
o Depressor (geerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke
atas), misalnya gerakan kepala menunduk dan menengadah
 Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara bekerjanya saling
mendukung/bekerja sama, menimbukan gerakan searah. Contohnya
pronator terees dan pronator kuadrus.

4. Mekanisme Kontraksi Otot


Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot Sliding
Filamens, yang menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set
filamen di dalams sel otot kontraktil yang berupa filamen aktrin dan meosin.
Ketika otot berkotraksi, aktrin dan myosin bertautan dan saling menggelincir satu
sama lain, sehingga sarkomer pun juga memendek.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang yang disebut
asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan
aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat
pada tulang bergerak.
Saat berkontraksi, otot membutuhkan energy dan oksigen. Oksigen diberikan
oleh darah, sedangkan energi diberikan oleh penguraian ATP (Adesonin trifosfat)
dan kreatinfosfat. ATP teruari menjadi ADP (adesolin difosfat) + energi.
Selanjutnya ADP terurai menjadi AMP (Adesolin Monofosfat) + energi. Kreatin
fosfat terurai menjadi keratin + fosfat + energi. Energi-energi ini semua yang
digunakan untuk kontraksi otot. (Anakardian,2017,hal 31)

B. Anatomi Sistem Rangka


Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang
rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh utnuk
mempertahankan sikap dan posisi. Tulang merupakan alat gerak pasif karena hanya
mengikuti kendali otot. (Anakardian,2017,hal 31)

135
1. Fungsi Rangka
a. Penyangga, berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot,
jaringan lunak dan organ.
b. Penyimpan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow)
c. Produksi sel darah (red marraw)
d. Pelindung; membentuk romgga melindungi organ yang halus dan lunak.
e. Penggerak; dapat mengubah arah dankekuatan otot rangka saat bergerak
karena adanya persendian.
2. Jenis Tulang
a. Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sfat fisiknya, terdiri:
1) Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan terdiri dari 3 macam, yaitu :
 Tulang Rawan Hyialin: kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa.
 Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl.
Panggul) dan rongga glenoid dari scapula.
 Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.
2) Tulang Sejati (osteon)
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis
jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluaskan ke
dalam kanalikuli tulang kompak.
Seacara mikroskopis tulang terdiri dari:
 Sistem Havers (saluran yang bersifat serabut saraf, pembuluh
darah, aliran limfe)

136
 Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris)
 Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempenngan-
lempengan yang mengandung sel tulang)
 Kanalikuli (memancar di anatara lacna dan tempat difusi makanan
sampai ke osteon)
b. Berdasarkan matriksnya, terdiri:
1) Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriksnya rapat dan padat.
2) Tulang spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga.
c. Berdasarkan bentuknya, terdiri:
1) Osca longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya
terbesar. Contohnya os humerus dan os femur.
2) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek. Contohnya
tulang yang terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang
belakang.
3) Ossa palana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya os
scapula (tulang tengkoak), tulang belikat, tulang rusuk.
4) Osca irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk tak tentu.
Contohnya os vertebrae (tulang belakang).
5) Osca pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla
3. Sel-sel Penyusun Tulang
a. Osteoblast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit
dan menkresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam
matriks tulang.
b. Osteosit, yaitu sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk
pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat,
c. Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matriks tulang.
4. Organisasi Sistem Rangka
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk suatu
kerangka tubuh. Rangka digolongkan ke dalam 3 bagian, yaitu:

a. Rangka Aksial
Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang dan
melindungi oran-organ pada kepala, leher, dan dada.
137
1) Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 2 tulang; 8 tulang
kranial dan 14 tulang fasial.
 Tulang cranial membungkus dan melindungi otak, terdiri dari:
 Tulang baji (sfenid) : 1 buah
 Tulang tapis (etmoid) : 1 buah
 Tulang pelipis (temporal) : 2 buah
 Tulang dahi (frontal) : 1 buah
 Tulang ubun-ubun (parietal) : 2 buah
 Tulang kepala belakang (oksipital) : 1 buah
 Tulang fasial membentuk wajah, terdiri dari:
 Tualng rahag atas (maksila) : 2 buah
 Tulang rahang bawah (mandibula) : 2 buah
 Tulang pipi (zigomatikus) : 2 buah
 Tulang langit-langit (palatum/platinum) : 2 buah
 Tulang hidung (nasale) : 2 buah
 Tulang mata (lakrimalis) : 2 buah
 Tulang pangkal lidah (konka inferor) : 1 buah
2) Tulang pendengaran (auditory), terdiri dari
 Tulang martil (maleus) : 2 buah
 Tulang landasan (inkus) : 2 buah
 Tulang sanggurdi (stapes) : 2 buah
3) Tulang pendengaran, yaiu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat di
antara laring dan mandibula, berfungsi sebagai pelekatan beberapa otot
mulut dan lidah. Terdiri satu buah.
4) Tulang belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan
memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan,
misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang belakang berjumlah 26 buah
yang terdiri dari:
 Tulang leher (servikal): : 7 buah
 Tulang punggung (dorsalis) :12 buah
 Tulang pinggang (lumbal) : 5 buah
 Tulang kelangkang (sacrum) : 1 buah
 Tulang ekor (koksigea) 4 ruas
138
Berfungsi menjadi satu : 1 buah
5) Tulang iga/rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan tulang
dada membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat
di dada, seperti paru-paru dan jantung. Tulang rusuk juga berhubungan
dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas, terdiri dari:
 Tulang Rusuk Sejati (costae vera) : 7 buah
 Tulang Rusuk Palsu (costae spuria) : 3 buah
 Rusuk Melayang (costae fliktuantes) : 2 buah
6) Tulang dada (sternum) terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk pipih,
anatara lain:
 Tulang hulu (manubrium) :1 buah
 Tulang bagan (gladiolus) :1 buah
 Tulang bahu pedang (sifoid) :1 buah
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular merupakan rangka yang tersusun dari tulang-
tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan bawah terdiri
atas 126 tulang. Secara umum, rangka apendikular menusun alat gerak, tangan
dan kaki. Tulang rangka apendikular dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu:
1) Eksatremitas atas, terdiri dari tulang bahu dan tulang anggota gerak
atas.
a) Tulang bahu, terdiri atas dua bagian:
 Tulang belikat (scapula) : 2 buah
 Tulang Selangka (klavikula) : 2 buah
b) Tulang anggota gerak atas, terdiri atas:
 Tulang lengan atas (humerus) : 2 buah
 Tulang hasta (ulna) : 2 buah
 Tulang pengumpil (radius) : 2 buah
 Tulang pergelangan tangan (karpal)
: 16 buah (8 pada tiap tangan)
 Tulang tapak tangan (metacarpal)
: 10 buah (5 pada tiap tangan)
 Tulang jari-jari (phalanges)
28 buah (2 kali 14 ruas jari)
139
2) Ekstremitas bawah, terdiri dari tulang panggul dan tulang anggota
gerak bawah.
a) Tulang panggul terdiri atas tiga bagian:
 Tulang panggul (pelvis) : 2 buah
 Tulang duduk (iskhium) : 2 buah
 Tulang kemaluan (pubis) : 2 buah
b) Tulang anggota gerak bawah, terdiri:
 Tulang paha (femur) : 2 buah
 Tulang tempurung lutut (patela) : 2 buah
 Tulang betris (fibula) : 2 buah
 Tulang kering (tibia) : 2 buah
 Tulang pergelanan kaki (tarsal)
: 14 buah (7 pada tiap kaki)
 Tulang tapak kaki (metatarsal)
: 10 buah (5 pada tiap kaki)
 Tulang jari kaki (phalanges)
: 28 buah (2 kali 14 ruas jari)
5. Pembentukkan Tulang
Proses pembentukan tulang telah berumla sejak umur embrio 6-7 minggu dan
berlangsung sampai deawasa. Pada rangka manusia, rangka yang pertama kali
terbentuk adalah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari jaringan masenkim.
Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-sel pembentuk tulang. Osteoblas ini
akan mengisi rongga-rongga tulang rawan.

Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses
pembentukannya konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu
pembuluh darah dan saraf membentuk suatu system yang disebut system Havers.

Di sekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi


matriks tulang. Kelak di dalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan fosfor
sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses ini disebut osifikasi.

140
6. Hubugan Antartulang
Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak,
diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Sendi yang menyusun kerangka
manusia terdapat di beberapa tempat.

 Terdapat tiga jenis hubugan antar tulang, yaitu:


a. Sinartropis
Sinartropis disebut juga dengan sendi mati, yaitu hubungan antara dua
tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Aartilkulasi ini tidak
memiliki celah sendi dan di hubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai
pada hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut
sutura/suture.
b. Amfiartosis
Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan antara dua
tulang yang dapat digerakkan seacara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan
dengan kartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang,
tulang rusuk dengan tulang belakang.
c. Diartosis
Diartosis disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubugan antara dua
tulang yang dapat digerakkan secara leluasa arau tidak terbatas. Untuk
melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat
rongga yang berisi minyak/cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas
sendi.
 Diartosis dapat dibedakan menjadi:
1) Sendi Engsel
Sendi engsel yaitu hubungan antar dua tulang yang
memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada
hubugan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi
pada siku, hubungan antar Os Femur dengan Os. Tibia dan Os.
Fibula/sendi pada lutut.
2) Sendi Putar
Sendi putar yaitu hubugan antar tulang uang memungkinkan
salah satu tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar
141
terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubugan
antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan
antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
3) Sendi Pelana/Sendi Sellaris
Sendi pelana yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakkan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan
Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur
dengan Os. Pelvis Virilis.
4) Sendi Kondiloid atau Elipsoid
Sendi kondiloid yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan berporos dua,dengan gerakan ke kiri dan ke
kanan; gerkan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan
belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan msuk ke
dalam suatu lekuk yang berbentuk ellps. Dijumpai pada hubungan
Os. Radius dengan Os. Carpal.
5) Sendi Peluru
Sendi peluru yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan ke segala arah/ gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan
Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur
dengan Os. Pelvis Virilis.
6) Sendi Luncur
Sendi Luncur yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke
belakang serta gerakan memutar (menggeliat). Hubungan ini dapat
terjadi pada hubungan antarruas tulang belakang, persendian antara
pergelangan tangan dan tulang pengumpil.(Anakardian,2017,hal 40)
C. Kelainan pada Sitem Muskuloskeletal
Beberapa gangguan kesehatan dan kelainan yang terjadi pada system muskuloskeletal
adalah sebagai berikut:
a. Fraktura/patah tulang
Pada kelainan tulang ini, tulang mengalami retak/patah tulang akibat
mengalami benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulhan untuk kelainan
ini, yaitu dengan mengembalikan susunan tulang pada susunan tulang secepat
142
mungkin. Pada kasus patah tulang, untuk menyambungkannya ditambah pen atau
platina. Setelah tulang mengalami pertumbuhan dan menyatu pen/platina akan
diambil kembali.

b. Fisura retak tulang


Fisura yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang.
c. Gangguan tulang belakang
1) Lordosis, yaitu keadaan tulang belakang yang melengkung ke depan.
2) Kifosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke belakang sehingga
badan terlihat bungkuk.
3) Skoliosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke samping kiri atau
kanan.
d. Osteoporosis
Orang yang menderita kelainan ini, keadaan tulangnya akan rapuh dan
keropos. Ini disebabkan karena berkurangnya kadar kalsium dalam tulang. Seiring
dengan bertambahnya usisa seseorang, maka kadar kalsium akan berkurang sedikit
demi sedikit.
e. Rakhitis
Penyakit ini menyebabkan kondisi tulang seseorang yang lunak. Hal ini
disebabkan dalam tubuh seseorang kekurangan vitamin D. Vitamin D berfungsi
untuk mengabsorpsi fosfor dan berperan dalam metabolisme kalsium. Penderita ini
disarankan untuk banyak mengkonsumsi telur, susu, dan minyak hati ikan. Selain
itu pada pagi hari, penderita disarankan berjemur di bawah sinar matahari karaena
sinar matahari pagi dapat membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh.
f. Kram

143
Kram merupakan keadaan otot berada dalam keadaan kejang. Keadaan ini
antara lain diosebabkan karena terlalu lamanya aktivitas otot secara terus menerus.
g. Hipertropi
Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal ini disebabkan karena
otot sering dilatih bekerja dan berolahraga, Hipertropi ini sering dimiliki oleh atlet
binaragawan.
h. Atrofi
Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini
disebabkan karena infeksi virus polio. Pemulihannya dengan pemberian latihan
otot, pemberian stimulant listrik, atau dipijat dengsn teknik tertentu.
(Anakardian,2017,hal 42)

144
BAB XII

ANATOMI SISTEM PANCA INDERA

Indra berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan,baik yang terjadi di


dalam maupun di luar tubuh.indra memiliki sel-sel reseptor khusus.sel-sel reseptor inilah yang
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.berdasarkan fungsinya,sel-sel
reseptor ini dibagi menjadi dua,yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.

Interoreseptor berfungsi untuk mengenali perbuhan-perubuhan yang terjadi di dalam


tubuh.sel-sel intereseptor terdapat pada sel otot,tendon,ligamentum,sendi,dinding pembuluh
darah,dinding saluran pencernaan,dan lain sebagainya.sel-sel ini dapat mengenali berbagai
perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh,kadar oksigen
menurun,kadar glukosa,tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.

Adapun eksoreptor berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang


terjadi diluar tubuh.yang termasuk eksoreseptor yaitu mata,telinga,kulit,lidah,dan hidung.
Kelima indra tersebut di kenal dengan panca indra. (Anakardian,2017,hal 109)

A. Anatomi Indra Penglihatan(Mata)


Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan
warna.sesungguh nyayang di sebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata,kotak mata (rongga tempat mata berada),kelopak,dan bulu mata.

1. Bagian-bagian Mata
a. Bola Mata

145
Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis dinding. Ketiga lapis dinding ini,dari luar ke
dalam adalah sebagai berikut :

 Sklera,
merupakan jaringan ikat dengan erat yang kuat,berwarna putih buram (tidak
tembus cahaya),kecuali di bagian depan bersifat transparan yang disebut
korneo.konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi korneo dan kelopak
mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
 Karoid,
berwarna cokelat kehitaman sampai hitam.karoid merupakan lapisan yang
berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk
retina.Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan
sinar). Di bagian depan, koroid membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan
iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk.
Irisberfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrolan ukuran pupil untuk mengatur
sinar yang masuk. Badan siliaris membrntuk ligamentum yang berfungsi mengikat
lensamata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung
pipihnya lensa.
 Retina,
merupakan lapisan yang peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina
berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf
optikyang memanjang sampai ke otak. Bagian ini yang dilewati urat saraf
optiktidak peka terhadap sinar dan daearah ini disebut bintik buta

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi
dua,yaitu bagian depan yang terletak di depan lensa berisi cairan di sebut aqueous
humor,dan bagian belakang yang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor.kedua
cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.

b. Kontak mata

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva.
Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtriva penuh dengan pembulu darah dan serabut
146
saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis. Untung mencegah
kekeringan,konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata
(kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir,garam,dan
antiseptik dalam julah kecil.air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencagah
masuknya mikro organisme ke dalam mata.

c. Otot mata

Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera.empat diantaranya disebut otot
rektus(rektus imferior,rektus superior,rektus eksternal,dan rektus internal).oto rektus
berfungsi menggerakkan bola mata ke kekanan,kekiri,keatas,dan kebawah.dua lainnya
adalah otot obliq atas(seperior)dan otot obliq bawah(inferior). (Anakardian,2017,hal 109)

2. Cara kerja mata


Cara kerja mata manusia pada dasar nya sama kerja dengan kamera,kecuali cara
mengubah fokus lensa.Sinar yang masuk kemata sebelum sampai di retina mengalami
kebiassan lima kali yaitu waktu melalui konjumgtiva,kornea aqueus humor,lensa,dan
viterius humor.pembiasaan terbesar terjadi di kornea.bagi mata normal,bayang-bayang
mata akan jatuh pada bintikl kuning yaitu bagian bagian yang paling peka terhadap sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina,iyaitu sel kerucut(sel konus) dan sel
batang(sel basilus).selkonus berisi fikmen lembayung dan sel batang berisi pigmen
ungu.kedua mata pigmen akan terurai bila terkena sinar,terutama pigmen ungu yang
terdapat pada sel batang.oleh karena itu,pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi
kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu
untuk membedakan warna,maskin ketengah maka jumla sel batang makin berkurng
sehingga di daerah bintink kuning hanya adasael konus saja.

Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus di sebut rodopsin,yaitu suatu senyawa
protein dan vitamin A.Apa bila terkena sinar,misalnya sinar matahari maka rodopsin akan
terurai menjadi protein dan vitamin A pembentukan kemabali pigmen terjadi dalam
keadan gelap untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi
gelap(disebut juga adaptasi rodopsi).pada waktu adaptasi,mata sulit untuk melihat.

147
Pigmen lembanyunbg dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinir dan opsin.ada tiga macam sel konus ,yaitu sel yang peka terhadap
warna merah, hijau dan biru.dengan tiga macam sel konus tersebut,mata dapat menangkap
spektrum warna.kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum).jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontrasi di sebut titik jauh(punctum
remotum).jika kita sangat dekat dengan objek maka cahaya yang masuk ke dalam mata
tampak seperti kerucut,sedangkan jika kita sanggat jauh dari objek, maka sudut kerucut
cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar paralel. Baik sinar dari objek yang jauh
maupun dekat harus deriefrasikan(dibiasakan) untuk menghasilkan. Yang tajam pada
retina objk terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan cahaya yang jelas disebut
pemokusan.

Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva korneo.cahaya dariObyek yang dekat


membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang
jauh.mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentul
lensa.cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipi panjang,sedangkan cahaya
dari obyek yang dekat di fokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek.perubuhan bentuk
lensa ini akibat kerja otot siliari.saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga
memendekkan apertura yang mengelilingi lensa.sebagai akibatnya lensa menebal dan
pendek.saat melihat jauh,otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa
membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah.sebagai akibatnya ligamen
subsensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih .proses pemfokusan
obyek pada jarak yang berbeda-beda disebut daya akomodasi.

148
a. Akomodasi mata saat melihat jauh
b. Akomodasi mata saat melihat dekat. (Anakardian,2017,hal 112)

3. Kelainan pada mata


a. Presbiopi
Presbiopi adalah penyakit mata karena proses penuaan,disebut juga mata
tua.pada anak-anak,titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9cm untuk anak
umur 11 tahun.makin tua, darat titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40-50 tahun
terjadi perubahan yang menyolok,yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karna itu
memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kacamata cembung
(positif).hal ini di sebabkan karena elastisitas mata berkurang. Penderita presbiopi
dapat di bantu dengan lensa rangkap.

b. Hipermetropi
Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak.hipermetropi
disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang
retina.penderita hipermetropi ini tidak dapat melihat benda yang dekat atau biasa
disebut rabun dekat.

149
c. Miopi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata
tetlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh
didepan retina.pada penderita miopi ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh
biasanya disebut rabun jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya
dekat. Untuk cacat seperti ini oarang dapat di tolong dengan lensa cekung
(negative).miopi bisa terjadi pada anak-anak.

d. Astigmatisma
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan
lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama,sehingga fokusnya tidak
sama,akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama.untuk
menolong orang yang cacat seperti ini di buat lensa slindris,yaitu yang mempunyai
beberapa fokus.
e. Katarak
Katarak adalah cacat mata,yaitu buramnya dan berkurang elestisitasnya lensa
mata.hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa.pada orang terkena
katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang
150
f. Imeralopi
Imeralopu atau rabun senja adalah kelainan yang menyebabkan penderita
menjadi rabun pada senja hari.
g. Xeroftalxni
Xeroftalxni adalah kelainan pada mata, yaitu kornea menjadi kering dan
bersisik
h. Keratomearasi
Keratomearasi adalah kelainan pada mata yaitu kornea menjadi putih dan rusak.
(Anakardian,2017,hal 114)

B. Anatomi indra pendengaran (Telinga)


Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi atau mengenal
suara dan juga banyak berperan dalam keseibangan dan posisi tubuh. Suara dalam
bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, benda lainnya, dalam sebuah
gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan
interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.rangsangan suara disampaikan ke
otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulukoklearis).
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia ,yaitu bagian telinga luar,telinga
tengah,telinga dalam.telinga luar berfungsi mengangkat getaran bunyi,telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.reseptor yang ada pada telinga
dalam akan menerima rangsangan bunyi dan mengerimkannya berupa impuls keotak
untuk diolah. (Anakardian,2017,hal 116)

1. Bagian – bagian telinga

151
a. Telinga luar
Telinga luar meliputi daun telinga (pinna),liang telinga (neatus
auditorius eksternus), dan saluaran telinga luar.bagian daun telinga berfungsi
untuk membantu mengarahkan suara kedalam liang telinga dan akhirnya
menuju gendang telinga.rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar
berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang
telinga.saluran ini merupakan hasil susunan tulang rawan yang di lapisi kulit
tipis. Didalam saluran ini terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat
sepeti lilin yang di sebut serumen atau kotoran telinga.bagian salauran yang
memproduksi serumen yang memiliki rambut.pada ujung saluran terdapat
gendang telinga suara ke telinga dalam.

Daun telinga menusia mempunyai bentuk khas,tetapi bentuk ini kurang


mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara.bentuk
daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada
anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang
telinga.
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan
udara agar seimbang.telinga tengah meliputi gendang telinga,tiga tulang
pendengaran yaitu martir (malleus) menempel pada gendang teling,tulang
landasan (incus),kedua tulang terikat erat oleh liga mentum sehingga mereka
bergerak sebagai satu tulang,dan tulang sanggurdi (tapes) yang
menghubungkan dengan jendela oval.muaratuba eustachi yang suara yang
terima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran.masing –
masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang
berikutnya.tulang samburdi yang merupakan tulang terkecil ditubuh
meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput
c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labrin tulang
dan labirin membran.ada 5 bagian utama dari labirin membran,yaitu :
Tiga saluran setengah lingakaran,ampula,utrikakulus,sakulus,dan koklea atau
rumah siput.
152
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit.tiga saluran
setengah lingkaran,ampula,utrikulus,dan fakulus merupakan organ
keseimbangan,dan keempatnya terdapat didalam rongga vestibulum dari
labirin tulang.

Koklea mengandung organ korti untuk pendengaran.koklea terdiri dari 3


saluran yang sejajar,yaitu :
Saluran vestikulum yang berhubungan dengan jendela oval,saluran tengah,dan
saluran timpani,yang berhubungan dengan jendela bunder,dan saluran
(kanal)yang di pisahkan satu dengan yang lainnya oleh membran.diantara
saluran vestibulu dengan saluran tengah terdapat membran reissners,sedangkan
diatara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler.
Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran
tetorial yang pararel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea.sel
sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan
ujungnya berhadapan dengan membran tektorial.dasar dari sel pendengar
terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang
bergabung membentuk saraf pendengar.bagian yang peka terhadap rangsangan
bunyi ini di sebut organ korti. (Anakardian,2017,hal 117)
2. Cara kerja telinga
Gelombang bunyi yang masuk kedalam telinga luar menggetarkan gendang
telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela
oval.getaran struktur koklea pada jendela oval diteruskan kecairan limfah yang ada
didalam saluran vestibulum.getaran cairan tadi akan menggerakan mebran
reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.perpindahan getaran
cairan limfa didalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan
sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.

Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.


Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput –selaput
basiler,yang akan menggerakan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.ketika
rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial,terjadilah rangsangan
153
(implus).getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori
pada organ korti dan kemudian menghasilkan implus yang akan dikirim ke pusat
pendenger di dalam otak melalui saraf pendengaran.

(Anakardian,2017,hal 119)

3. Cara kerja alat keseimbangan


Bagian dari alat vestibulu atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal)dan organ keseimbangan
yang ada didalam utrikulus clan sakulus.ujung dari setup saluran setengah
lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptur,sedangkan
pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.utrikulus
maupun sakulus berisi reseptur keseimbangan.alat keseimbangan yang ada
didalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut
dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah.alat disebut kupula.saluran simiskular
(saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.alat keseimbangan
didalam putrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya
berupa kabut bebas yang melekat pada otolith,yaitu butiran natrium
karbonat.posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan implus yang akan dikirim ke otak. (Anakardian,2017,hal 120)
4. Kelainan pada telinga
telinga merupakan salah satu organ yang penting sebagai organ tubuh yang
lemah,telinga bisa mengalami kelainan merupakan terserang penyakit.berikut
beberapa penyakit pada telinga :

154
a. Tuli
Tuli adalah ke tidak mampuan telinga untuk mendengar bunyi atau
suara.tuli disebabkan oleh adanya kerusakan oleh gendang
telinga,terseumbatnya ruang telinga atau rusaknya saraf pendengaran.pada
orang yang berusia lanjut,ketulian biasanya di sebabkan oleh kakunya gendang
telinga dan kurang baiknya hubungan antara tulang pendengaran
b. Congek
Congek adalah penyakit telinga yang biasanya di sebabkan oleh
imfeksi pada bagian telinga yang tersembunyi di tengah-tengah.infeksi di
sebabkan oleh bakteri.
c. Otitis eksterna
Otitis eksterna adalah suatu imfeksi pada saluran telinga.infeksi ini bisa
menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada
daerah tertentu sebagai bisul (furunkel).otitis eksterna sering kali disebut
dengan sebagai kandungan telinga perenang (suhimar’s ear).
d. Perikonderitis
Perikonderitis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago)telinga
luar.perikondritis bisa terjadi akbat cedera ,gigitan serangga dan pemecahan
bisul dengan sengaja.nanah akan terkumpul diuantara kartilago dan lapisan
jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kandang nanah menyebabkan
terputusnya aliran darah ke kartilago, dan menyebabkan kerusakan pada
kartilago dan pada akhirnya menyababkan kelainan bentu telinga.meskipun
bersifa merusak dan menahun,tetapi perikondritis cenderung hanya
menyebavkan gejala-gejala yanf ringan.
e. Eksim
eksim adalah telinga merupakan suatu peradangan kulit pada telinga
luar dan saluran telinga,yang di tandai dengan gatal-
gatal,kemerahan,pengelupasan kulit,kulit yang pecah-pacah setakeluarnya
cairan dari telinbga.ke adan ini bisa menyebabkan infeksi pada telinga luar dan
saluran telinga
.
f. Cedera

155
cedera pada telinga luar9misalnya pukulan tumpul) bisa menyababkan
memer diantara kartilago dan perikondrium.jika jika terjadi penimbulan darah
di daerah tersebutm,maka akan terjadi perubahan bentuk telinga luar dan
tampak masa berwarna ungu kemerahan\.daerah yang tertimbun ini(hematoma)
bisa menyebabkan terputusnya aliran daerah ke kartilago sehingga terjadi
perubahan bentuk telingga.kalainnan bentuk inio di sebut telinga bunga
kol,yangserinng ditemukan pada pegulat dan petinjau.
g. Tumor
tumor pada telinga bisa bersifat jinak atau ganas (kanker).tumor yang
jinak bisa tumbuh di seluruh tubuh di saluran telinga,seta menyabkan
penyumbatan dan penibunan kotora telinga serta ketulian.contoh dari tumor
jinak pada saluran telinga adalah:kista sebasea(kantong kecil yang terisi
sekresi dan kulit),osteoma(tumor tulang ),dan keloid(pertumbuhan daru
jaringan ikat yang berlebiuhan setelah terjadinya cedara).
h. kanker
kanker sel basal dan kanker sel skuomosa seringkali tumbuh pada
telinga luar setelah pemmamparan sinar matahari yuang lama dan berulang-
ulang.pada stadium dini,bisa diatasi dengan pengakatan kanker atau terapi
penyinaran .pada stadium lanjut,mungkin perlu dilakukan pangakatan daera
telinga luar yang lebih luas.jika kanker telah penyusup ke kartilago di lakukan
pembedahan .kanker sel basal dan sel skumoasa juga bisa tumbuh di dalam
atau menyebar keseluruh telinga. (Anakardian,2017,hal 120)
C. Anatomi indera peraba(kulit)
kulit merupakan indra perba yang mempunyai resptor khusus untuk
sentuhan,panbas,dingin,sakit dan tekanan.reseptor untuk rasa sakit ujungnya
menjorok masuk kedaerah epedermis.reseptor untuk tekanan,ujungnya berada
di dermis yang jauh dari epidaermiis.reseptor untuk rangsang sentuhan pada
panas ,ujungnya reseptor ujungnya terdekan pada epidermis,kulit .kulit
berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam ,misalnya otot dan tulang.
(Anakardian,2017,hal 122)
1. bagian-bagian kulit

156
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis.pada lapisan epidermis tidak terdapat pembulu darah dan
sel sara.Epidermis tersusun atas empat lapisan sel yaitu:
 stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di
sebelah atas nya.
 stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang
menyababkan kulit menjadi keras dan kering.selain itu sel-
sel dari lapisangranulosom umumnya menghasilkan pigmen
hitam(pelainan).kandungan melanin menentukan derajat
warna kulit,kehitaman,atau kecoklatan.
 Stratum lusidum merupakan lapisan yang transparan.
 Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar.

Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yangf terdiri
dari serat bewarna putih atau serat yang berwarna kuning ,serat kuning bersifat
elestis/lentur ,sehingga dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakab pertumbuhan ke daera dermis
membentuk kelenjar keringat dan membentuk kelenjar dan akar rambut.akar
rambut berhubungan dengan pembulu darah yangf membawa makanan dan
oksigen , selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.pada setiap pakal
rambut melekat kepada otot pergerak rambut.pada wakltu dingin atau
merasakan takut,otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak.di sebelah
dalam dermis terdapat timbun lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk
melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik. (Anakardian,2017,hal
123)

157
2. Cara kerja kulit
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas,dingin
tekanan,dan nyeri.ketika kul;it menerimsa rangsan,rangsang tersebut diterima
oleh sel-sel reseptor.selanjutnya ,rangsang akan diteruskan ke otak rangsang
akan diola.akibatnya ,kita merasakan adanya suatu rangsang.otak
punpemerintahan tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.
(Anakardian,2017,hal 124)
3. kelainan pada kulit
Kulit merupakan bagian tubuh terluar sehingga selalu berhubungan
dengan lingkungan skitar. Oleh karena itu, kulit mudah terluka serta terserang
jamur dan bibit penyakit lainnya. Beberapa penyakit kulit yang sering kita
temui yaitu :
a. Jerawat
Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung dan
dada. Penyakit ini timbul akibat ketidak seimbangan hormone dan kulit
yang kotor. Anak-anak yang memasuki masa remaja serta orang-orang
yang memiliki jenis kulit berminyak sangat rentan terhadap jerawat.
b. Panu
Panu disebabkan oleh jamur yang menempel di kulit. Panu
tampak seperti bercak atau bulatan putih di kulit dan disertai rasa gatal.
Panu timbul karena penderita tidak menjaga kebersihan kulit.

c. Kadas
Kadas nampak di kulit sebagai bulatan putih bersisik. Pada
setiap bulatan terdapat garis tepi yang jelas dengan kulit yang tidak
terkena. Kadas juga menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini
disebabkan oleh jamur.
d. Skabies
Disebut pula “seven-years itch”. Penyakit tersebut disebabkan
oleh parasit insekta yang sangat kecil (sarvotes scabies) dan dapat
menular pada orang lain.
e. Eksim

158
Merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit
tersebut menyebabkan klulit menjadi kering, kemerah-merahan,
gatal-gatal dan berisisik.
f. Biang keringat
Biang keringat terjadi karena kelenjar kering tersumbat oleh sel-
sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat
yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik
kemerahan disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat
menyebabkan biang keringat. (Anakardian,2017,hal 124 )

D. Anatomi indra pengecap (lidah)


Lidah adalah kumpulan otot rangka bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.lidah dikenal sebagai indra
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap.menggunakan lidah,kita
dapat membedakan bermacam-macam rasa.lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokan menjadi tiga macam bentuk,yaitu bentuk benang,bentuk dataran yang
dikelilingi parit-parit papila bentuk dataran,dibagian samping dari papila berbentuk
jamur,dan di permukaan papila berbentuk benang. (Anakardian,2017,hal 125)

1. Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersununan atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus,tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang
pelipis.terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot estrinsik dan intrinsik.lidah
memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila.terdapat tiga jenis papila,yaitu:
a. Papila filiformis berbentuk seperti banang halus.
b. Papila sirkumvalata berbentuk bulat,tersusun huruf V di
belakang lidah
c. Papila fungsi formis berbentuk seperti jamur.

159
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari
dua sel yaitu sel penyongkong dan sel pengecap.
Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,sedangkan sel penyongkong berfungsi
untuk menompang.bagian-bagian lidah:
a. Bagian depan lidah,fungsinya untuk mengecap rasa manis.
b. Bagian pinggir lidah,fungsinya untuk mengecap rasa asin
dan asam
c. Bagian belakang/pangkal,fungsinya untuk mengecap rasa
pahit.
Lidah memiliki kelenjar ludah,yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase
(ptialin).enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat
gula.letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat dibelakang
telinga,dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.
2. Cara lidah bekerja
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan didalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap.oleh saraf pengecap,rangsangan rasa
ini di teruskan ke pusat saraf pengecap di otak.selanjutnya, otak menanggapi
rangsangan tersebut sehingga kita dapat merasakan suatu jenis makanan dan
minuman.
3. Kelainan pada lidah
a. Oral candidosis
Penyebab adalah jamur yang disebut candida albicans.gejalanya yaitu
lidah akan tampak tertutup lapisan yang dapat dikerok.

160
b. Atropic glossitis
Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun
hanya sebagian kecil.penyebab yang paling sering biasanya adalah
kekurangan zat besi.jadi banyak ditemukan pada penderita anemia.
c. Geografic tongue
Gejalanya yaitu lidah seperti peta,berpulau-pulau.bagiann pulau itu
berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih
tebal.
d. Fissured tongue
Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.
e. Glossopyrosis
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah di mana lidah terasa sakit dan
panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam
pemeriksaan.hal ini lebih banyak disebabkan karena psikosomatis
dibandingkan dengan kelainan pada saraf. (Anakardian,2017,hal 125)
E. Anatomi indra pembau (hidung)
Saat manusia baru lahir indra penciumannya lebih kuat dan menusia dewasa,karena
dengan indra ini bayi dapat mengenali ibunya.indra penciuman manusia dapat
mendeteksi 2000-4000 bau yang berbeda.indra pembau manusia berupa komoreseptor
yang terdapat dipermukaan dalam hidung,yaitu pada lapisan lendir bagian
atas.reseptor pencium tidak bergrombol seperti tunas pengecap.

1. Bagian-bagian hidung
Hidup manusia dibagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar
yang disebut dengan nonstril.dinding pemisah disebut dengan septum,septum

161
terbuat dari tulang yang sangat tipis.rongga hidung dilapisi dengan rambut dan
membran yang mensekresi lendir lengket.
a. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan
udara dari luar ke tenggorakan menuju paru paru.rongga
hidung ini di hubungankan dengan bagian belakang
tenggorokan. Rongga hidung dipisahkan oleh langit-langit
mulut kita yang disebut dengan palate.di rongga hidung di
bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung-ujung saraf
pembau.ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan
rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam
rongga hidung bagian atas dapat membau dengan baik.
2. Cara kerja hidung
Indra penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di
udara.di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif
terhadap moleku-molekul bau,karena ada pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada
sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor,sinyal akan dikirim
ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory.bagian inilah yang mengirim
sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak,bau apakah yang telah tercium
oleh hidung kita,apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengatnya bau
selokan.
3. Kelainan pada hidung
Sebagai indra pembau,hidung dapat mengalami
gangguan.akibatnya,kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak
dapat mencium bau suatu benda.kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
a. Angiofibroma juvenil
Merupakan tumor jinak pada hidung bagian belakang atau tenggorkan
bagian atas (nasofaring),yang mengandung pembuluh darah.tumor ini
paling sering di temukan pada anak-anak laki yang sedang mengalami
masa puber.
b. Papiloma juvenil
Merupakan tumor jinak pada kotak suara (laring).papiloma disebabkan
oleh virus.papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun. Papiloma bisa
162
menyebabkan suara serak,kadang cukup berat sehingga anak tidak dapat
bebicara dan bisa menyumbat saluran udara.
c. Rhinitis allergica
Merupakan peradangan hidung karna alergi.disebabkan oleh adanya reaksi
alergi pada hidung yang di timbulkan oleh masuknya substansi asing
kedalam saluran tenggorakan.
d. Sinusitis
Merupakan peradangan sinus,yaitu rongga-rongga dalam tulanga yang
behubungan dengan rongga hidung,yang gawat dan biasanya terjadi dalam
waktu menahun (kronis).
e. salesma dan influenza
merupakan infeksi pada alat pernafasan yang disebabkan oleh virus,dan
umumnya dapat menyebabkan batuk,pilek,sakit leher dan kadang –kadang
panas atau sakit pada persendian.
f. Anusmia
Merupakan gangguan pada hidungb berupa kehilangan kemampuan untuk
membau.penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal,misalnya cidera
atau infeksi didasar kepala ,keracunan timbel,kebanyakan merokok,atau
tumor otak bagian depan.untuk mengatasi gangguan ini harus di ketahui
dulu penyebabnya. (Anakardian,2017,hal 128)

163

Anda mungkin juga menyukai