Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Wayan Eni Sukmawati

NIM/Absen : 18D10152/41
Kelas : DIV Keperawatan Anestesiologi C
Tingkat/Semester : II (Dua) / III (Tiga)

Ringkasan tiga Jurnal Post Operasi


Judul Jurnal :
1. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Pre Operasi dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post
Sectio Caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jk_sriwijaya/article/view/2324

2. Penurunan Nyeri pada Ibu Post Sectio Caesarea Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby
Led Feeding
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/2801

3. Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Teknik Meniup Balon Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Pasca Operasi Seksio Sesarea di RSIA Bahagia Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/5028
Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea

Pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang


yang dapat membangkitkan kecemasan ketika akan menghadapinya, sehingga menjadikan
perasaan yang tidak nyaman, khawatir atau perasaan takut. Respon psikologi tidak hanya
mempengaruhi tingkat kecemasan namun akan mempengaruhi komplikasi selanjutnya pada
pasien dengan sectio caesarea yaitu nyeri. Nyeri merupakan kondisi perasaan yang tidak
nyaman disebabkan oleh stimulus seperti stimulus yang bersifat fisik, ataupun yang bersifat
mental (psikologi).
Persalinan seksio sesarea semakin banyak diminati oleh ibu hamil di negara maju, hal ini
dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang hingga saat ini.
Tindakan sectio caesarea (SC) menyebabkan nyeri yang menimbulkan berbagai masalah,
salah satunya masalah laktasi. Sebanyak 68% ibu post sectio caesarea mengalami kesulitan
dengan perawatan bayi, bergerak naik turun dari tempat tidur dan mengatur posisi yang
nyaman selama menyusui akibat adanya nyeri.

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Pre Operasi dengan Derajat Nyeri Pada
Pasien Post Sectio Caesarea
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan pasien pre operasi
dengan tingkat nyeri yang dialami pada post operasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat nyeri yang dialami
oleh pasien post operasi sectio caesarea semakin tinggi juga tingkat kecemasannya
karena nyeri merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman yang menyebabkan
kecemasan pada pasien post sectio caesarea. Pasien dengan gangguan kecemasan
dalam kategori sedang ataupun berat akan mempunyai kemungkinan besar mengalami
komplikasi nyeri dengan skala kategori sedang dan berat juga, sedangkan pasien
dengan gangguan kecemasan dalam kategori ringan akan mempunyai kemungkinan
besar mengalami komplikasi nyeri dengan skala ketegori ringan.
Kecemasan merupakan salah satu dari faktor yang mempengaruhi nyeri. Hubungan
nyeri dan kecemasan bersifat kompleks, sehingga keberadaanya tidak terpisahkan.
Kecemasan sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan cemas. Apabila rasa cemas tidak mendapatkan perhatian,
maka rasa cemas tersebut akan menimbulkan suatu masalah penatalaksanaan nyeri
yang serius.
Ada beberapa Teknik non-farmakologi untuk menurunkan tingkat nyeri pada
pasien post operasi section caesarea ini. Diantaranya :
1. Biologic Nurturing Baby Led Feeding

Posisi biologic nurturing baby led feeding merupakan salah satu posisi
menyusui yang direkomendasikan bagi ibu nifas post SC karena lebih rileks. Masa
nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun banyinya. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) menyatakan bahwa persalinan dengan bedah caesar adalah sekitar
10–15% dari semua proses persalinan di negara berkembang.
untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea biasanya menggunakan
analgesic. Namun demikian pemberian farmakologi tidak bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan klien sendiri untuk mengontrol nyerinya. Sehingga
dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk mengontrol nyeri dengan non
farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihan tidak
memanjang. Metode non farmakologi tersebut diperlukan untuk mempersingkat
episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit.
Salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi nyeri post SC adalah
menyusui dengan Posisi biologic nurturing baby led feeding. Posisi ini
direkomendasikan bagi ibu nifas post SC karena lebih dirasakan rileks sehingga
menyebabkan nyeri luka jahitan lebih minimal.
intervensi biologic nurturing baby led feeding mampu mengalihkan
toleransi nyeri dan ambang batas nyeri saat dan setelah ibu menjalani aktifitas
menyusui dan kontak langsung dengan bayi, dengan menyusui ibu mau beradaptasi
serta berespons terhadap nyeri dengan lebih baik, sehingga ibu lebih toleran
terhadap rasa nyeri yang dialaminya.
Penurunan nyeri yang bermakna pada ibu post SC sebelum dan sesudah
intervensi ini dipengaruhi oleh banyak faktor baik farmakologi maupun non
farmakologi. Intervensi posisi menyusui biologic nurturing baby led feeding masuk
dalam terapi nyeri nonfarmakologis, yaitu tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi
dengan memberikan teknik untuk mengurangi rasa nyeri yakni terapi distraksi yang
memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain nyeri, misalnya dengan
menyusui.
impuls-impuls nyeri yang akan melewati gerbang (ujung-ujung saraf
sensorik) dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang
system saraf pusat. Impuls nyeri dihantarkan ketika gerbang dalam posisi terbuka
dan akan dihentikan ketika gerbang ditutup. Posisi menyusui biologic nurturing
baby led feeding dapat dijadikan penghambat (menutup) agar impuls saraf tidak
dapat berjalan bebas sehingga tidak dapat mentransmisikan impuls atau pesan
sensori ke korteks sensorik. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar
teori menghilangkan nyeri.
Proses persalinan menyebabkan kelelahan, bahkan trouma pada ibu, yang
berdampak pada timbulnya rasa nyeri pasca bersalin, seperti disampaikan
Kartikawati (2011) bahwa seseorang akan merasakan peningkatan sensasi nyeri
saat tubuh mengalami kelelahan. Pada posisi biologic nurturing baby led feeding,
ibu nifas menyusui dengan posisi rebahan sambil bersandar, dengan sudut
kemiringan antara 15°-64° kemudian bayi diletakkan di atas dada, dan dibiarkan
melekat dengan sendirinya. Pada cara ini, ibu tidak banyak mengintervensi posisi
bayi, kedua tangan ibu bebas, memegang bayi sekedar untuk menjaganya agar tidak
terguling, sehingga membuat ibu lebih nyaman, lebih tenang, dan lebih rileks,
meminimalisir ketegangan di kepala, leher, pundak dan punggung. Ibu juga tidak
perlu terlalu berkonsentrasi untuk memikirkan posisi dan pelekatan yang benar.
Hal ini sangat mendukung proses lepasnya hormon oksitosin sehingga
mampu menghambat transmisi impuls atau pesan sensori ke korteks sensorik yang
berdampak pada menurunnya skala nyeri pada ibu post SC.

2. Relaksasi Nafas Dalam Teknik Meniup Balon Terhadap Perubahan Skala Nyeri

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu metode non farmkologis
yang telah direkomendasikan sebagai manajemen nyeri. Teknik relaksasi nafas
dalam dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti meniup balon. Teknik
relaksasi nafas dalam dengan meniup balon efektif menurunkan intensitas nyeri
pada anak post operasi megacolon, sehingga teknik relaksasi nafas dalam dengan
meniup balon juga akan efektif dilakukan pada pasien pasca seksio sesarea.
Relaksasi nafas dalam dapat dilakukan secara mandiri karena tidak
memiliki efek samping, mudah dalam pelaksanaannya serta tidak memerlukan
biaya dan waktu yang cukup banyak. Ketika melakukan teknik relaksasi nafas
dalam, ibu pasca operasi seksio sesarea hanya perlu memposisikan badannya
dengan senyaman mungkin, kemudian melakukan relaksasi nafas dalam dengan
frekuensi nafas yang lambat dan berirama.
Dalam melakukan relaksasi nafas dalam, ada beberapa teknik modifikasi
yang dapat dilakukan untuk menghilangkan ketegangan otot sehingga dapat
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri.

Kesimpulan :

Persalinan seksio sesarea semakin banyak diminati oleh ibu hamil di negara
maju, hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
hingga saat ini. Secara fisiologis, tindakan operasi seksio sesarea dapat
menimbulkan dampak pasca operasi yaitu nyeri.
Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan pre operasi dengan
derajat nyeri post sectio caesarea, semakin tinggi tingkat nyeri yang dialami oleh
pasien post operasi sectio caesarea semakin tinggi juga tingkat kecemasannya
karena nyeri merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman yang menyebabkan
kecemasan pada pasien post sectio caesarea.
Selain dengan penatalaksanaan farmakologi, penatalaksanaan nyeri pada
pasca operasi seksio caesarea juga bisa dengan non-farmakologi. Diantaranya
dengan posisi nurturing baby led feeding dan Teknik relaksasi nafas dalam dengan
meniup balon.

Anda mungkin juga menyukai