DASAR TEORI
Unsur – unsur yang lain sangat beragam, menyesuaikan sifat baja yang diinginkan
1,7 % Carbon
Meniggikan
1,65 % Marganese tegangan/
0,6 % Silicon strenght dari baja
0,6 % Copper murni
Penambahan prosentase carbon mempertinggi yield stress tetapi
C >>
akan mengurangi daktilitas ( ductilidy ). Pengurangan ductility /
baja keras sulitdilas
Di Indonesia Bj 37
u = 3700 kg/cm2
u
1
Lmx
Yield
point
Strain Hardering
Ø=diameter
F F
C Jika sampai beban σ dilepas maka
batang akan kembali ke bentuk awal (
keadaan elastis )
A E diberi beban sampai A – dilepas tidak ke
bentuk awal tapi merenggang sampai B.
Diberi beban sampai C – dilepas merenggang
sampai D
E putus
0 B D F DF–Strain Hardening mamanjang dan balik
kembali
el ast ic pl ast ic st rain hardening
rarge rarge rarge
Umum : Penggunaan baja struktur yang paling efisien adalah sebagai batang tarik
Batang tarik : Komponen struktur yang memikul / mentrasfer gaya tarik antara dua titik pada
struktur
) (-
(- )
Nu ≤ Ø Nn
Kuat tarik rencanaØ Nn , ditentukan oleh kondisi batas yang mungkin di alami batang tarik.
Kondisi fraktur
Ag = Luas penampang kotor
Penampang Efektif , Ae
Ø Nn = Ae . fu .
Ae = A. U
x Nu
U =1-
ØNn ≤ 0,9
Kuat Nominal
L
L
P P
x = Eksentrisitas Sambungan
L = Panjang sambungan arah gaya, jarak terjauh antara dua baut pada sambungan
A = harga luas penampangan yang ditentukan menurut kondisi elemen tarik yang disambung
1
U
P 2 P
U
3
Pot 1 – 3 = Ant = Ag – n . d . t
S 2 .t
Pot 1 – 2 – 3 = Ant = Ag – n . d . t +
4U
t = tebal penampang
d = diameter lubang
las
A = Ag
d). Gaya tarik disalurkan oleh las memanjang kedua sisi bagian ujung elemen.
A = A plat
l
l>2 U=1
2 > l >1,5
w
U = 0,87
1,5 ≥ l ≥ U = 0,75
= lebar plat ( jarak antar garis las )
l = panjang las memanjang
Ketentuan tambahan :
a).Penampang I atau T di b / h ≥ 2/3 sambungan pada sayap dengan n baut ≥ 3 perbaris ( arah
gaya )
U = 0,9
U = 0,85
U = 0,75
=
L
, L = panjang batang tarik
i
I min
I = ; Imin = Inersia
A
A = luas penampang
geser/
shear
Runtuhnya block geser akibat tarik di sekitar baut dapat disebabkan leleh geser, fraktur
geser dan fraktur tarik.
P
P
s
s
S2 S1
S2 S1
Bidang Tarik
Agt = S t + S t = 2 S t
Ant = ( S t – d/2 t) + ( S t – d/2 t )
=2St–dt
Bidang Geser
Ags = ( S1 + S2 ) . t + ( S1 + S2 ). t
= 2 ( S1 + S2 ). t
Ans = ( S1 + S2 – 1 1 d)t+
2
( S1 + S 2 - 1 1 d ).t
2
Perlu pula diperiksa terhadap kuat balok plat ujung terhadap geser pada baut
Ø t Tn = Ø t ( 0,6 fu ) Ans
h/2
N sumbu bahan longitudinal
sumbu bahan
h/2
joint
joint
joint
joint
Kuat tekan komponen struktural yang memikul gaya tekan ditentukan :
- Tegangan sisa
- Modulus elastisitas
2. Geometri - Penampang
- Panjang komponen, l
I WF siku
Nu Nn ; = 0,85
Nn = Ag . fcr
fy
= Ag .
= Faktor tekuk
1 lk fy
dimana c =
Lmin E
1 lk fy
dimana c =
Lmin E
Ag
= 1,25 . . fy
Pevler
1
Nn = Pevler
1,25
Pevler
Nn = Ag . fcr = Ag . 0,877
Ag
1
Nn = Pevler
1,15
1,43
= , untuk 0,25 c 1,2
1,6 0,67
Nu Nn; = 0,85
fy
Nn = Ag . fcr = Ag .
Komponen struktur dengan gaya aksial murni umumnya merupakan komponen pada struktur
segitiga (rangka batang) atau merupakan komponen struktural dengan kedua ujung sendi.
Lk = kc . , l l
Batas Kelangsingan
Lk
200
rim
Tekuk Lokal
- Tekuk lokal terjadi apabila tegangan pada elemen penampang mencapai tegangan kritis plat.
- Tegangan kritis plat tergantung dari perbandingan tebal dan lebar panjang dan tebal, kondisi
tumpuan sifat material.
b
= <r
t
lk
N
lk
l
b
klky
- Kelangsingan arah sumbu bebas bahan y =
iy
m 2
- Kelangsingan ideal xy = y 2 l
2
iy x
1,2 1,2 l 50
l l
Sambungan Baja
Sebenarnya pemakain paku keling ( rivet ) sudah mulai ditinggalkan di ganti dengan baut mutu
tinggi, mengingat proses pelaksanaan dilapangan terlalu rumit. Paku keling dapt membuat
sambungan menjadi kaku karena memiliki tahanan geser yang tinggi ( Shear Resistance ), tetapi
karena melalui pemanasan & didinginkan , paku keeling tidak dapat diukur langsung sehingga
tidak dapat di masukkan kedalam hitungan untuk kuat gesernya / shear resistance. Perhitungan
sambungan dengan paku keeling ada dua macam sambungan ;
1
2P
1
2P
1
2P
= .d. t u
tu = 2. untuk S1 ≥ 2 d
i 2 1,56 2
>tumpu : = . d. tu
>geser : = 1/2 d2
>tumpu : = . d. tu
profil WF
profil T
Beban ditransfer dari satu batang ke batang yang lain melalui sambungan diantara mereka
Alat yang sederhana untuk mentransfer beban dari satu batang ke batang yang lain adalah
sebuah pen ( baja silindris ) / baut
Kekuatan nominal pada sambungan tarik
Rn = fub . An
LRFD – Penyambung
Umum : Ø Rn ≥ i Qi
Ø = factor reduksi
Rn = Resistensi Nominal
i = factor kelebihan beban
Untuk sambungan : Ø Rn ≥ Pu
Ø = 0,75 untuk retakan dalam tarik & tumpu terhadap sisi lubang
Pu = beban terfaktor
m = 1 irisan tunggal
m = 2 irisan ganda
t = tebal plat
2. Untuk lubang beralur pendek tegak lurus pada arah transmisi
beban
Ø Rn = Ø ( 2. d. t. Fu ). Ø = 0,75
Ø Rn = Ø ( L. t. Fu ) Ø = 0,75
L = jarak ujung
Ø Rn = Ø ( 0,3 . d. t. Fu ) Ø = 0,75