Anda di halaman 1dari 18

Armor of God

@BukanGerejaPalsu
Armor of God

Ketika Paulus menuliskan ayat-


ayat ini, bangsa Israel masih
berada dalam penjajahan Romawi.
Karena itu, kebanyakan ilustrasi
yang dibuat pun merupakan
ilustrasi dari pakaian perang
orang Romawi.

Namun sebenarnya sejak jaman Daud, seperti


inilah komponen pakaian perang yang digunakan
oleh mereka yang berada di medan perang. Ikat
pinggang, Baju Zirah, Kasut, Perisai, Pedang.
Semuanya merupakan perlengkapan yang
bertujuan untuk:

1. Bertahan melawan musuh


2. Mengadakan perlawanan (menyerang)
3. Tetap berdiri / selamat setelah peperangan usai

Seorang prajurit yang baik adalah mereka yang


dapat bertahan (menyelamatkan diri dari
serangan), melawan (menyerang musuh) dan
lolos dari peperangan dengan selamat.

@BukanGerejaPalsu
Dalam kaitannya dengan tugas kita sebagai orang
Kristen, tujuan penggunaan The Armor of God ini juga
adalah supaya kita bisa

Ÿ Bertahan melawan tipu muslihat Iblis,


Ÿ Mengadakan perlawanan pada hari yang jahat.
Ÿ Tetap berdiri setelah menyelesaikan segala
sesuatu.

Kita bisa memilih menang dengan gemilang, atau


menang dengan babak belur dan luka di sana sini.
Perlengkapan Senjata diperlukan agar kita bisa
menang dengan gemilang setelah melaksanakan
tugas yang kita emban.

Pertanyaan berikutnya, siapakah musuh kita?

“Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah


dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah,
melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-
penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh
jahat di udara.” (Efesus 6:12)

Ya, musuh kita adalah roh-roh jahat di udara, yaitu si


penyesat.

Bukankah di akhir jaman ini kita melihat ada begitu


banyak penyesatan terjadi, khususnya kepada anak-
anak Tuhan?

Mari kita lihat senjata ini satu persatu...

@BukanGerejaPalsu
Perlengkapan pertama yang disebutkan oleh Paulus
adalah ikat pinggang kebenaran.

Mengapa ikat pinggang menjadi yang pertama


disebutkan Paulus?

Sejak jaman dahulu, Tuhan selalu menekankan


mengenai ikat pinggang atau pinggang yang berikat.
Ketika orang Israel merayakan Paskah, Tuhan
memerintahkan agar mereka memakan daging Anak
Domba Paskah dengan pinggang berikat.

Pakaian kudus Harun yang dibuat terdiri dari tutup


dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya dan
IKAT PINGGANG.

Ikat pinggang berfungsi mengencangkan pakaian,


menyimpan peralatan (termasuk pedang).

Ikat pinggang melambangkan KESIAPSEDIAAN


dalam menjalankan panggilan tugas. Itulah sebabnya
ikat pinggang menjadi perlengkapan yang pertama
dituliskan. Sebelum berperang, Anda harus
SIAP SEDIA!

@BukanGerejaPalsu
Lalu mengapa ikat pinggang melambangkan
kebenaran?

Ada banyak orang siap sedia untuk melakukan


sesuatu. Ada yang siap sedia untuk mati membela
agamanya bahkan sampai membunuh orang.

Ketika kita siap sedia, kita harus siap sedia dengan


dasar kebenaran, yaitu melakukan apa yang
benar dengan motivasi yang benar.

Ikat pinggang adalah tempat Anda menggantungkan


pedang Anda. Pedang yang akan kita bahas kemudian
adalah Firman Tuhan.

Kita harus memastikan hidup kita benar, sebelum


menjadikan Firman Tuhan sebagai senjata andalan
kita.

@BukanGerejaPalsu
Baju Zirah Keadilan

Dalam bahasa Inggris,


baju zirah diterjemahkan
sebagai Breastplate atau
logam pelindung dada.

Baju Zirah melindungi


jantung pahlawan dari
kemungkinan terkena
panah atau tombak.
Jaman sekarang
mungkin Baju Zirah dimodifikasi menjadi rompi anti
peluru bagi polisi.

Dengan baju zirah seorang pejuang memasuki medan


perang dengan lebih berani karena dia terlindungi.
Tanpa baju zirah, seorang prajurit akan merasa
ketakutan (mungkin juga sombong berlebihan karena
merasa hebat), terkena panah dan mati!

Dalam dunia ini, Iblis tidak menyerang kita dengan gigi


taringnya yang panjang atau menakut-nakuti kita di
malam hari dengan kedatangan manusia serigala atau
kuntilanak. TIDAK!!

Kalaupun Anda mungkin pernah didatangi mahluk-


mahluk halus itu dan ketakutan, percayalah, itu bukan
senjata rahasia Iblis.

@BukanGerejaPalsu
Senjata rahasia Iblis adalah perasaan yang
ditembakkan tepat ke jantung kita (dalam bahasa
Indonesia ‘heart’ diterjemahkan jadi hati).

Perasaan itu kurang lebih seperti takut, putus asa,


ingin menang sendiri, malas, egois, iri hati, dengki,
dan perasaan-perasaan lain yang dapat
menjauhkan kita dari Kasih Karunia Bapa di Surga.

Perasaan-perasaan ini buruk karena tidak hanya


akan menjauhkan kita dari Bapa, namun dapat
membuat kita menjadi seorang pecundang dalam
kehidupan, seseorang yang kalah bahkan sebelum
pergi berperang.

Nah, untuk melindungi kita dari perasaan-perasaan


yang dapat membuat kita kalah, kita membutuhkan
BAJU ZIRAH KEADILAN.

Bahasa Indonesia
menerjemahkan
Righteousness sebagai
keadilan. Tapi sebenarnya
dapat juga diterjemahkan
sebagai kebajikan atau
kesalehan atau kemurnian
hati.

@BukanGerejaPalsu
Melindungi hati kita

Firman Tuhan berkata,


“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena
dari situlah terpancar kehidupan” (Ams 4:23).

Mengenakan baju sirah kesalehan artinya kita


menjaga hati kita. Artinya kita waspada dan melindungi
hati kita dari pikiran kotor yang masuk, keinginan
melakukan apa yang jahat dan keinginan untuk
melakukan apa yang tidak Tuhan sukai.

Kalau Ikat Pinggang Kebenaran merupakan komitmen


kita untuk melakukan apa yang benar karena memiliki
motivasi yang benar, Baju Zirah Kesalehan menjaga
hati kita untuk dapat tetap menjunjung kebenaran.

Anda lihat, dua senjata pertama yang harus kita miliki


berkaitan dengan kebenaran dan kesalehan /
kemurnian hati. Tuhan begitu menjunjung tinggi
kebenaran karena diri-Nya sendiri adalah
KEBENARAN YANG SEJATI.

@BukanGerejaPalsu
Kasut kerelaan memberitakan Injil

Fungsi utama kasut atau alas kaki adalah untuk


melindungi kaki kita, agar kita berani melangkah di
jalan berbatu atau medan yang berbahaya (selain
jaman sekarang di mana alas kaki juga bagian dari
fashion).

Alas kaki untuk ke pasar berbeda dengan alas kaki


untuk berperang. Alas kaki untuk berperang haruslah
sesuatu yang benar-benar melindungi dan nyaman
digunakan. Anda tidak mau berperang dan terganggu
hanya karena kaki lecet, bukan?

Lalu mengapa kasut kerelaan memberitakan Injil?

Ketika Tuhan Yesus hendak naik ke Surga, tugas yang


ia berikan kepada murid-murid-Nya adalah untuk
pergi sampai ke ujung dunia, memberitakan kabar baik
mengenai Kerajaan Surga.

@BukanGerejaPalsu
Namun dalam prakteknya, memberitakan kabar baik
mengenai Kerajaan Surga adalah sesuatu yang tidak
mudah untuk dilakukan. Selalu ada saja perasaan tidak
nyaman atau takut yang membuat kita tidak berani
melangkah. Jangankan memberitakan kabar baik
mengenai Kerajaan Surga, tidak bersikap kompromi
dengan dunia saja merupakan hal yang sulit dilakukan.

Lalu bagaimana mungkin kita mengenakan kasut


kerelaan untuk memberitakan Injil?

Dalam terjemahan NLT (seperti pada gambar di


halaman sebelumnya), Efesus 6:15 dijelaskan bahwa
kesiapsediaan itu berasal dari pengenalan Injil.

Anda tidak boleh sembarangan memberitakan Injil,


berdasarkan mimpi atau segala sesuatu yang tidak ada
relevansi atau bahkan malah bertentangan dengan
kitab suci.

Ketika Anda ingin berperang melawan roh penyesat,


Anda harus memastikan bahwa Anda melangkah
berdasarkan pengenalan yang benar
akan Firman Tuhan. Jika tidak, mungkin Anda
yang tersesat!

@BukanGerejaPalsu
Perisai Iman
Perisai tentara
Romawi (seperti
yang diketahui
Paulus, penulis dari
Efesus) adalah
perisai dengan
ukuran yang luar
biasa. Tingginya bisa
mencapai 1,3 meter
dan lebarnya 1 meter.
Perisai ini (yang
dinamakan scutum) terbuat dari kayu yang dikelilingi
lapisan baja dengan logam di tengahnya.

Logam di tengah ini selain berfungsi untuk melindungi


tangan di bagian dalam juga berfungsi untuk
menyerang lawan.

Dengan kata lain saya ingin menyampaikan bahwa


perisai ini benar-benar melindungi si prajuritnya,
sepanjang prajurit mengenakannya. Perisai
merupakan perlengkapan pertama yang tidak
terpasang dalam tubuh tentara. Perisai harus dipegang
dan diangkat menutupi badan untuk bisa menjalankan
fungsinya dengan baik.

@BukanGerejaPalsu
Jika tiga senjata sebelumnya hanya berfungsi proteksi
tubuh, perisai merupakan senjata pertama yang harus
kita miliki untuk pertahanan diri. Perisai harus diangkat
untuk melindungi bagian tubuh kita (khususnya wajah),
dan perisai dapat dihantamkan kepada lawan yang
mulai mendekat sebagai mekanisme pertahanan diri.

Perisai iman berfungsi melindungi kita dan membantu


kita memberikan perlawanan pada si Iblis, khususnya
menghadapi para penyesat jaman sekarang. Lalu,
kapan kita menggunakannya?

Efesus 6:16 menyebutkan “Dalam segala


keadaan…pergunakanlah perisai iman, sebab dengan
perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua
panah api dari si jahat”. Ya, DALAM SEGALA KEADAAN!
Fungsinya? Memadamkan panah api dari si jahat!

“Api” biasanya bicara mengenai hal-hal yang bersifat


spiritual. Jika Baju Zirah melindungi hati kita, perisai
melindungi spiritual kita dari serangan spiritual si
jahat. Iman membuat kita dapat menangkal segala
serangan spiritual dari si jahat:
1. Iman membuat kita tetap percaya kedaulatan Tuhan
sekalipun si jahat mengatakan sebaliknya.
2. Iman membuat kita tetap meyakini keselamatan di
dalam Tuhan, sekalipun si jahat mengatakan
sebaliknya

@BukanGerejaPalsu
Ketopong Keselamatan
Ketopong (atau helm) melindungi
kepala kita dari benturan benda
keras. Kepala merupakan organ
yang vital bagi manusia. Anda bisa
saja selamat dengan patah kaki
atau patah tangan, tapi patah
batang leher… Mati seketika!!

Dalam bahasa Inggris Ketopong


keselamatan sering disebutkan
sebagai The Helmet – hope of
Salvation, ketopong harapan
keselamatan. Ya, HARAPAN!

Setelah iman yang kita gunakan sebagai perisai,


berikutnya kita membutuhkan harapan keselamatan.

Harapan berada dalam pikiran kita, merupakan sesuatu


yang sangat kita inginkan. Misalnya harapan akan hari
esok yang lebih baik, harapan akan kebaikan putra/i
kita, dll. Harapan memiliki arti yang jauh melampaui
keinginan. Ketika seseorang memiliki harapan, ia akan
berjuang melakukan bagiannya agar harapannya dapat
tercapai.

Harapan kita didasarkan pada janji Tuhan akan


keselamatan. Kabar baiknya, Tuhan kita tidak pernah
ingkar janji, ia akan menepati setiap janji-Nya.

@BukanGerejaPalsu
Permasalahannya, harapan jauh melampaui sekedar
keinginan. Ketika seseorang memiliki harapan, ia akan
melakukan bagiannya agar harapannya tercapai.

Ketika Tuhan menjanjikan kita keselamatan, kita harus


melakukan bagian kita, yaitu menerima keselamatan
itu, dan mengenakannya di kepala. Ya, benar di kepala.
Mari sekarang kita bahas kenapa keselamatan
disejajarkan dengan ketopong yang dikenakan di
kepala.

Kepala merupakan tempat tinggal otak kita. Otak


manusia berbeda dengan otak hewan karena di
dalamnya terdapat neo korteks, pengendali logika
manusia.

Seseorang menjadi atheis ketika otaknya berbicara


lebih keras daripada hatinya, dengan kata lain
logikanya lebih kuat daripada perasaan yang dia miliki.
Menurutnya, tidak mungkin bahwa Tuhan itu ada dan
menciptakan segala sesuatunya karena ilmu
pengetahuan tidak dapat membuktikannya.

Masalahnya, kita tidak cukup hanya memiliki baju zirah


pelindung hati kita (atau jantung, apapun Anda ingin
menyebutkannya), dan iman pelindung spiritual kita,
kita membutuhkan pelindung logika kita.
Seringkali, logika kita yang menjauhkan kita dari
anugerah yang sudah Tuhan sediakan.

@BukanGerejaPalsu
Kita hanya dapat diselamatkan jika kita
menggunakan logika yang berdasarkan pada
kasih karunia Tuhan.

Logika bahwa
“Karena Tuhan besar maka Dia sanggup
melakukan segala sesuatu, termasuk menjadi
manusia”

dan
“Karena Tuhan adil maka Dia harus menghukum
setiap kejahatan”

dan
“Karena Tuhan begitu mengasihi manusia maka
Dia turun menjadi manusia untuk menanggung
dosa semua manusia. Karena Dia tahu, tidak ada
seorang pun yang dapat diselamatkan jika hanya
mengandalkan perbuatan baik.“

LINDUNGI PIKIRANMU, GUNAKAN


KETOPONG KESELAMATAN!

@BukanGerejaPalsu
Pedang Roh

Sampailah kita pada pembahasan terakhir, PEDANG


ROH. Berbeda dengan perlengkapan senjata lain,
Paulus menjelaskan apa yang dia maksud dengan
pedang Roh, yaitu FIRMAN TUHAN.

Manusia mendapatkan serangan pada perasaan dan


pikirannya. Karena manusia adalah mahluk yang
berakal budi, maka serangan tersebut seringkali
berupa kata-kata yang digunakan untuk melemahkan
kita, seperti “aku tidak berguna”, “untuk apa aku
percaya Tuhan”, atau “Tuhan tidak mengasihi aku”.
Kata-kata yang dapat melemahkan iman kita
membuat roh kita semakin padam.

@BukanGerejaPalsu
Serangan yang membahayakan roh ini tidak bisa
dibiarkan, harus dilawan agar kita tidak “kelelahan
secara roh” karena terus menerus bertahan.
Bagaimana cara melawannya? Tuhan tahu bahwa kita
tidak dapat melawan tipu muslihat Iblis hanya dengan
kata-kata yang berasal dari pemikiran kita yang
begitu dangkal, karena itu ketika Ia menjadi manusia,
secara khusus ia memberikan contoh bagaimana
“berperang” melawan Iblis.

Bukankah apa yang Iblis lakukan pada Yesus


dilakukannya juga pada kita?

Pertama, Ia menyerang kita dengan pemikiran bahwa


berkat jasmani adalah segalanya. Bahwa jika Tuhan
tidak memberikan berkat jasmani, maka artinya Ia
tidak memberkati kita. Lucunya saat ini bahkan
kotbah-kotbah Minggu di gereja seolah-olah
mendukung pernyataan Iblis ini, “datang pada Tuhan
AGAR diberkati secara finansial” menjadi tajuk utama
kotbah Minggu. Apa yang Yesus lakukan dengan
serangan ini? “Ada tertulis manusia hidup bukan dari
roti saja, melainkan dari setiap Firman yang keluar
dari Tuhan”

@BukanGerejaPalsu
Kedua, Ia menyerang kita dengan pemikiran bahwa
kekuasaan adalah segalanya. Bahwa yang terpenting
adalah memiliki kedudukan dan dihormati oleh
semua orang. Apakah di gereja Anda sedang
bersaing memperebutkan kursi majelis agar
dihormati jemaat? Hati-hati, mungkin si jahat yang
meniupkan ide itu di kepala Anda. Apa yang Yesus
lakukan dengan serangan ini? “Ada tertulis, hanya
Tuhan yang pantas disembah”

Ketiga, Ia menyerang kita dengan pemikiran untuk


mempertanyakan kekuasaan Tuhan, mengancam
Tuhan agar melakukan apa yang kita inginkan.
Seringkali kita sering berpikiran begitu bukan,
mengancam Tuhan melakukan apa yang kita inginkan
atau mempertanyakan kekuasaan-Nya, “kalau benar
Engkau Tuhan, maka….”. Apa yang Yesus lakukan
dengan serangan ini? “Ada tertulis, jangan mencobai
Tuhan.”

Kuncinya dalam melakukan serangan Roh adalah


1. Kenali Firman Tuhan
2. Miliki hubungan yang intim dengan Roh Kudus
Sudahkah Anda
meneladani Yesus?

@BukanGerejaPalsu

Anda mungkin juga menyukai