Anda di halaman 1dari 12

Laporan

Mekanika Fluida dan Partikel

Karakteristik Pompa
Syaifur Rohman* (1), Maudy Faradila (2) dan Zela Marni Safitri
Ir. Agung Subyakto, MS.
Departemen Teknik Kimia Industri, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2019

Abstrak

Pompa adalah suatu alat atau mesin untuk memindahkan cairan dari satu tempat ketempat lain
melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan
berlangsung secara terus menerus. Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan fluida
dari suatu tempat ke tempat lain. Pompa sentrifugal adalah sebuah jenis pompa yang popular
digunakan dalam dunia industri. Pompa ini termasuk dalam jenis pompa kerja dinamis atau non
positive displacement. Pompa sentrifugal sendiri memiliki prinsip kerja yang mengubah energy kinetis
yang berawal dari kecepatan aliran sebuah fluida menjadi energi potensial atau energy dinamis.
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui karakteristik pompa sentrifugal dan untuk mengetahui
hubungan kurva sistem antara parameter-parameter pompa meliputi Tekanan (P), Efisiensi (η), Water
Horse Power (WHP), Brake Horse Power (BHP) terhadap volumetric flow rate (Q) pada konfigurasi
aliran sistem.
Prosedur percobaan ini terdiri atas dua tahap yaitu, tahap persiapan dam tahap percobaan. Hal
yang dilakukan pada tahap persiapan adalah mencari property fluida seperti, mengukur suhu,
mengukur massa jenis, dan mencari data viskositas. Pada tahap percobaan, hal yang harus dilakukan
adalah melakukan pengaturan pada valve 2 hingga memperoleh variable Q sebesar 79,2 L/jam; 115,2
L/jam; 151,2 L/jam; 187,2 L/jam; 223,2 L/jam, 259,3 L/jam; 395,2 L/jam; 331,2 L/jam; 367,2 L/jam;
403,2 L/jam; 439,2 L/jam, 475,2 L/jam; 511,2 L/jam; 547,2 L/jam; 583,2 L/jam; 619,2 L/jam; 655,2
L/jam; 691,2 L/jam; 727,2 L/jam; dan 763,2 L/jam pada sirkuit 1 dan sirkuit 2, mencatat barometer
pada setap variabel Q, mencatat kWh pada setiap variabel Q, dan mengukur static head (SH) pada
setiap variabel Q.
Pompa sentrifugal memiliki efisiensi terbesar pada sirkuit 1 yaitu 2,117995946 sedangkan pada
sirkuit 2 yaitu 2,167181025. Pompa sentrifugal memiliki efisiensi yang kecil sehingga lebih diruntukkan
tidak untuk mengalirkan fluida yang kekentalannya tinggi. Hubungan kurva sistem antara parameter
tekanan (P), Water Horse Power (WHP), dan efisiensi pompa (%) berbanding lurus dengan volumetric
flow rate (Q) sedangkan hubungan parameter Brake Horse Power (BHP) berbanding terbalik dengan
voulmetric flow rate (Q).

Kata kunci : Karakteristik Pompa, Fluida, Tekanan

1. Pendahuluan
Menurut Meirza (2017), pompa adalah jenis mesin fluida yang digunakan untuk
memindahkan fluida melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan
fungsinya tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu - sudu
menjadi energi tekanan pada fluida.
Menurut Prihadi (2015), pompa sentrifugal adalah sub-kelas kerja axisymmetric dinamis.
Pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan cairan oleh konversi rotasi energi
kinetik dengan energi hidrodinamik dari aliran fluida. Rotasi energi biasanya berasal dari
mesin atau motor listrik. Cairan masuk secara aksial melalui mata casing, terperangkap
dalam pisau impeller, berputar tangensial dan radial sampai keluar melalui semua bagian
daun yang mengelilingi impeller ke dalam diffuser (bagian dari casing). Fluida cairan akan
meningkat baik kecepatan dan tekanan saat melewati impeller. Di bagian casing akan
berkurang kecepatan alirannya dan lebih meningkatkan tekanannya.
Menurut Meirza (2017), prinsip kerja pompa sentrifugal yaitu pompa digerakkan oleh
motor. Daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeller yang
terpasang pada poros tersebut, kemudian impeller berputar. Zat cair yang ada didalam
impeller akan ikut berputar karena dorongan sudu - sudu. Karena timbul gaya sentrifugal
maka zat cair mengalir dari tengah impeler akan keluar melalui saluran diantara sudu - sudu
dan meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi.
Impeller adalah komponen yang berputar dari pompa sentrifugal, biasanya terbuat dari
besi, baja, perunggu, kuningan, aluminium atau plastik, yang memindahkan energi dari
motor yang menggerakkan pompa yang dipompa dengan mempercepat cairan keluar dari
pusat rotasi. Kecepatan yang dicapai oleh transfer impeller ke tekanan saat gerakan luar
cairan yang dibatasi oleh casing pompa (Prihadi,2015).
Head total pemompaan adalah sama dengan pertambahan energi fluida antara sisi masuk
(inlet) dan ujung sisi keluar (outlet). Head adalah ukuran kemampuan pompa untuk
mendorong fluida mengalir melalui sistem. Pada dasarnya head total adalah dari dua head
yaitu head statis dan head dinamis. Head statis adalah head yang besarnya tidak terpengaruh
oleh besarnya kecepatan aliran (debit). Head dinamis adalah head yang dipengaruhi oleh
kecepatan aliran. Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah cairan
seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa
(Prihadi,2015).
Menurut Dietzel (1990), ditinjau dari mekanisme kerjanya, pompa terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu pompa rotary, pompa torak/piston dan pompa sentrifugal. Pemakaian pompa
yang paling banyak digunakan baik di lingkungan rumah tangga maupun di industri adalah
jenis pompa sentrifugal. Pada pompa sentrifugal gaya sentrifugal dimanfaatkan untuk
mendorong fluida keluar impeller. Macam pompa sentrifugal ada tiga, yaitu: pompa rumah
keong diffuser, dan pompa turbin.
Menurut Mierza (2017), mengenai permasalahan dan perawatan pompa sentrifugal
adalah untuk mengetahui apa penyebab pompa tersebut mengalami kerusakan dan
bagaimana cara menanganinya serta perawatannya sehingga tidak mengakibatkan
kerusakan yang lebih besar dikemudian hari dan untuk menjaga agar kondisi peralatan dan
mesin selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal.
Sehingga menjamin kelangsungan produksi serta dapat memperpanjang masa
penggunaan peralatan mampu untuk menjamin keselamatan kerja, sehingga memberikan
kenyamanan kerja yang optimal.
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
Untuk pengertian pemeliharaan lebih jelas adalah tindakan merawat mesin atau peralatan
pabrik dengan memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin
(Setiawan,2008).
Dengan demikian, pemeliharaan memiliki fungsi yang sama pentingnya dengan fungsi-
fungsi lain dari suatu perusahaan. Karena pentingnya aktivitas pemeliharaan maka
diperlukan perencanaan yang matang untuk menjalankannya, sehingga terhentinya proses
produksi akibat rusak dapat dikurangi seminimum mungkin. Pemeliharaan yang baik akan
mengakibatkan kinerja perusahaan meningkat, kebutuhan konsumen dapat terpengaruhi
tepat waktu, serta nilai investasi yang dialokasikan untuk peralatan dan mesin dapat
diminimalkan. Selain itu pemeliharaan yang baik juga dapat meningkatkan kualitas produk
yang dihasilkan dan mengurangi waste yang berarti mengurangi ongkos produksi
(Mierza,2017).
Debit air yang masuk melalui pipa masukan sangat mempengaruhi efisiensi pompa,
semakin besar debit air pada pipa masukan maka tekananya juga akan besar karena
dipengaruhi volume air yang masuk jumlahnya juga besar sehingga pada kondisi ini kinerja
dari pompa juga lebih baik (Wardawani, 2017).
Debit yang semakin besar, maka daya yang dibutuhkan pompa sentrifugal akan semakin
kecil. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh ketidaktepatan pengukuran debit, sehingga hasil
BHP yang dperoleh kurang valid (Prasojo,2009).
Semakin Q (flow rate) diperbesar maka WHP akan naik sedangkan BHP relative konstan.
Kenaikan WHP disebabkan karena Q dan He naik (Suhariyanto, 2016).

2. Metode Penelitian
2.1 Alat yang Digunakan
1. Beaker Glass
2. Gelas Ukur
3. KWh Meter
4. Stopwatch
5. Thermometer
6. Rangkaian alat percobaan pompa sentrifugal
a. Pompa Sentrifugal–pheriperal
 DAB Model Aqua 100 Vista
 Maximum Capacity : 34 L/m
 Suction Head : 9 m
 Discharge Head : 22 m
 Total Head : 31 m
 IP : 44
 Widding: Class A
 Size : 1” inch x 1” inch
 Output : 100 watt
 v/HZ/pH : 220/50/1
 rpm : 2850
b. Barometer (Bourdon Pressure Gauge)
 Skala psi: 2,5 Psig ; 35 kg/cm2
c. KWh meter
d. Pipa
 Pipa Standard Comercial Steel Schedule 40
1. Pipa ½” inch :
 inside diameter : 0,0158 m
 outside diameter : 0,02143m
 luas penampang pipa : 1,961 x 10-4 m2
2. Pipa 1” inch :
 inside diameter : 0,02664 m
 outside diameter : 0,0334 m
 luas penampang pipa : 5,574 x 10-4m2
e. Fitting :
1. Globe Valve (screwed)
 Globe valve 1” inch
 Globe valve ½” inch
2. Tee
 Tee 1” inch (screwed)
 Tee ½” inch (flanged)
3. Coupling
 Coupling 1” inch
 Coupling ½” inch
4. Union
 Union 1” inch
 Union ½” inch
5. Increaser pipa 1” inch ke pipa ½” inch
6. Reducer pipa ½” inch ke pipa 1” inch
7. Regular elbow 900 (screwed)

2.2 Variabel Percobaan


a) Variabel Tetap : Static Head (z)
b) Variabel Bebas
Volumetric flow rate (Q)
1. 79,2 L/jam
2. 115,2 L/jam
3. 151,2 L/jam
4. 187,2 L/jam
5. 223,2 L/jam
6. 259,2 L/jam
7. 295,2 L/jam
8. 331,2 L/jam
9. 367,2 L/jam
10. 403,2 L/jam
11. 439,2 L/jam
12. 475,2 L/jam
13. 511,2 L/jam
14. 547,2 L/jam
15. 583,2 L/jam
16. 619,2 L/jam
17. 655,2 L/jam
18. 691,2 L/jam
19. 727,2 L/jam
20. 763,2 L/jam
c) Variabel Terikat : Tekanan (P), Brake Horse Power (BHP), Water Horse Power
(WHP), dan efisiensi pompa.

2.3 Prosedur Percobaan


2.3.1 Tahap Persiapan
a. Properti Fluida
1. Mengukur temperature air dengan menggunakan termometer.
2. Setelah mengetahui suhu fluida, mencari data viskositas pada buku “Transport
Processes and Unit Operations” - Geankoplis appendix A.2.
3. Menghitung mengukur densitas fluida menggunakan piknometer.
b. Mencari Q Maksimum
1. Memeriksa seluruh rangkaian alat percobaan yang digunakan dalam percobaan
karakteristik pompa.
2. Melakukan percobaan dengan memulai menghidupkan pompa lalu menunggunya
sampai keadaan steady state.
3. Melakukan percobaan pada setiap sirkuit untuk mendapatkan Q maksimum.
4. Mengukur volume air yang keluar dari discharge sirkuit 1 selama 2 detik.
(Mengulangi percobaan ini sebanyak 2 kali dan menghitung rata-ratanya).
5. Mengulangi percobaan 3 dan 4 pada sirkuit 2.
2.3.2 Tahap Percobaan
1. Melakukan pengaturan V2 hingga memperoleh Q sesuai variabel yang ditentukan
dengan membuka penuh V3 dan menutup penuh V4 untuk sirkuit 1. Melakukan hal
yang sebaliknya untuk sirkuit 2.
2. Mengamati dan mencatat tekanan pada barometer untuk variabel 79,2 L/jam; 115,2
L/jam; 151,2 L/jam; 187,2 L/jam; 223,2 L/jam, 259,3 L/jam; 395,2 L/jam; 331,2
L/jam; 367,2 L/jam; 403,2 L/jam; 439,2 L/jam, 475,2 L/jam; 511,2 L/jam; 547,2
L/jam; 583,2 L/jam; 619,2 L/jam; 655,2 L/jam; 691,2 L/jam; 727,2 L/jam; dan 763,2
L/jam .
3. Mencatat waktu putaran kWh meter untuk setiap putaran pada variabel yang
diberikan yaitu 79,2 L/jam; 115,2 L/jam; 151,2 L/jam; 187,2 L/jam; 223,2 L/jam,
259,3 L/jam; 395,2 L/jam; 331,2 L/jam; 367,2 L/jam; 403,2 L/jam; 439,2 L/jam,
475,2 L/jam; 511,2 L/jam; 547,2 L/jam; 583,2 L/jam; 619,2 L/jam; 655,2 L/jam;
691,2 L/jam; 727,2 L/jam; dan 763,2 L/jam.
4. Mengukur static head (SH) pada variabel yang diberikan yaitu 79,2 L/jam; 115,2
L/jam; 151,2 L/jam; 187,2 L/jam; 223,2 L/jam, 259,3 L/jam; 395,2 L/jam; 331,2
L/jam; 367,2 L/jam; 403,2 L/jam; 439,2 L/jam, 475,2 L/jam; 511,2 L/jam; 547,2
L/jam; 583,2 L/jam; 619,2 L/jam; 655,2 L/jam; 691,2 L/jam; 727,2 L/jam; dan 763,2
L/jam.
5. Mengulangi percobaan nomer 2 sampai 4 pada sirkuit 2.
2.4 Skema Alat

Gambar 1. Skema Alat Percobaan


3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Data Pengamatan
Properti Fluida
Suhu : 30°C
Viskositas : 0,8007 x 10-3 Pa.s (Geankoplis, 2003)
Densitas : 988,82 kg/m3 (Geankoplis, 2003)
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Sirkuit 1 Sirkuit 2
Q
P V P I V
(L/jam) I (A)
(Psi) (Volt) (Psi) (A) (Volt)
79,2 4,2 0,979 230,2 2,5 0,964 228,3
115,2 4,5 0,946 231,9 2,8 0,947 226,6
151,2 4,6 0,957 230,8 3 0,938 227,6
187,2 4,8 0,950 230,7 3 0,933 227,1
223,2 5 0,946 228,6 3,1 0,945 228,9
259,2 5,5 0,932 228,1 3,5 0,936 227,6
295,2 5,9 0,926 229,5 3,9 0,919 227,7
331,2 6 0,920 232,9 4 0,910 229,2
367,2 7 0,881 228,6 4,5 0,911 230,8
403,2 7,5 0,879 229,8 4,8 0,890 230,8
439,2 9 0,872 229,8 6,1 0,862 229,2
475,2 8,9 0,862 232,9 6,9 0,864 228,7
511,2 9,7 0,856 232,8 7,8 0,855 230,0
547,2 10 0,853 231,5 8 0,841 231,2
583,2 10,1 0,851 231,8 8,5 0,839 230,5
619,2 12,3 0,831 231,4 9,2 0,832 230,3
655,2 12,4 0,828 232,1 10 0,826 230,3
691,2 13 0,822 231,0 10,9 0,821 230,6
727,2 13,2 0,819 230,2 11,2 0,815 228,8
763,2 13,5 0,815 232,1 12 0,813 229

3.2 Pembahasan
Dari percobaan karakteristik pompa didapatkan hubungan antara tekanan (P), Water
Horse Power atau (WHP), Brake Horse Power (BHP), efisiensi (η) terhadap bahwa
volumetric flow rate (Q) yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
14

12

10

8
P (Psi)

4
Sirkuit 1
2
Sirkuit 2
0
72
0
50.4

93.6
115.2
136.8
158.4

201.6
223.2
244.8
266.4

309.6
331.2
352.8
374.4

417.6
439.2
460.8
180

288

396
Q (L/jam)

Grafik 1. Hubungan antara Q (L/jam) dengan Tekanan (psi) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data hubungan antara Q (L/jam) dengan
tekanan (psi) di setiap sirkuit seperti pada Grafik 1 di atas. Pada sirkuit 1 diperoleh data
tekanan (psi) pada debit 79,2 L/jam adalah 4,2 psi; pada 115,2 L/jam adalah 4,5 psi; pada 151,2
L/jam adalah 4,6 psi; pada 187,2 L/jam adalah 4,8 psi; pada 223,2 L/jam adalah 5 psi; pada
259,2 L/jam adalah 5,5 psi; pada 295,2 L/jam adalah 5,9 psi; pada 331,2 L/jam adalah 6 psi;
pada 367,2 L/jam adalah 7 psi; pada 403,2 L/jam adalah 7,5 psi; pada 439,2 L/jam adalah 9
psi; pada 475,2 L/jam adalah 8,9 psi; pada 511,2 L/jam adalah 9,7 psi; pada 547,2 L/jam adalah
10 psi; pada 583,2 L/jam adalah 10,1 psi; pada 619,2 L/jam adalah 12,3 psi; pada 655,2 L/jam
adalah 12,4 psi; pada 691,2 L/jam adalah 13 psi; pada 727 L/jam adalah 13,2 psi; dan pada
763,2 L/jam adalah 13,5 psi. Sedangkan pada sirkuit 2, tekanan (psi) pada debit 79,2 L/jam
adalah 2,5 psi ; pada 115,2 L/jam adalah 2,8 psi; pada 151,2 L/jam adalah 3 psi; pada 187,2
L/jam adalah 3 psi; pada 223,2 L/jam adalah 3,1 psi; pada 259,2 L/jam adalah 3,5 psi; pada
295,2 L/jam adalah 3,9 psi; pada 331,2 L/jam adalah 4 psi; pada 367,2 L/jam adalah 4,5 psi;
pada 403,2 L/jam adalah 4,8 psi; pada 439,2 L/jam adalah 6,1 psi; pada 475,2 L/jam adalah 6,9
psi; pada 511,2 L/jam adalah 7,8 psi; pada 547,2 L/jam adalah 8 psi; pada 583,2 L/jam adalah
8,5 psi; pada 619,2 L/jam adalah 9,2 psi; pada 655,2 L/jam adalah 10 psi; pada 691,2 L/jam
adalah 10,9 psi; pada 727 L/jam adalah 11,2 psi; dan pada 763,2 L/jam adalah 12 psi.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar debit dari
aliran suatu fluida maka akan semakin besar pula tekanan yang ditunjukkan oleh barometer
pada sirkuit 1 dan sirkuit 2. Hal ini sesuai dengan literatur menurut Wardawani (2017) pada
Skripsi Jurusan Fisika yang berjudul “Pengaruh Volume Tabung dan Debit Air Masukan
terhadap Efisiensi Pompa Hydram” menyatakan bahwa debit air yang masuk melalui pipa
masukan sangat mempengaruhi efisiensi pompa, semakin besar debit air pada pipa masukan
maka tekananya juga akan besar karena dipengaruhi volume air yang masuk jumlahnya juga
besar sehingga pada kondisi ini kinerja dari pompa juga lebih baik.
1.4

1.2

1
WHP (Watt)
0.8

0.6

0.4
Sirkuit 1
0.2
Sirkuit 2
0
0

72

115.2
136.8
158.4

201.6
223.2
244.8
266.4

309.6
331.2
352.8
374.4

417.6
439.2
460.8
50.4

93.6

180

288

396
Q (L/jam)

Grafik 2. Hubungan antara Q (L/jam) dengan WHP (watt) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data hubungan antara Q (L/jam) dengan
WHP (Water Horse Power) atau WHP (watt) di setiap sirkuit seperti pada Grafik 3 di atas.
Pada sirkuit 1 diperoleh data WHP (watt) pada debit 79,2 L/jam adalah 0,1031 watt; pada 115,2
L/jam adalah 0,15892 watt; pada 151,2 L/jam adalah 0,22109 watt; pada 187,2 L/jam adalah
0,29112 watt; pada 223,2 L/jam adalah 0,37258 watt; pada 259,2 L/jam adalah 0,46329 watt;
pada 295,2 L/jam adalah 0,56891 watt; pada 331,2 L/jam adalah 0,68827 watt; pada 367,2
L/jam adalah 0,82721 watt; pada 403,2 L/jam adalah 0,98361 watt; pada 439,2 L/jam adalah
1,16253 watt; pada 475,2 L/jam adalah 1,36527 watt; pada 511,2 L/jam adalah 1,59153 watt;
pada 547,2 L/jam adalah 1,84459 watt; pada 583,2 L/jam adalah 2,12453 watt; pada 619,2
L/jam adalah 2,43267 watt; pada 655,2 L/jam adalah 2,77474 watt; pada 691,2 L/jam adalah
3,14962 watt; pada 727 L/jam adalah 3,5599 watt; dan pada 763,2 L/jam adalah 4,00643 watt.
Sedangkan pada sirkuit 2, data WHP (watt) pada debit 79,2 L/jam adalah 0,09684 watt; pada
115,2 L/jam adalah 0,14661 watt; pada 151,2 L/jam adalah 0,20265 watt; pada 187,2 L/jam
adalah 0,26699 watt; pada 223,2 L/jam adalah 0,34158 watt; pada 259,2 L/jam adalah 0,42842;
pada 295,2 L/jam adalah 0,52948 watt; pada 331,2 L/jam adalah 0,64672 watt; pada 367,2
L/jam adalah 0,78212 watt; pada 403,2 L/jam adalah 0,93766 watt; pada 439,2 L/jam adalah
1,11531 watt; pada 475,2 L/jam adalah 1,31704 watt; pada 511,2 L/jam adalah 1,54483 watt;
pada 547,2 L/jam adalah 1,80065 watt; pada 583,2 L/jam adalah 2,08648 watt; pada 619,2
L/jam adalah 2,40429 watt; pada 655,2 L/jam adalah 2,75605 watt; pada 691,2 L/jam adalah
3,14374 watt; pada 727 L/jam adalah 3,56933 watt; dan pada 763,2 L/jam adalah 4,03479 watt.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, dapat diketahui hubungan debit dengan Water
Horse Power (WHP) adalah semakin besar debit dari suatu fluida maka akan semakin besar
pula nilai WHP. Hal ini sesuai dengan literatur mesnurut Suhariyanto (2016) pada Jurnal
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV yang berjudul “Meningkatkan Kapasitas
dan Efisiensi Pompa Sentrifugal dengan Jet-Pum” mengatakan bahwa semakin Q (flow rate)
diperbesar maka WHP akan naik sedangkan BHP relative konstan. Kenaikan WHP disebabkan
karena Q dan He naik.
230
220
210
BHP (KWh) 200
190
180
170 Sirkuit 1
160 Sirkuit 2
150
72
0
50.4

93.6
115.2
136.8
158.4

201.6
223.2
244.8
266.4

309.6
331.2
352.8
374.4

417.6
439.2
460.8
180

288

396
Q ( L/jam)

Grafik 3. Hubungan antara Q (L/jam) dengan BHP (KWh) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data hubungan antara Q (L/jam) dengan
BHP (Brake Horse Power) atau BHP (kWh) di setiap sirkuit seperti pada Grafik 2 di atas.
Pada sirkuit 1 diperoleh data BHP (kWh) pada debit 79,2 L/jam adalah 225,366 kWh; pada
115,2 L/jam adalah 219,377 kWh; pada 151,2 L/jam adalah 220,876 kWh; pada 187,2 L/jam
adalah 219,165 kWh; pada 223,2 L/jam adalah 216,256 kWh; pada 259,2 L/jam adalah 212,589
kWh; pada 295,2 L/jam adalah 212,517 kWh; pada 331,2 L/jam adalah 214,268 kWh; pada
367,2 L/jam adalah 201,397 kWh; pada 403,2 L/jam adalah 201,994 kWh; pada 439,2 L/jam
adalah 200,386 kWh; pada 475,2 L/jam adalah 200,76 kWh; pada 511,2 L/jam adalah 199,277
kWh; pada 547,2 L/jam adalah 197,47 kWh; pada 583,2 L/jam adalah 197,262 kWh; pada
619,2 L/jam adalah 192,293 kWh; pada 655,2 L/jam adalah 192,179 kWh; pada 691,2 L/jam
adalah 189,882 kWh; pada 727 L/jam adalah 188,534 kWh; dan pada 763,2 L/jam adalah
189,162 kWh. Sedangkan pada sirkuit 2, data BHP (kWh) pada debit 79,2 L/jam adalah 220,81
kWh; pada 115,2 L/jam adalah 214,59 kWh; pada 151,2 L/jam adalah 213,489 kWh; pada
187,2 L/jam adalah 211,884 kWh; pada 223,2 L/jam adalah 216,311 kWh; pada 259,2 L/jam
adalah 213,034 kWh; pada 295,2 L/jam adalah 209,256 kWh; pada 331,2 L/jam adalah
208,572 kWh; pada 367,2 L/jam adalah 210,259 kWh; pada 403,2 L/jam adalah 205,412 kWh;
pada 439,2 L/jam adalah 197,57 kWh; pada 475,2 L/jam adalah 197,597 kWh; pada 511,2
L/jam adalah 196,65 kWh; pada 547,2 L/jam adalah 194,439 kWh; pada 583,2 L/jam adalah
193,39 kWh; pada 619,2 L/jam adalah 191,61 kWh; pada 655,2 L/jam adalah 190,228 kWh;
pada 691,2 L/jam adalah 189,323 kWh; pada 727 L/jam adalah 186,472 kWh; dan pada 763,2
L/jam adalah 186,177 kWh.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, dapat diketahui hubungan debit dengan Brake
Horse Power (BHP) adalah semakin besar debit suatu fluida maka akan semakin kecil pula
nilai BHP. Namun, pada beberapa variabel terjadi kenaikan BHP saat debit bertambah. Hal ini
tidak sesuai dengan literatur menurut Prasojo (2009) pada Skripsi Teknik Mesin yang berjudul
“Pompa Sentrifugal 4 Pipa Output dengan Variasi Head dan Diameter Pompa Sentrifugal”
menyatakan bahwa untuk debit yang semakin besar, maka daya yang dibutuhkan pompa
sentrifugal akan semakin kecil. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh ketidaktepatan
pengukuran debit, sehingga hasil BHP yang dperoleh kurang valid.
0.7

0.6

0.5
Efisiensi (100%)
0.4

0.3

0.2
Sirkuit 1
0.1 Sirkuit 2
0
72
0

115.2
136.8
158.4

201.6
223.2
244.8
266.4

309.6
331.2
352.8
374.4

417.6
439.2
460.8
50.4

93.6

288
180

396
Q (L/jam)

Grafik 4. Hubungan antara Q (L/jam) dengan efisiensi (%) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data hubungan antara Q (L/jam) dengan
efisiensi (%) di setiap sirkuit seperti pada Grafik 4 di atas. Pada sirkuit 1 diperoleh data
efisiensi (%) pada debit 79,2 L/jam adalah 0,04575 (%); pada 115,2 L/jam adalah 0,07244 (%);
pada 151,2 L/jam adalah 0,1001 (%); pada 187,2 L/jam adalah 0,13283 (%); pada 223,2 L/jam
adalah 0,17229 (%); pada 259,2 L/jam adalah 0,21793 (%); pada 295,2 L/jam adalah 0,2677
(%); pada 331,2 L/jam adalah 0,32122 (%); pada 367,2 L/jam adalah 0,41074 (%); pada 403,2
L/jam adalah 0,48695 (%); pada 439,2 L/jam adalah 0,58015 (%); pada 475,2 L/jam adalah
0,68005 (%); pada 511,2 L/jam adalah 0,79865 (%); pada 547,2 L/jam adalah 0,93412 (%);
pada 583,2 L/jam adalah 1,07701 (%); pada 619,2 L/jam adalah 1,26508 (%); pada 655,2 L/jam
adalah 1,44383 (%); pada 691,2 L/jam adalah 1,65872 (%); pada 727 L/jam adalah 1,8882 (%);
dan pada 763,2 L/jam adalah 2,118 (%). Sedangkan pada sirkuit 2, data efisiensi (%) pada debit
79,2 L/jam adalah 0,044 (%); pada 115,2 L/jam adalah 0,06832 (%); pada 151,2 L/jam adalah
0,09492 (%); pada 187,2 L/jam adalah 0,12601 (%); pada 223,2 L/jam adalah 0,15791 (%);
pada 259,2 L/jam adalah 0,20111 (%); pada 295,2 L/jam adalah 0,25303 (%); pada 331,2
L/jam adalah 0,31007 (%); pada 367,2 L/jam adalah 0,37198 (%); pada 403,2 L/jam adalah
0,45648 (%); pada 439,2 L/jam adalah 0,56451 (%); pada 475,2 L/jam adalah 0,66653 (%);
pada 511,2 L/jam adalah 0,78557 (%); pada 547,2 L/jam adalah 0,92608 (%); pada 583,2 L/jam
adalah 1,0789 (%); pada 619,2 L/jam adalah 1,25479 (%); pada 655,2 L/jam adalah 1,4482
(%); pada 691,2 L/jam adalah 1,66052 (%); pada 727 L/jam adalah 1,91414 (%); dan pada
763,2 L/jam adalah 2,16718 (%).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, dapat diketahui hubungan debit dengan efisiensi
adalah semakin besar debit suatu fluida maka akan semakin besar pula nilai efisiensi. Hasil
percobaan menunjukkan hubungan antara Q dengan efisiensi dapat dilihat pada sirkuit 1 dan
sirkuit 2 bahwa semakin besar debit aliran maka semakin besar pula efisiensinya. Hal ini sesuai
dengan literatur menurut Wardawani (2017) pada Skripsi Jurusan Fisika yang berjudul
“Pengaruh Volume Tabung dan Debit Air Masukan terhadap Efisiensi Pompa Hydram”
menyatakan bahwa debit air yang masuk melalui pipa masukan sangat mempengaruhi efisiensi
pompa, semakin besar debit air pada pipa masukan maka tekanannya juga akan besar karena
dipengaruhi volume air yang masuk jumlahnya juga besar sehingga pada kondisi ini kinerja
dari pompa juga lebih baik.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan hasil perhitungan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pompa sentrifugal memiliki efisiensi terbesar pada sirkuit 1 yaitu 2,117995946
sedangkan pada sirkuit 2 yaitu 2,167181025. Pompa sentrifugal memiliki efisiensi yang
kecil sehingga lebih diruntukkan tidak untuk mengalirkan fluida yang kekentalannya
tinggi.
2. Hubungan kurva sistem antara parameter tekanan (P), Water Horse Power (WHP), dan
efisiensi pompa (%) berbanding lurus dengan volumetric flow rate (Q) sedangkan
hubungan parameter Brake Horse Power (BHP) berbanding terbalik dengan voulmetric
flow rate (Q).

Daftar Pustaka
Dietzel, Frits. 1990. Turbin, Pompa, Dan Kompresor. Jakarta 10430 : Erlangga.
Geankoplis, Christie John. 2003. Transport Processes and Separation Process Principles. New
Jersey: Bernard Goodwin.
Muhtadin, Mierza. 2017. Perawatan Korektif Pompa Sentrifugal Between Bearing (3003 J) Di
PT. Pupuk Kujang Cikampek. Bandung : Universitas Pasundan Bandung.
Nikosai, Prihadi. 2015. Optimasi Desain Impeller Pompa Sentrifugal Menggunakan
Pendekatan CFD. Surabaya : Jurnal Sains dan Seni ITS.
Prasojo, Dwi Krisnanto. 2009. Pompa Sentrifugal 4 Pipa Output dengan Variasi Head dan
Diamater Pompa Sentrifugal. Skripsi. Program Studi Teknik Mesin, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Suhariyanto, dkk. 2016. Meningkatkan Kapasitas dan Efisiensi Pompa Centrifugal dengan Jet-
Pump. Jurnal Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV. ISBN 978-602-98569-
1-0.
Wardawani. 2017. Pengaruh Volume Tabung dan Debit Air Masukan terhadap Efisiensi
Pompa Hydram. Skripsi. Program Studi Fisika, UIN Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai