Anda di halaman 1dari 2

Kisah Nabi Sulaiman yang Dermawan dan Dahsyatnya Sedekah

Lusiana Mustinda - detikNews


Kamis, 17 Okt 2019 19:27 WIB
Kisah Nabi Sulaiman. Foto: iStock Kisah Nabi Sulaiman. Foto: iStock
Jakarta - Nabi Sulaiman merupakan pemimpin dari golongan manusia hingga binatang karena
dapat berbicara dengan hewan. Selalu bersyukur, nabi Sulaiman juga dikenal sebagai nabi
yang dermawan. Ini kisahnya!

Nabi Sulaiman yang kisahkan diabadikan dalam Al-Quran, senantiasa selalu bersyukur kepada
Allah SWT atas segala apa yang sudah diberi. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sedekah
dapat menolak bala (mara bahaya) dan menjadikan umur panjang."

Baca juga:
Ini Manfaat Sedekah Hari Jumat

Dalam firman Allah, "Ia (Sulaiman) berkata, 'Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah
kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku." (QS Shad [38]:35).

Maksudnya adalah Nabi Sulaiman menginginkan kepemilikan yang sempurna dengan qana'ah.

Dikutip dalam islam.nu.or.id diceritakan bahwa pada zaman Nabi Sulaiman AS, hidup seorang
laki-laki yang mempunyai pohon besar di samping rumahnya. Di atas pohon tersebut ada
sarang burung yang berisi anak-anak merpati. Kemudian istri dari laki-laki itu menyuruhnya
memanjat pohon besar dan mangambil anak merpati untuk dijadikan makanan bagi anak-anak
mereka. Laki-laki itu pun melakukannya.

Setelah kejadian itu, induk merpati menghadap baginda Nabi Sulaiman. Sang induk pun
menceritakan kejadian tersebut. Akhirnya Nabi Sulaiman mengundang laki-laki itu dan
menyuruhnya untuk bertobat. Laki-laki itu berjanji kepada Nabi Sulaiman untuk tidak akan
mengulangi perbuatannya tadi.

Suatu ketika, si istri menyuruhnya untuk mengambil anak merpati lagi. Laki-laki itu pun berkata
kepada istrinya,"Aku tidak akan melakukannya lagi. Sebab Nabi Sulaiman telah melarangku
untuk berbuat itu."

Istrinya pun menjawab: "Apakah kamu menyangka Nabi Sulaiman akan mempedulikan dirimu
atau merpati itu? Sedangkan ia selalu sibuk dengan urusan kerajaannya."

Si istri tak henti-henti membujuknya agar ia mau melakukanya lagi. Hingga akhirnya ia terbujuk
juga. Seperti biasanya ia memanjat pohon besar itu dan mengambil anak merpati lagi.
Induk merpati kembali menghadap Nabi Sulaiman dan mengadukan kejadian itu. Nabi Sulaiman
pun menjadi marah karenanya. Kemudian Nabi Sulaiman memanggil dua setan, yang satu
berasal dari ujung timur dan yang satunya berasal dari penjuru barat.

Sampai pada akhirnya nabi Sulaiman memerintahkan dua jin itu untuk menjaga pohon besar.
Dan ketika laki-laki itu mengulang perbuatannya mengambil anak merpati, maka raih kedua
kakinya dan jatuhkan ia dari pohon.

Ketika merpati sudah beranak lagi, laki-laki itu segera memanjat dan meletakkan kedua kakinya
pada pohon itu. Tiba-tiba datanglah seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lalu ia
menyuruh istrinya untuk memberikan sesuatu. Lantas istrinya berkata, "Aku tidak punya apa-
apa." Laki-laki itu turun dari pohon dan mengambil segenggam makanan. Lalu ia memberikanya
kepada si pengemis itu. Setelah itu ia kembali memanjat pohon dan mengambil anak merpati.

Setelah itu, merpati kembali menghadap Nabi Sulaiman dan mengadukan kejadian tersebut
kepadanya. Nabi Sulaiman pun marah. Kemudian ia memanggil kedua setan yang diberi tugas
menjaga pohon. Nabi Sulaiman berkata pada kedua setan itu, "Kalian berdua telah
mengkhianatiku!"

Dua setan itupun menjawab kepada Nabi Sulaiman, "Kami sama sekali tidak menghianatimu.
Kami terus menjaga pohon itu. Hanya saja, ketika laki-laki itu memanjat pohon datanglah
seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lalu ia memberikan segenggam gandum untuk
pengemis itu. Saat ia kembali memanjat pohon, kami sudah bergegas untuk meraihnya. Namun
tiba-tiba Allah mengutus dua malaikat. Salah satu dari mereka meraih leherku dan melemparku
sampai di tempat terbitnya matahari. Sedang yang satunya lagi meraih leher sahabatku dan
melemparnya sampai di tempat terbenamnya matahari."

Demikianlah sebuah cerita dari Kitab Tanqihul Qaulil Hatsits karya Syekh Nawawi Al-Bantani.
Kisah ini menggambarkan bahwa sedekah itu sangat dahsyat dan dapat menghindarkan
seseorang dari mara bahaya. Akan tetapi, tentulah harta yang kita sedekahkan harus halal. Jika
yang disedekahkan barang haram tentu nantinya akan berbuah celaka juga.

Dikutip dalam buku 'Hidup Berkah dengan Sedekah' oleh Ustadz Masykur Arif, Abu Hurairah
menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang yang bersedekah dengan
harta yang baik, Allah tidak menerima, kecuali yang baik, kecuali (Allah) Yang Maha Pengasih
akan menerima sedekah itu dengan tangan kanan-Nya. Jika sedekah itu berupa sebuah kurma,
maka di tangan Allah Yang Maha Pengasih, sedekah itu akan bertambah sampai menjadi lebih
besar dari gunung sebagaimana seseorang di antara kalian membesarkan anak kudanya atau
anak untanya." (HR. Muslim dalam Shahih Muslim No. 1684).

Anda mungkin juga menyukai