Anda di halaman 1dari 22

BOOK REPORT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Fahrudin, M.Ag.

DISUSUN OLEH :
Raiyan Zakaria
NIM. 1700661

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3

A. Garis Besar Isi Buku ............................................................................... 3


B. Permasalahan Inti.................................................................................... 4

BAB II INTISARI ISI BUKU ......................................................................... 7

BAB I : Metodologi Memahami Islam........................................................ 7


BAB II : Manusia dan Agama ..................................................................... 8
BAB III : Sumber Ajaran Islam .................................................................. 9
BAB IV : Ijtihad .......................................................................................... 10
BAB V : Iman (Sistem Keyakinan dalam Islam) ........................................ 11
BAB VI : Taqwa (Aktualisasi ajaran Islam) ............................................... 12
BAB VII : Akhlak dan Perilaku .................................................................. 13
BAB VIII : Harta dalam Islam .................................................................... 14
BAB IX : Membangun Keluarga yang Islami ............................................. 15
BAB X : Membangun Masyarakat Berbasis Masjid ................................... 16
BAB XI : Dakwah, Jihad, dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar ........................ 17
BAB XII : Pendidikan Islami (Masalah dan Prinsip Pendidikan Islami) .... 17
BAB XIII : Kepemimpinan Umat dan Isu Kontemporer ............................ 18

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 20

C. Analisis dan Pembahasan ..................................................................... 20


D. Kesimpulan .......................................................................................... 21

1
KATA PENGANTAR

Dibalik pengalaman pasti ada pelajaran dan dimana ada pendidikan disitu
pasti ada ilmunya. Dengan mengucapkan alhamdulillah, segala puji bagi Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, saya bersyukur karena
kali ini saya dapat menyelesaikan sebuah laporan. Dimulai dengan mengetik huruf
demi huruf, kata demi kata, sehingga menjadi sebuah kalimat dan paragraf yang
padu dan berakhir menjadi sebuah buku laporan. Dari sini, kita dapat saling
mengukir ilmu dan berbagi pengetahuan serta saya berharap semoga dapat
bermanfaat bagi penulis serta bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusunan laporan ini ditujukan untuk memperluas ilmu pengetahuan
tentang Pendidikan Agama Islam dengan pembahasan sesuai berdasarkan materi
dan tulisan yang sumbernya aktual dan terpercaya, sehingga kita bisa mendapatkan
pengetahuan yang baru dan dapat menjadi pengalaman membaca yang menarik
perhatian serta kemauan pembaca untuk lebih mendalami dan memahami mengenai
Islam dan nadi-nadi dalam pendidikan agama Islam. Oleh karena itu, saya selaku
penulis sangat berterima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam,
Yth. Dr. Fahrudin, M.Ag. dan dosen lainnya yang turut serta menuangkan
pengetahuannya di dalam buku yang dijadikan referensi dalam menyusun laporan
ini, karena buku Pendidikan Agama Islam yang ditulis oleh tim dosen Universitas
Pendidikan Indonesia ini telah menjadi salah satu buku pegangan para mahasiswa
UPI yang dapat dijadikan salah satu tuntunan oleh para mahasiswa dalam rangka
proses pembelajaran di kelas.
Sesuai dengan tujuan utama, penulis berharap semoga buku laporan ini
dapat bermanfaat baik itu bagi penulis maupun para pembaca walaupun isi dari
laporan ini hanyalah sebagian kecil dari sekian banyaknya ilmu yang tertuang
dalam buku referensi. Penulis juga tidak menutup diri apabila ada kritik dan saran
atau pesan yang ingin disampaikan oleh para pembaca, karena saya sangat
mengharapkan perbaikan sehingga buku laporan ini dapat lebih sempurna. Terlepas
dari hal tersebut, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan.

Bandung, 21 September 2017

Raiyan Zakaria

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Garis Besar Isi Buku


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan agama
Islam adalah upaya mewariskan dan mendidik para peserta didik yang
beragama Islam atau seorang muslim dengan cara yang sistematis sehingga
dapat mengubah pola pikir, cara hidup dan mengetahui lebih dalam lagi
mengenai agama Islam dalam batasan yang sudah ada. Pendidikan agama Islam
juga berpengaruh dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran
agama Islam. Di dalam agama Islam, orang yang telah memeluk agama Islam,
baik itu sejak lahir ataupun seorang muallaf harus meyakini Allah sebagai
tuhan satu-satunya dan tidak ada tuhan selain Allah. Serta menjalankan semua
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya karena manusia adalah selaku
hamba dihadapan Allah SWT. Manusia juga memiliki pemimpin yang menjadi
figur dalam melaksanakan kehidupan di dunia ini yang dikenal dengan nama
Rasulullah, yaitu Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah utusan Allah untuk
membimbing umat manusia, yang hidup di akhir zaman ini. Dan dengan
berpedoman pada kitab Suci Al-Quran dalam menata, memperbaiki, dan
menjalani kehidupan agar bahagia di akhirat kelak.
Dalam buku yang disusun oleh dosen-dosen PAI Universitas
Pendidikan Indonesia ini, terdapat cukup banyak pelajaran tentang Islam yang
begitu penting dan wajib untuk diketahui agar para mahasiswa tidak salah
dalam mengambil keputusan dan juga untuk mengetahui apa saja syariat-
syariat Islam serta ilmu-ilmu yang berkaitan dengan agama Islam itu sendiri.
Selain itu, didalamnya terdapat topik-topik bahasan yang menarik dan sangat
bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan kita tentang keislaman yang
tidak hanya berguna bagi dunia saja tetapi juga berguna bagi akhirat kita nanti.
Menurut isinya, buku ini terdiri dari 13 bab dan beberapa subbab, bab-
bab tersebut diantaranya: (1) Makna Islam; (2) Manusia dan Agama; (3)
Alquran dan Hadis; (4) Ijtihad: Alat Pengembangan Agama Islam, iman: sistem
keyakinan dalam islam; taqwa: aktualisasi ajaran Islam, akhlak: membangun
pribadi yang islami; harta dalam Islam, membangun keluarga yang islami;
membangun masyarakat yang berbasis masjid; dakwah, jihad dan amar ma’ruf
nahi munkar; pendidikan islami: problematika dan prinsip-prinsip pendidikan
islami, serta isu kontemporer: toleransi dan pluralisme dasar bagi kehidupan

3
damai dunia di era global. Selain materi, buku ini juga menawarkan diskusi dan
wacana yang membawa arus keilmuan sehingga membekali mahasiswa
sebagai calon tenaga pendidik, pejuang, serta penerus tokoh bangsa Indonesia,
serta terdapat pula evaluasi untuk mengetahui sampai mana para mahasiswa
dapat memahami secara garis besar apa yang terdapat di dalam buku
Pendidikan Agama Islam ini.

B. Permasalahan Inti
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan
makalah ini terdiri dari apa yang menjadi tujuan pembelajaran dalam setiap
bab. Berikut adalah rumusan masalah tiap babnya.
Bab I : Islam (Makna, Tujuan, dan Metode Memahami Islam).
a) Bagaimana memahami makna Islam secara etimologis & terminologis.
b) Bagaimana memahami ruang lingkup ajaran Islam, aspek-aspek pokok,
dan keutuhannya.
c) Bagaimana memahami tujuan diturunkannya ajaran Islam dan mampu
mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata.
d) Bagaimana cara menggunakan beberapa metode untuk memahami Islam
secara utuh.
Bab II : Manusia dan Agama.
a) Bagaimana memahami bahwa keberagamaan adalah kebutuhan fitrah.
b) Bagaimana menjelaskan sebab-sebab manusia perlu memeluk agama.
c) Bagaimana dalam menguraikan tentang mengapa islam merupakan
agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan.
d) Bagaimana mendeskripsikan islam sebagai agama yang lurus.
Bab III : Sumber Ajaran Islam (Al-Quran dan Hadis).
a) Mengapa Al-Quran sebagai sumber ajaran Islam yang pertama.
b) Mengapa Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua.
c) Apa hubungan Al-Quran dengan Hadis sebagai sumber ajaran Islam.
Bab IV : Alat Pengembangan Ajaran Islam.
a) Apa itu pengertian ijtihad menurut bahasa dan istilah.
b) Apa saja alasan-alasan dibutuhkannya ijtihad.
c) Bagaimana memahami ijtihad dalam hukum Islam.
d) Bagaimana memahami ijtihad dalam akidah.
e) Bagaimana memahami ijtihad dalam politik.
f) Bagaimana memahami ijtihad dalam pendidikan.
Bab V : Iman ; Sistem Keyakinan Dalam Islam.
a) Bagaimana pengertian iman secara etimologis dan terminologis.
b) Bagaimana cara menyadari perintah beriman, menyambut seruan iman
serta membina keimanan.

4
c) Bagaimana cara menyadari urgensi keimanan dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat serta bagaimana cara mempertahankannya.
d) Bagaimana cara mengetahui dasar, rukun, dan cabang keimanan serta
menerapkannya dalam kehidupan.
e) Bagaimana cara mengetahui dan menyadari fluktuasi keimanan serta
mengupayakan bertambahnya keimanan pada aspek kehidupan.
f) Bagaimana agar waspada dan dapat terhindar dari perkara-perkara yang
membatalkan keimanan.
Bab VI : Taqwa (Aktualisasi Ajaran Islam).
a) Bagaimana cara agar dapat memahami makna dari taqwa.
b) Bagaimana memahami peranan taqwa.
c) Bagaimana cara memahami aktualisasi taqwa dalam kehidupan nyata.
d) Bagaimana maksud dari perintah taqwa sebenar-benarnya taqwa.
Bab VII : Akhlak (Membangun Pribadi yang Islami).
a) Bagaimana cara agar dapat memahami makna dari akhlak.
b) Bagaimana cara mengetahui akhlak yang baik dan buruk.
c) Bagaimana tujuan penedidikan akhlak untuk mencapai martabat.
d) Bagaimana cara mengetahui tahap-tahap riyadhoh untuk mencapai
martabat.
Bab VIII : Harta Dalam Islam.
a) Bagaimana konsep harta dalam Islam.
b) Bagaimana konsep dasar ekonomi Islam.
c) Bagaimana nilai-nilai ekonomi Islam.
d) Bagaimana cara mengetahui bahwa harta merupakan ujian keimanan.
Bab IX : Membangun Keluarga yang Islami.
a) Bagaimana tujuan berkeluarga menurut Islam.
b) Bagaimana seharusnya memilih jodoh menurut Islam.
c) Bagaimana pernikahan yang sah menurut Islam.
d) Bagaimana kewajiban serta hak suami dan istri
e) Bagaimana kewajiban orangtua pada anak, begitupun sebaliknya.
Bab X : Membangun Masyarakat Berbasis Masjid.
a) Kenapa masjid adalah tempat termulia di bumi?
b) Bagaimana cara meyakini bahwa orang-orang yang mengunjungi masjid
dan memakmurkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah
tamu Allah.
c) Bagaimana cara menjadikan masjid adalah sebagai pusat kegiatan sosial
kemasyarakatan, tempat pembentukan kepribadian muslim dan
pengembangan kehidupan berdasarkan aturan-aturan Allah.

5
Bab XI : Dakwah, Jihad, dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
a) Bagaimana cara memahami konsep dakwah dalam Islam.
b) Bagaimana cara memahami konsep jihad dalam Islam.
c) Bagaimana cara memahami konsep amar ma’ruf nahi munkar.
Bab XII : Pendidikan Islami (Problematika dan Prinsip Pendidikan Islami)
a) Bagaimana menjelaskan problematika konseptual yang menjadi kendala
pendidikan dan perlunya pengembangan pendidikan Islami.
b) Bagaimana cara menjelaskan paradigma atau cara pandang mendasar
tentang eksistensi dan pengembangan pendidikan Islam.
c) Bagaimana menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan
dijadikan acuan dalam pengembangan pendidikan Islami.
Bab XIII : Isu Kontemporer (Toleransi dan Pluralisme Dasar Bagi Kehidupan
Damai Dunia di Era Global)
a) Bagaimana memahami kehidupan pluralisme yang toleran dalam Islam.
b) Bagaimana cara mengetahui perbedaan berbagai agama dan budaya yang
harus ditolerir dalam kehidupan bemasyarakat.
c) Bagaimana menerapkan rasa hormat terhadap perbedaan agama dan
pendapat di tengah kehidupan baik mahasiswa maupun sosial.
d) Bagaimana cara meredam curiga karena ada kejahatan dari berbagai
perbedaan agama dan pendapat sehingga tidak timbul prasangka buruk.

6
BAB II
INTISARI ISI BUKU

Bab Intisari Isi Buku ini berisi materi dan pokok pembahasan yang telah diambil
poin-poin penting dari yang paling pentingnya saja, dengan tulisan yang ringkas,
padat, dan jelas sehingga menjadi inti rangkuman yang dapat dibaca secara garis
besar tanpa mengurangi bobot ilmu yang terdapat dalam tiap bab di buku
Penddidikan Agama Islam ini.

Bab 1 : Islam
Makna, Tujuan, dan Metode Memahaminya
a) Makna
Secara etimologis (bahasa), kata “Islam” berasal dari tiga kata yaitu:
Aslama, Salam, dan Salamah. Ketiga kata tersebut memiliki arti dan makna
sebagai berikut.
1. Aslama (‫ )أ َ ْسلَ َم‬artinya menyerahkan diri, mentaati, mematuhi kepada
semua aturan dan perintah Allah. Maknanya adalah bahwa inti
beragama Islam yaitu berserah diri dengan sepenuh hati hanya kepada
Allah SWT.
2. Salam (‫سالَم‬ َ ) artinya damai, tentram, aman, dan sejahtera. Maknanya
adalah orang yang taat kepada Allah akan merasakan kedamaian dan
ketentraman dalam hidupnya, dan umat Islam bukanlah penganut
paham kekerasan atau peperangan, tetapi mencintai persatuan,
perdamaian dan ketentraman.
3. Salamah artinya keselamatan atau kebahagiaan. Maknanya adalah
orang yang taat kepada Allah akan mendapatkan kebahagiaan yang
abadi di akhirat kelak. Karena Islam adalah satu-satunya agama di dunia
ini yang diridhoi oleh Allah SWT.

Secara terminologis (istilah), menurut para ulama salaf kata Islam


diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan untuk seluruh manusia sebagai
suatu agama atau kepercayaan dalam hidup, bagi orang yang berakal sehat agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di kehidupan setelah mati, yaitu
akhirat. Di dalam agama Islam terdapat tiga aspek pokok yaitu Aqidah,
Syariah, dan Akhlak. Aqidah artinya suatu ikatan yang kuat antara jiwa dan
raga manusia hanya dengan Allah. Aspek yang kedua yaitu Syariah, artinya
jalan yang ditunjukkan oleh Allah untuk manusia demi mencapai kebahagiaan.
Dan aspek yang ketiga yaitu Akhlak, artinya perilaku yang tulus, ikhlas dan
ridho, serta baik sesuai dengan ajaran Islam.

7
b) Tujuan
Tujuan Allah menurunkan agama Islam yaitu untuk memberikan petunjuk
dan memberikan arahan kepada manusia agar mendapat keridhoan Allah
sebagai Sang Pencipta segalanya dan mendapat kebahagiaan di dunia serta di
akhirat. Adapun tujuan diturunkannya syariah Islam adalah untuk menjaga
lima hal pokok berikut :
1. Menjaga dan Memelihara Agama
2. Menjaga dan Memelihara Jiwa
3. Menjaga dan Memelihara Akal
4. Menjaga dan Memelihara Harta
5. Menjaga dan Memelihara Kehormatan

c) Metode Pemahaman
Ada 2 cara dalam memahami tentang Islam, yaitu sebagai berikut.
1. Metode Tipologi, yaitu memahami Islam dengan cara mengidentifikasi
dan membandingkan ciri agama Islam dengan aspek yang sama dalam
agama lain.
2. Metode Pengkajian Al-Quran, yaitu memahami Islam melalui penelitian,
pengkajian dan pendalaman kitab suci Al-Quran secara tematis dan
terpadu sesuai dengan sejarah Islam.

Bab 2 : Manusia dan Agama


Manusia, Agama dan Islam
a) Manusia
Manusia adalah makhluk yang sempurna diantara makluk ciptaan Allah
yang lainnya. Manusia terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi fisik dan non-
fisik yang keduanya bersifat potensial. Dimensi non-fisik ini terdiri dari
berbagai titik rohaniyyah yang saling berkaitan, yaitu jiwa (psyche), pikiran
(ratio), dan rasa (sense). Yang dimaksud dengan rasa disini adalah kesadaran
manusia akan kepatutan (sense of ethic), keindahan (sense of asthetic) dan
kebertuhanan (sense of theistic). Rasa kebertuhanan (sense of theistic) adalah
perasaan pada diri seseorang yang menimbulkan keyakinan akan adanya
sesuatu Yang Maha Kuasa diluar dirinya yang menentukan segala nasib yang
ada. Manusia yang tidak meyakini Tuhan adalah manusia atheistic (atheis).
Ada 3 pendekatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu :
1) Material Experience of Humanity, membuktikan tuhan dengan kajian
fenomena alam semesta.
2) Inner Experience of Humanity, membuktikan adanya tuhanmelalui
kesadaran bathiniyyah dirinya.
3) Spiritual Experience of Humanity, berdasarkan wahyu Tuhan melalui
Rasul-Nya (utusan Tuhan).

8
b) Agama
Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, dimana para
penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas aturan-
aturan yang diciptakan tuhannya atau melalui suatu kepercayaan para
penganutnya. Oleh karena itu, umumnya suatu agama mencakup aspek-aspek
sebagai berikut :
1) Aspek Kredial, doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini.
2) Aspek Ritual, tata cara berhubungan atau komunikasi dengan Tuhan.
3) Aspek Moral, aturan berprilaku yang benar dan baik dalam kehidupan.
4) Aspek Sosial, ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.

c) Islam
Sudah disebutkan pada subbab makna Islam bahwa agama Islam adalah
satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT. Islam merupakan suatu
sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt yang diturunkan kepada
umat manusia berupa wahyu melalui Nabi Muhammad saw selaku utusan atau
rasul.
Agama Islam mengarahkan fitrah-fitrah kehidupan kepada hal-hal yang
konstruktif bagi kehidupan manusia, baik individual maupun kelompok tanpa
membunuh potensi yang dimiliki oleh setiap jenis fitrah tersebut. Dengan
arahan ajaran islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia ke arah
kebaikan dan keselamatan bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Bab 3 : Sumber Ajaran Islam


Al-Quran dan Hadis
a) Al-Quran
Secara etimologi / bahasa Al-Quran berarti bacaan. Secara terminologi /
istilah yaitu kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasululloh SAW
melalui perantara malaikat Jibril a.s. Al-Quran memiliki karakteristik sebagai
berikut.
1) Al-Quran adalah wahyu Ilahi.
2) Al-Quran diturunkan kepada Rasululloh, Muhammad SAW.
3) Al-Quran diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril a.s.
4) Al-Quran diturunkan dengan menggunakan bahasa arab
Secara garis besar, ajaran-ajaran islam yang terkandung dalam Al-Quran
dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Akidah 4) Akhlak
2) Ibadah 5) Hukum
3) Muamalah 6) Sejara

9
b) Hadis
Hadis menurut bahasa artinya baru atau kabar. Sedangkan menurut istilah,
hadis adalah segala apa yang diberitakan Rasulluloh SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, dan sifat-sifat Rasululloh SAW. Yang berupa perkataan
disebut hadis qauli, yang berupa perbuatan disebut hadis fi’li, sedangkan yang
berupa pembiaran disebut dengan hadis taqriry. Secara umum, hadis terbagi
pada tiga tingkatan, tingkatan-tingkatan hadis tersebut yaitu:
1) Hadis Shahih
2) Hadis Hasan
3) Hadis Dha’if
Dalam kaitannya dengan pengambilan hukum dan ajaran, Al-Quran dan
Hadis juga merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan
keduanya tampak antara lain:
1) Hadis menguatkan hukum yang ditetapkan Al-Quran.
2) Hadis memberikan rincian terhadap pernyataan Al-Quran yang masih
bersifat global.
3) Hadis membatasi kemutlakan ayat Al-Quran.
4) Hadis memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Quran yang
bersifat umum.
5) Hadis menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Al-Quran.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa Al-Quran dan Hadis saling
berhubungan erat sekali karena sumber dari kedua hal tersebut adalah tidak
bertentangan.

Bab 4 : Ijtihad
Alat Pengembangan Ajaran Islam
a) Ijtihad
Ijtihad menurut bahasa berasal dari kata ijtihada-yajtahidu-ijtihadan, yang
berarti “berusaha dengan bersungguh-sungguh”. Hanya usaha keras, berat dan
sungguh-sungguh lah yang masuk dalam makna ijtihad. Sedangkan Menurut
istilah, ijtihad adalah upaya maksimal seorang mujtahid dalam menemukan
hukum syara’ yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan sumbernya, yaitu
Al-Quran dan Hadis.
Mujtahid adalah orang yang memiliki kualifikasi tertentu sehingga
memiliki kemampuan untuk menggali pesan-pesan dari Al-Quran dan Hadis
serta memiliki kemampuan seperti berikut :
1) Penguasaan bahasa arab yang cukup.
2) Mengetahui ayat-ayat dan hadis-hadis hukum
3) Memiliki penguasaan metode penemuan yang memadai, serta
4) Harus dapat memahami masalah yang dihadapi.

10
b) Ijtihad dalam Akidah
Akidah menurut bahasa adalah simpul yang sulit dilepaskan. Dalam
sejarah kajian ilmu akidah, muncul beberapa aliran seperti Mu’tazilah,
Asy’ariyah, Maturidiyah, Jabariyah, Qadariyah, Murji’ah, Khawarij, dan
lainnya. Topik yang sering diperdebatkan para ulama adalah seputar sifat
Allah, kalamullah, masalah kenabian, dan perbuatan manusia. Masing-masing
aliran berbeda pendapat tentang masalah-masalah tersebut.

c) Ijtihad dalam Hukum Islam


Hukum Islam adalah ilmu tentang hukum syara’ yang berkaitan dengan
perbuatan manusia yang berdasar pada Al-Quran dan Hadis. Metode
penggalian hukum Islam yang biasa digunakan oleh para ulama adalah qiyas,
istihsan, istislah, istishab, sazz al-zara’i, dan qaul shahabi.

d) Ijtihad dalam Bidang Politik


Dalam Islam, pembahasan tentang politik dengan menyangkut perbuatan
manusia menjadi objek kajian hukum Islam. Oleh karena itu, masalah politik
masuk pada salah satu cabang kajian hukum Islam yang dikenal dengan fikih
siyasah.

e) Ijtihad dalam Bidang Pendidikan


Objek ijtihad dalam pendidikan adalah semua hal yang berkaitan dengan
proses penanaman nilai-nilai pada individu atau masyarakat serta proses
menggali potensi diri. Dengan demikian, objek ijtihad dalam pendidikan adalah
tentang materi pembelajaran, metode pembelajaran, perilaku peserta
didikperilaku pendidik, lembaga, dan lingkungan.

Bab 5 : Iman
Sistem Keyakinan Dalam Islam
a) Pengertian Iman
Secara bahasa, iman artinya adalah pengakuan, kepercayaan kepada
sesuatu, atau ketetapan hati. Secara istilah, mendefinisikan iman adalah
membenarkan Rasul berkenaan dengan semua yang disampaikan dari Rabb-
nya.

b) Perintah Beriman
Allah memerintahkan agar manusia dibina melalui pendidikan yang
sejalan dengan fitrahnya, yaitu dengan pembinaan yang mengarahkan dan
membantu seseorang kepada agama Allah. Seperti yang tercantum dalam Al-
Quran surat Ar-Ruum ayat 30.

11
c) Urgensi Keimanan
Keimanan merupakan hal yang sangat penting bagu manusia, antara lain
karena alasan-alasan sebagai berikut.
1) Iman merupakan dasar, pondasi, dan akar bagi sebuah amal perbuatan
2) Iman merupakan pendorong, motivasi, untuk melakukan tinakan amal
3) Iman mampu membentengi diri dari penyesalan bila gagal
4) Iman membuat seseorang merasa tenang dan aman
5) Iman merupakan prasyarat agar manusia tidak merugi.

d) Faktor-faktor yang Meningkatkan Keimanan


1) Mempelajari ilmu yang benar dengan cara:
a. Membaca / memahami / menghayati Al-Quran
b. Memperhatikan sejarah nabi SAW.
c. Makrifat dengan nama dan sifat Allah
d. Memperhatikan kebaikan Islam
e. Menelaah sejarah umat Islam
2) Memperhatikan ayat-ayat kauniyah
3) Taat beribadah kepada Allah

e) Faktor-faktor yang Melemahkan Keimanan


• Intern (dari dalam)
1) Bodoh
2) Ghaflah
3) Lupa
4) Maksiat
• Ekstern (dari luar)
1) Pengaruh syetan
2) Pengaruh dunia dan fitnahnya
3) Pengaruh pengikut kejelekan

f) Perkara-perkara yang Dapat Membatalkan Keimanan


1) Syirik ; yaitu memalingkan ketuhanan kepada selain Allah.
2) Kufur ; mendustakan Allah dan Rasul-Nya.
3) Nifaq ; disebut munafiq yaitu sikap dan batin saling bertentangan.
4) Riddah ; yaitu perbuatan sesorang yang kembali kufur (murtad).

Bab 6 : Taqwa
Aktualisasi Ajaran Islam
a) Makna Taqwa
Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara,
yakni memelihara diri dari ketentuan Allah dan melindungi diri dari

12
dosa/larangan Allah. Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan azab Allah.
Secara istilah, taqwa yaitu tunduk dan patuh terhadap Allah dengan
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

b) Peranan Taqwa
Taqwa peranannya sangat penting bagi manusia, orang yang bertaqwa
akan mendapatkan berbagai macam anugerah dari Allah seperti :
1) Dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil
2) Akan diberi kemudahan dalam segala urusan
3) Akan ditutupi kesalahan-kesalahannya dan dilipatgandakan pahalanya
4) Akan diberikan keberkahan dari langit dan dari bumi
5) Akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah subhaanahu wa ta’ala

c) Aktualisasi Dalam Kehidupan Sehari-hari


Ciri-ciri orang yang bertaqwa yaitu memiliki karakteristik seperti sebagai
berikut.
1) Beriman kepada Allah SWT.
2) Mendirikan shalat.
3) Zakat atau shadaqah.
4) Beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada nabi-nabi Allah.
5) Meyakini adanya hari kiamat.
6) Menafkahkan rizkinya di jalan Allah.
7) Dapat mengendalikan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain.
8) Ingat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya.
9) Beriman kepada malaikat-malaikat Allah
10) Beriman kepada para nabi / rasul Allah
11) Memiliki sifat sabar, dan
12) Memiliki sifat jujur

Bab 7 : Akhlak
Membangun Pribadi yang Islami
a) Makna Akhlak
Akhlak merupakan amal nyata dan sebuah praktek amaliah permanen
yang mendarah daging dalam sikap, perilaku, dan kehidupan sehari-hari. Kata
akhlak berasal dari kata al-akhlaqu (bahasa arab) yang berari tabiat, kebiasaan,
karakter dan budi pekerti. Secara istilah yaitu sifat yang tertanam di dalam diri
sesorang yang dapat mengeluarkan suatu perbuatan dengan senang dan mudah
tanpa pemikiran, penelitian, dan paksaan.

13
b) Pendidikan Akhlah untuk Mencapai Martabat Insan Kamil
Pendidikan diarahkan untuk mencapai manusia seutuhnya, untuk
mencapai martabat insan kamil (manusia sempurna) yaitu hamba Allah yang
mengamalkan islamkaffah (total) yakni memenuhi perintah Allah adalh
dengan mengislamkan ke-4 unsur manusia, yakni: raga, hati, roh, dan rasa.

c) Tahap-tahap Riyadhah untuk Mencapai Martabat Insan Kamil


1) Taubat, hatinya selalu berharap untuk selalu dekat kepada Allah
2) Zuhud, mempunyai kepedulian untuk memajukan lingkungannya
3) Qana’ah, menerima pemberian dari Allah dengan bersyukur
4) Tawakkal, menyerahkan segala urusan kepada Allah
5) Uzlah, menyendiri di tengah-tengah kalangan
6) Mulazimatu Dzikr, melanggengkan zikir kepada Allah
7) Sabar, selalu sadar dan rela

Bab 8 : Harta dalam Islam


a) Konsep Harta dalam Islam
Harta hanyalah titipan Allah. Allah swt. menganugerahkan rizki yang luas
dan harta yang banyak bagi umat manusia dengan cara yang adil. Jika dikelola
dengan benar dan adil, maka tidak akan ada seorang manusia pun di muka bumi
ini yang akan menghadapi kelaparan. Tapi pada kenyataannya, sepanjang
sejarah selalu banyak saja manusia yang sulit mencari sesuap nasi sekalipun.
Banyak umat manusia yang mati kelaparan.
Agama Islam didatangkan dengan seperangkat ajaran yang lengkap dan
sempurna tentang pengelolaan harta. Dalam Islam, pemilik mutlak harta adalah
Allah swt. Dalam Al-Qur’an ditegaskan “milik Allah segala yang ada di langit
dan di bumi”. Harta yang diaku milik kita sebenarnya milik Allah swt. Oleh
karena itu, dalam Islam harta harus diperoleh secara halal dan dikelola secara
benar. Kemiskinan merupakan musuh Islam yang harus dihilangkan. Umat
Islam memang lebih miskin dibanding kaum Yahudi. Bahaya miskin adalah
dapat menjuruskan manusia ke dalam kekufuran, serta malakukan hal seperti
pencurian, riba, penipuan, korupsi, dan segala transaksi yang menguntungkan
satu pihak.

b) Konsep Dasar Ekonomi Islam


Konsep dasar Islam adalah Tauhid atau meng-Esa-kan Allah. Tauhid
dibidang ekonomi adalah menempatkan Allah sebagai Sang Maha Pemilik
yang selalu hadir dalam tiap nafas kehidupan manusia muslim. Dengan
menempatkan Allah sebagai satu-satunya Pemilik maka otomatis manusia akan
ditempatkan sebagai pemilik “hak guna pakai” yang bersifat sementara
terhadap harta yang dimilikinya.

14
Dengan demikian realitas kepemilikan mutlak oleh manusia tidak
dibenarkan dalam Islam, sebab hal ini berarti mengingkari tauhid, atau istilah
lainnya melakukan syirik pengaturan dan orangnnya disebut musyrik atau
musyrik pengaturan.

c) Nilai-nilai Ekonomi Islam


Terdapat tiga nilai yang perlu dibangun dalam sistem ekonomi Islam :
1) Nilai tauhid
2) Keadilan dan kesejahteraan bersama
3) Kebebasan dan tanggung jawab

d) Harta Sebagai Ujian Keimanan


Ketika seorang pengusaha kehilangan hartanya karena perusahaan yang
menjadi penghasilan utamanya bangkrut, saham-sahamnya hilang terbawa oleh
waktu, dan disitulah orang tersebut di uji. Perspektif Islam, semua yang
dirasakan senang oleh nafsunya bukanlah anugerah dan karunia, melinkan
sebagai ujian dan cobaan dari Allah. Bahwa Allah hendak menguji seseorang
dengan kekayaan, jabatan, dan sebagainya untuk mengetahui kadar keimanan
seorang manusia.
Bab 9 : Membangun Keluarga yang Islami
Pernikahan dan Keluarga
a) Pernikahan
Rasulullah saw. memberikan tuntunan bahwa ketika seseorang akan
menikah hendaknya memperhatikan agama calon pasangannya. Pernikahan
akan dipandang sah apabila memenuhi ketentuan-ketentuan berikut :
1) Adanya pasangan yang akan dinikahkan
2) Wali
3) Dua orang saksi yang adil
4) Ijab – Qabul
5) Mahar

b) Keluarga
Jika kita ingin membangun kehidupan yang kokoh di masyarakat, harus
memulainya dari keluarga. Karena keluarga merupakan unit terkeceil dari
masyarakat. Sebuah keluarga akan kokoh bila dibentuk atas dasar pernikahan
yang sah. Melalui keluarga juga cinta dan kasih sayang bisa dipupuk dan
dibina, anak-anak (turunan) juga dapat dilindungi dari ketidakpastian masa
depannya. Bahkan pondasi masyarakat bisa dibangun melalui keluarga.
Anggota keluarga memiliki kewajiban yang harus dijalankannya.
1) Kewajiban Suami dalam Keluarga
a) Memberi nafkah batin
b) Memberi nafkah lahir

15
2) Kewajiban Istri dalam Keluarga
a) Patuh pada suami
b) Berterimakasih atas pemberian suami
3) Kewajiban Orang Tua pada Anak
a) Mencukupi kebutuhuan anak
b) Menjaga keselamatan anak
c) Mendidik anak
d) Selalu berdoa untuk kebaikan anak-anak
e) Mengawinkan jika sudah dewasa
4) Kewajiban Anak pada Orang Tua
a) Mematuhi perintah orang tua
b) Berbuat baik padanya
c) Berkata lemah lembut kepadanya
d) Merendahkankan diri dihadapan keduanya
e) Berterimakasih kepadanya
f) Memohon rahmat dan maghfirah untuk keduanya
g) Setelah wafat, mohon ampunan dan rahmat untuknya

Bab 10 : Membangun Masyarakat Berbasis Masjid


a) Makna Masjid
Istilah Masjid berasal dari bahasa Arab, diambil dari kata “sajada,
yasjudu, sajdan”. Kata sajada berarti bersujud, patuh, taat serta tunduk dengan
penuh hormat. Untuk menunjukkan suatu tempat, kata sajadi diubah bentuknya
menjadi “masjidan” (isim makan) artinya sujud menyembah Allah.
Masjid dapat dijadikan lambang kebesaran Islam dan sebagai tolak ukur
dari kondisi masyarakat muslim yang ada disekitarnya. Dalam pengertian
itulah pembangunan sebuah masjid mengandung arti sebagai pembangunan
masyarakat Islam. Suatu masjid terasa menjadi luas ketika tidak ada yang
memakmurkan masjid tersebut, dan masjid terasa sempit ketika banyak
jamaah, biasanya terjadi saat bulan ramadhan yaitu malam tarawih.

b) Memakmurkan Masjid
Memakmurkan masjid artinya melakukan bebagai kegiatan ibadah,
khususnya membersihkan jiwa, seperti shalat, dzikir, istighfar, dan membaca
Al-Qur’an sesuai dengan fungsi utama masjid sebagai tempat shalat. Selain itu,
masjid juga dijadikan sebagai pusat pembentukan umat dengan berbagai
aktivitas jamaah tang pantas dilakukan di masjid, seperti keagamaan, majelis
ta’lim, kegiatan sosial budaya dan sebagainya.
c) Fungsi dan Peran Masjid Kampus
Ada empat hal yang menjadi ciri khas kehidupan keagamaan di lingkungan
kampus umum, yaitu :

16
1) Persoalan kegamaan dikaitkan dengan perkembangan IPTEK.
2) Kelompok intelektual kampus memiliki multifungsi, yaitu murni ilmiah,
murni keagamaan dan sintesis antara ilmiah dan keagamaan.
3) Munculnya kegiatan-kegiatan keagamaan yang bersifart temporal
4) Munculnya kesadaran baru akan arti pentingnya pembinaan umat secara
luas, baik dukungan material maupun spiritual.

Bab 11 : Dakwah, Jihad dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar


a) Pengertian Dakwah
Pengertian dakwah secara bahasa yaitu memanggil, menanamkan,
mengundang, menyeru, mengajak, mendo’akan yang terkandung didalmnya
artinya menyampaikan sesuatu kepada orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu.

b) Tujuan Dakwah
Ada empat tujuan khusus dalam dakwah, yaitu:
1) Membantu manusia melaksanakan syari’at
2) Mengubah tingkah laku buruk masyarakat muslim
3) Amar ma’ruf hani munkar
4) Penyebaran agama Islam kepada non muslim

c) Makna Jihad
Kita sering mendengar kata jihad pada saat ada atau terjadi suatu
peperangan. Jihad artinya berjuang dijalan Allah untuk membela Islam. Jihad
diambil dari kata “ja-ha-da”, artinya sulit dan letih. Jihad memang sulit dan
menyebabkan keletihan. Arti lain dari jihad adalah kemampuan, karena jihad
menuntut orangnya untuk menegeluarkan segala daya dan kemampuan serta
dilakukan sebesar-besar kemampuan.

d) Makna Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Ma’ruf sering diberi definisi sebagai sesuatu kebaikan, kepatutan dan
kelayakan yang dapat diterima dalam masyarakat, budaya, atau adat dan tidak
ditolak oleh syara’. Sedangkan munkar yaitu segala sesuatu atau perbuatan
yang bertentangan dengan nilai atau kebenaran agama.

Bab 12 : Pendidikan Islami


Problematika dan Prinsip-Prinsip Pendidikan Islami
a) Problematika Pendidikan Islami
Kehidupan manusia dalam tatanan dunia modern yang mengglobal dewasa
ini sedang menuju ke suatu arah dimana Allah benar-benar diasingkan, dunia

17
dimana manusia hanya percaya kepada yang kasat mata, atau menurut
ungkapann Kurtines “Sains telah mengambil alih kedudukan iman”.
Diakui bahwa dunia pendidikan, termasuk di dunia Islam lebih banyak
dipengaruhi oleh paradifma dan teori pendidikan barat yang sekular. Secara
sngat gamblang Harun Nasution mengingatkan, bahwa keresahan timbul
selama ini karena konsep-konsep barat yang didasarkan atas filsafat yang
sekular dibawa melalui pendidikan modern ke dalam masyarakat agamis di
Indonesia. Menurutnya sekularisme merupakan musuh terbesar dari agama dan
dengan sendirinya tidak sejalan dengan falsafah Pancasila.

b) Tauhid sebagai Paradigma Pendidikan


Tauhid dalam seluruh bangunan pemikiran dan kehidupan orang Islam,
tauhid merupakan prinsip dan cara pandang yang paling fundamental dan
sekaligus paling komprehensif. Tauhid memandang bahwa alam dan
kehidupan merupakan suatu kesatuan yang komprehensif dan integratif,
dimana Tuhan (Allah) ditempatkan dan diperlakukan sebagai satu-satunya
sentral (asl,rujukan, dan tujuan).

c) Prinsip-prinsip Pendidikan Islami


1) Prinsip Syumuliyyah (Komprehensif)
2) Prinsip Takimuliyyah (integratif)
3) Prinsip Tawazuniyyah (keseimbangan)
4) Prinsip Wasaliyyah (Kemediaan)
5) Prinsip Istimariyyah (kontinu)
6) Prinsip Waqi’iyyah ( Kontekstual)
7) Prinsip Rabbaniyyah (ketuhanan)
8) Prinsip Rahmaniyyah
9) Prinsp Uswiyyah

Bab 13 : Pemimpin Umat dan Isu Kontemporer


Toleransi dan Pluralisme Dasar Bagi Kehidupan Damai
a) Toleransi dari Perbandingan Agama ke Studi Agama-agama
Didalam era gobalisasi, kepemelukan agama dengan pola pertentangan
dengan ajaran perbandingan agama yang membawa eklusifisme agama, mulai
menjadi pemikiran kaum teolog. Pemicu eklufisme bercokol amat kuat didalam
berbagai sekte maupun mazhab keagamaan yang tidak mudah untuk dibawa
kearah saling memahami sebagai modal toleransi itu.

b) Isu Kontemporer Islam : Toleransi (Tasamuh)


Toleransi sangat dibutuhkan khususnya di negara Indonesia yang memiliki
ragam budaya, agama, ras dan suku. Komunitas yang menunjukkan kerangka

18
dimana ada interaksi beberapa kelompok yang menunjukkan rasa saling
menghormati dan saling toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama
(koeksitensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimiliasi. Dalam Ilmu
sosial kenyataan seperti itu disebut Pluralisme sebagai suatu faham yang
melekat dalam masyarakat pluralis.

c) Tauhidullah : Landasan Toleransi dan Pluralisme


Apabila melihat pluralisme di Indonesia, pasti yang pertama kali di ingat
adalah mantan presiden Gusdur. Beliau dikenal sebagai bapa pluralisme
Indonesa. Apabila agama samawi (monoteisme) apapun didunia ini belum ada
yang mencapai tingkat ketauhidan tertinggi yang melewati tingkatan yang
dialami Islam. Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa AS membawa ketauhidan
nya sampai uluhiyyah yang dimilikinya adalah tuhan mutlak khusus hanya bagi
orang Yahudi semata. Sebenarnya Uluhiyyah dalam Islam menunjukkan
keesaan yang sebenarnya, karena tuhan Allah itu tudak ada tandingannya
dengan siapapun dan dengan apapun. Akhirnya dengabn demikian asas utama
Pluralisme itu adalah Pengeesaan Allah (Tauhidullah).

19
BAB III
PENUTUP

A. Analisis dan Pembahasan


Agama merupakan salah satu cara agar manusia dapat hidup dengan baik.
Ketika manusia tidak memiliki agama, maka hidupnya tidak beraturan. Banyak
agama untuk manusia dalam memenuhi kebutuhan rohaniahnya, namun agama
yang paling benar dan cocok untuk menjalankan keselamatan dalam hidup ini
yaitu agama Islam. Islam merupakan ajaran yang bersifat universal artinya
agama untuk segenap manusia yang boleh dianut oleh siapapun yang
menginginkan kehidupannya bahagia lahir dan batin, sehingga memperoleh
kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Islam adalah satu-satunya agama yang mendapat ridho Allah SWT.
Sumber ajaran agama Islam pun jelas tercantum dalam Al-Quran dan Hadis.
Karena itu, Al-Quran adalah bacaan yang sempurna yang diwahyukan kepada
Rasululloh SAW untuk melengkapi pedoman-pedoman yang telah diwahyukan
kepada nabi-nabi sebelumnya oleh Allah subhaanahu wa ta’ala. Sedangkan
hadis sendiri tidak dapat lepas dari hubungannya dengan Al-Quran sebab hadis
adalah segala apa yang diberitakan oleh Rasululloh tentang yang apa
diberitakannya tersebut juga mengacu pada lanjutan penjelasan dari isi Al-
Quran yang berisi hukum-hukum dan ajaran-ajaran agama Islam sebagai
pedoman hidup manusia yang paling sempurna.
Agama Islam adalah agama yang jelas dan pencerah kehidupan. Banyak
sekali aturan-aturan kehidupan yang terdapat dalam ajaran Islam. Baik itu
dalam kehidupan politik, sosial, budaya, hukum, dan lain sebagainya. Dengan
begitu, kita selaku umat muslim sudah seharusnya bertaqwa kepada Allah
SWT. Dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita hanya perlu menuruti
segala perintah Allah dan menjauhi semua hal yang dilarang oleh-Nya. Melalui
pendalaman Al-Quran dan Hadis serta melakukan ijtihad kita dapat mengerti
bagaimana cara menjalani hidup ini agar bahagia di dunia dan di akhirat kelak.
Kematian adalah sesuatu yang tidak harus kita takuti, tapi harus kita persiapkan
dengan amal-amal sholeh, ibadah serta memperbanyak kebajikan. Karena
tujuan sebenarnya hidup ini adalah untuk kehidupan di akhirat.

B. Kesimpulan
Sekarang adalah akhir zaman. Globalisasi menjadi tren saat ini dan
teknologi serta budaya barat sudah merajai dunia Islam. Perang Dunia 3
mungkin dapat meletus ketika saat ini sudah gencar-gencarnya adu paham dan
politik yang terjadi antara kaum Yahudi dan umat Islam yang ada di Palestina.
Hal ini bisa menjadi keterkaitan antara tanda-tanda kiamat. Di dunia yang
sudah melewati masa modern ini, permasalahan yang dihadapai oleh manusia
sama saja. Manusia yang dibesarkan dalam latar belakang yang dibentuk oleh

20
generasi pendahulunya, harus berhadapan dengan arus budaya global yang
baru seperti ini. Sama halnya dengan proses pembangunan manusia yang
berakhlak mulia dengan menanamkan pendidikan agama yang sangat penting
dalam proses berkehidupan yang dimiliki manusia sekarang tentunya akan
lebih mudah menanamkan pendidikan agama Islam kepada peserta dunia
global ini salah satunya dengan membaca. Oleh karena itu, untuk menghadapi
perubahan yang akan datang kita harus dapat memilah dan belajar tentang masa
depan.
Dalam proses pembangunan manusia Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Indonesia mempunyai peranan yang sama dengan pendidikan lainnya. Tidak
hanya pendidikan pada umunya yang memiliki tujuannya masing-masing, PAI
pun mempunyai tujuan untuk berperan penting dalam hal kerohanian, yaitu
dalam rangka pembentukan manu sia Indonesia seutuhnya, manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sesungguhnya jasmani
dan rohani manusia saling berkaitan, bila didalam rohaninya memiliki nafsu
yang buruk, maka tidak jarang akan berdampak pula pada tubuh untuk
melakukan apa yang dikehendakinya. Kekhawatiran terjadinya kesalahan kerja
jasmani dan rohani serta akibat yang tidak diinginkan dapat diminimalisir
bahkan dapat dihilangkan dengan proses pendidikan, salah satunya yaitu
menanamkan moril yang terpuji serta memperbaiki selalu sifat kerohaniannya
sampai pada sebuah pembentukan pribadi yang utuh dan terarah.

21

Anda mungkin juga menyukai