Etika dalam berinternet biasa disebut dengan cyber ethic (etika cyber). Contoh kasus cyber ethic - Kasus penipuan Online Shop pada Mei 2011 dan Januari 2012. Bella telah ditipu oleh sebuah toko online Yang beratas namakan “Anak Agung Bagus”, mereka memesan barang dan telah mentransfer sejumlah uang namun barang tak kunjung datang (barang tidak ada). Berikut kutipan rasa kekecewaan Bella yang tertuang pada sebuah blog “Saya bru saja di tipu penjualan online. yg berjualan lewat fb dengan nama anak agung bagus. saya di krimin no resi JNE,tapi saya cek ga bisa,terus saya telpon kntor JNE pusat,ternyata data pengiriman tidak ada. no hp penipu itu 085780250051, no rek penipu 5255134792, Bank BCA 010700020009330, atas nama RONI PUTRA, kode bank 426”
- Penggelapan Uang Bank
Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer sebagaimana diberitakan “Suara Pembaharuan” edisi 10 Januari 1991 tentang dua orang mahasiswa yang membobol uang dari sebuah bank swasta di Jakarta sebanyak Rp. 372.100.000,00 dengan menggunakan sarana komputer. Perkembangan lebih lanjut dari teknologi komputer adalah berupa computer network yang kemudian melahirkan suatu ruang komunikasi dan informasi global yang dikenal dengan internet. Pada kasus tersebut, kasus ini modusnya adalah murni criminal, kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. Penyelesaiannya, karena kejahatan ini termasuk penggelapan uang pada bank dengan menggunakan komputer sebagai alat melakukan kejahatan. Sesuai dengan undang-undang yang ada di Indonesia maka, orang tersebut diancam dengan pasal 362 KUHP atau Pasal 378 KUHP, tergantung dari modus perbuatan yang dilakukannya.