Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

RUMAH SAKIT DAERAH Dr. R. SOEDARSONO


Jl. Dr.WahidinSudiroHusodo No. 1–4 Telpon 0343-421073 Kode Pos 67117
PASURUAN

KEPUTUSAN

DIREKTUR RSUD Dr. R. SOEDARSONO KOTA PASURUAN


NOMOR : 188 / /423.212/2016

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI
RSUD DR.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN
DIREKTUR RSUD DR.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN

MENIMBANG :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan Anastesi yang bermutu tinggi.
b. Bahwa agar pelayanan Anastesi di RSUD Dr.R.Soedarsono
Kota Pasuruan dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan InstalasiGawat Darurat di RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan.
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu
ditetapkan Kebijakan Pelayanan Anastesi di RSUD Dr. R.
Soedarsono Kota Pasuruan dengan Keputusan Direktur
RSUD DR. R. Soedarsono Kota Pasuruan.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan Minimal
Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
519/Menkes/Per/III/2010 tentang pelayanan anestesiologi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD DR. R. SOEDARSONO KOTA
PASURUAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI DI
RSUD DR. R. SOEDARSONO KOTA PASURUAN.

KEDUA KKebijakan Pelayanan Anastesi RSUD DR. R. Soedarsono Kota Pasuruan


dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

KETIGA Kebijakan Pelayanan Anastesi RSUD DR. R. Soedarsono Kota Pasuruan


sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam
menyelenggarakan pelayanan Anastesi di RSUD DR.R.Soedarsono Kota
Pasuruan.

KEEMPAT Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan anestesi di RSUD


DR. R. Soedarsono dilakukan oleh Kepala Bidang Pelayanan.
KELIMA Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pasuruan
Pada tanggal :

DIREKTUR RSUD DR.R.SOEDARSONO


KOTA PASURUAN

Dr. SUDARMANTO
NIP. 19630312 198912 1 004
LampiranSuratKeputusanDirektur
RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan
Nomor188 / /423.212/2016

KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI


RSUD DR.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN

1. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) memenuhi standar di


rumahsakit, nasional dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
2. Pelayanan anestesi yang adekuat, reguler dan nyaman harus selalu berorientasi
kepadamutu dan keselamatan pasien dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3. Pelayanan anestesi dilakukan 24 jam, untuk keadaan darurat diluar jam kerja
yangditentukan,disesuaikan dengan jadwal oncall yang telah dibuat.
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar proseduroperasional
yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
5. Koordinator pelayanan anestesi di rumah sakit dibawah tanggung jawab dokterspesialis
anestesi.
6. Tugas dan tanggung jawab koordinator pelayanan anestesi diatur dalam SK
direkturrumah sakit.
7. Semua petugas di anestesi wajib memiliki ijin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
9. Informed consent atau persetujuan anastesi dari pasien yang akan dilakukan tindakan
pembiusan harus ada secara tertulis karena menyangkut legalitas yang dilakukan dokter
anestesi.
10. Sebelum melakukan tidakan anastesi dokter anestesi harus melakukan asesment pra
anestesi.
11. Setiap tindakan anestesi yang dilakukan ditulis dalam rekam medis pasien.
12. Asesmen prainduksi untuk pasien dilakukan oleh dr. Sp.An sesaat sebelum obat anestesi
diberikan.
13. Persiapan praanestesi dilakukan di IRNA, setelah dilakukan asesmen
prasedasi/praanestesi yang dilakukan oleh dr. Sp.An maka dr. Sp.An akan memberikan
instruksi untuk persiapan anestesi.
14. Pelayanan praanestesi setiap pasien dilakukan di ruang premedikasi sebelum pasien
masuk keruang kamar operasi.
15. Pelayanan anestesi sedasi ringan untuk tindakan CT Scan di radiologi dan pemasangan
endotracheal tube di IGD atau di ICU dilayani oleh dokter spesialis anestesi dibantu oleh
perawat anestesi atau perawat ruangan.
16. Pelayanan anestesi termasuk didalamnya sedasi sedang, berat/dalam di setiap
pembedahan dilayani oleh dokter spesialis anestesi dibantu oleh perawat anestesi yang
kompeten.
17. Pelaksanaan tindakan anestesi local dapat dilakukan oleh dr. operator bedah atau dr.
Sp.An sesuai dengan standar prosedur operasional.
18. Pelaksanaan pelayanan anestesi umum/general, anestesi regional/spinal untuk pasien
operasi elektif maupun darurat dilakukan oleh dokter Sp.An dengan dibantu oleh perawat
anestesi yang kompeten dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasional.
19. Monitoring selama pasien dilakukan tindakan anestesi dilakukan oleh dokter spesialis
anestesi dan perawat anestesi.
20. Monitoring pasien selama tindakan anestesi dan pasca anestesi sesuai dengan kebijakan
yang berlaku.
21. Pelayanan anestesi lokal, monitoring pasien selama 15 – 30 menit oleh perawat kamar
operasi untuk mengawasi tanda – tanda vital dan keadaan umum pasien.
22. Pelayanan anestesi general untuk pasien ODC/rawat jalan dilakukan monitoring diruang
pulih sadar selama 1 – 2 jam atau kondisi pasien sesuai dengan kriteria transfer keruang
ODC di IGD.
23. Transfer pasien untuk perawatan selanjutnya dari kamar operasi ke IRNA, ODC dan ke
ICU menggunakan kriteria yang telah ditentukan :
 Untuk pasien dari kamar operasi ke IRNA atau ODC dengan anestesi umum :
pasien anak/bayi dengan menggunakan steward skor dengan kriteria : penilaian
pergerakan, pernafasan dan kesadaran dengan nilai total > 5, pasien dapat
dipindahkan ke IRNA. Pasien dewasa dengan menggunakan aldrete skor dengan
kriteria : penilaian pergerakan, pernafasan, kesadaran tekanan darah dan warna kulit
dengan nilai total 8, pasien dapat dipindahkan ke IRNA
 Untuk pasien dari kamar operasi ke IRNA dengan anestesi regional : menggunakan
bromage skor dengan kriteria : gerakan penuh dari tungkai, tak mampu ekstensi
tungkai, tak mampu fleksi lutut, tak mampu fleksi pergelangankaki dengan nilai
skor 2 dapat dipindahkan ke IRNA.
 Untuk pasien dari kamar operasi ke ICU : pasien dengan terpasang endotracheal
tube transfer dengan menggunakan ambubag atau jackson rees dan O2 transport
dengan terlebih dulu membersihkan jalan napas.
24. Penggantian gas medis anestesi baik O2 maupun N2O dilakukan oleh perawat anestesi
dengan di bantu oleh perawat kamar operasi, bila terjadi kebocoran atau kerusakan pada
tabung maupun regulator akan mennghubungi BPS dan petugas pengadaan tabung O2
dan N2O.
25. Penggunaan alat medis anestesi berupa mesin anestesi ( Anmedic Falcon SE dan
SoftLander ), monitor jantung ( Mindray P 7000 dan GE Dash 2500), oksimeter (
oxymaxdan nellcor ), suction ( gima supertobi dan Atmos LC 16 ) dilakukan test
sebelum gunakan dan dilakukan pemeriksaan teratur oleh BPS atau tehnisi dari luar RS.
26. Setiap pasien yang akan diberikan tindakan anestesi diberikan informasi / penyuluhan
serta edukasi mengenai prosedur yang akan dijalani oleh dokter spesialis anestesi.
27. Pada setiap pasien yang akan diberikan tindakan anestesi, prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi selalu dijalankan.
28. Bila dokter spesialis anestesi rumah sakit berhalangan/ sedang keluar kota, maka
tindakan anestesi didelegasikan kepada penata anestesi yang kompeten.
29. Pelaksanaan Pungsi lumbal yang dilakukan untuk test diagnostic invasive dilakukan oleh
dokter Sp.An dengan dibantu oleh perawat anestesi

Pasuruan,

DIREKTUR RSUD DR.R.SOEDARSONO


KOTA PASURUAN

Dr. SUDARMANTO
NIP. 19630312 198912 1 004

Anda mungkin juga menyukai