Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK

LANSIA
POSBINDU RW 06 CIHAURGEULIS

Nama Kelompok : Kelompok Lansia Posbindu


Tempat : Posbindu
Tanggal Pengkajian : 11 Juni 2019
A. PENGKAJIAN
1. Karakteristik Penghuni
a. Berdasarkan umur
Karakteristik umur Perempuan Laki-laki Jumlah Prosentase
< 60 - - - 0%
60 – 70 3 2 5 62,5 %
71 – 90 2 1 3 37,5 %
> 90 - - - -
Jumlah 9 - 9 100 %

b. Berdasarkan pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
Tidak sekolah 4 50 %
Tidak tamat SD 3 37,5 %
Tamat SD/sederajat - -
Tamat SMP/sederajat - -
Tamat SMA 1 12,5 %
Jumlah 8 100

c. Berdasarkan agama
Agama Jumlah Prosentase
Muslim 8 100
Non Muslim - -
Jumlah 8
2. Data khusus
a. Biologis
1) Keadaan kesehatan
5 Besar Keluhan Lansia Jumlah Prosentase
Nyeri persendian 6 40 %
Gangguan fungsi pendengaran 3 20 %
Penglihatan kabur 4 26,6 %
Tidak senang berinteraksi 1 5,65 %
Lain - lain 1 5,65 %

Jumlah 15 100 %

Dari hasil pengkajian didapatkan beberapa lansia yaitu sekitar 6 orang mengeluh pegal
dan nyeri pada daerah pinggang, tangan dan kaki. Biasanya mereka merasa pegal dan nyeri
pada saat istirahat (tidur), sebagian lansia mengatakan pegal dan nyeri tersebut saat atau
setelah melakukan aktivitas.

2) Pola makan dan minum


Frekuensi makan 3 x sehari. Para lansia biasa makan berkumpul di ruang TV bersama keluarga.
Menu makanan pagi hari nasi, sayur, tempe. Makan siang terdiri dari nasi, sayur, tempe dan
telur. Menu makan sore sama dengan dengan menu makan siang.
Sebagian lansia minum sebanyak 4 – 6 mug kecil dalam sehari (1 mug kecil = 200 ml).
Sekitar 2 – 3 lansia yang memakai mug besar dan dalam sehari mereka minum 1 – 2 mug (1
mug besar = 600 ml). Hasil observasi kelompok di dapat mukosa bibir dan kulit lansia lembab

3) Pola tidur
Para lansia tidur sekitar pukul 21.00 WIB setelah menonton acara TV. Namun ada sebagian
lasia ada yang langsung masuk kamar setelah melaksanakan sholat Isya sekitar pukul 20.00
WIB. Kegiatan yang dilakukan sebelum tidur diantaranya menonton TV dan mengaji. Sebagian
besar lansia bangun jam 04.00 WIB pagi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK
LANSIA
POSBINDU RW 03 SUKALUYU

Nama Kelompok : Kelompok Lansia Posbindu


Tempat : Posbindu
Tanggal Pengkajian : 02 Januari 2019
A. PENGKAJIAN
1. Karakteristik Penghuni
a. Berdasarkan umur
Karakteristik umur Perempuan Laki-laki Jumlah Prosentase
< 60 - - - 0%
60 – 70 3 2 5 62,5 %
71 – 90 2 1 3 37,5 %
> 90 - - - -
Jumlah 9 - 9 100 %

b. Berdasarkan pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
Tidak sekolah 4 50 %
Tidak tamat SD 3 37,5 %
Tamat SD/sederajat - -
Tamat SMP/sederajat - -
Tamat SMA 1 12,5 %
Jumlah 8 100

c. Berdasarkan agama
Agama Jumlah Prosentase
Muslim 8 100
Non Muslim - -
Jumlah 8
2. Data khusus
a. Biologis
1) Keadaan kesehatan
5 Besar Keluhan Lansia Jumlah Prosentase
Nyeri persendian 6 40 %
Gangguan fungsi pendengaran 3 20 %
Penglihatan kabur 4 26,6 %
Tidak senang berinteraksi 1 5,65 %
Lain - lain 1 5,65 %

Jumlah 15 100 %
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK
LANSIA
POSBINDU RW 06 CIHAURGEULIS

Nama Kelompok : Kelompok Lansia Posbindu


Tempat : Posbindu
Tanggal Pengkajian : 06 Januari 2019
A. PENGKAJIAN
1. Karakteristik Penghuni
a. Berdasarkan umur
Karakteristik umur Perempuan Laki-laki Jumlah Prosentase
< 60 - - - 0%
60 – 70 3 2 5 62,5 %
71 – 90 2 1 3 37,5 %
> 90 - - - -
Jumlah 9 - 9 100 %

b. Berdasarkan pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
Tidak sekolah 4 50 %
Tidak tamat SD 3 37,5 %
Tamat SD/sederajat - -
Tamat SMP/sederajat - -
Tamat SMA 1 12,5 %
Jumlah 8 100

c. Berdasarkan agama
Agama Jumlah Prosentase
Muslim 8 100
Non Muslim - -
Jumlah 8
2. Data khusus
a. Biologis
1) Keadaan kesehatan
5 Besar Keluhan Lansia Jumlah Prosentase
Nyeri persendian 6 40 %
Gangguan fungsi pendengaran 3 20 %
Penglihatan kabur 4 26,6 %
Tidak senang berinteraksi 1 5,65 %
Lain - lain 1 5,65 %

Jumlah 15 100 %

Jika dijumlahkan, jumlah jam tidur lansia adalah 7 – 8 jam dalam sehari.
4) Kebersihan diri
Penampilan sebagian besar lansia tampak bersih dan rapih. Setiap lansia mandi dan gosok gigi
2 – 3 kali dalam satu hari dilakukan terutama jika mereka akan melaksanakan sholat. Tercium
bau mulut saat berkomunikasi dengan beberapa lansia terdapat kotoran pada rangkaian gigi
dan warna gigi yang menguning. Lansia keramas 2 -3 kali setiap minggu dengan menggunakan
shampo, baju klien ganti 2 hari sekali.

b. Psikologis dan sosial


1) Kebiasaan buruk kelompok
Satu lansia mempunyai kebiasaan merokok dan biasa menghabiskan dua sampai tiga batang
setiap hari terutama setelah selesai makan.
2) Keadaan emosi
Ada satu lansia yang bila di ajak bicara jawabannya tidak sesuai tema yang sedang dibicarakan,
sehingga sering kali jadi bahan tertawaan sesama lansia.
3) Pengambilan keputusan
Di Posbindu tidak ada lansia yang berperan sebagai pengambil keputusan. Masing – masing
berhak menentukan yang terbaik bagi dirinya. Bila ada anggota Posbindu yang sakit, maka
lansia yang lain hanya melaporkan kepada kader.
4) Rekreasi
Kegiatan rekreasi yang dilakukan anggota Posbindu antara lain menonton TV, mendengarkan
Radio atau bercakap – cakap dengan keluarganya. Ketua Posbindu mengadakan program
rekreasi dalam setahun sekali dan diikuti oleh seluruh lansia di Posbindu Rw 11 Cigadung
5) Perilaku mencari pelayanan kesehatan
Lansia yang sakit hanya minum obat yang di berikan oleh keluarga dan di rujuk oleh petugas
ke Puskesmas saat kegiatan Posbindu.
6) Ketergantungan obat
Sebagian lansia yang sering menggunakan obat warung atau jamu saat mempunyai keluhan
kesehatan. Mereka merasa keluhannya berkurang tetapi tidak mengetahui akibat kebiasaan ini
pada kesehatannya.
7) Kecacatan
Di wisma Melati tidak ada lansia yang mengalami kecacatan.

8) Keadaan ekonomi
Semua lansia di wisma Melati tidak ada yang mempunyai tunjangan pensiun, mereka hanya
mendapatkan uang santunan dari panti sebesar Rp 2.500.- / minggu. Uang itu kebanyakan di
simpan atau digunakan untuk membeli kebutuhan sehari – hari.
9) Kegiatan organisasi sosial
Sebagian besar lansia mengikuti pengajian dan senam lansia yang diadakan di panti. Pengajian
setiap hari Senin dan Rabu serta senam setiap hari Selasa dan Jum’at.
10) Hubungan antara anggota kelompok
Sebagian besar lansia di dalam kelompok mementingkan kepentingan pribadi masing – masing
dan cenderung membiarkan dan tidak perduli satu sama lain. Lansia – lansia sering
berkomunikasi dan terlibat dalam interaksi kelompok.
11) Hubungan di luar kelompok
Sebagian besar lansia menyatakan jarang berkunjung dan berhubungan dengan lansia yang
tinggal di wisma yang lain, hubungan dengan lansia di wisma lain dilakukan melalui kegiatan
pengajian dan olah raga.
12) Hubungan dengan anggota keluarga
Tidak ada waktu khusus untuk kunjungan keluarga. Keluarga bisa mengunjungi lansia kapan
saja sesuai kebutuhan keluarga. Tetapi sebagian lansia tidak pernah lagi di kunjungi oleh
keluarga karena sanak keluarganya sudah tidak ada.

c. Spiritual
Ketaatan beribadah
Semua lansia di wisma Melati beragama Islam dan saat menjalankan ibadah ( shalat lima waktu
) dan selalu mengikuti pengajian yang diadakan oleh panti. Semua lansia percaya akan tibanya
kematian dan lansia pasrah bila kematian menjemput mereka.
2) Keyakinan tentang kesehatan
Lansia percaya bahwa sakit dan sehat adalah hal yang wajar terjadi pada manusia. Beberapa
lansia sering mengeluh pegal dan nyeri, biasanya jika hal itu terjadi mereka biasanya
menggunakan minyak kayu putih atau balsem pada daerah yang terasa sakit. Cara tersebut
cukup mengurangi rasa sakit.

d. Kultural
1) Adat yang mempengaruhi kesehatan
Lansia di wisma semuanya berasal dari pulau jawa dan tidak ada adat istiadat yang
mempengaruhi kesehatan.
2) Tabu – tabu
Tidak ada pantrangan budaya yang dianut oleh lansia di wisma

e. Keadaan lingkungan dalam


1) Penerangan
Semua kamar umumnya mendapatkan penerangan yang cukup baik masing – masing kamar
diberi lampu lima watt. Penerangan di ruang tengah dan di pintu menuju kamar mandi
menggunakan neon 40 watt pada malam hari sebagian lampu dimatikan.
2) Kebersihan dan kerapihan
Secara umum kondisi kamar – kamar cukup bersih dan rapi, juga ruang tamu, kamar mandi
dan wc. Setiap hari wisma dibersihkan oleh para lansia dan kamar – kamar lansia di bersihkan
oleh para lansia yang menempati kamar tersebut. Namun lantai di wisma agak licin, terutama
di depan kamar mandi. Di kamar mandi tidak terdapat pegangan pengaman.
3) Sirkulasi udara
Sirkulasi udara secara umum cukup baik karena di wisma terdapat cukup jendela termasuk
disetiap kamar lansia yang selalu dibuka setiap pagi selain itu dikamar – kamar lansia terdapat
cukup ventilasi.

f. Keadaan lingkungan dan halaman


1) Pemanfaatan halaman
Halaman wisma dimanfaatkan untuk penghijauan, para lansia merawatnya dengan
menyiramnya dan menyiangi rumput.
2) Pembuangan air limbah
Semua limbah dari kamar mandi dan WC dialirkan melalui saluran tertutup dan di teruskan ke
sungai Citarum.
3) Pembuangan sampah
Kebanyakan sampah di wisma adalah sampah organik, sampah tersebut ditampung
menggunakan tempat sampah dan setiap pagi diangkut ke penampungan sampah.
4) Sumber pencemaran
Letak wisma yang berdekatan dengan jalan raya utama merupakan penyebab pencemaran udara
dan sumber kebisingan.
Data Diagnosa Keperawatan

Data Subjektif Gangguan rasa nyaman : nyeri


 Beberapa lansia mengeluh pegal dan nyeri pada pinggang, sendi di Posbindu b.d kurangnya
tangan dan kaki. motivasi : proses
 Mereka mengatakan belum tahu cara yang tepat untuk degenerasi/penurunan fungsi
mengatasi pegal dan nyeri. muskuluskeletal
 Mereka mengatakan pegal dan nyeri yang dirasakan dimanifestasikan dengan 36%
muncul pada saat istirahat (tidur) sebagian lansia lansia mengeluh nyeri dan pegal
mengatakan pegal dan nyeri tersebut saat atau setelah pada daerah pinggang dan
melakukan aktivitas. ekstremitas
 Jika timbul nyeri mereka menggunakan minyak kayu putih
atau balsem pada daerah yang pegal atau nyeri. Cara
tersebut cukup mengurangi rasa sakit atau pegal yang
dialami.

Data Objektif
 6 orang dari 8 orang lansia di Wisma Melati RPSTW Budhi
Daya menderita rematik atau 40%.

Data Subjektif Resiko cedera pada lansia di b.d


 Sekitar 3 orang lansia mengeluh penglihatannya kabur atau kurang pengetahuan tentang
sekitar 20%, 2 orang menggunakan kaca mata. gangguan penglihatan
(penglihatan kabur) dan cara
Data Objektif perawatannya dengan
 Lansia pada tidak pakai kaca mata saat ke posbindu dimanifestasikan 21,4% lansia
mengalami penglihatan kabur.

Data Subjektif Perubahan sensori perseptual


 4 orang lansia di Posbindu mengeluh penglihatannya Visual pada lansia di posbindu
berkurang, sekitar 26,6 %. b.d kekeruhan pada lensa mata
Data Objektif dimanifestasikan 26,6% lansia
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan data adanya lingkaran mengalami masalah katarak
putih pada lensa mata.

B. Analisa Data

C. DAFTAR MASALAH
Dari keluhan – keluhan diatas didapatkan maslah keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri sendi
2. Risiko cedera
3. Perubahan sensori perseptual ( visual )
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun keatas (UU No. 13 Tahun 1998). Sejalan
dengan program keluarga berencana yang telah dicanangkan dan dilaksanakan oleh
pemerintah, pada tahun 2000 jumlah lansia berdasarkan sensus penduduk adalah sekitar 7,5%
dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 15,9 juta orang berusia diatas 60 tahun (BPS dan
SUPAS 1995 dan 2000). Didalam kehidupan nasional, usia lanjut dapat merupakan sumber
daya yang bernilai karena pengetahuan, pengalaman hidup serta kasrifan yang dimiliki yang
dapat dimanfaatkan unutk upaya peningkatan mutu kehidupan keluarga dan masyarakat.
Seorang yang menua akan mengalami perubahan-perubahan baik fisik, mental, sosial dan
spiritual. Perubahan ini akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan termasuk kesehatan yang
memerlukan perhatian khusus dimana lansia merupakan salah satu kelompok rawan dalam
keluarga karena kepekaan dan kerentanannya yang tinggi terhadap gangguan kesehatan. Oleh
karena itu asuhan keperawatan yang komprehensif perlu dilakukan untuk mempertahankan dan
maninggikan derajat kesehatan lansia sehinngga tetap mejadi produktif sesuai kemampuan.
Hasil pengamatan kami selama praktek keperawatan gerontik di RPSTW Budhi Daya
Karawang, masalah keperawatan yang sering timbul pada penghuni wisma (lansia) adalah
gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan proses degenerasi (rheumatik) dan resiko
cedera berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan (katarak). Dan untuk mengobati
masalah tersebut di usahakan tidak dengan pengobatan medis tapi dengan pengobatan
tradisional karena masalah tersebut hubungannya dengan proses penuaan (kecuali parah).

B. Rekomendasi
Dalam penanganan masalah pada lansia di panti umumnya sudah baik, namun demi tercapainya
kesehatan dan kesejahteraan para penghuni kelompok ingin menyampaikan beberapa masukan,
antara lain :
1. Agar pihak panti memfasilitasi para lansia untuk menanam bahan-bahan pengobatan alternatif.
2. Memperhatikan keselamatan para lansia, terutama di dalam wisma. Membuan pegangan lansia
untuk berjalan, terutama menuju dan dalam kamar mandi.
3. Tidak membiarkan para lansia keluar sendiri, karena posisi panti dekat dengan jalan raya.
4. Tidak mencampurkan penghuni lansia laki-laki dan perempuan dalam satu wisma
No Dx. Keperawatan Tujuan&KH Intervensi dan
Rasional
1 Ketidak seimbangan nutrisi : Setelah dilakukan intervensi 1. Kolaborasi dengan
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama anggota tim kesehatan
b.d tidak mampu dalam 3Xpertemuan jam lansia untuk memuat
memasukkan, memasukan, diharapkan mampu: perencanaan
mencerna, mengabsorbsi 1. Asupan nutrisi tidak perawatan jika sesuai.
makanan karena faktor bermasalah 2. Diskusikan dengan
biologi 2. Asupan makanan dan tim dan pasien untuk
cairan tidak bermasalah membuat target berat
3. Berat badan ideal badan, jika berat
badan pasien tdak
sesuia dengan usia
dan bentuk tubuh.
3. Diskusikan dengan
ahli gizi untuk
menentukan asupan
kalori setiap hari
supaya mencapai dan
atau mempertahankan
berat badan sesuai
target.
4. Ajarkan dan kuatkan
konsep nutrisi yang
baik pada pasien
5. Kembangkan
hubungan suportif
dengna pasien
6. Dorong pasien untuk
memonitor diri sendiri
terhadap asupan
makanan dan
kenaikan atau
pemeliharaan berat
badan
7. Gunakan teknik
modifikasi tingkah
laku untuk
Inkontinensia urin meningkatkan berat
fungsional berhubungan badan dan untuk
dengan menimimalkan berat
2 keterbatasan neuromuskular Setelah dilakukan intervensi badan.
yang ditandai dengan waktu keperawatan selama 8. Berikan pujian atas
yang diperlukan ke toilet 3×pertemuan diharapkan peningkatan berat
melebihi waktu untuk lansia mampu badan dan tingkah
menahan pengosongan 1. Kontinensia Urin laku yang mendukung
bladder dan tidak mampu 2. Merespon dengan cepat peningkatan berat
mengontrol pengosongan keinginan buang air kecil badan.
(BAK).
3. Mampu mencapai toilet dan 1. Monitor eliminasi
Kelemahan mobilitas fisik mengeluarkan urin secara urin
b.d kerusakan tepat waktu. 2. Bantu klien
musculoskeletal dan 4. Mengosongkan bladde mengembangkan
neuromuscular dengan lengkap. sensasi keinginan
5. Mampu memprediksi BAK.
pengeluaran urin. 3. Modifikasi baju dan
3 Setelah dilakukan intervensi lingkungan untuk
keperawatan selama 4x memudahkan klien ke
pertemuan diharapkan toilet.
lansia dapat : 4. Instruksikan pasien
1.Memposisikan penampilan untuk mengonsumsi
tubuh air minum sebanyak
Risiko kerusakan integritas 2.Ambulasi : berjalan 1500 cc/hari.
kulit b.d kemampuan 3.Menggerakan otot
regenerasi sel atau jaringan 4.Menyambung
menurun gerakan/mengkolaborasikan
gerakan 1. Kosultasi kepada
4 pemberi terapi fisik
Setelah dilakukan intervensi mengenai rencana
keperawatan selama 3X gerakan yang sesuai
pertemuan diharapkan dengan kebutuhan
lansia dapat : 2. Dorong untuk
1. Kontrol perubahan status bergerak secara bebas
kesehatan namun masih dalam
2. Gunakan support system batas yang aman
pribadi untuk mengontrol 3. Gunakan alat bantu
risiko untuk bergerak, jika
3. Mengenal perubahan status tidak kuat untuk
kesehatan berdiri (mudah
4. Monitor faktor risiko yang goyah/tidak kokoh)
berasal dari lingkungan
1. Monitor area kulit
yang terlihat
kemerahan dan
adanya kerusakan
2. Monitor kulit yang
sering mendapat
tekanan dan gesekan
3. Monitor warna kulit
4. Monitor suhu kulit
5. Periksa pakaian, jika
pakaian terlihat terlalu
ketat
HASIL KEGIATAN
Kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga ini dilakukan pada
tanggal 01 Juli 2002 sampai 23 Agustus 2002. Dengan berbekal materi yang telah diberikan
saat pembekalan, maka secara resmi pada tanggal 02 Juli 2002 mahasiswa Program Studi S1
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3
Gerbong II melaksanakan praktik klinik keperawatan komunitas di RW II Wiyung.
Adapun kegiatan selama praktik keperawatan komunitas di RW II Kelurahan Wiyung
diuraikan sebagai berikut:
3.1 Kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas
3.1.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik linik/terjun ke lapangan, berbagai
kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain:
1) Pembekalan
Pembekalan dilakukan pada taggal 01 Juli 2002 pukul 09.00-11.00 WIB di Perpustakaan
PSIK-FK Unair oleh pembimbing praktik komunitas Ibu Esti Yunitasari, S. Kp. Materi yang
diberikan adalah tentang mekanisme perijinan, dan peraturan-peraturan bagi mahasiswa
praktik dan tugas yang harus diselesaikan.
2) Pengorganisasian Kelompok
Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab kegiatan praktik
dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok. Susunan panitia terlampir.
3) Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk mengadakan konsolidasi
dan perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan diperoleh dari pendidikan yang harus
disampaikan ke Kecamatan Wiyung, Kelurahan Wiyung dan Puskesmas Wiyung. Selain itu,
disusunlah administrasi untuk keperluan praktik dari mahasiswa sendiri, yaitu format
pengkajian kesehatan komunitas, format asuhan keperawatan keluarga, administrasi
kesekretariatan dan administrasi keuangan.
4) Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait dilakukan selama 2 hari,
yaitu pada tanggal 02-03 Juli 2002 dengan mengajukan permohonan ijin dan kerjasama
kepada camat Wiyung, Ka. Puskesmas Wiyung dan Lurah Wiyung. Selanjutnya, secara resmi
mahasiswa diterjunkan pada tanggal 03 Juli 2002 di wilayah RW II Kelurahan Wiyung yang
meliputi RT 01-04 sebagai wilayah binaan mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III
Kelompok 3 Gerbong II melalui perijinan Ketua RW II Wiyung.
5) Orientasi dan Analisa Situasi
Orientasi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RW II Bapak Imam Basuki. Pertemuan antara ketua
RW II dengan perwakilan mahasiswa dilakukan di rumah Bapak Imam Basuki pada tanggal
03 Juli 2002 pukul 19.00-20.30 WIB. Ketua RW II Wiyung menerima kehadiran mahasiswa
dan mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan praktik klinik keperawatan komunitas
yang akan dilaksanakan. Ketua RW II memberikan gambaran tentang keadaan lingkungan
RW II secara umum dan status kesehatan warga RW II.
b. Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa sendiri dengan membagi
mahasiswa dalam empat kelompok kecil sesuai dengan jumlah RT, dan dilakukan pengenalan
lingkungan oleh mahasiswa sendiri.
6) Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali memasuki daerah
binaan dan berinteraksi dengan warga. Perencanaan dan pelaksanaannya dapat dilihat pada
uraian tahap pelaksanaan kegiatan.
3.1.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Berikut ini kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik klinik keperawatan
komunitas:
1) Pembukaan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas
Pembukaan praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan pada Jum’at, 5 Juli
2002 pukul 20.00–22.30 WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung yang dihadiri oleh seluruh
mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II, ketua RW II dan staf,
ketua RT 01-02 dan staf, staf kecamatan Wiyung, Staf Kelurahan Wiyung, staf Puskesmas
Wiyung, kader kesehatan; kader PKK dan karang taruna masing-masing RT dan remaja
musholla.
Acara dimulai pada pukul 20.00 WIB dengan acara serah terima mahasiswa kepada
pihak kelurahan dan RW oleh ketua panitia dari mahasiswa untuk selanjutnya dibimbing
selama kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas berlangsung.
Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar lingkungan,
kebiasaan, adat istiadat serta masalah kesehatan warga RW II Wiyung, profil wilayah
kelurahan Wiyung, profil wilayah Puskesmas Wiyung, profil wilayah RW II Wiyung dan
profil kesehatan secara umum.
Pada saat itulah resmi mahasiswa diterima oleh warga RW II Wiyung untuk
selanjutnya mendarma baktikan diri untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat RW II
sampai batas waktu yang ditentukan.
2) Pertemuan Warga dan Sosialisasi Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Bersamaan dengan acara pembukaan dan serah terima tanggal 05 Juli 2002, dilakukan
pertemuan warga pertama kali bersamaan dengan arisan bulanan RW II Wiyung untuk
sosialisasi kegiatan selama 2 bulan dan sosialisasi pengkajian data kesehatan komunitas.
Atas kesepakatan antara warga dengan mahasiswa, dilakukan pengkajian data
serempak mulai Senin, 08 Juli 2002 sampai 12 Juli 2002 melalui ketua RT, kader kesehatan
dan PKK serta karang taruna sebagai fasilitator. Pada saat yang lain, mahasiswa telah
menyiapkan format pengkajian data kesehatan dan asuhan keperawatan komunitas serta
keluarga.
3) Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 08 Juli 2002 sampai 12
Juli 2002 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan warga. Pelaksana adalah
mahasiswa yang telah dibagi tiap RT, bekerjasama dengan ketua RT, kader kesehatan dan
PKK serta karang taruna. Mekanisme pengumpulan data merupakan hak otonom masing-
masing kelompok RT dengan tanpa meninggalkan prinsip pengkajian keperawatan komunitas
(daftar anggota kelompok RT terlampir).
Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali semua
permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya dilakukan pemecahan
masalah dengan menggunakan format pengkajian komunitas yang telah dikonsultasikan pada
pembimbing profesi PSIK-FK Unair dan disesuikan dengan program PHN Puskesmas
Wiyung. Format tersebut mencakup teori konsep keperawatan komunitas menurut Betty
Newman yang meliputi 7 komponen/aspek dalam masyarakat, yaitu:
a. Data Demografi
Data tersebut meliputi:
 Identitas keluarga (KK) yaitu nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, pendapatan
perbulan, keikutsertaan asuransi kesehatan
 Data anggota keluarga yaitu, nama, jenis kelamin, tanggal lahir/umur, hubungan dengan KK,
pendidikan, pekerjaan, status kesehatan dan keterangan.
b. Lingkungan Fisik
Data kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi, pencahayaan, sumber air,
pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban dan septik tank, pengurasan bak air,
keberadaan jentik, tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan
c. Kondisi Kesehatan Umum
Meliputi pelayanan kesehatan, masalah kesehatan khusus.
d. Ibu Hamil dan Keluarga Berencana
Meliputi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan keikutsertaan keluarga berencana.
e. Balita
Meliputi Posyandu, KMS, BB balita, status imunisasi, pemberian ASI dan makanan
tambahan, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan.
f. Anak dan Remaja
Meliputi kegiatan dan kebiasaan serta penyakit yang diderita anak dan remaja.
g. Usia Lanjut
Meliputi keberadaan lansia di keluarga, kesehatan lansia saat ini, keluhan, tindakan yang
diberikan dan kegiatan/aktifitas lansia.
Selain pengumpulan data melalui quesioner yang disebarkan, dilakukan observasi
untuk melengkapi data yang diinginkan, antara lain:
a. Lingkungan Fisik
Dilakukan observasi pada data kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi,
pencahayaan, sumber air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban keberadaan jentik,
tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan.
b. Kondisi Kesehatan Umum
Pelayanan kesehatan yang digunakan oleh warga meliputi Puskesmas, klinik, dokter praktik
dan bidan.
c. Balita
Meliputi kunjungan ke Posyandu, KMS, BB balita, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas
kesehatan.
Posyandu dilaksanakan setiap bulan sekali, tepatnya pada minggu ke IV pada hari Rabu
pukul 09.00 WIB.
d. Anak dan Remaja
Meliputi kegiatan dan organisasi kepemudaan, misalnya karang taruna dan remaja musholla
yang tersebar di masing-masing RT.
e. Usia Lanjut
Meliputi keberadaan lansia di keluarga dan kegiatan/aktifitas lansia, misalnya pengajian.
4) Tabulasi, analisa Data Komunitas dan Perencanaan
Setelah dilakukan pengumpulan data oleh penanggung jawab tiap RT, maka mulai
tanggal 12-17 Juli 2002 dilakukan tabulasi data, analisa data, penentuan permasalahan dan
perencanaan sementara.
Mekanisme kegiatan tersebut yaitu: masing-masing RT bertugas untuk mentabulasi
data yang sudah terkumpul denngan format baku yang telah disusun oleh tim pengolahan
data. Data yang telah direkapitulasi, dimasukkan ke dalam data komunitas oleh tim
pengolahan data untuk kemudian dilakukan diskusi penentuan permasalahan dan perencanaan
sementara. Setelah itu, maka siap dilakukan desiminasi/lokakarya kesehatan denga warga.
Analisa yang digunakan adalah analisa SWOT yaitu penentuan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki warga.
5) Klarifikasi dan Desiminasi Data Kesehatan Komunitas
Setelah dilakukan perencanaan sementara sebagai suatu wacana bagi warga, maka
perlu dilakukan klarifikasi untuk mencapai kesepakatan dan pembenaran atas data yang
dikumpulkan oleh mahasiswa. Klarifikasi dilakukan antara mahasiswa dan ketua RW II serta
sebagian warga di rumah ketua RW II Bapak Imam Basuki pada tanggal 18 Juli 2002 pukul
18.30 WIB. Pada pertemuan tersebut ditemukan kata sepakat tentang permasalahan dan
perencanaan yang akan dilakukan dan kesepakatan waktu desiminasi data.
Pada tanggal 18-19 Juli 2002 dilakukan persiapan acara desiminasi dan lokakarya
kesehatan komunitas dengan susunan panitia terlampir. Desiminasi dan lokakarya data
kesehatan komunitas dilakukan pada Minggu, 21 Juli 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di Balai
RW II Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III
Kelompok 3 Gerbong II, ketua RW II beserta staf, ketua RT 01-04 beserta staf, kader
kesehatan dan PKK, karang taruna serta perwakilan warga tiap masing-masing RT.
Acara dimulai dengan pembukaan pada pukul 15.30 WIB, dilanjutkan presentasi oleh
Dwi Priyantini dan dilanjutkan diskusi dipimpin oleh Hafna Ilmy Muhalla. Setelah diskusi,
akhirnya ditemukan beberapa permasalahan kesehatan yaitu resiko terjadi demam berdarah,
resiko penurunan status kesehatan lansia, kurang efektifnya pemanfaatan posyandu, resiko
kenakalan remaja, dan pada saat itulah disusun perencanaan kegiatan bersama.
6) Rencana Pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan
Pada pertemuan tanggal 21 Juli 2002 antara warga dan mahasiswa, didapatkan
kesepakatan untuk membentuk Kelompok Kerja Kesehatan dan telah dipilih ketua Pokjakes
yaitu Bapak Bambang W. warga RT 03 RW II Wiyung yangkebetulan menjabat sebagai
Wakil Ketua RW II Wiyung. Untuk selanjutnya, dilakukan pengorganisasian Pokjakes antara
Ketua Pokjakes difasilitasi oleh mahasiswa pada waktu yang telah disepakati bersama. Untuk
deklarasi dan pengukuhan Pokjakes, dilakukan konsolidasi oleh mahasiswa, ketua Pokjakes
dengan instansi terkait pada waktu malam hari dan kesepakatan antar institusi.
Di pihak mahasiswa, disusun suatu tim khusus pembentukan Pokjakes yang bertugas
memfasilitasi Pokjakes untuk segera terbentuk sampai menyusun perencanaan. Susunan tim
sebagaimana terlampir.
7) Deklarasi dan Pengukuhan Kelompok Kerja Kesehatan
Setelah dilakukan konsolidasi dan persiapan yang matang antara Ketua Pokjakes dan
mahasiswa, maka terbentuklah Pengurus Pokjakes dengan nama “Pokjakes Sentosa” beserta
struktur organisasinya pada tanggal 23 Juli 2002 bersamaan dengan arisan warga RT 04 RW
II. Akhirnya, Pada tanggal 26 Juli 2002 pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW II Wiyung
dilakukan deklarasi Pokjakes RW II Wiyung dengan nama Pokjakes “SENTOSA” dengan
struktur dan susunan pengurus sebagaimana terlampir.
Pada pertemuan tersebut, dibicarakann juga rencana selanjutnya dan didapatkan
kesimpulan bahwa Pokjakes memprioritaskan 3 permasalahan dari 5 masalah kesehatan yang
dialami warga RW II Wiyung, yaitu resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia, resiko
tinggi terjangkitnya demam berdarah dan mashalah resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja.
Rencana yang disusun antara lain:
a. Lanjut Usia
 Screening kesehatan lansia
 Pembentukan kelompok kerja lansia
 Posyandu lansia
 Pemeriksaan dan pengobatan lansia perdana
 Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Kesehatan Lingkungan
 Kerja bakti massal
 Survey jentik berkala
 Penyuluhan
c. Remaja
 Ceramah Narkoba, AIDS dan Sex Education
 Pembuatan spanduk, propaganda dalam rangka upaya preventif terhadap narkoba
 Pengaktifan remaja melalui karang taruna
Selain itu, upaya menangani masalah balita adalah penyampaian informasi kepada
masyarakat untuk lebih memanfaatkan Posyandu dan pelaksanaan Posyandu itu sendiri.
Pada kesempatan yang sama dilakukan pembekalan tentang pengebangan peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat perkotaan melalui Pokjakes oleh
mahasiswa kepada anggota Pokjakes dengan materi sebagaimana terlampir.
8) Pelatihan Anggota Kelompok Kerja Kesehatan
Sebagai salah satu upaya untuk membekali pengurus dan anggota Pokjakes dalam hal
pengetahuan dan keterampilan pencegahan terhadap masalah kesehatan, maka dilakukan
pelatihan anggota kelompok Pokjakes. Rencana ini dimunculkan dari Mahasiswa dan
Pokjakes. Pelatihan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:
a. Jum’at, 2 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Balai RW II Wiyung
Materi:
a) Penanggulangan Diare
Oleh: Dwi Priyantini dan Ni Ketut Erawati
b) Penanggulangan Demam Berdarah
Oleh: Dwi Midji Hastanti
c) Penyakit TBC
Oleh: M. Mokhtar dan Muslimin Siraja
b. Selasa, 6 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Balai RW II Wiyung
Materi:
a) Perawatann Bayi
Oleh: Sudaryani dan Evi Tri Wahyuningsih
b) Perawatan kesehatan Lansia
Oleh: Hafna Ilmy Muhalla
c) Pendekatan Sosial dan Survey Mawas Diri
Oleh: I Gede Agus Suartika
Proposal dan laporan hasil kegiatan terlampir.
9) Seminar Narkoba, AIDS dan Sex Education
Salah satu kegiatan besar antara lain seminar narkoba, AIDS dan SE. Materi ini
direncanakan oleh Pokjakes dan mahasiswa dalam rangka memperingati HUT RI ke-57 dan
untuk mewujudkan rencana dari masalah remaja. Kegiatan ini dilakukan pada Jum’at, 09
Agustus 2002 pukul 19.00 WIB – selesai di Balai RW II Wiyung. Acara ini dihadiri anggota
Pokjakes Sentosa, pengurus RW, mahasiswa dan karang taruna dengan pembicara dari
mahasiswa dan dr. Ari dari LSM Sebaya Surabaya.
Materi yang diberikan:
a. Kesehatan Reproduksi dan Narkoba, AIDS, SE ditinjau dari Sudut Agama
Oleh: Setiadi
b. Penyuluhan Narkoba, AIDS dan Seks education dari Segi Kesehatan
Oleh: dr. Ari (LSM Sebaya)
Proposal dan laporan kegiatan terlampir.
10) Penyuluhan
Salah satu perwujudan dari penanggulangan masalah kesehatan lingkungan, yaitu
resikoterjangkitnya demam berdarah dan pemanfaatan posyandu balita, maka mahasiswa
melakukan berbagai upaya preventive yaitu penyuluhan.
a. Penyuluhan Demam Berdarah
Dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Juli 2002 pukul 19.00-20.00 WIB bertepatan dengan
pelaksanaan Pengajian/tahlilan ibu-ibu di rumah salah satu warga. Acara tersebut dihadiri
oleh sekitar 150 orang. Penyuluh berasal dari mahasiswa yaitu Hafna Ilmy Muhalla, Evi Tri
Wahyuningsih dan Dwi Midji Hastanti. Pre Planning dan materi sebagaimana terlampir.
b. Penyuluhan Imunisasi danPosyandu
Dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Juli 2002 pukul 09.00-12.00 WIB bertepatan dengan
pelaksanaan Posyandu Balita di Balai RW II Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 33
balita beserta orang tuanya (ibu). Penyuluh berasal dari mahasiswa yaitu Sudaryani dan
Endang Purwaningsih, sedangkan mahasiswa yang lain sebagai fasilitator kegiatan Posyandu
dan penyuluhan tersebut. Pre Planning dan materi sebagaimana terlampir.
11) Kerja Bakti Massal
Salah satu perencanaan yang disepakati antara Pokjakes dan Mahasiswa untuk
menyelesaikan masalah resiko terjangkitnya demam berdarah adalah kerja bakti massal.
Kegiatan ini selain bertujuan untuk menangani masalah kesehatan, juga merupakan kegaiatan
dalam rangka menyambut HUT RI ke-57.
Tekhnis kegiatan ini sebagai berikut:
a. Pengumuman kepada setiap RT oleh Pokjakes akan adanya kerja bakti massal dan lomba
kebersihan lingkungan
b. Kerja bakti massal dilakukan pada Minggu, 11 Agustus 2002
c. Dilakukan penilaian kebersihan secara serentak oleh tim penilai dari mahasiswa pada tanggal
12-16 Agustus 2002.
12) Survey Jentik Nyamuk Berkala
Survey jentik berkala dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2002 bertepatan dengan
kerja bakti massal. Kegiatan ini dilakukan di masing-masing RT dengan meberdayakan
Pokjakes dan mahasiswa, serta dilakukan secara berkala pada tanggal 12-16 Agustus 2002
bersamaan dengan penilaian keskebersihan lingkungan.
Dari pemeriksaan msih di dapatkan rumah yang mempunyai jentik nyamuk pada bak
penampung air, setelah diberikan penyuluhan untuk menguras bak air minimal 2 kali
seminggu, maka pada saat akhir penilaian sudah tidak ada lagi jentik tersebut.
13) Lomba Kebersihan tingkat RT
Lomba ini diadakan untuk memperingati HUT RI ke-57. Tekhnik penilaian dilakukan
oleh tim penilai dari mahasiswa dengan penilaian dibidang:
a. Pemanfaatan pekarangan
b. Kebersihan lingkungan
c. Kebersihan rumah
Setelah dilakukan penilaian didapatkan juara I yaitu RT 03 dan juara II RT 04 dengan hadiah
dari pihak RW II Wiyung.
14) Pembentukan Kelompok Kerja Lansia
Dilakukan pembentukan kelompok kerja lansia bersamaan dengan rencana pembinaan
kesehatan lansia. Pembentukan dilakukan sebagai langkah awal dari pelaksanaan pembinaan
kesehatan selanjutnya.
Tekhnisnya sebagai berikut: dilakukan pendataan lansia oleh tiap RT dan Pokjakes
dan setelah itu dibentuk kelompok lansia tiap RT dibawah tanggung jawab sie lansia
Pokjakes dan masing-masing RT. Proposal dan hasil kegiatan terlampir.
15) Posyandu Lansia
Posyandu lansia dilaksanakan pada Senin, 19 Agustus 2002 pukul 15.00-18.00 WIB
di Balai RW II Wiyung. Posyandu perdana ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dan
pengobatan lanasia sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan lansia dalam rangka
pembinaan kesehatan lansia.
Posyandu ini terdiri dari 5 meja yaitu, pendaftaran, pemeriksaan, pengukuran IMT
dan kemandirian dan, penyuluhan dan PMT serta pelayanan kesehatan (pengobatan).
Posyandu ini dihadiri 85 lansia dari RW II Wiyung, Pokjakes, 2 orang staf Puskesmas
Wiyung dan mahasiswa. Proposal dan hasil selanjutnya terlampir.
16) Pemeriksaan Kesehatan dan Kegiatan Pengobatan Lansia
Pemeriksaan dan pengobatan lansia ini merupakan kegiatan perdana dari pembinaan
kesehatan lansia dan berdamaan dengan Posyandu Lansia pada Senin, 19 Agustus 2002 pukul
15.00-18.00 WIB di Balai RW II Wiyung dengan dihadiri 85 lansia. Kegiatan ini terlaksana
atas kerjasama dinas kesehatan Suraaya, Puskesmas Wiyung, Pokjakes dan mahasiswa.
Proposal dan hasil sebagaimana terlampir.
17) Posyandu Balita
Posyandu balita dilaksanakan tiap bulan sekali, tepatnya minggu ke IV hari rabu
pukul 09.00-12.00 WIB di Balai RW II Wiyung. Pada saat praktik klinik ini, Posyandu
dilakukan pada tanggal 24 Juli 2002. Kegiatan ini dilaksanakan penimbangan, pengisian
KMS, pemberian makanan tambahan dan penyuluhan imunisasi serta POSyandu oleh
mahasiswa.
Petugas Posyandu berasal dari kader kesehatan dan kader PKK dari tiap RT.
Mahasiswa berperan sebagai penyuluh dan membantu terlaksananya POSyandu, pemberian
makanan tambahan telah disediakan oleh ibu kader dengan adanya iuran tiap RT Rp. 5000,-.
Balita yang hadir sekitar 33 balita.
18) Presentasi Hasil Kegiatan Komunitas di Puskesmas
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2002 pukul 11.00-13.00 WIB di
Puskesmas Wiyung. Acara dihadiri oleh Ibu Syamilatul Khoiriroh, S.Kp, seluruh staf
Puskesmas dan mahasiswa.
Kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian hasil kegiatan selama di RW II dan
laporan Puskesmas diikuti diskusi dan tanya jawab.
Laporan Puskesmas telah tersampaikan dalam bentuk laporan tersendiri kepada
pendidikan dan Puskesmas.
Rencana kegiatan terlampir.
18) Terminasi dan Evaluasi Kegiatan dengan Warga RW II Wiyung
Setelah dilakukan pelaksanaan/intervensi selama 7 minggu dan evaluasi selama 1
minggu, maka genaplah 8 minggu tugas praktik klinik keperawatan komunitas di RW II
Wiyung.
Terminasi dan evaluasi dilaksanakan sekaligus pada tanggal 25 Agustus 2002 pukul
19.00-selesai di Balai RW II Wiyung. Panitia pelaksana merencanakan sedetail mungkin
acara tersebut. Dihadiri oleh Ketua RW II dan Staf, Ketua RT 01-04 dan staf, anggota
Pokjakes, staf kelurahan, kader kesehatan, kader PKK, karang taruna dan warga.
Kegiatan saat terminasi adalah penyajian laporan kegiatan kepada warga selama
praktikk linik di wilayah RW II Wiyung, serah terima arsip Pokjakes dan ramah tamah.
3.2 Kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Selain kegiatan praktik linik keperawtan komunitas, mahasiswa melakukan praktik klinik
keperawatan keluarga.
3.2.1 Deskripsi
Kegiatan ini dilakukan dlam rangka menyelesaikan tugas praktik klinik keperawatan
keluarga agar mahasiswa memperoleh keterampilan nyata dalam membreikan asuuhan
keperawatan keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai
konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai suatu pendekatan
ilmiah.
3.2.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mahasiswa mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan
perkembangan keluarga.
2) Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan belajar klinik, mahasiswa mampu:
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b. Merumusakan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
3.2.3 Tekhnis
Kegiatan pembinaan keluarga dilakukan mulai tanggal 1 – 23 Agustus 2002 dengan
keluarga binaan dari RT 01-04 RW II Wiyung. Pembagian mahasiswa sesuai dengan
tanggung jawab tiap RT seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Dilakukan supervisi oleh
dosen pembimbing dengan pembagian terlampir.
Pengaplikasian teori keperawtan keluarga dilakukan oleh mahasiswa mulai dari
pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi dengan tujuan agar keluarga mampu
melakukan 5 tugas kesehatannya, yaitu mengenal masalah kesehatan, mampu memutuskan
tindakan kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit, mampu menciptakan
lingkungan yang sehat dan mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dimasyarakat. Dengan dicapainya tujuan tersebut, diharapkan kelaurga secara mandiri dapat
menilai status kesehatannya sehingga status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
3.3 Kegiatan Praktik Klinik di Puskesmas
Selain kegiatan tersebut diatas, mahasiswa juga melakukan praktik klinik di Puskesmas
mulai tanggal 3 – 16 Juli 2002 dengan tekhnis mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok dan
masing-masing mahasiswa mempunyai kewajiban dinas di Puskesmas selama 2 hari.
Selain kegiatan tersebut, mahasiswa mempunyai tugas menganalisa program-program
Puskesmas untuk selanjutnya dilakukan analisa dan diinterpretasikan. Laporan Puskesmas
dibukukan pada laporan tersendiri.
BAB 4
PEMBAHASAN
Praktik keperawatan komunitas di RW II Kelurahan Wiyung yang dilaksanakan
mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II adalah salah satu program profesi untuk
mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan
komunitas sebagai dasar ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional, mandiri dan
mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan
konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa melakukan praktik klinik keperawatan
komunitas di RW II Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung mulai 01 Juli 2002 sampai 23
Agustus 2002 dengan melakukan berbagai kegiatan.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan
komunitas; keluarga dan puskesmas.
3.4 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas
Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari kampus sampai
dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan dari
pembimbing profesi keperawatan komunitas tentang mekanisme perijinan praktik dan
peraturan praktik, dan untuk selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh
mahasiswa sendiri. Kendala yang kami hadapi adalah ternyata pembekalan yang diterima
masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tataran lapangan, sehingga terdapat
perubahan-perubahan dan pemunculan srategi-strategi baru dari mahasiswa untuk dapat
memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata.
3.4.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang diinginkan.
Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas dengan menggunakan
kuesioner dengan materi pertanyaan berdasarkan konsep Betty Newman dan telah
dikonsultasikan ke pembimbing komunitas akademik serta disesuaikan dengan lembar
pengkajian PHN Puskesmas Wiyung.
Setelah format pengkajian siap, maka penanggung jawab masing-masing RT
mempunyai hak otonom dalam mekanisme pengumpukan datanya, yaitu dengan melakukan
kerjasama dengan ketua RT, kader kesehatan, kader PKK dan karang taruna.
Dari pengumpulan data didapatkan bahwa 100% warga merupakan warga asli
Wiyung, mayoritas dari warga bekerja pagi – sore hari dengan tingkat pengetahuan tentang
kesehatan rendah. Hal tersebut merupakan kendala terutama untuk mengumpulkan warga saat
dilakukan kegiatan, namun berkat bantuan dari aparat RW dan RT, dan model pendekatan
secara persuasif dengan mengikuti kebiasaan warga, maka permasalahan tersebut dapat
diatasi.
Respon yang diberikan warga RW II sangat positif, dibuktikan dengan perhatian dari
warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga keseluruhan
proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat RT
dan melakukan program turun ke bawah (jemput bola) sehingga keberadaan mahasiswa
membaur degan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat,
meliputi:
1) Resiko terjangkitnya demam berdarah
2) Resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia
3) Kurangnya pemanfaatan Posyandu Balita
4) Resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja
5) Potensial penggunaan kontrasepsi jangka panjang
Dari kelima masalah yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan kepada
masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara mahasiswa dan warga
hampir tidak mengalami kesulitas yang berarti, karena mansyarakat telah menyadari
pentingnya kesehatan dalam hidup mereka. Namun terdapat sedikit masalah dalam hal
ketepatan waktu yang sedianya dilaksanakan tepat pukul 15.00 WIB tetapi terlambat sampai
pukul 16.00 WIB, sehigga praktis hanya terdapat 1,5 jam waktu yang dapat digunakan untuk
membahas data sampai menelukan rencana penyelesaiannya. Akhirnya dilakukan perubahan
strategi acara hingga terumuskannya rencana tindakan.
3.4.2 Penentuan Prioritas Masalah
Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan warga
dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas dari masalah.
Berdasarkan lokakarya kesehatan yang dilaksanakan pada Minggu, 21 Juli 2002 dan
pertemuan Pokjakes pada tanggal 26 Agustus 2002, maka ditentukan prioritas masalah
kesehatan sebagai berikut:
1) Resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia
2) Resiko tinggi terjangkitnya demam berdarah
3) Resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja
Penentuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan berarti, hal ini dikarenakan warga
mulai memahami pentingnya kesehatan dan berkat partisipasi aktif dari Pokjakes sebagai
motor penggerak. Kegiatan dapat dikatakan berhasil 80%.
3.4.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat disepakati
saat lokakarya kesehatan dan pertemuan dengan pokjakes secara intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara
lain:
1) Resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia di RW II Keluarahan Wiyung berhubungan
dengan belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung.
 Screening kesehatan lansia
 Terbentuknya kepompok kerja lansia
 Pemeriksaan dan pengobatan lansia berkala
 Posyandu lansia
 Pelayanan kesehatan
 Senam lansia
 Penyuluhan dan bimbingan spiritual
 Aktifitas ringan dan sosialisasi
 Pembinaan kesehhatan lansia
2) Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) di wilayah RW II Kellurahan Wiyung
berhubungan dengan tingginya kepadatan vektor
 Kerja bakti massal (Gerakan Minggu bersih)
 Lomba kebersihan lingkungan
 Survey/pemantauan jentik berkala
 Penyuluhan tentang penyebab, siklus hidup nyamuk dan upaya pemutusan siklus hidup
nyamuk.
 Pembentukan Pokjakes
3) Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan
kurangnya pemanfaatan waktu luang remaja RW II Keluarahan Wiyung.
 Penyuluhan bahaya narkoba, AIDS dan Sex Education
 Pendayagunaan/pengaktifan karang taruna
 Kampanye anti Narkoba
4) Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Keluarahan Wiyung berhubungan
dengan sistem pendukung yang kurang memadai (informasi, demografi)
 Penyebaran informasi pelaksanaan Posyandu melaluui sarana peribadatan
 Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
 Kaderisasi kader posyandu dan penyegaran kader posyandu
 Penyuluhan manfaat Posyandu dan imunisasi
5) Potensial penggunaan metode KB jangka panjang/kontap berhubungan dengan antusiasme
mengikuti program KB, dilakukan dengan penyuluhan.
Selain perencanaan diatas, terdapat satu rencana yang mendukung pelaksanaan
kegiatan yaitu revitalisasi/pembentukan kembali Kelompok Kerja Kesehatan yang menurut
informasi dari RW sudah pernah terbentuk, akan tetapi sudah tidak dapat ditemukan
keberadaannya dan dianggap tidak ada. Pembentukan Pokjakes tersebut direncanakan pada
desiminasi atau lokakarya kesehatan dilanjutkan pada 21 Juli 2002 untuk dilakukan
pengukuhan dan pembekalan pada anggota pokjakes.
Untuk pengaturan waktu, tidak menemukan kesulitan yang berarti. Hanya saja, terdapat
beberapa kegiatan yang masih dibutuhkan mencari waktu yang tetap sesuai dengan
kesempatan/waktu luang warga.
3.4.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada 22 Agustus 2002 dengan
metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh Pokjakes untuk melaksanakan
rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan Pokjakes ini sangat membantu dengan
melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan masing-masing RT. Sebagian besar kegiatan
dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa, Pokjakes, RT, karang taruna,kader kesehatan
dan PKK. Hanya pada kegiatan penyuluhan, penilaian lomba kebersihan dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk.
Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%), penilaian
tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai
kegiatan yang direncanakan.
Kendala yang dihadapi mahasiswa dan Pokjakes adalah masih terdapat sebagian
warga dari RT II dan I belum dapat mengikuti kegiatan pelatihan angggota Pokjakes, hal ini
dikarenakan human error semata. Selain itu, terdapat kendala dengan berbagai institusi
kesehatan yang dijadikan sebagai sponsorship atau perijinan dengan suatu alasan bahwa
belum adanya ikatan/kontrak dengan PSIK-FK Unair.
3.4.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara dua tahap, yaitu oleh mahasiswa mulai tanggal 20-23
Agustus 2002 dan tepatnya Rabu, 21 Agustus 2002 pukul 11.00-13.00 WIB di Puskesmas
dilakukan evaluasi bersama dengan pembimbing profesi dari Pendidikan (Ibu Syamilatul
Khoiriroh, S. Kp. Beserta seluruh staf Puskesmas Wiyung). Selain itu evaluasi juga dilakukan
bersama warga saat terminasi hari Minggu, 25 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB – selesai di
Balai RW II Keluarahan Wiyung.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga
dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon positif warga, Pokjakes “Sentosa”
dengan semangat dan program mereka serta perubahan pengetahuan warga tentang
kesehatan.
3.5 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Pendekatan yang diguanakn mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik
keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan model
pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk menerima mahasiswa
sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.
Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan
keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi.
Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan
supervisi minimal 2 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan
memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.
4.3 Praktik Klinik di Puskesmas
Kegiatan praktik yang dilakukan mahsiswa dapat berjalan dengan baik berkat bantuan
dan kerjasama yang kondusif antara mahasiswa dengan staf Puskesmas Wiyung. Banyak
masukan dan arahan yang diberikan pimpinan Puskesmas dan staf bagi peningkatan wawasan
dan keterampilan mahasiswa.
Kendala yang dihadapi mahasiswa adalah saat pertama kali dilakukan permohonan
ijin, terkesan keberadaan mahasiswa PSIK-FK Unair untuk melakukan praktik masih belum
disadari sepenuhnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan respon staf dan atau pimpinan yang
masih belum sepenuhnya memahami inti dan arah praktik klinik keperawatan mahsiswa
PSIK di wilayah Puskesmas Wiyung.
Hal tersebut dapat disadari karena Puskesmas Wiyung baru 2 kali menerima
mahasiswa PSIK untuk praktik di wilayah kerjanya dan belum adanya koordinasi yang
optimal serta mantap antara pendidikan dan Puskesmas Wiyung.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3
Gerbong II, merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep
perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat
sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan komunitas,
yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik klinik keperawatan keluarga
dan praktik klinik di Puskesmas.
Pelaksanaan ketiga praaktik linik tersebut tidak meninggalkan konsep proses
keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas yang dilakukan
oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan kesehatannya, antusiasme warga untuk
meningkatkan status kesehatannya dan memandang penting kesehatan untuk kelangsungan
hidupnya, hal ini di motori oleh Pokjakes “SENTOSA” dan aparat desa sebagai penanggung
jawab tertinggi.
5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan komunitas dan
perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan dan
bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan yang telah
terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun konsep-konsep
keperawatan komunitas sendiri.
2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga mempermudah
mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan komunitas, maka diharapkan
adanya kerjasama antara PSIK-FK Unair dengan pihak-pihak terkait dengan model kontrak
kerja/waktu tentang keberadaan praktik klinik keperawatan komunitas di wilayah kerja
puskesmas yang telah ditentukan.
3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal tentang
konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja dala melaksanakan
praktik klinik keperawatan komunitas.
4. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang pengorganisasian masyarakat
dengan berbagai alternatif pendekatan, sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan
praktik klinik di masyarakat.
5. Sebagai penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya kerjasama dan
bimbingan secara intensif dari Puskesmas untuk mahasiswa maupun Kelompok Kerja
Kesehatan yang ada di masyarakat.
6. Diharapkan program PHN dari Puskesmas dapat dilaksanakan secara optimal sehingga
pembinaan kesehatan dari berbagai segi dapat mencapai tujuan.
I Putu Juniartha Semara Put
PEMBAHASAN3 . 1 A S K E P P A D A A N A K S E H A T T E R K A I T D E N G A N
P R O G R A M IMUNISASI DAN PEMENUHAN GIZI
A . P E N G K A J I A N Sebelum melakukan imunisasi pada anak, diperlukan adanya
pengkajianterhadap:1 . K e a d a a n u m u m a n a k 2 . P e m e r i k s a a n f i s i k p a d a
a n a k 3 . U s i a a n a k 4 . J a d w a l i m u n i s a s i s e b e l u m n y a 5.Ada
t i d a k n y a p e n y a k i t i m u n o s u p r e s i p a d a a n a k Hal-hal yang perlu dikaji dalam
pemenuhan kebutuhan gizi pa da anak,yakni:1 . K e a d a a n u m u m
a n a k 2 . P e m e r i k s a a n f i s i k p a d a a n a k 3.Intake dan output
n u t r i s i p a d a a n a k 4.Kebutuhan kalori pada anak sesuai dengan umur

PEMBAHASAN3 . 1 A S K E P P A D A A N A K S E H A T T E R K A I T D E N G A N
P R O G R A M IMUNISASI DAN PEMENUHAN GIZI
A . P E N G K A J I A N Sebelum melakukan imunisasi pada anak, diperlukan adanya
pengkajianterhadap:1 . K e a d a a n u m u m a n a k 2 . P e m e r i k s a a n f i s i k p a d a
a n a k 3 . U s i a a n a k 4 . J a d w a l i m u n i s a s i s e b e l u m n y a 5.Ada
t i d a k n y a p e n y a k i t i m u n o s u p r e s i p a d a a n a k Hal-hal yang perlu dikaji dalam
pemenuhan kebutuhan gizi pada anak,yakni:1 . K e a d a a n u m u m
a n a k 2 . P e m e r i k s a a n f i s i k p a d a a n a k 3.Intake dan output
n u t r i s i p a d a a n a k 4.Kebutuhan kalori pada anak sesuai dengan
u m u r B . D I A G N O S A K E P E R A W A T A N Diagnosa yang dapat diangkat dalam
pemenuhan kebutuhan gizi padaanak, yakni:1 . P e r i l a k u m e n c a r i
b a n t u a n k e s e h a t a n b e r h u b u n g a n d e n g a n pemenuhan kebutuhan
gizi sesuai dengan usia anak.2 . D e f i s i t p e n g e t a h u a n b e r h u b u n g a n d e n g a n
p e m e n u h a n k e b u t u h a n gizi pada anak.Diagnosa yang dapat diangkat dalam
pemberian imunisasi pada anak

1.Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan


d e n g a n pencegahan penyakit ditandai dengan keluarga mengatakan “Sus,hari ini jadwal
pemberian imunisasi bagi anak saya.”2 . D e f i s i t p e n g e t a h u a n b e r h u b u n g a n d e n g a n
t i n d a k a n p e n c e g a h a n penyakit.3 . R e s i k o i n f e k s i b e r h u b u n g a n
d e n g a n a d a n y a t e m p a t m a s u k organisme akibat prosedur
invasif.4 . G a n g g u a n k e n y a m a n a n : n y e r i a k u t b e r h u b u n g a n d e n g a n
a d a n y a trauma jaringan ditandai dengan anak menangis dan meringis kesakitan

1.Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan


d e n g a n pencegahan penyakit ditandai dengan keluarga mengatakan “Sus,hari ini jadwal
pemberian imunisasi bagi anak saya.”2 . D e f i s i t p e n g e t a h u a n b e r h u b u n g a n d e n g a n
t i n d a k a n p e n c e g a h a n penyakit.3 . R e s i k o i n f e k s i b e r h u b u n g a n
d e n g a n a d a n y a t e m p a t m a s u k organisme akibat prosedur
invasif.4 . G a n g g u a n k e n y a m a n a n : n y e r i a k u t b e r h u b u n g a n d e n g a n
a d a n y a trauma jaringan ditandai dengan anak menangis dan
meringiskesakitan.C . I N T E R V E N S I K E P E R A W A T A N Intervensi yang dapat
diberikan terkait dengan diagnosa keperawatan terkait dengan pemenuhan kebutuhan
gizi, yakni:1 . P e r i l a k u m e n c a r i b a n t u a n k e s e h a t a n
b e r h u b u n g a n d e n g a n pemenuhan kebutuhan gizi sesuai dengan usia anak.
Intervensi:
1)Hitung kebutuhan kalori anak sesuai dengan usia anak. 2 ) B e r i k a n m a k a n a n
s e i m b a n g s e s u a i d e n g a n k e b u t u h a n k a l o r i anak.3)Berikan pendidikan
kesehatan tentang jenis makanan yang sesuai dengan usia anak.2.Defisit pengetahuan
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak.
Intervensi:
1 ) K a j i t i n g k a t p e n g e t a h u a n k e l u a r g a t e r k a i t d e n g a n p e m e n u h a n kebutuhan
gizi yang seimbang pada anak.2)Berikan pendidikan kesehatan tentang pemenuhan gizi
seimbang pada anak.Intervensi yang dapat diberikan terkait dengan diagnosa
keperawatanyang telah diangkat pada pemberian imunisasi, yakni:

1 . Pe ri l a ku m e nc a ri ba ntu a n ke s e h a t a n
b e r h u b u n g a n d e n g a n pencegahan penyakit
Intervensi:
1)Periksa jadwal pemberian imunisasi sebelumnya. 2 ) L a k u k a n t i n d a k a n
i m u n i s a s i s e s u a i d e n g a n j a d w a l p e m b e r i a n imunisasi pada
anak.3 ) B e r i k a n p e n d i d i k a n k e s e h a t a n t e r k a i t d e n g a n e f e k
s a m p i n g pemberian imunisasi.2 . D e f i s i t p e n g e t a h u a n b e r h u b u n g a n
d e n g a n t i n d a k a n p e n c e g a h a n penyakit.
Intervensi:
1 ) K a j i t i n g k a t p e n g e t a h u a n k e l u a r g a t e r k a i t d e n g a n p e n c e g a h a n penyakit
pada anak.2 ) B e r i k a n p e n d i d i k a n k e s e h a t a n t e n t a n g p e n t i n g n y a
p e m b e r i a n imunisasi.3.Resiko infeksi berhubungan dengan adanya tempat masuk
organismeakibat prosedur invasif.
Intervensi:
1)Kaji adanya manifestasi klinis infeksi pada anak
a k i b a t pemberian imunisasi.2 ) B e r i k a n p e n d i d i k a n k e s e h a t a n t e n t a n g t a n d a -
t a n d a i n f e k s i d a n penanganannya.4 . G a n g g u a n k e n y a m a n a n : n y e r i a k u t
b e r h u b u n g a n d e n g a n t r a u m a jaringan akibat prosedur invasive.
Intervensi:
1 ) K a j i t i n g k a t n y e r i p a d a a n a k . 2)Berikan kompres hangat pada daerah yang
diinjeksi.3 ) B e r i k a n p e n d i d i k a n k e s e h a t a n b a h w a n y e r i m e r u p a k a n h a l
y a n g normal pada anak setelah pemberian imunisas

Setelah dilakukan pemberian imunisasi pada anak, hal -hal yang perludiperhatikan,
yakni:1 . S t a t u s k e s e h a t a n a n a k p a s c a i m u n i s a s i 2.Adanya tanda-tanda infeksi
pada daerah yang diinjeksi.3 . E f e k s a m p i n g d a r i p e m b e r i a n i m u n i s a s i ,
s e p e r t i d e m a m , k e j a n g , nyeri, bengkak, kemerahan, dan reaksi alergi.Sementara itu,
dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada anak, jika hasil pengukuran pertumbuhan (BB,
TB, lingkar lengan, dll) menunjukkana d a n y a r e s i k o a t a u k e t i d a k n o r m a l a n h a s i l
p e n g u k u r a n , m a k a s e g e r a lakukan penanganan lebih lanju

Anda mungkin juga menyukai