Anda di halaman 1dari 10

KOMPOR BIOMASSA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR

KAYU CENGKEH (SYZYGIUM AROMATICUM (L.) MERR) SEBAGAI


SUMBER ENERGI

R: Wakur. H: Rawung1 R: Molenaa2 D: P. M. Ludong3

1)
Mahasiswa Jur. Teknologi Pangan Fak. Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado
2)
Dosen Jur. Teknologi Fak. Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado

ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat kompor biomassa, serta
mengkaji proses pembakaran dengan bahan bakar kayu (cengkeh) dan pindah panas pada
kompor biomassa. Analisis dilakukan terhadap suhu nyala api, suhu dinding kompor,suhu
dinding luar panci, suhu dinding dalam panci, suhu air dan lamanya pemasakan air.
Perhitungan yang dilakukan meliputi energi panas yang terkandung dalam bahan bakar yang
digunakan dan energi panas yang digunakan, serta efisiensi pemanasan air.
Penelitian ini dilakukan awal bulan Juli sampai awal September 2014 di Bengkel
Keteknikan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado. Kajian proses
pembakaran ini menggunakan 3 perlakuan yang dianggap taraf yang diambil dari berat bahan
bakar yang digunakan yaitu jumlah bahan bakar 500 g, 750 g, dan 1000 g.
Data hasil penelitian dicatat dan dihitung kemudian disusun dalam bentuk tabelaris lalu
digambarkan dalam bentuk grafik. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah
deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompor biomassa yang mengunakan bahan
bakar kayu sebagai sumber energi dapat memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup rumah
tangga dalam masak-memasak.

Kata Kunci: Kompor biomassa, bahan bakar kayu cengkeh, efisiensi pemanasan air

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat kompor biomassa, serta
mengkaji proses pembakaran dengan bahan bakar kayu (cengkeh) dan pindah panas pada
kompor biomassa. Analisis dilakukan terhadap suhu nyala api, suhu dinding kompor, suhu
dinding panci, suhu air dan lamanya pemasakan air. Perhitungan yang dilakukan meliputi
energi panas yang terkandung dalam bahan bakar yang digunakan dan energi panas yang
digunakan, serta efisiensi pemanasan air.
Penelitian ini dilakukan awal bulan Juli sampai awal September 2014 di Bengkel
Keteknikan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado. Kajian proses
pembakaran ini menggunakan 3 perlakuan yang dianggap taraf yang diambil dari berat bahan
bakar yang digunakan yaitu jumlah bahan bakar 500 g, 750 g, dan 1000 g.
Data hasil penelitian dicatat dan dihitung kemudian disusun dalam bentuk tabelaris lalu
digambarkan dalam bentuk grafik. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah
deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompor biomassa yang mengunakan bahan
bakar kayu cengkeh sebagai sumber energi dapat memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup
rumah tangga dalam masak-memasak.

Kata Kunci: Kompor biomassa, bahan bakar kayu cengkeh, efisiensi pemanasan air
PENDAHULUAN
Energi biomassa merupakan salah memprihatinkan karena banyak energi
satu energi alternatif yang terus panas yang terbuang (Sugianto, 2009).
dikembangkan penggunaanya karena dapat Kompor biomassa ( model teta
mensubsitusi energi dari fosil seperti 2011 ) yang telah dibuat di Program Studi
minyak bumi, gas dan lain-lain. Energi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
biomassa sebagai energi alternatif Unsrat sudah diteliti/diuji coba di Fakultas
bersumber dari biomassa yang tersedia Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian
banyak di seluruh pelosok tanah air dengan efisiensi 7%-10%
Indonesia. Hal yang terpenting dari (Hunta.L 2011). rendahnya efisiensi
biomassa ini ialah bahan bakarnya dapat kompor ini menyebabkan perlunya
dibaharui atau dalam istilah populernya mencari model kompor biomasa yang
yaitu terbarukan (renewable). lebih tingggi efisiensinya. Berdasarkan
Kayu bakar merupakan salah satu permasalahan di atas maka dipandang
dari energi biomassa dengan nilai kalori masih perlu penelitian untuk
4320 Kkal/kg (Yudanto dan pengembangan kompor biomassa
Kusumaningrum, 2011). Kayu bakar dapat mengunakan bahan bakar kayu bakar
ditemukan di seluruh pelosok Indonesia sebagai sumber energi
dan dapat dengan mudah diperoleh. Kayu
mengandung selulosa dan hemiselulosa. METODOLOGI
Pada kedua unsur ini tersimpan energi 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
kimia yang merupakan energi potensial Penelitian ini dilakukan awal bulan
yang bila dibakar akan menghasilkan Juli sampai awal September2014
energi panas yang dapat dimanfaatkan dilakukan di Bengkel Teknik Pertanian
untuk kegiatan rumah tangga dan usaha- Fakultas Pertanian Universitas Sam
usaha lain yang bersifat mekanis seperti Ratulangi Manado.
mesin perbangkit listrik bertenaga
biomassa. 3.2. Alat dan Bahan
Beribu-ribu tahun lalu energi Alat yang digunakan dalam
biomassa sudah banyak dimanfaatkan penelitian ini adalah kompor biomassa,
terutama untuk rumah tangga seperti Panci alumunium, Stopwatch/ jam tangan,
masak-memasak bahkan dengan Korek api, Termokopel, Gelas Ukur 1000
perkembangan teknologi energi ini ml, Gelas Ukur 100 ml, alat tulis menulis,
digunakan pada mesin uap yang timbangan. Bahan yang digunakan adalah
menggerakan kereta api. Setelah itu energi Kayu bakar, minyak tanah dan air.
biomassa diganti dengan energi fosil yaitu
bensin, solar, minyak tanah, gas, dan lain- 3.3. Metode Penelitian
lain. Energi yang berasal dari fosil dewasa Penelitian ini menggunakan 3
ini candangannya makin menipis sehingga perlakuan yang dianggap taraf yang
pengunaan energi biomassa kembali diambil dari berat bahan bakar yang
mendapat perhatian karena energi ini digunakan bahan bakar 500 gbahan bakar
bersifat terbarukan. 750 g dan bahan bakar 1000g.
Dalam pemanfaatannya energi Data hasil penelitian dicatat dan
biomassa yang salah satu bentuknya yaitu dihitung kemudian disusun dalam bentuk
kayu bakar sampai saat ini masih bertahan tabelaris lalu digambarkan dalam bentuk
pada cara-cara tradisional mengunakan grafik. Analisis yang digunakan dalam
tungku yang efisiensinya kira-kira 10% penelitian ini ialah deskriptif.
bahkan kurang. Angka ini sangat
3.4. Prosedur Penelitian stopwatch ditekan lagi
1. Pembuatan atau merancang kemudian dibaca.
kompor biomassa dilakukan di 2. Suhu nyala api diamati dengan
Laboratorium Keteknikan cara meletakkan sensor
Jurusan Teknologi Pertanian. termokopel pada nyala api
2. Penyiapan biomassa kemudian angka suhu nyala api
(kayu/ranting cengkeh). dibaca pada recorder.
3. Bahan bakar biomassa dipotong- 3. Suhu ini diamati pada recorder
potong dengan menggunakan setelah sensor termokopel
gergaji dengan (ukuran) kurang disentuhkan pada dinding luar
lebih 5 cm. panci
4. Timbang bahan bakar biomassa 4. Suhu air diamati menggunakan
(kayu) sebanyak 500g, 750g dan termokopel yang sensornya
1000g. dicelupkan ke dalam air di
5. Masukkan bahan bakar yang dalam panci.
sudah ditimbang ke dalam 5. Suhu lingkungan diamati pada
kompor biomassa. termometer batang diletakkan
6. Ukur air dengan gelas ukur atau digantung di sekitar tempat
sebanyak 2 liter pelaksanaan penelitian. Suhu
7. Masukkan ke dalam panci bola basah dan bola kering suhu
8. Siram bahan bakar kayu dengan ini diamati pada termometer
minyak tanah sebanyak 25 ml bola basah dan bola kering yang
10. Sebelum nyalakan bahan bakar digantung di sekitar tempat
kayu dilakukan pengukuran penelitian
suhu awal panci dan suhu
kompor serta suhu air. 3.6. Variabel Yang Dihitung
11. Nyalakan bahan bakar kayu. 1. Pengunaan bahan bakar
12. Biarkan bahan bakar menyala Untuk penggunaan bahan bakar
sampai konstan. dihitung dengan cara
13. Setelah nyala api dianggap menggurangkan berat bahan
konstan, ukur suhu nyala api bakar yang dimasukkan ke
dengan menggunakan dalam kompor biomassa
termokopel. dikurangi dengan berat bahan
14. Panci yang berisi air 2 liter bakar sisa.
diangkat kemudian diletakkan di PBB = BBM – BBS
atas kompor. Keterangan:
15. Pengambilan data dilakukan PBB = Pengunaan bahan
dengan meletakkan ujung sensor bakar (kg)
termokopel di api, di dinding BBM = Bahan bakar masuk
panci dan di air. (kg)
BBS = Bahan bakar sisa
(kg)
3.5. Variabel Yang Diamati 2. Efisiensi-efisiensi dihitung
1. Waktu pendidihan air diamati berdasarkan rumus dasar
pada alat penunjuk waktu efisiensi yaitu perbandingan
Stopwatch dimana saat panci antara output dan input dikali
berisi 2 liter air diletakkan di 100%. Secara matematis dapat
atas kompor untuk dimulai dan ditulis sebagai berikut:
setelah air mendidih tombol ᶇ
Keterangan: dengan diameter 6 mm, jumlah
= Efisiensi lobang pada bagian atas silinder
Qm = Kalor total (kal) dalam bagian dalam adalah 25
Qa = Kalor yang diterima/ buah dengan diameter 6 mm
diserap oleh air (kal) jumlah lobang pada bagian atas
silinder dalam adalah 16 buah
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan diameter 4 mm. Tinggi
4.1. Rancangan Kompor Biomassa mulut kompor 4,1cm, diameter
Kompor biomassa dibuat mulut kompor 10 cm, jumlah
berdasarkan rancangan struktural lobang pada mulut kompor 32
dan rancangan fungsional. buah dengan diameter 0, 1 mm.
A. Rancangan Struktural Lobang pemasukan udara
Kompor biomassa dalam berbentuk empat persegi panjang
penelitian ini terbuat dari besi plat dengan lebar lobang 5 cm, dan
yang dipotong potong kemudian diikat panjang 10 cm.
dengan las. Kompor ini dibuat dari c. Penutup, penutup ini berbentuk
besi plat dan berbentuk silinder. Ada 4 bulat atau berbentuk piring dengan
bagian utama dalam pembentukan diameter 30, 2 cm dan dibagian
kompor ini : tengah dibuat lobang dengan
a. Silinder luar, bagian ini merupakan diameter 10 cm dan jarak dari
silinder yang membungkus 2 lobang ke pingir piringan 10 cm
silinder bagian dalam dengan
ukuran tinggi silinder 30 cm, B. Rancangan Fungsional
diameter silinder 28,6 cm dengan Rancangan fungsional sesuai
jari-jari 14,3 cm. Jumlah lobang di dengan rancangan srtuktural bahwa
bagian bawah silinder 5 buah pada dasarnya kompor biomassa
dengan diameter lobang 3 cm dan terdiri 3 silinder dan 1 penutup.
jari-jari 1,5 cm, lobang pada bagian a. Silinder luar, silinder luar terbuat
bawah tempat lobang angin dari besi plat yang berfungsi
diletakkan berbentuk empat sebagai penutup silinder dalam
persegi berukuran 12 cm, dan yang menjadi sangat panas ketika
tinggi 6 cm. pembakaran kayu bakar
b. Silinder bagian dalam, silinder dinyalakan. Hal ini dimaksudkan
tengah ini terdiri dari 2 silinder agar pengguna kompor biomassa
yang diikat dengan las dan tidak terbakar ketika menyentuh
dibagian puncak dari kedua silinder bagian luar. Selain itu
silinder bagian dalam ini ada mulut bagian ini berguna untuk menahan
kompor tempat nyala api keluar. radiasi (pancaran) panas dari
Adapun ukuran-ukurannya sebagai kompor ke lingkungan.
berikut: Tinggi dari silinder dalam b. Silinder dalam, silinder dalam ini
adalah 25 cm, tinggi silinder dalam berfungsi untuk membentuk ruang
bagian dalam 20 cm, diameter pembakaran bersama-sama dengan
silinder dalam 20, 5 cm dengan silinder dalam bagian dalam.
jari-jari 10, 25 cm, diameter Dibagian atas dekat mulut kompor
silinder dalam bagian dalam 16 cm pada silinder ini dibuat lobang
dengan jari-jari 8 cm jumlah udara masuk untuk mendapatkan
lobang pada bagian bawah silinder oksigen sekunder yang dapat
dalam 10 buah dengan diameter 10 dimanfaatkan untuk pembakaran
mm jumlah lobang pada bagian sekunder. Udara yang mengandung
tengah silinder dalam 25 buah oksigen masuk mengarah ke bawah
karena ada aliran fluida bersama- dibuatlobang dengan maksud
sama dengan nyala api keluar memberi jalan pada udara panas
melalui mulut kompor dan nyala api dari mulut kompor
mengakibatkan udara segar dari keluar ke arah atas dan menyentuh
luar tersedot masuk ke dalam dasar panci. Penutup ini juga
walaupun arahnya berlawanan atau berfungsi sebagai tempat
ke bawah. mengikatkan 4 buah potongan besi
c. Silinder dalam bagian dalam, sebagai tempat meletakkan panci.
silinder ini merupakan bagian
terpenting dari kompor biomassa C. Kinerja Kompor Biomassa
karena silinder inilah yang Kompor biomassa ini dirancang
membentuk ruang pembakaran khusus untuk potongan-potongan kayu
kayu bakar kompor biomassa bakar yang sudah dipotong kemudian
dengan volume 3851, 2 cm3.Pada dibelah dengan kapak atau parang
dinding silinder dalam bagian dengan ukuran panjang maksimal 5
dalam terdapat 3 baris lobang yaitu cm. Kayu bakar (cengkeh) yang sudah
lobang-lobang bagian bawah, dipotong-potong dimasukan ke dalam
lobang-lobang bagian tengah, dan kompor biomassa melalui mulut
lobang-lobang bagian atas. Ketiga kompor bagian atas sehingga
baris lobang ini merupakan tempat membentuk tumpukan kayu bakar di
masuk udara primer yang berfungsi dalam kompor. Tumpukan kayu bakar
untuk pembakaran primer karena ini disiram dengan minyak tanah
didalam udara terdapat oksigen. sebanyak 25 ml kemudian dibakar.
Oksigen inilah yang disebut Setelah nyala api dari kayu bakar
oksigen primer karena berfungsi stabil panci diletakkan di bagian atas
membantu pembakaran primer. kompor. Pembakaran di bagian bawah
Dibawah silinder ini atau di atas kompor akan terus berlanjut karena
silinder ini ditutup dengan besi plat udara yang mengandung oksigen
yang diikat oleh las. Dibagian masuk melalui lobang berbentuk
puncak dari silinder dalam dan empat persegidisampingkompor.
silinder dalam bagian dalam dibuat Pembakaran di bagian bawah ruang
mulut kompor sebagai tempat pembakaran merupakan pembakaran
keluarnya udara panas dan nyala primer karena mengunakan oksigen
api. Jadi nyala api dan udara panas primer yang masuk melalui 3 deretan
keluar dari bagian ini terfokus ke lobang dari dinding silinder dalam
arah atas ke dasar panci yang bagian dalam yaitu: lobang deretan
diletakkan di bagian atas kompor bawah, lobang deretan tengah, dan
biomassa. Pada bagian dinding lobang deretan atas. Nyala api hasil
cerobong dibuat sederet lobang- pembakaranprimerberwarna
lobang sebagai tempat masuknya kemerahan.Nyala api ini
udara sekunder yang mengandung menggunakan semua oksigen primer
oksigen. Dari udara inilah oksigen yang masuk ke ruang pembakaran.
sekunder membantu pembakaran Untuk merubah warna nyala api dari
sekunder dan membantu oksigen warna kemerahan maka oksigen
sekunder yang masuk melalui sekunder masuk melalui sederetan
lobang yang terdapat pada bagian lobang di bagian atas silinder dalam
atas silinder dalam dan silinder dan silinder dalam bagian dalam juga
dalam bagian dalam. sederetan lobang di mulut kompor
d. Penutup, penutup ini berbentuk sehingga nyala api terus menyala
piring dan dibagian tengah tetapi berubah warna dari kemerah-
merahan menjadi kebiru-biruan. panci. Kemudian panas terkonveksi ke 2
Pembakaran disebut pembakaran liter air yang ada di dalam panci. Konveksi
sekunder karena menggunakan ini terjadi karena air 2 liter di dalam panci
oksigen sekunder. bersentuhan dengan dinding dalam dasar
panci dan sisi panci. Air ini bergerak
4.2. Kajian Proses Pembakaran dan bersirkulasi ke dalam panci kemudian
Proses Pindah Panas digantikan oleh air yang baru dari bagian
Bahan bakar kayu bakar yang tengah dan bagian atas panci. Sirkulasi ini
dipakai dalam proses penelitian ini, berlanjut terus menerus sehingga suhu air
terbakar akibat bahan bakar kayu tersebut secara keseluruhan menjadi panas merata
disiram dengan minyak tanah sebanyak 25 sampai 100 °C.
ml kemudian disulut dengan nyala api
maka kayu terbakar secara perlahan. Nyala 4.3. Suhu Nyala Api
api yang timbul dari bahan bakar yang Nyala api merupakan energi panas
terbakar terus merambat ke bawah sampai hasil pembakaran kayu bakar cengkeh
seluruh bahan bakar pada perlakuan 500 g yang teradiasi ke atas dari bahan bakar ke
terbakar sedangkan untuk perlakuan 750 g sisi bagian luar dasar panci. Suhu nyala api
dan 1000 g tidak semuanya terbakar. ini diukur dengan termokopel di mulut
Nyala api yang timbul di awal proses cerobong kompor biomassa atau di bawah
pembakaran memanaskan plat besi yang permukaan dasar panci. Setelah data
digunakan pada masing-masing bagian disusun dalam bentuk tabel dan dirata-
atau komponen sistem kompor biomassa. ratakan(lampiran1) kemudian
Setelah komponen-kompenen plat besi digambarkan dalam bentuk grafik maka
menjadi panas maka bagian-bagian dari diperoleh gambar grafik untuk Perlakuan
kompor biomassa berfungsi mengalirkan 500g, 750g, dan 1000g, seperti terlihat
udara yang mengadung oksigen masuk ke pada gambar 3 di bawah.
sistem kompor. Setelah itu oksigen akan 800
Suhu (oC)

mulai berfungsi membantu proses 600


pembakaran sehingga timbul nyala api 400
pada lobang-lobang sekunder. Nyala api 500 g 750 g
200 1000 g
ini merupakan bukti terjadinya gasifikasi
pada proses pembakaran sistem kompor 0
proses pembakaran yang terjadi pada 1, 2 3 4
lubang sekunder disebut pembakaran Waktu Pengamatan
sekunder. Nyala api ini terus bergerak ke Gambar 3. Grafik Suhu Nyala Api Untuk
atas sampai menyetuh alas atau bagian Masing-Masing Perlakuan
bawah panci yang berisi air dengan luas Gambar grafik di atas untuk masing-
314 cm2. Bila nyala api terlalu besar maka masing perlakuan terlihat bahwa perlakuan
sentuhan nyala api bukan hanya terjadi 500 g bahan bakar dan 750 g bahan bakar
pada dasar panci. menunjukkan peningkatan sangat cepat
Untuk proses pindah panas yang dari suhu awal ke suhu pengamatan ke
terjadi pada sistem kompor biomassa, dua 551 °C untuk perlakuan 500 g dan 584
berawal dari teradiasinya panas dalam °C untuk perlakuan 750 g. Setelah itu
bentuk nyala api dari hasil pembakaran untuk pengamatan ke 3 suhu nyala api
kayu bakar ke dasar panci yang melewati untuk perlakuan 500 g steady state yaitu
ruang kosong antara kompor dan dasar 551 °C dan untuk perlakuan 750 g sedikit
atau alas panci dengan ketebalan kurang menurun menjadi 546 °C. Selanjutnya
dari 1 mm. Selanjutnya panas dari untuk pengamatan ke (4) suhu nyala api
permukaan bagian luar alas panci untuk perlakuan 500 g mengalami
terkonduksi ke permukaan bagian dalam peningkatan menjadi 570 °C juga
perlakuan 750 g mengalami peningkatan pada grafik yaitu suhu nyala api naik
menjadi 593 oC. Khusus untuk perlakuan secara bertahap. Bertahapnya suhu nyala
1000 g mengalami peningkatan secara api ini disebabkan oleh bahan bakar yang
bertahap mulai dari suhu awal sampai ke terbakar sebagian besar belum terbakar
suhu pengamatan ke 2 tidak terlalu tinggi sehingga nyala api sulit berkembang cepat
peningkatannya yaitu mencapai 372 °C karena masing-masing potongan sulit
untuk pengamatan ke 3 menjadi 539,33 bersinergi. Selain itu tumpukan bahan
°C dan untuk pengamatan ke 4 sedikit bakar di dalam ruang pembakaran pada
meningkat 646, 67 °C. kompor biomassa penuh sampai di leher
Perbedaan-perbedaan yang terjadi cerobong. Akibatnya oksigen primer yang
diantara ketiga perlakuan ini lebih banyak masuk ke dalam kompor biomassa
disebabkan oleh sumber nyala api tersebut berkurang karena volume ruang
yang berawal dari jumlah bahan bakar pembakaran didominasi oleh bahan bakar
yang berbeda. Untuk perlakuan 500 g, sehingga volume oksigen menjadi sedikit
setelah disiram dengan minyak tanah yang pada akhirnya berdampak pada
sebanyak 25 ml pada tumpukan bahan proses pembakaran itu sendiri.
bakar dan setelah disulut dengan api, maka Peningkatan nyala api pada 1000 g
hampir semua permukaan bagian luar kelihatan bertahap karena nyala api
bahan bakar terbakar bersinergi sehingga berkembang lambat yaitu mulai dari kecil
tumpukan bahan bakar cepat sekali akhirnya besar hal ini terdeteksi pada
terbakar merata. Sebanyak bahan bakar sensor termokopel di atas cerobong
500 g terbakar merata disebabkan oleh kompor biomassa.
siraman minyak tanah hampir membasahi
seluruh permukaan bagian luar bahan 4.7. Efisiensi Pemanasan Air
bakar. Selain itu tumpukan bahan bakar Efisiensi dalam penelitian ini
untuk perlakuan 500 g mempunyai dianalisis melalui jumlah energi yang
ketinggian yang tidak terlalu tinggi diserap oleh air sebanyak 2000 ml dari
sehingga tumpukan bahan bakar itu mudah luasan alas panci sebesar 452, 16 cm2
terbakar adapun ke tingian bahan bakar dengan ketinggian air pada panci 5,5 cm
500 g mencapai ke tengah dari volume jumlah energi yang dserap oleh air
ruang bahan bakar. dibandingkan dengan jumlah energi dari
Untuk perlakuan 750 g siraman kayu bakar yang terbakar atau jumlah
minyak tanah tidak semua permukaan energi yang tersedia selama proses
bahan terbasahi oleh minyak tanah tetapi pemanasan. Data yang diperoleh di hitung
ketinggian tumpukan hanya mengisi ¾ dari data tiga kali ulangan untuk masing-
bagian dari volume ruang pembakaran di masing perlakuan dan setelah diambil rata-
dalam kompor biomassa. artinya bahwa rata (Gambar 2).
masih ada 1/4 bagian dari volume ruang
pembakaran yang kosong sehingga nyala 15 11.24
9.17
Efisiensi (%)

api dari potongan-potongan bahan bakar 10 5.15


cepat bersinergi karena oksigen primer
5
masih cukup tersedia untuk pembakaran
primer di dalam ruang pembakaran. Hal ini 0
Dari gambar di atas maka terlihat
berdampak pada banyaknya bahan bakar bahwa 500perlakuan
g 750500
g g diperoleh
1000 g
yang terbakar akhirnya menimbulkan efisiensiJumlah
sebesar 11, 24
Bahan % perlakuan
Bakar Kayu 750 g
nyala api yang cukup untuk memanaskan 9, 17 % dan perlakuan 1000 g 5, 15
air, walaupun setelah pemanasan air %.Contoh perhitunan efisiensi dapat
selesai dan setelah api dipadamkan ada dilihat pada lampiran 7. Data ini
sebagian bahan bakar yang tidak terbakar. memperlihatkan bahwa makin banyak
Untuk perlakuan 1000 g seperti terlihat kayu bakar yang digunakan
efisiensi semakin turun ini artinya dengan sistem. Kinerja kompor
bahwa pemansan air 2000 ml atau 2000 g biomassa memenui syarat
bukan ditentukan oleh jumlah bahan bakar menjalankan prinsip prinsip
yang digunakan dalam kompor biomassa, pindah panas yang dibutuhkan
tetapi dipengaruhi oleh ruang kosong yang oleh sistem.
di isi oleh udara di dalam ruang 2. Proses pembakaran bahan bakar
pembakaran. Udara yang mengisi ruang kayu (cengkeh) berlangsung
kosong mengandung sejumlah oksigen dengan nyala api dapat
yang dapat membantu dalam proses membakar kayu bakar yang
pembakaran kayu bakar. Proses penelitan memanfaatkan oksigen yang
ini yang mengunakan (3) perlakuan tersedia sesuai perlakuan.Nyala
mengakibatkan terbentuknya ruang kosong api hasil pembakaran dapat
yang berbeda untuk masing-masing diradiasi, terkonveksi, dan
perlakuan. Perlakuan 500 g, kayu bakar terkonduksi sehingga dapat
hanya dapat mengisi setengah volume mendidihkan air sebanyak 2 liter
ruang pembakaran sedangkan setengah untuk masing-masing perlakuan.
volume ruang kosong hanya berisi udara 3. Data hasil penelitian yang
yang mengandung oksigen. Perlakuan750 diperoleh untuk suhu nyala api
g, kayu bakar dapat mengisi ruang berkisar antara 30 oC sampai
pembakaran tiga per empat sbagian dari 646,67 oC, suhu dinding kompor
volume ruang pembakaran. Sedangkan 30 oC sampai 104,00 oC suhu
seper empat agian dari volume ruang dinding luar panci 30 oC sampai
pembakaran berisi udara yang 142, oC Suhu dinding dalam
mengandung oksigen. Untuk Perlakuan panci 30 oC sampai 133,67 oC
1000 g, kayu bakar dapat mengisi penuh dan suhu air 25 oC sampai 101
o
seluruh ruang pembakaran. Udara yang C.Lamanya pemasakan air
mengandung oksigen hanya terdapat berkisaran antara 7 menit 1 detik
dicelah-celah potongan kayu bakar atau sampai 8 menit 44 detik.
udara dan oksigen hanya bervolume sangat 4. Hasil perhitungan energi panas
sedikit. Kesemuanya ini berpengaruh pada yang dilepaskan kayu bakar
proses pembakaran kayu bakar pada ruang bervariasi untuk masing-masing
pembakaran. Makin banyak oksigen yang perlakuan. Perlakuan 500 g
tersedia dalam proses pembakaran, makin 1.368.000 Kkal 750g, 1.656.000
baik proses pembakaran. Artinya bahwa Kkal dan 1000 g, 2.937.600
peningkatan jumlah bahan bakar tidak Kkal. Efisiensi pemanasan air
dapat meningkatkan efisiensi, tetapi menurun dengan bertambahnya
jumlah oksigen pada ruang pembakaran jumlah bahan bakar yaitu
dapat meningkatkan efisiensi pemanasan perlakuan 500 g 11,24% 750 g
air. 9, 17% dan 1000 g 5 15%.

BAB V 5.2. Saran


KESIMPULAN DAN SARAN Darihasil penelitanini dapat
5.1. Kesimpulan disarankan bahwa perlu dilakukan
1. Kompor biomassa yang dibuat penyempurnaan untuk proses
pada penelitian ini sudah sesuai pembakaran sekunder dengan
dengan rancangan dan menambah lobang-lobang
komponen-komponen atau masuknya oksigen guna
bagian-bagian berfungsi sesuai memperbesar volum eudara
sekunder yang membantu dalam SulawesiUtara. Skripsi
proses pembakaran sekunder. Fakultas Pertanian Unsrat
Manado.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwanto, Siregar, Agustina, Devries, Tabunan, Yamin, Wulandani.
Tabunan, Yamin Nelwan 2010. Pembuatan Briket Dari
1998. Energi Listrik Pertanian. Arang Serbuk http://spark
Diakses 26 juni 2014. pukul .ind. comk / spark. Diaskes 24
12.40. WITA. juli 201 pukul 11.30.
WITA.
Anonimous, 2008 Nilai Kalori Bahan
Bakar. Gay Tan Kong, 2010. Pengantar Solusi
http://spark.ind.com/spark Pemanasan Global yang
dieselsiplementdetail.html. Ramah Lingkungan. PT. Elex
diakses 9 julil 2014 pukul Media Komputindo.
12.24 WITA.
Giancolli. D, 2001. Fisika. Edisi Kelima.
Anonimous, 2010. Jenis-jenis Biomassa. Jakarta. Erlangga.
http://www.infogue.com. Blog
pendidikan. Diakses 26 juni Hartanto. H, 2010. Rumus Jitu Fisika.
2014. pukul 09.42 WITA. Agromeda Pustaka, Jakarta.

Anonimous, 2011a. Energi Alternatif itu Hunta. L, 2011. Pemanfaatan Biomassa


Bernama Biomassa. http:// Kering (Kayu) Sebagai Bahan
moechah. wordpress.com . Bakar Untuk Menguji
Diakses 9 April 2014. Pukul Kerja Proyotype Kompor
11.WIT. Biomassa. Skripsi Fakultas
Pertanaian Manado.
__, 2011b. Kayu Bakar.
http://.www.baltyra.com. Jamilatun. 2011, Pengembangan Teknik
Diakses Mei 2014. Kimia Untuk Pengolahan
__, 2011b. Penggunaan Sumber Daya Alam
Biomassa. http://.www. com Indonesia. Prosiding Seminar
mechanical blog. Nasional Teknik Kimia
yeprichan.wordpress. Universitas Ahmad Dahlan,
Jokjakarta.
__, 2011e. Ulas Energi,
Biomassa sebagai Sumber Nurhuda. 2011. Kompor Biomassa UB –
Energi Alternatif, Ulas 02 Hemat Bahan Bakar dan
Singkat. Ramah
http://www.blogspot.com/ulase Lingkungan.www.ebtke.esdm.
nergibiomasasebagai go.id/21z4-abstrak-
sumber.htm. diakses Mei komporNurhuda @ub.ac.id.
2014. Pukul 10.34 WITA. Diakses Mei 2014. Pukul 01
10 WITA.
Bambang, 2009. Studi Pola Konsumsi
Energi Pengolahan Halua Sugianto. 2009. Potensi Alternatif Energi
Kenari dan Pengganti BBM.
Kacang Goyang di Beberapa
Industri Makanan Tradisional www.alpensteel.com/...energi
.../potensi -alternatif-energi.
diakses 17 mei 2014. Pukul
11.15.WITA

Yudanto. dan Kusumaningrum, 2009.


Pembuatan Briket Bioarang Dari
Arang Serbuk Gergaji Kayu
Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas
Diponegoro.Semarang.

Anda mungkin juga menyukai