Anda di halaman 1dari 8

Review Artikel

1. Identitas Reviewer

 Nama : Yoga Gusda

 NIM : 5211417023

 Angkatan : 2017

 Prodi : Teknik Mesin

 Mata Kuliah : Teknik Pembakaran

2. Identitas Artikel

 Judul Artikel : Shape and Size Transformations of Biomass

Particles during Combustion

 Judul Jurnal : Fuel

 Volume Jurnal : 261

 Penulis Artikel : Juan Riaza , Patrick E. Mason , Jenny M.

Jones, Alan Williams , Jon Gibbins , Hannah Chalmers

 Publisher : Elsevier

3. Pembahasan Artikel

 Pendahuluan

Biomasa adalah sumber energi terbarukan ramah lingkungan

yang memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik secara

skala besar. Biomasa sendiri memiliki banyak jenis yang dapat

dibedakan dari sifat fisik dan kimia biomasa itu sendiri. Adanya
standarisasi tentang bahan bakar biomasa pellet memudahkan

konsumen dalam menggunakan dan pendistribusianya. Bagaimanapun

semakin tinggi standar biomasa dalam pellet maka semakin mahal pula

harga biomasa tersebut, standar-standar yang harus dicapai dalam

pembuatan pellet biomasa antara lain adalah efisiensi pembakaran,

kandungan abu, nilai panas, titik nyala bahan bakar, limbah bahan

bakar, dan lain-lain.

Berdasarkan kondisi tersebut dibutuhkan penelitian-penelitian

lebih lanjut tentang bahan bakar biomas untuk mendapatkan biomasa

yang paling sesuai dan dapat digunakan dalam skala yang besar. Pada

artikel ini penulis akan meneliti bentuk dan ukuran dari beberapa

biomasa menggunakan alat single particle combustion device (SPC).

Penelitian ini akan membandingkan bentuk, ukuran, dan massa jenis

dari beberapa jenis biomasa.

 Bahan dan Metodologi

a. Bahan

Pada penelitian ini penulis artikel menggunakan 5 jenis

biomasa yang terdiri dari pine (PI), Eucalyptus (EU), Willow (WI),

Olive Waste (OW) dan Black Pellet (BP). Biomasa ini dipilih

berdasarkan klasifikasi dari komposisi kimia yang didapatkan dari

proximate analysis, ultimate analysis, nilai panas rendah/ Low Heating

Value (LHV). Sebeleum dilakukan pengujian semua sampel biomas

harus dipotong , dikeringkan dan disaring untuk mendapatkan

perbedaan ukuran yang berada diantara 300-1400 μm serta pada proses

pengeringan dilakukan pada temperatur 115 ◦C selama 2 jam yang


bertujuan untuk menghilangkan kandungan air dari tiap biomasa.

Berikut data awal biomasa sebelum dilakukan pengujian.

b. Alat Pengujian

Pengujian ini dilakukan di Universitas Edinburgh yang

memiliki single particle combustion device (SPC) dilengkapi dengan

kamera kecepatan tinggi. Berikut adalah alat pengujian SPC dan

komponen-komponenya.
c. Thermographic Imaging (Alat foto suhu)

Untuk mengukur perbedaan suhu pada permukaan

partikel, penuli artikel menggunakan thermal imagin dengan

tipe FLIR A600 series. Alat ini dapat menggambarkan

temperature hingga temperature 2273 K dengan sensivitas 0.05

K dan akurasi toleransi sebesar 2%.

 Hasil dan Pembahasan

a. Analisis Perilaku Percikan dan Pembakaran

Setiap biomasa yang diuji disajikan dengan pembakaran

bertahap yang terdiri dari pembakaran material yang menguap dan

pembakaran arang. Pembakaran material yang mudah menguap

nyala apinya semakin lama semakin besar secara simultan,


sedangkan pembakaran arang terjadi setelah bahan yang menguap

terbakar habis. Gambar diatasadalah hasil pengujian pembakaran

nyala api tiap biomasa.

 Ignition Delay

Ignition delay adalah waktu yang dibutuhkan biomasa

untuk menahan panas sebelum penyalaan api. Pada pengujian

penulis artikel mendapatkan waktu ignition delay hampir memakan

waktu yang sama tiap biomasa

 Devolatiliasasi

Setelah pemanasan dan pengeringan , reaksi pirolisis

mulai bereaksi dan berlanjut secara stabil hingga terbentuk arang.

Pada pirolisis cepat biomasa terdekomposisi secara cepat dan

berubaha bentuk menjadi gas , uap, aerosol dan arang. Setelah itu

pirolisis dari biomassa beberapa produk untuk menguap seperti

H2, H2O, CO, CO2, dan CH4.

 Arang Pembakaran

Pada beberapa kasus lidah api dapat diobservasi saat

pemantikan partikel arang. Saat terakhir pembakaran akan

mengahasilkan abu dan arang. Pada pembakaran sempurna abu

tetap ada namun dalam bentuk arang. Berikut adalah hasil

volatilisasi dan arang tiap biomassa terhadap waktu.


b. Waktu Pembakaran habis (Burnout) untuk Pembakaran Single

Particle.

Waktu burnout meningkat sesuai dengan peningkatan

berat partikel biomasa. Hubungan antara berat dan waktu

burnout biomasa menghasilkan biomasa yang konsistwn

dengan penelitian menggunakan SPC sebelumnya. Berikut

adlah hasil waktu burnout terhadap biomasa.

c. Thermal Imaging
Setiap sampel biomasa diambil data temperaturnya

menggunakan thermographic kamera. Berikut adalah data

temperature luas permukaan dan arangnya.

d. Perubahan Bentuk Partikel selama Pembakaran

Setiap sampel biomasa diuji bentuk partikelnya setelah

dilakukan pembakaran. Pengujian mengambil data yang terdiri

dari volatile matter content dan jumlah karbon dari setiap

sampel biomasa. Berikut adalah data yang didapatkan yang

dijelaskan pada diagram dibawah ini.


 Kesimpulan

Semua sampel dilakukan pada pembakaran yang homogeny

dan sekuensial. Hasil pengujian didapatkan sampel BP dan Ow

memiliki waktu pembakaran penguapan paling cepat, pada

pembakaran dan arang habis terbakar semua. PI,EU,WI nilai burnout

nya mendekati dengan waktu burnout BP. Temperature diukur dengan

kamera thermal pada pembakaran arang di suhu 1390-1430◦K. Pada

akhir pembakaran area yang 90% burnout panjang dan lebar nya

berkurang secara proporsional.

Anda mungkin juga menyukai