Anda di halaman 1dari 23

MEKANIKA REKAYASA 2

STRUKTUR RANGKA BATANG

Disusun oleh

ANDHI MULFIANDHENNY.S
FITRIA ANGGRAINI
LANGGENG UNGGUL JATI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2013-2014

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~1~


KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mekanika Rekayasa 2.

Tujuan kami mengerjakan tugas laporan ini, yaitu untuk menyelesaikan tugas
dan kami juga dapat menambah wawasan dan mengetahui banyak hal-hal baru
terhadap struktur bangunan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Chairil Anwar.SST. selaku dosen pembimbing.


2. Kedua orang tua yang telah memberi dana.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih perlu ditingkatkan mutunya karena
masih belum sempurna dan penulis masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami
senantiasa menerima kritik dan saran agar tugas ini menjadi lebih baik dan sempurna.

Hormat Kami,
Balikpapan,24 april 2014

Kelompok

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~2~


DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................................i

Lembar Pengesahan...................................................................................................................ii

Kata Pengantar..........................................................................................................................iii

Daftar Isi....................................................................................................................................iv

TUGAS 1...................................................................................................................................1

3.1 24
1.1 Perhitungan Elevasi Titik...............................................................................................
1.2

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~3~


KONTRUKSI RANGKA BATANG

Kontruksi rangka batang ialah: kontruksi yang terdiri dari batang-batang yang terletak pada sebuah sendi pada
ujung-ujungnya sehingga membentuk suatu bangunan yang kokoh.

Kita lihat sekarang sebuah bangunan dengan bentuk segi tiga ABC dan segi empat ABCD

 Bentuk segi tiga ABC ini ternyata mantap. Susunan ini tidak akan jatuh akibat gaya luar yang bekerja
disalah satu titik kumpulnya atau disemua titik kumpul.
Gaya luar akan menyebabkan timbulnya gaya-gaya dalam ketiga batang, AB, BC, dan CD, masing-masing
menurut sumbu batang-batang tersebut.

 Gaya yang berusaha menambah panjang disebut gaya normal tarik (+) sedang yang memperpendek
disebut gaya normal desak (-). Perubahan panjang batang-batang tersebut sangat kecil sehingga dapat diabaikan,
maka kedudukan titik A, B dan C tetap tidak berubah.

 Bentuk segi tiga inilah yang menjadi bentuk dasar dari pada konstruksi rangka batang.

 Susunan empat batang yang membentuk segi empat panjang ini tidak mantap, karena bekerjanya gaya
P (mendatar). Susunan ini akan roboh, maka susunan ini tidak dipakai.

 Untuk mendapatkan susunan yang mantap perlu ditambahkan dengan batang diagonal AC atau BD
sehingga susunan itu merupakan dua segi tiga yang masing-masing mantap kedudukannya. Cara ini dapat kita
lanjutkan untuk membentuk sebuah susunan yang terdiri dari beberapa segitiga

 Agar susunan menjadi mantap harus di penuhi susunan atau hubungan.


S = 2k – 3
Dimana:
KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~4~
k = titik bukul
s = jumlah batang

S = 2k – 3
= 2x10 – 3 = 17

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~5~


BENTUK KONSTRUKSI RANGKA BATANG

1. Konstruksi rangka batang dengan tepi atas dan bawah sejajar.

Konstruksi rangka batang dengan diagonal turun

Konstruksi rangka batang dengan diagonal naik-turun

Konstruksi rangka batang dengan diagonal saja

Konstruksi rangka batang berbentuk K

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~6~


2. Kontruksi rangka batang berbentuk parabol

Kontruksi rangka batang dengan diagonal turun

Kontruksi rangka batang dengan diagonal turun-naik

3. Konstruksi rangka batang berbentuk parabol separuh

Kontruksi rangka batang dengan diagonal turun

Kontruksi rangka batang dengan diagonal naik-turun

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~7~


4. Konstruksi ragka batang berbentuk segitiga

CARA PENYELESAIAN

 Dasar-dasar hitungan

Dalam menghitung gaya-gaya batang kita menggunakan anggapan:


1. Gaya kuar (beban) bekerja dititik bukul.
2. Titik bukul bersifat sebagai sendi bebas tanpa gesekan. Sumbu-sumbu batang yang bertemu di titik bukul itu
melalui titik pusat sumbu tersebut.
Yang dimaksud dengan gaya dalam adalah juga gaya batang ialah gaya yyang timbul didalam batang-batang
sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya luar.

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~8~


 Cara kesetimbngan titik simpul.

Tidak hanya konstruksi dalam keseluruhan yang harus dalam keadaan setimbang, tetapi juga setiap titik simpul
adalah suatu bagian dipakai kontruksi harus dalam keadaan setimbang pula.

Pada cara ini tak titik simpul dengan batang-batangnya yang ditinjau itu dipisahkan dari bagian lainya sehingga
merupakan benda bebas.

Batang-batangnya berpotongan di sebuah titik, maka untuk menghitung gaya yang belum diketahui kita
menggunakan dalil ∑kn = 0 dan ∑kv = 0, maka hanya ada dua gaya batang yang belum diketahui saja yang
dapat menghitung ditiap-tiap titik bukul.

Pada titik A bertemu batang 1 dan 2 yang telah dipisahkan dari bagian lain.
Misalkan gaya tarik yang timbul pada masing-masing batang adalah S1 dan S2, dapatlah ditulis persamaan
kesetimbangannya:
Eky = 0 S1 sin α1 + S2 sin α2 + P sin α = 0
Ekx = 0 ----S1 cos α1 + S2 cos α2 + P cos α = 0

Dari pesamaan diatas nilai S1 dan S2 didapat.

Contoh:

 Mencari reaksi
RA = RB = 1600 kg
Sebagai permulaan kita ambil bukul A, yang hanya mempunyai 2 gaya yang tidak diketahui, kita misalkan
semua sebagai batang tarik.

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~9~


Eky = 0
S1 sin 30o + 1600 – 400 = 0
S1 = - 2400 kg
Ternyata S1 adalah batang tekan bukan tarik
∑ky = o
S5 – S1 cos 30o = 0
S5 = 2067 kg (batang tarik)

Titik C

Eky = 0 ---- S9 = 0
Eky = 0 ---- S6 – S5 = 0
S6 = 2067 kg

Titik F

Ekx = 0 --- S2 cos 30 + S10 cos 30 + S1 cos 30 = 0


S2 + S10 + S1 = 0
S2 + S10 = - 2400
Eky = 0 --- S2 sin 30 + S1 sin 30 – S10 sin 30 – 800 = 0
S2 – S10 = -2400 + 1600

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 10


~
Titik G

Eky = 0 --- S3 sin 30 + 1600 sin 30 = 0


S3 = - 1600 kg
Eky = 0 --- S11 + S3 sin 30 – 1600 sin30 + 800 = 0
S11 = 800 + 800 – 800 = 800 kg

Karena konstruksi simetris, maka gaya-gaya batang yang lain tidak dihitung.
Batang Gaya (kg)
S1 = S4 -2400
S2 = S3 -1600
S5 = S8 2067
S6 = S7 2067
S9 = S13 0
S10 = S12 -800
S11 800

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 11


~
MENGHITUNG GAYA BATANG MENGGUNAKAN
METODE CREMONA

RENCANA RANGKA KUDA-KUDA

Penentuan reaksi tumpuan

∑ MH = 0

 (RA x 6 m) - (P/2 x 6 m) - (P x 4,5 m) - (P x 3 m) - (P x 1,5 m) - (P/2 x 0) = 0


 (RA x 6 m) - (100 kg/2 x 6 m) - (100 kg x 4,5 m) - (100 kg x 3 m) - (100 kg x 1,5 m) - (100 kg/2
x 0) = 0
 (RA x 6 m) - 300 kgm - 450 kgm - 300 kgm - 150 kgm - 0 = 0
 (RA x 6 m) - 1200 kgm = 0
 RA x 6 m = 1200 kgm
 RA = 1200 kgm/ 6 m
 RA = 200 kg
∑ MA = 0
 (RH x 6 m) - (P/2 x 6 m) - (P x 4,5 m) - (P x 3 m) - (P x 1,5 m) - (P/2 x 0) = 0
 (RH x 6 m) - (100 kg/2 x 6 m) - (100 kg x 4,5 m) - (100 kg x 3 m) - (100 kg x 1,5 m) - (100 kg/2
x 0) = 0
 (RH x 6 m) - 300 kgm - 450 kgm - 300 kgm - 150 kgm - 0 = 0
 (RH x 6 m) - 1200 kgm = 0
 RH x 6 m = 1200 kgm
 RH = 1200 kgm/ 6 m

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 12


~
 RH = 200 kg
Reaksi tumpuan A dan H sudah diketahui. Selanjutnya memulai perhitungan dari simpul yang
batangnya tidak diketahui harus 2 batang. Jadi perhitungan dimulai dari titik simpul A , kemudian titik
simpul B, titik simpul C dan seterusnya.

Gaya batang A1 = - 300 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang B1 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul)

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 13


~
Gaya batang B1 = B2 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul)
Gaya batang V1 = 0

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 14


~
Gaya batang A2 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang D1 = -100 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)

Gaya batang A3 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang V2 = +100 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul)

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 15


~
Gaya batang D2 = -100 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang B3 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul)

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 16


~
Gaya batang A3 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang A4 = -300 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang V3 = 0

Gaya batang B4 = B3 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul)

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 17


~
Gambar Cremona

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 18


~
PERSENTASE
NOMOR BATANG PROGRAM SAP MANUAL CREMONA
KESALAHAN

A1 -300,3 kg -300 kg 0,001 persen

A2 -200,2 kg -200 kg 0,010 persen

A2 -200,2 kg -200 kg 0,010 persen

A4 -300,3 kg -300 kg 0,010 persen

B1 260,1 kg 260 kg 0,004 persen

B2 260,1 kg 260 kg 0,004 persen

B3 260,1 kg 260 kg 0,004 persen

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 19


~
B4 260,1 kg 260 kg 0,004 persen

D1 -100,1 kg -100 kg 0,010 persen

D2 -100,1 kg -100 kg 0,010 persen

V1 0 kg 0 kg 0 persen

V2 100 kg 100 kg 0 persen

V1 0 kg 0 kg 0 persen

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 20


~
MENENTUKAN GAYA-BATANG DENGAN CARA RITTER

Metode Ritter disebut juga metode pemotongan secara analitis, metode ini seringkali dipakai
untuk mengontrol beberapa perhitungan gaya batang hasil cara cremona dan Keseimbangna
gaya dititik simpul serta digunakan juga untuk perhitungan garis pengaruh. Dalam cara ini
pada rangka batang harus dipotong 2 batang atau 3 batang bahkan sampai 4 batang, setelah
memotong beberapa batang maka gaya-gaya pada potongan tersebut mengadakan
keseimbangan dengan gaya-gaya luar yang bekerja pada kiri potongan atau kanan potongan,
dengan memandang kiri atau kanan potongan dapat menghitung gaya-gaya batang yang
terpotong tersebut. Apabila memotong 3 gaya batang yang belum diketahui dan akan
menghitung salah satu gaya itu maka menurut cara Ritter dapatmenggunakan dalil momen
terhadap titik potong ke dua gaya yang belum di ketahui dan momen kedua gaya yang belum
diketahui itu adalah nol serta akan ditemukan suatu persamaan dimana gaya yang sedang
dicari itu terdapat sebagai satu-satunya gaya yang belum diketahui, gaya batang yang belum
diketahui kita anggap batang tarik yaitu meninggalkan titik simpul. Yang dimaksud dengan
gaya batang adalah gaya yang timbul di dalam batang itu akibat gaya luar. Dalam mencari
gaya batang dengan cara keseimbangan gaya harus dalam konstruksi tersebut secara
keseluruhan keadaan seimbang tetapi tiap titik simpul ( titik pertemuan batang ) ini
dipisahkan satu sama lain dan tiap titik simpul dalam keadaan seimbang baik gaya dari luar
maupun dari batang itu sendiri yang timbul pada simpul itu.
Untuk menghitung gaya-gaya batang yang belum diketahui kita menggunakan persamaan Σ
V = 0 ; Σ H = 0 ; Σ M = 0Contoh Soal :

Diketahui : Konstruksi Kuda seperti gambar dibawah ini


Ditanyakan : Hitung gaya batang S1, S2, S12, dengan cara Ritter

Penyelesaiaan
Langkah Pertama Kita Harus Mencari Reaksi Tumpuan

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 21


~
7 =7 (OKE)
Potongan ( k-k ) pada Pandangan Kiri Potongan

Potongan ( w –w ) pada pandangan kiri potongan

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 22


~
Sekian contoh soal penyelesaiaan gaya batang cara rifter. semoga bermanfaat.

KELOMPOK |MEKANIKA REKAYASA II ~ 23


~

Anda mungkin juga menyukai