Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latara Belakang

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa untuk

memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan

terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga dalam setiap

posyandu tentu akan berpengaruh pada status gizi anak balitanya karena

salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi

masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil (Wahit Iqbal, 2014).

Salah satu indikator penentu keberhasilan tingginya tingkat

kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi dan balita.Tingkat

kematian bayi dan balita erat hubungannya dengan status gizi bayi dan

balita.

Menurut Wahit Iqbal (2014) kunjunganibu pada setiap kegiatan

posyandu dapat berpengaruh pada peningkatan status gizianak balita. Hal

ini disebabkan karena posyandu merupakan sebagai salah satu pendekatan

tepat untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada balita.

Penimbangan di posyandu penting untuk memantau status gizi anak

balita karena pada saat penimbangan tenaga kesehatan dapat mengetahui

status gizi balita berdasarkan perkembangan pencatatan BB/U di buku KMS

setiap bulannya dan dapat memberikan penanganan berupa Pemberian

Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) yang bertujuan untuk

meningkatkan berat badan balita sehingga mencapai status gizi yang lebih

baik(Wahit Iqbal, 2014). 1


2

Penimbangan balita di posyandu merupakan indikator yang berkaitan

dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan imunisasi serta

prevalensi gizi kurang. Hasil Riskesdas, secara nasional menunjukkan

cakupan penimbangan balita sebagai salah satu sarana pemantauan status

gizi di posyandu sebesar 65,7%. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu

semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Sebagai

gambaran proporsi anak 6-11 bulan yang ditimbang di posyandu 91,3%,

pada anak usia 12-23 bulan turun menjadi 83,6%, dan pada usia 24-35

bulan turun menjadi 73,3%.

Angka penderita gizi buruk pada balita di Indonesia masih cukup

tinggi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010 jumlahnya

mencapai 17,9%, diperoleh bahwa tingkat prevalensi gizi buruk yang berada

di atas rata–rata nasional (5,4%) ditemukan pada 21 provinsi dan 216

kabupaten/kota. Berdasarkan data Direktorat Bina Gizi Kementrian

Kesehatan pada tahun 2010 tercatat 43.616 anak balita mengalami gizi

buruk (Tjetjep Syarif H dan Abas basuni J, Bul. Peneliti Kesehatan, Vol. 40.

No. 1. Maret 2012)

Menurut data kunjungan balita pada bulan Maret 2012 provinsi Jawa

Timur sebesar 527.360 (21,900%) dari jumlah balita 2.408.037 (Riskesdas,

2013)

Beberapa dampak yang dialami balita, bila ibu balita tidak aktif dalam

kegiatan posyandu antara lain adalah : tidak mendapatkan penyuluhan

kesehatan tentang pertumbuhan balita yang normal, tidak mendapatkan

vitamin A untuk kesehatan mata balita dan ibu balita tidak mendapatkan

pemberian dan penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT). Dengan aktif


3

dalam kegiatan posyandu ibu balita dapat memantau tumbuh kembang

balitanya (Depkes RI, 2012).

Ketidakpatuhan kehadiran ibu untuk melakukan pemantauan status

gizi balita dapat timbul jika tenaga kesehatan dan ibumemiliki keyakinan

dancara komunikasi yang berbeda.Oleh karena itu, kepatuhan orang tua

terutama ibu dalam membawa balita ke posyandu sangat penting. Faktor

umur pada balita juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

kunjungan ibu ke Posyandu. Semakin tinggi umur anak makin rendah

cakupan kunjungan rutin ke Posyandu.

Kepatuhan orang tua berperan penting terhadap status gizi anak

balita. Menurut Depkes RI, 2013, penting bagi ibu untuk aktif berkunjung ke

posyandu untuk memantau kesehatan dan gizi anaknya, sehingga apabila

terjadi masalah gizi seperti gizi kurang maka ibu dapat melakukan

pencegahan agar keadaan tersebut tidak semakin buruk.Kegiatan yang

dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi antara lain dengan

penimbangan secara berkala anak-anak dibawahlima tahun (Balita) yang

pada hakekatnya merupakan perpaduan dari kegiatan pendidikan gizi,

monitoring gizi, dan intervensi gizi melalui usaha - usaha Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui tentang

“Hubungan kepatuhan kunjungan balita ke posyandudengan status gizi balita

di posyandu dsn kyai Hasan Desa Kerpangan Kecamatan Leces Kabupaten

Probolinggo”

B. Rumusan masalah
4

Dari uraian data di atas dapat dirumuskan masalah penelitian “Adakah

hubungan kepatuhan kunjungan balita ke posyandu dengan status gizi balita

di posyandu balita dusun kyai Hasan Desa Kerpangan Kecamatan Leces

Kabupaten Probolinggo?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan mengetahuihubungan kepatuhan

bailta kunjungan posyandu dengan status gizi balita di Posyandu balita

dusun kyai Hasan Desa Kerpangan Kecamatan Leces Kabupaten

Probolinggo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan kunjungan balita diPosyandu

balita dusun kyai Hasan Desa Kerpangan Kecamatan Leces

Kabupaten Probolinggo.

b. Mengidentifikasi status gizi anak balita di Posyandu balita dusun kyai

Hasan Desa Kerpangan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo.

c. Menganalisis hubungan kepatuhanbalita yang berkunjung ke

posyandu balita dengan status gizi balita di Posyandu balita dusun

kyai Hasan Desa Kerpangan Kecamatan Leces Kabupaten

Probolinggo.
5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam

mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang

proses pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu dan profesional.

a. Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau acuan

bagi instansi terkait dalam meningkatkan proses pelayanan asuhan

keperawatan, sehingga masyarakat merasa puas terhadap

pelayanan kesehatan.

b. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang proses

pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan imunisasi lengkap di

posyandu.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktis yang mendukung

pengetahuan teoritis yang didapat melalui penelitian serta melatih

keterampilan dalam menulis karya ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai