Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di
pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan
menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan
keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu
pengeluaran keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan
goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran
keringat dengan cara mempersempit pembuluh darah (Setiawan dan Pieter, 2018).
Setiap orang memproduksi keringat dalam jumlah yang berbeda-beda. Ini karena
kelenjar keringat dalam tubuh tiap orang berbeda pula sifatnya. Maka, sulit untuk menentukan
secara akurat sebanyak apa keringat yang normal diproduksi tubuh dalam situasi tertentu. .
perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1. Jenis Kelamin. Laki-laki cenderung lebih mudah berkeringat daripada perempuan. Padahal,
perempuan punya kelenjar keringat yang lebih banyak dari laki-laki. Rata-rata keringat yang
diproduksi wanita adalah 0,57 liter per jam sementara rata-rata keringat pria tercatat sejumlah
1,12 liter per jam. Meskipun wanita tidak banyak mengeluarkan keringat, tubuh wanita lebih
mampu menjaga suhu normal tubuh. Keringat diproduksi untuk mendinginkan badan
ketika suhu tubuh terlalu panas. Sementara itu, pada wanita keringat yang diproduksi jauh
lebih efektif untuk mengembalikan suhu tubuh normal. Sehingga wanita tak perlu berkeringat
sebanyak pria saat suhu tubuh meningkat.
2. Berat badan. Orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas cenderung lebih
mudah berkeringat. Ini karena saat beraktivitas, orang dengan berat badan berlebih
membutuhkan lebih banyak energi. Energi yang dihasilkan oleh proses metabolisme tubuh
pun jadi lebih besar. Akibat proses metabolisme tersebut, suhu inti tubuh pun akan meningkat.
Untuk mendinginkannya, kulit akan kemudian mengeluarkan keringat.
3. Pola makan. Orang yang setiap hari rutin minum beberapa cangkir kopi akan lebih mudah
berkeringat. Karena bersifat diuretik, kopi bisa memicu sistem sekresi Anda, baik melalui air
seni atau keringat. Minuman beralkohol bersifat diuretik pula dan bisa meningkatkan produksi
keringat.
4. Kondisi psikologis. Mudah berkeringat memang bisa jadi tanda kondisi psikologis tertentu
seperti stres, kecemasan, atau rasa gugup.
5. Hyperhidrosis. Hiperhidrosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan berkeringat secara
berlebihan, bahkan bisa sampai mengganggu fungsi normal sehari-hari. Kondisi ini dipicu
oleh berbagai hal, mulai dari siklus menstruasi atau menopause, kehamilan, infeksi, hingga
penyakit seperti hipertiroid atau hipoglikemia.
Daftar Pustaka
Fadhilah, A. N., Destiani, D., Dhamiri, D. (2013). Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Penyakit
Kulit Pada Anak Dengan Metode Expert System Development Life Cycle. Jurnal
Algoritma. Vol 9 (13).
Hall, E John. (2009). Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Kalangi, Sonny J. R. (2013). Histofisiologi Kulit. Jurnal Biomedik (JBM), Vol 5(3) : 12-20
Setiawan, Stanley dan Pieter L. Suling. (2018). Gangguan Kelenjar Keringat Apokrin:
Bromhidrosis dan Kromhidrosis. Jurnal Biomedik (JBM), vol 10 (2) : 80-84
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Yaswir, Rismawati dan Ira Ferawati. (2012). Jurnal Kesehatan Andalas, vol 1(2) : 80-85