Anda di halaman 1dari 23

SISTEM

EKSKRES
I
Presented by Group 2
Our Team
M. Farid Akbar
Jeans Anggara
Ahmad Juniansyah
Dendra Andrian Maulana
Anggini
Dira Septa Salsabila
Citra
Ringgi
Putri Dewi Kurnianti
Mahesa Putri Hidayah
Class XI Science 1
LATAR
Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengolah dan membuang

BELAKANG
zat sisa metabolisme serta racun dari dalam tubuh. Jika tidak dikeluarkan dari tubuh, zat-zat
tersebut dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Sistem ekskresi pada manusia
terdiri atas sejumlah organ, yaitu paru-paru, kulit, hati, dan ginjal. Setiap hari manusia
mengonsumsi makanan-makanan yang akan dicerna melalui sistem pencernaan, zat
makanan ini kemudian diedarkan oleh alat peredaran darah ke seluruh tubuh. Namun zat
yang dikonsumsi bukan hanya zat nutrisi yang berguna bagi tubuh, ada juga zat lainnya
seperti alkohol dan obat-obatan yang bersifat racun. Di sinilah organ sistem ekskresi
berperan penting dalam pembuangan zat racun dari tubuh. Tubuh memerlukan ekskresi
agar zat sisa tersebut tidak meracuni tubuh karena dapat merusak berbagai organ hingga
menyebabkan kematian. Maka dari itu, disini kami akan membahas mengenai sistem
ekskresi terutama kulit dan mekanisme-mekanismenya beserta gangguan sistem ekskresi
tersebut.
RUMUSAN
MASALAH
Jelaskan proses
Jelaskan struktur Jelaskan gangguan
pembentukan dan
kulit sebagai alat sistem ekskresi pada
pengeluaran keringat
ekskresi manusia ? kulit ?
?
TUJUAN
• Untuk mengetahui dan memahami struktur kulit
sebagai alat ekskresi manusia.
• Untuk mengetahui dan memahami proses
pembentukan dan pengeluaran keringat.
• Untuk mengetahui dan memahami gangguan
sistem ekskresi pada kulit.
PEMBAHAS
AN
STRUKTUR KULIT
Struktur kulit manusia tersusun dari lapisan epidermis,
dermis, dan subkutis. Setiap lapisan memiliki bagian dan
fungsi masing-masing, mulai dari mengatur suhu tubuh,
melindungi kulit dari radiasi sinar UV, hingga menjadi
pelindung pertama saat tubuh terkena benturan atau zat
berbahaya. Kulit manusia memiliki luas mencapai 1,8 meter
persegi. Hal ini membuat kulit menjadi organ tubuh yang
paling luas. Selain memiliki banyak fungsi penting, kulit
juga bisa dijadikan indikator dalam menilai kesehatan tubuh
secara umum. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci
tentang struktur kulit dan lapisannya:
STRUKTUR KULIT
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari struktur kulit. Sebagai lapisan
terluar, epidermis menjadi benteng pertama tubuh terhadap paparan dari
lingkungan sekitar, termasuk sinar UV dari matahari. Lapisan ini juga
berperan penting dalam menjaga kelembapan kulit. Di dalam struktur
kulit epidermis, terdapat keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel
Merkel yang tersebar di setiap lapisannya. Epidermis sendiri terdiri dari
lima lapisan, yaitu:
• Stratum korneum
ini adalah lapisan epidermis paling atas yang tersusun dari korneosit,
yaitu sel keratinosit keras yang sudah mati, dan sedikit lemak.
• Stratum lucidum
Lapisan epidermis yang tipis dan transparan ini tersusun dari sel
keratinosit yang berbentuk datar.
• Stratum granulosum
Lapisan ini tersusun dari sel keratinosit yang di dalamnya terkandung
granul.
STRUKTUR KULIT
• Stratum spinosum
Lapisan ini tersusun dari sel Langerhans serta protein pengikat (desmosom) dan
sel keratinosit yang membuat kulit lebih kuat dan elastis.
• Stratum basal atau germinativum
Lapisan epidermis paling bawah ini merupakan tempat produksi sel-sel kulit baru,
protein keratin, dan sel melanosit, yaitu sel penghasil melanin/zat warna kulit.
Selain itu, di lapisan ini juga terdapat sel Merkel’s yang bertugas sebagai sensor
penerima rangsangan saraf untuk merasakan sentuhan.

2. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit di bawah epidermis. Struktur lapisan ini menyumbang
90% ketebalan kulit dan terdiri dari elastin yang memberikan kekenyalan pada
kulit dan kolagen untuk mengencangkan kulit. Struktur di lapisan dermis terbagi
atas lapisan papiler dan lapisan retikular. Lapisan papiler tersusun atas jaringan
ikat longgar yang kaya akan pembuluh darah, sedangkan lapisan retikular yang
letaknya lebih dalam tersusun atas jaringan ikat padat dengan ujung saraf, folikel
rambut, dan kelenjar-kelenjar.
STRUKTUR KULIT

Jika diuraikan lebih lanjut, beberapa komponen yang terdapat di lapisan dermis
adalah sebagai berikut:
• Kelenjar keringat, yakni kelenjar penghasil keringat yang terbagi menjadi dua
jenis, yaitu kelenjar ekrin (penghasil keringat encer dan tidak berbau) dan
kelenjar apokrin (penghasil keringat pekat dan mengandung lemak).
• Kelenjar sebasea, yakni kelenjar penghasil sebum atau minyak yang bertugas
memastikan agar kulit tidak kering dan berkerja sama dengan kelenjar kringat
untuk menjaga kestabilan suhu tubuh.
• Folikel rambut, yakni tempat tumbuhnya rambut dan pembentukan pembuluh
darah juga sel saraf.
• Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan nutrisi dan oksigen
supaya kulit tetap sehat.
• Sel saraf yang berfungsi untuk mengirimkan dan menghantarkan signal
tentang suhu, rasa sakit, atau tekanan, dari dan ke sistem saraf pusat.
STRUKTUR KULIT

3. Subkutis
Subkutis dikenal juga dengan hipodermis atau lapisan subkutan. Lapisan
ini merupakan lapisan terbawah kulit dan strukturnya tersusun dari sel
lemak dan lapisan pelengkap kulit, termasuk jaringan ikat, pembuluh
darah dan saraf, kelenjar keringat, serta folikel rambut. Lapisan ini akan
melindungi organ yang lebih dalam, melindungi tubuh dari perubahan
suhu, dingin maupun panas, dan sebagai tempat penyimpanan lemak serta
cadangan energi.
PROSES PEMBENTUKAN DAN
PENGELUARAN KERINGAT

1. Proses Pembentukan Keringat


Keringat (peluh) adalah cairan yang dibuat oleh kelenjar keringat dan bekerja untuk menstabilkan suhu inti
tubuh. Manusia memiliki dua hingga empat juta kelenjar keringat yang tersebar di seluruh tubuh. Kelenjar
peluh ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin. Proses pembentukan keringat
bermula ketika olahraga atau beraktivitas fisik yang menguras tenaga, suhu tubuh kita akan meningkat. Pada
saat itu, hipotalamus (bagian otak yang berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh) akan mengirim sinyal
kepada sistem saraf untuk merangsang kelenjar ekrin memproduksi peluh. Nantinya, peluh yang telah
dihasilkan akan keluar melalui pori-pori kulit dan menguap. Suhu tubuh pun perlahan kembali menjadi
normal.
PROSES PEMBENTUKAN DAN
PENGELUARAN KERINGAT

1. Proses Pembentukan Keringat


Cairan yang keluar saat tubuh berkeringat itu sebagian besar diproduksi oleh kelenjar ekrin. Kelenjar ini ditemukan pada
hampir seluruh bagian tubuh, termasuk telapak tangan, kaki, dahi, pipi, dan ketiak. Sementara itu, kelenjar apokrin
ditemukan pada area ketiak dan selangkangan. Peluh yang keluar dari kelenjar ini tak hanya dipicu oleh suhu tubuh, tapi
juga bisa didorong oleh stres, kecemasan, atau hormon yang tak menentu. Banyaknya cairan yang dihasilkan saat tubuh
berkeringat berbeda-beda pada setiap orang. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhinya, dua yang utama di antaranya
yaitu tingkat kebugaran dan berat badan. Orang-orang bertubuh lebih besar memiliki kelenjar keringat lebih banyak. Energi
yang dikeluarkan saat beraktivitas pun akan lebih banyak, mengingat massa tubuh yang lebih tinggi. Maka dari itu, orang
gemuk cenderung lebih mudah berkeringat.
PROSES
PEMBENTUKAN DAN
2. Proses Pengeluaran
PENGELUARAN
Keringat KERINGAT
Proses pengeluaran keringat diatur oleh pusat pengatur suhu di dalam otak,
yaitu hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan enzim bradikinin yang
mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika pusat pengatur suhu
mendapat ransangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh
darah, maka ransangan tersebut akan diteruskan oleh saraf simpatetik ke
kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat menyerap air, garam, dan
sedikit urea dari kapiler darah, lalu mengirimkannya ke permukaan kulit
dalam bentuk keringat. Keringat tersebut menguap dan menyerap panas
sehingga suhu tubuh kembali normal.
GANGGUAN SISTEM
EKSKRESI PADA KULIT
1. Kanker Kulit
Kanker kulit adalah jenis kanker yang tumbuh di jaringan kulit.
Kondisi ini ditandai dengan perubahan pada kulit, seperti
munculnya benjolan, bercak, atau tahi lalat dengan bentuk dan
ukuran yang tidak normal. Kanker kulit diduga kuat disebabkan oleh
paparan sinar ultraviolet dari matahari. Sinar UV ini dapat
menyebabkan rusaknya sel pada kulit, hingga menimbulkan kanker
kulit.
GANGGUAN SISTEM
EKSKRESI PADA KULIT
2. Biang Keringat
Biang keringat atau miliaria adalah ruam kecil kemerahan yang menonjol, terasa
gatal, serta menimbulkan sensasi menyengat atau perih di kulit. Kelainan yang juga
dikenal dengan nama ruam panas ini tidak hanya dapat terjadi pada bayi, tetapi juga
pada orang dewasa.
Biang keringat, atau yang dikenal dengan keringat buntet, lebih mudah terjadi pada
bayi, karena pengaturan suhu tubuh pada bayi belum sempurna dan kelenjar keringat
bayi belum sepenuhnya berkembang. Akibatnya, kulit belum mampu mengeluarkan
keringat dengan baik. Biang keringat pada bayi paling sering muncul di badan, leher,
tangan, dan dada.
GANGGUAN SISTEM
EKSKRESI PADA KULIT
3. Lentigo
Lentigo adalah bintik hitam atau cokelat yang muncul di permukaan kulit. Lentigo
biasanya muncul di area yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, lengan,
dan leher. Selain karena paparan sinar matahari, lentigo juga dapat muncul akibat
kelainan bawaan, seperti sindrom Peutz-Jeghers. Lentigo memiliki bentuk yang tidak
beraturan dengan diameter sekitar 5–20 mm. Bintik lentigo dapat berkembang secara
perlahan dalam beberapa tahun, tetapi dapat juga muncul secara tiba-tiba. Lentigo
umumnya terjadi pada orang dewasa usia 50 tahun ke atas. Meski demikian, anak-
anak juga dapat mengalami lentigo, terutama bila sering terpapar sinar matahari.
GANGGUAN SISTEM
EKSKRESI PADA KULIT
4. Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan atau iritasi di kulit yang umumnya ditandai dengan
kulit gatal, kering, dan kemerahan. Penyakit kulit ini umumnya terjadi akibat reaksi
alergi. Dermatitis sendiri terbagi dalam banyak jenis, di antaranya dermatitis atopik
dan dermatitis kontak. Dermatitis atau eksim merupakan penyakit kulit yang tidak
menular. Dermatitis bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi hingga lansia. Meski
tidak berbahaya, kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Untuk mengatasinya, dokter dapat memberikan obat oles atau
obat minum.
GANGGUAN SISTEM
EKSKRESI PADA KULIT
5. Lepra
Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan
kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Kusta atau lepra dikenal juga dengan nama
penyakit Hansen atau Morbus Hansen. Kusta atau lepra dapat ditandai dengan lemah
atau mati rasa di tungkai dan kaki, kemudian diikuti dengan timbulnya lesi di kulit.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini dapat menyebar melalui percikan
ludah atau dahak yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin.
GANGGUAN SISTEM
EKSKRESI PADA KULIT
6. Jerawat
Jerawat adalah masalah kulit yang terjadi ketika pori-pori kulit, tepatnya folikel
rambut, tersumbat oleh kotoran, debu, minyak, atau sel kulit mati. Akibatnya, terjadi
peradangan pada pori-pori tersebut dan bisa juga disertai infeksi. Jerawat sering
muncul di wajah, leher, punggung, atau dada. Jerawat disebut juga acne vulgaris.
Masalah kulit ini dapat dialami oleh siapa saja, tetapi umumnya pertama kali muncul
di masa pubertas, yaitu usia 10–18 tahun. Kondisi jerawat cenderung lebih parah
pada remaja laki-laki dan orang yang memiliki tipe kulit berminyak. Jerawat
merupakan masalah kulit yang sangat umum, terutama pada orang yang berusia 11–
30 tahun. Bahkan, hampir setiap orang pernah mengalami jerawat.
KESIMPUL
AN
Sistem Ekskresi merupakan proses pengeluaran bahan-bahan yang tidak diperlukan atau
bahan yang berlebihan dari sisa metabolisme tubuh. Organ tubuh yang terlibat dalam proses
pengeluaran adalah ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Struktur kulit manusia tersusun dari
lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis merupakan lapisan terluar dari struktur
kulit. Sebagai lapisan terluar, epidermis menjadi benteng pertama tubuh terhadap paparan
dari lingkungan sekitar, termasuk sinar UV dari matahari. Dermis adalah lapisan kulit di
bawah epidermis. Sedangkan Subkutis dikenal juga dengan hipodermis atau lapisan
subkutan merupakan lapisan terbawah kulit dan strukturnya tersusun dari sel lemak dan
lapisan pelengkap kulit, termasuk jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf, kelenjar keringat,
serta folikel rambut. Adapun gangguan yang dapat terjadi pada kulit yaitu kanker kulit,
biang keringat, lentigo, dermatitis, lepra, dan jerawat.
Any
question
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai