SISTEM INTEGUMEN
(Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar)
Disusun Oleh :
Agisti Ayu Rahmadanti (0432950322046)
Pasti Yunita (0432950322021)
Syalwa Ummi Abiha (0432950322045)
Syifaa Nur Azzahra (04329503220035)
Kulit dibentuk oleh tiga lapisan yaitu: epidermis atau lapisan luar (tebal 50-100
μm), dermis atau lapisan kulit sebenarnya (1-2 mm), dan hipodermis atau jaringan subkutan (1-2
mm). Epidermis Fungsi kulit sebagian besar diperankan oleh stratum corneum (lapisan
epidermis yang paling luar atau superfisial) yang tebalnya hanya 10-20 μm dan
merupakan bagian kulit tertipis dan terkecil. Fungsi stratum corneum yang utama adalah:
1) mengurangi kehilangan air sehingga mencegah dehidrasi,
2) melindungi lapisan kulit dan jaringan tubuh di bawahnya terhadap serangan fisik
atau kuman,
3) berperan sebagai pelindung dan mengatur respon terhadap kondisi lingkungan
sekitar.
Bagian interseluler (antarsel) stratum corneum terbentuk dari lipid (lemak). Lipid ini
dibentuk oleh lamellar bodies. Lipid tersebut merupakan pelindung yang kuat dan membentuk
lapisan yang tidak terputus. Adanya lipid ini juga menyebabkan kulit menjadi kedap air. Lemak
permukaan juga berfungsi untuk mecegah mikroba masuk. Adanya gangguan fisik dan mekanik
akan dilindungi dengan adanya bantalan lemak subkutis, lalu sinar UV akan diatasi oleh melanin.
Proses keratinisasi juga merupakan sawar mekanik karena sel-sel tanduk melepaskan diri
secara teratur dan diganti oleh sel muda di bawahnya. Sawar kulit berfungsi untuk mencegah
keluar atau masuknya zat yang berada di luar ke dalam atau dalam keluar tubuh. Bagian tubuh
yang sawar paling rendah : skrotum, kulit wajah dan punggung tangan sedangakn bagian tubuh
dengan sawar paling baik adalah telapak tangan dan telapak kaki (kulit tebal). (Bariroh, 2021)
2. Sebagai Absorpsi
Fungsi absorpsi berarti kulit dapat digunakan sebagai alat penyerap. Kulit bisa menyerap
material larut lipid seperti obat-obatan tertentu, vitamin A, D, E, hingga K, serta oksigen dan
karbondioksida. Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat. Cairan
yang mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam minyak
Mekanisme absorpsi,,melalui :
1) Celah antar sel epidermis (Transepidermal 97%)
2) Celah folikel rambut (transfolikular 0,2%)
3) Celah antarsel saluran kelenjar keringat (transekrinal sisanya)
Didalam kulit terdapat kelenjar keringat, sebagai media keluarnya zat sisa metabolisme, yaitu
keringat. Kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolism
dalam tubuh misalnya NaCl, urea, asam urat, ammonia dan sedikit lemak.
Terdapat dua macam kelenjar keringat yang diproduksi oleh tubuh, yaitu kelenjar keringat
apokrin dan kelenjar keringan merokrin. Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah sekitar
payudara, aksila, dan pubis. Kelenjar ini akan aktif pada masa pubertas (remaja) dengan ciri
keringat kental, berbau khas. Daerah kelenjar keringat merokrin adalah telapak tangan dan
kaki. Sekretnya mengandung air, nutrisi organik, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme.
Fungsi kelenjar merokrin, yaitu mengatur temperatur permukaan kulit, mengekskresikan air
dan elektrolit, serta melindungi kulit dari agen asing yang akan masuk ke kulit.
Kelenjar lemak pada fetus, atas perintah hormone androgen dari ibunya, akan menghasilkan
sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion. Sebum yang diproduksi kelenjar
palit kulit melindungi kulit dengan cara meminyaki kulit dan menahan penguapan yang
berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. (Bariroh, 2021)
4. Sebagai Persepsi
Dengan kata lain, proses termoregulasi yang terdapat pada kulit bertujuan untuk
menurunkan dan menyesuaikan suhu tubuh. Sebaliknya, apabila kondisi tubuh berada di
lingkungan dingin, maka keringat tidak akan diproduksi. Saat kondisi dingin
berlangsung, tubuh akan memecah lemak yang ada dalam lapisan kulit. Kemudian, lemak
akan diubah menjadi energi panas.
6. Pembentukan Pigmen
Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai di bawah
atau di antara sel-sel stratum basalis dan pada folikel rambut. Asal embriologi dari
melanosit berasal dari sel krista neural. Melanosit memiliki bentuk badan sel bulat tempat
bermulanya cabang-cabang panjang yang ireguler dalam epidermis. Cabang-cabang ini
berada di antara sel-sel stratum basalis dan stratum spinosum. Jumlah melanosit, jumlah
dan ukuran melanin menentukan warna kulit. Melanin dibentuk oleh protein, tirosin
dengan bantuan enzim tyrosinase, ion Cu dan oksigen oleh sel melanosit di dalam
melanosom.
7. Keratinisasi
Epidermis sendiri terdiri dari lapisan basal, spinosa, dan granular. Sel-sel pada
lapisan basal secara bertahap akan bermigrasi ke lapisan epidermis terluar dan akhirnya
berubah bentuk menjadi lapisan tanduk. Proses perubahan selular pada sel epidermis ini
disebut keratinisasi. Lapisan epidermis kulit orang dewasa mempuyai 3 jenis sel utama,
keratinosit, melanosit dan sel lagerhans.
Keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas berubah bentuk
lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi lebih gepeng, dan
bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat ke atas lebih
gepeng, dan granula serta intinya hilang dan akhirnya sampai di permukaan kulit menjadi
sel yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras, gepeng, tanpa inti yang disebut
sel tanduk. Sel tanduk secara kontinu lepas dari permukaan kulit dan diganti oleh sel
yang terletak di bawahnya. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berguna untuk
fungsi rehabilitasi kulit. Proses keratinisasi dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung
selama 14-21 hari. Proses keratinisasi ini berfungsi untuk rehabilitasi kulit agar selalu
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. (Bariroh, 2021)
8. Pembentukan Vitamin D
Sinar matahari yang cukup bisa merangsang produksi vitamin D alami dalam
tubuh. Vitamin larut lemak yang terkandung di sinar matahari ini memiliki banyak
fungsi, yaitu: