Anda di halaman 1dari 3

Isi Poster

PERBANDINGAN PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN BABY GYM TERHADAP


PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MERANGKAK BAYI USIA DIBAWAH SATU
TAHUN DI PUSKESMAS ARJUNO KOTA MALANG

Bulkys Ananda Puti, Atika Yulianti, Nungki Marlian Y

Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.


*
Korespondensi: Bulkysanandaa@gmail.com

Latar Belakang

Merangkak adalah salah satu tahapan perkembangan motorik kasar yang rumit dan
penting untuk bayi (Jager, 2010). Proses perkembangan merangkak sudah dimulai sejak bayi
berusia empat bulan saat bayi tengkurap dengan kemampuan mengangkat kepalanya setinggi 45-
90o sambil kedua siku menopang badannya (Rosita, 2013). Salah satu kebutuhan penting bayi
untuk menunjang kebutuhan tersebut adalah stimulasi gerak berupa baby gym. Baby gym
merupakan stimulasi berupa permainan gerak yang disusun sistematis untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Arti, 2009). Semakin sering stimulasi pada bayi
dilakukan, maka akan semakin cepat pula perkembangan bayi yang semakin hari semakin rumit
(Puspita, 2014). Permasalahannya 85% ibu menganggap bahwa pemberian stimulasi cukup
diberikan sesekali.

Tujuan Penelitian
Menganalisa perbedaan pengaruh sesudah pemberian intervensi baby gym tujuh kali
seminggu dan satu kali seminggu terhadap perkembangan kemampuan merangkak bayi dibawah
satu tahun di Puskesmas Arjuno Kota Malang.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan quasi-experimental dengan pendekatan non-equivalent group
design. Sampel yang diambil dari total responden yakni sebanyak 25 bayi dengan menggunakan
teknik purposive sampling yang kemudian dibagi ke dalam dua kelompok berbeda. Kelompok A
mendapatkan baby gym tujuh kali seminggu dan kelompok B mendapatkan baby gym satu kali
seminggu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner observasi kemampuan
merangkak yang terdiri dari lima tahapan kemampuan merangkak. Metode dalam penelitian ini
menggunakan Uji analisa data akhir menggunakan Uji Mann-Whitney U dengan menggunakan
program aplikasi SPSS 21.
Hasil Penelitian
Tabel 1 Hasil Uji Wilcoxon
Kelompok Mean Asymp. Sig. (2-
tailed)
7 Kali Pretest 1,31
0,00
Seminggu Posttest 2,15
1 Kali Pretest 1,33
0,32
Seminggu Posttest 1,41

Tabel 2 Hasil Uji Mann-Whitney U


Intervensi df Asymp. Sig. (2-tailed) α
7 Kali Seminggu 13
0,00 0,05
1 Kali Seminggu 12

Pembahasan

Kemampuan merangkak merupakan kemampuan yang rumit untuk bayi karena


membutuhkan berbagai komponen gerak dasar seperti kontrol postural, kekutan otot-otot, dan
kemampuan koordinasi yang akan digunakan bayi untuk bergerak maju saat merangkak (Jager,
2010). Baby gym sebagai stimulasi gerak yang tersusun sistematis mampu memenuhi kebutuhan
kemampuan merangkak tersebut karena baby gym dibuat untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal (Arti, 2009). Pemberian baby gym sekali seminggu akan
membuat tahapan stimulasi terhenti pada tahap adaptasi anatomis, sedangkan baby gym yang
dilakukan setiap hari dapat membentuk stimulasi dengan tahapan sempurna sehingga mampu
membentuk perilaku adaptif, meningkatkan konsentrasi dan membangun kepercayaan diri pada
bayi sehingga anak tidak ragu-ragu saat melakukan suatu gerakan (Pusponegoro, 2014).
Sehingga pemberian stimulasi baby gym tujuh kali seminggu lebih berpengaruh terhadap
kemampuan merangkak dari pada pemberian stimulasi baby gym satu kali seminggu terhadap
perkembangan kemampuan merangkak bayi usia dibawah satu tahun.

Kesimpulan

Ada perbedaan pengaruh frekuensi pemberian baby gym terhadap kemampuan


merangkak bayi usia dibawah satu tahun di Puskesmas Arjuno Kota Malang.

Daftar Pustaka

Arti, A. B. (2008). Pengaruh Pemberian Musik Klasik Pada Senam Bayi Terhadap Kemampuan
Motorik Kasar Bayi (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Jager, D. M. D. (2010). Understanding Developmental Milestones. Johannesburg: Children’s


Corner.

Puspita, W. A. (2014). Pengembangan Program Stimulasi Gerak Untuk Mengoptimalkan


Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 0-< 12 Bulan. Jurnal Ilmiah Visi, 9(1), 36-46.
Pusponegoro, H. (2014). What Why How in Child Neurology. Jakarta: Simposium UKK
Neurologi IDAI Jakarta.

Rosita, B. (2013). Pengaruh Pemberian Stimulasi Prone Kneeling Terhadap Kemampuan


Merangkak Pada Bayi Usia 4–7 Bulan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai