Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO JATUH

RUMAH SAKIT UMMI BOGOR

RS UMMI Bogor
Jl. Empang II No 2 Bogor
Telepon : (0251) 8341600, Fax (0251) 8341606
Homepage : http://www.rsummi.com
Email : rsummi@rsummi.com
KATA PENGANTAR

Dalam pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit sangatlah di perlukan berbagai dokumen


Rumah Sakit. Dokumen tersebut dapat dalam bentuk regulasi maupun sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan. Salah satu regulasi yang dibutuhkan adalah adanya Panduan dalam
pelaksanaan setiap kegiatan ataupun program.

Panduan Manajemen Risiko Pasien Jatuh disusun untuk menyamakan persepsi


seluruh petugas RS UMMI dalam upaya mencegah dan menghindari jangan sampai terjadi
pasien terjatuh, sebagai salah satu upaya penting dalam menerapkan Sasaran Keselamatan
Pasien RS UMMI.

Semoga buku Panduan Manajemen Risiko Pasien Jatuh ini bermanfaat bagi petugas
yang berkaitan dengan kegiatan Pelayanan Pasien dan bermanfaat bagi pencapaian Akreditasi
RS UMMI.

Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan buku Panduan ini sangan kami harapkan.

Terima kasih

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................................... 3

BAB I DEFINISI ................................................................................................... 4

BAB II RUANG LINGKUP............................................................................ ....... 6

BAB III TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO PASIEN JATUH ............. 7

A. TATA LAKSANA UMUM MANAJEMEN RISIKO PASIEN


JATUH ........................................................................................... 7
B. TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO JATUH PASIEN
RAWAT INAP............................................................................... 8
1. Assesmen Risiko jatuh pasien Dewasa .................................... 8
2. Assesmen Risiko jatuh pasin Anak .......................................... 10
3. Assesmen Risiko jatuh pasien Neonatus.................................. 12
4. Assesmen Risiko jatuh pasien Lansia/Geriatri ........................ 14
C. TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO JATUH PASIEN
RAWAT JALAN ........................................................................... 15

BAB IV DOKUMENTASI ................................................................................ .... 16

3
BAB I

DEFINISI

Jatuh adalah :
a. Kejadian seseorang secara tidak sengaja dan tiba-tiba terjatuh dari posisi berdiri,
duduk atau berbaring ke tingkat yang lebih rendah. Dikecualikan dari definisi ini
adalah perubahan posisi tersebut disebabkan oleh kekuatan besar (misalnya
didorong).
b. Pasien yang dibantu oleh staf berdiri dari lantai (dan akan jatuh tanpa bantuan staf)
juga akan diidentifikasi sebagai jatuh.
c. Secara singkat faktor Risiko jatuh dibagi dalam dua golongan besar, yaitu faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik.
 Faktor intrinsik adalah variabel -variabel yang menentukan mengapa seseorang
dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin
tidak jatuh.
Faktor Instrinsik dibagi 2, yaitu :
a. Faktor intrinsik yang dapat di antisipasi ( Physiological Anticipated Fall ),
diantaranya adalah :
 Gangguan muskuloskeletal / gangguan keseimbangan / mobilitas
misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan
ekstremitas bawah, kekakuan sendi, osteoporosi
 Sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba -tiba yang disebabkan
oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah,
penglihatan gelap, keringat dingin, pucat, dan pusing.
 Riwayat jatuh sebelumnya
 Incontinensia Urine
 Gangguan Kognitif ( Psikologis )
 Usia ≥ 65 tahun
 Status kesehatan yang buruk
b. Faktor Instrinsik yang tidak dapat di antisipasi ( Unanticipated Physiological
Fall ), diantaranya :
 Kejang
 Aritmia Jantung
 Stroke atau serangan Ischemia Attack ( TIA )

4
 Pingsan
 Serangan Jatuh ( Drop Attack )

 Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berhubungan dengan lingkungan pasien,


hal ini mencakup faktor yang mengarah pada keadaan lingkungan fisik pasien.
Faktor Ekstrinsik juga dibagi 2, yaitu :
a. Faktor eksntrinsik yang dapat di antisipasi ( Physiological Anticipated Fall ),
diantaranya adalah :
 Lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang
kurang terang atau silau, lantai yang basah atau licin, tempat
berpegangan yang tidak kuat, kabel yang longgar
 Kursi atau tempat tidur yang beroda
 Dudukan toilet yang rendah
 Peralatan yang rusak / tidak aman
 Tempat tidur yang terlalu tinggi
 Alas kaki yang tidak pas
 Rawat inap yang berkepanjangan
b. Faktor Ekstrinsik yang tidak dapat di antisipasi ( Unanticipated Physiological
Fall ), diantaranya : Reaksi pasien terhadap obat-obatan, seperti pasien yang
mengkonsumsi obat -obatan antihipertensi, diuretik,autonomik bloker,
antidepresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik dan psikotropik memiliki faktor
Risiko seseorang untuk jatuh. Hal ini disebabkan karena obat -obatan tersebut
memiliki efek samping yang dapat menyebakan seseorang memiliki risiko
untuk jatuh.

5
BAB II

RUANG LINGKUP

Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat
inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan
fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat
dan telaah terhadap obat dan konsumsi alkohol, penelitian terhadap gaya/cara jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Kegiatan ini memonitor
baik konsekuensi yang dimaksudkan atau yang tidak sengaja terhadap langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengurangi jatuh. Misalnya penggunaan yang tidak benar dari alat
penghalang atau pembatasan asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi yang
terganggu, atau integrasi kulit yang menurun. Program tersebut harus diterapkan di rumah
sakit Ummi Bogor

Ruang Lingkup Pencegahan Risiko pasien jatuh meliputi :

1. Pasien Rawat Inap, terdiri dari :


a. Pasien Dewasa
b. Pasien Anak
c. Pasien Psikiatri
d. Pasien Geriatri
e. Pasien Neonatus
2. Pasien Rawat Jalan

6
BAB III

TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO PASIEN JATUH

A. TATA LAKSANA UMUM MANAJEMEN RISIKO PASIEN JATUH


1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan (RT)
2. Sediakan alas kaki anti slip dan anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
(RR)
3. Pasang alat pegangan pasien di dinding ruangan sepanjang jalur yang sering
dilalui pasien ( RR )
4. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien (RT)
5. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang (RR)
6. Pastikan lorong bebas hambatan (RR)
7. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien (RS & RT)
8. Pasang Bedside rel (RS & RT)
9. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur. Sediakan tangga kecil untuk injakan untuk
tempat tidur yang tinggi ( RT)
10. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat
kesadaran, dan gait (RS & RT)
11. Amati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk
perbaikan, seperti :
a. Lantai yang rusak / keramik pecah,
b. Lantai yang tidak rata dan bergelombang atau bertingkat yang sulit terlihat
c. Lantai yang menurun dan terbuat dari keramik yang licin (RR)
d. Beri tanda warna merah pada area tersebut sebelum diperbaiki
12. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik
atau terapi (RS & RT)
13. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur / kursi roda, roda
dan menguncinya dalam kondisi baik dan berfungi baik, dan bedside rel dalam
keadaan terpasang (RS & RT)
14. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana
perawatan untuk mencegah jatuh ( RR,RS&RT)

7
15. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang
dibutuhkan pasien (Pemenuhan kebutuhan dasar manusia)

B. TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO JATUH PASIEN RAWAT INAP


1. Assesment Risiko Jatuh Pasien Dewasa
Assesmen Risiko Jatuh Pasien Dewasa dengan menggunakan Skala Morse Fall
Tata laksana pengisian Formulir Skala Morse Fall :
a. Kotak Identitas harus diisi lengkap, meliputi : Nama pasien, Nomor Rekam Medis
pasien, Tanggal lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Kotak berikutnya diisi tanggal dan jam assesment, dan nma ruangan tempat pasien
di rawat
c. Cara melakukan Scoring :
1. Riwayat jatuh:
 Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika ada
riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau gangguan gaya berjalan
menjelang dirawat.
 Skor 0 bila tidak pernah jatuh.
 Catatan: bila pasien jatuh untuk pertama kali, skor langsung 25.
2. Diagnosis sekunder:

 Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien.
 Skor 0 jika tidak.
3. Bantuan berjalan:
 Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu, menggunakan kursi
roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama
sekali.
 Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker.
 Skor 30 jika pasien berjalan mencengkeram furnitur untuk topangan.
4. Jika terpasang infus
 Skor 20 jika pasien terpasang infus.
 Skor 0 jika tidak terpasang infus

8
5. Gaya berjalan/ transfer:

 Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan ciri berjalan dengan kepala
tegak, lengan terayun bebas disamping tubuh, dan melangkah tanpa ragu-
ragu.
 Skor 10 jika gaya berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat
kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendek-
pendek dan mungkin diseret.
 Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan bangkit
dari kursi, berupaya bangun dengan mendorong lengan kursi atau dengan
melambung (menggunakan beberapa kali upaya untuk bangkit). Kepala
tertunduk, melihat ke bawah. Karena keseimbangan pasien buruk,
menggenggam furnitur, orang, atau alat bantu jalan dan tidak dapat
berjalan tanpa bantuan.
6. Status mental:

 Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalannya normal.


Tanyakan pada pasien, “Apakah Bapak dapat pergi ke kamar mandi
sendiri atau perlu bantuan?” Jika jawaban pasien menilai dirinya konsisten
dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal.
 Skor 15 jika respon pasien tidak sesuai dengan kemampuan ambulasi atau
jika respon pasien tidak realistis, dan pasien over estimate kemampuan
dirinya dan lupa keterbatasannya.
Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut:
a. Skor 0-24 berisiko rendah, Lakukan Perawatan yang baik
b. Skor 25-50 Risiko sedang , Lakukan intervensi jatuh standar
c. Skor ≥ 51 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi

Pedoman Manajemen Risiko Jatuh Pasien Dewasa


a. Risiko rendah :
 Pastikan bel mudah terjangkau
 Roda tempat tidur pada posisi terkunci
 Posisikan tempat tidur pada posisi terendah
 Pagar pengaman tempat tidur dinaikkan

9
b. Risiko sedang :
 Lakukan SEMUA pedoman pencegahan untuk Risiko Rendah
 Pasangkan gelang khusus (warna kuning) sebagai tanda Risiko jatuh
 Beri tanda Risiko pasien jatuh pada tempat tidur pasien.
c. Risiko tinggi :
 Lakukan SEMUA pedoman pencegahan untuk Risiko Rendah dan Sedang
 Kunjungi dan monitor pasien setiap 1 jam
 Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan Nurse Station (jika
memungkinkan)

2. Assesment Risiko Jatuh Pasien Anak,


Assesment Risiko Jatuh Pasien Anak dengan menggunakan Skala Humpty Dumpty
Pasien anak adalah pasien yang berumur sampai dengan 16 tahun.
Tata laksana pengisian Formulir Skala Humpty Dumpty :
a. Kotak Identitas harus diisi lengkap, meliputi : Nama pasien, Nomor Rekam Medis
pasien, Tanggal lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Kotak berikutnya diisi tanggal dan jam assesment, dan nma ruangan tempat pasien
di rawat
c. Cara melakukan Scoring :
1. Umur :

 Skor 4 bila umur pasien dibawah 3 tahun


 Skor 3 bila umur pasien 3-7 tahun
 Skor 2 bila umur pasien 7-13 tahun
 Skor 1 bila umur pasien > 13 tahun
2. Jenis kelamin :

 Skor 2 jika pasien berjenis kelamin laki laki.


 Skor 1 jika pasien berjenis kelamin perempuan.
3. Diagnosis :

 Skor 4 jika pasien didiagnosis kelainan neurologi (kejang, infeksi SSP,


cidera kepala)
 Skor 3 jika pasien mengalami gangguan saluran nafas, dehidrasi, anemia,
anoreksia dan sinkop

10
 Skor 2 jika tidak pasien disertai gangguan perilaku dan psikis (Autis,
Sindrom down dll)
4. Gangguan Kognitif :
 Skor 3 jika pasien tidak sadar/over estimate terhadap kemampuan dirinya.
 Skor 2 jika pasien lupa keterbatasan pada dirinya
 Skor 1 jika pasien mengetahui dan menyadari kemampuan sebenarnya dari
dirinya.
5. Faktor Lingkungan :
 Skor 4 jika pasien mempunyai riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi dan
anak
 Skor 3 jika pasien menggunakan alat penopang saat berjalan
 Skor 2 Jika pasien hanya dapat berada di tempat tidur saat perawatan
 Skor 1 jika pasien dapat melakukan aktivitas diluar ruang rawat
6. Respon terhadap operasi/obat
 Skor 3 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam
waktu 24 jam
 Skor 2 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam
waktu 48 jam
 Skor 1 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam
waktu > 48 jam obat-obat berisiko tinggi
 Skor 2 Jika pasien menggunakan salah satu obat diuretik, narkotik, sedatif,
anti psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat
hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik, NSAID
 Skor 0 jika tidak
7. Penggunaan Obat
 Skor 3 jika pasien menggunakan lebih dari satu obat sedatif (Kecuali pasien
ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/Diuretika, Narkotik
 Skor 2 Jika pasien menggunakan salah satu obat sedatif (Kecuali pasien
ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/Diuretika, Narkotik
 Skor 1 jika pasien menggunakan pengobatan selain terapi di atas

11
Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut:

d. 7-11 Risiko Rendah , Lakukan intervensi jatuh risiko rendah


e. ≥ 12 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi

Pedoman Manajemen Risiko Jatuh Pasien Anak :


a. Risiko Rendah : skala 7-11
- Pastikan tempat tidur / box terkunci
- Dekatkan bel dan pastikan bel terjangkau
- Pasang pengaman tempat tidur
- Posisikan tempat tidur / box pada posisi terendah jika memungkinkan
- Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari
- Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala
- Pastikan selalu ada orang tua / keluarga
- Pastikan lantai dan alas kaki tidak licin
- Kontrol / observasi rutin oleh perawat (setiap 2 jam)
- Bila dirawat dalam inkubator, pastikan semua jendela terkunci
- Edukasi orangtua/keluarga
b. Risiko tinggi : skala 12-23
- Lakukan tindakan pencegahan seperti skala rendah ( skala 7-11)
- Pasang gelang risiko jatuh warna kuning
- Pasang tanda risiko jatuh di tempat tidur pasien
- Lakukan observasi setiap 1 jam
- Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan Nurse Station (jika
memungkinkan)

3. Assesment Risiko Jatuh Pada Neonatus


Neonatus adalah bayi yang berusia 0 sampai 28 hari
Tata laksana pengisian Formulir Assesment Risiko Jatuh pada Neonatus adalah sebagai
berikut :
a. Kotak Identitas harus diisi lengkap, meliputi : Nama pasien, Nomor Rekam Medis
pasien, Tanggal lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Kotak berikutnya diisi tanggal dan jam assesment, dan nama ruangan tempat
pasien di rawat

12
c. Semua neonatus dikatagorikan berisiko Jatuh
d. Pedoman Pengurangan Risiko Jatuh Neonatus :
1. Pasang Gelang Risiko Jatuh
2. Orientasikan ruangan pada orang tua / keluarga
3. Dekatkan box bayi dengan ibu
4. Pastikan selalu ada pendamping
5. Pastikan lantai dan alas kaki petugas atau keluarga tidak licin
6. Kontrol rutin oleh perawat / bidan
7. Bila dirawat dalam incubator, pastikan semua jendela terkunci
8. Edukasi orang tua / keluarga, tentang hal :
a. Tempatkan bayi pada tempat yang aman
b. Ajarkan tekhnik menggondang bayi yang aman dan nyaman
c. Ajarkan cara membungkus bayi
d. Segera istirahat apabila merasa lelah
e. Libatkan keluarga untuk mendampingi atau segera panggil perawat / bidan
jika dibutuhkan

13
4. Asesmen Risiko Jatuh Pada Lansia/Geriatri
Berdasarkan Penilaian Skala Risiko Jatuh Ontario Modified Sratify – Sydney Scoring
Keterangan
Parameter Skrining Jawaban Skor
Nilai
Apakah pasien datang ke rumah sakit
Ya / Tidak
Riwayat karena jatuh? Salah satu
Jatuh Jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh jawaban ya = 6
Ya / Tidak
dalam 2 bulan terakhir ini?
Apakah pasien delirium? (tidak dapat Ya / Tidak
membuat keputusan, pola pikir tidak
terorganisir, gangguan daya ingat) Salah satu
Status
Apakah pasien disorientasi? (salah Ya / Tidak jawaban ya =
Mental
menyebutkan waktu, tempat atau orang) 14
Apakah pasien mengalami agitasi? Ya / Tidak
(ketakutan, gelisah dan cemas)
Apakah pasien memakai kacamata? Ya / Tidak
Apakah pasien mengeluh ada penglihatan Ya / Tidak
Salah satu
Penglihatan buram?
jawaban ya = 1
Apakah pasien mempunyai glaukoma, Ya / Tidak
katarak atau degenerasi makula?
Apakah terdapat perubahan perilaku Ya / Tidak
Kebiasaan
berkemih? (frekuensi, urgensi, Ya = 2
berkemih
inkontinensia, nokturia)
Transfer Mandiri (boleh menggunakan alat bantu 0
(dari jalan)
tempat Memerlukan sedikit bantuan (1 orang) atau 1
Jumlahkan
tidur ke dalam pengawasan
nilai transfer
kursi dan Memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2
dan mobilitas.
kembali ke Tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu 3
Jika nilai total
tempat bantuan total
0 – 3, maka
tidur)
skor = 0. Jika
Mandiri (boleh menggunakan alat bantu 0
nilai total 4 –
jalan)
6, maka skor =
Berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / 1
Mobilitas 7.
fisik)
Menggunakan kursi roda 2
Immobilisasi 3
Total Skor

Keterangan :

Skor Risiko
0–5 Rendah
6 – 16 Sedang
17 – 30 Tinggi

14
C. TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN

Assesment Risiko Jatuh Pasien rawat Jalan dengan menggunakan tekhnik Get Up and
Go :
1. Pengkajian
a. Perhatikan cara berjalan pasien :
1. Tidak seimbang / sempoyongan / limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu ( Kruk, tongkat, kuri roda, atau
bantuan orang lain
b. Menopang saat akan duduk : Tampak memegang pinggiran kursi / meja /
perabotan lainnya sebagai penopang saat akan duduk

2. Hasil
1. Tidak berisiko : Tidak ditemukan a dan b
2. Risiko rendah : Ditemukan salah satu dari a atau b
3. Risiko tinggi : Ditemukan a dan b
3. Tindakan
1. Tidak berisiko : Tidak ada tindakan
2. Risiko rendah : Lakukan edukasi
3. Risiko tinggi : Pasang gelang kuning , edukasi dan lakukan upaya
pencegahan risiko jatuh
Upaya Pengurangan Risiko jatuh pasien rawat jalan antara lain :
a. Lakukan pendampingan / bantuan oleh petugas
b. Hindari atas kaki yang licin atau tidak pas
c. Berikan kursi roda atau brankar
d. Tempatkan / tidurkan di kamar tunggu / kamar poliklinik sehingga keselamatan
dan keamanan pasien tetap terjamin

15
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Surat Keputusan Direktur RS Ummi .tentang Sasaran Keselamatan Pasien


2. Surat Keputusan Direktur RS Ummi tentang Kebijakan Manajemen Risiko Pasien
Jatuh
3. Formulir Skala Morse Fall untuk assesment Risiko Jatuh Pasien Dewasa
4. Formulir Skala Humpty Dumpty untuk assesmen Risiko Jatuh Pasien Anak
5. Formulir Skala Ontario untuk assesmen Risiko Jatuh Pasien Lansia dan Geritri
6. Formulir assesmen Risiko jatuh pasien rawat jalan

16
ALGORITMA PASIEN SAAT MASUK RUMAH SAKIT

Pasien masuk rumah sakit

Asesmen Risiko jatuh


Skrining farmasi dan atau
fisioterapi pada pasien dengan Morse dilakukan saat pasien
faktor risiko masuk RS bersamaan
dengan asesmen awal

 Orientasi kamar rawat inap kepada Asesmen Ulang Risiko


Tindakan pencegahan Jatuh Morse
pasien
umum(semua pasien)
 Tempat tidur posisi rendah, roda
 Saat transfer ke unit lain
terkunci, pegangan di kedua sisi
 Saat terdapat perubahan
tempat tidur terpasang baik
kondisi pasien
 Ruangan rapi
 Barang pribadi dalam jangkauan  Adanya kejadian jatuh
(telepon, lampu panggilan, air
minum, kacamata, pispot)
 Pencahayaan adekuat
 Alat bantu dalam jangkauan
(walker, cane, crutch)
 Optimalisasi penggunaan kacamata
dan alat bantu dengar
faktor risiko
 Pantau efek obat-obatan
 Sediakan dukungan emosional dan
psikologis
 Edukasi pasien dan keluarga
mengenai pencegahan jatuh

Pencegahan kategori risiko Tindakan pencegahan umum,


tinggi (pasien dengan skor ditambah:
Morse ≥ 45)
 Penanda berupa gelang
berwarna kuning di
pergelangan tangan
 Alas kaki anti-licin
 Tawarkan bantuan ke kamar
mandi / penggunaan pispot
 Nilai kebutuhan akan:
o Fisioterapi dan terapi
okupasi
o Alarm tempat tidur
o Lokasi kamar tidur
berdekatan dengan pos
perawat

17
REFERENSI

1. Assesmen Risiko Jatuh Pasien Dewasa dengan menggunakan Skala Morse Fall
2. Assesmen Risiko Jatuh Pasien Dewasa dengan menggunakan Skala Humpty Dumpty
3. Assesmen Risiko Jatuh Pasien Dewasa dengan menggunakan Skala Ontario

18

Anda mungkin juga menyukai