Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH

DI RS BHAKTI MEDICARE

RS BHAKTI MEDICARE
TAHUN 2018

JL. RAYA SILIWANGI NO 186 CICURUG SUKABUMI

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 1


KATA PENGANTAR

Dalam pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit sangtlah diperlukan berbagai dokumen


Rumah Sakit. Dokumen tersebut dapat dalam bentuk regulasi maupun sebagai bukti pelaksanaan
kegiatan. Salah satu regulasi yang dibutuhkan adalah adanya panduan dalam pelaksanaan setiap
kegiatan ataupun program.

Panduan Manajemen Resiko Pasien Jatuh disusun untuk menyamakan persepsi seluruh
petugan RS Bhakti Medicare dalam upaya mencegah dan menghindari jangan sampai terjadi
pasien terjatuh, sebagai salah satu upaya penting dalam menerapkan Sasaran Keselamatan Pasien
RS Bhakti Medicare.

Semoga buku Panduan Manajemen Resiko Paien Jatuh ini bermanfaat bagi petugas yang
berkaitan dengan kegiatan Pelayanan Pasien dan bermanfaat bagi pencapaian Akreditasi RS
Bhakti Medicare.

Akhirnya aran dan koreksi demi perbaikan buku Panduan ini sangat kami harapkan.

Terima kasih

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 2


DAFTAR ISI
SK PEMBERLAKUAN PANDUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI

BAB II RUANG LINGKUP

BAB III TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH

A. TATALAKSANA UMUM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH


B. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH RAWAT INAP
1 ASSESMEN RESIKO JATUH PASIEN DEWASA
2. ASSESMEN RESIKO JATUH PASIEN ANAK
3. ASSESMEN RESIO JATUH PASIEN NEONATUS
C. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN

BAB IV DOKUMENTASI
BAB V PENUTUP

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 3


BAB I

DEFINISI

Jatuh adalah:

a. Kejadian seseorang secara tidak sengaja dan tiba-tiba terjatuh dari posisi berdiri, duduk
atau berbaring ke tingkat yang lebih rendah. Dikecualikan dari definisi ini adalah
perubahan posisi tersebut disebabkan oleh kekuatan besar (misalnya didorong).
b. Pasien yang dibantu oleh staf berdiri dari lantai (dan akan jatuh tanpa bantuan staf) juga
kan didefinisikan sebagai jatuh.
c. Secara singkat faktor resiko jatuh dibagi dalam dua golongan besar, yaitu faktor intrinsic
dan faktor ekstrinsik.
 Faktor intrinsik adalah variable-variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat
jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak
jatuh.
Faktor intrinsic dibagi 2, yaitu:
a. Faktor intrinsik yang dapat di antisipasi (Physiological Anticipated Fall)
diantaranya adalah:
 Gangguan musculoskeletal/gangguan keseimbangan / mobilitas misalnya
menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah,
kekakuan sendi, osteoporosi.
 Singkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yng disebabkan oleh
berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah, penglihatan gelap,
keringat dingin, pucat, dan pusing.
 Riwayat jatuh sebelumnya
 Incontinensia Urine
 Gangguan Kognitif (Psikologis)
 Usia ≥ 63 tahun
 Status kesehatan yang buruk
b. Faktor intrinsik yang tidak dapat di antisipasi (Unanticipated Physiological Fall),
yaitu:
 Kejang
 Aritmia Jantung
 Stroke atau serangan Ischemia Attack (TIA)
 Pingsan
 Serangan Jatuh (Drop Attack)
 Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berhubungan dengan lingkungan pasein, hal
ini mencakup faktor yang mengarah pada keadaan lingkungan fisik pasien.
Faktor Ekstrinsik juga dibagi di bagi 2, yaitu:

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 4


a. Faktor ekstrinsik yang dapat di antisipasi (Physiological Anticipated Fall),
diantaranya adalah:
 Lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang
terang atau silau, lantai yang basah atua licin, tempat berpegangan yang tidak
kuat, kabel yang longgar
 Kursi atau tempat tidur yang beroda
 Dudukan toilet yang rendah
 Peralatan yang rusak/ tidak aman
 Tempat tidur yang terlalu tinggi
 Alas kaki yang tidak pas
 Rawat inap yang berkepanjangan
b. Faktor Ektrinsik yang tidak dapat di antisipasi (Unanticipated Physiological Fall),
diantaranya: reaksi pasien terhadap obat-obatan, sperti pasien yang mengkonsumsi
obat-obatan antihipertensi, diuretic, autonomik bloker, antidepresan, hipnotik,
anxiolitik, analgetik dan psikotropik memiliki faktor resiko seseorang untuk jatuh.
Hal ini disebabkan karena obat-obatan tersebut memiliki efek samping yang dapat
menyebabkan seseorang memiliki resiko untuk jatuh.

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 5


BAB II

RUANG LINGKUP

Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat
inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan
fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah
terhadap obat dan konsumsi alkohol, penelitian terhadap gaya/cara jalan dan keseimbangan, serta
alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Kegiatan ini memonitor baik konsekuensi yang
di maksudkan atau yang tidak sengaja terhadap langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengurangi jatuh. Misalnya penggunaan yang tidak benar dari alat pengahalang atau pembatasan
asupan cairan bias menyebabkan cedera, sirkulasi yang terganggu, atau integrasi kulit yang
menurun. Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit Bhakti Medicare.

Ruang Lingkup Pencegahan Resiko Pasien Jatuh meliputi:

1. Pasien Rawat Inap, terdiri dari:


a. Pasien Dewasa
b. Pasien Anak
c. Pasien Psikiatri
d. Pasien Neonatus
2. Pasien Rawat Jalan

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 6


BAB III

TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH

A. TATALAKSANA UMUM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH


1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
2. Sediakan alas kaki anti slip dan anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3. Pasang alat pegangan pasien di dinding ruangan sepanjang jalur yang sering dilalui
pasien
4. Lampu ruangan dan kamar mandi harus terang
5. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien
6. Pastikan bawah jalur ke kamar kecil bebas dari hambtan dan terang
7. Pastikan lorong bebas hambatan
8. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien
9. Pasang bedside rel
10. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur. Sediakan tangga kecil untuk injakan untuk
tempat tidur yang tinggi
11. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat
kesadaran, dan gait
12. Amati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk
perbaikan, seperti:
a. Lantai yang rusak/keramik pecah
b. Lantai yang tidak rata atau bergelombang atau bertingkat yang sulit terlihat
c. Lantai yang menurun dan terbuat dari keramik yang licin
d. Beri tanda warna merah pada area tersebut sebelum di perbaiki
13. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostic atau
terapi
14. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard/tempat tidur/kursi roda, roda dan
menguncinya dalam kondisi baik dan berfungsi baik, dan bedside rel dalam keadaan
terpasang
15. Informasikan dan mendidik pasien dan/atau anggota keluarga mengenai rencana
perawatan untuk mencegah jatuh
16. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang
dibutuhkan pasien (Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia)

B. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT INAP


1. Assesment Resiko Jatuh Pasien Dewasa
Assesmen Resiko Jatuh Pasien Dewasa dengan menggunakan Skala Morse Fall
Tatalaksana pengisian Formulir Skala Morse Fall:

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 7


a. Kotak identitas harus di isi lengkap, meliputi: Nama Pasien, Nomor Rekam Medis
Pasien, Tanggal Lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Kotak berikutnya di isi tanggal dan jam assesment, dan nama ruangan tempat
pasien di rawat.
c. Cara melakukan Scoring:
1. Riwayat Jatuh
 Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika
ada riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau gangguan gaya berjalan
menjelang dirawat.
 Skor 0 bila tidak pernah jatuh
 Catatan: bila paaien jatuh untuk pertana kali, skor langsung 25.
2. Diagnosis sekunder
 Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien
 Skor 0 jika tidak
3. Bantuan berjalan
 Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/dibantu, menggunakan
kursi roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur
sama sekali
 Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker
 Skor 30 jika pasien berjalan mengcengkeram furniture untuk topangan
4. Jika terpasang infus
 Skor 20 jika pasien terpasang infus
 Skor 0 jika tidak terpasang infuse
5. Gaya berjalan/transfer:
 Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan cirri berjalan dengan kepala
tegak, lengan terayun bebas ke samping tubuh, dan melangkah tanpa
ragu-ragu
 Skor 10 jika gaya berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat
kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah
pendekpendek dan mungkin diseret
 Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan
bangkit dari kursi, berupaya bangun dengan mendorong lengan kursi
atau dengan melambung (menggunakan beberapa kali upaya untuk
bangkit). Kepala tertunduk, melihat ke bawah. Karena keseimbangan
pasien buruk, menggenggam furniture, orang, atau alat bantu jalan
tidak dapat berjalan tanpa bantuan
6. Status mental:
 Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalannya normal.
Tanyakan pada pasien, “Apakah Bapak dapat pergi ke kamar mandi

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 8


sendiri atau perlu bantuan?” jika jawaban pasien menilai dirinya
konsisten dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal
 Skor 15 jika respon pasien tidak sesuai dengan kemampuan ambulasi
atau jika respon pasien tidak realistis, dan pasien over estimate
kemampuan dirinya dan lupa keterbatasan.

Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut:

a. Skor 0-24 Risiko Rendah, Lakukan perawatan yang baik


b. Skor 25-50 Risiko Sedang, Lakukan intervensi jatuh standar
c. Skor ≥ 51 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi

Pedoman Manajemen Resiko Jatuh Pasien Dewasa


a. Resiko Rendah:
 Pastikan bel mudah terjangkau
 Roda tempat tidur pada posisi terkunci
 Posisikan tempat tidur pada posisi terendah
 Pagar pengaman tempat tidur di naikan
 Lampu ruangan dan kamar mandi harus terang
 Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala

b. Resiko Sedang:
 Lakukan SEMUA pedoman pencegahan unutuk Risiko Rendah
 Beri tanda Risiko pasien jatuh pada tempat tidur pasien

c. Resiko Tinggi:
 Lakukan SEMUA pedoman pencegan untuk Risiko Rendah
dan Sedang
 Pasang pin warna kuning di gelang identitas pasien
 Kunjungi dan monitor pasien tiap 1 jam
 Tempatkan pasien di kamar yang paling dekat dengan Nurse
Station (jika memungkinkan)
2. Assessment Resiko Jatuh Pasien Anak
Assessment Resiko Jatuh Pasien Anak dengan menggunakan Skala Humpty Dumpty
Pasien anak adalah pasien yang berumur sampai dengan 16 tahun.
Tatalaksana pengisian Formulir Humpty Dumpty:
a. Kotak identitas harus di isi lengkap, meliputi: Nama Pasien, Nomor Rekam Medis
Pasien, Tanggal Lahir Pasien, dan Jenis Kelamin Pasien
b. Kotak berikutnya di isi tanggal dan jam assessment, dan nama ruangan tempat
pasien di rawat

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 9


c. Cara melakukan Scoring:
1. Umur:
 Skor 4 bila umur pasien dibawah 3 tahun
 Skor 3 bila umur pasien 3-7 tahun
 Skor 2 bila umur pasien 7-13 tahun
 Skor 1 bila umur pasien > 13 tahun
2. Jenis Kelamin:
 Skor 2 jika pasien berjenis kelamin laki-laki
 Skor 1 jika pasien berjenis kelamin perempuan
3. Diagnosis:
 Skor 4 jika pasien di diagnosis kelainan neurologi (kejang, infeksi
SSP, cedera kepala)
 Skor 3 jika pasien mengalami gangguan saluran nafas, dehidrasi,
anemia, anoreksia, dan sinkop
 Skor 2 jika tidak pasien di sertai gangguan perilaku dan psikis (Autis
Sindrom Down dll)
4. Gangguan Kognitif:
 Skor 3 jika pasien tidak sadar/over estimet terhadap kemampuan
dirinya
 Skor 2 jik pasien lupa keterbatasan pada dirinya
 Skor 1 jika pasien mengetahui dan menyadari kemampuan sebenarnya
pad dirinya
5. Faktor Lingkungan:
 Skor 4 jika pasien mempunyai riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi
dan anak
 Skor 3 jika pasien menggunakan alat penopang saat berjalan
 Skor 2 jika pasien hanya dapat berada di tempat tidur saat perawatan
 Skor 1 jika pasien dapat melakukan aktivitas diluar ruang rawat
6. Respon terhadap operasi/obat
 Skor 3 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi
dalam waktu 24 jam
 Skor 2 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi
dalam waktu 48 jam
 Skor 1 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi
dalam waktu > 48 jam obat-obatan beresiko tinggi
 Skor 2 jika pasien menggunakan salah satu obat diuretic, narkotik,
sedative, anti psikotik, laksatif, vasodilator, anti aritmia, antihipertensi,
obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik, NSAID
 Skor 0 jika tidak
7. Penggunaan obat

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 10


 Skor 3 jika pasien menggunakan lebih dari satu obat sedative (kecuali
pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik,
Barbiturat, Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/Diuretik, Narkotik.
 Skor 2 jika pasien menggunakan salah satu obat sedatif (kecuali pasien
ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik, barbiturat,
fenotiazen, anti depresan, laksans/diuretik, narkotik
 Skor 1 jika pasien menggunakan pengobatan selain terapi di atas

Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut:

d. 7-11 Risiko Rendah, Lakukan intervensi jatuh risiko rendah


e. ≥ 12 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi

Pedoman Manajemen Resiko Jatuh Pasien Anak:

a. Resiko Rendah : skala 7-11


- Pastikan tempat tidur/box terkunci
- Dekatkan bel dan pastikan bel terjangkau
- Pasang pengaman tempat tidur
- Posisikan tempat tidur/box pada posisi terendah jika memungkinkan
- Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari
- Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala
- Pastikan selalu ada orang tua/keluarga
- Patikan lantai dan alas kaki tidak licin
- Kontrol/observasi rutin oleh perawat (setiap 2 jam)
- Bila dirawat dalam inkubator, pastikan semua jendela terkunci
- Edukasi orang tua/keluarga
b. Resiko Tinggi: Skala 12-23
- Lakukan tindakan pencegahan seperti skala rendah (skala 7-11)
- Pasang pin resiko jatuh warna kuning
- Pasang tanda resiko jatuh di tempat tidur pasien
- Lakukan observasi setiap 1 jam
- Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan Nurse Station (jika
memungkinkan)

3. Assessment Resiko Jatuh Pasien Psikiatri


Assessment Resiko Jatuh Pasien Psikiatri dengan menggunakan Skala Ontario .
4. Assessment Resiko Jatuh Pasien Neonatus
Neonatus adalah bayi yang berusia 0 sampai 28 hari.
Tata laksana pengisiaan Formulir Assesment Resiko Jatuh pada Neonatus adalah
sebagai berikut:

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 11


a. Kontak identitas harus disi lengkap, meliputi : Nama Pasien, Nomor Rekam
Medis Pasien, Tanggal lahir pasien, dan jenis kelamin pasien.
b. Kontak berikunya disis tanggal dan jam Assement, dan Nama Ruangan tempat
pasien di rawat.
c. Semua Neonatus dikategorikan berisiko jatuh.

C. TATA LAKASANA MANAJEMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN

Assement Resiko Jatuh Pasien Rawat Jalan dengan menggunakan teknik Get UP dan And
Go:
1. Pengkajian
a. Perhatikan cara jalan pasien :1.
1. Tidak seimbang/Sempoyongan/lLimbung.
2. Jalan dengan mengunakan alat bantu (Kruk, tongkat, kursi roda, dan bantuan
orangg lain).
b. Menopang saat akan duduk : Tamnpak memegang pinggiran
kursi/Meja/Perabotan lainnya sebagai penopang saaat akan duduk.

2. Hasil
1. Tidak Berisiko : Tidak ditentukan a dan b.
2. Resiko Rendah : Ditentukan salah satu daria a atau b.
3. Resiko Tinggi : Ditentukan a dan b.

3. Tindakan
1. Tidak Berisiko : Tidak ada tindakan.
2. Resiko Rendah : Lakukan Edukasi.
3. Resiko Tinggi : Pasang stiker kuning, edukasi dan lakukan upaya pencegahan
resiko jatuh.

Upaya Pengurangan Resiko jatuh pasien rawat jalan :


a. Lakukan pendamping/ bantuan oleh petugas.
b. Hindari atas kaki yang licin atau tidak pas.
c. Berikan kursi roda atau Brankar.
d. Tempatkan/ tidurkan dikamar tunggu/ kamar poliklinik sehingga keselamatan dan
keaaman pasien tetap terjamin.

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 12


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Surat Keputusan Direktur RS Bhakti Medicare nomor


56/ SKP.K/ DIR.RSBM/I/2014 sasaran keselamatan pasien
2. Surat Keputusan Direktur Bhakti Medicare nomor 61/ SK/ DIR.RSBM/I/2014
Resiko Pasien Jatuh di RS Bhakti Medicare
3. Formulir Skala Morse Fall untuk assesment Resiko Jatuh Pasien Dewasa
4. Formulir Skala Humpty Dumpty untuk assessment Resiko Jatuh Pasien Dewasa
5. Formulir Skala Ontario untuk assessment Resiko Jatuh Pasien Psikiatri
6. Formulir assesment Resiko Jatuh Pasien Neonatus
7. Formulir assessment Resiko Jatuh Pasien Rawat Jalan

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 13


BAB V
PENUTUP

Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah tulis yang dikerjakan dan kerjakan
yang ditulis dan bisa dibuktikan. Perlu komitmen yang kuat dari semua pihak yang
ada di Rumah Sakit untuk terlaksananya kegiatan sesuai dengan Panduan yang
telah disusun.
Dengan telah disusunnya buku Panduan Pencegahan Resiko Jatuh ini diharapkan
dapat membantu petugas terkait dalam menerapkan tindakan pencegahan resiko
pasien jatuh pada RS Bhakti Medicare. Amin Ya Rabbal Alamin.

Rs Bhakti Medicare Cicurug Sukabumi[Type text] Page 14

Anda mungkin juga menyukai