2.1 Flour
Definisi
Fluoride merupakan elemen ke-13 terbanyak yang terdapat pada kerak
bumi. Secara luas fluoride terdistribusi pada litosfer dalam bentuk fluorspar,
fluorapatit dan cyrolite. Konsentrasi fluoride pada air laut adalah sekitar 1.2 – 1.4
mg/L, sedangkan pada air tanah konsentrasi fluoride adalah diatas 67 mg/L dan
pada air permukaan konsentrasi fluoride adalah 0.1 mg/L. fluoride juga ditemukan
jumlah yang tepat dapat menurunkan prevalensi karies, namun jika dikonsumsi
fluorosis dan fraktur tulang merupakan efek yang paling sering terjadi akibat
Sumber Fluoride
1. Lithosphere
Konsentrasi fluoride pada air laut adalah sekitar 1.2 – 1.4 mg/L, sedangkan
pada air tanah konsentrasi fluoride adalah diatas 67 mg/L dan pada air
3. Fluoride di udara
pertambangan, pembakaran batu bara, serta pupuk dan pestisida yang tidak
industri
tumbuhan tersebut ditanam, selainn itu kandungan fluoride dalam air yang
Manfaat
Peneliti telah mengusulkan bahwa fluoride memiliki beberapa fungsi, yaitu:
disolusi asam)
Gigi yang diberi fluor memiliki penurunan daya larut enamel dalam asam
rongga mulut.
Fluoride adalah solusi yang berasal dari sumber topical yang akan
meningkatkan remineralisasi.
Pada kasus ini memperlihatkan gigi posterior dengan cusp yang membulat,
fissure lebih dangkal, fissural aproksimasi yang lebih baik. Sedangkan, pada
defisiensi fluoride gigi memiliki cusp yang kurang membulat, lereng yang
Pada saat erupsi gigi enamel tidak secara sempurna terkalsifikasi dan
Indikasi
1. Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai
tinggi
Kontraindikasi
Efek Samping
1. Toxic
seperti kelarutan senyawa dan juga kandungan kation dari senyawa tersebut.
sodium fluoride karena dosis tinggi ion timah yang nantinya akan
status asam-basa.
Toksisitas dari fluoride ini dapat menjadi akut maupun kronis. Pada
fluoride toxic akut dapat menimbulkan gejala seperti mual, muntah, nyeri
toxic kronis terjadi akibat menggunakan fluor dalam jangka waktu yang
2. Dental Fluorosis
Tanda dari dental fluorosis mild yaitu, terdapat bercak putih, permukaan
gigi opak. Sedangkat dental fluorosis yang parah yaitu adanya stain atau
2.2 Flouridasi
Definisi
dalam air minum, garam dapur, atau minuman susu dan dipasarkan di masyarakat.
menghambat karies aktif, mencegah karies pada permukaan gigi yang utuh, dan
pemberian fluor yang diingesti dan dideliveri ke rongga mulut melalui aliran
komunitas dan sekolah serta fluor dalam uplemen seperti tablet, drop, garam,
vitamin, susu, dan jus. Fluor topikal digunakan secara intraoral dengan variasi
jumlah waktu, pada permukaan mahkota dan akar yang terekspos. Terdapat dua
bahan restorasi, dan alat yang mengeluarkan fluor. Fluor self–applied diberikan
Metabolisme
biasanya mengandung 0,5 ppm sedangkan ikan laut mengandung 6-27 ppm.
Minuman biasanya mengandung 0,1-1,4 ppm bergantung pada air yang digunakan
untuk anak 0,5 mg/kg per hari. Obat kumur biasanya mengandung 230 ppm. Gel
APF biasanya mengandung 12300 ppm. Pasta gigi biasanya mengandung 1000-
1500 ppm.
Fluor diserap sebanyak 75-90% melalui difusi di lambung dan usus halus.
Konsentrasi puncak dalam plasma sekitar 30 menit hingga 60 menit. Fluor biasanya
diabsorpsi dalam bentuk NaF (paling tinggi), CaF2, MgF, dan AlF3. Absorpsi fluor
asupan makanan. Fluor dalam plasma berbentuk Ionik dan nonionik. Penjumlahan
keduanya merupakan plasma fluor total. Kadar fluor dalam plasma bertambah
ini. Pada tulang panjang, konsentrasi tertinggi pada periosteum, berkurang tajam
tulang cancelous lebih besar daripada tulang kompak. Konsentrasi fluor pada dentin
berbanding terbalik. Konsentrasi fluor pada dentin berkurang dari pulpa ke DEJ
sedangkan Konsentrasi fluor pada enamel berkurang dari permukaan ke DEJ. Fluor
diekskresikan melalui urin, feces, keringat, dan saliva. Ekskresi fluor dalam urin
sebesar 30-50 ml/min. Kurang dari 10% fluor dieksresikan melalui feces. Ekskersi
melalui keringat sebesar 50% fluor total. Kurang dari 1% fluor dieksresikan melalui
Farmakokinetik
farmakokinetik kurva konsentrasi fluor plasma setelah asupan dosis tunggal fluor
oleh penurunan cepat selama sekitar 1 jam dan kemudian penurunan yang lebih
lambat. Fase-fase ini mewakili absorpsi, distribusi dan eliminasi. Setelah konsumsi,
kadar fluoride plasma meningkat secara terukur dalam beberapa menit pertama dan
didistribusikan dengan cepat ke jaringan dengan perfusi yang baik seperti jantung,
ginjal, hati dan tulang dan didistribusikan dengan perlahan ke otot rangka dan
jaringan adiposa yang perfusinya buruk. Fluor dapat digunakan secara sistemik dan
topikal. Fluor diberikan secara sistemik dengan konsentrasi rendah selama periode
terjadi pada akhir praerupsi dan awal pascaerupsi. Fluor topikal ditempatkan
langsung pada permukaan gigi. Beberapa preparasi fluor dapat memberikan efek
ion fluoride dalam suplai air publik sedemikian rupa sehingga konsentrasi
dipertahankan pada 1 ppm. Sebagian komunitas yang memiliki cuaca yang panas
menjaga fluoride kurang dari 1 ppm. Hal ini sebagai bentuk kompensasi konsumsi
tergantung temperatur lokal rata-rata tiap tahun. Biasanya pada musim panas kadar
fluor menurun sedangkan pada musim dingin kadar fluor meningkat. (Hiremath,
2007)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluoridasi air minum efektif untuk
mengkonsumsi air yang di fluoridasi. Anak-anak yang minum air yang difluoridasi
Pemberian fluor pada air minum dilakukan melalui fluoridasi air minum
secara sentral (fluoridated water supply). Untuk gigi anak, anak itu akan mendapat
proteksi terhadap karies jika fluor dikonsumsi sejak lahir. Untuk gigi permanen,
proteksi terhadap karies akan diperoleh jika anak mengkonsumsi air minum yang
Pemberian fluor di air minum bervariasi antara 1–1,2 ppm (parts per
million). Konsentrasi optimal fluor pada air minum adalah 1 ppm. Pengaruh
antikaries dan fluoride pada anak-anak adalah pada masa pertumbuhan dan
mineralisasi giginya.
Selain mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak
baik yaitu dengan adanya ‘mottled enamel’ di mana enamel gigi-gigi kelihatan
tubuh terlalu banyak, ia dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali. Dalam suatu
populasi, fluoridasi air minum dengan 1 ppm fluoride terdapat bentuk ‘mottled
2) Proksimal : 74%
3) Gingival : 88%
3. Manfaat
5) Mencegah maloklusi
4. Keterbatasan
1) Fluoridasi pada air minum hanya bisa diimplementasikan pada area yang
3) Biaya mahal
Garam sebagai salah satu media yang dapat digunakan untuk memastikan
asupan/konsumsi flouride yang cukup. Garam yang kaya akan kandungan iodine
merupakan salah satu cara yang efektif dalam mencegah goitre (pembengkakan
kelenjar tiroid). Garam salah satu media yang baik dalam pemberian fluoride secara
sistemik. Pemberian fluoride melalui garam pertama kali dikenalkan oleh Wespi di
Swiss pada tahun 1955. Metode penambahan fluoride ke dalam garam meliputi
garam diatas conveyor, atau dapat dengan cara mencampurkan NaF dan CaF2
dengan PO4 sebagai karier garam yang sesuai dan campuran butiran yang akan
Keuntungan:
1. Cukup ekonomis
Kerugian:
1. Konsumsi garam yang berfluoride sampai 4-5 tahun tidak terlalu berpengaruh,
karena manfaatnya kurang terasa pada usia anak yang telalu muda/kecil.
Salah satu cara yang efektif untuk pencegahan dari karies dental di kalangan
anak-anak. Sesuai untuk anak-anak sekolah dan mempunyai lingkungan yang tidak
mempunyai fluoridated water supply (fluoridasi air secara sentral). Fluoridasi air di
sekolah dapat mengurangi resiko karies sebanyak 40%. Konsentrasi fluor air di
sekolah yaitu 4,5 ppm. Penyesuaian ini untuk meningkatkan mengkompensasi
Keuntungan:
3. Ekonomis
Penambahan flour pada susu ini efektif untuk anak yang sedang
fluor dalam bentuk 2,2 mg sodium fluorida ditambahkan pada liter susu.
lain menunjukkan bahwa pemberian fluor pada susu sama efektifnya dengan
dibuat untuk anak yang lebih tua agar saat dimakan dikunyah terlebih
dahulu selama satu atau dua menit lalu ditelan. Sedian ini dibuat untuk
Tablet Fluor
Di jerman anak usia 3-4 tahun tiap hari diberi 1mg tablet fluor (NaF)
anak usia 6 tahun duberi 1 tablet / hari selama 6 tahun dan menunjukkan
dapat menurunkan karies gigi sebanding dengan hasil yang dicapai pada
Bila air minum yang mengandung fluor ≥ 0,5 ppm maka tablet tidak
dianjurkan.
daerah – daerah yang kadar fluor air minumnya < 0,3 ppm, dengan dosis
pemakaian :
Anak usia 0-2 tahun : 0,25 mg tablet/ hari atau ¼ tablet
Biasanya terdiri dari larutan NaF yang ditambahkan dalam air minum sari
buah anak. Dengan cara ini seharusnya hasilnya serupa dengan tablet, namun ada
orang tua yang mengira apabila bila 5 tetes baik berarti pemberian 10 tetes (2 kali
kelemahan dari fluoridasi dengan obat tetes ini adalah kecenderungan dosisnya
tidak sama.
Aplikasi fluoridasi topical dilakukan oleh dokter gigi di klinic atau dental office.
Biasanya mengandungi konsentrasi fluor yang tinggi. Dilakukan sekitar satu atau
melarutkan 0,2 gram tepung NaF dalam 10 mL air murni (distilled water). Cukup
stabil bila disimpan dalam wadah plastik. Aplikasikan 4 kali pada permukaan gigi
dan dibuiarkan bsah selama 4 minit setiap aplikasi ada waktu interval satu minggu.
Setelah apikasi pasien tidak boleh makan, minum atau kumur selama 30 minit.
2. Stannous fluorida (SnF)
melarutkan 0,8 atau 1,0 gram tepung SnF dalam 10 mL air murni. Bersifat lebih
asam, dengan pH 2,4-2,8. Mempunyai rasa yang agak pahit, seperti rasa logam.
Larutkan 2 g NaF dalam 100 ml asam fosforik 0,1 M. larutkan ditambah 50%
4. Fluoride varnish
1) To clean the tooth surface through the removal of all exogenous deposits.
perawatan.
2) Seluruh permukaan gigi diperiksa dengan menggunakan bahan pewarna
7) Biarkan selama 3 menit dan lakukan hal yang sama pada kuadran lainnya.
8) Pasien diinstruksikan untuk tidak makan dan minum 1 jam dan melakukan
biasanya anak-anak pada satu waktu, di bawah pengawasan umum saja, berbeda
dengan perawatan fluoride yang diterapkan secara profesional yang mahal karena
mereka bergantung pada satu orang terlatih secara profesional yang merawat satu
3. Metode harus sesuai untuk digunakan oleh kelompok besar dan dengan biaya
Konsentrasi fluoride dalam pasta gigi, larutan kumur, dan gel untuk
digunakan di rumah di USA diatur oleh Food and Drug Administration. Untuk pasta
gigi, agen telah mengusulkan berbagai konsentrasi dari 850 hingga 1150 ppm total
fluoride (USFDA, 1988). Karena, ketersediaan ion fluoride dalam konsentrasi yang
aman dan efektif adalah pertimbangan yang paling penting, agensi telah lebih lanjut
menentukan konsentrasi ion fluoride minimal yang harus tersedia dalam pasta gigi,
Tujuan penggunaan fluoride topikal adalah dapat mereduksi karies dengan tidak
pasta gigi yang mengandung fluoride. Pasta gigi berfluoride memiliki peran penting
dalam observasi pencegahan karies di negara maju dan berkembang, tidak hanya
dapat melindungi bagian gigi yang dapat dijangkau oleh sikat gigi, namun juga
dapat melindungi permukaan yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi tersebut
dari risiko karies. Selain itu, penggunaannya juga efisien dalam mengontrol karies
Penggunaan pasta gigi secara teratur merupakan cara yang paling efektif
karena fluoride berkontak langsung dengan gigi. Pasta gigi mempunyai keuntungan
karena bisa diaplikasikan sesering mungkin tanpa harus menggunakan resep atau
bantuan professional.
Antara lain:
berfluoride ini adalah usia 2 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena anak-anak
dibawah 2 tahun sering kali menelan pasta gigi saat mereka menggosok gigi
sehingga terjadi konsumsi fluoride yang berlebih pada anak yang jika berlangsung
Teknik penggunaan pasta gigi berfluoride ini efektif digunakan setidaknya dua kali
Bahan yang umum dipakai dalam obat kumur adalah sodium fluoride. Obat
kumur tidak boleh digunakan untuk anak usia kurang dari 6 tahun karena ada
yang rendah dan frekuensi yang tinggi. Penggunaan konsentrasi yang rendah lebih
bersifat kariostatik daripada konsentrasi yang tinggi. Namun demikian, obat kumur
fluoride ini juga dapat digunakan pada konsentrasi tinggi tetapi frekuensi rendah.
Hal itu dapat dijelaskan pada penggunaan dosis obat kumur berfluoride menurut
1. Sekali Sehari (konsentrasi rendah dan frekuensi tinggi): 0.02% NaF, 0.05%
NaF
2. Sekali Seminggu (konsentrasi tinggi dan frekuensi rendah): 0.2% NaF, 0.5%
NaF
Karies Dental
menurut Leavell & Clark. Dimana pencegahan primer terdiri dari health promotion
dan specific protection. Menurut WHO pada tahun 1984 promosi kesehatan (health
untuk mengurangi penjualan makanan dengan kadar gula yang tinggi, sehingga
siswa dan siswi di sekolah tersebut akan membeli makanan yang tidak memiliki
kadar gula tinggi dan dapat menjaga kesehatan giginya dari karies.
tinggi, dll.
gigi dan mulut serta mengenai penyakit karies itu sendiri. Pemberian informasi
dan edukasi ini dapat dilakukan dengan cara menyebarkan leaftlet atau poster
mengenai karies dan dapat dilakukan juga dengan penyuluhan. Dalam hal ini
1. Pengaturan diet
karies, dll
a. Edukasi pasien
c. Konseling diet
e. Recall reinforcement
pada anak adalah dengan dilakukan penyuluhan mengenai hal-hal yang dapat
merupakan keadaan letak gigi yang menyimpang dari oklusi normal yang meliputi
ketidakteraturan gigi-gigi seperti berjejal, protrusif, malposisi, atau hubungan yang
fungsi dari gigi seperti berbicara, mengunyah, menelan, dan juga mengurangi nilai
kedalam dua golongan besar yaitu pada saat prenatal dan postnatal.
1. Fase prenatal
Pada fase prenatal terdapat dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor
herediter dan juga faktor kongenital, dimana faktor tersebuat terjadi pada kondisi
fetus/embrio dan kondisi ibu saat hamil. Kondisi fetus/embrio terdiri dari gangguan
selama dalam kandungan, sedangkan kondisi ibu hamil meliputi penyakit dan
nutrisi.
2. Fase postnatal
1) Faktor intrisi
Gigi sulung yang tanggal secara prematur, tanggalnya gigi tetap, retensi gigi
sulung, erupsi gigi tetap yang terlambat, restorasi gigi yang tidak baik, dan
2) Faktor sistemik
Menghisap ibu jari, cara bernafas yang menggunakan mulut, cara berbicara
diantaranya adalah gigi sering tumbuh di tempat yang salah, mengakibatkan gigi
b) Menyikat gigi dua kali sehari. Sesudah makan pagi dan sebelum tidur di malam
hari.
penyakit kanker di rongga mulut yaitu dengan cara penyuluhan untuk mengedukasi
masyarakat tentang risiko kanker rongga mulut, penyebaran leaflet serta buku
pedoman deteksi dini kanker rongga mulut kepada masyarakat, dan penyuluhan
tentang tatacara deteksi dini kanker rongga mulut. (Jelita Permatasari n.d.)
Upaya promotif ini dapat dilakukan secara langsung oleh dokter gigi di
rongga mulut merupakan salah satu dari sekian banyak perspektif mengenai
masyarakat di daerah setempat itu sendiri secara optimal. Selain itu, kegiatan ini
Hal pertama yang dilakukan yaitu pelatihan kader dengan memilih satu
perwakilan dari setiap dusun, nantinya setiap kader akan menyebarkan informasi
1. Definisi
penyebaran liar dan pertumbuhan sel-sel. Kanker adalah istilah umum untuk
petumbuhan sel tidak normal yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan
3. Epidimiologi
Tingkat3: Ukuran lesi >4cm, mungkin teraba benjolan pada satu sisi limpa
Kanker rongga mulut merupakan penyakit multifactorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan
tumor:
Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan berdasarkan:
1) Faktor local yang meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis
2) Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara
matahari, trauma yang kronik. Kanker mulut biasa juga terjadi karena
menjadi kotor.
3) Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetic.
1. Kontrol Plak
Metode kontrol plak dibagi atas dua yaitu secara mekanis dan kimia :
2. Profilaksis mulut
Profilaksis mulut merupakan pembersihan gigi di klinik, terdiri dari
scaling, root planing dan pemolisan gigi.
Definisi
relatif baru namun berkembang pesat. Konsep OHRQOL sangat penting untuk 3
bidang - praktek klinis kedokteran gigi, penelitian gigi dan pendidikan gigi. Ada
ketika makan, tidur, dan terlibat dalam interaksi sosial, harga diri mereka, dan
kesejahteraan emosional, harapan dan kepuasan dengan perawatan, dan rasa diri.
OHRQoL Memiliki aplikasi luas dalam survei dan penelitian klinis dan merupakan
bagian integral dari kesehatan umum dan kesejahteraan dan diakui oleh WHO
sebagai segmen penting dari Global Oral Health Program. Upaya terkait yang
dilakukan berkisar dari penghapusan rasa sakit gigi hingga iluminasi gambar
estetika menggunakan senyum ‘atraktif’ dengan gigi ‘putih’ yang terintegrasi
sebagai OHRQoL
1. Karasteriktik individu
2. Biological/genetic
Jenis/tingkat cacat
3. Lingkungan :
-Karakteristik pengasuh
1. Oral Health
2. Social/emotional
3. Environment
4. Function
5. Treatment
Pentingnya OHRQoL
memungkinkan untuk beralih dari kriteria medis / gigi tradisional ke penilaian dan
perawatan yang berfokus pada pengalaman sosial dan emosional seseorang dan
fungsi fisik dalam menentukan sasaran dan hasil pengobatan yang tepat (Christie et
al., 1993)
Laporan dan konferensi Surgeon General, The Face of the Child, menyoroti
mereka secara keseluruhan dan dampak mendalam yang dapat ditimbulkan oleh
Genderson et al ., 2007).
pasien dengan kanker mulut (Ship, 2002), balita dengan karies anak usia dini (ECC)
(Filstrup et al., 2003), atau anak-anak dengan anomali kraniofasial (Broder, 2007)
Levine, 1981).
perawatan. Sayangnya, kesenjangan kesehatan mulut sosial ekonomi dan ras / etnis
dapat dijelaskan, sebagian, oleh akses yang terbatas terhadap perawatan. Lokasi di
negara berkembang mungkin memiliki tenaga kesehatan gigi yang minim, dan
daerah pedesaan seringkali kekurangan fasilitas yang menawarkan layanan gigi. Di
negara-negara maju, akses pengobatan dibatasi oleh biaya tinggi dan kadang-
Pengukuran OHRQOL
1. Indikator social
Secara singkat, indikator social digunakan untuk menilai efek dari kondisi
cara indikator sosial seperti kegiatan yang terbatas, kehilangan pekerjaan dan
absen sekolah karena kondisi oral. Sementara indikator social bagi pembuat
penyakit mulut bukanlah indikator yang tepat bagi mereka yang tidak bekerja.
global seperti: “Bagaimana Anda menilai kesehatan mulut Anda hari ini?” dapat
memiliki direspon mulai dari “Excellent” sampai “Poor” atau dengan VAS
3. Kuesioner
dimensi kesehatan secara spesifik seperti dental anxiety, kondisi seperti kepala
dan leher kanker, cacat dentofacial, dan untuk menilai populasi tertentu seperti
anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Marya, CM. 2011. A Textbook of Public Health Dentistry. India: Jaypee Brothers
Sriyono, N. W. 2009. Prof. Niken: Fluoridasi Turunkan Prevalensi Penyakit Gigi dan
Mulut.(https://ugm.ac.id/id/newsPdf/875prof.niken:.fluoridasi.turunkan.prevalensi.pe
Hiremath, SS. 2007. Textbook of Preventive and Community Dentistry. New Delhi:
Marya, CM. 2011. A Textbook of Public Health Dentistry. India: Jaypee Brothers
Pintauli, S., Hamada, T.. 2010. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Medan: USU Press.