Anda di halaman 1dari 11

Panduan Fasilitator

PENDAHULUAN
Kader merupakan sebuah aset bagi organisasi, begitu juga dengan Ikatan Remaja Muhammadiyah merupakan
aset-aset bagi Muhammadiyah karena IRM Merupakan Pelopor, Pelangsung, Penyempurna Amal usaha
Muhamamadiyah. Oleh karena itu, IRM sangat berfungsi dan berperan aktiv sebagai kader persyarikatan umat dan
bangsa dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terwujudnya masyarakat utama adil dan ma’mur
yang diridhoi oleh Allah SWT.

Untuk menciptakan kader-kader yang tangguh dan militan, maka kehadiran fasilitator dalam pergerakan
perjuangan IRM sangat dibutuhkan, baik dalam pelatihan-pelatihan maupun dalam pembinaan dan pendampingan
keseharian. Oleh karena itu keberadaan fasilitator yang kompeten dan bertanggungjawab dalam ikatan merupakan
langkah awal dalam pembinaan. Untuk itu perlu sebuah pemahaman tentang ke-Fasilitatoran dan pembekalan bagi
Fasilitator untuk keberhasilan suatu pelatihan pengkaderan karena semuanya itu akan ditentukan oleh kualitas
fasilitator itu sendiri.

Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 0


Panduan Fasilitator

DEFINISI FASILITATOR
Fasilitator berasal dari kata FATSIL yang berarti Mudah, jadi Fasilitator ialah yang memudahkan,
menyederhanakan, menggambarkan, mengantarkan warga belajar untuk menggali wawasannya.

SYARAT-SYARAT MENJADI FASILITATOR


1. Telah mengikuti jenjang pengkaderan Formal,
2. Mampu menganalisis,
3. Komunikatif,
4. Berwawasan luas, sosial/agama,
5. Kreatif, Aktif, Dinamis, Energik, Responsif
6. Berpendidikan,
7. Mengetahui karakter warga belajar,
8. Menguasai metode belajar,
9. Memenuhi kebutuhan,
10. Mampu membuat silabus dan membuat konsep pelatihan,

TIM FASILITATOR
Tim Fasilitator adalah sekelompok kader ikatan yang telah lulus salah satu pengkaderan formal secara
langsung pengelola pengkaderan sesuai dengan jenjang masing-masing komponen pengkaderan.
Tim Fasilitator terdiri dari :
1. Master Of Training (MOT)
2. Imam Of Training (IOT)
3. Fasilitator Lapangan
4. Fasilitator Materi
5. Fasilitator Evaluasi
6. Fasilitator Pendamping

Diantara tugasnya secara umum


1. Bertugas dalam pengelolaan pelatihan secara keseluruhan seperti menangani bidang akademis, administrasi,
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelatihan atau pengkaderan.
2. Memiliki kewenangan penuh dalam kebijaksanaan pengelolaan pengkaderan.
3. Berperan penting dalam penentuan hasil suatu pengkaderan.
4. Bertanggungjawab kepada pimpinan yang bersangkutan.
Adapun tugas secara Khusus diantaranya :
1. Master Of Training (MOT)
o Bertanggungjawab keseluruhan pada pengelolaan proses pelatihan atau pengkaderan.
o Mengatur dan mengkoordinir tugas-tugas fasilitator.
o Mengambil tindakan yang dipandang perlu untuk menjamin tercapainya tujuan pengkaderan.
o Melaporkan pelaksanaan pelatihan kepada penanggungjawab (pimpinan).
o Bertanggungjawab kepada Allah SWT.

2. Imam Of Training (IOT)


o Membantu MOT dalam bidang keagamaan.
o Bertanggung jawab atas pembinaan pelaksanaan ibadah mahdhoh atau ghoiru mahdhoh (tertib ibadah).
Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 1
Panduan Fasilitator

o Bertanggungjawab pada pembinaan akhlaq peserta.


o Bertanggungjawab kepada MOT.
o Bertanggungjawab kepada Allah SWT.

3. Fasilitator Lapangan
o Membantu MOT dalam memimpin dan melaksanakan proses pengkaderan.
o Menyiapkan Instrumen pengkaderan.
o Menguasai tekhnik lapangan.
o Bertanggungjawab kepada MOT.
o Bertanggungjawab kepada Allah SWT.

4. Fasilitator Materi
o Membantu MOT dalam memimpin dan melaksanakan proses pengkaderan.
o Memimpin acara dan membantu peserta dalam memahami isi materi.
o Membuat berita acara dalam setiap sesion.
o Bertanggungjawab kepada MOT
o Bertanggungjawab kepada Allah SWT.

5. Fasilitataor Evaluasi
o Mengevaluasi setelah berlangsungnya pemberian materi kepada peserta.
o Mengevaluasi kegiatan dalam satu hari penuh dan keseluruhan.
o Mengevaluasi fasilitator.
o Bertanggungjawab kepada MOT.
o Bertanggungjawab kepada Allah SWT.

6. Fasilitator Pendamping
o Membantu MOT dalam memimpin dan melaksanakan proses pengkaderan.
o Membimbing peserta dan mengamati perkembangannya.
o Membina ukhuwah antar peserta.
o Mengevaluasi peserta.
o Bertanggungjawab kepada MOT.
o Bertanggungjawab kepada Allah SWT.

PERSYARATAN FORMAL MENJADI FASILITATOR


1. Fasilitator Fortasi yaitu mereka yang telah lulus Pelatihan Kader Dasar Taruna Melati I atau telah lulus
Pelatihan Fasilitator untuk Fortasi dan ditambah dengan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).
2. Fasilitator Pelatihan Kader Dasar Taruna Melati I (TM I) ialah mereka yang telah lulus Pelatihan Kader Muda
Taruna Melati II (TM II) atau telah lulus Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan Daerah.
3. Fasilitator Pelatihan Kader Muda Taruna Melati II (TM II) ialah mereka yang telah lulus Pelatihan Kader Madya
Taruna Melati III (TM III) atau telah lulus Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan Wilayah.
Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 2
Panduan Fasilitator

4. Fasilitator Pelatihan Kader Madya Taruna Melati III (TM III) ialah mereka yang telah lulus Pelatihan Kader
Purna Taruna Melati Utama (TMU).
5. Fasilitator Pelatihan Kader Purna Taruna Melati Utama (TMU) ialah mereka yang telah lulus Pelatihan Kader
Purna Taruna Melati Utama (TMU) dan ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Tahap-tahap yang Harus dilakukan oleh Tim Fasilitator adalah :


I. Tahap persiapan
1. Menganalisis/memetakan permasalahan dan kebutuhan apa yang diperlukan oleh calon peserta Pelatihan.
2. Menyusun rencana pengelolaan : tujuan, target, jenis, bentuk, metode, dan teknik, materi (utama dan
tambahan), pemateri, Fasilitator, penunjang, waktu dan jadwal, follow Up dll.
3. Pengadaan pengelolaan dan instrumen perlengkap.
Intrumen adalah alat bantu pendukung kurikulum yang memiliki ukuran tertentu untuk menelusuri,
mengungkap, dan mengembangkan potensi, bakat, sikap, nalar, prilaku, kecakapan, dan kepentingan sasaran
pengedaran. Bentuknya dapat berupa angket, alat tes, alat peraga, dan lain-lain.
o Panduan pengelolaan dan materi.
o Makalah.
o Materi penunjang (suplemen, bahan diskusi, paket, dll).
o Data pokok pribadi peserta, fasilitator, penceramah dan panitia.
o Questionare pretest dan posttest.
o Questionare evaluasi peserta, materi, peceramah, fasilitator, panitia, dan pelaksana.
o Analisis pekembangan peserta.
o Daftar hadir peserta.
o Berita acara.
o Dll.
4. Identifikasi calon peserta, dapat diperoleh melalui :
o Test/seleksi/saringan pada waktu Tekhnikal Meeting dan penerimaan : lisan atau tulisan (wawancara,
misalnya)
o Sharing informasi/data dari pihak-pihak yang berkompenten.
o Biodata atau riwayat hidup peserta.
o Angket, quistionare, jajak pendapat, dll.
5. Penetapan jadwal.
6. Pembagian tugas : MOT, IOT, anggota, dll.

II. Tahap pelaksanaan


1. Pelaksanaan acara :
o Sedapat mungkin urut-urutan jadwal sesuai dengan rencana.
o Jika hal tersebut tidak mungkin, maka dapat digeser sepanjang urut-urut penyajianya tetap logis.
o Jika penceramah tidak hadir, maka acara diisi oleh fasilitator, untuk itu fasilitator harus siap.
2. Pengelolaan dan pembinaan peserta secara kelompok atau individual.
3. Evaluasi dan pengawasan peserta, dilaksanakan setiap saat selama pelaksanaan.

Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 3


Panduan Fasilitator

4. Evaluasi pemateri, untuk setiap pemateri.


5. Evaluasi fasilitator, dilakukan setiap saat dan untuk setiap fasilitator.
6. Evaluasi materi, dilakukan untuk setiap materi pokok ataupun penunjang.
7. Evaluasi pelaksanaan meliputi keseluruhah kegiatan.

III. Tahap tindak lanjut (Follow Up) :


1. Evaluasi tingkat keberhasilan peserta dalam pelaksanaan (afektif, kognitif, dan psikomotorik).
2. Penugasan peserta (kepanitiaan, penanganan masalah,dll).
3. Pertemuan berkala.
4. Monitoring aktifitas (keseharian, kepemimpinan, kepanitiaan, tugas dari organisasi, aktifitas dalam
persyarikatan dan kemasyarakatan prestasi akademis dan non akademis dll) peserta hingga saat penetapan.
5. Penentuan hasil akhir sesuai dengan batas waktu masing-masing komponen dan jenjang pengaderan melalui
sidang yudisium yang dihadiri oleh penyelenggara, penanggung jawab, dan pengelola (fasilitator).
6. Penyerah syahadah.
7. Transformasi kader.

Tahap-tahap manajemen
1. Perencanaan
o Penunjukan MOT sebagai pengelola latihan oleh penanggung jawab kegiatan/program (PC/PD/PW/PP).
o MOT membentuk TIM fasilitator yang akan mengelola pelatihan.
o MOT mengadakan Coating fasilitator, meeting perencanaan, pembekalan bagi TIM dan penyatuan lengkap
:
i. Penyamaan persepsi tentang target.
ii. Pembekalan metode dan teknik.
iii. Kepesertaan.
iv. Kefasilitatoran.
v. Penyiapan pelengkapan dan kebutuhan selama pelatihan.
2. Pengorganisasian
MOT mengarahkan, membagi kerja TIM dan mengkoordinasikan kepada OC dan masyarakat.
3. Pelaksanaan
MOT dan TIM fasilitator melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya masing-masing dengan adanya
koordinasi dengan semua fasilitator OC dan masyarakat.
4. Evaluasi dan pelaporan
fungsi mengontrol dan evaluasi terhadap :
o Perkembangan proses pembelajaran.
o Kerja TIM.
o Hubungan TIM dengan panitia / masyarakat.

DASAR-DASAR ISLAM

Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 4


Panduan Fasilitator

PENGERTIAN ISLAM
Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul, sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi ummat
manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. Agama
Islam ialah ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-qur’an dan Sunnah Nabi yang shahih (maqbul)
berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan
akhirat. Ajaran Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan meliputi bidang-
bidang aqidah, akhlaq, ibadah, dan mu’amalah duniawiyah.
Islam adalah Agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah, Agama semua nabi-nabi, Agama yang
sesuai dengan fitrah manusia, Agama yang menjadi petunjuk bagi manusia, Agama yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama, Agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam.
Islam satu-satunya Agama yang diridhai Allah dan Agama yang sempurna.

KENAPA HARUS BERAGAMA ISLAM


Dengan beragama Islam, maka setiap muslim memiliki dasar/landasan hidup tauhid kepada Allah, fungsi/peran
dalam kehidupan berupa ibadah, dan menjalankan kekhalifahan, dan bertujuan untuk meraih ridha serta karunia
Allah SWT. Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benar-benar
diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya secara total atau kaffah dan penuh ketundukan
atau penyerahan diri. Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu, maka terbentuklah
manusia muslimin yang memiliki sifat-sifat utama :
a. Kepribadian Muslim
b. Kepribadian Mu’min
c. Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlaq mulia
d. Kepribadian Muttaqin

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka
Itulah orang-orang yang bertakwa”. (Al-baqarah : 177)
Setiap muslim yang berjiwa mu’min, muhsin, dan muttaqin, dituntut untuk memiliki keyakinan (aqidah) berdasarkan
tauhid yang istiqomah dan bersih dari syirik, bid’ah dan khurafat, memiliki cara berfikir dan prilaku serta tindakan
yang senantiasa dilandasi oleh dan mencerminkan akhlaqul karimah yang menjadi rahmatan lil ‘alamin.
Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti, pada hakikatnya Islam yang serba utama itu
benar-benar dapat dirasakan, diamati, ditunjukan, dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta alam
sebagai sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh-sungguh secara nyata diamalkan oleh
para pemeluknya. Dengan demikian Islam menjadi sistem keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang
menyatu dalam diri setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah da’wah Islam.
Da’wah Islam sebagai wujud menyeru dan membawa ummat manusia kejalan Allah pada dasarnya harus dimulai
dari orang-orang Islam sebagai pelaku da’wah itu sendiri (Ibda binafsika) sebelum berda’wah kepada orang/pihak
lain sesuai seruan Allah :

Artinya :
Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 5
Panduan Fasilitator

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-tahrim/66:6)
Upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan dilakukan melalui da’wah itu mengajak kepada kebaikan (amar ma’ruf),
mencegah kemunkaran (nahi munkar), dan mengajak untuk beriman (tu’minuna billah) guna terwujudnya ummat
yang sebaik-baiknya atau khairu ummah.

Artinya :
“Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah
dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Berdasarkan pada keyakinan, pemahaman, dan penghayatan Islam yang mendalam dan menyeluruh itu maka bagi
segenap warga Muhammadiyah merupakan suatu kewajiban yang mutlak untuk melaksanakan dan mengamalkan
Islam dalam seluruh kehidupan dengan jalan mempraktikan kehidupan Islami dalam lingkungan sendiri sebelum
menda’wahkan Islam kepada pihak lain. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam maupun warga Muhammadiyah
sebagai muslim benar-benar dituntut keteladanannya dalam mengamalkan Islam diberbagai lingkup kehidupan,
sehingga Muhammadiyah secara kelembagaan dan orang-orang Muhammadiyah secara perorangan dan kolektif
sebagai pelaku da’wah menjadi rahmatan lil ’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 6


Panduan Fasilitator

KEMUHAMMADIYAHAN

A. Arti Muhammadiyah
1. Menurut Bahasa:
Muhammadiyah berarti “Ummat Muhammad” atau “Pengikut Muhammad”, yaitu semua orang yang beragama
Islam dan menyakini bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. Dengan kata lain,
siapa saja yang mengaku beragama Islam yang dibawa Nabi Muhammad, sesungguhnya dia adalah orang
Muhammadiyah, tanpa dibatasi oleh adanya perbedaan golongan dalam masyarakat dan kedudukan
kewarganegaraannya.

2. Menurut Istilah:
Muhammadiyah ialah “Gerakan Islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330
H. bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M. di Yogyakarta.”
Gerakan ini diberi nama oleh pendirinya dengan Muhammadiyah, karena dengan nama itu berharap atau bertafaul
agar dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad SAW. Juga dimaksudkan agar
semua anggota Muhammadiyah benar-benar menjadi seorang muslim yang penuh pengabdian dan tanggung
jawab terhadap Agamanya serta merasa bangga dengan ke-Islamannya.

B. Sebab-sebab Muhammadiyah Didirikan


Pada dasarnya Muhammadiyah memiliki sebab utama tentang pendiriannya yaitu pendalaman KH. Ahmad Dahlan
terhadap isi Al-Qur’an dan Sunnah, terutama sekali surat Ali Imron ayat 104 :

Artinya :
“Hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan ummat yang mengajak kepada kebaikan (Islam),
memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Dan mereka itulah yang beruntungan”. (Ali Imron:
104)
Atas dasar itulah beliau sampai berpendirian bahwa ummat Islam hanya bisa maju dengan kedua dasar tersebut.
Selain itu juga ummat Islam harus digerakan untuk berjuang dan beramal dengan suatu kekuatan organisasi.
Selain sebab utama tersebut ada yang mendorong sebab lain, ialah :
1. Ketidakmurnian Islam akibat pengaruh-pengaruh tradisi non Islam seperti Banyaknya TBC (Tahayul, Bid’ah,
dan Khurafat) maka untuk meluruskan iman dan membersihkan TBC tersebut, perlu dibentuk suatu Organisasi.
2. Lembaga-lembaga pendidikan yang sudah ada perlu penyempurnaan bentuk dan isi sehingga lebih sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada masa dahulu lembaga-lembaga pendidikan terbagi dua :
a. Pendidikan yang bersistem PONPES yang kebanyakan dijalankan oleh ummat Islam dan merupakan
satu-satunya sistem pendidikan yang ada pada saat itu dan umurnya pun sudah tua. Oleh karena itu, perlu
penyempurnaan terutama dari segi yang bersifat umum dan kecakapan-kecakapan praktis lainnya.
b. Pendidikan yang bersistem sekolah, yang dijalankan oleh pemerintahan belanda yang hanya mengajarkan
Ilmu Pengetahuan Umum tanpa mengajarkan pendidikan Agama. Oleh sebab itu, pendidikan ini masih
lemah dalam moral dan Agama.
Maka didirikanlah sekolah Muhamamdiyah pada tahun 1911 yang mengajarkan ilmu-ilmu umum dan ilmu-
ilmu keagamaan dan menggunakan metode serta cara-cara baru.
3. Usaha mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar, yaitu pengaruh kebudayaan dan peradaban
Barat sehingga pelajar Indonesia banyak yang memiliki sikap acuh tak acuh, memusuhi dan menjauhi ajaran
Agama. Selain itu, giatnya kaum kristen khatolik dengan usaha misi-misi keagamaannya. Selain itu juga,
Indonesia dalam penjajahan Belanda yang sudah berabad-abad lamanya yang mengakibatkan penderitaan

Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 7


Panduan Fasilitator

yang tak henti-hentinya terutama bagi ummat Islam. Semuanya itu menyadarkan KH. Ahmad Dahlan untuk
membangun organisasi da’wah yang kuat dan tertib.
4. Pengaruh dan dorongan gerakan pembaharuan dalam dunia Islam.

C. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah


“Menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya”.
D. Gerakan Muhammadiyah
1. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
Segala hal yang dilakukan oleh Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan, kemasyarakatan, rumah
tangga, perekonomian, dan sebagainya, tak bisa dilepaskan dari usaha untuk melaksanakan keyakinan Islam.
2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Da’wah
Dalam memperjuangkan dan mewujudkan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang berdasar dan
menurut cara Islam, jalan yang paling benar dan selamat ialah dengan “Da’wah Islam, amar ma’ruf nahi
munkar”,
3. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid
Usaha-usaha yang dirintis dan yang dilaksanakan menunjukan bahwa Muhammadiyah selalu berusaha
memperbaharui dan meningkatkan faham agama dalam Islam, sehingga Islam dapat mudah diterima dan
dimengerti oleh segenap lapisan masyarakat.

E. Kepribadian Muhammadiyah
1. Apakah Muhammadiyah itu ?
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”. Maksud gerakan ialah “Da’wah
Islam dan amar ma’ruf nahi munkar” yang ditunjukan kepada dua bidang : perseorangan dan masyarakat.
Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan :
a. Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembaliakan kepada ajaran-ajaran Islam
yang asli murni,
b. Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk Agama Islam.
Adapun da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan
dan peringatan.
Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan
Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai,
Muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”.

2. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah


Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,
dimana kesejahteraan, kebaikan, dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah yang mendasarkan segala
gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqadimah anggaran dasar, yaitu :
a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan ta’at kepada Allah.

Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 8


Panduan Fasilitator

b. Hidup manusia harus bermasyarakat.


c. Mematuhi ajaran-ajaran Agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan
kepribadian dari ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai Ibadah
kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
e. Ittiba’ kepada langkah perjuangan nabi Muhammad saw.
f. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

3. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah


Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan
Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman: “berpegang teguh akan ajaran Allah
dan rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta
menempuh jalan yang diridhai Allah”.

4. Sifat Muhammadiyah
Menilik :
a. Apakah Muhammadiyah itu;
b. Dasar amal usaha Muhammadiyah;
c. Pedoman amala usaha dan perjuangan Muhammadiyah;
Maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini :
a. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwwah Islamiyah.
c. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
e. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar falsafah negara yang sah.
f. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
g. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran
Islam.
h. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama
Islam serta membela kepentingannya.
i. Membantu Pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun
Negara untuk mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
j. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijak.

F. Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah


1. Muhammadiyah adalah gerakan da’wah Islam dan da’wah amar ma’ruf nahi munkar, beraqidah Islam, dan
bersumber pada Al-qur’an dan sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, dan
makmur yang diridhai Allah SWT. untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya
sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,Isa, dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad SAW.,
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada ummat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan
materiil dan spiritual duniawi dan ukhrawi.

Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 9


Panduan Fasilitator

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:


a. Al-Qur’an : Kitab Allah SWT. yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
b. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh nabi Muhammad
SAW.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang :
a. Aqidah
b. Akhlak
c. Ibadah
d. Mu’amalat duniawiyat
4.1. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bid’ah, dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
4.2. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-
ajaran Al-qur’an dan sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
4.3. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW. tanpa tambahan
dan perubahan dari manusia.
4.4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini
sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah, berupa
tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia
yang berfalsafah Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikannya suatu negara adil dan makmur
diridhai Allah SWT: “BALDATUN THOYYIBATUN WAROBBUN GHOFUR”

G. Organisasi Otonom Muhammadiyah


Yaitu organisasi yang bernaung di bawah organisasi induk, dengan masih memiliki kewenangan untuk mengatur
rumah tangganya sendiri. Di antaranya ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah (PM), Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), Hizbul
Wathon (HW), Tapak Suci Putra Muhammadiyah (TSPM), Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) dan Ikatan
Mahasiswa Muhamadiyah (IMM).

Ikatan PelajaMuhammadiyah Kabupaten Gowa 10

Anda mungkin juga menyukai